PUSDIKLAT PEGAWAI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
2023
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
namun mempunyai makna yang lebih luas yaitu mencakup pula aspek kinerja
pengendalian intern sebelum adanya SPIP masih berfokus pada hard control
1
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
strategis.
menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan instansi pemerintah. SPIP
2
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
B. Dasar Hukum
berdasarkan:
Pemerintah.
Terdapat beberapa dasar hukum yang menjadi pedoman utama dalam upaya
3
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
berikut:
Bebas KKN.
Korupsi
4
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
C. Deskripsi Singkat
Perjanjian Kerja (P3K) tentang SPIP dan cara kerja SPIP dalam pencegahan
korupsi.
Dalam modul pelatihan ini, peserta akan diperkenalkan dengan konsep dasar
pengawasan yang efektif. Peserta akan diajarkan metode dan teknik untuk
serta merancang tindakan perbaikan yang sesuai. Selain itu, peserta akan
terjadinya korupsi.
dan studi kasus yang relevan dengan konteks pemerintahan. Peserta akan
hari mereka.
5
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
D. Hasil Belajar
pencegahan korupsi.
mencegahnya.
6
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
F. Manfaat Pelatihan
konteks pekerjaan mereka sebagai ASN. Hal ini akan membantu mereka
2. Penerapan SPIP dalam tugas dan tanggung jawab sebagai ASN: Pelatihan
tugas mereka.
7
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
aparatur sipil negara yang lebih sadar akan risiko korupsi, memiliki
pemerintah.
G. Materi Pokok
3 Unsur-Unsur SPIP
8
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
BAB
2
PEMAHAMAN TERHADAP SPIP
DAN KORUPSI
sendiri merujuk pada semua aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah dalam
9
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
10
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
B. Manfaat SPIP
transaksi, pemisahan tugas yang jelas, serta audit internal dan eksternal
11
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
12
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
C. Prinsip-prinsip SPIP
tujuan organisasi dengan efektif dan efisien serta mengamankan aset negara.
organisasi. Setiap unit atau bagian harus memiliki tugas dan tanggung
jawab yang jelas dan spesifik agar dapat memastikan bahwa tugas yang
13
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Prinsip ini mengatur bahwa setiap tugas harus dipisahkan dari tugas lain
14
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
sebagai upaya agar para pegawai dapat dimanfaatkan secara efisien dan
tanggung jawabnya.
Iangkah kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang
organisasi.
15
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tertulis dari unit yang lebih rendah kepada unit kerja yang lebih tinggi atau
berikut:
milik,
16
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
memiliki kesamaan dalam tujuan mereka, keduanya berbeda dalam hal fokus
perbedaannya:
PENGENDALIAN INTERNAL PENGENDALIAN MANAJEMEN
aset.
17
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pemantauan hasil.
kegiatan organisasi.
Kesamaan:
18
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
konsep terkait dengan tujuan yang tumpang tindih namun fokus yang
aspek yang lebih luas dari kinerja organisasi dan pengambilan keputusan.
menentukan alokasi sumber daya yang tepat untuk setiap kegiatan dan
prioritas organisasi.
19
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
efisien.
20
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pidana korupsi, yaitu korupsi yang terkait dengan kerugian keuangan negara,
b. Suap Menyuap
21
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
d. Pemerasan
tersebut.
e. Perbuatan Curang
f. Gratifikasi
▪ Yang nilainya Rp10 juta atau lebih, maka pembuktian bahwa gratifikasi
22
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
fraud triangle:
kerjanya. Tekanan ini biasanya datang dari individu yang memang sedang
dilanda tekanan yang membuat dirinya tidak lagi mampu berpikir secara
kartu kredit, biaya sekolah anak, membantu kebutuhan orang tua, PHK,
23
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
24
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Teori GONE, yang dikemukakan oleh Jack Bologne, adalah suatu pendekatan
yang lemah, kurangnya pengawasan, atau prosedur yang tidak efektif dapat
mencari cara-cara tidak etis, termasuk terlibat dalam korupsi, sebagai cara
pemaparan. Ini berkaitan dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh individu
25
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
praktik korupsi.
dilakukan.
masyarakat.
kepentingan pribadi.
5. Merusak citra negara: Korupsi dapat merusak citra negara di mata dunia
26
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tersebut.
demokrasi.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk
Korupsi memiliki dampak sosial yang merugikan bagi masyarakat, antara lain:
harga jasa dan pelayanan publik. Hal tersebut dikarenakan harga yang
27
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk
ekonomi. Kondisi ekonomi biaya tinggi ini mempengaruhi harga jasa dan
28
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk
G. Rangkuman
kepercayaan publik.
kepada masyarakat.
29
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
30
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
H. Latihan
(SPIP)?
swasta.
sektor publik.
korupsi.
a. Integritas.
b. Etika.
c. Kompetensi.
d. Kepentingan pribadi.
31
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
intern?
organisasi.
terhadap operasional.
Jawaban:
1. d
2. b
3. d
4. c
5. c
32
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
BAB
3
HUBUNGAN SPIP
DAN PENCEGAHAN KORUPSI
internal control yang kuat dan efektif, organisasi dapat mengurangi risiko
bahwa tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan keuangan dan
aset organisasi dibagi secara adil dan jelas. Hal ini mengurangi risiko
33
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
praktik korupsi.
yang kuat untuk mencegah dan mengurangi risiko korupsi. SPIP membantu
pemerintah.
34
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
institusi pemerintah:
kebutuhan masyarakat.
korupsi seperti mark-up harga, kolusi antara pihak internal dan eksternal,
ketat, pelaksanaan lelang yang terbuka, dan audit yang rutin merupakan
tugas dan tanggung jawab, persetujuan dan verifikasi yang ketat, serta
yang akurat dan tepat waktu. Selain itu, pemeriksaan internal dan
35
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
untuk perbaikan.
bertanggung jawab.
Tone at the top adalah pernyataan, ekspresi, ucapan, kehendak, dan warna
yang berasal dari pimpinan puncak suatu organisasi. Tone at the top menjadi
Good tone of the top dapat menurunkan perilaku menyimpang karyawan dan
mengurangi risiko munculnya korupsi. Tone at the top dalam prakteknya tidak
dapat dipisahkan dengan walk the talk yang dapat diartikan sebagai
konsistensi antara yang diucapkan dengan yang dijalankan. Tone at the top
yang baik dianggap sebagai prasyarat untuk tata kelola organisasi yang solid.
Tone at the top yang buruk dapat mencakup sikap meremehkan pengendalian
36
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
3. Budaya organisasi yang positif dan mendukung integritas dan etika kerja.
7. Sanksi yang tegas dan konsisten terhadap perilaku yang tidak etis atau
melanggar aturan.
Faktor-faktor tersebut sangat penting dalam membangun tone at the top yang
dan integritas.
etika kerja.
6. Memberikan penghargaan dan pengakuan atas perilaku yang baik dan etis.
7. Memberikan sanksi yang tegas dan konsisten terhadap perilaku yang tidak
37
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
organisasi.
etis.
6. Memberikan sanksi yang tegas dan konsisten terhadap perilaku yang tidak
9. Membuat laporan dan evaluasi secara berkala mengenai tone at the top
the top yang baik dan mendukung tata kelola organisasi yang solid.
38
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
potensi korupsi:
mekanisme pengaduan.
dan audit terkait dugaan atau temuan praktik korupsi. SPIP melakukan
kepada pihak yang berwenang. Dengan adanya investigasi dan audit yang
39
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
terjadi.
seperti kolusi antara pihak internal dan eksternal, mark-up harga, atau
40
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tugas-tugas yang sensitif, serta melibatkan lebih dari satu pihak dalam
lebih lanjut.
41
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
jejak audit. Dalam investigasi ini, SPIP bekerja sama dengan tim khusus
yang kuat, SPIP dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko korupsi
yang aman. Dengan adanya pelaporan anonim ini, SPIP dapat menerima
42
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
organisasi.
4. Analisis Data dan Indikator: SPIP menggunakan analisis data dan indikator
korupsi.
adalah beberapa poin penting dalam penerapan SPIP dalam pengawasan dan
penindakan korupsi:
43
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
korupsi tanpa takut represalias. Laporan ini dapat membantu tim SPIP
44
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
korupsi. Hal ini memberikan sinyal yang jelas bahwa organisasi tidak
kepercayaan publik.
D. Rangkuman
Pemerintah (SPIP) dan pencegahan korupsi. Dalam bab ini, terdapat beberapa
publik.
45
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
SPIP memiliki peran aktif dalam mengidentifikasi dan mendeteksi dini potensi
Penting untuk diingat bahwa internal control sendiri tidak dapat sepenuhnya
dan aset.
Secara keseluruhan, SPIP dapat berperan sebagai alat pencegah korupsi yang
terhadap pemerintah.
46
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
E. Latihan
pengendalian internal.
korupsi?
sepenuhnya.
ditetapkan.
pemerintah.
korupsi?
47
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
berkinerja baik.
keputusan.
pemerintah.
Jawaban:
1. c
2. d
3. c
4. b
5. b
48
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
BAB
4
UNSUR – UNSUR
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
Sistem pengendalian internal yang efektif memiliki dampak yang signifikan dalam
dalam organisasi pemerintah. Sistem ini memberikan kerangka kerja yang kokoh
Salah satu contoh yang mencerminkan dampak positif dari sistem pengendalian
internal yang efektif adalah dalam proses pengadaan dan pengelolaan keuangan
pemerintah. Dengan adanya kebijakan dan prosedur yang jelas, tindakan korupsi
tindakan yang sesuai dengan hukum dan regulasi, serta prosedur operasional
▪ Pemisahan Tugas: Memastikan bahwa tugas yang kritis terpisah dengan baik
kekuasaan.
49
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
▪ Pelaporan dan Evaluasi: Mekanisme pelaporan yang jelas dan terstruktur, baik
pengendalian internal.
Dengan komponen utama dan mekanisme yang tepat, sistem ini dapat
membantu mendorong tata kelola yang baik, transparansi, dan manajemen risiko
SPIP dikembangkan dengan mengadopsi konsepsi yang terbaik dan tepat sesuai
50
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
yang memadai untuk menjamin tercapainya tujuan organisasi, tetapi juga kepada
setiap orang dalam organisasi, sebagai faktor yang dapat membuat pengendalian
intern
efektif.
51
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
e. Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk
dapat berlaku pada tingkat organisasi secara keseluruhan atau hanya pada
fungsi/aktivitas tertentu.
52
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
B. Lingkungan Pengendalian
SPIP lainnya.
organisasi. Hal ini dihasilkan dari tata kelola (governance) yang dilakukan
manajemen, yang terdiri dari: filosofi, gaya dan perilaku yang mendukung,
kegiatan di dalam organisasi, dan menjadi fondasi bagi seluruh unsur lain dari
sistem pengendalian internal. Jika fondasi ini tidak kuat, atau lingkungan
hanya pada desainnya, tetapi juga terhadap cara mereka bekerja dari hari ke
53
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
bersama dan tim kerja dalam rangka mencapai tujuan Instansi Pemerintah.
organisasi, etika, integritas dan nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Faktor-
54
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika: sub unsur ini berkaitan dengan
akademik.
kompetensinya.
55
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
belajar, meningkatkan diri, dan menjadi ahli di bidang yang kita geluti.
memberikan arahan yang jelas dan memberikan contoh yang baik dalam
tanggung jawab.
dan kredibilitas yang cukup. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas dan
56
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
unsur ini mengacu pada pentingnya hubungan kerja yang baik dengan
oleh para pegawai, serta struktur organisasi yang mengatur tugas dan
akademik.
57
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
penghasilan.
58
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
C. Penilaian Risiko
penetapan tujuan. Oleh karena itu, dalam unsur kedua ini, diuraikan pula
pemerintah.
1. Penetapan Tujuan
pengendalian intern.
59
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
secara terbatas.
internal.
2. Penilaian Risiko
60
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pelaksanaan kegiatan.
risiko dikendalikan.
dan tidak dapat diterima. Yang dimaksud dengan tingkat “risiko yang
lebihan.
3. Pengelolaan Perubahan
61
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
efektif pada satu kondisi belum tentu efektif pada kondisi lainnya.
intern.
62
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
peristiwa risiko.
kriteria penting dalam analisis risiko adalah "tingkat risiko yang dapat
63
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
anggaran.
pengelolaan keuangan.
64
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
depan.
Identifikasi Risiko:
a. Risiko Kebakaran:
kebakaran
kampus
yang jelas
keselamatan di kampus
d. Risiko Reputasi:
kampus
65
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Menilai Risiko
Peta Risiko
66
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Mitigasi Risiko:
a. Kebakaran:
mahasiswa
b. Keamanan Fisik:
kampus
yang efektif
kunci elektronik
c. Kecelakaan Mahasiswa:
laboratorium
keselamatan di kampus
d. Reputasi:
67
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
mahasiswa
Mengurangi Risiko:
D. Kegiatan Pengendalian
pemerintah dan didasarkan pada hasil penilaian risiko yang telah dilakukan.
68
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Identifikasi
TUJUAN INSTANSI
Analisis RISIKO
PEMERINTAH
Respon/Kelol
a 11 SUB UNSUR KEGIATAN
PENGENDALIAN
publik. Hal ini harus dipertimbangkan oleh instansi pemerintah yang memiliki
69
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
mencapai target, maka proses dan aktivitas yang telah disusun untuk
kegiatan/program
70
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
SDM yang didefinisikan sebagai suatu disain dari sistem yang formal
tujuan/sasaran organisasi.
dengan baik
71
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
komputer.
sistem informasi
secara fisik.
72
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pemerintah.
kinerja saja, tetapi juga terhadap indikatornya sendiri. Jadi tidak hanya
alat ukurnya sendiri. Sekali kita menggunakan suatu alat ukur hendaknya
73
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
ataupun tolok ukur kinerja ini kadang-kadang bukanlah alat ukur terbaik,
akan tetapi sering kali alat ukur yang paling mudah penggunaannya,
yang menyesatkan.
dipimpinnya. Untuk itu, diperlukan suatu alat yang dapat menjadi sarana
ukuran kinerja.
74
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Dengan tersedianya alat ukur ini, akan memberi manfaat bagi pimpinan
rencana kinerja yang diinginkan. Pada akhirnya, hal ini akan membantu
6. Pemisahan Fungsi
75
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
76
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
dengan benar
77
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
baik atas dokumen asli, catatan-catatan ringkas dan dokumen lain yang
Oleh karena itu, harus ada standar pengelompokan data kode atau
keputusan
transaksi
Akses diartikan sebagai cara atau peluang untuk mendekati sesuatu atau
78
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tempat.
atau pejabat yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan
pencatatannya adalah :
transaksi
aset negara
pimpinan.
79
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
mencakup:
memadai
penting
80
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
soft copy.
kejadian penting.
81
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pelaksana kegiatan.
82
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
organisasi.
dari dalam maupun dari luar harus diidentifikasi, ditangkap, diproses, dan
83
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
Sistem informasi dan komunikasi formal yang dapat berupa dari teknologi
informasi yang canggih sampai dengan pertemuan sfaf yang sederhana harus
dengan tujuan operasi, laporan keuangan dan ketaatan. Sistem tersebut vital
relevan dan dapat diandalkan serta disajikan kepada pihak yang tepat secara
relevan dan tepat waktu kepada semua pihak yang terkait dengan
84
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
komunikasi, seperti:
b. Surat edaran
c. Memorandum
d. Papan pengumuman
f. Rekaman video
g. E-mail
h. Arahan lisan
kepada pegawai dan lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan
komunikasi
terus menerus
85
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
instansi.
melaksanakan tugas.
kinerja pengendalian intern dalam suatu periode tertentu. Hal ini mencakup
perkembangan.
pengendalian intern sepanjang waktu, ini dapat dicapai dengan kegiatan yang
86
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
G. Rangkuman
pembahasan:
baik.
Penilaian risiko korupsi adalah proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko
87
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tugas yang efektif, serta penerapan kebijakan dan pengendalian yang relevan.
Sistem informasi dan komunikasi berperan penting dalam SPIP. Sistem ini
pencegahan korupsi.
intern dan kebijakan pencegahan korupsi berjalan dengan baik. Proses ini
tindakan korupsi.
88
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
H. Latihan
manajemen.
dalam organisasi.
keefektifan pengendalian.
organisasi.
intern.
89
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
terjadi.
organisasi.
Jawaban:
1. b
2. c
3. a
4. b
5. a
90
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
BAB
5
STRATEGI PENCEGAHAN KORUPSI
DALAM SPIP
mencegah terjadinya korupsi dan meminimalkan risiko terkait. Berikut ini adalah
pengambilan keputusan. Selain itu, prosedur pengadaan barang dan jasa juga
91
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
92
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
jenis tindakan korupsi yang umum terjadi, serta konsekuensi hukum dari
keputusan.
93
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
tindakan korupsi.
pentingnya integritas, tanggung jawab, dan pencegahan korupsi. Hal ini akan
94
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
kontrol sosial yang efektif untuk mencegah dan mendeteksi tindak korupsi.
kepada masyarakat.
95
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pembangunan.
pencegahan korupsi.
96
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
terkait korupsi kepada masyarakat. LSM juga dapat menjadi mitra dalam
pemerintah dapat bekerja sama dengan sebuah LSM yang fokus pada
sistem kontrol yang lebih kuat dan efektif. Masyarakat memiliki peran aktif
yang lebih baik dalam pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan sumber daya
publik.
Sebagai contoh nyata, di Indonesia terdapat program "Jaga Mata Jaga Hati"
yang dilakukan oleh KPK. Program ini melibatkan masyarakat untuk berperan
97
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
publik.
perilaku tidak etis atau dugaan korupsi yang mereka saksikan dalam interaksi
anti-korupsi:
korupsi yang sedang diselidiki atau indikasi korupsi yang mungkin terjadi
98
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
mereka temukan.
99
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
instansi pemerintah.
bertanggung jawab.
Pencegahan Korupsi
100
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
proses pengadaan barang dan jasa, seperti kolusi antara penyedia jasa
101
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
pemerintah.
indikasi korupsi.
102
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
F. Do’s and Don’t (Hal-hal Yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan)
internal yang kuat dan efektif harus diterapkan untuk mengawasi kegiatan
103
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
prinsip etika, kode etik, dan tindakan yang tepat dalam menghadapi
merugikan.
104
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
posisi atau jabatan untuk keuntungan pribadi atau kepentingan pihak lain.
105
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
G. Rangkuman
subtopik:
yang transparan.
106
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
korupsi.
Do's and Don'ts (Hal-hal Yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan): Subtopik
dan perilaku yang harus dihindari (don'ts) dalam pencegahan korupsi. Contoh
keuntungan pribadi.
107
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
H. Latihan
Berikut adalah 5 soal latihan untuk Bab V Strategi Pencegahan Korupsi dalam
SPIP:
kebijakan pemerintah.
108
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
BAB
6
PENUTUP
lembaga anti-korupsi.
109
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
kesadaran, edukasi, partisipasi, dan pengawasan yang efektif adalah kunci untuk
Dengan menerapkan SPIP dan strategi pencegahan korupsi yang kuat, instansi
masyarakat, serta memastikan penggunaan sumber daya publik yang adil dan
efektif. Pencegahan korupsi adalah tanggung jawab bersama dan harus menjadi
110
Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Pemerintahan.
Pemerintah.
Korupsi.
4(1), 18-27.
Suharto, E., & Santi, L. R. (2018). Pencegahan Korupsi dengan Penerapan SPIP
Susanto, A. (2020). Peran SPIP dalam Pencegahan Korupsi pada Badan Keuangan
111
PELATIHAN ORIENTASI
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(P3K)
BAGIAN II
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI)
KEMENDIKBUDRISTEK
PENULIS MODUL:
Yudi Pramudianto
Ovi Soviaty Rivay
DESKRIPSI SINGKAT
Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024. Ada tiga materi pokok yang
disajikan dalam modul ini, yaitu (1) Reformasi Birokrasi General yang terdiri atas
submateri perubahan Road Map RB 2020 - 2024 dan sasaran strategis RB General;
(2) Reformasi Birokrasi Termatik yang terdiri atas submateri sasaran Reformasi
Birokrasi Tematik dan fokus penajaman evaluasi Reformasi Birokrasi Tahun 2020-
2024; dan (3) Profil Reformasi Birokrasi Kemendikbudristek yang terdiri atas
MANFAAT
Kemendikbudristek.
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
sebagai berikut.
a. Profil Kemendikbudristek
b. Capaian RB Kemendikbudristek
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi (RB) adalah perubahan yang terencana dalam proses
yang didukung oleh pimpinan organisasi untuk mengubah sistem
birokrasi, mengubah relasi-relasi yang ada di dalam birokrasi, maupun
antara birokrasi dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi, tidak jarang terjadi resistensi/penolakan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan manajemen perubahan untuk mengelola resistensi dan
memunculkan komitmen setiap orang dalam mendorong perubahan
dalam birokrasi karena upaya reformasi birokrasi berkelanjutan yang
setiap tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke
arah yang lebih baik.
1
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
2
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
Pada saat ini pelaksanaan reformasi birokrasi telah masuk pada periode
ketiga atau terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional.
Pada tahap ini reformasi birokrasi diharapkan akan menghasilkan
karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang
dicirikan dengan beberapa hal, yaitu semakin meningkatnya kualitas
pelayanan publik dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Berikut
adalah gambar periode reformasi birokrasi tersebut.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
3
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
4
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
5
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
BAB II
REFORMASI BIROKRASI GENERAL
6
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
7
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
2. Deregulasi Kebijakan
Deregulasi kebijakan bertujuan untuk menyederhanakan regulasi
dan menghapus regulasi/kebijakan yang sifatnya menghambat, serta
meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan. Kondisi yang ingin dicapai dari area
deregulasi kebijakan antara lain:
a. menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah;
b. meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-
undangan Kemendikbudristek; dan
8
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
9
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
6. Penguatan Akuntabilitas
Penguatan Akuntabilitas Kinerja bertujuan untuk menciptakan
kementerian yang akuntabel dan berkinerja tinggi. Kondisi yang ingin
dicapai dari area penguatan akuntabilitas antara lain:
a. meningkatnya komitmen pimpinan dan jajaran pegawai terhadap
kinerja dibandingkan sekedar kerja rutunitas semata;
b. meningkatnya kemampuan Kemendikbudristek dalam mengelola
kinerja organisasi;
10
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
7. Penguatan Pengawasan
Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada
masing-masing Kemendikbudristek. Kondisi yang ingin dicapai dari
area penguatan pengawasan antara lain:
a. meningkatnya kepatuhan dan efektivitas terhadap pengelolaan
keuangan negara oleh Kemendikbudristek;
b. menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada
Kemendikbudristek; dan
c. meningkatkan sistem integritas di Kemendikbudristek dalam
upaya pencegahan KKN.
11
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
12
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
13
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
Oleh karena itu, tujuan perubahan peta jalan adalah sebagai berikut.
1. Mempercepat Pencapaian Tujuan dan Sasaran Reformasi Birokrasi.
2. Mendapatkan Road Map RB yang Lebih Komprehensif dan mampu
memberikan dampak nyata baik kepada masyarakat maupun
terhadap pembangunan nasional.
3. Mendapatkan Road Map RB yang mampu menciptakan integrasi dan
orkestrasi pelaksanaan RB yang sinergis dan kolaboratif.
14
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
15
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
16
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
yang kapabel, dan pelayanan publik yang prima, Sedangkan dalam peta
jalan RB 2020-2024 setelah penajaman, sasaran strategis RB
disederhanakan menjadi dua aspek, yaitu aspek hard element dan aspek
soft element. Aspek hard element adalah bagian dari kerangka logis RB
yang merupakan berbagai perangkat yang terkait dengan akuntabilitas,
kelembagaan, tatalaksana, cara kerja, strategi, serta sistem dan regulasi
dalam pemerintahan, sedangkan aspek soft element adalah berbagai
perangkat yang terkait dengan budaya dan sumber daya manusia.
17
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
Sasaran Kegiatan
(SPIP)
Penguatan Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat
Penguatan Upaya Pencegahan Korupsi
S,7 Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Tata Kelola Kebijakan Publik
Kebijakan dan Regulasi
Pelaksanaan Pembentukan Peraturan
Perundangan-undangan
Meningkatnya kualitas Pelaksanaan Arsip Digital
S.8 pengelolaan arsip digital dan
data statistik sectoral
Pelaksanaan Data Statistik Sektoral
Meningkatnya kualitas Penguatan Pengadaan Barang dan Jasa
S.9 pengadaan barang dan jasa Pemerintah
pemerintah, pengelolaan
keuangan dan aset
Penguatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
SS.2: Budaya Birokrasi BerAKHLAK dengan ASN yang Profesional
S.1 Terwujudnya percepatan Penataan Jabatan Fungsional
transformasi jabatan fungsional
S.2 Terselenggaranya manajemen Penguatan Manajemen Talenta ASN
talenta ASN yang efektif dan
efisien
S.3 Terwujudnya percepatan -
peningkatan kapasitas pegawai
ASN
S.4 Terwujudnya rekrutmen pegawai -
ASN yang efektif dan efisien
S.6 Terwujudnya sistem Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN
kesejahteraan ASN yang adil,
layak, dan berbasis kinerja
S.7 Meningkatnya kepatuhan Penguatan Sistem Merit
terhadap sistem merit dan
sistem manajemen ASN
Pelaksanaan Core Values ASN
Pelaksanaan Pelayanan Publik Prima
18
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
19
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
20
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
21
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
22
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
23
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
24
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
25
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
BAB III
REFORMASI BIROKRASI TEMATIK
26
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
27
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
28
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
29
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
30
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
31
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
BAB IV
PROFIL REFORMASI BIROKRASI KEMENDIKBUDRISTEK
A. Profil Kemendikbudristek
1. Visi
Kemendikbudristek mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri,
bernalar kritis, dan kreatif.
2. Misi
Sesuai tugas dan kewenangannya, Kemendikbudristek melaksanakan
misi Presiden dengan penjabaran misi terkait peningkatan kualitas
manusia Indonesia, kemajuan budaya yang mencerminkan
kepribadian bangsa, dan pengelolaan pemerintahan yang bersih,
efektif, dan terpercaya. Adapun dukungan Kemendikbudristek dalam
melaksanakan misi tersebut sebagai berikut:
a. mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi,
merata, dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan
teknologi;
b. mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta
pengembangan bahasa dan sastra; dan
c. mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan
untuk mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan
pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
3. Core Values (nilai-nilai dasar) BerAKHLAK Kemendikbudristek
merupakan pelaksanaan misi dan pencapaian visi yang memerlukan
penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukung. Core values
merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh
pegawai Kemendikbudristek dalam menjalankan tugas membangun
pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi, core values BerAKHLAK
yang diutamakan pada Peta Jalan 2023-2024 ini sebagai berikut.
32
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
33
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
34
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
6. Struktur
Struktur organisasi Kemendikbudristek terdiri atas:
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
c. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah;
d. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi;
e. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi;
f. Direktorat Jenderal Kebudayaan;
g. Inspektorat Jenderal;
h. Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan; dan
i. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
35
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
36
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
37
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
38
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
39
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
40
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL (RBI) KEMENDIKBUDRISTEK
Tabel
Target Indeks Reformasi Birokrasi Kemendikbudristek
Tahun 2023--2024
TAHUN Baseline 2023 2024
(2022)
TARGET INDEKS RB
78,88 85 87
KEMENDIKBUDRISTEK
41
PELATIHAN ORIENTASI
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(P3K)
BAGIAN III
PENGENALAN SISTIM AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan terpercaya, sesuai dengan
semangat reformasi, tujuan utama reformasi adalah mewujudkan pemerintahan yang
bersih, serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; meningkatkan kualitas pelayanan publik;
serta meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi guna mencapai tata kelola
pemerintah yang baik (good corporate governance). Untuk mewujudkan sebuah sistem
pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sebagaimana
tertuang dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor XI/MPR/1998,
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah menjadi salah satu komponen di dalamnya. Guna
mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan seluruh instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Selama ini, pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi pemerintah dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya, sulit dilakukan secara obyektif. Pengukuran kinerja
suatu instansi hanya ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap
anggaran. Dengan kata lain, suatu instansi dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya apabila dapat menyerap seratus persen anggaran pemerintah, walaupun hasil
maupun dampak dari pelaksanaan program tersebut masih jauh di bawah standar. Untuk
dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas
1
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata fokus
hanya kepada input (masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran,
proses, manfaat dan dampak.
Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan akuntabilitas instansi
pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan. Melalui pengukuran
kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi
tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membekali peserta dengan kemampuan memahami SAKIP pada satuan kerja di
lingkungan Kementeriaan Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang meliputi
pemahaman terhadap konsep dasar SAKIP serta penyelenggaraan SAKIP yang terdiri dari
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporana Kinerja serta Evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Internal.
C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memahami konsep dasar SAKIP dan
penyelenggaraan SAKIP.
D. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat menjelaskan SAKIP dan
menerapkan penyelenggaraan SAKIP.
E. Materi
a) Konsep Dasar SAKIP
b) Komponen AKIP
2
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BAB
2
KONSEP DASAR SAKIP
A. Prinsip Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Penguatan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu area perubahan dalam reformasi
birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), serta meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Penguatan akuntabilitas ini dilaksanakan melalui implementasi sistem akuntabilitas kinerja
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sistem akuntabilitas kinerja adalah rangkaian sistematik dari berbagai komponen, alat dan
prosedur yang dirancang untuk mencapai tujuan manajemen kinerja yaitu perencanaan,
perjanjian kinerja, pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan
laporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan
peningkatan kinerja.
3
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
C. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam pelaksanaan SAKIP:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 156);
7. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 88
Tahun 2021 Tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963);
4
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 13 Tahun 2022
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024;
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 40 Tahun 2022
Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
13. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 210/M/2023 Tentang Indikator
Kinerja Utama Perguruan Tinggi dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
5
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
6
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
11. Sasaran Strategis, adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
kementerian/lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya
hasil satu atau beberapa program;
12. Indikator Kinerja Sasaran Strategis adalah alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan
pencapaian sasaran strategis;
13. Sasaran Program, adalah hasil yang ingin dicapai dari suatu program dalam rangka
pencapaian sasaran strategis kementerian yang mencerminkan berfungsinya keluaran;
14. Indikator Kinerja Program, adalah ukuran atas hasil (outcome) dari suatu program yang
merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu kementerian negara/lembaga dan
pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh satuan kerja;
15. Sasaran Kegiatan, adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan yang dapat
berupa barang atau jasa;
16. Indikator Kinerja Kegiatan adalah ukuran atas keluaran dari suatu kegiatan yang terkait
secara logis dengan Indikator Kinerja Program;
17. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis dan tujuan program dan
kebijakan;
18. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari
kegiatan-kegiatan dalam satu program;
19. Dampak (impact) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator dalam
suatu kegiatan;
20. Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran
ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi
instansi pemerintah yang mengidentifikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan;
21. Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya yang berisi satu atau
beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai
hasil yang terukur sesuai dengan misi;
22. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan
kerja atau unit eselon I sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
7
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
8
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BAB
3
PENYELENGGARAAN SAKIP
A. Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan
rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat
sasaran dan kegiatan.
9
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
10
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
1. Rencana Strategis
Rencana strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan pembangunan sektoral
untuk periode lima tahunan yang harus disusun dan secara substansi berpedoman pada
RPJMN. Dokumen ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, arah kebijakan, program,
kegiatan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja dan kerangka
pendanaan Kementerian sesuai dengan tugas dan fungsi. Penyusunan Renstra
merupakan suatu proses yang penting dan mendasar dalam organisasi untuk
memastikan ketercapaian tujuan organisasi. Secara umum, perencanaan adalah
gambaran keseluruhan dari suatu organisasi tentang apa yang ingin dicapai dan
bagaimana cara mencapainya. Pada instansi pemerintah, perencanaan adalah suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
11
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
12
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Informasi yang termuat dalam RKT antara lain: sasaran, indikator kinerja, target kinerja,
program/kegiatan, rincian output, target rincian output dan anggaran. Dengan
dirumuskannya RKT/Renja akan terlihat keselarasan antara sasaran yang ditetapkan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, selain itu akan terlihat juga keselarasan
dengan Renstra.
3. Perjanjian Kinerja (PK)
Perjanjian Kinerja (PK) adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
yang unit kerja yang lebih tinggi kepada pimpinan unit kerja dibawahnya untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Kinerja yang
disepakati tidak hanya kinerja yang dihasilkan dari atas kegiatan tahun bersangkutan,
tetapi juga yang berorientasi hasil (outcome) yang terwujud dari kegiatan-kegiatan tahun
13
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga harus berorientasi
hasil (outcome).
Dokumen PK memuat target kinerja yang akan dicapai selama satu tahun. Target kinerja
yang ditetapkan tersebut merupakan penjabaran dari target-target kinerja yang
ditetapkan dalam Renstra dan mengacu pada dokumen anggaran yang disahkan.
Perjanjian kinerja disusun paling lambat satu bulan setelah RKAKL/DIPA unit kerja
disahkan. Setiap target yang ditetapkan dalam dokumen PK akan dilakukan pengukuran
kinerja. Hasil pengukuran kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan Kinerja, baik
laporan kinerja berkala maupung laporan kinerja tahunan. Perjanjian Kinerja wajib
disusun oleh pimpinan satuan kerja/organisasi.
Berikut contoh Perjanjian Kinerja yang telah disusun oleh salah satu unit kerja di
Kemendikbudristek pada tahun 2023:
14
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
4. Rencana Aksi
Rencana aksi adalah dokumen tindak lanjut rencana pelaksanaan kegiatan yang memuat
sasaran, indikator, program/kegiatan, rincian output dan anggaran, serta jadwal untuk
satu tahun ke depan yang dibagi per triwulan. Rencana aksi digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya kegiatan.
B. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur indikator kinerja yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dengan cara membandingkan realisasi kinerja
dengan target kinerja.
Dalam melakukan pengukuran kinerja, hal penting yang harus dilakukan adalah:
1. Pengumpulan data kinerja. Pengumpulan data kinerja dilakukan untuk mendapatkan
data yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten yang berguna bagi pengambilan
keputusan dalam rangka perbaikan kinerja unit kerja. Untuk itu, perlu dibangun
mekanisme pengumpulan data kinerja di setiap unit kerja yang mampu
mengintegrasikan data kinerja dari unit-unit yang bertanggungjawab dalam pencapaian
kinerja;
2. Pengukuran kinerja dilakukan terhadap target-target kinerja yang telah diperjanjikan unit
kerja;
3. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai
dengan rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang digunakan.
Hasil pengukuran kinerja merupakan sumber data kinerja yang akan digunakan dalam
penyusunan laporan kinerja unit kerja.
Dalam pelaksanaan pengukuran kinerja harus didasarkan pada indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Validitas hasil pengukuran kinerja akan semakin baik dengan adanya standar
baku pengukuran indikator kinerja yang tepat, sehingga dapat melihat efektivitas dan
efisiensi pencapaian output dan outcome yang dihasilkan dari suatu program/kegiatan.
15
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
Standar baku tersebut mencakup teknis dan metode pengukuran kinerja, cara pengukuran
dan waktu pengukuran serta sumber data yang akurat, dengan memanfaatkan aplikasi
SPASIKITA.
Hasil dari pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan kegiatan atau sasaran strategis yang telah ditetapkan, dalam rangka
mewujudkan tujuan, misi dan visi unit kerja.
Manfaat Pengukuran Kinerja:
1. Untuk menunjukkan kinerja yang telah dicapai melalui upaya-upaya (kebijakan, program,
kegiatan) yang telah dilakukan;
2. Sebagai dasar untuk peningkatan kinerja yang direncanakan untuk tahun berikutnya;
3. Menjadi (salah satu) dasar untuk pengambilan keputusan;
4. Sebagai alat komunikasi baik internal maupun eksternal;
5. Untuk mengidentifikasi kepuasan pemanfaatan pelayanan kepada stake holders.
16
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2. Unit Eselon I
Ukuran keberhasilan kinerja Unit Organisasi Eselon I dalam menjalankan program diukur
kinerjanya dalam bentuk outcome, yang merupakan hasil dari berfungsinya output yang
dihasilkan oleh Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis. Pengukuran kinerja Unit
Organisasi Eselon I dilaksanakan secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran dan
tahunan). Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dan
target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Pengukuran ini dilakukan
oleh unit kerja yang membidangi evaluasi dan pelaporan di masing-masing Unit
Organisasi Eselon I. Metode pengukuran kinerja dilakukan sama dengan metode
pengukuran kinerja pada tingkat kementerian.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi dan target kinerja
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Pengukuran kinerja ini dilakukan oleh
unit kerja yang membidangi evaluasi dan pelaporan di masing-masing unit kerja. Metode
pengukuran kinerja dilakukan sama dengan metode pengukuran kinerja pada tingkat
kementerian.
17
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
Berikut contoh pengukuran kinerja triwulan I tahun 2023 pada tingkat unit kerja
18
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
19
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
20
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
C. Pelaporan Kinerja
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan penting dalam menyediakan informasi yang cepat,
tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan/pimpinan sebagai bahan pengambilan
keputusan sesuai dengan kondisi aktual serta penentuan kebijakan yang relevan. Setiap unit
kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja. Laporan
kinerja menginformasikan capaian kinerja yang telah dihasilkan unit kerja sesuai dengan
target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja.
Laporan kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungajawaban kinerja
dan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan
kepada Kementerian, Unit Organisasi Eselon I, Unit Organisasi Eselon II dan Unit Pelaksana
Teknis, atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara
memadai terhadap hasil pengukuran kinerja. Laporan kinerja yang disusun harus
menggambarkan kinerja Kementerian, Unit Organisasi Eselon I, Unit Organisasi Eselon II dan
Unit Pelaksana Teknis, yang dilaksanakan melalui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja
dengan menggunakan sumber daya yang ada.
21
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
Penyusunan laporan kinerja harus mengikuti beberapa prinsip dalam penulisan laporan yaitu
laporan disusun secara jujur, objektif, akurat, dan transparan. Prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan laporan kinerja adalah:
1. Lingkup pertanggungjawaban, laporan harus proporsional sesuai dengan lingkup
kewenangan dan tanggungjawab masing-masing dan memuat mengenai kegagalan
maupun keberhasilan. Selain itu informasi kinerja yang disajikan dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Prioritas, laporan berisi hal-hal penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan
pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjut.
Misalnya terkait keberhasilan atau kegagalan, perbedaaan atau penyimpangan antara
realisasi dan target;
3. Manfaat, yaitu manfaat laporan harus lebih besar dari biaya penyusunannya, dan
laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan kinerja;
4. Penjenjangan, laporan kinerja disusun oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab
terhadap kinerja unit kerja yang bersangkutan secara berjenjang mulai dari unit terkecil
wajib menyusun laporan sampai kepada instansi tertinggi di atasnya (struktur
berjenjang);
5. Konsisten dengan tujuan penyusunan laporan kinerja, terutama untuk menyediakan
informasi kinerja, yaitu konsistensi antara kinerja yang dilaporkan dalam laporan kinerja
dengan kinerja yang disepakati dalam Perjanjian Kinerja unit kerja;
6. Selaras dengan kerangka akuntabilitas kinerja pada tatanan administrasi pemerintahan
yang berlaku;
7. Laporan kinerja harus disampaikan tepat waktu.
Laporan Kinerja merupakan salah satu komponen utama dalam penerapan sistem
akuntabilitas kinerja yang merupakan dokumen pertanggungjawaban kinerja dan anggaran
yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja.
22
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ikhtisar Eksekutif
BAB I Pendahuluan
A. Gambaran Umum
B. Dasar Hukum
C. Tugas dan Fungsi Serta Struktur Organisasi
D. Isu-Isu Strategis/Permasalahan
E. Peran Strategis
LAMPIRAN
1. Dokumen Perjanjian Kinerja Awal dan Perjanjian Kinerja Revisi Terakhir
2. Surat Pernyataan bahwa Laporan Kinerja telah Direviu
23
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
Evaluasi terhadap implementasi sisten akuntabilitas kinerja sangat penting dan harus
dilaksanakan oleh evaluator secara profesional dan penuh tanggungjawab dan memenuhi
kompetensi sebagai berikut:
1. Memahami sistem akuntabilitas kinerja;
2. Memahami manajemen kinerja;
3. Memahami mekanisme evaluasi atas penerapan sistem akuntabilitas kinerja.
Evaluasi tersebut diharapkan dapat memberikan stimulasi bagi para pimpinan, untuk terus
berusaha menyempurnakan praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang baik
berdasarkan prinsip-prinsip good governance dan fungsi-fungsi manajemen yang berbasis
kinerja secara taat asas dan berkelanjutan.
Para evaluator diharapkan dapat membantu dan memfasilitasi perbaikan proses-proses pen
gambilan keputusan baik pada tingkat perumusan kebijakan, perencanaan dan
penganggaran, pengelolaan sumberdaya dan dana, sistem pengendalian manajemen, serta
peningkatan kinerja.
Evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja, adalah aktivitas analisis yang
sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan, serta
pemberian solusi atas masalah yang ditemukan untuk tujuan peningkatan akuntabilitas dan
kinerja organisasi, serta peningkatan kinerja instansi pemerintah.
24
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja, harus menyimpulkan hasil penilaian
atas fakta objektif unit kerja, dalam mengimplementasikan perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja, sesuai dengan
kriteria masing-masing komponen yang ada.
Maksud dilakukannya evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja adalah untuk
mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan, kendala yang dijumpai dalam
pelaksanaan rencana dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan perencanaan
di masa mendatang.
Secara umum tujuan dari evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), adalah
untuk mengetahui sejauh mana AKIP dilaksanakan dalam mendorong peningkatan
pencapaian kinerja yang tepat sasaran dan berorientasi hasil;
1. Memperoleh informasi mengenai implementasi SAKIP;
2. Menilai tingkat implementasi SAKIP;
3. Menilai tingkat akuntabilitas kinerja;
4. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan AKIP;
5. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.
Ruang lingkup evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja, meliputi kegiatan
evaluasi terhadap perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja, termasuk penerapan
anggaran berbasis kinerja, pelaksanaan program dan kegiatan, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi internal, serta pencapaian kinerja.
Dalam penerapannya, ruang lingkup evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja,
mencakup:
1. Penilaian terhadap perencanaan strategis, termasuk di dalamnya perjanjian kinerja, dan
sistem pengukuran kinerja;
2. Penilaian terhadap penyajian dan pengungkapan informasi kinerja;
3. Evaluasi terhadap program dan kegiatan;
4. Evaluasi terhadap kebijakan organisasi yang bersangkutan;
25
Pengenalan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
Terdapat 4 komponen yang menjadi lingkup evaluasi sistem akuntabilitas kinerja yaitu:
Informasi yang dihasilkan dari suatu pelaksanaan evaluasi atas implementasi sistem
akuntabilitas kinerja, antara lain mencakup:
1. Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP;
2. Menilai tingkat implementasi SAKIP;
3. Menilai tingkat akuntabilitas kinerja;
4. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP; dan
5. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya
26
Pengenalan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BAB
4
PENUTUP
27
BAGIAN IV
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 3
PERENCANAAN KINERJA 4
ALUR PERENCANAAN SKP 5
ALUR PERENCANAAN SKP BAGI PEGAWAI MUTASI 15
ALUR PERENCANAAN SKP TUGAS BELAJAR 16
CONTOH PENYUSUNAN SASARAN KINERJA PEGAWAI 18
CONTOH PENYUSUNAN SKP UNTUK SATU TINGKAT CASCADING 18
CONTOH PENYUSUNAN SKP UNTUK DUA TINGKAT CASCADING 20
CONTOH PENYUSUNAN SKP UNTUK PEGAWAI PELAJAR 22
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pegawai Yang Dinilai dan Pejabat Penilai Kinerja _______________________________________________ 4
Gambar 2 Penuangan PK ke format SKP (Kualitatif) Pimpinan Unit Kerja _____________________________________ 6
Gambar 3 Format SKP Pimpinan Unit Kerja Mandiri ____________________________________________________ 7
Gambar 4 Contoh Manual Indikator ______________________________________________________________ 8
Gambar 5 Piramida Kinerja ____________________________________________________________________ 9
Gambar 6 Matriks Peran Hasil Satu Tingkat ________________________________________________________ 10
Gambar 7 Matriks Peran Hasil Dua Tingkat _________________________________________________________ 11
Gambar 8 Penuangan Matriks Peran Hasil ke Format SKP (Kualitatif) Pegawai _________________________________ 12
Gambar 9 Perilaku Kerja pada Format SKP _________________________________________________________ 13
Gambar 10 Contoh Lampiran SKP _______________________________________________________________ 14
Gambar 11 Contoh PK Pimpinan Unit Kerja _________________________________________________________ 18
Gambar 12 Contoh Matriks Pembagian Peran dan Hasil Satu Tingkat antara Pimpinan Unit Kerja dan seluruh pegawai _____ 18
Gambar 13 Contoh Format SKP Pegawai Satu Tingkat _________________________________________________ 19
Gambar 14 Contoh Matriks Pembagian Peran dan Hasil Antara Pimpinan Unit Kerja dan Ketua Tim (Tingkat 1) ___________ 20
Gambar 15 Contoh Matriks Pembagian Peran dan Hasil Antara Ketua Tim dan Anggota Tim (Tingkat 2) ________________ 20
Gambar 16 Contoh Format SKP Pegawai Dua Tingkat __________________________________________________ 21
Gambar 17 Contoh Format SKP Pegawai Pelajar _____________________________________________________ 23
PERENCANAAN KINERJA
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 6 Tahun 2022, bahwa pengelolaan kinerja
pegawai ditujukan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). Pengelolaan kinerja pegawai merupakan suatu proses yang berkesinambungan mulai dari
perencanaan kinerja; pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan kinerja; penilaian kinerja; dan
tindak lanjut. Mekanisme dalam setiap proses tersebut akan dijelaskan ke dalam masing-masing
modul.
Modul ini akan menjelaskan mekanisme perencanaan kinerja. Perencanaan kinerja dilakukan dalam
delapan tahap, yang dijelaskan pada Alur Perencanaan SKP. Format SKP dapat disusun
menggunakan dua pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kebijakan di Kemendikbudristek
menggunakan pendekatan kualitatif, karena format kualitatif juga dapat mengakomodir pekerjaan
dengan karakteristik kuantitatif.
4
Pada seluruh proses pengelolaan kinerja diperlukan komitmen pimpinan, baik selaku Pejabat Penilai
maupun sebagai Ketua Tim, mengingat hasil kerja dan perilaku kerja yang tertuang dalam dokumen
SKP pada umumnya merupakan ekspektasi pimpinan.
Dalam setiap dokumen SKP mencantumkan Pegawai Yang Dinilai dan Pejabat Penilai Kinerja, seperti
tampak pada gambar berikut.
• Pegawai Yang Dinilai adalah pegawai yang hasil kerja dan perilaku kerjanya mendapatkan
penilaian dari Pejabat Penilai Kinerja pada dokumen yang ditetapkan.
• Pejabat Penilai Kinerja adalah atasan langsung pegawai dengan ketentuan paling rendah
pejabat pengawas atau pejabat lain yang diberi pendelegasian wewenang oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian.
• Ketua Tim adalah pejabat fungsional ataupun pelaksana yang diberikan peran oleh Pimpinan
Unit Kerja untuk mengkoordinasikan tim kerja dibawah Pimpinan Unit Kerja dan bertugas
untuk melaporkan pelaksanaan tugas tim kerja kepada Pimpinan Unit Kerja. Ketua Tim dapat
memberikan rekomendasi penilaian kinerja anggota tim kerja kepada Pejabat Penilai Kinerja.
2. Tahap Kedua: Menetapkan dan mengklarifikasi ekspektasi atas hasil kerja dan perilaku kerja
pejabat pimpinan tinggi dan pimpinan unit kerja mandiri serta menuangkan dalam format SKP,
5
yang meliputi Hasil Kerja Utama, Hasil Kerja Tambahan (jika ada), dan Perilaku Kerja. a. Hasil
Kerja
1) Rencana hasil kerja bagi Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Mandiri terdiri atas
hasil kerja utama yang mencerminkan tingkat prioritas tinggi dan hasil kerja tambahan
yang mencerminkan tingkat prioritas rendah.
2) Sasaran, indikator dan target pada PK merupakan ekspektasi pimpinan yang wajib
dituangkan dalam SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Unit Kerja Mandiri sebagai
prioritas tinggi (hasil kerja utama)
3) Rencana hasil kerja atau indikator kinerja memenuhi 4 perspektif, yaitu:
(a). Perspektif penerima layanan, yaitu kemampuan organisasi dalam memenuhi
keinginan dan harapan penerima layanan atau pemangku kepentingan
(b). Perspektif proses bisnis, yaitu perbaikan proses untuk menghasilkan output yang
memiliki nilai tambah
(c). Perspektif penguatan internal, yaitu kemampuan organisasi untuk mengembangkan
sumber daya untuk pencapaian tujuan organisasi
(d). Perspektif anggaran, yaitu kinerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran. Perspektif ini harus ada dalam rencana SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan
Pimpinan Unit Mandiri
4) Penuangan sasaran, indikator dan target pada PK ke dalam format SKP Pimpinan Unit
Kerja Mandiri dilakukan sebagai berikut.
Format SKP kualitatif
(a). kolom Hasil Kerja Utama pada format SKP diisi dengan Sasaran pada PK,
ditambahkan penugasan dari atasan langsung atau pimpinan
(b). kolom Ukuran Keberhasilan/ Indikator pada format SKP diisi dengan Target dan
Indikator pada PK, ditambahkan perspektif
SKP KUALITATIF
HASIL KERJA
A. UTAMA
1 Sasaran 1
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target, dan Perspektif :
- target 1 , [IKK1.1]
- target 2, [IKK1.2]
2
Sasaran 2
b. Perilaku kerja
1) Standar Perilaku Kerja Pegawai didasarkan pada Nilai Dasar ASN: BerAKHLAK, yaitu:
• Berorientasi Pelayanan
• Akuntabel
• Kompeten
• Harmonis
• Loyal
• Adaptif
• Kolaboratif
2) Melalui dialog kinerja, pimpinan dapat memberikan ekspektasi khusus terhadap perilaku
kerja yang harus ditunjukkan pegawai dalam rangka pencapaian hasil kerja yang
diharapkan
3) Hasil dialog kinerja terkait ekspektasi pimpinan dituangkan dalam format SKP, dengan
contoh sebagai berikut.
SASARAN KINERJA PEGAWAI
PENDEKATAN HASIL KERJA KUALITATIF
BAGI PEJABAT PIMPINAN TINGGI DAN PIMPINAN UNIT KERJA MANDIRI
2 Meningkatnya tata kelola Biro Sumber Daya Manusia (Penugasan dari Sekretaris Jenderal)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target, dan Perspektif :
- Predikat SAKIP Biro Sumber Daya Manusia minimal A (Perspektif Penguatan Internal)
- Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Sumber Daya Manusia minimal 93,75 (Perspektif Anggaran)
B. TAMBAHAN
1 (Hasil yang diharapkan dengan prioritas rendah disertai dengan Jabatan Pimpinan yang memberikan penugasan)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target, dan Perspektif :
3. Tahap Ketiga: Menyusun manual indikator kinerja untuk SKP Pejabat Pimpinan Tinggi dan
Pimpinan Unit Kerja Mandiri
8
a. Manual indikator kinerja individu disusun untuk setiap ukuran keberhasilan/ indikator kinerja
individu
b. Manual indikator kinerja dapat mengacu pada definisi operasional indikator Renstra
setiap ukuran keberhasilan/ indikator kinerja individu dan target pada SKP Pimpinan menyusun
strategi pencapaian hasil kerja.
5. Tahap kelima: Membagi peran pegawai berdasarkan strategi pencapaian hasil kerja
a. Hasil identifikasi strategi pencapaian hasil kerja dibagi kepada pegawai yang
bertanggungjawab baik secara mandiri maupun dalam tim kerja sesuai dengan kompetensi,
keahlian, dan atau keterampilan, serta kualitas dan tingkat kendali.
b. Kualitas dan tingkat kendali hasil kerja pejabat administrasi dan pejabat fungsional dapat
digambarkan dalam piramida kinerja sebagai berikut.
• outcome, yaitu hasil/ manfaat/ dampak yang diharapkan dalam jangka pendek,
menengah atau panjang;
• outcome antara, yaitu hasil/manfaat/dampak yang diperoleh dari penyelarasan
dengan metode direct cascading;
• output dengan tingkat kendali rendah, yaitu hasil/ keluaran dalam bentuk produk
atau layanan yang pencapaiannya dipengaruhi secara dominan oleh selain pemilik
rencana hasil kerja.
• output dengan tingkat kendali sedang, yaitu hasil/ keluaran dalam bentuk produk
atau layanan yang pencapaiannya dipengaruhi secara berimbang oleh pemilik
rencana hasil kerja dan selain pemilik rencana hasil kerja;
• output dengan tingkat kendali tinggi, yaitu hasil/ keluaran dalam bentuk produk atau
layanan yang pencapaiannya dipengaruhi secara dominan oleh pemilik rencana hasil
kerja.
c. Hasil pembagian peran dan hasil yang dilakukan dituangkan dalam Matriks Pembagian Peran
dan Hasil
10
d. Matriks pembagian peran dan hasil adalah sebuah tabel yang mengidentifikasi peran hasil
setiap pegawai untuk mendukung pencapaian hasil kerja pimpinannya dan harus
mencerminkan pencapaian (hasil).
e. Langkah untuk membuat matriks pembagian peran dan hasil
1) Matriks peran dan hasil penyelarasan satu tingkat (tidak dibentuk tim kerja)
(a). Tuliskan setiap ukuran keberhasilan/indikator kinerja individu Pejabat Pimpinan Tinggi
atau Pimpinan Unit Kerja Mandiri di baris paling atas tabel
(b). Daftar setiap Pegawai di unit kerja berikut jabatannya pada kolom kiri matriks
kebawah
(c). Untuk setiap sel tabel, cantumkan peran hasil Pegawai untuk mendukung ukuran
keberhasilan/indikator kinerja individu Pejabat Pimpinan Tinggi atau Pimpinan Unit
Kerja Mandiri sesuai hasil identifikasi strategi pencapaian hasil kerja yang telah dibagi
ke penanggung jawab
(d). Peran hasil setiap Pegawai pada poin (c) adalah rencana hasil kerja yang akan
dituliskan dalam Format SKP
Pimpinan
Ahmad IKK 1 IKK 2 IKK 3
Unit Kerja
peran hasil 1 peran hasil 3
Agus JF 1
peran hasil 2
Arif JF 2
peran hasil 2
Andi Pelaksana 1
peran hasil 2 peran hasil 4
Anta Pelaksana 2
peran hasil 2 peran hasil 4
2) Matriks peran dan hasil penyelarasan dua tingkat (dibentuk tim kerja)
(a). Tuliskan ukuran keberhasilan/ indikator kinerja individu Pejabat Pimpinan Tinggi atau
Pimpinan Unit Kerja Mandiri di baris paling atas tabel
(b). Daftar setiap pegawai di unit kerja berikut jabatannya pada kolom kiri matriks baik
yang akan diberikan peran sebagai ketua tim
(c). Untuk setiap sel tabel, cantumkan peran hasil pegawai untuk mendukung ukuran
keberhasilan/indikator kinerja individu Pejabat Pimpinan Tinggi atau Pimpinan Unit
11
Kerja Mandiri sesuai hasil identifikasi strategi pencapaian hasil kerja yang telah dibagi
ke penanggung jawab
(d). Setelah matriks pembagian peran dan hasil Pejabat Pimpinan Tinggi dan Pimpinan
Unit Kerja Mandiri terbentuk, selanjutnya disusun matriks pembagian peran dan
hasil antara Ketua Tim dan Anggota Tim Kerja
(e). Tuliskan rencana hasil kerja ketua tim di baris paling atas tabel
(f). Daftar setiap anggota tim berikut jabatannya pada kolom kiri matriks
(g). Untuk setiap sel tabel, cantumkan hasil peran anggota tim untuk mendukung rencana
hasil kerja tim sesuai hasil identifikasi strategi pencapaian hasil kerja yang telah
dibagi ke penanggung jawab
(h). Peran hasil setiap Pegawai pada poin (c) dan (g) adalah rencana hasil kerja yang akan
dituliskan dalam format SKP
meliputi Hasil Kerja Utama, Hasil Kerja Tambahan (jika ada), Perilaku Kerja, dan Lampiran SKP. a.
Hasil Kerja
1) Ukuran keberhasilan/ indikator kinerja individu dan target hasil kerja pegawai ditentukan
berdasarkan pendekatan kualitatif;
SKP KUALITATIF
HASIL KERJA
A. UTAMA
1 hasil 1 (Penugasan dari…)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
-
2 hasil 2 (Penugasan dari…)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
-
Gambar 8 Penuangan Matriks Peran Hasil ke Format SKP (Kualitatif) Pegawai
b. Perilaku Kerja
1) Standar perilaku kerja ASN didasarkan pada nilai dasar ASN: BerAKLHAK
2) Melalui dialog kinerja sepanjang tahun pimpinan dapat memberikan ekspektasi khusus
(optional) terhadap perilaku kerja yang harus ditunjukkan pegawai dalam rangka
pencapaian hasil kerja yang diharapkan.
13
8. Tahap Kedelapan: Menyepakati sumber daya yang dibutuhkan, skema pertanggungjawaban dan
konsekuensi pencapaian kinerja serta menuangkan dalam format Lampiran SKP a. Sumber Daya
Sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka pemenuhan ekspektasi dapat berupa: a)
Sumber daya manusia
b) Anggaran
c) Peralatan kerja
d) Pendampingan Pimpinan
e) Sarana dan prasarana
b. Skema pertanggungjawaban
14
Pimpinan dan Pegawai menyepakati waktu pelaporan perkembangan hasil kerja beserta data
yang dilaporkan
SKEMA PERTANGGUNGJAWABAN
1 Progres penyelesaian SK dilaporkan secara berkala
2
3
KONSEKUENSI
1 Direkomendasikan untuk pengembangan kompetensi
2
(nama) (nama)
NIP (nip) NIP (nip)
Gambar 10 Contoh Lampiran SKP
Kinerja pada unit kerja/ instansi atau jabatan baru. Penyusunan rencana kinerja pegawai mutasi
sesuai dengan unit kerja/instansi atau jabatan baru, prosesnya sesuai tahapan yang telah dijelaskan
pada Alur Perencanaan SKP diatas.
16
Berikut adalah panduan dalam menentukan ekspektasi atas hasil evaluasi akademik bagi pegawai
yang melaksanakan tugas belajar di luar negeri:
a. Strata 1 (S – 1)
Berikut adalah panduan dalam menentukan ekspektasi atas ketepatan waktu kelulusan: a.
Lebih cepat: pegawai lulus lebih cepat dari jangka waktu tertentu
b. Tepat waktu: pegawai lulus sesuai jangka waktu tertentu
c. Adanya perpanjangan: pegawai lulus tidak tepat waktu atau adanya perpanjangan jangka
waktu tugas belajar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Perilaku kerja pegawai yang melaksanakan tugas belajar merupakan nilai dasar ASN BerAKHLAK
berserta panduan perilakunya dan dapat ditambahkan dengan ekspektasi khusus.
Ekspektasi atas hasil kerja dan perilaku kerja pegawai tugas belajar dituangkan dalam format
SKP.
Pejabat Penilai Kinerja dan pegawai dapat menyepakati sumber daya yang dibutuhkan, skema
pertanggungjawaban dan konsekuensi pencapaian kinerja. Kesepakatan Pejabat Penilai Kinerja
dan pegawai dituangkan dalam format Lampiran SKP.
Pegawai yang memulai tugas belajar pada pertengahan tahun kalender, maka ekspektasi
Pejabat Penilai Kinerja terhadap pegawai selama melakukan tugas belajar ditambahkan pada
SKP tahun kinerja tersebut.
Matriks Peran Hasil Level 1 - Kepala Satker dan Ketua Tim (dan pegawai) dibawah Kepala Satker
HASIL KERJA
A. UTAMA
1 Rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP sesuai ADK(Penugasan dari Kepala Lembaga…)
19
- 1 rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun sesuai dengan ADK
- rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun dalam waktu 1 bulan dan siap digunakan
2 Petunjuk pelaksaaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP sesuai ketentuan lembaga(Penugasan dari Kepala
Lembaga…)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
- 1 dokumen petunjuk pelaksanaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun sesuai dengan
ketentuan lembaga
- dokumen petunjuk pelaksanaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun dalam waktu satu bulan
dan siap digunakan
3 Dokumen studi kelayakan pengembangan model sesuai dengan kebutuhan jenjang SMA(Penugasan dari Kepala Lembaga…)
- dokumen studi kelayakan pengembangan model minimal 85% telah selesai dengan kebutuhan jenjang SMA
B. TAMBAHAN
1 (Hasil yang diharapkan dengan prioritas rendah disertai dengan Jabatan Pimpinan yang memberikan penugasan)
Dengan menggunakan contoh PK Pimpinan Unit Kerja pada Gambar 11, penjelasan diatas dapat
terlihat pada gambar berikut.
Gambar 14 Contoh Matriks Pembagian Peran dan Hasil Antara Pimpinan Unit Kerja dan Ketua Tim (Tingkat 1)
HASIL KERJA
A. UTAMA
1 Rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP sesuai ADK (Penugasan dari Ketua Tim Fasilitasi)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
- 1 rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun sesuai dengan ADK
- rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun dalam waktu 1 bulan dan siap digunakan
2 Petunjuk pelaksaaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP sesuai ketentuan lembaga (Penugasan dari Ketua Tim
Fasilitasi)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
- 1 dokumen petunjuk pelaksanaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun sesuai dengan
ketentuan lembaga
- dokumen petunjuk pelaksanaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun dalam waktu satu bulan
dan siap digunakan
3 Dokumen studi kelayakan pengembangan model sesuai dengan kebutuhan jenjang SMA(Penugasan dari Ketua Tim Fasilitasi)
- dokumen studi kelayakan pengembangan model minimal 85% telah selesai dengan kebutuhan jenjang SMA
B. TAMBAHAN
1 (Hasil yang diharapkan dengan prioritas rendah disertai dengan Jabatan Pimpinan yang memberikan penugasan)
1. Jika pada tahun berjalan pegawai menjalankan dua kondisi, yaitu sebagai pegawai aktif,
kemudian sebagai pegawai pelajar, atau sebaliknya, maka yang dituliskan dalam format SKP
adalah hasil kerja sesuai pembagian peran dan hasil pada saat pegawai aktif, dan juga hasil kerja
pada saat pegawai menjalankan tugas belajar (seperti pada contoh gambar dibawah).
2. Jika selama tahun berjalan pegawai melaksanakan tugas belajar, maka hasil kerja yang perlu
dituliskan pada format SKP hanya yang berkaitan dengan tugas belajarnya saja, kemudian
dituliskan juga indikator keberhasilannya (seperti pada contoh gambar dibawah, nomor 4 yang
dicetak tebal).
22
3. Pada format SKP tersebut, perilaku kerja seperti pada Gambar 9 ditambahkan, dan pimpinan dapat
menambahkan ekspektasi khusus terhadap perilaku kerja pegawai.
(NAMA INSTANSI) PERIODE PENILAIAN: ….. JANUARI SD … DESEMBER TAHUN
….
HASIL KERJA
A. UTAMA
1 Rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP sesuai ADK (Penugasan dari Ketua Tim Fasilitasi)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
- 1 rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun sesuai dengan ADK
- rancangan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun dalam waktu 1 bulan dan siap digunakan
2 Petunjuk pelaksaaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP sesuai ketentuan lembaga (Penugasan dari Ketua
Tim
Fasilitasi)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
- 1 dokumen petunjuk pelaksanaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun sesuai dengan
ketentuan lembaga
- dokumen petunjuk pelaksanaan kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu, Workshop Penyusunan BP telah selesai disusun dalam waktu satu
bulan dan siap digunakan
3
Dokumen studi kelayakan pengembangan model sesuai dengan kebutuhan jenjang SMA(Penugasan dari Ketua Tim Fasilitasi)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target :
- dokumen studi kelayakan pengembangan model minimal 85% telah selesai dengan kebutuhan jenjang SMA
B. TAMBAHAN
1 (Hasil yang diharapkan dengan prioritas rendah disertai dengan Jabatan Pimpinan yang memberikan penugasan)
Ukuran keberhasilan/ Indikator Kinerja Individu, Target, dan Perspektif :
23
KEMDIKBUDRISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Setiap unit kerja melihat capaian IKK yang telah diinput pada aplikasi SPASIKITA.
Selanjutnya capaian masing-masing indikator diambil rata-rata dalam bentuk
persentase.
Indikator Kinerja Realisasi
Sasaran Kegiatan Kegiatan Target SPASIKITA Capaian Hasil
1
[IKK 1.3] Persentase
pegawai yang menjalani
mutasi jabatan dan/atau
mutasi wilayah sesuai pola 55 60.29 109.61% 109.61%
karir
Kemendikbudristek dan
kebutuhan organisasi
Meningkatnya tata [IKK 2.1] Predikat
kelola Biro Sumber SAKIP Biro Sumber A A 100% 100%
Daya Manusia Daya Manusia minimal A
[IKK 2.2] Nilai Kinerja
Anggaran atas
Pelaksanaan RKA-K/L 95.5 95.94 100.46% 100.46%
Biro Sumber Daya
Manusia minimal 93,75
Rata-rata Capaian 101.25%
Jika persentase capaian IKK melebihi dari 120%, maka kolom Hasil diisikan 120%. Dari
hasil rata-rata capaian IKK maka kategori SKP sesuai dengan tabel berikut.
Kategori Sesuai PMK Capaian Kinerja Kategori pada SKP Sumbu Y untuk Hasil (IKU
Organisasi dan Delivery Ekspektasi Pimpinan)
Sangat Baik >90% Di atas Ekspektasi (Sebagian besar atau
seluruh Hasil Kerja di atas ekspektasi dan tidak ada
Hasil Kerja Utama yang di bawah ekspektasi dan
Umpan Balik sebagian/seluruhnya menunjukkan
respon positif)
Baik >80% - >90% Sesuai Ekspektasi (sebagian besar atau
seluruh Hasil Kerja sesuai ekspektasi dan hanya
sebagian kecil Hasil Kerja Utama yang di bawah
ekspektasi dan Umpan Balik sebagian menunjukkan
respon positif)
Cukup <80% Di bawah Ekspektasi(sebagian besar atau
seluruh Hasil Kerja di bawah Ekspektasi dan Umpan
balik yang diberikan atas hasil kerja pegawai
sebagian besar atau seluruhnya tidak menunjukkan
respon positif)
2
b. Proses pada Sumbu X
Nilai yang digunakan untuk sumbu X (Proses) merupakan nilai RB Kementerian. Hasil
akhir nilai RB pada setiap tahunnya melebihi tenggat waktu penilaian SKP. Sehingga
untuk SKP tahun 2022 menggunakan penilaian RB tahun 2021 berdasarkan surat
Lembar Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2021 Nomor
B/67/M.RB.06/2022 Tanggal 7 Maret 2022, Kemendikbudristek memperoleh nilai
sebagai berikut :
Dari nilai tersebut maka proses terkait pelaksanaan RB (Indeks RB) pada sumbu X masuk
pada kategori “Sangat Baik” sesuai dengan keterangan dibawah ini :
Pelaksanaan RB
No. Predikat Nilai Absolut Interprestasi Pada SKP
(Sumbu X (Proses))
1 AA > 90 - 100 Sangat Memuaskan
Telah terwujud Good Governance.
Seluruh kinerja dikelola dengan Sangat Baik
sangat memuaskan di seluruh unit
kerja. Telah terbentuk pemerintah
yang yang dinamis, adaptif, dan
3
Pelaksanaan RB
No. Predikat Nilai Absolut Interprestasi Pada SKP
(Sumbu X (Proses))
efisien (Reform). Pengukuran
kinerja telah dilakukan sampai ke
level individu.
2 A > 80 - 90 Memuaskan
Terdapat gambaran bahwa instansi
pemerintah/unit kerja dapat
memimpin perubahan dalam
mewujudkan pemerintahan
berorientasi hasil, karena
pengukuran kinerja telah dilakukan
sampai ke level eselon
4/Pengawas/Subkoordinator.
3 BB > 70 - 80 Sangat Baik
Terdapat gambaran bahwa AKIP
sangat baik pada 2/3 unit kerja,
baik itu unit kerja utama, maupun
unit kerja pendukung.
Akuntabilitas yang sangat baik
ditandai dengan mulai terwujudnya
efisiensi penggunaan anggaran
dalam mencapai kinerja, memiliki
sistem manajemen kinerja yang
andal dan berbasis teknologi
informasi, serta pengukuran kinerja
telah dilakukan sampai ke level
eselon 3/koordinator.
4 B > 60 - 70 Baik
Terdapat gambaran bahwa AKIP
sudah baik pada 1/3 unit kerja,
khususnya pada unit kerja utama.
Terlihat masih perlu adanya sedikit
Baik
perbaikan pada unit kerja, serta
komitmen dalam manajemen
kinerja. Pengukuran kinerja baru
dilaksanakan sampai dengan level
eselon 2/unit kerja.
5 CC > 50 - 60 Cukup (Memadai) Kurang
4
Terdapat gambaran bahwa AKIP
cukup baik. Namun demikian,
masih perlu banyak perbaikan
walaupun tidak mendasar
khususnya akuntabilitas kinerja
pada unit kerja.
Pelaksanaan RB
No. Predikat Nilai Absolut Interprestasi Pada SKP
(Sumbu X (Proses))
6 C > 30 - 50 Kurang
Sistem dan tatanan dalam AKIP
kurang dapat diandalkan. Belum
terimplementasi sistem
manajemen kinerja sehingga masih
perlu banyak perbaikan mendasar
di level pusat.
7 D > 0 - 30 Sangat Kurang
Sistem dan tatanan dalam AKIP
sama sekali tidak dapat diandalkan.
Sama sekali belum terdapat
penerapan manajemen kinerja
sehingga masih perlu banyak
perbaikan/perubahan yang sifatnya
sangat mendasar, khususnya dalam
implementasi
SAKIP.
Dari hasil yang diperoleh maka nilai capaian kinerja organisasi dapat dilihat pada kuadran
capaian organisasi berdasarkan perpotongan sumbu Y (hasil) dan sumbu X (proses).
Contoh :
Sumbu Y (hasil) berdasarkan nilai capaian IKU didapatkan rata-rata 101.25%, maka hasil
konversi pada SKP masuk pada kategori di atas ekspektasi.
Sumbu X (proses) berdasarkan nilai RB Kemdikbudristek didapatkan nilai 78.79, maka hasil
konversi pada SKP masuk pada kategori sangat baik.
Sehingga nilai capaian organisasi adalah istimewa berdasarkan kuadran kinerja.
5
2. Nilai Predikat Kinerja Akhir Pegawai
Kolom umpan balik pada perilaku kerja diisikan oleh pimpinan berdasarkan pengamatan
dengan mempertimbangkan rekomendasi dari rekan kerja atau bawahan, sebagaimana
contoh berikut.
6
Dalam memberikan predikat kinerja pegawai memperhatikan capaian kinerja organisasi.
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 6 Tahun 2022, capaian kinerja akhir individu
didapatkan dari kuadran di bawah ini :
3. Dokumen SKP
7
Evaluasi kinerja ditandatangani oleh pejabat penilai kinerja pada akhir Desember
maksimal Januari tahun berikutnya atau akhir periode SKP (Hari kerja)
d. Dok. Evaluasi
Jika tidak ada keberatan dari pegawai yang dinilai terhadap penilaian kinerja maka
penandatanganan hanya dilakukan oleh pegawai dan pejabat penilai kinerja.
Jika ada keberatan, maka kolom keberatan dan penjelasan pejabat penilai kinerja atas
keberatan serta keputusan dan rekomendasi atasan pejabat penilai kinerja harus diisi.
Penandatanganan dilakukan oleh pegawai, pejabat penilai dan atasan pejabat penilai.
8
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-SKP
DI LINGKUNGAN KEMDIKBUDRISTEK
Permen PAN & RB No. 6 Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya kepada kita, sehingga Biro Sumber Daya Manusia dapat menyelesaikan Panduan
Penggunaan Aplikasi E-SKP sesuai dengan yang telah dikembangkan berdasarkan PermenPAN
dan RB Nomor 6 Tahun 2022. Panduan ini memberikan gambaran tentang teknis penggunaan
aplikasi E-SKP berdasarkan proses dan peran pegawai.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan panduan ini kami
sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
4. Menyetujui Rencana SKP .......................................................................................... 23
BAB IV PENYUSUNAN EVALUASI SKP .......................................................................... 24
A. CAPAIAN KINERJA AKHIR ORGANISASI ......................................................... 24
1. Hasil (IKU dan Delivery Ekspektasi Pimpinan) pada sumbu Y ................................ 24
2. Proses pada Sumbu X .................................................................................................
26
3. Input nilai kinerja organisasi oleh admin ................................................................... 27
B. NILAI PREDIKAT KINERJA AKHIR PEGAWAI ................................................ 29
1. Login aplikasi oleh pegawai ...................................................................................... 29
2. Menu Realisasi .......................................................................................................... 29
3. Isi Realisasi ............................................................................................................... 30
4. Login aplikasi oleh pimpinan .................................................................................... 33
5. Isi Umpan Balik ......................................................................................................... 33
6. Proses Hasil Umpan Balik.......................................................................................... 36
7. Cetak Evaluasi SKP ................................................................................................... 39
8. Cetak Dokumen Evaluasi SKP .................................................................................. 41
BAB V PENUTUP................................................................................................................... 43
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penilaian Kinerja Pegawai dilaksanakan untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang profesional dan bertanggungjawab, jujur dan adil, melalui pembinaan yang
dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan
pada sistem prestasi kerja, serta untuk menjamin obyektivitas dalam
mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat.
B. TUJUAN
Buku panduan penggunaan aplikasi e-SKP dibuat untuk memudahkan admin dan
pegawai pada unit kerja di lingkungan Kemdikbudristek dalam melaksanakan proses
penilaian kinerja sesuai PermenPAN dan RB Nomor 6 Tahun 2022 mulai dari
perencanaan, pelaporan, monitoring, sampai dengan evaluasi kinerja dengan
menggunakan aplikasi e-SKP.
1
BAB II PENGGUNAAN APLIKASI
A. AKSES E-SKP
Untuk mengakses Aplikasi e-SKP silakan buka aplikasi browser (Mozila Firefox,
Google Chrome, UC Browser, Safari, dll) ketikan alamat url
https://skp.sdm.kemdikbud.go.id/
Tampilan awal ketika membuka aplikasi e-SKP dapat dilihat pada gambar berikut.
Pada halaman tersebut pegawai dapat login dengan memasukan username berupa NIP
dan password yang sama dengan password yang digunakan pada aplikasi DikbudHR.
Selanjutnya klik tombol “Login”
Jika lupa password DikbudHR, silakan gunakan fitur lupa password yang tersedia pada
aplikasi DikbudHR (https://data-sdm.kemdikbud.go.id/).
B. BERANDA
Setelah login akan tampil halaman beranda seperti pada gambar berikut.
Halaman ini menampilkan nama pegawai yang login, seluruh menu pada aplikasi yang
ada disebelah kiri, menu durasi dan jabatan, dan menu pintas pegawai.
2
• Menu Data Pegawai, untuk menampilkan data pribadi sesuai dengan data pada
aplikasi DIKBUDHR dan tim kerja yang sudah disetting oleh Admin Unit Kerja.
• Menu SKP, untuk menampilkan Rencana SKP, untuk membuat rencana SKP;
Realisasi SKP, untuk mengisi realisasi SKP; dan Martrik Peran Hasil, untuk
membagi peran pegawai pada setiap indikator/hasil kerja yang akan diintervensi
(menampilkan matrik peran hasil pada level JPT/Pimpinan Unit Kerja dan Ketua
Tim)
• Menu Penilaian Staf, hanya akan tampil pada akun JPT/Pimpinan Unit Kerja, ketua
tim dan pejabat penilai. Menu ini untuk menampilkan persetujuan SKP, untuk
menyetujui SKP dan memonitor status persetujuan SKP; Penilaian Bulanan, untuk
menilai bulanan pegawai; dan Evaluasi SKP, untuk menilai kinerja tahunan pegawai.
• Menu log harian, untuk menampilkan log harian pegawai dan untuk mengisi log
harian.
• Menu log out dan menu refresh session
Pegawai harus memastikan tahun dan durasi waktu yang akan dikerjakan pada
aplikasi e-SKP. Posisi pegawai pada aplikasi e-SKP sama dengan posisi pegawai
pada aplikasi DikbudHR. Silakan memilih tahun dan durasi waktunya, selanjutnya
klik tombol “SET”
2. Data Pegawai
Tampilan data pegawai untuk data pribadi dapat dilihat pada gambar berikut.
Pegawai harus memastikan data pegawai dan riwayat jabatan sudah benar. Apabila
ada data yang belum sesuai, pegawai dapat menghubungi admin dikbudHR untuk
memperbaiki berdasarkan SK yang telah dimiliki. Untuk menyinkronkan data
3
dengan data DikbudHR dapat menekan tombol “Sync DikbudHR”. Untuk merefresh
dapat menekan tombol “Refresh”.
Tampilan data pegawai untuk data Tim Kerja dapat dilihat pada gambar berikut.
Pegawai harus memastikan sudah masuk ke dalam timnya. Bagi JPT/Pimpinan Unit
Kerja dan ketua tim harus memastikan Tim Kerja yang ada dibawahnya. Jika ada
pegawai yang belum masuk ke dalam timnya atau ada yang tidak sesuai maka dapat
menghubungi admin SKP unit kerja untuk melakukan perubahan.
4
BAB III PENYUSUNAN RENCANA SKP
Untuk memulai penyusunan rencana SKP silakan klik tombol “Buat SKP”. Tombol
tersebut hanya akan muncul pada saat pegawai masuk menu Rencana SKP untuk
pertama kalinya, setelah dipilih maka tombol tersebut akan hilang.
Tampilan gambar setelah menekan tombol “Buat SKP” dapat dilihat pada gambar
berikut.
Terdapat tombol “Belum Diajukan” dan “Belum Disetujui” yang berwarna merah,
dan akan berubah menjadi biru apabila sudah mengajukan SKP dan pejabat penilai
5
telah menyetujui rencana SKP. Pada hasil kerja utama akan tampil sasaran dan
indikator yang terdapat pada PK yang telah diambil dari aplikasi SPASIKITA.
Rencana SKP tidak dapat diajukan selama masih ada rencana hasil kerja dan
indikator yang belum lengkap ditandai dengan teksnya berwarna merah.
Fungsi tombol adalah sebagai berikut.
: untuk menambah hasil kerja utama dari PK (Hal ini jika ada PK baru atau revisi
PK pada aplikasi SPASIKITA
“Penugasan Dari” diisi dengan nama jabatan dari pejabat yang memberikan
penugasan. Dalam hal Hasil kerja berdasarkan PK, maka penugasan diisi dengan
nama jabatan yang menandatangani PK tersebut. Selanjutnya pilih tombol
“Simpan”.
Setelah di isikan (penugasan dari…) maka kalimat hasil kerja yang awalnya merah
akan berubah menjadi warna hitam seperti pada tampilan gambar berikut.
6
3. Edit Indikator
Klik tombol untuk mengedit kalimat pada indikator. Tampilan gambar adalah
sebagai berikut.
Untuk mengubah kalimat pada indikator SKP misalnya akan menambahkan target
PK pada indikator SKP, maka dapat menambahkan kata pada kalimat indikator SKP,
selanjutnya Klik tombol “Simpan”
Klik tombol untuk mengisi manual indikator. Dan akan tampil gambar sebagai
berikut.
7
Klik tombol untuk mengisikan (Perspektif…). Dan akan tampil gambar sebagai
berikut.
Pilih minimal satu perspektif yang sesuai dengan indikator dan klik tombol
“Simpan”.
Setelah langkah isi perspektif dan manual indikator selesai maka kalimat pada
indikator akan berubah warna menjadi hitam seperti pada gambar berikut.
Lakukan pada semua indikator yang masih berwarna merah agar berubah menjadi
warna hitam.
Jika ada rencana aksi yang di luar PK akan tetapi mendukung organisasi, klik tombol
seperti terlihat pada gambar berikut.
8
Isikan hasil kerja, Penugasan Dari dan indikator sesuai dengan rencana aksi yang
sudah disusun. Untuk indikator lebih dari satu dapat diisikan sekaligus dengan
pemisah antar indikator berupa tanda baca (;).
Sama halnya dengan rencana aksi, jika ada hasil kerja tambahan atau hasil kerja
dengan priorotas rendah, maka klik tombol pada kolom hasil kerja tambahan.
Klik tombol “Ajukan SKP” untuk mengajukan SKP yang telah di susun. Tombol
akan berubah menjadi “Batalkan Pengajuan”, dan status berubah menjadi “Sudah
diajukan”, seperti pada gambar berikut.
9
Ada dua kemungkinan setelah mengajukan SKP yaitu tangguhkan dengan catatan
atau disetujui
Jika SKP ditangguhkan dengan catatan maka pegawai harus memperbaiki SKP
sesuai dengan catatan yang. Berikut adalah tampilan gambar ketika ada catatan dari
pejabat penilai.
Untuk memperbaiki SKP sesuai catatan, maka klik tombol “Batalkan Pengajuan”
dan perbaiki SKP. Selanjutnya mengisi tanggapan atas catatan yang diberikan dan
ajukan kembali SKP nya.
Untuk menghindari proses di atas, sebaiknya sebelum mengisi rencana SKP di
aplikasi agar didiskusikan terlebih dahulu.
Jika SKP disetujui maka akan tampil gambar sebagai berikut.
Setelah SKP disetujui oleh pejabat penilai maka tombol “Sudah Disetujui” berubah
warna menjadi Biru dan terdapat tombol “Cetak Rencana SKP”.
5. Cetak SKP
Klik tombol “Cetak Rencana SKP” pada menu rencana SKP untuk mencetak
rencana SKP.
Klik tombol “Cetak Rencana SKP” maka akan tampil gambar sebagai berikut.
10
Untuk menghasilkan cetakan yang rapi dan sesuai, dapat mengatur terlebih dahulu
margin dan orientasi halaman pada menu cetak. Tanggal cetak wajib diisikan sesuai
dengan format contoh.
Berikut hasil cetak dari aplikasi yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
pengaturan halaman. Terdapat penambahan informasi kepemilikan dokumen di
bagian bawah cetakan untuk memudahkan pengarsipan dokumen.
11
B. PEMBAGIAN PERAN
Pembagian peran harus dilakukan oleh JPT/Pimpinan Unit Kerja dan Ketua Tim yang
akan membagikan peran hasil ke tim/pegawai dibawahnya yang akan mengintervensi
setiap indikator dan hasil kerjanya.
Pilih menu SKP dan masuk ke menu Matriks Peran Hasil, sebagaimana gambar berikut.
Tampilan layar menu Matriks Peran Hasil dapat dilihat pada gambar berikut.
12
Pembagian peran dapat diberikan kepada pegawai yang ada di internal unit kerja dan
eksternal sebagai berikut.
1. Internal
Silakan pilih hasil kerja, selanjutnya akan tampil indikator-indikator dari hasil kerja
terpilih. Klik tombol untuk membagikan peran hasil kepada pegawai di internal
unit kerja. Tampilan layar dapat dilihat pada gambar berikut.
Akan tampil nama-nama pegawai yang ada pada unit kerja. Jumlah pegawai yang
ditampilkan defaultnya 10 baris per halaman. Pejabat penilai dapat mencari nama
pegawai pada kolom “Search”, selanjutnya pilih baris nama tersebut, jika lebih dari
satu, pilih nama pegawai yang mengintervensi, selanjutnya klik tombol “Tambah
Cascading”.
Setelah memilih pegawai yang mendapatkan peran, maka akan tampil sebagaimana
gambar berikut.
2. Eksternal
Jika pegawai yang mendapatkan peran untuk mengintervensi indicator/hasil kerja
ada diluar unit kerja, silakan klik tombol dan tampilan gambar berikut.
13
Silakan ketikan nama atau NIP pegawai yang akan mendapatkan peran untuk
mengintervensi indikator/hasil kerja. Pegawai tersebut harus sudah mempunyai tim
pada unit asalnya.
Tampilan gambar setelah memilih menu Rencana SKP dapat dilihat pada gambar
berikut.
Untuk memulai penyusunan rencana SKP silakan klik tombol “Buat SKP”. Tombol
tersebut hanya akan muncul pada saat pegawai masuk menu Rencana SKP untuk
pertama kalinya, setelah dipilih maka tombol tersebut akan hilang. Sebelum tombol
tersebut di klik maka tidak ada kolom pengisian yang aktif.
14
Tampilan gambar setelah klik tombol “Buat SKP” dapat dilihat pada gambar
berikut.
Selanjutnya pilih hasil kerja atasan yang akan diintervenvensi seperti gambar
berikut.
15
Silakan isi hasil kerja dan indikator. Perlu diperhatikan bahwa hasil kerja
merupakan outcome/output dan ditambahkan ekspektasi dari pimpinan, dan hasil
kerja bukan kalimat aktivitas. Indikator dapat berupa aspek kuantitas, kualitas,
waktu atau kecepatan penyelesaian hasil kerja dan/atau biaya dan memperhatikan
kriteria spesifik, realistis, memiliki batas waktu pencapaian, dan menyesuaikan
kondisi internal dan eksternal organisasi.
Contoh 1.
Indikator dapat dituliskan dalam satu kalimat yang memadukan beberapa aspek.
Contoh 2.
Jika ingin menuliskan indikator dalam bentuk poin maka pisahkan dengan tanda
baca titik koma ( ; ) .
Tampikan gambar setelah hasil kerja pada kedua contoh telah diinput terlihat pada
gambar berikut.
16
Fungsi tombol adalah sebagai berikut.
3. Buat Lampiran
Tampilan lampiran seperti terlihat pada gambar berikut.
17
Isikan kolom Skema Pertanggungjawaban, tuliskan kesepakatan progress hasil
kerja yang akan di laporkan setiap hari/mingguan/bulanan dan data apa saja yang
akan dilaporkan.
4. Ajukan SKP
Setelah hasil kerja dan lampiran diisikan maka akan muncul tombol “Ajukan SKP”
seperti terlihat pada gambar berikut.
Setelah tombol ajukan SKP di pilih maka akan terlihat tampilan seperti pada
gambar berikut.
18
Setelah SKP diajukan maka menunggu persetujuan dari pejabat penilai. Ada dua
kemungkinan setelah mengajukan SKP yaitu ditolak atau disetujui
Jika SKP ditolak maka SKP harus diperbaiki sesuai dengan alasan penolakan yang
dapat dilihat pada tombol “Lihat Catatan”. Berikut adalah tampilan gambar ketika
ada catatan dari pejabat penilai.
Untuk memperbaiki SKP sesuai arahan pejabat penilai, maka klik tombol
“Batalkan Pengajuan” dan perbaiki SKP. Setelah selesai perbaikan maka dapat
diajukan kembali SKP nya.
Jika SKP disetujui maka akan tampil gambar sebagai berikut.
Setelah SKP disetujui oleh pejabat penilai maka tombol “Sudah Disetujui” berubah
warna menjadi Biru dan terdapat tombol “Cetak Rencana SKP”.
5. Cetak SKP
Pegawai mencetak rencana SKP dengan klik tombol “Cetak Rencana SKP” pada
menu Rencana SKP.
Klik “Cetak Rencana SKP” maka akan tampil gambar sebagai berikut.
19
Untuk menghasilkan cetakan yang rapi dan sesuai, maka pegawai dapat mengatur
terlebih dahulu margin dan orientasi halaman pada menu cetak. Tanggal cetak wajib
diisikan sesuai dengan format contoh.
Berikut hasil cetak dari aplikasi yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
pengaturan halaman. Terdapat penambahan informasi kepemilikan dokumen di
bagian bawah cetakan untuk memudahkan pengarsipan dokumen.
20
D. PERSETUJUAN SKP
Peresetujuan SKP dapat dilakukan oleh pejabat penilai setelah pegawai menyelesaikan
SKP dan klik tombol ajukan SKP. Pilih menu Penilaian Staf dan persetujuan SKP
seperti gambar berikut.
21
Dalam menu tersebut pejabat penilai dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Melihat daftar pegawai
Tampilan gambar menu persetujuan seperti terlihat pada gambar berikut.
Terdapat filter status untuk melihat daftar pegawai yang belum membuat SKP,
belum ajukan SKP, belum disetujui dan sudah di setujui. Pejabat penilai dapat
memilih filter Belum disetujui untuk melihat daftar pegawai yang perlu
persetujuan. Persetujuan SKP dapat dilakukan satu persatu pegawai atau lebih dari
satu pegawai dengan memberikan ceklis pada pegawai yang di maksud dan klik
tombol Setujui terpilih. Terdapat kolom pencarian untuk mencari nama pegawai
yang akan di setujui SKP nya.
2. Melihat Rencana SKP yang disusun oleh Pegawai
Tampilan gambar pencaian pegawai yang belum disetujui adalah sebagai berikut.
: Menolak Rencana
Tampilan gambar setelah klik tombol dapat dilihat pada gambar berikut.
Pejabat penilai dapat melihat rencana SKP dan lampiran yang sudah dibuat oleh
pegawai.
22
3. Menangguhkan persetujuan rencana SKP dengan catatan
Setelah melihat rencana SKP dan lampiran yang telah dibuat oleh pegawai, Pejabat
penilai dapat menangguhkan persetujuan rencana SKP tersebut dengan
memberikan catatan untuk pegawai agar memperbaiki SKPnya, dengan klik tombol
“Lihat Catatan” seperti tampilan gambar berikut.
Pejabat penilai dapat memberikan catatan alasan penolakan rencana SKP yang telah
dibuat oleh pegawai, selanjutnya klik tombol simpan catatan. Catatan ini dapat
dilihat oleh pegawai dan pegawai akan memperbaiki rencana SKP sesuai dengan
catatan dan dapat mengajukan kembali SKP nya.
Menu lihat catatan berisi history semua catatan dari pejabat penilai dan pegawai,
seperti terlihat pada gambar berikut.
23
BAB IV PENYUSUNAN EVALUASI SKP
Pada akhir tahun seluruh pegawai wajib melaksanakan evaluasi kinerja untuk mendapatkan
penilaian kinerja di tahun tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
melaksanakan penilaian evaluasi kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Admin unit kerja telah menghitung capaian kinerja akhir organisasi berdasarkan
panduan dan menginputkan nilai tersebut ke dalam akun admin unit kerja.
2. Pegawai telah menyelesaikan seluruh hasil kerja dan diinformasikan kepada atasan
langsung.
3. Pemberian umpan balik dapat dilakukan oleh atasan langsung/ketua tim dan atau
dilakukan oleh pejabat penilai kinerja.
4. Pengesahan dokumen kinerja pegawai dilakukan oleh pejabat penilai kinerja yang
sesuai dengan aturan yang berlaku.
24
Indikator Kinerja Realisasi
Sasaran Kegiatan Kegiatan Target SPASIKITA Capaian Hasil
Jika persentase capaian IKK melebihi dari 120%, maka kolom Hasil diisikan 120%.
Dari hasil rata-rata capaian IKK maka kategori SKP sesuai dengan tabel berikut.
Kategori Capaian Kinerja Kategori pada SKP Sumbu Y untuk Hasil
Sesuai PMK Organisasi (IKU dan Delivery Ekspektasi Pimpinan)
Sangat Baik >90% Diatas Ekspektasi (Sebagian besar atau seluruh
Hasil Kerja di atas ekspektasi dan tidak ada
Hasil Kerja Utama yang di bawah ekspektasi
dan Umpan Balik sebagian/seluruhnya
menunjukkan respon positif)
Baik >80% - >90% Sesuai Ekspektasi (sebagian besar atau seluruh
Hasil Kerja sesuai ekspektasi dan hanya
sebagian kecil Hasil Kerja Utama yang di
bawah ekspektasi dan Umpan Balik sebagian
menunjukkan respon positif)
25
Cukup <80% Dibawah Ekspektasi(sebagian besar atau
seluruh Hasil Kerja di bawah Ekspektasi dan
Umpan balik yang diberikan atas hasil kerja
pegawai sebagian besar atau seluruhnya tidak
menunjukkan respon positif)
Penilaian proses pada sumbu X tersebut dilakukan oleh pimpinan satuan organisasi
di atasnya kepada masing-masing unit kerja. Penilaian dapat mempertimbangkan
rekomendasi dari satuan organisasi yang membidangi perencanaan kinerja
organisasi, kepegawaian, dan atau pengawasan.
Sebagai bahan pertimbangan penilaian, unit kerja dapat memberikan bukti sebagai
dokumen pendukung penilaian seperti dokumen kerja sama, dokumen perbaikan
SOP untuk perubahan inovasi, dan atau dokumen pendukung lainnya.
Dari hasil yang diperoleh maka nilai capaian kinerja organisasi dapat dilihat pada
kuadran capaian organisasi berdasarkan perpotongan sumbu Y (hasil) dan sumbu
X (proses).
Contoh Kasus :
Sumbu Y (hasil) berdasarkan nilai capaian IKU didapatkan rata-rata 101.25%,
maka hasil konversi pada SKP masuk pada kategori di atas ekspektasi.
Sumbu X (proses) berdasarkan nilai proses didapatkan nilai di atas ekspektasi.
Sehingga nilai capaian organisasi adalah istimewa berdasarkan kuadran kinerja.
26
3. Input nilai kinerja organisasi oleh admin
Setelah nilai organisasi didapatkan berdasarkan perhitungan di atas, maka admin
dapat menginputnya ke dalam aplikasi dengan langkah sebagai berikut :
Gunakan akun admin yang telah diberikan oleh admin pusat pada kolom
username dan password yang disediakan pada halaman login. Admin
kemudian mengecek tahun sebelum mengisikan nilai kinerja organisasi.
27
b. Masukkan ke dalam menu kinerja organisasi
Pada menu side-bar, admin memilih menu Kinerja Organisasi untuk mengisi
nilai yang telah dihitung sebelumnya. Selanjutnya pilih capaian kinerja
organisasi sesuai dengan hasil perhitungan dan klik simpan. Maka akan tampil
kurva pola distribusi.
28
B. NILAI PREDIKAT KINERJA AKHIR PEGAWAI
Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan pegawai untuk mendapatkan
nilai evaluasi tahunan menggunakan aplikasi e-SKP.
1. Login aplikasi oleh pegawai
Gunakan akun SKP masing-masing pegawai yang akan mengisi evaluasi kinerja.
2. Menu Realisasi
Pilih menu realisasi SKP yang dapat diakses dengan 2 cara yaitu menggunakan
menu side-bar atau melalui menu pintas pada beranda.
29
Status realisasi SKP akan terus berubah seiring dengan proses yang sedang
dilakukan. Terdapat 3 jenis status di dalam menu realisasi yaitu belum diajukan,
sudah diajukan, dan nilai yang telah diberikan oleh pimpinan (istimewa, baik,
dll).
3. Isi Realisasi
Jika realisasi belum diisikan oleh pegawai, teks pada kolom hasil kerja berwarna
merah dan akan berubah warna jika telah diisi. Untuk mengisi pelaporan realisasi
hasil kerja yang telah dilaksanakan, maka pegawai dapat memilih ikon bergambar
pensil untuk “isi realisasi” di samping masing-masing hasil kerja.
30
Deskripsikan hasil kerja yang telah dilaksanakan pada kolom realisasi. Pastikan
bahwa narasi yang diberikan menjawab target yang ditetapkan.
Setelah realisasi berhasil tersimpan, maka akan muncul notifikasi seperti gambar
berikut.
Walaupun realisasi telah berhasil disimpan, tetapi status realisasi SKP belum tentu
berubah jika pegawai belum mengisikan pelaporan realisasinya pada seluruh hasil
kerja.
31
Lakukan pengisian kembali sampai seluruh teks pada kolom hasil kerja berubah
warna dan muncul tombol ajukan realisasi.
Setelah diajukan maka status realisasi SKP akan berubah menjadi sudah diajukan.
Selama pimpinan belum memberikan nilai evaluasi, maka pegawai masih dapat
melakukan pembatalan realiasasi menggunakan tombol batalkan pengajuan.
32
5. Isi Umpan Balik
Setelah berhasil masuk ke beranda, untuk memberikan umpan balik dan rating
penilaian maka pilih menu evaluasi SKP pada menu side-bar atau menu pintas.
Pada menu tersebut akan muncul daftar pegawai yang perlu diberikan umpan balik
untuk hasil kerja dan perilakunya. Pimpinan dapat melihat seluruh pegawai atau
menggunakan filter berdasarkan status realisasi pegawai untuk mempermudah
pencarian.
33
Setelah berhasil menemukan pegawai yang akan diberikan nilai, maka pimpinan
dapat mengisikan umpan baliknya pada kolom aksi dengan klik tombol ikon pensil.
Pimpinan memberikan umpan balik dan rating penilaian untuk hasil kerja dan
perilaku kerja. Seluruh umpan balik harus diberikan dalam penjabaran deskriptif
terhadap hasil kerja dan perilaku kerja pegawai.
Aplikasi memberikan opsi bantuan untuk menentukan rating akhir hasil kerja dan
perilaku kerja. Pimpinan dapat memilih predikat untuk setiap hasil kerja yang akan
diberikan umpan balik. Jika opsi tersebut dipilih, maka aplikasi akan memberikan
rekomendasi nilai akhir untuk pegawai.
34
Selain pimpinan dapat memilih opsi bantuan predikat, pimpinan dapat memberikan
umpan balik menggunakan fitur template. Untuk menggunakannya, maka klik tombol
ikon template “pilih template umpan balik” di sebelah opsi rating.
Pilihan template tersebut dapat diterapkan untuk semua kolom umpan balik atau
hanya untuk hasil kerja yang sedang diberikan umpan balik. Jika tidak ingin
memberikan umpan balik dengan bantuan template, maka pimpinan dapat
mengisikan umpan balik langsung pada kolom yang telah disediakan.
35
6. Proses Hasil Umpan Balik
Setelah seluruh umpan balik untuk hasil kerja dan perilaku kerja diberikan maka
proses selanjutnya maju ke tahap proses umpan balik.
36
Pimpinan memutuskan nilai akhir dari rating hasil kerja dan perilaku kerja. Aplikasi
memberikan rekomendasi berdasarkan inputan yang telah diberikan pada setiap
hasil kerja dan aspek perilaku. Rekomendasi tersebut dapat diikuti atau pimpinan
memiliki kesimpulan akhir yang berbeda dengan hasil rekomendasi.
Jika rating akhir yang diberikan berbeda dengan rekomendasi, maka pimpinan
memberikan alasan perbedaan tersebut pada kolom yang disediakan secara
otomatis oleh aplikasi. Tetapi jika rating akhir sama dengan rekomendasi, alasan
tersebut tidak perlu diberikan.
Setelah pimpinan memberikan rating akhir untuk hasil kerja dan perilaku kerja,
maka klik tombol “simpan hasil evaluasi” untuk menyimpan hasil evaluasi kinerja
pegawai tersebut.
37
Hasil kerja yang telah disimpan akan mengubah status evaluasi pegawai menjadi
“predikat kinerja” sesuai dengan kuadran kinerja pegawai berdasarkan rating
yang diberikan pimpinan.
Jika ada kesalahan memberikan nilai, pimpinan masih dapat mengubahnya dengan
membatalkan evaluasi terlebih dahulu. Tetapi jika evaluasi pegawai telah disahkan
dan digunakan pada proses kepegawaian, maka sebaiknya tidak dilakukan
pembatalan evaluasi.
38
7. Cetak Evaluasi SKP
Pegawai mencetak hasil evaluasi SKP dengan klik tombol “cetak evaluasi” pada
menu realisasi SKP.
Untuk menghasilkan cetakan yang rapi dan sesuai, maka pegawai dapat mengatur
terlebih dahulu margin dan orientasi halaman pada menu cetak. Tanggal cetak wajib
diisikan sesuai dengan format contoh.
Berikut hasil cetak dari aplikasi yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
pengaturan halaman. Terdapat penambahan informasi kepemilikan dokumen di
bagian bawah cetakan untuk memudahkan pengarsipan dokumen.
39
40
8. Cetak Dokumen Evaluasi SKP
Pegawai mencetak dokumen evaluasi pada menu realisasi dan klik tombol “cetak
dok evaluasi”.
Untuk menghasilkan cetakan yang rapi dan sesuai, maka pegawai dapat mengatur
terlebih dahulu margin dan orientasi halaman pada menu cetak. Tanggal cetak wajib
diisikan sesuai dengan format contoh. Penandatanganan Dok. Evaluasi dilakukan
pada akhir Desember maksimal Januari tahun berikutnya atau akhir periode SKP
(hari kerja).
Cetakan berikut. merupakan format cetakan dokumen evaluasi untuk pegawai yang
tidak keberatan terhadap penilaian yang diberikan oleh pejabat penilai kinerja.
41
BAB V PENUTUP
42
Demikian buku panduan penggunaan aplikasi e-SKP, besar harapan kami dapat membantu
seluruh pegawai untuk memahami aplikasi ini secara menyeluruh, guna mendukung
pelaksanaan penilaian kinerja pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi.
43
KEMDIKBUDRISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
44