Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Etik UMB

Pencegahan dan Upaya Pemberantasan


Korupsi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

FEB Akuntansi
14 U001700009 Wahyu Anggraini, SE., M.Si

Abstract Kompetensi
Upaya pemberantasan korupsi terdiri Setelah membaca modul ini, mahasiswa
dari preventif, kuratif dan edukasi diharapkan mampu untuk :

mengetahui konsep pemberantasan


korupsi, berbagai strategi dan upaya
pemberantasan korupsi
1.1 Pendahuluan
Pemberantasan korupsi telah menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Indonesia pasca
reformasi. Berbagai upaya telah ditempuh, baik untuk mencegah maupun memberantas tindak
pidana korupsi (tipikor) secara serentak oleh pemegang kekuasaan eksekutif (melalui Pemerintah
Pusat dan pemerintah daerah), legislatif, serta yudikatif.

Upaya-upaya itu mulai membuahkan hasil: itikad pemberantasan korupsi terdorong ke seluruh
Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan semakin meningkatnya keuangan/aset negara yang
terselamatkan pada setiap tahunnya dalam pencegahan dan penuntasan kasus korupsi.
Sejumlah institusi pelaksana dan pendukung pemberantasan korupsipun terbentuk, antara lain
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK),
serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Presiden juga telah menerbitkan sejumlah instruksi dan arahan untuk pencegahan dan
pemberantasan korupsi (PPK), misalnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi. Melalui Inpres ini, Presiden mengamanatkan berbagai
langkah strategis, diantaranya berupa Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Korupsi
Tahun 2004-2009. Dokumen yang dimaklumatkan sebagai acuan bagi para pihak di pemerintahan
Pusat dan Daerah dalam memberantas korupsi ini menekankan pada upaya-upaya pencegahan
dan penindakan, selain juga sebagai pedoman bagi pelaksanaan monitoring (pemantauan) dan
evaluasi.
Di tingkat kebijakan pemerintah, berlangsung dinamika menarik. Pada satu sisi, terjadi
pembentukan dan konsolidasi kelembagaan; sementara di sisi lain, masyarakat makin sadar dan
kritis akan pentingnya pemberantasan korupsi. Hal ini bukan saja telah diakomodasi dalam RAN
Pemberantasan Korupsi Tahun 2004-2009, sejumlah daerah bahkan sudah mengembangkan
Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi secara swakarsa. Pantaslah kiranya jika ada
daerah yang memelopori inovasi kebijakan yang terbukti mampu mencegah praktik korupsi di
birokrasi pemerintahan.

Pemberantasan korupsi di Indonesia telah menarik perhatian dunia internasional. Indonesia,


melalui Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2006, telah meratifikasi United Nations Convention
against Corruption (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti korupsi, UNCAC) 2003. Pada
tahun 2011, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang dikaji oleh Negara Peserta lainnya
di dalam skema UNCAC. Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia diperbandingkan dengan
klausul-klausul di dalam UNCAC melalui kajian analisis kesenjangan (gap analysis study). Hasil

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
kajiannya menunjukkan bahwa, sejumlah penyesuaian perlu segera dilakukan untuk memenuhi
klausul-klausul di dalam UNCAC, terkhusus bidang kriminalisasi dan peraturan perundang-
undangan.

A. Pencegahan Korupsi

Prioritas pimpinan KPK yang baru adalah lebih banyak lagi melakukan tindakan pencegahan
dibandingkan KPK periode yang lalu dapat dimengerti. Dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Pemberantasan Korupsi (United Nations Convention against Corruption/ UNCAC)
yang sudah diratifikasi dengan Undang- Undang No 7/2006,jelas sekali diatur masalah
pencegahan tindak pidana korupsi dari Pasal 5 sampai Pasal 14.

UNCAC mengupayakan pencegahan korupsi dengan memperbaiki transparansi dan meningkatkan


integritas birokrasi pemerintahan. Untuk itu setiap negara disarankan memiliki lembaga
pemberantasan korupsi yang efektif, birokrasi yang transparan, peningkatan partisipasi
masyarakat,dan memperbaiki lembaga pemerintah, termasuk peradilan dan sektor swasta
mengenai kode etik,pelaporan kasus korupsi, benturan kepentingan dan pengadaan barang
dan jasa, dan pencegahan tindak pidana pencucian uang.

Khusus untuk Indonesia, menurut Laporan Gap Analysis yang dibuat oleh tim ahli yang berasal
dari dalam dan luar negeri yang dibentuk KPK, terdapat empat masalah penting untuk dilakukan
pencegahan korupsi, yaitu memperjelas tanggung jawab pencegahan korupsi, reformasi
birokrasi terutama di sektor penegakan hukum dan peradilan, perbaikan sistem pengadaan
barang dan jasa, dan pencegahan tindak pidana pencucian uang.

KPK dan lembaga lain seperti Komisi Ombudsman Nasional,Kementerian Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara (Kemeneg PAN) memiliki tanggung jawab utama di bidang pencegahan korupsi
ini. Mengenai reformasi birokrasi, kita sudah memulainya, misalnya Meneg PAN sudah
mengoordinasikan penyusunan rancangan undang-undang tentang administrasi pemerintahan.
Pengadaan barang dan jasa juga diupayakan memperbaiki, antara lain dengan mengumumkan
pengadaan barang dan jasa dari masing-masing instansi.

Untuk pencegahan pencucian uang, tim ahli ini juga menaruh perhatian pada Pusat
Pelaporan dan Analisis (PPATK) yang belum memiliki pegawai tetap dan banyak
menggunakan pegawai dari instansi lain. Sehubungan dengan masalah kepegawaian ini,sudah

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
pernah diusulkan agar kepala PPATK diberikan kewenangan sebagai pembina pegawai negeri sipil
dengan merevisi satu pasal pada Peraturan Pemerintah No 9/2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

Walaupun upaya ini sudah dilakukan bertahun- tahun dengan mengomunikasikannya kepada
Presiden, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dan menterimenteri dan pejabat terkait, tetapi
sampai sekarang belum berhasil. Dengan memperbanyak pencegahan, high cost eco-nomydapat
ditekan dan korban yang meluas di masyarakat dapat dikurangi.

Penindakan korupsi tetap dilanjutkan sebagai salah satu upaya untuk menimbulkan efek jera
kepada pelaku dan efek pencegahan bagi orang lain. Sejarah membuktikan pemberantasan
korupsi yang dilakukan hanya dengan penindakan dan tidak disertai pencegahan berupa
perbaikan sistem tidak akan pernah memberantas korupsi dengan baik. Korupsi akan terus
tumbuh dan berulang kembali apabila upaya perbaikan sistem sebagai salah satu upaya
pencegahan tidak dilakukan.Akhirnya, energi akan habis untuk melakukan pemberantasan
korupsi ini.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini mengutamakan upaya-upaya pencegahan korupsi
melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan kampanye yang melibatkan berbagai pihak.
Ketua KPK Abraham Samad saat peringatan Hari Anti Korupsi internasional di Istana Negara
Jakarta, Senin mengatakan upaya pencegahan dapat mengurangi potensi terjadi korupsi dan
kerugian negara dibandingkan bila korupsi itu sendiri telah terjadi.

"Saya ingin mengingatkan kembali kejahatan korupsi sudah memasuki kehidupan


bernegara, merusak ekonomi, merusak penegakan hukum dan akhirnya juga merusak struktur
sosial," katanya. Abraham Samad menambahkan,"Pentingnya upaya pencegahan korupsi agar
tidak terjadi korupsi. Pencegahan melalui pembenahan kelembagaan mutlak diperlukan, kita
harus pikirkan langkah antisipasi".

Abraham mengatakan KPK mengembangkan sebuah sistem yang disebut dengan sistem integritas
nasional (SIN). Sistem yang akan dikembangkan dan masuk dalam rencana kerja KPK 2011-2023
tersebut adalah sistem yang berlaku secara nasional dan melibatkan seluruh pilar bangsa.

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
"Ini dimaksudkan seluruh pilar bangsa dapat mendorong adanya transparansi," katanya. Meski
belum menjelaskan secara detail bagaimana sistem ini berjalan, Abraham Samad mengatakan
dengan sistem ini maka tindak kejahatan korupsi dapat dicegah sejak awal dan melibatkan semua
pihak

332 kasus Dalam paparannya, Ketua KPK mengatakan sejak 2004-2012 lembaga itu sudah
menangani 332 kasus dengan pelaku yang beragam dari mulai anggota legislatif baik di pusat
maupun daerah, kepala lembaga, unsur kementerian, bupati, gubernur, walikota, duta besar,
penegak hukum dan pengusaha.

Laporan pengaduan tindak pidana korupsi sejak 2004 hingga Agustus 2012 sebanyak

55.964 laporan pengaduan masyarakat termasuk WNI yang tinggal di luar negeri. Keuangan
negara yang berhasil diselamatkan dari sektor hulu migas sejak 2009-2012
Rp152 triliun sementara keuangan negara dari sektor pengalihan hak negara di 25 kementerian
sejak 2009-2011 yang berhasil diselamatkan sebanyak Rp2 triliun.

B. Strategi dan Upaya Pemberantasan Korupsi

Pemerintah serius menangani korupsi secara konkret. Salah satu implementasinya adalah
terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) 17/2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2012. Inpres ini merupakan lanjutan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011. Dalam dua Inpres ini, Pemerintah
mengimplementasikan enam strategi sesuai rekomendasi United Nation Convention Against
Corruption (UNCAC). Keenam strategi itu adalah: Pencegahan pada Lembaga Penegak Hukum;
Pencegahan pada Lembaga Lainnya; Penindakan; Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
Penyelamatan Aset Hasil Korupsi; Kerjasama Internasional; dan Pelaporan. Targetnya, pada
2014 Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perception Index (CPI) Indonesia dapat mencapai
angka 5,0.

Sebagai catatan, per 2010 CPI Indonesia tercatat 2,8. Sementara pada 2011 sudah naik menjadi
3,0. Di negara ASEAN, CPI Indonesia lebih baik daripada Vietnam (2,9), Filipina (2,6), Laos (2,2),
Kamboja (2,1), dan Myanmar (1,5). Tapi CPI Indonesia masih di bawah Singapura (9,2), Brunei
(5,2), Malaysia (4,3), dan Thailand (3,4). Yang harus dicatat, Indonesia sudah mencatat kemajuan
yang luar biasa dan mengalami kenaikan tertinggi dalam periode 2004 hingga 2011. Pada 2004

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
CPI Indonesia hanya 2,0. "Jadi dalam kurun waktu tujuh tahun ada kenaikan satu full percentage
point, ini kenaikan yang sangat signifikan.

1. Peran Serta Pemerintah dalam Memberantas Korupsi


Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawali upaya- upaya
pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain. KPK yang
ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi, merupakan
komisi independen yang diharapkan mampu menjadi “martir” bagi para pelaku tindak KKN.

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :


a. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi
b. Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan mewujudkan
good governance.
c. Membangun kepercayaan masyarakat
d. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar
e. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi

2. Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi


Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di Indonesia,
antara lain sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan (preventif)
b. Upaya penindakan (kuratif)
c. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa
d. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

2.1 Upaya Pencegahan (Preventif)


a. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada
bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
b. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tanggung
jawab yang tinggi.
d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua.
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi dan
dibarengi sistem kontrol yang efisien.
g. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan mela- lui
penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

2.2 Upaya Penindakan (Kuratif)

Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan diberikan
peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh
penindakan yang dilakukan oleh KPK :
a. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik
Pemda NAD (2004).
b. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan pungutan
liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
c. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta
(2004).
d. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang- an
negara Rp 10 milyar lebih (2004).
e. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari
BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
f. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005). g. Kasus
penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
h. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
i. Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus korupsi
Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9 miliar (2004).
j. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

2.3 Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa

a. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait
dengan kepentingan publik.
b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga ke
tingkat pusat/nasional.

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
d. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme- rintahan
negara dan aspek-aspek hukumnya.
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap
pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

2.4 Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

a. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah yang meng- awasi
dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri dari sekumpulan
orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi me-lalui usaha
pemberdayaan rakyat untuk terlibat melawan praktik korupsi. ICW la-hir di Jakarta pd tgl
21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang meng-hendaki pemerintahan pasca-
Soeharto yg bebas korupsi.
b. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang bertujuan memerangi
korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba se- karang menjadi
organisasi non-pemerintah yang bergerak menuju organisasi yang demokratik. Publikasi
tahunan oleh TI yang terkenal adalah Laporan Korupsi Global. Survei TI Indonesia yang
membentuk Indeks Persepsi Korupsi (IPK) In-donesia 2004 menyatakan bahwa Jakarta
sebagai kota terkorup di Indonesia, disu-sul Surabaya, Medan, Semarang dan Batam.
Sedangkan survei TI pada 2005, In-donesia berada di posisi keenam negara terkorup di
dunia. IPK Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya
dan Usbekistan, ser-ta hanya lebih baik dari Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia,
Sudan, Angola, Nigeria, Haiti & Myanmar. Sedangkan Islandia adalah negara terbebas dari
korupsi.

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
A r t i n i ng r um , Pr im i, Ku r n i a si h , A ug u st i n a, N u r g r o h o, Ar i s set yant o, 20 13 , Et
i k a d a n P e r i l ak u P r of e s i o n a l S a r j a n a , G r a h a I l m u, Y og y ak a r t a

F e b e Vi ct o r i a Ch e n, 2 0 1 2, S of t Sk i l l f or s uc ce s s, S ik ap T e p at K ar i er
He b a t , BI P Gr am e d ia, J ak ar ta

Sumber Internet :
http://www.geschool.net/ditaputriliana/blog/post/pengertian-iq-eq-dan-sq

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Bagian Isi
Ketentuan Penulisan

Penulisan isi Materi Modul diwajibkan menggunakan kertas A4 margin 1 inchi untuk setiap sisi
kertas, huruf bertipe Arial ukuran 11 point dengan spasi antar baris sebesar 1,5 point.

Footer

Bagian Footer dari modul wajib dosen pengampu perbaharui dengan menuliskan nama penyusun,
matakuliah beserta tahun pembuatan sesuai modul yang disusun.

Diisi dengan Tahun Diisi Mata Kuliah dan Dosen


Pembuatan Modul Penyusun dari Modul

Halaman, otomatis
terbaharui

Heading Standar

Telah disediakan heading2 standari untuk digunakan dalam isi modul untuk mempermudah dosen
dalam proses penyusunan modul, yaitu :

 Heading 1, dipergunakan untuk judul utama

Contoh heading 1
 Heading 2, dipergunakan untuk sub judul

Contoh heading 2

 Heading Materi, dipergunakan untuk isi dari modul (arial 11 dengan spasi 1,5pt)
“Contoh dari Heading Materi”

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Plagiarism
Hal-hal yang dosen penyusun modul perlu ketahui untuk dihindari dan dilaksanakan dalam
menghindari pelaksanaan plagiarism, --materi sedang disusun Bu Primi.

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

‘13 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Wahyu Anggraini, SE., M.Si http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai