DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS III A/S.Tr KEPERAWATAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan. Adapun makalah ini mengenai Konsep Dasar Manajemen dan Proses
Manajemen.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada
Bapak Dosen serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati
menerima kritik serta saran-saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa/mahasiswi S.Tr Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Denpasar.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................1
1.4 Metode Penulisan .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Manajemen ...........................................................................3
2.1.1 Pengertian Manajemen.....................................................................3
2.1.2 Teori Manajemen .............................................................................4
2.1.3 Prinsip Umum Manajemen ..............................................................5
2.1.4 Pengertian Manajemen Keperawatan ..............................................8
2.1.5 Kerangka dan Konsep Filosofi Manajemen Keperawatan...............9
2.1.6 Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan........................11
2.1.7 Peran Manajemen dalam Keperawatan ..........................................12
2.1.8 Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan.....................................15
2.2 Proses Manajemen .....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
1.4 METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di
internet.
2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara bertanya secara langsung dan berdiskusi
dengan teman- teman yang mengetahui tentang informasi yang di perlukan dalam
membuat makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR MANAJEMEN
2.1.1.Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun teratur, sehingga
bila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai hasil kegiatan yang maksimal.
(Suyanto, 2008: 2)
Menurut Harsey dan Blanchard (1977) dalam Suyanto (2008: 2), pengertian
manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui
kerja sama dengan orang lain.
Sedangkan menurut Taylor (1911) dalam Suyanto (2008: 2), manajemen adalah di
ibaratkan sebagai sebuah mesin produksi yang bekerja secara efisien dan
cepat menghasilkan produk maksimal yang memerlukan motivasi dan kerja sama.
Manajemen adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang sistematik dan terencana.
Manajemen adalah suatu proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen
merupakan ilmu atau seni bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif,
dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya.
Sedangkan yang lain mengatakan manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
di tetapkan. (Asmuji, 2012)
3
c. Tersedia sumberdaya, manusia, material dan sumberlain,
d. mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
e. terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
f. penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni keahlian yang harus dimiliki oleh
manajer.(Nurhidayah, 2012)
5
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang
wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga
mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada
padanya.
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan
wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan
dengan baik.
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari
Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority and
responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command). Oleh
karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk
pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan
tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan
tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat
terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki
disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada
kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi
sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.
7. Penggajian pegawai
Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip
upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan
menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi
karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar
karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan
kerja.
6
8. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang,
melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab.
Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang
(delegation of authority). Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan
tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang
memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.
9. Hirarki (tingkatan)
Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan
seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat
perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian
kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki.
10. Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik
atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban
dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban dalam melaksanakan
pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa
bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
11. Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan.
Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki
wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
12. Stabilitas kondisi karyawan
Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang
kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan
karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar.
Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya
ketertiban dalam kegiatan.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya
manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang
7
menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu
yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa
terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap
penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak
gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa
yang dilahirkan karyawannya.
14. Semangat kesatuan dan semangat korps
Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran
bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan
oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat
kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara
yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa
bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan
sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
Menurut Gillies (1986) dalam buku manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik
keperawatan prefesional oleh Nursalam (2011), manejemen didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan perkarya melalui orang lain , sedagkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien
mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.
9
6. Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan dalam pembagian kewenangan dan
tanggung jawab.
7. Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk membagi dan mendelegasikan
kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
8. Pengetahuan dan ketrampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang
profesional.
9. Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan dan merupakan tanggung jawab
bersama untuk secara teru menerus. (Suyanto, 2008)
b. Filosofi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan memiliki filosofi sebagai berikut:
1. Mengerjakan hari ini lebih baik dari pada hari esok.
2. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama pimpinan keperawatan.
3. Meningkatkan mutu kinerja perawat.
4. Perawat memerlukan pendidikan berkelanjutan.
5. Proses keperawatan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
6. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
7. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
8. Perawat adalah advokat pasien.
9. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga. (Suyanto, 2008)
c. Misi
Menurut Nursalam (2007) misi manajemen keperawatan adalah:
1. Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
2. Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien dan
staf keperawatan/non keperawatan
3. Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam kegiatan profesional keperawatan
4. Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada di rumah
sakit/tempat kerja.
Inti konsep dasar manajemen saat ini dan yang akan datang, adalah
keseimbangan antara visi, misi dan motifasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi
10
yang telah di tetapkan. Proses keperawatan yaitu pengakuan masyarakat atau profesi
lain tentang ekstisensi profesi keperawatan, partisifasi profesi keperawatan dalam
pembangunan kesehatan, dan citra profesi keperawatan.
Penjabaran visi dan misi dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit,
menurut Gillies (1989) dalam Nursalam (2002) di kutip dari filosofi pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Pedleton Memorial, New Orleans, Lousiana USA adalah
sebagai berikut:
1. Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang di berikan
3. Menerapkan srtategi dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang efisien
kepada semua konsemen
4. Meningkatkan hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan menilai kualitas
pelayanan yang di berikan berdasarkan standar kriteria yang ada
5. Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan memberikan intervensi
keperawatan kepada pasien
6. Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal) bagi perawat
dalam usaha meningkatkan kinerjanya
7. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan keperawatan dan
peningkatkan kualitas pelayanan.
8. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan keperawatan.
9. Memberikan penghargaan kepada staf yang dianggap berprestasi.
10. Konsisten untuk selalu meningkatkan ptoduksi atau pelayanan yang terbaik.
11. Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang profesi keperawatan.
2.1.6. Prinsip Yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Menurut Suyanto (2008) Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan yaitu:
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena melalui
fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan, memudahkan
pemecahan masalah.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
11
c. Manajemen keperawatan melibatkan para pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola kegiatan keperawatan memerlukan
keterlibatan pengambil keputusan diberbagai tingkatan manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
yang telah diorganisasikan.
f. Devisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang terbaik.
g. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
h. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan perawat.
i. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi: penilaian
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi, menetapkan standar dan
membandingkannya dengan penampilan serta memperbaiki kekurangan yang terjadi.
2.1.7. Peran Manajemen dalam Keperawatan
1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)
Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan
interpersonal dasar, yaitu:
b. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin harus
melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan atau
kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat rutin, tanpa
adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun demikian, kegiatan itu
penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh
seorang pemimpin.
c. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam unit
organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan
12
dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan
kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi
stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin
harus memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang
pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi
seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang
menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
d. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek
yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai
peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai
komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan, mengingat banyaktemuan
studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan bahwa pemimpin
menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari luar unitnya
sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara
dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak
tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai
penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sitem
informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.
2. Peran Informasional (Informational Role)
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan
jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi unit
organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu lebih
banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part)
dari tugas seorang pemimpin.
Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek irformasional tersebut.
13
kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi
dan verifikasi lebih lanjut.
14
memperhitungkan sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga
situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak
mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap tindakannya.
15
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawata (Kuntoro, Agus. 2010).
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat
pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri
dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
Manajer bertanggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-
keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur,
direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah
konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk
dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.
2) Manajemen menengah
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya
keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer
bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan.
Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3) Manajemen bawah
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah
ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki
keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik,
pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas
produksi, mandor.
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya.
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Ketrampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
16
b. Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya.
Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut agar
penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
c. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi (Brown, Montague.
2007).
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat(Kuntoro, Agus. 2010).
17
organisasi keperawatn secara keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu
memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain.
b. Perencanaan
Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan anggaran
belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan
Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang
lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya
sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor – faktor yang
menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Menurut Bahtiar,yanyan (2012) Untuk melaksanakan proses manajemen di perlukan :
a. Keterampilan tekhnik.
Keterampilan tekhnik merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode,
tekhnik, dan peralatan yang diperlukan dalam menjalankan suatu tugas tertentu.
Keterampilan tekhnik bisa di peroleh dari pengalaman, pendidikan dan pelatihan
b. Keterampilan hubungan antar manusia
Keterampilan hubungan antar manusia merupakan kemampuan kerja sama dengan orang
lain termasuk dalam hal ini memahami masalah motivasi dan penerapan kepemimpinan.
c. Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual merupakan kemampuan untuk memahami secara kompleks
tentang organisasi yang ada. Selain itu juga berarti kemampuan untuk berfikir secara
konseptual mengenai tujuan organisasi sebagai landasan untuk bertindak, bukan hanya
memahami tujuan darik satu unit saja.
Dari ketiga keterampilan diatas, yang sangat penting adalah keterampilan hubungan antar
manusia. Keterampilan ini paling sering digunakan dalm proses manajemen, dimana antara
atasan dan bawahan saling berkomunikasi dan saling berhubungan bahkan, ada ahli yang
berpendapat bahwa kemapuan hubungan antar manusia sangatlah vital, dan banyak digunakan
dalam proses manajemen
18
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
Sebagai calon perawat yang professional di masa datang hendaknya kita paham
mengenai pembahasan Konsep Dasar Manajemen dan Proses Manajemen diatas guna
mencapai taraf hidup serta kesehatan masyarakat yang baik. Selain itu juga penulis masih
dalam tahap belajar dalam penulisan makalah ini yang tentunya banyak kesalahan baik
dalam segi penulisan maupun isi makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dalam penulisan makalah
selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20