PEMBAHASAN
1. Duduk dengan posisi santai, tegak lurus, punggung menyandar, dan kaki menapak dilantai
2. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada putting dan areola
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada siku dan bokong bayi pada
lengan
5. Satu lengan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
9. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari serta ibu jari menekan payudara
bagian atas areola
10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh pipi bayi dengan putting
susu
11. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan
putting serta areola dimasukkan kemulut bayi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap
dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan
tubuh secara alami.
D. ANATOMI dan FISIOLOGI MENYUSUI
1. Struktur Makroskopis
2. Korpus mamae merupakan bagian yang membesar pada payu dara. Korpus terdiri dari dua
bagian utama yaitu stroma dan parenkim. Stroma terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak,
pembuluh darah syaraf dan kelenjar getah bening. Sedangkan parenkim teridri dari kelenjar
susu yaitu duktus duktulus, lobus, lobulus dan alveolus. Perluasan corpus ke superolateral arah
axilla disebut cauda axillaris.
3. Kalang Payudara (Areola Mammae) Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini
tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning
langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap.
Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan warna ini akan menetap untuk
selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula. Pada daerah ini akan didapatkan
kelenjar keringat, kelenjar lemak dari Montgomery yang membentuk tuberkel dan akan
membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat
melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang payudara terdapat duktus laktiferus
yang merupakan tempat penampungan air susu.
4. Putting Susu Terletak setinggi interkosta IV tetapi berhibung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubnag-lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi
maka duktus laktiferus akan memadat, dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat-
serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
5. Struktur Mikroskopis
Payudara terutama tersusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung sejumlah jarinmga lemak
yang ditutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar dibagi menjadi 18 lobus yang dipisahkan secara sempurna
satu sama lain oleh lembaran-lembaran jaringan fibrosa. Struktur didalamnya menyerupai segmen
buah anggur atau jeruk yang dibelah.setiap lobus merupakan unit fungsional yang terisi atas bangunan
sebagai berikut:
Alveoli
Yang mengandung sel-sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang
menyekresi air susu, disebut acini, yang mengetraksi faktor-faktor dari darah yang penting untuk
pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang-kadang
disebut sel keranjang (basket cell) atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang oleh
oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus lactifer.
Tubulus lactifer
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
Ductus lactifer
Adalah saluran sentral yang mereupakan muara beberapa tubulus lactifer.
Ampula
Adalah bagian dari ductus lactifer yang melebar, merupakan tempat penyimpanan air susu. Ampula
terletak di bawah areola.
1. Utrien (zat gizi) dalam ASI antara lain : lemak,bonhifrat, protein, garam, mineral serta vitamin.
ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi selama 6 bulan kedua dalam 1 bulan pertama,
separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, 1/3 nutrisi atau lebih
selama tahun kedua.
2. ASI mengandung zat protektif.
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat
protektif tersebut antara lain sebagai berikut :
Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu
memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).
Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman.
Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan antiinflamatori bekerja sama
dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-coli dan Salmonella, serta menghancurkan
dinding sel bakteri, terdapat dalam ASI dalam konsentrasi 5.000 kali lebih banyak dari susu
sapi.
Komplemen C3 dan C4. Membuat daya opsenik.
Immunoglobulin (IgC, IgM, IgA, IgD, IgE). Melindungi tubuh dari infeksi, dari semua yang
paling penting adalah IgA, zat ini melindungi permukaan mukosa terdapat serangan masuknya
bakteri pathogen serta sinus. Zat ini memungkinkan masuknya kuman-kuman E-coli,
salmonella, shihla, streptococcus, stapphylococus, pnemonococus, poliovirus, dan rotavirus.
Faktor-faktor antialergi
Mukosa usus bayi mudah ditembus oleh protein sebelum bayi berumur 6-9 bulan, sedangkan protein
dalam susu sapi bias bekerja sebagi alergi.
1. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Pada saat bayi kontak
kulit dengan ibu, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Rasa ini sangat penting
untuk menimbulkan rasa percaya.
2. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.
Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik, hal ini dapat dilihat dari
kenaikan berat badan bayi dan kecerdasaan otak baik.
Disusun Oleh:
Anissa Aprilianthy P05140117004
Bella Rahayu P05140117009
Defi Yulian Dari P05140117011
Delia Valentiana Fahrudin P05140117012
Nadila Putri Astria P05140117073
Risci Afrilia Putri P05140117036
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Penghantar .............................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah,
yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi
terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan
bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI.
B . RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja dilakukan pada pelaksanaan nifas dirumah?
2. Bagaimana penyuluhan pada masa nifas?
3. Bagaimana proses laktasi dan menyusui
4. Apa saja Anatomi dan Fisiologi ibu menyusui?
5. Apa saja manfaat menyusui?
C. TUJUAN
1. Siswa dapat mengetahui apa saja dilakukan pada pelaksanaan nifas dirumah
2. Siswa dapat mengetahui bagaimana penyuluhan pada masa nifas
3. Siswa dapat mengetahui bagaimana proses laktasi dan menyusui
4. Siswa dapat mengetahui apa saja anatomi dan fisiologi ibu menyusui
5. Siswa dapat mengetahui apa saja manfaat menyusui
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah : Pengawasan masa nifas dapat dilakukan
di rumah. Pengawasan nifas di rumah merupakan pengawasan yang tidak khusus
diberikan untuk ibu dan bayi yang baru dilahirkan saja, tetapi sesuai dengan asuhan
pelayanan kesehatan masyarakat dewasa ini. Pelayanan kesehatan diberikan sesuai
dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. Kunjungan Rumah Pascapartumantara
lain:
1. Kontak keluarga untuk mengatur detail kunjungan rumah.
2. Tinjauan kembali dan cari penjelasan tentang data yang ada.
3. Identifikasi sumber-sumber dalam masyarakat dan permasalahan yang terkait
dengan asuhan lanjutan yang diperlukan.
4. Rencanakan kunjungan dan siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukakn
untuk pengkajian ibu dan bayi, guna penyuluhan yang akan dilakukan.
B. Saran
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat
membantu ibu dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika
mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya konseling
masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan,
pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat
membahayakan ibu dan bayinya.