Anda di halaman 1dari 2

Sinergi KPK, Kemendagri dan BPKP Perkuat Upaya Pencegahan Korupsi di Daerah

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri ini diikuti secara virtul dengan
media zoom meeting. Acara dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito
Karnavian dan mengundang pembicara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri
dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh.
Mengawali sesi sambutan dan arahan, Firli Bahuri menyampaikan topik bertajuk MCP sebagai
salah satu instrumen dalam pemberantasan korupsi di daerah. MCP atau Monitoring Center for
Prevention merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh KPK untuk memudahkan monitoring
upaya koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi yang dioperasikan salah satunya oleh
pemerintah daerah.

Selanjutnya, Kepala BPKP, Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan topik tentang MCP dalam
Bingkai Pengawasan Intern Pemerintah. MCP meliputi 8 area intervensi, yaitu manajemen APIP
(Aparat Pengawas Internal Pemerintah), optimalisasi pajak daerah, perencanaan dan
penganggaran APBD, pelayanan terpadu satu pintu, manajemen ASN, dan pengadaan barang
dan jasa, manajemen aset daerah, dan tata kelola dana desa. Yusuf Ateh juga banyak
mengulas tentang definisi fraud, penyebab fraud dan korupsi. Fraud merupakan upaya sengaja
untuk menggelapkan asset, pelaporan yang menyesatkan serta perilaku koruptif. Mengutip
pendapat ahli, Yusuf Ateh menyampaikan penyebab korupsi yang dikenal sebagai fraud
triangle, yaitu adanya tekanan atau pressure, adanya peluang atau opportunity, dan adanya
pembenaran atau (rationalize), yang menjadikan kesalahan yang terjadi adalah tindakan yang
wajar dilakukan. Teori lain, yaitu GONE Theory menyebutkan bahwa korupsi terjadi karena
adanya keserakahan (greedy), adanya peluang (opportunity), desakan kebutuhan (need) dan
kurangnya pengungkapan (expose) dimana hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku
korupsi yang tidak memberi efek jera pelaku maupun orang lain. Yusuf Ateh juga menampaikan
bahwa fraud merupakan risiko utama yang dapat menyebabkan organisasi gagal mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Berikutnya, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menyampaikan sambutan,


arahan dan sekaligus membuka Launching Sinergitas Pengelolaan Bersama Monitoring Centre
for Prevention (MCP) dan Rakorwasdanas 2021. Tito Karnavian menyampaikan antara lain
temuan yang umum terjadi dalam pelaksanaan audit oleh APIP pada area perencanaan kinerja
yang tidak tepat, penganggaran program dan kegiatan yang kurang tepat, dan area pelaksanaan
program dimana proporsi belanja aparatur yang lebih besar daripada barang/jasa dan belanja
modal, program yang tidak delivered kepada masyarakat, mutase jabatan yang tidak sesuai
ketentuan yang berlaku, hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah daerah dengan
legislatif, adanya pejabat yang terlibat masalah hukum serta temuan serupa yang masih terus
berulang dari tahun ke tahun. Tito juga menyampaikan prinsip pengawasan dimana
pencegahan lebih diutamakan daripada upaya penindakan, penguatan APIP serta peran
Kementerian Dalam Negeri dalam pembinaan dan supervisi dalam pengelolaan keuangan dan
pembangunan di daerah. Tito juga menyoroti biaya politik dalam kancah Pilkada yang besar
yang berpotensi memunculkan perilaku koruptif serta upaya peningkatan kesejahteraan
pimpinan daerah, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan unsur legislatif yang merupakan salah satu
upaya penting agar perilaku koruptif dapat ditekan.

Setelah pembukaan acara secara resmi, dilakukan launching bersama Pengelolaan Monitoring
Centre for Prevention (MCP) oleh Menteri Dalam Negeri, Ketua KPK dan Kepala BPKP.
Dilanjutkan launching Sistem Infomasi Pengawasan Inspektorat Jenderal (SIWASIAT) dan
pemberian kepada apresiasi kepada Kepala Daerah yang telah menindaklanjuti hasil
pengawasan Itjen Kemendagri secara tepat waktu. Acara ini digelar dalam rangka memperkuat
posisi APIP dan meningkatkan sinergi diantara Kementerian Dalam Negeri, KPK dan BPKP serta
pimpinan daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi khususnya di daerah.

Pada sesi berikutnya, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh tiga narasumber, yaitu
Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, Dadang
Kurnia dengan meteri Prioritas Kebijakan Pengawasan Pemerintah Daerah, Plh. Deputi
Koordinasi dan Supervisi KPK, Pahala Nainggolan yang menyampaikan materi tentang Sinergi
Pengelolaan dan Implementasi MCP Bersama Kemendari, KPK dan BPKP dalam Memperkuat
Tata Kelola Pemerintah Daerah, serta Inepektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tumpak
Haposan Simanjuntak Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2022.
Ketiga pembicara menyampaikan materi yang relevan dengan penguatan kerja sama dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di daerah.

01 September 2021 09:20:57

Sumber : http://www.bpkp.go.id/sulbar/berita/read/31211/15/Sinergi-KPK-Kemendagri-dan-
BPKP-Perkuat-Upaya-Pencegahan-Korupsi-di-Daerah.bpkp

Anda mungkin juga menyukai