Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN ASUHAN NIFAS


1. Ibu yang baru pulang dari RS
a. Keputusan diambil oleh ibu hasil konsultasi dengan RS dan Bidan.
b. Bidan memberikan informasi terinci tentang ringkasan proses persalinan, hasil dan informasi
lain yang relevan.
c. Jika perlu mengulangi pada sore hari atau esok hari.
2. Kunjungan Post natal rutin
a. Kunjungan rumah sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore selama beberapa hari post partum.
b. Ibu, suami atau keluarganya diajarkan untuk mendemonstrasikan : cara memandikan bayi,
cara membuat susu, cara menyeterilkan botol, cara mencuci tangan.
c. Jika ibu mengeluh sakit perineum dapat dianjurkan mengompres/cebok dengan air hangat.
d. Saran/nasehat yang diberikan harus realistis dan sesuai keadaan.
e. Berbicara dengan bayi dan bereaksi dengan sabar jika bayi menangis.
f. Karena bidan pada waktu mengunjungi tidak lama, maka perlu melibatkan keluarga untuk :
memberikan perhatian penuh baik verbal maupun non verbal, siap siaga, memberikan dukungan
dalam beradaptasi dalam lingkungan baru.
g. Bidan mengobservasi status mental ibu dan sikap terhadap bayinya, suami serta anak-anak
lainnya.
h. Memberitahukan pengenalan tanda bahaya/masalah yang mungkin dihadapi.
i. Bidan juga perlu mengobservasikan reaksi anggota keluarga lainnya.
j. Siapkan waktu agar ibu dapat mengekspresikan perasaannya, kecemasan terhadap bayinya,
anak-anak lainnya dan hubungan antar mereka.
k. Bidan mendengarkan, memberikan dukungan dan dorongan terus menerus serta memberikan
dukungan ekstra kepada ibu yang kurang mendapat dukungan dari keluarganya.
l. Pada setiap akhir kunjungan, bidan melengkapi catatannya termasuk saran-saran yang
diberikan, untuk mempermudah asuhan post natal berikutnya.
m. Perencanaan : skrining test untuk mengetahui penyakit metabolisme, yang muncul pada hari
ke 6-ke 14.
n. Sebelum hari ke 10 mulai membicarakan tentang KB (metode kontrasepsi) : mendorong ibu
untuk berfikir positif tentang rencana kehamilan berikutnya, jika ingin menggunakan pil 2-3 minggu
setelah bersalin ibu dianjurkan ke klinik KB atau jika ingin menggunakan IUD 6 minggu post partum.
o. Dengan rileks mendorong suami istri untuk membicarakan awal seksual intercourse,
dijelaskan juga : lamanya pengeluaran lochea, kembalinya menstruasi, kesuburan, cara-cara
meminimalkan nyeri perineum, perubahan fisik dan psikologi.
Jika ada kelainan atau penyimpangan baik bayi maupun ibunya dianjurkan segera ke RS, misalnya
: perdarahan post partum, gangguan mental kejang, bayi hipotermia, bila mungkin ibu dan bayi dalam
satu ruangan.

B. PENYULUHAN MASA NIFAS


1. Kebutuhan gizi dan vitamin A
a. Ibu menyusui harus makan dengan diet berimbang untuk mendapat protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
b. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, dan minum setiap kali menyusui agar produksi ASI
banyak.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.
e. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI-nya agar bayi tidak kekurangan vitamin A dan tetap sehat.
2. Kebersihan diri atau bayi
a.Memelihara kebersihan seluruh tubuh
Ø Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan
daerah vulva dahulu, kemudian daerah air besar.
Ø Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Ø Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
Ø Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka.
b.Memelihara kebersihan bayi
Ø Mencuci tangan setiap kali akan memegang bayi.
Ø Merawat tali pusat, dengan cara menutup tali pusat dengan kasa kering dan bersih secara
longgar,lipatkan popok dibawah sisa tali pusat. Jika tali pusat kotor, bersihkan dengan sabun dan air
bersih. Jangan memberikan ramuan tradisional pada tali pusat karena dapat menyebabkan infeksi.
Ø Mengganti popok bayi setiap kali popok basah untuk mencegah infeksi karena jamur.
Ø Segera membersihkan kotoran bayi jika bayi buang air besar.
Ø Memandikan bayi.
3. Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Tidur sekitar 8
jam pada malam hari dan sekitar 1 jam pada siang hari.
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta tidur siang
atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal seperti mengurangi jumlah
produksi ASI, memperlambat proses involusi uterus dan menambah perdarahan, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya sendiri.
4. Pemberian ASI
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, member perlindungan terhadap
infeksi, selalu segar, dan siap diminum kapan saja. Wanita dianjurkan memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan.
Kolostrum merupakan makanan terbaik pada hari-hari pertama bayi dan mengandung zat kekebalan.
Usahakan agar dapat diberikan sesegera mungkin dalam jam pertama setelah bayi lahir, dan kemudian
sekitar setiap 2-3 jam sekali (paling sedikit setiap 4 jam, termasuk pada malam hari, mulai hari
pertama). Semakin banyak kolostrum disusukan, maka semakin cepat dan semakin banyak produksi
ASI. Usahakan agar bayi menyusu sesering mungkin karena ASI merupakan makanan terbaik bagi
bayi. Anjurkan kepada ibu agar memberikan hanya ASI (ASI eksklusif) pada bayi sampai bayi berusia
6 bulan. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
5. Latihan /Senam nifas
Ø Jelaskan kepada ibu pentingnya usaha membantu tubuh untuk mengembalikannya ke keadaan
semula. Kehamilan menyebabkan otot perut, sekitar rahim dan vagina teregang dan melemah.
Olahraga beberapa menit dalam sehari akan mengencangkan otot-otot tersebut dan akan mencegah
nyeri punggung dan kurang bias menahan berkemih dikemudian hari.
Ø Dengan berolahraga secara teratur, maka dalam 6-12 bulan, otot-otot akan kembali normal.
Ø Jelaskan bahwa ibu dapat berolahraga ringan segera setelah persalinan dan menjaga agar tidak
terlalu memaksakan diri.
Ø Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah keluar bertambah banyak, ibu sebaiknya
tidak berolahraga. Mulai berolahraga beberapa hari kemudian dan membatasi pada olahraga yang
dirasakantidak terlalu melelahkan.
Ø Ajarkan/tunjukkan ibu cara melakukannya dan minta ibu untuk meniru cara melakukannya :
a. Senam otot dasar panggul :
- Kerutkan/kencangkan otot sekitar vagina, seperti ketika menahan kemih selama 5 detik,
kemudian kendorkan selama 3 detik, selanjutnya kencangkan lagi. Mulailah dengan 10 kali 5 detik
pengencangan otot 3 kali sehari.
- Secara bertahap lakukan senam ini sampai 30-50 kali 5 detik pengencangan otot dasar panggul
sehari.
b. Senam otot
Senam otot perut dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut tertekuk pada alas yang datar dank eras.
Mulailah dengan melakukan 5 kali perhari untuk setiap jenis gerakan berikut ini. Setiap minggu
frekuensinya ditambah 5 kali lagi, maka pada akhir masa nifas, setiap jenis gerakan dilakukan 30 kali.
c. Menggerakkan panggul
- Ratakan bagian bawah punggung dengan alas tempat berbaring.
- Keraskan otot perut atau panggul, tahan sampai 5 hitungan, bernafas biasa.
- Otot kembali relaksasi, bagian bawah punggung kembali ke posisi semula.
d. Bernafas dalam
- Tariklah nafas dalam-dalam dengan tangan di atas perut.
- Perut dan tangan di atasnya akan tertarik ke atas. Tahan selama 5 detik.
- Keluarkan nafas panjang, perut dan tangan di atasnya akan terdorong ke bawah.
- Kencangkan otot perut dan tahan selama 5 detik.
e. Menyilangkan tungkai
- Lakukan posisi (menggerakkan panggul) seperti pada no 1 di atas.
- Pada posisi tersebut, letakkan tumit ke pantat. Bila hal ini tidak dapat dilakukan, dekatkan tumit
ke pantat sebisanya.
- Tahan selama 5 detik, pertahankan bagian punggung tetap rata.
f. Menekukkan tubuh (dimulai setelah 1 minggu nifas)
- Lakukan posisi pada seperti no.1 di atas.
- Tarik nafas dengan menarik dagu dan mengangkat kepala.
- Keluarkan nafas dan angkat kedua bahu untuk mencapai kedua lutut.
- Tahanlah selama 5 detik.
- Tariklah nafas sambil kembali ke posisi semula dalam 5 hitungan.
g. Bila kekuatan tubuh semakin baik, lakukan sit-up yang lebih sulit
- Dengan kedua tangan di atas dada
- Selanjutnya dengan tangan dibelakang kepala, tetap mengencangkan perut
- Bagian bawah punggung tetap menempel pada alas tempat berbaring.
6.Hubungan seks dan keluarga berencana
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa sakit. Begitu darah merah berhenti dan
ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan. Sebaiknya ibu baru hamil lagi paling sedikit 2 tahun setelah persalinan yang terakhir.
Usahakan untuk mencegah kehamilan. Petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarga
dengan memberikan informasi/penyuluhan tentang cara ber KB.
7. Tanda-tanda bahaya
Bila ada alah satu atau lebih tanda berikut ini bayi perlu segera dirujuk ke dokter.
a. Sulit menyusu
b. Letargi (tidur terus sehingga tidak menyusu)
c. Kehangatan ; demam (>38 derajat C, atau hipotermia < 36 derajat C).
d. Tidak buang air besar atau tidak berkemih setelah 3 hari lahir (kemungkinan anus atau tidak
mempunyai lubang). Tinja lembek, hijau tua, sering, ada lender atau darah pada tinja.
e. Warna kulit; sianosis (biru) atau pucat pada kulit atau bibir, adanya memar. Warna kulit
(ikterus) terutama dalam 24 jam pertama.
f. Muntah terus menerus dan perut membesar.
g. Kesulitan bernafas atau bernafas lebih dari 60 kali permenit.
h. Perilaku atau tangis yang tidak normal, menggigil, sangat mudah tersinggung, menangis
terus menerus, tidak bias tenang, kejang, kejang halus.
i. Mata bengkak dan bernanah/berair.
j. Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lender atau darah.
k. Tali pusat (tanda-tanda infeksi); merah, bengkak, keluar cairan, baunya busuk, perdarahan
tali pusat.
C. PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

1. Duduk dengan posisi santai, tegak lurus, punggung menyandar, dan kaki menapak dilantai

2. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada putting dan areola

3. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi

4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada siku dan bokong bayi pada
lengan

5. Satu lengan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan

6. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

8. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang

9. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari serta ibu jari menekan payudara
bagian atas areola

10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh pipi bayi dengan putting
susu

11. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan
putting serta areola dimasukkan kemulut bayi

12. Melepas isapan bayi

13. Setelah selesai PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap
dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan
tubuh secara alami.
D. ANATOMI dan FISIOLOGI MENYUSUI

1. Struktur Makroskopis
2. Korpus mamae merupakan bagian yang membesar pada payu dara. Korpus terdiri dari dua
bagian utama yaitu stroma dan parenkim. Stroma terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak,
pembuluh darah syaraf dan kelenjar getah bening. Sedangkan parenkim teridri dari kelenjar
susu yaitu duktus duktulus, lobus, lobulus dan alveolus. Perluasan corpus ke superolateral arah
axilla disebut cauda axillaris.
3. Kalang Payudara (Areola Mammae) Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini
tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning
langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap.
Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan warna ini akan menetap untuk
selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula. Pada daerah ini akan didapatkan
kelenjar keringat, kelenjar lemak dari Montgomery yang membentuk tuberkel dan akan
membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat
melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang payudara terdapat duktus laktiferus
yang merupakan tempat penampungan air susu.
4. Putting Susu Terletak setinggi interkosta IV tetapi berhibung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubnag-lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi
maka duktus laktiferus akan memadat, dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat-
serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
5. Struktur Mikroskopis

Payudara terutama tersusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung sejumlah jarinmga lemak
yang ditutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar dibagi menjadi 18 lobus yang dipisahkan secara sempurna
satu sama lain oleh lembaran-lembaran jaringan fibrosa. Struktur didalamnya menyerupai segmen
buah anggur atau jeruk yang dibelah.setiap lobus merupakan unit fungsional yang terisi atas bangunan
sebagai berikut:

 Alveoli
Yang mengandung sel-sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang
menyekresi air susu, disebut acini, yang mengetraksi faktor-faktor dari darah yang penting untuk
pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang-kadang
disebut sel keranjang (basket cell) atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang oleh
oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus lactifer.
 Tubulus lactifer
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.

 Ductus lactifer
Adalah saluran sentral yang mereupakan muara beberapa tubulus lactifer.

 Ampula
Adalah bagian dari ductus lactifer yang melebar, merupakan tempat penyimpanan air susu. Ampula
terletak di bawah areola.

 Lanjutan ductus lactifer


Meluas dari ampula sampai muara papilla mamae.
E. Manfaat Pemberian ASI
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja,
melainkan untuk ibu, keluarga dan negara. Manfaat ASI untuk bayi adalah sebagai berikut :

1. Utrien (zat gizi) dalam ASI antara lain : lemak,bonhifrat, protein, garam, mineral serta vitamin.
ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi selama 6 bulan kedua dalam 1 bulan pertama,
separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, 1/3 nutrisi atau lebih
selama tahun kedua.
2. ASI mengandung zat protektif.
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat
protektif tersebut antara lain sebagai berikut :

 Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu
memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).
 Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman.
 Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan antiinflamatori bekerja sama
dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-coli dan Salmonella, serta menghancurkan
dinding sel bakteri, terdapat dalam ASI dalam konsentrasi 5.000 kali lebih banyak dari susu
sapi.
 Komplemen C3 dan C4. Membuat daya opsenik.
 Immunoglobulin (IgC, IgM, IgA, IgD, IgE). Melindungi tubuh dari infeksi, dari semua yang
paling penting adalah IgA, zat ini melindungi permukaan mukosa terdapat serangan masuknya
bakteri pathogen serta sinus. Zat ini memungkinkan masuknya kuman-kuman E-coli,
salmonella, shihla, streptococcus, stapphylococus, pnemonococus, poliovirus, dan rotavirus.
 Faktor-faktor antialergi
Mukosa usus bayi mudah ditembus oleh protein sebelum bayi berumur 6-9 bulan, sedangkan protein
dalam susu sapi bias bekerja sebagi alergi.

1. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Pada saat bayi kontak
kulit dengan ibu, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Rasa ini sangat penting
untuk menimbulkan rasa percaya.
2. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.
Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik, hal ini dapat dilihat dari
kenaikan berat badan bayi dan kecerdasaan otak baik.

1. Mengurangi kejadian karies dentis


Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi yang mendapatkan ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan
gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.

2. Mengurang kejadian maloklusi


Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusui dengan
botol atau dot.
ASUHAN KEBIDANAN PELAKSANAAN ASUHAN NIFAS
DIRUMAH,PENYULUHAN MASA NIFAS,PROSES LAKTASI
DAN ENYUSUI,ANATOMI DAN FISIOLOGI
MENYUSUI,MANFAAT PEMBERIAN ASI

Disusun Oleh:
Anissa Aprilianthy P05140117004
Bella Rahayu P05140117009
Defi Yulian Dari P05140117011
Delia Valentiana Fahrudin P05140117012
Nadila Putri Astria P05140117073
Risci Afrilia Putri P05140117036

Dosen Pembimbing: Elvi Destariyani. SST. M Kes


Tingkat IIB

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIII KEBIDANAN
T.A 2018/2019
Kata Penghantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 20 Agustus 2018

Penyusun
Daftar Isi
Kata Penghantar .............................................................................................................................. 2

Daftar Isi ......................................................................................................................................... 3

BAB I (Pendahuluan) ...................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5

BAB II (Pembahasan) ............................................................................................................... 6

A. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan................................................................................


B. Penyuluhan Masa Nifas.............................................................................................
C. Proses Laktasi dan Menyusui.....................................................................................
D. Anatomi dan Fisiologi Menyusui...............................................................................
E. Manfaat Pemberian Asi..............................................................................................

BAB III (Penutup).....................................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................

Daftar Pustaka ...........................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah,
yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi
terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan
bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI.

B . RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja dilakukan pada pelaksanaan nifas dirumah?
2. Bagaimana penyuluhan pada masa nifas?
3. Bagaimana proses laktasi dan menyusui
4. Apa saja Anatomi dan Fisiologi ibu menyusui?
5. Apa saja manfaat menyusui?

C. TUJUAN
1. Siswa dapat mengetahui apa saja dilakukan pada pelaksanaan nifas dirumah
2. Siswa dapat mengetahui bagaimana penyuluhan pada masa nifas
3. Siswa dapat mengetahui bagaimana proses laktasi dan menyusui
4. Siswa dapat mengetahui apa saja anatomi dan fisiologi ibu menyusui
5. Siswa dapat mengetahui apa saja manfaat menyusui
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah : Pengawasan masa nifas dapat dilakukan
di rumah. Pengawasan nifas di rumah merupakan pengawasan yang tidak khusus
diberikan untuk ibu dan bayi yang baru dilahirkan saja, tetapi sesuai dengan asuhan
pelayanan kesehatan masyarakat dewasa ini. Pelayanan kesehatan diberikan sesuai
dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. Kunjungan Rumah Pascapartumantara
lain:
 1. Kontak keluarga untuk mengatur detail kunjungan rumah.
 2. Tinjauan kembali dan cari penjelasan tentang data yang ada.
 3. Identifikasi sumber-sumber dalam masyarakat dan permasalahan yang terkait
dengan asuhan lanjutan yang diperlukan.
 4. Rencanakan kunjungan dan siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukakn
untuk pengkajian ibu dan bayi, guna penyuluhan yang akan dilakukan.

B. Saran
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat di perlukan karena sangat
membantu ibu dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu ketika
mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya konseling
masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan,
pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang dapat
membahayakan ibu dan bayinya.

Anda mungkin juga menyukai