0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan5 halaman
Indonesia merupakan salah satu Negara maritime yang memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Namun dengan potensi dari kekayaan laut Indonesia yang demikian masih belum dapat mensejahterakan masyarakat pesisir terutama para nelayan yang kondisi perekonomiannya sangat memprihatinkan.
Indonesia merupakan salah satu Negara maritime yang memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Namun dengan potensi dari kekayaan laut Indonesia yang demikian masih belum dapat mensejahterakan masyarakat pesisir terutama para nelayan yang kondisi perekonomiannya sangat memprihatinkan.
Indonesia merupakan salah satu Negara maritime yang memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Namun dengan potensi dari kekayaan laut Indonesia yang demikian masih belum dapat mensejahterakan masyarakat pesisir terutama para nelayan yang kondisi perekonomiannya sangat memprihatinkan.
I. Review Jurnal Indonesia merupakan salah satu Negara maritime yang memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Namun dengan potensi dari kekayaan laut Indonesia yang demikian masih belum dapat mensejahterakan masyarakat pesisir terutama para nelayan yang kondisi perekonomiannya sangat memprihatinkan. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut ialah adanya kesalahan interpretasi dari undang-undang yang senantiasa mengabaikan hak-hak wilayah dan kepentingan penduduk local yang diambil alih oleh penguasa pusat.Kebijakan produk perundang-undangan sebagai perangkat kelembagaan meliputi non formal maupun formal, cara kerja, mekanisme hubungan, hukum dan peraturan-peraturan perekonomian serta kaidah lain yang seharusnya menjadi dasar pengembangan potensi sumber daya di wilayah pesisir tidak lagi ditujukan untuk kepentingan daerah semata namun lebih diarahkan kepada pengembangan wilayah yang meliputi wilayah lain yang saling berdekatan dan mempunyai kepentingan yang sama.Mempertimbangkan karakteristik masyarakat pesisir, khususnya nelayan sebagai komponen paling banyak, serta cakupan atau batasan pemberdayaan nelayan patut dilakukan secara komprehensif. Sehingga permasalah yang di bahas pada artikel ini ialah mengenai pengelolaan wilayah pesisir terpadu untuk mewujudkan kesejahteraan nelayan di wilayah pesisir Kota Cirebon yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan socio-legal research. Kota Cirebon terletak di pantai Utara Provinsi Jawa Barat bagia Timur dan terletak pada simpul strategis transportasi Jakata-Jawa Barat bagian Timur serta Jawa Tengah melalui jalur utama lintas pantai utara (Pantura). Kegiatan perikanan laut di kota Cirebon umumnya merupakan kegiatan penangkapan, kegiatan usaha budidaya udang dengan pola budidaya yang masih bertaraf tradisional.Olehkarena aktifitas yang banyak dilakukan di pesisir mulai dari menangkap dan mengelola ikan sehingga nelayan beserta keluarganya memilih untuk tinggal yang menyebabkan beberapa titik kawasan pantai Kota Cirebon menajadi kawasan permukiman nelayan dengan ciri khas kekumuhan dan tidak sejahtera secara materi. Ketidak sejahteraan para nelayan ini kemudian menimbulkan berbagai permasalahan krusial yaitu pertama, pergulatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kedua, tersendatnya pemenuhan kebutuhan pendidikan anak-anak nelayan akibat keterbatasan ekonomi sehigga menyebabkan angka putus sekolah pada kalangan keluarga nelayan semakin tinggi sehingga di masa mendatang anak-anak tersebut akhirnya akan tetap mewarisi pekerjaan orang tua mereka karena tidak adanya latar belakang pendidikan yang memadai. Hampir seluruh dari perairan Kota Cirebon dipenuhi oleh nelayan tangkap yang masih menggunakan alat tangkap tradisional baik itu alat tangkap pasif seper Bagan tancap atau jaring bubu maupun tangkap aktif yang menggunakan kapal nelayan seperti jarring arad, jaring Garok, jaring apolo dan lain sebagainya. Namun dengan alat tangkap yang apa adanya tersebut menurut presepsi nelayan tidak dapat menangkap ikan secara efisien sehingga diperlukan adanya pengembangan alat tangkap sehingga kreatifitas sangat dibutuhkan serta pengetahuan tingkah laku ikan sasaran penangkap. Namun kurangnya pengetahuan mengenai lingkungan serta dorongan kebutuhan menyebabkan masih banyaknya nelayan Cirebon yang menggunakan jaring tidak ramah lingkungan sehingga menyebabkan timbulnya masalah terhadap lingkungan laut serta kelestarian sumberdaya ikan.Di tambah dengan keadaan dimana nelayan Cirebon masih tergantung pada musim barat-timur sehingga nelayan membutuhkan paling tidak 4 jenis alat tangkap yang masing-masing jaring bisa digunakan untuk musim-musim ikan tertentu sehingga nelayan tidak hanya mengandalkan satu jaring saja. Namun hal tersebut memparah keadaan pesisir Cirebon yang semakin hari semakin mengalami degradasi lingkungan baik dari limbah permukiman, alat tangkap yang tidak ramah lingkungan hingga pencemaran dari bahan bakar yang digunakan dari kapal-kapal nelayan. Sehingga untuk mencegah semakin parahnya degradasi lingkungan yang terjadi pada perairan Cirebon di butuhkan regulasi yang jelas dan tegas, dari regulasi yang sudah ada dengan penerapan sanksinya terhadap nelayan yang masih menggunkan jaring tidak ramah lingkungan, hanya saja persoalannya ialah karakter nelayan yang sulit untuk diatur,kesadaran hukum yang minim dan masalah yang paling pelik ialah kemiskinan nelayan. II. Critical Review Rendahnya taraf hidup masyarakat pesisir terutama nelayan bukan lagi hal baru di Indonesia. Keterbatasan ekonomi, rendahnya pendidikan serta rendahnya kesadaraan akan pengetahuan menyebabkan keluarga nelayan hanya berputar pada lingkaran kemiskinan. Dalam hal ini perlu adanya “perbaikan” nasib bagi masyarakat nelayan. Perlu ada peningkatan taraf hidup yang hanya dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sehingga masyarakat nelayan bisa mengejar ketertinggalan mereka dalam hal pengetahuan dan dapat mengembangkan usaha tangkap mereka tidak hanya menggunakan metode tradisonal. Dalam artikel Pengelolaan sumber daya pesisir berbasis pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu untuk kesejahteraan nelayan Menekankan pada regulasi dari pemerintah sehingga implemntasi secara yuridis sangat di perhatikan. regulasi merupakan salah satu hal yang sangat mutlak ada guna membatasi dan mengatur semua aspek kehidupan masyarakat tidak terkecuali masyarakat yang tinggal di pesisir. Namun dalam implementasinya masyarakat tidak bisa hanya dilarang namun membutuhkan solusi yang nyata terutama dalam hal ini ialah nelayan. Pengelolaan sumber daya pesisir berbasis pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu untuk kesejahteraan nelayan bisa dilakukan dengan memberikan solusi terkait kemsikinan, metode tangkap serta informasi alat tangkap yang harus digunakan. Para nelayan perlu di beri pengetahuan mengenai hal yang akan berdampak jika menggunakan alat tangkap yang salah kemudian perlu dilakukan pendampingan kemudian pengawasan terhadap nelayan yang telah diberikan pengarahan. Sanksi merupakan hal yang wajib diberikan kepada pelanggar yang sudah mengetahui bahwa hal yang dilakukan merupakan hal yang salah, sehingga bagi nelayan yang sebelumnya tidak pernah diberikan pengedukasian mengenai alat tangkap yang tidak ramah lingkunga serta kerusakan yang dapat ditumbulkan tidak dapat disalahkan secara sepihak karena hal tersebut merupakan mutlak karena kurangnya pengetahuan. Sehingga pemerintah tidak hanya bertugas sebagai pemberi regulasi namun juga bertugas sebagai pengedukasi dan pendamping. Selain pemerintah pusat juga dibutuhkan kerjasama yang untuk pemerintah setempat mengingat karakter masyarakat nelayan yang cenderung sulit diatur sehingga dibutuhkan bantuan untuk memiliki kesepahaman. III. Rekomendasi Adapun rekomendasi yang perlu dilakukan pada pesisir Cirebon ialah perlu adanya pengedukasian terhadap pentingnya menajaga lingkungan pesisir yang juga merupakan tempat para nelayan mencari ikan untuk penghidupan keluarga masing-masing. Kemudian perlu ada solusi jenis alat tangkap yang lebih ramah lingkungan seperti bubu rajungan, pancing ulur, rawai dasar,rawai hanyut, pancing tonda serta pole and line.Selain alat tangkap dan kesadaran mengenai lingkungan perlu adanya penataan ulang permukiman kumuh nelayan agar menajdi permukiman yang layak huni sesuai standard yang telah ditetapkan pemerintah, dan dukungan penuh dari pemerintah untuk anak-anak nelayan melanjutkan pendidikan mereka sehingga dapat menurunkan angka putus sekolah di kalangan masyarakat pesisir yang dapat memutus lingkar kemiskinan pada masayarakat pesisir. DAFTAR PUSTAKA Sutrisno, Endang. 2014. “Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Berbasis Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu Untuk Kesejahteraan Nelayan. Jawa Barat : Universitas Swadaya Gunung Jati https://news.detik.com/berita/d-3488026/ini-9-alat-tangkap-pengganti-cantrang-yang-lebih- ramah-lingkungan diakses pada 14 Oktober 2018