Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

Nama : Irfan Riva’i Saputra


Nim. : H1031221001
Kelompok : 5
Nama anggota : 1.Cahya Indah Pertiwi 6. Nakhla Aufa Fadhilah
2. Delia Safitri 7. Niko Kevin
3. Fadhilah Alaydrus 8. Nurilda Eva Yulianti
4. Ika Retno Kurnia 9. Prisila Rani
5. Letare Gina Br. Pandia 10. Raihanny Nurul P. K.

IDENTIFIKASI KATION (𝒁𝒏𝟐+ , 𝑪𝒂𝟐+ , 𝑩𝒂𝟐+ , 𝑴𝒈𝟐+ , 𝒅𝒂𝒏 𝑲+ )


MENGGUNAKAN REAGEN SPESIFIK

MELYANTI PUTRI TANJUNG

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu mengidentifikasi kation logam yang berada
di golongan III B, IV, dan V serta mengetahui tentang perubahan yang terjadi
berdasarkan reaksi yang terjadi.
1.2 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kation logam yang
berada di golongan III B, IV, dan V serta mengetahui tentang perubahan yang
terjadi berdasarkan reaksi yang terjadi. Metode yang digunakan adalah reaksi
pengendapan melalui uji kualitatif. Kation yang termasuk dalam kategori
golongan III B seperti ion Zn2+, kation golongan IV antara lain Ca2+, Ba2+, dan
kation golongan V antara lain Mg2+ serta K+ yang ditambahkan reagen spesifik
seperti NaOH, NH4OH, NH4Cl, dan lainnya. Hasil yang diperoleh pada percobaan
ini terjadi perubahan kimia seperti terbentuk endapan putih dan gelatin putih.
Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:
𝑍𝑛2+(𝑎𝑞) + 2𝑂𝐻 −(𝑎𝑞) ⇄ 𝑍𝑛(𝑂𝐻)2 (𝑠) ↓
𝐶𝑎2+(𝑎𝑞) + 𝐶𝑂32−(𝑎𝑞) ⇄ 𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝑠) ↓
𝐵𝑎2+(𝑎𝑞) + 𝐶𝑂32−(𝑎𝑞) ⟶ 𝐵𝑎𝐶𝑂3 (𝑠) ↓
𝑀𝑔2+(𝑎𝑞) + 2𝑂𝐻 −(𝑎𝑞) ⟶ 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 (𝑠) ↓
𝐾 +(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝐶4 𝐻4 𝑂6 (𝑎𝑞) ⇄ 𝐾𝐻𝐶4 𝐻4 𝑂6 (𝑠) ↓ + 𝐻 +(𝑎𝑞)
BAB II

METODELOGI PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan adalah botol semprot, bunsen, gelas
beaker, kaki tiga, penjepit, pipet tetes, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades (H2O),


amonium hidroksida (NH4OH), amonium karbonat ((NH4)2CO3), amonium
klorida (NH4Cl), asam sulfat (H2SO4), asam tartarat (C4H4O6), barium klorida
(BaCl2), kalium ferosianida (K4[Fe(CN6)]), kalium klorida (KCl), kalium kromat
(K2CrO4), kalsium klorida (CaCl2), magnesium sulfat (MgSO4), natrium
hidroksida (NaOH), natrium fosfat (Na2HPO4), dan zink (II) sulfat (ZnSO4).

2.2 Prosedur Kerja


2.2.1 Golongan III B
Identifikasi kation Zn2+ menggunakan larutan ZnSO4 ditambahkan secara
kualitatif ke dalam 4 tabung reaksi. Proses selanjutnya ditambahkan pereaksi
NaOH dan NaOH berlebih ke dalam tabung A serta dipanaskan. Tabung B
ditambahkan pereaksi NH4OH dan NH4OH berlebih. Tabung C ditambahkan
pereaksi Na2HPO4 dan NH4Cl, sedangkan tabung D ditambahkan K4[Fe(CN)6].
2.2.2 Golongan IV
Identifikasi kation Ca2+ dilakukan dengan menambahkan larutan CaCl2
secara kualitatif ke dalam 4 tabung reaksi. Proses selanjutnya ditambahkan
pereaksi (NH4)2CO3 pada tabung A kemudian dipanaskan. Tabung B ditambahkan
pereaksi K4[Fe(CN)6], sedangkan tabung C ditambahkan pereaksi Na2HPO4.
Tabung D ditambahkan pereaksi H2SO4 pekat.
Identifikasi kation Ba2+ dilakukan dengan menambahkan larutan BaCl2
secara kualitatif ke dalam 4 tabung reaksi. Proses selanjutnya ditambahkan
pereaksi (NH4)2CO3 pada tabung A. Tabung B ditambahkan pereaksi K2CrO4,
sedangkan tabung C ditambahkan pereaksi H2SO4 pekat. Tabung D ditambahkan
pereaksi Na2HPO4.
2.2.3 Golongan V
Identifikasi kation Mg2+ dilakukan dengan menambahkan larutan MgSO4
secara kualitatif ke dalam 3 tabung reaksi. Proses selanjutnya ditambahkan
pereaksi NaOH pada tabung A, sedangkan tabung B ditambahkan pereaksi
(NH4)2CO3. Tabung C ditambahkan pereaksi Na2HPO4, NH4Cl, dan NH4OH.
Identifikasi katiok K+ menggunakan larutan KCl. Proses selanjutnya
ditambahkan pereaksi C4H4O6 secara kualitatif.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kation Golongan III B.
Reaksi Hasil
ZnSO4 (aq) + NaOH (aq) + NaOH (aq) Endapan putih gelatin
berlebih + Pemanasan
ZnSO4 (aq) + NH4OH (aq) + NH4OH (aq) Endapan putih
berlebih
ZnSO4 (aq) + Na2HPO4 (aq) + NH4Cl (aq) Endapan putih
ZnSO4 (aq) + K4[Fe(CN)6] (aq) Larutan kuning dan endapan putih

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kation Golongan IV.


Reaksi Hasil
CaCl2 (aq) + (NH4)2CO3 (aq) + Pemanasan Endapan putih
CaCl2 (aq) + K4[Fe(CN)6] (aq) Larutan putih kekuningan
CaCl2 (aq) + Na2HPO4 (aq) Endapan putih
CaCl2 (aq) + H2SO4 (l) pekat Endapan putih
BaCl2 (aq) + (NH4)2CO3 (aq) Endapan putih
BaCl2 (aq)+ K2CrO4 (aq) Endapan kuning
BaCl2 (aq)+ H2SO4 (l) pekat Endapan putih
BaCl2 (aq) + Na2HPO4 (aq) Endapan putih

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kation Golongan V.


Reaksi Hasil
MgSO4 (aq) + NaOH (aq) Endapan putih
MgSO4 (aq) + (NH4)2CO3 (aq) Endapan putih
MgSO4 (aq) + Na2HPO4 (aq) + NH4Cl (aq) Endapan putih
+ NH4OH (aq)
KCl (aq) + C4H4O6 (aq) Tidak ada perubahan
3.2 Pembahasan
Larutan adalah suatu sistem homogen yang tersusun atas zat pelarut
(solvent) dan zat terlarut (solute). Zat terlarut dapat berupa zat tunggal ataupun
campuran (Alauhdin, 2020). Larutan dalam pembuatannya dapat terjadi kondisi
dimana terjadinya perubahan kimia seperti perubahan wana dan endapan.
Pengendapan atau presipitasi merupakan proses dimana terjadinya pemisahan diri
dari suatu fasa padat keluar dari larutan. Metode pengendapan dapat dilakukan
dengan menambahkan sejumlah zat kimia tertentu untuk mengubah senyawa yang
mudah larut ke bentuk padatan yang tidak larut (Ghony et al., 2023).

Kation merupakan suatu muatan ion positif, muatan positif ini akibat dari
pelepasan suatu elektron (Mulyono, 2005). Sifat dari kation ini salah satunya
tertarik dengan atom atau molekul yang bermuatan negatif (Vela et al., 2021).
Penentuan kation ini dapat mengunakan reagen dalam ujinya seperti pada
percobaan Brasilianse et al (2016) yang menghasilkan endapan AgSCN. Reagen
adalah zat yang memiliki peran dalam reaksi kimia, reagen sendiri dibagi menjadi
reagen umum dan reagen spesifik (Rahmat, 2015). Adapun contoh dari reagen
umum seperti HCl yang dapat bereaksi dengan semua jenis kation, sedangkan
reagen spesifik merupakan reagen khusus bagi kation (Alauhdin, 2020).

3.2.1 Golongan III B


Identifikasi kation Zn2+ menggunakan larutan ZnSO4 ditambahkan secara
kualitatif ke dalam 4 tabung reaksi. Zink (II) sulfat merupakan salah satu senyawa
kimia anorganik yang memiliki wujud kristal berkilau dan bersifat polar (Parker
and Sybill, 2003). Proses selanjutnya ditambahkan pereaksi NaOH dan NaOH
berlebih ke dalam tabung A serta dipanaskan. Natrium hidroksida merupakan
salah satu jenis basa kuat yang memiliki wujud padatan putih dan bersifat
higroskopis (Mulyono, 2005). Hasil yang diperoleh terbentuk endapan gelatin
putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang
dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla,
1985)
𝑍𝑛𝑆𝑂4(𝑎𝑞)+2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞)→𝑍𝑛(𝑂𝐻)2(𝑠)+𝑁𝑎2𝑆𝑂4(𝑎𝑞)
Tabung B ditambahkan pereaksi NH4OH dan NH4OH berlebih. Amonium
hidroksida merupakan salah satu senyawa organik yang tergolong dalam basa
lemah dan juga termasuk turunan alkohol (Parker and Sybill, 2003). Hasil yang
diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝑍𝑛2+(aq)+2𝑁𝐻3(𝑎𝑞)+2𝐻2𝑂(𝑙)→𝑍𝑛(𝑂𝐻)2(𝑠)+2𝑁𝐻4(𝑎𝑞)
Tabung C ditambahkan pereaksi Na2HPO4 dan NH4Cl. Natrium fosfat
merupakan senyawa kimia yang bersifat polar dan memiliki wujud kristal tidak
berwarna (Parker and Sybill, 2003). Amonium klorida merupakan salah satu jenis
garam yang bersifat polar dan memiliki wujud kristal berwarna putih (Parker and
Sybill, 2003). Hasil yang diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan literatur
hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985).
Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:
𝑍𝑛𝑆𝑂4 (𝑎𝑞)+𝑁𝑎2𝐻𝑃𝑂4 (𝑎𝑞)→𝑍𝑛3(𝑃𝑂4)2 (𝑠)+𝑁𝑎2𝑆𝑂4 (𝑎𝑞)
Tabung D ditambahkan pereaksi K4[Fe(CN)6] secara kualitatif. Kalium
ferosianida merupakan salah satu jenis garam yang berisfat polar dan memliki
wujud kristal berwarna kuning. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini terbentuk
larutan kuning dan endapan putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝑍𝑛𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 𝐾4𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 (𝑎𝑞) → 𝑍𝑛2𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 (𝑠) + 𝐾2𝑆𝑂4(𝑎𝑞)

(a) (b)
Gambar 1. (a) sebelum direaksikan (b) sesudah direaksikan.

3.2.2 Golongan IV
Identifikasi kation Ca2+ dilakukan dengan menambahkan larutan CaCl2
secara kualitatif ke dalam 4 tabung reaksi. Kalsium klorida merupakan salah satu
jenis garam yang bersifat polar dan memiliki wujud kristal berwarna putih
(Mulyono, 2005). Proses selanjutnya ditambahkan pereaksi (NH4)2CO3 pada
tabung A kemudian dipanaskan. Amonium karbonat merupakan salah satu jenis
garam yang memiliki bau menyengat dan memiliki wujud kristal berwarna putih
(Parker and Sybill, 2003). Hasil yang diperoleh terbentuk endapan putih.
Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang
dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla,
1985)
𝐶𝑎𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + (𝑁𝐻4)2𝐶𝑂3 (aq) → 𝐶𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 𝑁𝐻4𝐶𝑙(𝑎𝑞)
Tabung B ditambahkan pereaksi K4[Fe(CN)6] secara kualitatif. Hasil yang
diperoleh terbentuk larutan putih kekuningan. Berdasarkan literatur hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun
reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝐶𝑎𝐶𝑙2+𝐾4𝐹𝑒(𝐶𝑁)6(𝑎𝑞)→𝐾2𝐶𝑎(𝐹𝑒(𝐶𝑁)6)(𝑠)+𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞)
Tabung C ditambahkan pereaksi Na2HPO4 secara kualitatif. Hasil yang
diperoleh terbentuk endapan putih dan larutan putih keruh. Berdasarkan literatur
hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985).
Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
Ca2+(𝑎𝑞) + 2H+ (𝑎q) + PO43- (𝑎𝑞)→𝐶𝑎𝐻𝑃𝑂4.2𝐻2𝑂(𝑠)
Tabung D ditambahkan pereaksi H2SO4 pekat secara kualitatif. Asam sulfat
merupakan salah satu senyawa asam kuat yang memiliki wujud zat cair dan
bersifat polar (Mulyono, 2005). Hasil yang diperoleh terbentuk endapan putih.
Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang
dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla,
1985)
𝐶𝑎𝐶𝑙2 (𝑎𝑞)+𝐻2𝑆𝑂4 (𝑎𝑞)→𝐶𝑎𝑆𝑂4 (𝑠)+2𝐻𝐶𝑙 (𝑎𝑞)

(a) (b)
Gambar 2. (a) sebelum direaksikan (b) sesudah direaksikan.
Identifikasi kation Ba2+ dilakukan dengan menambahkan larutan BaCl2
secara kualitatif ke dalam 4 tabung reaksi. Barium klorida merupakan salah satu
jenis garam anorganik yang bersifat polar dan memiliki wujud kristal tidak
berwarna (Mulyono, 2005). Proses selanjutnya ditambahkan pereaksi (NH4)2CO3
pada tabung A. Hasil yang diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan
literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla,
1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝐵𝑎𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + (𝑁𝐻4)2𝐶𝑂3 (𝑎𝑞) → 𝐵𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 𝑁𝐻4𝐶𝑙(𝑎𝑞)
Tabung B ditambahkan pereaksi K2CrO4 secara kualitatif. Kalium kromat
merupakan salah satu jenis garam anorganik yang memiliki wujud kristal
berwarna kuning (Mulyono, 2005). Hasil yang diperoleh terbentuk endapan
kuning. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang
dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla,
1985)
𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞)+𝐾2𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞)→𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠)+𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞)
Tabung C ditambahkan pereaksi H2SO4 pekat secara kualitatif. Hasil yang
diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞)+𝐻2𝑆𝑂4(𝑎𝑞)→𝐵𝑎𝑆𝑂4(𝑠)+𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞)
Tabung D ditambahkan pereaksi Na2HPO4 secara kualitatif. Hasil yang
diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝐵𝑎2+(𝑎𝑞)+𝐻𝑃𝑂42−(𝑎𝑞)→𝐵𝑎𝐻𝑃𝑂4(𝑠)

Gambar 3. Hasil uji kation Ba2+.


3.2.2 Golongan V
Identifikasi kation Mg2+ dilakukan dengan menambahkan larutan MgSO4
secara kualitatif ke dalam 3 tabung reaksi. Magneisum sulfat merupakan salah
satu jenis garam yang memiliki wujud kristal tidak berwarna dan bersifat polar
(Parker and Sybill, 2003). Proses selanjutnya ditambahkan pereaksi NaOH pada
tabung A secara kualitatif. Hasil yang diperoleh terbentuk endapan putih.
Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang
dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla,
1985)
𝑀𝑔𝑆𝑂4(𝑎𝑞)+𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞)→𝑀𝑔(𝑂𝐻)2(𝑠)+𝑁𝑎2𝑆𝑂4(𝑎𝑞)
Tabung B ditambahkan pereaksi (NH4)2CO3 secara kualitatif. Hasil yang
diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝑀𝑔𝑆𝑂4(𝑎𝑞)+(𝑁𝐻4)2𝐶𝑂3(𝑎𝑞)→𝑀𝑔𝐶𝑂3(𝑠)+2𝑁𝐻4𝑆𝑂4(𝑎𝑞)
Tabung C ditambahkan pereaksi Na2HPO4, NH4Cl, dan NH4OH. Hasil yang
diperoleh terbentuk endapan putih. Berdasarkan literatur hasil yang diperoleh
sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla, 1985). Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝑀𝑔2+(𝑎𝑞)+𝑁𝐻3(𝑎𝑞)+HPO42- (𝑎𝑞)→𝑀𝑔(𝑁𝐻4)𝑃𝑂4(𝑠)

(a) (b)
Gambar 4. (a) sebelum direaksikan (b) sesudah direaksikan.

Identifikasi kation K+ menggunakan larutan KCl. Kalium klorida merupakan


salah satu jenis garam yang memiliki wujud kristal berwarna putih dan bersifat
polar (Mulyono, 2005). Proses selanjutnya ditambahkan pereaksi C4H4O6 secara
kualitatif. Asam tartarat merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat
polar dan memiliki wujud kristal berwarna putih (Mulyono, 2005). Berdasarkan
literatur hasil yang diperoleh sesuai dengan percobaan yang dilakukan (Svehla,
1985). Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Svehla, 1985)
𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞)+𝐻2𝐶4𝐻2𝑂6(𝑎𝑞)→𝐾𝐻𝐶4𝐻4𝑂6(𝑎𝑞)+𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞)
(a) (b)

Gambar 5. (a) sebelum direaksikan (b) sesudah direaksikan.


BAB IV

SIMPULAN
Simpulan yang diperoleh pada percobaan ini melalui identifikasi kation
golongan III B, IV, dan V menggunakan pereagen spesifik menghasilkan
perubahan kimia. Perubahan yang terjadi seperti terbentuknya endapan putih dari
kation yang di endapkan oleh reagen spesifik serta juga ada kation yang tidak ada
perubahan secara visual namun secara kimia terjadinya perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

Alauhdin., 2020, Kimia Analtik Dasar, UNNES PRESS: Semarang.

Brasiliense V., Patel A. N., Marrades A. M., Shi J., Chen Y., Cambellas C.,
Tessier G., dan Kanoufi F., 2016, Correlated Electrochemical and Optical
Detection Reveals The Chemical Reactivity, of Individual Silver
Nanoparticles, Journal of The American Society, 10(138): 3478-3483.

Ghony M. A., Prihatin T., dan Rizky C. A., 2023, Pengaruh Presipitasi NaOH dan
Ca(OH)2 Terhadap Penurunan Kadar Tembaga Pada Limbah Cair PLTU
Tanjung Enim 3 x 10 MW (PT. Best), Jurnal Ilmiah Teknik dan Sains, 1(1):
24-28.

Mulyono, 2005, Kamus Kimia Edisi Pertama, Bumi Aksara: Jakarta.

Rahmat M. R., 2015, Perancangan Cold Storage Untuk Produksi Reagen, Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin, 3(1): 16-30.

Rich R., 2007, Inorganic Reactions In Water First Edition, Springer: New York.

Svehla G., 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Media Pusaka: Jakarta

Vela M. L., Setiawan R., Kristianti M. N., Agustin T., Rofiana A. A., Istiqomah
A. N., Salsabila A.P., Kustomo, dan Putri N.S., 2021. Chemical Bonds: An
Integration With Islamic Brother Hood Values, Cakrawala: Jurnal Studi
Islam, 16(2): 121-133.

Anda mungkin juga menyukai