Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah

KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative


DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

ANALISIS PENGARUH TERAPI SENAM ANTI STROKE SEBAGAI UPAYA NON


FARMAKOLOGI MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA
(LANSIA) DENGAN HIPERTENSI RINGAN

Emi Sumarni, Mamlukah, Rossi Suparman, Ahmad Ropii, M Lukman, Jamaludin, Cipto
Sudrajat

STIKes Kuningan

emisumarni19@gmail.com

Abstrak

Lanjut usia (Lansia) merupakan proses alamiah dan berkesinambungan secara bertahap
yang dimulai dari bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia. Peningkatan usia
harapan hidup pada lansia dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, seperti perubahan
psikologis, fisik, biologis, sosial, dan akan semakin banyak timbul penyakit degeneratif karena
proses penuaan tersebut. Salah satunya dapat dilihat dari perubahan pada fungsi kardiovaskular,
yang mengakibatkan tekanan darah meningkat atau akan menimbulkan hipertensi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh senam anti stroke terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi ringan. Jenis pada penelitian ini adalah eksperimen semu
dengan pretest dan posttest only design, dimana akan dilakukan pengukuran tekanan darah
sebelum dan sesudah perlakuan senam anti stroke. Sampel pada penelitian ini adalah setiap
lansia yang menderita kategori hipertensi ringan yang berjumlah 20. Instrumen penelitian
adalah SOP senam anti stroke, tensimeter digital, buku catatan. Analisis data yang digunakan
untuk melihat pengaruh senam anti stroke terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi ringan menggunakan analisis statistik uji paired t test dengan derajat
kepercayaan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukan terdapat penurunan
tekanan darah pada lansia sebelum perlakuan dengan mean sistole sebesar 151.70 dan diastole
sebesar 87.10, sedangkan pada mean tekanan darah setelah diberikan perlakuan mean sistole
sebesar 126 dan diastole sebesar 79.95. berdasarkan hasil uji bivariat menunjukan bahwa
terdapat pengaruh senam anti stroke terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi ringan dengan nilai p= 0,000. Berdasarkan hasil tersebut simpulan pada penelitian
ini adalah terdapat pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi ringan.

E-ISSN: 2775-1155 | 133


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

Kata Kunci : Senam anti stroke, hipertensi, sistole, diastole

Pendahuluan pengendalian terhadap tekanan darah yang


Lanjut usia (Lansia) adalah proses dimiliki. Hasil Riskesdas 2018
alamiah dan berkelanjutan secara bertahap menunjukkan angka prevalensi hipertensi
yang dimulai mereka bayi, lalu kanak-kanak pada penduduk > 18 tahun berdasarkan
kemudian remaja, dewasa dan lansia. Setiap pengukuran secara nasional sebesar 34,11%
individu akan mengalami perubahan baik (Riskesdas, 2018).
secara anatomi, fisiologis, dan biokimia Riset Kesehatan Daerah (RKD) di
sejak mulai dari sel sampai sistem organ Kabupaten Brebes pada 2018 angka
sehingga mempengaruhi keadaan fungsi dan penyakit hipertensi sebesar 43.73% dan pada
kemampuan tubuh secara keseluruhan 2019 angka yang sama terjadi di kecamatan
(Fatimah, 2010). Salem. Angka kejadian hipertensi pada 2018
Populasi lansia di Indonesia dalam sebesar 32.20%. Di wilayah Puskesmas
setiap tahunnya selalu bertambah. Pada Bentar sebesar 25.5% dan di wilayah
tahun 2004-2015 usia harapan hidup di Puskesmas Salem sebesar 37.31%. Data ini
Indonesia meningkat dari 68,6 tahun diperoleh dari hasil sasaran di wilayah
menjadi 70,8 tahun. Sebaran jumlah lansia di Puskesmas Bentar sebesar 8.718 jiwa dan
Indonesia terbanyak berada di provinsi DIY Puskesmas Salem dari hasil sasaran 11.361.
sebanyak 13,4% dan yang terendah berada di Dari hasil pendataan berkelanjutan 2019,
provinsi Papua sebanyak 2,8%. (Kemenkes diperoleh data yang menderita hipertensi di
RI, 2016). Puskesmas Bentar sebanyak 2.302
Hipertensi merupakan penyakit tidak sedangkan di Puskesmas Salem sebanyak
menular yang menjadi salah satu penyebab 4.234 kasus. Dari sebaran usia penderita
utama kematian prematur di dunia. hipertensi untuk Desa di wilayah Puskesmas
Organisasi kesehatan dunia (World Health Bentar jumlah penderita hipertensi berada
Organization / WHO) mengestimasikan saat pada rentang usia>15-60 tahun. Desa
ini prevalensi hipertensi secara global tersebut terdiri dari: Wanoja 214 kasus,
sebesar 22% dari total penduduk dunia. Dari Pabuaran 43 kasus, pasir panjang 50 kasus,
sejumlah penderita tersebut, hanya kurang Bentar 195 kasus, Bantarsari 40 kasus,
dari seperlima yang melakukan upaya Ciputih 52 kasus, Gandoang 76 kasus, Kadu

E-ISSN: 2775-1155 | 134


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

Manis 81 kasus. Dari 8 Desa tersebut angka yang terkena hipertensi, dan diperkirakan
tertinggi adalah Desa Wanoja. (Dinas setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal
Kesehatan Kabupaten Brebes, 2019). akibat hipertensi dan komplikasinya (WHO,
Upaya pengobatan hipertensi non- 2015).
farmakologis dengan cara memberi terapi Peningkatan usia harapan hidup
dalam bentuk olahraga yang adekuat untuk pada lansia dapat mempengaruhi aspek
lansia. Jenis olahraga yang dapat dipilih kehidupan mereka, seperti perubahan
lansia sebagai aktivitas fisik adalah senam. psikologis, fisik, biologis, sosial, dan akan
Melakukan senam secara teratur berguna semakin banyak timbul penyakit
untuk memperlambat atau mencegah degeneratif karena proses penuaan tersebut.
penurunan fungsi sistem tubuh. Beberapa Salah satunya dapat dilihat dari perubahan
penelitian menunjukkan bahwa senam pada pada fungsi kardiovaskular, yang
lansia dapat mengurangi berbagai macam mengakibatkan tekanan darah meningkat
risiko hipertensi. Senam secara teratur akan atau akan menimbulkan hipertensi pada
menurunkan tekanan darah, karena mampu lansia (Maryam, 2011). Banyak masyarakat
menstimulasi kerja saraf perifer khususnya berasumsi bahwa ada keluhan dan tanda-
saraf parasimpatis yang bisa menyebabkan tanda yang menunjukkan seseorang terkena
vasodilatasi pembuluh darah sehingga hipertensi, padahal tidak demikian.
terjadi penurunan darah sistol dan diastol Hipertensi tidak menunjukkan keluhan dan
(Moniaga, 2013). tanda yang khusus, karena itulah hipertensi
Pada tahun 2025 mendatang, biasanya disebut sebagai silent killer.
diperkirakan kurang lebih 29% warga dunia Bahkan beberapa fakta membuktikan bahwa
menderita hipertensi. Saat ini persentase satu dari empat penderita hipertensi tidak
penderita hipertensi didominasi oleh negara menyadari bahwa mereka menderita
berkembang. Data WHO 2015 menunjukkan hipertensi (Dewi dan Familia, 2010).
sekitar 1,13 Miliar orang di dunia Salah satu faktor yang menyebabkan
menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 terjadinya hipertensi adalah kurangnya
orang di dunia terdiagnosis hipertensi. aktivitas fisik (Sudoyo, 2009). Kurang
Jumlah penyandang hipertensi terus aktivitas fisik meningkatkan risiko
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan seseorang terserang penyakit hipertensi.
pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang Orang yang tidak aktif cenderung memiliki

E-ISSN: 2775-1155 | 135


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

frekuensi denyut jantung lebih tinggi mengurangi resiko terjadinya stroke pada
sehingga otot jantung harus bekerja lebih seseorang yang menderita penyakit diabetes
keras pada saat kontraksi (Yulianti & dan hipertensi. Tujuan senam anti stroke
Sitanggang, 2006). Seseorang yang tidak untuk memperlancar proses degenerasi
aktif secara fisik memiliki resiko 30-50% karena perubahan usia mempermudah untuk
lebih besar untuk mengalami hipertensi menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
(Price, 2005). kehidupan adaptasi, fungsi melindungi,
Salah satu aktivitas fisik senam yang yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
dapat dilakukan pada lansia yang alami fungsinya terhadap bertambahnya tuntunan,
hipertensi ringan adalah senam anti stroke. misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada
Latihan ini dilakukan 1 sampai 2 kali dalam lanjut usia terjadi penurunan massa otot serta
seminggu selama 20-30 menit, dengan kekuatannya, laju denyut jantung maksimal,
periode pemanasan dan pendinginan. Senam toleransi latihan, kapasitas aerobic dan
anti stroke merupakan olahraga yang ringan terjadinya peningkatan lemak tubuh (Irfan,
dan mudah dilakukan, memiliki gerakan 2010).
yang dinamis, memberikan perasaan senang Tujuan penelitian ini adalah untuk
dan semangat serta beban yang sedikit. melihat pengaruh senam anti stroke terhadap
Aktifitas ini membantu tubuh menjaga penurunan tekanan darah pada lansia dengan
kebugaran dan tetap segar karena mampu hipertensi ringan.
melatih tulang menjadi kuat, mendorong
kerja jantung agar optimal dan membantu Bahan Dan Metode
menghilangkan radikal bebas didalam Penelitian ini adalah jenis penelitian
tubuh. Aktivitas ini dapat membentuk dan eksperimen dengan pre-test dan post-test
membesarkan sikap dan gerak serta only design yaitu melihat pengaruh senam
memperlambat proses degenerasi karena anti terhadap penurunan tekanan darah
proses penuaan, juga mempermudah dalam sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
penyesuaian kesehatan jasmani khususnya Subjek penelitian ini adalah lansia dengan
kesehatan kardiovaskuler dalam adaptasi kategori usia 45-59 tahun dan menderita
kehidupan lansia (Nugroho, 2008). hipertensi ringan, sedangkan dalam
Senam anti stroke adalah salah satu pengambilan sampel menggunakan teknik
senam yang bermanfaat untuk membantu purposive sampling karena pengambilan

E-ISSN: 2775-1155 | 136


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

sampel pada kelompok lansia dengan jumlah dan sesudah dilakukan perlakuan senam anti
20 yang masuk dalam kriteria responden. stroke Analisa data yang dilakukan meliputi
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan
instrumen yaitu: buku catatan pengukuran uji korelasi paired t-test, dengan tingkat
tekanan darah sebelum dan sesudah kepercayaan α=0,05.
diberikan perlakuan senam anti stroke.
Pengambilan data penelitian ini Hasil
dilakukan pada 1 Februari sampai dengan 1 Analisis univariat digunakan untuk
april 2021 yang bertempat di Posbindu mengetahui rata-rata perbedaan pengukuran
Lansia Desa Wanoja Kecamatan Salem tekanan darah sebelum dan sesudah
Kabupaten Brebes Jawa Tengah. perlakuan senam anti stroke.
Pengambilan data dilakukan dengan cara
mengukur tekanan darah responden sebelum
Tabel 1. Hasil Analisis Univariat
Mean
Mean Sebelum Perlakuan
Variabel Jumlah Responden Setelah Perlakuan
(mmHg)
(mmHg)
Tekanan Darah
20 151.70 126
Sistolik
Tekanan Darah 20 87.10 79.95
Diastolik

sebesar 87.10. sedangkan pada mean


Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan tekanan darah setelah diberikan perlakuan
mean tekanan darah sebelum diberikan senam anti stroke pada responden dengan
perlakuan senam anti stroke pada responden sistole sebesar 126 dan diastole sebesar
dengan sistole sebesar 151.70 dan diastole 79.95.

Tabel 2. Hasil Uji Paired t-test


Sebelum perlakuan Setelah perlakuan p-value
Variabel
Mean SD Mean SD
Sistolik 151.7 4.911 126 4.437 0,000
Diastolik 87.1 5.990 79.95 4.224 0,000

E-ISSN: 2775-1155 | 137


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan stroke peningkatan aktivitas parasimpatis.


bahwa dari hasil uji statistik t dependent Saraf parasimpatis ini kemudian akan
diperoleh p value sistole = 0,000 dan p value mensekresi neurotransmitter asetilkolin
diastole = 0.000 dimana keduanya lebih (Ach) yang menyebabkan peningkatan
kecil dari nilai alpha (p < 0.05), berarti ada pelepasan NO endotel. Peningkatan
pengaruh antara tekanan darah sistole dan pelepasan NO endotel ini yang
diastole sebelum dan sesudah perlakuan menyebabkan penurunan kekakuan arteri.
senam anti stroke pada responden. NO yang disebut juga dengan Endothelium
Derived Relaxing Factor (EDRF), dapat
Pembahasan menyebabkan terjadinya relaksasi otot
Hasil Univariat jantung dan pembuluh darah (Sherwood,
Penelitian ini melibatkan 20 2011).
responden yang diberikan senam anti stroke Aktivitas fisik meningkatkan
sebanyak 16 kali dalam waktu 2 bulan. kekuatan dan frekuensi tekanan berulang
Dimana responden penelitian ini dilakukan pada endotel, sehingga dapat melepaskan
pengukuran tekanan darah dengan beberapa faktor endotel yang dapat
tensimeter digital. Diketahui berdasarkan meningkatkan sensitivitas baroreseptor
hasil penelitian menunjukan mean tekanan (Yusuf et al., 2005). Sistem baroreseptor
darah sebelum diberikan perlakuan senam bekerja dengan menghambat keluaran
anti stroke pada responden dengan sistole simpatis yang menyebabkan aktivitas
sebesar 151.70 dan diastole sebesar 87.10. simpatis menurun sehingga menyebabkan
sedangkan pada mean tekanan darah setelah terjadinya penurunan tekanan darah dengan
diberikan perlakuan senam anti stroke pada cara menurunkan tahanan perifer yang dapat
responden dengan sistole sebesar 126 dan menurunkan tekanan pengisian jantung
diastole sebesar 79.95. sehingga tonus parasimpatis ke jantung
Senam ini dapat menurunkan meningkat yang menyebabkan terjadinya
tekanan darah sistolik melalui berbagai cara perlambatan denyut jantung dan
yaitu peningkatan pelepasan Nitric Oxide berkurangnya kontraktilitas dan akhirnya
(NO), penurunan kekakuan arteri, dan akan menghambat sekresi ADH.
peningkatan sensitivitas baroreseptor serta Selain itu penurunan aktivitas
penurunan aktivitas simpatis. Senam anti simpatis akan mengurangi produksi renin

E-ISSN: 2775-1155 | 138


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

dan angiotensin II, sehingga dapat anti stroke dipengaruhi oleh sebagian besar
menurunkan reabsorbsi air, reabsorbsi rata-rata responden dari mulai perlakuan
garam, vasokonstriksi dan kontraktilitas pertama sampai akhir mengikuti SAS
jantung (Fidyastria, 2017). dengan benar dan sesuai gerakanya,
berdasarkan hasil penelitian rata-rata 14
Hasil Bivariat (70%) responden mengikuti senam anti
Berdasarkan hasil analisis pada stroke dengan benar.
penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil Penelitian ini juga sejalan dengan
uji statistik t dependent diperoleh p value penelitian Melati (2021) yang menyatakan
sistole = 0,000 dan p value diastole = 0.000 bahwa aktivitas fisik dengan intensitas
dimana keduanya lebih kecil dari nilai alpha sedang seperti senam berpengaruh dalam
(p < 0.05), yang berarti terdapat perbedaan menurunkan tekanan darah. Pernyataan ini
antara tekanan darah sistole dan diastole sejalan juga dengan yang disampaikan Aji
sebelum dan sesudah perlakuan senam anti (2015) yang menyampaikan orang yang
stroke pada lansia di Desa Wanoja melakukan latihan fisik dapat menurunkan
Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. terjadinya penyakit hipertensi karena bisa
Penelitian ini sejalan dengan membakar lemak yang mampu membuat
penelitian ( Dewi, 2010) yang menunjukan penyumbatan pada dinding pembuluh darah,
hasil uji statistik didapatkan p value sistol = sehingga arteri koronaria atau pembuluh
0.014 dan p value diastol = 0.000 dimana darah jantung akan lebih lebar dibandingkan
keduanya lebih kecil dari nilai alpha (p < " dengan orang yang tidak melakukan latihan
(0.05), berarti Ho ditolak. Hal ini fisik.
menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan rata-rata tekanan darah baik Kesimpulan
sistole maupun diastole sesudah diberikan Berdasarkan hasil analisis
terapi kombinasi kukusan labu siam dan univariat menunjukan terdapat penurunan
senam anti stroke antara kelompok tekanan darah pada lansia sebelum
intervensi dan kelompok kontrol yang tidak perlakuan dengan mean sistole sebesar
diberikan terapi. 151.70 dan diastole sebesar 87.10,
Peneliti melihat adanya perbedaan sedangkan pada mean tekanan darah setelah
antara sebelum dan setelah perlakuan senam

E-ISSN: 2775-1155 | 139


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

diberikan perlakuan mean sistole sebesar Aji. (2015). Pengaruh senam Aerobik
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
126 dan diastole sebesar 79.95.
Di Posyandu Gunung Kidul
Berdasarkan hasil uji bivariat Yogyakarta. Universitas ‘Aisyah
Yogyakarta.
menunjukan bahwa terdapat pengaruh
senam anti stroke terhadap penurunan Dewi, S. dan F. (2010). Hidup Bahagia
Bersama Hipertensi. A Plus Book.
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
ringan dengan nilai p= 0,000. Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. (2019).
Prevalensi Hipertensi di Kabupaten
hasil tersebut simpulan pada penelitian ini
Brebes.
adalah terdapat pengaruh senam anti stroke
Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut
terhadap tekanan darah pada lansia dengan
Usia. Trans Info Media.
hipertensi ringan.
Fidyastria, K. (2017). Pengaruh senam anti
stroke terhadap penurunan tekanan
Saran darah pada lansia dengan hipertensi di
UPTD Griya Wreda Surabaya.
Bagi Lansia untuk menjaga
Universitas Airlangga.
kebugaran dan menurunkan hipertensi
Irfan, M. (2010). Fisioterapi Bagi Insan
dengan tetap konsisten menjalankan senam
Stroke. Graha Ilmu.
anti stroke walaupun dilakukan sendiri. Bagi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Posbindu Lansia Desa Wanoja agar senam
(2016). Populasi Lanjut Usia.
anti stroke menjadi program rutin bagi
Maryam, R. S. dkk. (2011). Mengenal Usia
lansia di posbindu lansia Desa Wanoja
Lanjut dan perawatannya. Salemba
sehingga para lansia menjadi lebih Medika.
produktif.
Moniaga, V. (2013). Pengaruh Senam Bugar
Bagi UPTD Puskesmas Bentar Lansia Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Di Bplu Senja
Sebagai pemegang program di Posbindu
Cerah Paniki Bawah. Jurnal E-
Lansia harus menjaga program SAS ini terus Biomedik, 1 (2), 785=789.
dilakukan menjadi program rutin Puskesmas
Nugroho. (2008). Keperawatan gerontik dan
dan sekaligus intervensi penanggulangan geriatrik edisi 3. EGC.
hipertensi di wilayah kerja UPTD
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Prevalensi
Puskesmas Bentar. angka hipertensi di Indonesia.

S., P. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis


Daftar Pustaka Proses-Proses Penyakit.

E-ISSN: 2775-1155 | 140


JOURNAL OF PUBLIC HEALTH INOVATION (JPHI) Ciptaan disebarluaskan di bawah
KUNINGAN, VOL. 01 NO.02. JUNI 2021 Lisensi Creative
DOI: 10.34305/jphi.v1i2.300 CommonsAtribusi-NonKomersial-
BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam, jilid II, edisi V. Interna
Publishing.

World Health Organization. (2015). Data


Hipertensi perkiraan 2025.

Yulianti, S., & Sitanggang, M. (2006).


Menuju hidup sehat: 30 ramuan
penakluk hipertensi. Agromedia
Pustaka.

Yusuf. (2005). Hubungan Aktivitas Fisik


Dengan Derajat Hipertensi Pada
Lansia. Jurnal Berkala Kesehatan,
1(12), 112–117.

E-ISSN: 2775-1155 | 141

Anda mungkin juga menyukai