Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Komunitas Pemuda Anti Rokok di Lingkar Barat

DOSEN PEMBIMBING:

WISUDA ANDEKA, SST.M.Kes

DISUSUN OLEH:

Kelompok 1

1. Amheru Riadi
2. Dede Chalista
3. Fakhriza
4. Inka Pratiwi
5. M.Jikri Alpino
6. Rifcha Maulidia Asri
7. Vina Vaulina
8. Yosi Amanda

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, proposal mata kuliah pemberdayaan
masyarakat ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Didalam penyusunan proposal ini kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bunda Wisuda Andeka SST. M.Kes selaku dosen pembimbing kami
beserta semua pihak yang membantu didalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap dengan adanya proposal ini dapat memberikan
manfaat yang berguna bagi kita semua. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam pembuatan proposal ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kemudian proposal kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga proposal ini dapat
bermanfaat. Kami juga yakin bahwa proposal kami jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan proposal
ini lebih baik ke depannya

Bengkulu, 31 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang .............................................................................................


B. Tujuan ..........................................................................................................
C. Tema Kegiatan..............................................................................................
D. Strategi Pelaksanaan......................................................................................
E. Indikator Keberhasilan..................................................................................
F. Panitia Pelaksana...........................................................................................
G. Biaya Kegiatan..............................................................................................
H. Harapan.........................................................................................................

PENUTUP
LAMPIRAN
A. Latar Belakang

Dalam usahanya untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat, Kemenkes RI melalui Promosi Kesehatan menggunakan
program yang disebut program Komsumsi Buah dan Sayur. Salah satu
target pembangunan di bidang kesehatan adalah tercapainya gizi
masyarakat yang sehat dan seimbang pada tingkat rumah tangga dari
50 persen menjadi 70 persen. (Rencana Strategis Kesehatan: 2010-
2014).

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan bahwa gangguan


kesehatan yang banyak dialami warga di Kelurahan Bumi Ayu berupa
Maag dan Sembelit. Hal ini disebabkan oleh kurang kesadaran dari
warga mengenai manfaat mengkomsumsi buah dan sayur bagi
kesehatan. Kebiasaan warga yang sering melewatkan sarapan pagi serta
lebih banyak mengkomsumsi makanan yang berlemak dan berminyak
di Kelurahan Bumi Ayu hingga saat ini masih menjadi sorotan karena
masih banyak warga yang kurang mengkomsumsi buah dan sayur
sehari-hari. Warga yang mengkomsumsi buah dan sayur 45% dan yang
tidak mengkomsumsi buah dan sayu yaitu 55%.

Untuk mencegah masyarakat mengalami kekurangan gizi dan


ketahanan imun yang baik dan mengurangi penderita sembelit Kepala
Penulis mengharapkan bantuan untuk membuat menggalakkan
program komsumsi buah dan sayur. Dengan pertimbangan tersebut,
maka perlu dilakukan gerakan warga sehat seimbang sebagai upaya
penanganan kepedulian komsumsi buah dan sayur di Kelurahan Bumi
Ayu, Bengkulu.

B. Tujuan
Tujuan dari diadakannya gerakan warga sehat seimbang di Bumi ayu
yaitu :
1. Menumbuhkan kesadaran pentingnya komsumsi buah dan sayur
mengenai dampak buruk kurang komsumsi buah dan sayur.
2. Untuk memenuhi gizi yang seimbang dan ketahanan tubuh yang
baik
3. Untuk mengurangi penderita sembelit pada warga kelurahan
Bumi Ayu 2.

C. Tema
“Wujudkan Warga Sehat Seimbang”

D. Strategi Pelaksanaan
Ada berapa strategi dan bentuk pemberdayaan masnyarakat yang
dipandang cukup efektif dan efisien untuk diterapkan dan
dikembangkan dalam pelatihan kader gerakan warga sehat seimbang di
Kelurahan Bumi Ayu. Strategi dan bentuk –bentuk pemberdayaan
tersebut diantaranya adalah strategi :

1. Penguatan kelompok masyarakat

Pendekatan kelompok adalah strategi pemerdayaan


masnyarakat yang dipandang masih relevan untuk masyarakat,
sebab masyarakat kebanyakan secara ekonomi, sosial budaya , dan
politik dalam posisi yag relatif lemah akan sulit memecahkan
masalah–masalah yang mereka hadapi secara sendiri-sendiri.
Karena itu penguatan adalah strategi yang paling efektif dan efisien
dalam upaya pemberdayaan potensi dan kemampuan kemampuan
masyarakat.

Dengan penguatan kelompok ini pula diharapkan masnyarakat


yang lemah akan mempunyai posisi taraf yang kuat dan seimbang
yang harus berhungan dengan kelompok atau anggota masnyarakat
yang lebih kuat. Penguatan kelompok juga akan menumbuhkan rasa
solidaritas yang tinggi diantara anggota masnyarakat miskin yang
senasib. Melalui pendekatan kelompok juga akan dapat
kebersamaan dan tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang mereka hadapi . apalagi dalam
kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan pemukiman desa yang
memerlukan keterlibatan masnyarakat secara keseluruhan.
2. Penguatan kelembagaan
Lembaga – lembaga sosial yang ada di masnyarakat pada
prinsipnya merupakan media yang cukup efektif untuk mengelola
masnyarakat dalam melakukan serangkaian program kegiatan.
Upaya pengelolaan sumberdaya alam dan pemukiman desa tidak
bisa melepaskan diri dari keterlibatan lembaga-lembaga masyarakat
setempat yang ada. Hal ini memang bukan diarahkan untuk
membentuk lembaga baru, tetapi lebih dari sebagai upaya untuk
memberdayakan dan mengfungsikan lembaga yang ada agar
berfungsi secara maksimal sesuai dengan karakteristiknya masing-
masing.
Lembaga – lembaga agama masnyarakat yang ada bisa berupa
lembaga ada bisa berupa lembaga adat, lembaga keagamaan,
lembaga ekonomi, atau bahkan juga lembaga – lembaga semi
pemerintah atau lembaga pemerintah yang ada di desa.
Strategi penguatan kelembagaan ini dimaksudkan agar
mekanisme, proses, dan penetapan aturan-aturan kegiatan yang
harus mereka lakukan mulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan dilakukan secara
terorganisir melalui institusi yang telah mereka miliki.
pengorganisasian ini penting karena akan dapat menumbuhkan
manajemen program dan kegiatan dengan mekanisme yang jelas
dan baku.
Untuk itu mengfungsikan kembali lembaga- lembaga adat yang
selama ini sudah hampir mati atau lembaga- lembaga sosial
kemasnyarakatan lainnya dengan memberikan berbagai input
pembinaan dan pengembangan merupakan satu kesatuan dari
program dan kegiatan. Strategi penguatan kelembagaan ini juga
dapat memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan
proses belajar dalam mengorganisir kemampuan dan potensi yang
mereka miliki agar dapat dikembangkan secara maksimal dalam
upaya mengelola sumber daya alam.
Implementasi strategi pengutan kelembagaan ini dianataranya
dapat diwujudkan melalui :
a) Identifikasi lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di
di sasaran program.
b) Pemberian kesempatan untuk ikut serta terlibat dalam
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan baik
dalam penambilan keputusan baik dalam penggalian
gagasan, perencanaan, pelaksanaan pemantauan, maupun
evaluasi.
c) Pemberian kesempatan dan kepercayaan unyuk melakukan
penyuluhan, pelatihan dan pengorganisasian terhadap
masnyarakat berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi kegiatan secara terarah dan
terencana.
d) Pemberian kesempatan untuk ikut serta merumuskan dan
menetapkan mekanisme, proses, dan aturan- aturan yang
perlu ditaati oleh masnyarakat sesuai dengan budaya, adat
istiadat, dan keyakinan masnyarakat setempat tanpa harus
bertentangan dengan peraturan perundang- undangan formal
yang berlaku.
e) Pemberian kesempatan untuk ikut dalam berbagai pelatihan,
seperti pelatihan kepemimpinan, pengembangan organisasi
dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pemerdayaan
masnyarakat dan pengelolaan sumber daya alam.
3. Pendampingan
Pendampingan memang tidak dimaksudkan untuk menciptakan
ketergantungan, tetapi justru diharapkan dapat mempercepat proses
kemandirian masyarakat. Karena itu pola dan strategi
pendampingan yang dirancang harus mampu menumbuhkan
kemandirian masyarakat dalam jangka waktu tertentu disamping
mendukung secara langsung proses pencapaian tujuan kegiatan.
Pada prinsipnya strategi pendampingan pemberdayaan
masyarakat merupakan upaya untuk memberikan fasilitas kepada
masyarakat dalam bentuk tenaga pengembang yang mampu
mendampingi masyarakat mengembangkan potensinya secara
maksimal dalam mewujudkan kemandirian. Pendampingan ini bisa
dilakukan oleh tenaga pendamping yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri maupun didatangkan dari luar komunitas
masyarakat yang bersangkutan. Atau bisa juga dilakukan oleh
aparat pemerintah yang memang khusus ditugaskan untuk itu,
seperti tenaga penyuluh pertanian, penyaji,penyuluh kesehatan, dan
sebagainya.

E. Target (Indikator Keberhasilan)


1. Input
Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang
mendukung kegiatan pelatihan dan pendidikan Gerakan Warga Sehat
Seimbang
a) Pendataan warga di Kelurahan Bumi Ayu khususnya yang bersedia,
berani, dan mampu untuk menjadi kader-kader dalam Gerakan
Warga Sehat Seimbang di dalam lingkungan masyarakat yang
menjunjung tinggi gerakan Hidup Sehat, sehingga mampu
memberikan pengaruh positif kepada masyarakat di Bumi Ayu.
b) Warga yang tergabung dalam Gerakan Warga Sehat Seimbang
yang didata 50% dari total jumlah pemuda yang ada di Bumi Ayu.
c) Kondisi tempat (Bumi Ayu) dan sarana prasarana berupa meja,
kursi, LCD, konsumsi sudah siap sebelum kegiatan pendidikan dan
penyuluhan dimulai.

2. Proses

Proses, meliputi jumlah pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan,


frekuensi pelatihan yang dilaksanakan, jumlah pemuda yang terlibat,
serta proses pelatihan.
a) Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada pemuda yang
tergabung dalam Gerakan Warga Sehat Seimbang mengenai bahaya
kurang mengkomsumsi buah dan sayur di Bumi Ayu dilakukan 2-3
hari dengan masing-masing menghabiskan waktu 2 jam setiap
harinya, pemberian pelatihan dan pendidikan dilakukan dalam
waktu seminggu.
b) Kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada warga mengenai
gerakan sehat seimbang yang dilakukan di Bumi Ayu berjalan
lancar dan sesuai dengan rencana awal.
c) Jumlah kehadiran Gerakan Warga Sehat Seimbang di Bumi Ayu
85% dari total jumlah warga pemuda yang tergabung dalam
Gerakan Warga Sehat Seimbang yang ada di Bumi Ayu.
d) Peserta pelatihan menyimak dan mengikuti pendidikan dan
penyuluhan mengenai pemberdayaan Gerakan Warga Sehat
Seimbang dengan tenang, kooperatif dan aktif bertanya jika ada hal
yang kurang jelas.
e) Peserta yang mengikuti pendidikan dan penyuluhan mengenai
pemberdayaan Gerakan Warga Sehat Seimbang dari awal kegiatan
dimulai hingga berakhir, tanpa ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan sebelum kegiatan berakhir.

3. Output

Output meliputi jumlah pemuda yang telah meningkatkan


pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan.
a) Dari jumlah peserta yang mengikuti pendidikan dan penyuluhan
mengenai Gerakan Warga Sehat Seimbang, 95% dari jumlah total
kader yang memahami dan mampu memberikan penyuluhan
mengenai gerakan Warga Sehat Seimbang kepada masyarakat yang
ada di Bumi Ayu lainnya.
b) Warga mampu mengurangi atau mengubah pola pikir atau perilaku
buruk masyarakat mengenai kebiasaan kurang komsumsi buah da
sayur.

4. Outcome

Outcome dari pemberdayaan Gerakan Warga Sehat Seimbang


mempunyai kontribusi dalam menurunkan angka kesakitan, angka
kematian kurangnya komsumsi buah dan sayur.
a) Masyarakat mulai mengubah dan mengurangi kebiasaan kurang
komsumsi buah dan sayur menjadi lebih sering dan rutin
mengkomsumsi buah dan sayur.
b) Angka kesakitan akibat kurang komsumsi buah dan sayur di Bumi
Ayu. Terutama bagi masyarakat yang menderita Sembelit.
c) Angka kematian akibat kebiasaan Sembelit dan gastritis serta gerd
berkurang atau tidak ada.

F. Panitia Pelaksana

Penanggung Jawab : Helena Elizabet Br Ds

Ketua Pelaksana : Tri Eka

Sekretaris : Tiara Amanda

Bendahara : Vani Safithri

Divisi Acara : Andra Yulandari

Divisi Administrasi dan Kesekretariatan : Selvi Sesmita Sari

Divisi Perlengkapan dan Dokumentasi : Masykur Ulul Azmi

Divisi Transportasi dan Akomodasi : Muhammad Rizky

Divisi Konsumsi : Noni Permata

G. Biaya/Dana
( Terlampir )

H. Harapan

Setelah diadakan gerakan anti rokok pada para warga Bumi


Ayu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya
komsumsi buah dan sayur. Apabila warga Bumi Ayu sudah memahami
dengan baik pentingnya gerakan Warga Sehat Seimbang ini maka
diharapkan akan timbul kesadaran untuk mengkomsumsi buah dan
sayur.

I. PENUTUP
Demikian gambaran berpikir dan uraian penjelasan mengenai
program Gerakan Pemuda Anti Rokok ini kami sampaikan. Semoga
berbagai pihak khususnya STT Banjar Dinas Kayehan dapat
mendukungnya. Untuk tindak lanjut kegiatan akan dilaksanakan
berdasarkan proposal khusus untuk setiap program yang sudah
ditentukan.
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
PENYULUHAN GERAKAN WARGA
SEHAT SEIMBANG
DI KELURAHAN BUMI AYU BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai