Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN

DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN


“KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN PROSES MANAJEMEN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS III A/S.Tr KEPERAWATAN

1. KOMANG TRISNA HANDAYANI (P07120217 001)


2. PUTU GEDE SURYA SWARNATA (P07120217 002)
3. I KETUT SUARDIKA (P07120217 003)
4. N L GEDE LEODY RACCILLIA PUTRI (P07120217 004)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan. Adapun makalah ini mengenai Konsep Dasar Manajemen dan Proses
Manajemen.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada
Bapak Dosen serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati
menerima kritik serta saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi S.Tr Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Denpasar.

Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan terimakasih.

Denpasar, 16 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................1
1.4 Metode Penulisan .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Manajemen ...........................................................................3
2.1.1 Pengertian Manajemen.....................................................................3
2.1.2 Teori Manajemen .............................................................................4
2.1.3 Prinsip Umum Manajemen ..............................................................5
2.1.4 Pengertian Manajemen Keperawatan ..............................................8
2.1.5 Kerangka dan Konsep Filosofi Manajemen Keperawatan...............9
2.1.6 Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan........................11
2.1.7 Peran Manajemen dalam Keperawatan ..........................................12
2.1.8 Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan.....................................15
2.2 Proses Manajemen .....................................................................................17

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ....................................................................................................19
3.2 Saran ...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Teori manajemen moderen berasal dari Henry Fayol,yang telah memperkenalkan


fungsi-fungsi atau aktivitas – aktivitas administrator seperti : planning ( perencanaan ),
organizing (potter dan perry. 2005). pengorganisasian),coordinating
(pengkoordinasian),dan controlling (pengendalian).
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayana keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat
(Gillies, 1985).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk
merencanakan,mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan
keperawatan.Manajemen keperawatan semula ditekankan pada sentralisasi kewenangan
dan tanggung jawab, kini menjadi desentralisasi melalui pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab dengan memfokuskan kegiatan koordinasi, integrasi, dan kegiatan
penunjang.Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar pada manajemen keperawatan dan
pengguna sumber daya yang represif menuju ke pendayagunaan sumber daya yang bersifat
pro aktif, lebih ditekankan pada terjaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam
setiap kegiatan untuk mencapai tujuan. (Agus Kuntoro, 2010)

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana konsep dasar manajemen?
1.2.2 Bagaimana proses manajemen?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar manajemen
1.3.2 Untuk mengetahui proses manajemen

1
1.4 METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di
internet.
2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara bertanya secara langsung dan berdiskusi
dengan teman- teman yang mengetahui tentang informasi yang di perlukan dalam
membuat makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR MANAJEMEN
2.1.1.Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun teratur, sehingga
bila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai hasil kegiatan yang maksimal.
(Suyanto, 2008: 2)
Menurut Harsey dan Blanchard (1977) dalam Suyanto (2008: 2), pengertian
manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui
kerja sama dengan orang lain.
Sedangkan menurut Taylor (1911) dalam Suyanto (2008: 2), manajemen adalah di
ibaratkan sebagai sebuah mesin produksi yang bekerja secara efisien dan
cepat menghasilkan produk maksimal yang memerlukan motivasi dan kerja sama.

Manajemen adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang sistematik dan terencana.
Manajemen adalah suatu proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen
merupakan ilmu atau seni bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif,
dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya.
Sedangkan yang lain mengatakan manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
di tetapkan. (Asmuji, 2012)

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (planning, organiazing, acuating, controlling) terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi . Manajemen juga diartikan sebagai suatu
organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam banyak hal lain untuk
menghasilkan suatu keuntungan. (Nursalam.2011)

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa


manajemen memiliki beberapa crri antara lain :
a. Manajemen diarahkan untuk mencapai tijuan
b. Manajemen sebagai proses, perencanaan, pengorganisasian, pergerakan pelaksanaan,
pengarahan dan pengawasan

3
c. Tersedia sumberdaya, manusia, material dan sumberlain,
d. mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
e. terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
f. penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni keahlian yang harus dimiliki oleh
manajer.(Nurhidayah, 2012)

2.1.2. Teori Manajemen


Untuk manajamkan dan juga memfokuskan dengan lebih tepat pengertian beberapa
pakar ekonomi mengenai manajemen, ada baiknya kita ketahui teori-teori manajemen.
Berikut pemaparannya :
1. Konsep
Secara garis besar, konsep terbagi lagi menjadi beberapa pengertian diantaranya
sebagai berikut :
a. Konsep kualitas
Dalam konsep ini, organisasi mementingkan kualitas yang mampu memasuki pasar,
dan dengan demikian harus mementingkan kepuasan pelanggan.
b. Konsep manajemen
Dalam konsep manajemen bukan hanya manajer, melainkan semua personel,
bertugas melaksanakan manajemen menggunakan fakta, dan manajemen dengan
siklus PDCA (plan do check act).
c. Konsep proses
Dalam konsep proses, siapa pun yang akan melakukan tindak lanjut rangkaian
kegiatan, harus dianggap pelanggan yang harus dipuaskan pengendalian proses juga
lebih diutamakan agar kesealahan kualitas dapat dihindari.
d. Konsep standardisasi
Dalam konsep standardisasi, semua pelaksanaan pekerjaan berpangkal pada
standarn, seperti standar prosedur, standar kulitas dan standar kompetensi.
e. Konsep human respect
Dalam konsep human respect, manusia seutuhnya perlu dihormati untuk
menumbuhkan motivasi
f. Konsep quality assurance
Dalam konsep quality assurance, keikutsertaan pengawai tercermin dari kegiatan
dalam gugus kendali mutu (quality circle).
g. Konsep manajemen jepang
4
Secara garis besar konsep manajemen jepang dapat diigunakan untuk memilih
karakteristik calon karyawan di berbagai unit, mengambil keputusan secara kolektif
(kelompok kerja), dan memotivasi karyawan untuk mencapai hasil maksimal
2. Administrasi
Manajemen akan selalu berhubugan dengan administrasi. Administrasi dalam arti
sempit adalah clerical works atau ketatausahan, surat – menyurat, pembukuan, arsip,
dan lain-lain. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan sekelompok orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
3. Hubungan administrasi dan manajemen
Ada beberapa bagian (break through) yang menjadi dasar dalam hubungan administrasi
dan manajemen. Tiap bagian tersebut mempunyai posisi masing-masing, tetapi pada
intinya terdapat pada satu ruang lingkup. (Bahtiar, Yanyan. 2012)

2.1.3. Prinsip Umum Manajemen


Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam
manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dgn
kondisi-kondisi khusus & situasi-situasi yg berubah.
Prinsip- prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari :
1. Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus
menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus
rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and
dislike.
Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan
terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang.
Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi dengan
wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban.

5
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang
wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga
mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada
padanya.
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan
wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan
dengan baik.
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari
Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority and
responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command). Oleh
karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk
pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan
tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan
tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat
terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki
disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada
kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi
sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.
7. Penggajian pegawai
Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip
upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan
menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi
karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar
karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan
kerja.
6
8. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang,
melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab.
Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang
(delegation of authority). Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan
tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang
memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.
9. Hirarki (tingkatan)
Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan
seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat
perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian
kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki.
10. Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik
atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban
dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban dalam melaksanakan
pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa
bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
11. Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan.
Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki
wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
12. Stabilitas kondisi karyawan
Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang
kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan
karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar.
Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya
ketertiban dalam kegiatan.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya
manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang
7
menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu
yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa
terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap
penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak
gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa
yang dilahirkan karyawannya.
14. Semangat kesatuan dan semangat korps
Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran
bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan
oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat
kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara
yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa
bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan
sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

2.1.4. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat maupun dana,
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Manajemen keperawatan adalah suatu proses penyelesaian suatu pekerjaan melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan menggunakan
sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalm memberikan pelayanan bio-psioko-
sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang
sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.( Kuntoro, A. 2010)
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien / keluarga serta masyarakat.(
Kuntoro, A. 2010)
8
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu, manajemen keperawatan terdiri atas beberapa
komponen yang tiap – tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem
dicirikan oleh lima elemen, yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan-
balik.( Kuntoro, A. 2010)

Menurut Gillies (1986) dalam buku manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik
keperawatan prefesional oleh Nursalam (2011), manejemen didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan perkarya melalui orang lain , sedagkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien
mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.

2.1.5. Kerangka dan Konsep Filosofi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan dalam memberikan arah kepada pencapaian tujuan serta


menghadapi masalah – masalah manajerial dimasa mendatang perlu untuk merumuskan
kerangka konsep, keyakinan dasar, filisofi dan tujuan manajemen keperawatan.
a. Kerangka Konsep
Kerangka konsep manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang
berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia, keperawatan, kesehatan
dan lingkungan. Kerangaka konsep manajemen keperawatan ini perlu dipahami
sehingga para manajer keperawatan akan dapat menatalaksanakan pekerjaannya guna
menunjang praktik keperawatan. Adapun kerangka konsep manajemen keperawatan
adalah sebagai berikut:
1. Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya dan akan memberikan upaya
yang selayaknya dia diberikan.
2. Jika diberikan informasi yang bermanfaat dan layak, individu akan membuat
keputusan terbaik.
3. Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai kelompok.
4. Setiap individu memiliki karakteristik latar belakang motivasi, minat dan cara untuk
mencapai tujuan.
5. Fungsi koordinasi dan pengendalian amat pening dalam pencapaian tujuan.

9
6. Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan dalam pembagian kewenangan dan
tanggung jawab.
7. Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk membagi dan mendelegasikan
kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
8. Pengetahuan dan ketrampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang
profesional.
9. Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan dan merupakan tanggung jawab
bersama untuk secara teru menerus. (Suyanto, 2008)
b. Filosofi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan memiliki filosofi sebagai berikut:
1. Mengerjakan hari ini lebih baik dari pada hari esok.
2. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama pimpinan keperawatan.
3. Meningkatkan mutu kinerja perawat.
4. Perawat memerlukan pendidikan berkelanjutan.
5. Proses keperawatan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
6. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
7. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
8. Perawat adalah advokat pasien.
9. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga. (Suyanto, 2008)
c. Misi
Menurut Nursalam (2007) misi manajemen keperawatan adalah:
1. Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
2. Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien dan
staf keperawatan/non keperawatan
3. Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam kegiatan profesional keperawatan
4. Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada di rumah
sakit/tempat kerja.
Inti konsep dasar manajemen saat ini dan yang akan datang, adalah
keseimbangan antara visi, misi dan motifasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi
10
yang telah di tetapkan. Proses keperawatan yaitu pengakuan masyarakat atau profesi
lain tentang ekstisensi profesi keperawatan, partisifasi profesi keperawatan dalam
pembangunan kesehatan, dan citra profesi keperawatan.
Penjabaran visi dan misi dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit,
menurut Gillies (1989) dalam Nursalam (2002) di kutip dari filosofi pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Pedleton Memorial, New Orleans, Lousiana USA adalah
sebagai berikut:
1. Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang di berikan
3. Menerapkan srtategi dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang efisien
kepada semua konsemen
4. Meningkatkan hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan menilai kualitas
pelayanan yang di berikan berdasarkan standar kriteria yang ada
5. Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan memberikan intervensi
keperawatan kepada pasien
6. Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal) bagi perawat
dalam usaha meningkatkan kinerjanya
7. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan keperawatan dan
peningkatkan kualitas pelayanan.
8. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan keperawatan.
9. Memberikan penghargaan kepada staf yang dianggap berprestasi.
10. Konsisten untuk selalu meningkatkan ptoduksi atau pelayanan yang terbaik.
11. Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang profesi keperawatan.
2.1.6. Prinsip Yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Menurut Suyanto (2008) Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan yaitu:
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena melalui
fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan, memudahkan
pemecahan masalah.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
11
c. Manajemen keperawatan melibatkan para pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola kegiatan keperawatan memerlukan
keterlibatan pengambil keputusan diberbagai tingkatan manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
yang telah diorganisasikan.
f. Devisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang terbaik.
g. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
h. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan perawat.
i. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi: penilaian
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi, menetapkan standar dan
membandingkannya dengan penampilan serta memperbaiki kekurangan yang terjadi.
2.1.7. Peran Manajemen dalam Keperawatan
1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)
Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan
interpersonal dasar, yaitu:
b. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus
melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan atau
kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat rutin, tanpa
adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun demikian, kegiatan itu
penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh
seorang pemimpin.
c. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit
organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan
12
dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan
kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi
stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin
harus memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang
pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi
seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang
menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
d. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek
yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai
peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai
komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan, mengingat banyaktemuan
studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan bahwa pemimpin
menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari luar unitnya
sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara
dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak
tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai
penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sitem
informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.
2. Peran Informasional (Informational Role)
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan
jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi unit
organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu lebih
banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part)
dari tugas seorang pemimpin.
Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek irformasional tersebut.

a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)

Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor


lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali
harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan kadangkala menerima
informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan kontak personal yang
sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar informasi yang
diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam bentuk verbal,

13
kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi
dan verifikasi lebih lanjut.

b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role)

Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan


bersama (sharing) dan didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan. Di
samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling kontak dengan mudah,
pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan informasi dari anak buah
yang satu kepada yang lainnya.

c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)

Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan


informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya.

3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)


Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan
masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya
pemimpinlah yang dapat menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan
sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia yang memiliki informasi yang benar dan
menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan
dengan peran pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin,
yaitu:

4. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)


Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki
kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana organisasi
tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu
mencari ide-ide baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi
perkembangan organisasi yang dipimpinnya.

5. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)


Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk
merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan merupakan
sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya tekanan situasi
yang kuat sehingga tidak bisa diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada
organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah

14
memperhitungkan sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga
situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak
mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap tindakannya.

6. Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)


Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima
apa dalam unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang dialokasikan
seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki
akses ke pemimpin berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan
pengambil keputusan. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi,
pola hubungan formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.

7. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)


Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin
menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi. Sebagaimana dikemukakan
Leonard Sayles, negosiasi merupakan way of life dari seorang pemimpin yang canggih.
Negosiasi merupakan kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh
dihindari. Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia
yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan
hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan
negosiasi penting.

2.1.8. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan


Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan
berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling
mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif
seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan
perawat pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat

15
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawata (Kuntoro, Agus. 2010).
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat
pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri
dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
Manajer bertanggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-
keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur,
direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah
konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk
dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2) Manajemen menengah
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya
keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer
bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan.
Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3) Manajemen bawah
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah
ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki
keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik,
pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas
produksi, mandor.
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya.
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Ketrampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
16
b. Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya.
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
c. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi (Brown, Montague.
2007).

2.2. PROSES MANAJEMEN


Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing
– masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan.
Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output,
kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan,
pengembangan staf dan riset

Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat(Kuntoro, Agus. 2010).

Proses manajemen keperawatan menurut Nursalam (2007) yaitu:

a. Pengkajian- pengumpulan data


Pada tahap ini seseorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi
tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah saki atau puskesmas):’’
tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi

17
organisasi keperawatn secara keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu
memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain.
b. Perencanaan
Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan anggaran
belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan
Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang
lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya
sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor – faktor yang
menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Menurut Bahtiar,yanyan (2012) Untuk melaksanakan proses manajemen di perlukan :
a. Keterampilan tekhnik.
Keterampilan tekhnik merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode,
tekhnik, dan peralatan yang diperlukan dalam menjalankan suatu tugas tertentu.
Keterampilan tekhnik bisa di peroleh dari pengalaman, pendidikan dan pelatihan
b. Keterampilan hubungan antar manusia
Keterampilan hubungan antar manusia merupakan kemampuan kerja sama dengan orang
lain termasuk dalam hal ini memahami masalah motivasi dan penerapan kepemimpinan.
c. Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk memahami secara kompleks
tentang organisasi yang ada. Selain itu juga berarti kemampuan untuk berfikir secara
konseptual mengenai tujuan organisasi sebagai landasan untuk bertindak, bukan hanya
memahami tujuan darik satu unit saja.
Dari ketiga keterampilan diatas, yang sangat penting adalah keterampilan hubungan antar
manusia. Keterampilan ini paling sering digunakan dalm proses manajemen, dimana antara
atasan dan bawahan saling berkomunikasi dan saling berhubungan bahkan, ada ahli yang
berpendapat bahwa kemapuan hubungan antar manusia sangatlah vital, dan banyak digunakan
dalam proses manajemen
18
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN

Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayana


keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat (Gillies, 1985).
Kerangka dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang
berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat atau
keperawatan, kesehatan dan lingkungan.
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana
masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input,
proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.

3.2 SARAN
Sebagai calon perawat yang professional di masa datang hendaknya kita paham
mengenai pembahasan Konsep Dasar Manajemen dan Proses Manajemen diatas guna
mencapai taraf hidup serta kesehatan masyarakat yang baik. Selain itu juga penulis masih
dalam tahap belajar dalam penulisan makalah ini yang tentunya banyak kesalahan baik
dalam segi penulisan maupun isi makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dalam penulisan makalah
selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Yogyakarta :Ar-ruzz media


Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam.2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Prefesional.
Jakarta: Salemba Medika
Nurhidayah.2012. Manajemen Keperawatan.. Makassar: Alauddin University Press
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2012. Manajemen Keperawatan dengan pendekatann praktis.
Jakarta : Erlangga

20

Anda mungkin juga menyukai