Ada yang dulunya gandrung dengan kitab2 ulama, majalah2 jihad, dll... Namun
setelah bersentuhan dengan yang dianggapnya ‘modern’ dan ‘inklusif’, muncullah
‘inferiority complex’-nya...
Dibuangnya semua bacaan lamanya yang dianggap kampungan... Dihujatnya
kawan2 pergaulannya yang lama yang dianggapnya eksklusif... Karena kini dia telah
‘modern’ dan ‘inklusif’...
Ada yang dulunya akrab dengan Marx, Hegel, Abu Zayd, dll... Namun suatu waktu
Allah mengetuk hatinya dengan Al-Qur’an, mempelajari hadits, menyelami keluasan
ilmu para ulama... Maka merasa kecil lah dirinya...
Baginya ilmu tetaplah ilmu, darimana pun datangnya, baik Barat maupun Timur...
Hanya saja, Agama kini menjadi ‘filter’-nya...
Barang siapa yang Allah hendaki kebaikan baginya, maka hatinya akan merasa
nyaman dan tenang berada ditengah orang-orang shaleh...
Dan barang siapa yang Allah kehendaki keburukan baginya, maka Allah berikan dia
‘istidraj’, merasa nyaman ditengah lingkungan yang jauh dari agama...
Sungguh benar apa yang dikatakan Rasulullah,
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya (kawan pergaulannya).
Maka hendaklah kalian memperhatikan siapakah yang menjadi teman dekatnya.”
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)