Anda di halaman 1dari 32

BAGIAN I

ANALISIS KUALITATIF

BAB I ANALISIS ANION


1.1. Anion Klorida (Cl-)
A. Percobaan :
 Asam klorida atau NaCl ditambahkan dengan asam sulfat (NaCl + H2So4)
 Kemudian dipanaskan
Pengamatan :
 Sebelum dipanaskan : tidak ada perubahan (tidak terbentuk endapan)
 Setelah dipanaskan : tidak ada perubahan (tidak terbentuk endapan)
Reaksi :
 NaCl + H2So4 Na2So4 + 2HCl

B. Percobaan :
 Larutan Asam klorida ditambahkan dengan perak nitrat (NaCl + AgNO3)
 Kemudian Larutan AgCl ditambahkan larutan amonia (AgCl + NH4OH)
 Dan Larutan AgCl ditambahkan dengan larutan HNO3
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih
 Terlarutnya endapan tapi tidak sempurna
 Terjadinya endapan, endapan berwarna putih
Reaksi :
 NaCl + AgNO3 Na NO3 + AgCl putih
 AgCl + NH4OH AgOH + NH4 putih
 AgCl + HNO3 AgNO3 + Hg2Cl2 putih

14
C. Percobaan :
 Larutan natrium klrida atau NaCl ditambahkan dengan larutan Hg2(NO3)2
 Kemudian larutan Hg2Cl2 + larutan amonia (NH4OH)
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi putih
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 NaCl + Hg2(NO3)2 NaNO3 + Hg2Cl2
 Hg2Cl2 + NH4OH Hg2OH + (NH4)2Cl

1.2. Anion Iodida (I)


A. Percobaan :
 Larutan KI ditambahkan dengan larutan AgNO3
 Kemudian larutan AgI ditambahkan dengan larutan NaS2O3
 Dan larutan AgI ditambahkan dengan larutan NH4OH
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna darai bining menjadi putih kekuningan dan
Terbentuk endapan berwarna kuning.
 Tidak ada perubahan (endapan tetap berwarna kuning).
 Tidak ada perubahan (endapan tetap berwarna kuning).
Reaksi :
 KI + AgNO3 KNO3 + AgI
 AgI + NaS2O3 Ag2S2O3 + 2NAI
 AgI + NH4OH AgOH + NH4I

B. Percobaan :
 Larutan kalium iodida atau KI ditambahkan dengan larutan CuSO4
 Kemudian larutan hasil dari campuran larutan diatas yaitu CuI
ditambahkan dengan larutan NA2S2O3

15
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi orange tua dan terbentuk
endapan berwarna orange tua.
 Terjadi perubahan warna menjadi putih susu ke orangean
Reaksi :
 KI + CuSO4 KSO4 + CuI
 CuI + NA2S2O3 Cu S2O3 + NA2I

C. Percobaan :
 Larutan kalium iodida (KI) ditambahkan dengan larutan Pb(CH3COO)2
 Kemudian dipanaskan
Pengamatan :
 Terjadinya pengendapan dan endapan berwarna kuning
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna
Reaksi :
 KI + Pb(CH3COO)2 K CH3COO + PbI

1.3. Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida(CNS-)


A. Percobaan :
 Larutan K4Fe(CN)6 ditambahkan dengan larutan Pb(CH3COO)2
 Larutan PbFe(CN6)2 ditambahkan dengan larutan HNO3 encer
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi putih susu kekuningan dan
terjadi pengendapan, endapan warna putih.
 Setelah ditambahkan HNO3 encer endapan terlarut tapi tidak sempurna.
Reaksi :
 K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COO)2 K4CH3COO + PbFe(CN6)2 putih
 PbFe(CN6)2 + HNO3 Pb(NO3)2 + HFeCN6

16
B. Percobaan :
 Larutan KCNS ditambahkan dengan larutan AgNO3
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna putih susu dan terjadi
pengendapan endapan berwawrna putih.
Reaksi :
 KCNS + AgNO3 KNO3 + AgCNS

C. Percobaan :
 Larutan KCNS ditambahkan dengan larutan FeCl3
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna merah gelap
Reaksi :
 KCNS + FeCl3 KCl3 + FeCNS

1.4. Anion Sulfida (S2-)


A. Percobaan :
 Larutan Na2S ditambahkan dengan larutan AgNO3
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna mennjadi waran hitam dan terjadi pengendapan,
edapannya warna hitam
Reaksi :
 Na2S + AgNO3 NaNO3 + Ag2S

B. Percobaan :
 Larutan Na2S ditambahkan dengan larutan H2SO4
 Kemudian larutan H2S(gas) dipanaskan dengan menggunakan kertas
saringan yang telah diolesi dengan larutan Pb(CH3COO)2

17
Pengamatan :
 Terjadai perubahan warna menjadi putih susu dan terjadi pengendapan,
endapan berwarna putih.
 Terjadi perubahan warna dari kertas saringan, dari warna putih menjadi
warna hitam.
Reaksi :
 Na2S + H2SO4 Na2SO4 + H2S

1.5. Anion Karbonat (CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3-)


A. Percobaan :
 Larutan Na2CO3 ditambahkan dengan larutan AgNO3
 Kemudian larutan ditambahkan dengan AgNO3 berlebih
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi putih susu dan terjadi
pengendapan, endapan warna putih.
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna.
Reaksi :
 Na2CO3 + AgNO3 Na2NO3 +Ag2CO3

B. Percobaan :
 Larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan larutan H2SO4
Pengamatan :
 Tidak terjadi reaksi tetapi larutan tercium bau belerang atau sulfur
Reaksi :
 Na2S2O3 + H2SO4 Na2(SO4)2 + H2SO3

18
C. Percobaan :
 Larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan larutan AgNO3
Pengamatan :
 Terjadi pengendapan,endapan warna putuih setelah didiamkan ± 1 menit
maka endapan yang tadinya berwarna hitam kemudian berubah warna
menjadi endapan warna hitan
Reaksi :
 Na2S2O3 + AgNO3 NaNO3 + Ag2S2O3 hitam

1.6. Anion Nitrat (NO3-)


A. Percobaan :
 Larutan NaNO3 ditambahkan dengan larutan Pb(CH3COO)2
Pengamatan :
 Terjadinya pengendapan, endapan berwarna putih
Reaksi :
 NaNO3 + Pb(CH3COO)2 Na(CH3COO)2 + PbNO3

1.7. Anion Sulfat (SO42-)


A. Percobaan :
 Larutan Na2SO4 ditambahka dengan larutan BaCl2
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi wawrna putih susu dan
terjadi pengendapan, endapan berwarna putih.
Reaksi :
 Na2SO4 + BaCl2 2NaCl + BaSO4

B. Percobaan :
 Larutan Na2SO4 ditambahkan dengan larutan Pb(CH3COO)2
 Kemudian hasil campuran dari larutan diatas ditambahkan dengan larutan
H2SO4

19
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi wawrna putih susu dan
terjadi pengendapan, endapan berwarna putih.
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna
Reaksi :
 Na2SO4 + Pb(CH3COO)2 Na2CH3COO + Pb(SO4)2
 Pb(SO4)2 + H2SO4 PbSO4 + H2(SO4)2

1.8. Anion Borat (BO33-)


A. Percobaan :
 Larutan Na2B4O7 ditambahkan dengan larutan AgNO3
 Kemudian larutan dipanskan
Pengamatan :
 Sebelum dipanaskan, terbentuk endapan berwarna putih yang banyak.
 Setelah dipanaskan, terjadi perubahan dari endapan berwarna putih
berubah menjadi endapan berwarna hitam dan endapan menjadi sedikit.
Reaksi :
 Na2B4O7 + AgNO3 Na2NO3 + AgB4O7

B. Percobaan :
 Larutan Na2B4O7 ditambahkan dengan larutan BaCl2
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna putih susu dan
terjadi pengendapan, endapanya wawrna putih
Reaksi :
 Na2B4O7 + BaCl2 Na2Cl2 + BaB4O7

20
BAB II ANALISIS KATION
2.1. KATION GOLONGAN I AG + dan HG2 2+
2.1.1 Perak (Ag + )
A. Percobaan :
 Larutan AgNO3 ditambahkan dengan larutan HCl
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna putih susu dan
terjadi pengendapan, endapanya wawrna putih.
Reaksi :
 AgNO3 + HCl HNO3 + AgCl

B. Percobaan :
 Larutan AgNO3 ditambahkan dengan larutan NaOH
 Kemudian larutan AgOH ditambahkan dengan larutan amonia (NH4OH)
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna cokelat, dan terbentuk
endapan, endapanya warna cokelat.
 Terjadi perubahan (endapan larut).
Reaksi :
 AgNO3 + NaOH AgOH + NH4NO3
 AgOH + NH4OH AgOH + NH4OH

C. Percobaan :
 Larutan AgNO3 ditambahkan dengan larutan ammonia NH4OH
Pengamatan :
 Tidak ada perubahan (tidak terbentuk endapan)
Reaksi :
 AgNO3 + NH4OH NO3NH4 + AgOH

21
D. Percobaan :
 Larutan AgNO3 ditambahkan atau direaksikan dengan larutan kalium
kromat (K2CrO4).
 Kemudian larutan AgCrO4 ditambahkan dengan larutan ammonia
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna merah dan
terbentuknya endapan, endapannya berwarna merah.
 Terjadi perubahan warna dari merah menjadi warna bening, dan endapan
terlarut sempurna
Reaksi :
 AgNO3 + K2CrO4 AgCrO4 + K2NO3
 AgCrO4 + NH4OH AgOH + NH4CrO4

E. Percobaan :
 Larutan AgNO3 ditambahkan dengan larutan kalium iodida (KI)
menghasilkan larutan AgI kuning

 Kemudian larutan AgI kuning ditambahkan dengan larutan ammonia


(NH4OH)
Pengamatan :
 Terjadi perbahan warna dari bening menjadi warna putih kekuningan, dan
terjadi pengendapan, endapan warna kuning.
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna.
Reaksi :
 AgNO3 + KI KNO3 + AgI
 AgI + NH4OH AgOH + NH4I

22
2.1.2. Merkuro ( Hg 2+ )
A. Percobaan :
 Larutan merkuro nitrat Hg(NO3)2 ditambahka dengan larutan asam klorida
(HCl) menghasilkan larutan Hg(Cl) 2 putih

 Hg(Cl) 2 putih ditambahkan dengan larutan ammonia atauNH4OH


Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna putih susu dan
terjadi pengendapan, endapanya warna putih.
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna dan Terjadi perubahan dari endapan
berwarna putih menjadi endapan berwarna hitam.
Reaksi :
 Hg(NO3)2 + HCl Hg(Cl) 2 + HNO3
 Hg(Cl)2 + NH4OH Hg(OH) 2 + NH4Cl

B. Percobaan :
 Larutan merkuro nitrat atau Hg(NO3)2 ditambahkan dengan larutan
Na2CO3
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna putih susu dan
terjadi pengendapan, endapanya warna putih.
Reaksi :
 Hg(NO3)2 + Na2CO3 Hg2(CO3)2 + NaNO3

C. Percobaan :
 Larutan merkuro nitrat atau Hg(NO3)2 ditambahkan dengan larutan NaOH
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna hitam dan
terjadi pengendapan, endapanya warna hitam.
Reaksi :
 Hg(NO3)2 + NaOH HgOH + Na(NO3)2

23
D. Percobaan :
 Larutan merkuro nitrat atau Hg(NO3)2 ditambahkan dengan larutan
ammonia atau NH4OH
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna hitam dan
terjadi pengendapan, endapanya warna hitam.
Reaksi :
 Hg(NO3)2 + NH4OH HgOH + NH4(NO3)2

E. Percobaan :
 Larutan merkuro nitrat atau Hg(NO3)2 ditambahkan dengan larutan kalium
kromat atau K2CrO4
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna merah dan
terjadi pengendapan, endapanya warna merah.
Reaksi :
 Hg(NO3)2 + K2CrO4 Hg2CrO4 + K2(NO3)2

F. Percobaan :
 Larutan merkuro nitrat atau Hg(NO3)2 ditambahkan dengan larutan kalium
iodida atau KI
 Setelah ditambahkan kalium iodida atau KI secara berlebih.
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna hijau dan
terjadi pengendapan, endapanya warna hijau.
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna dan terjadi perubahan pada warna
endapan dari warna hijau menjadi warna abu-abu.
Reaksi :
 Hg(NO3)2 + KI Hg(I)2 + KNO3

24
2.2. KATION GOLONGAN II : Pb++ ; Cu2+ ; Cd2+ dan SN
2.2.1. Timbal (Pb(CH3COO) 2)
A. Percobaan :
 Larutan Pb(CH3COO) 2 ditambahkan dengan larutan asam klorida atauHCl
Pengamatan :
 Terjadinya pengendapan, endapannya berwarna putih
Reaksi :
 Pb(CH3COO) 2 + HCl Pb(Cl)2 + CH3COOH

B. Percobaan :
 Larutan Pb(CH3COO) 2 ditambahkan dengan larutan kalium kromat atau
K2CrO4.
 Setelah larutan diatas dicampur kemudian dipanaskan
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna kuning dan
terjadi pengendapan, endapanya warna kuning.
 Terjadi perubahan pada warna endapan dari kuning menjadi warna orange
Reaksi :
 Pb(CH3COO) 2 + K2CrO4 Pb2(CrO4) 2 + CH3COOK

C. Percobaan :
 Larutan Pb(CH3COO) 2 direaksikan dengan larutan amonia atau H2SO4
 Kemudian hasil dari larutan yang diatas dicampur dengan larutan asam
klorida atau HCl
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
 Endapan terlarut tap tidak sempurna
Reaksi :
 Pb(CH3COO) 2 + H2SO4 Pb2 (SO4) 2 + CH3COOH

25
D. Percobaan :
 Larutan Pb(CH3COO) 2 ditambahkan dengan larutan kalium iodida atau
KI
 Kemudian kalium iodida ditambahkan secar berlebih kedalam laurtan yang
ada di atas
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna kuning-keputihan.
 Endapan terlarut tetapi tidak sempurna
Reaksi :
 Pb(CH3COO) 2 + KI Pb(I) 2 + CH3COOK

2.2.2. Kupri (Cu 2+ )


A. Percobaan :
 Larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan NaOH
 Kemudian dipanaskan
Pengamatan :
 Sebelum dipanaskan terbentuk endapan berwarna biru.
 Setelah dipanaskan terjadi perubahan warna endapan dari endapan
berwarna biru menjadi endapan berwarna hitam.
Reaksi :
 CuSO4 + NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4

B. Percobaan :
 Larutan CuSO4 ditambahkan dengan larutan Na2CO3
 Kemudian hasil dari reaksi diatas adalah CuCO3 ditambahkan dengan
larutan ammonia atau H2SO4
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna biru muda.
 Terjadi raksi endapan terlarut sempurna
Reaksi :

26
 CuSO4 + Na2CO3 Na2SO4 + CuCO3
C. Percobaan :
 Larutan CuSO4 ditambahkan dengan larutan NH4OH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna biru.
Reaksi :
 CuSO4 + NH4OH CuOH + NH4SO4

D. Percobaan :
 Larutan CuSO4 ditambahkan dengan larutan kalium iodida atau KI
Pengamatan :
 Terjadi pengendapan, endapan berwarna cokelat
Reaksi :
 CuSO4 + KI CuI2 + K2SO2

2.2.3. Kadmium ( Cd 2+ )
A. Percobaan :
 Larutan CdSO4 ditambahkan dengan larutan (NH4)2CO3
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 CdSO4 + (NH4)2CO3 CdCO3 + (NH4)2SO4

B. Percobaan :
 Larutan CdSO4 ditambahkan dengan larutan NaOH
 Kemudian larutan dipanaskan
Pengamatan :
 Sebelum dipanaskan : Terbentuk endapan berwarna putih.
 Setelah dipanaskan : Terjadi pengendapan.
Reaksi :

27
 CdSO4 + NaOH Cd(OH)2 + Na2SO4
C. Percobaan :
 Larutan CdSO4 ditambahkan denga larutan NH4OH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 CdSO4 + NH4OH Cd(OH)2 + (NH4)2SO4

2.2.4. Stanno ( SN 2+ )
A. Percobaan :
 Larutan SNCl2 ditambahkan dengan larutan KOH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 SNCl2 + KOH SN(OH)2 + KCl2

B. Percobaan :
 Larutan SNCl2 direaksikan dengan larutan Hg2(NO3)2
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 SNCl2 + Hg2(NO3)2 SNCl2 +Hg2Cl2

28
2.3. KATION GOLONGAN III : Al 3+ ; Fe 3+ ; Mn 2+ ; Ni 2+ dan Zn 2+
2.3.1. Aluminium (Al 3+ )
A. Percobaan :
 Larutan AlCl3 ditambahkan dengan larutan ammonium karbonat atau
NH4OH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih yang bersifat koloid
Reaksi :
 AlCl3 + NH4OH Al(OH)3 + NH4Cl

B. Percobaan :
 Larutan AlCl3 ditambahkna dengan larutan KOH
 Setalah ditambahkan larutan KOH secara berlebih
Pengamatan :
 terbentuk endapan yang berwarna putih.
 Endapan larut
Reaksi :
 AlCl3 + KOH Al(OH)3 + KCl

2.3.2. Ferri (Fe 3+ )


A. Percobaan :
 Larutan ferri klorida atau FeCl3 ditambahkan dengan larutan KOH dan
akan terbentuk endapan Fe(OH)3 cokelat

 Kemudian hasil reaksi dari larutan diatas Fe(OH)3 cokelat ditambahkaan


dengan larutan asam klorida.
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna coklat.
 Endapan larut dalam HCl.
Reaksi :
 FeCl3 + KOH Fe(OH)3 + KCl

29
 Fe(OH)3 + HCl FeCl3 + H2O
B. Percobaan :
 Larutan FeCl3 ditambahkan dengan larutan K4Fe(CN)6
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna hitam dengan larutan berwarna biru karena
terbentuknya ferri ferro sianida
Reaksi :
 FeCl3 + K4Fe(CN)6 Fe2(CN)3 + KCl

C. Percobaan :
 Laarutan FeCl3 ditambahkan dengan larutan KCNS
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna merah karena terbentuk ferri rhodanida
Reaksi :
 FeCl3 + KCNS Fe(CNS)3 + KCl

2.3.3. Mangano (Mn 2+ )


A. Percobaan :
 Larutan MnSO4 ditambahkan dengan larutan KOH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih kecoklatan
Reaksi :
 MnSO4 + KOH Mn(OH)2 + K2SO4

B. Percobaan :
 Larutan MnSO4 ditambahkan denga larutan NH4OH
Pengamatan :
 Terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna cokelat dan terbentuk
endapan, endapan berwarna cokelat
Reaksi :
 MnSO4 + NH4OH Mn(OH)2 + (NH4)2 SO4

30
C. Percobaan :
 Larutan MnSO4 ditambahkan dengan larutan Na2CO3
 Kemudian dipanaskan
Pengamatan :
 Sebelum dipanaskan : Terbentuk endapan yang berwarna putih.
 Setelah dipanaskan : Tidak ada perubahan.
Reaksi :
 MnSO4 + Na2CO3 MnCO3 + Na2SO4

2.3.4. Nikel (Ni 2+ )


A. Percobaan :
 Larutan NiSO4 ditambahkan dengan larutan natrium hidroksida atau
NaOH
 Kemudian ditambahkan dengan larutan asam klorida atau HCl
Pengamatan :
 Terbentuk endapan yang berwarna hijau muda.
 Terjadi perubahan (endapan larut dalam HCl).
Reaksi :
 NiSO4 + NaOH Ni(OH)2 + NaSO4
 Ni(OH)2 + HCl NiCl3 + H2O

B. Percobaan :
 Larutan NiSO4 ditambahkan dengan larutan asam ammonia atau NH4OH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna hijau muda.
Reaksi :
 NiSO4 + NH4OH NiOH + NH4SO4

31
C. Percobaan :
 Larutan NiSO4 ditambahkan dengan larutan (NH4)2CO3
Pengamatan :
 Tidak terjadi perubahan (tidak terbentuk endapan).
Reaksi :
 NiSO4 + (NH4)2CO3 Ni(CO3)2 + (NH4)2SO4

D. Percobaan :
 Larutan NiSO4 ditambahkan dengan larutan kalium kromat K2CrO4
Pengamatan :
 Sebelum dipanaskan : Terjadi perubahan warna larutan.
 Setelah dipanaskan : Terbentuk endapan yang berwarna coklat.
Reaksi :
 NiSO4 + K2CrO4 NiCrO4 + K2SO4

E. Percobaan :
 Larutan NiSO4 ditambahkan dengan larutan K4Fe(CN)6
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna hijau muda, dan terjadi perubahan waran dari
bening menjadi warna putih kehijauan.
Reaksi :
 NiSO4 + K4Fe(CN)6 NiFe(CN)6 + K4SO4

32
2.3.5. Seng ( Zn 2+ )
A. Percobaan :
 Larutan Zn(NO3)2 ditambahkan dengan larutan kalium hidroksida atau
KOH
 Kemudian ditambahkan KOH berlebih
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih endapannya berupa koloid.
 Endapan terlarut tapi tidak sempurna
Reaksi :
 Zn(NO3)2 + KOH Zn(OH)2 + KNO3

B. Percobaan :
 Larutan Zn(NO3)2 ditambahkan dengan larutan Na2CO3
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih endapannya berupa koloid
Reaksi :
 Zn(NO3)2 + Na2CO3 Zn(CO3)2 + NaNO3

C. Percobaan :
 Larutan Zn(NO3)2 ditambahkan dengan larutan K4Fe(CN)6
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna kuning muda.
Reaksi :
 Zn(NO3)2 + K4Fe(CN)6 ZnFe(CN)6 + K4(NO3)2

33
2.4. KATION GOLONGAN IV : Ca 2+ ; Ba 2+ ; dan Mg 2+
2.4.1. Kalsium (Ca 2+ )
A. Percobaan :
 Larutan CaCl2 ditambahkan dengan larutan kalium kromat atau K2CrO4
Pengamatan :
 Sebelum ditambah alkohol erjadi perubahan warna larutan dari bening
menjadi berwarna kuning.
 Setelah ditambah alkohol, tidak ada perubahan (larutan tetap berwarna
kuning).
Reaksi :
 CaCl2 + K2CrO4 CaCrO4 + KCl

B. Percobaan :
 Larutan CaCl2 ditambahkan dengan larutan asam sulfat H2SO4
Pengamatan :
 Tidak terjadi perubahan
Reaksi :
 CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + HCl

C. Percobaan :
 Larutan CaCl2 ditambahkan dengan larutan Na2HPO4
Pengamatan :
 Terjadi pengendapan, endapan warna putih.
Reaksi :
 CaCl2 + Na2HPO4 Ca(HPO4)2 + 2NaCl

34
2.4.2. Barium (Ba 2+ )
A. Percobaan :
 Larutan Ba(NO3)2 ditambahkan dengan larutan kalium kromat atau
K2CrO4
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna kuning.
Reaksi :
 Ba(NO3)2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KNO3

B. Percobaan :
 Larutan Ba(NO3)2 ditambahkan dengan larutan asam sulfat H2SO4
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 Ba(NO3)2 + H2SO4 Ba SO4 + 2HNO3

C. Percobaan :
 Larutan Ba(NO3)2 ditambahkan dengan larutan Na2HPO4
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 Ba(NO3)2 + Na2HPO4 Ba2(HPO4)2 + NaNO3

2.4.3. Magnesium (Mg 2+ )


A. Percobaan :
 Larutan MgCl ditambahkan dengan larutan natrium hidroksida atau NaOH
Pengamatan :
 Terbentuk endapan berwarna putih.
Reaksi :
 MgCl + NaOH Mg(OH)2 + NaCl

35
2.5. KATION GOLONGAN V : NH4 +
2.5.1. Amonium ( NH4 + )
A. Percobaan :
 Larutan asam ammonia atau NH4OH ditambahkan dengan natrium
hidroksda atau NaOH.
 Kemudian ditambahkan dengan HCl pekat
Pengamatan :
 Sebelum ditambah HCl pekat : Tidah terjadi perubahan.
 Setelah ditambah HCl pekat : Terbentuk asap putih pada ujung pengaduk
gelas dan didalam tabung.
Reaksi :
 NH4OH + NaOH NH4OH + NaOH

36
BAGIAN II
ANALISIS KUANTITATIF

BAB I ASIDI DAN AKALIMETRI


1.1.Standarisasi larutan HCl x N.
Langkah kerja :
a. Ambil cuplikan larutan HCL x N dimasukan ke dalam buret 50ml.
b. Timbang 0,200gr borax, larutkan dalam aquades menjadi 100ml.
c. Masukan larutan kedalam earlenmeyer 250ml, tambahkan 2 tetes
indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan langkah kerja a, sampai terjadi perubahan
warna.
e. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai tiga kali.
Nama percobaan Asidi dan Alkalimeter
Warna awal (warna sebelum dititrasi) : warna kuning.
Perhitungan :
Titrasi I : 2,7 ml
Titrasi II : 2,8 ml
Titrasi III : 2,7 ml
Warna setelah dititrasi : merah jambu.
2,7 ml  2,8 ml  2,7ml
1. Volume HCl rata – rata =
3
8,2
=
3
= 2,73 ml

37
2.200 x1x 25
2. Normalitas Nx =
MrxVx100
10.000
=
381,2 x 2,73x100
10.000
=
104.067,6
= 0,096 N

1.2. Standarisasi larutan NaOH y N


Langkah kerja :
a. Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10ml, masukan dalam
Erlenmeyer.
b. Tambahkan larutan tersebut 15ml aquades, tambahkan inidikator
p.p 2-3 tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no.1 sampai terjadi
perubahan warna.
d. Catat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga tiga kali.
Nama percobaan Asidi dan Alkalimeter
Warna awal (sebelum dititrasi) : warna ungu kemerahan
Perhitungan :
Titrasi I : 0,4 ml
Titrasi II : 0,5 ml
Titrasi III : 0,4 ml
Warna setelah dititrasi : warna bening.
0,4  0,5  0,4
1. Rata –rata volume HCl =
3
1,3
=
3
= 0,43 ml

38
2. Normalitas
Nx.A
Ny =
10
0,096 x 0,43
=
10
0,041
=
10
= 0,004 N

BAB II ARGENTOMETRI
2.1.Standarisasi larutan Ag NO3 Cn
Langkah kerja :
a. Ambil cuplikan larutan AgNO3 Cn kedalam buret 50ml.
b. Ambil 25ml HCl 0,1N masukan kedalam Erlenmeyer tambahkan
indicator kalium kroamat 1,0ml.
c. Titrasi larutan dengan larutan a. sampai terjadi perubahan warna merah
yang tidak hilang.
d. Catat volume AgNO3 cN yang digunakan, ulangi titrasi sampai tiga
kali.

Warna awal (sebelum dititrasi) : kuning muda


Perhitungan :
Titrasi I : 2,5 ml
Titrasi II : 1,9 ml
Titrasi : 2,1 ml
Warna setelah dititrasi : kuning pucat
2,5ml  1,9ml  2,1ml
1. Volume rata – rata AgNO3 =
3
6,5
=
3
= 2,2 ml

39
2. Normalitas
25 x0,1
Nc =
vrt
2,5
=
2,2
= 1,136 N

2.2.Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr


Langkah kerja :
a. Timbang 0,200 gram NaCl, larutkan menjadi 100ml dengan labu
takar.
b. Ambil 25ml masukan ke dalam Erlenmeyer tambahkan indicator
kalium kromat 1,0ml
c. Titrasi larutan dengan AgNO3 Cn pada percobaan no.1 sampai
warna merah tidak hilang.
d. Catat volume AgNo3 Cn, ulangi titrasi sampai tiga kali.
Warna awal : kuning muda
Perhitungan :
Titrasi I : 2,0 ml
Titrasi II : 1,3 ml
Titrasi III : 2,2 ml
Warna setelah dititrasi : kuning pucat.
2,0ml  1,3ml  2,2ml
1. Volume rata – rata AgNO3 =
3
5,5
=
3
= 1,83 ml
100 xNcxMrNaClxvrata  rata
2. Kadar NaCl = x100% xVNaCl
25 x 200
100 x31,03x58,5
= x100%
5000
= 6643,8 %

40
BAB III PERMANGANOMETRI
Dalam suasana asam, permangat akan mengalami reaksi – reaksi sebagai berikut:
KMnO4 + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
Untuk membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat sedang asam
klorida tidak dapat digunakan, karena dapat teroksidasi membentuk gas klor (cl2).
3.1. Standarisasi larutan KMnO4 dengan asam oksalat
Langkah Kerja :
a. Timbang 1,62 gram KMnO4 dilarutkan dalam 75ml aquades
b. Tambahkan 3ml asam sulfat pekat.
c. Masukan larutan kedalam labu takar 100ml dan encerkan sampai
batas.
d. Ambil 20ml larutan asam oksalat, panaskan, kemudian titrasi
dengan larutan KMnO4, catat volumenya, lakukan titrasi sampai
tiga kali.

Warna awal (sebelum dititrasi) : bening


Perhitungan :
Titrasi I : 15,1 ml
Titrasi II : 16,0 ml
Titrasi III : 16,1 ml
Warna setelah titrasi : ungu kecoklatan.
1. Volume rata – rata (Vk)
15,1ml  16,0ml  16,1ml
Vk =
3
47,2
=
3

= 15,7 ml

41
2. Normalitas larutan KMnO4
620 x 2 x100
Nk =
vkxMrH C 2O 4 x 20

24.800
=
15,7 x90 x100
24.800
=
141.300
= 0,18 N

BAB IV MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN


4.1. PERCOBAAN 1 : MENETAPKAN CAMPURAN NaOH dan Na2CO3
Bahan yang digunakan :
a. Larutan campuran
b. Larutan HCl 0,1 N
c. Aquades
Alat – alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250ml.
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes.
Reaksinya :
NaOH + HCl NaCl + H2O (Titik Ekuivalen I)
Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (Titik Ekuivalen II)
Langkah kerja :
a. Diambil 25ml cuplikan campuran (NaOH + Na2CO3) masukan dalam
erlenmeyer.
b. Tambahkan 25ml aquades dan 3 tetes inidikator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.
d. Catat Volumenya (Va). Tambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.

42
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat volumnya (Vb).Ulangi titrasi sampai 3 kali.

Perhitungan :

Indikator p.p (Va) Indikator m.o (Vb)


Titrasi I : 1,3 ml Titrasi I : 0,8ml
Titrasi II : 1,2 ml Titrasi II : 0,6ml
Titrasi III : 2,5ml Titrasi III : 0,6ml

1,3ml  1,2ml  2,5ml


Va (rata – rata ) =
3
5,0
=
3
= 1,67 ml
0,8ml  0,6ml  0,6ml
Vb (rata – rata ) =
3
2,0
=
3
= 0,67 ml
Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25ml larutan cuplikan
mengandung :
1. NaOH = (Va – Vb) x 0,07 x MrNaOH
= (1,67 – 0,67) x 0,1 x 40
= 1 x 0,1 x 40
= 4 mg = 0,004 gr
2. Na2CO3 = 2 x Vb x 0,07 x MrNa2CO3
= 1,34 x 0,1 x 106
= 14,2 M

43
Prosentase kadar dari NaOH dan Na2CO3
4
1. NaOH = 𝑥 100 %
1000

= 0,4 %
14,2
2. Na2CO3 = 1000 𝑥 100 %

= 1,42 %

4.2. PERCOBAAN 2 : MENETAPKAN ION FERRO DALAM CAMPURAN


MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan kadar ion ferro dalam campuran.
Bahan yang digunakan :
a. Larutan campuran
b. Larutan KMnO4
c. Larutan asam sulfat (H2SO4)
Alat – alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250ml
b. Pipet ukur
c. Buret
Langkah kerja :
a. Diambil 20ml larutan campuran cuplikan (ferro + ferri), masukan dalam
Erlenmeyer, tambahkan 10ml H2SO4.
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya.
c. Catat Volume larutan (V1) sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan :
Titrasi I : 1,1 ml
Titrasi II : 0,6ml
Titrasi III : 0,9 ml
1,1ml  0,6ml  0,9ml
1. Volume rata – rata KMnO4 =
3
2,6
=
3
= 0,86 ml

44
2. Dalam 20ml larutan campuran cuplikan mengadung :
Ferro = VKMnO4 x NKMnO4 x 56mgr
= 0,86 x 0,18 x 56
= 8,67 mgr

45

Anda mungkin juga menyukai