Anda di halaman 1dari 33

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
PENINGKATAN JARINGAN PERMUKAAN
DAERAH IRIGASI SIDOMUKTI KEC. MUARA KAMAN
BAB I
1. Latar Belakang Sarana jalan merupakan salah satu factor penting dalam pengembangan
wilayah dan peningkatan ekonomi, sehingga perlu mendapat perhatian serius
dalam penanganannya, Kabupaten Kutai Kartanegara yang wilayahnya cukup
luas dan letak geografisnya yang terpisah satu dengan yang lainnya perlu
strategis khusus dalam bidang peningkatan pertanian. Sehingga
pengembangan wilayah dan peningkatan perekonomian yang diprogramkan
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dapat terwujud.
Pengembangan wilayah dan percepatan pertumbuhan ekonomi sangat
berkaitan erat dengan sarana dan prasarana pertanian.

2. Maksud &Tujuan 1. Spesifikasi Teknis Kegiatan ini merupakan petunjuk bagi Pelaksana
Konstruksi yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam
pelaksanaan tugas pembangunan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan pelaksana konstruksi dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memadai sesuai Spesifikasi Teknis Kegiatan ini.
3. Maksud Kegiatan tersebut adalah kajian teknis dari aspek
(1). Desain dan perkuatan dinidng penahan tanah,
(2). Material dan pembiayaan
4. Tujuan pekerjaan ini adalah tersedianya jaringan irigasi yang baik supaya
dapat menjadi akses kemajuan dan kelancaran perekonomian daerah.

3. Target/ Sasaran Tersedianya jasa konstruksi dalam proses pekerjaan yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan biaya yang wajar yang dapat melaksanakan untuk Kegiatan
PENINGKATAN JARINGAN PERMUKAAN DAERAH IRIGASI SIDOMUKTI
DESA SIDOMUKTI KECAMATAN MUARA KAMAN

4. Nama Organisasi SKPD : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab Kutai Kartanegara
Pengadaan Program : PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Barang & Jasa Kegiatan : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
PRIMER DAN SEKUNDER PADA DAERAH IRIGASI YANG
LUASNYA DIBAWAH 1000 Ha DALAM 1 DAERAH
KABUPATEN / KOTA

Sub Kegiatan : PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI PERMUKAAN

Pekerjaan : PENINGKATAN JARINGAN PERMUKAAN DAERAH IRIGASI


SIDOMUKTI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN MUARA
KAMAN

SPESIFIKASI TEKNIS 1
KEPALA BIDANG SUMBER DAYA AIR:
AJI DENI HM.SP.,M.Si / NIP.19700620 200112 2 001

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) :


DODIK ARIFIANTO ST. / NIP. 19820705 201101 1 002

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :


JACKY IRAWAN,SE,M.SI/ NIP. 19740520 200112 1 002

Proyek /Satuan Kerja


Dinas Pekerjaan Umum (Sumber Daya Air)
Kabupaten Kutai Kartanegara

5. Sumber Dana dan a. Sumber dana : APBD Kabupaten Kutai Kartanegara TA. 2023
Perkiraan Biaya b. Pagu Fisik : Rp. 819,621,000.00
c. HPS : Rp. -

6. Ruang Lingkup  Ruang Lingkup secara umum meliputi :


Lokasi Pekerjaan, a. Pekerjaan Umum
Fasiltas b. Pekerjaan Tanah
Penunjang c. Pekerjaan Beton
 Lokasi Pekerjaan adalah terletak di Desa Sido Mukti Kecamatan Muara
Kaman

7. Jangka Waktu Waktu Pelaksanaan Kegiatan pada kegiatan PENINGKATAN JARINGAN


Pelaksanaan PERMUKAAN DAERAH IRIGASI SIDOMUKTI DESA SIDOMUKTI
KECAMATAN MUARA KAMAN adalah selama 90 (Sembilan Puluh ) Hari
Kalender.

8. Keluaran / Produk Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :
yang dihasilkan a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi;
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1. Gambar Kerja (Shop Drawing).
2. Gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As Built
Drawing).
3. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik.
4. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik dengan pelaksana
konstruksi, pekerjaan pengawasan oleh pengawas pekerjaan, beserta
segala perubahan/addendumnya.
5. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik oleh pelaksana konstruksi.
6. Back Up Data Kuantitas
7. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
8. Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.

SPESIFIKASI TEKNIS 2
9. Tenaga Ahli yang Personil inti yang mendukung kegiatan ini adalah :
Diperlukan 1. PELAKSANA ( 1 ,Orang)
- Memiliki Sertifikat Keterampilan (SKT) Pelaksana Bangunan
Irigasi (SKT TS031).
- Pengalaman 2 tahun

2. PETUGAS K3 KONSTRUKSI (1 ,Orang)


- Memiliki Sertifikat K3 Konstruksi
- Pengalaman 0 Tahun

10. Daftar Peralatan Peralatan yang mendukung dalam pekerjaan ini adalah :
yang Diperlukan • Concrete mixer 1 (Satu ) Unit Kap. 0,3 – 0,5 m3
• Pompa Diesel Ukuran 3”inch Kap. 5 Hp – 1 Unit

11. Spesifikasi a) Ketentuan bahan / material yang digunakan pada umumnya adalah
Teknis Pekerjaan - Beton Mutu Sedang fc’16,9 Mpa K-200
Konstruksi - Tanah Timbunan
- Semen PC
- Pasir
- Koral
- Wiremesh M8
- Plywood 9 mm Bekesting
- Kasau 5/7 (Lokal)

b) Detail spesifikasi teknis kegiatan terlampir.


c) yang dikerjakan adalah
Saluran irigasi Panjang 399 meter

12. Ketentuan Lain Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang digunakan untuk kegiatan ini adalah :
 Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan
Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001)

13. Ketentuan Pelaksanaan pekerjaan/kegiatan ini tetap memperhatikan prosedur pencegahan


Tambahan COVID - 19

14. Rincian Spesifikasi Teknis

No. Item Pekerjaan Data Teknis / Spesifikasi Teknis


- Plang Nama Proyek
1. Pekerjaan Umum - Pekerjaan Pengukuran / Bouplang / Positioning

SPESIFIKASI TEKNIS 3
- Mobilisasi dan Demobilisasi
- Barak / Gudang Material
2. Pekerjaan SMKK - K3
3. Pekerjaan Tanah - Galian Biasa
- Tanah Timbunan
4 Pekerjaan Beton / Struktur - Beton mutu, f’c = 16,9 MPa (K-200)
- Begesting
- Pembesian Wiremesh M-8

15. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA KLASIFIKASI
RESIKO
PEKERJAAN
(1) (2) (3) (4)
1. Pekerjaan Beton - Tertimpa saat mengaduk adukan Resiko Kecil
beton ke concret mixer

16. METODE PELAKSANAAN

BAB II
METODE PEKERJAAN PERSIAPAN DAN
SARANA UTAMA PENUNJANG PEKERJAAN

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


A. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang
tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan Surat Perjanjian/ kontrak, yang meliputi:
- Sewa Kantor Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas yang dilengkapi
meja, kursi, dan papan tulis.
- Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan kerja.
- Pembuatan foto dokumentasi.

Pengambilan Foto Dokumentasi.


- Permulaan pekerjaan ( 0 % )
- Setiap Jenis/ Item Pekerjaan (proses dan finish )
- Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran
- Setelah masa pemeliharaan berakhir.

Foto harus berwarna ukuran A4 sebanyak masing-masing 3 (tiga) lembar. Disusun dalam album dan
diberi keterangan. Kontraktor/Rekanan harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan yang baik, sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti Concrete Mixer (Beton Molen), Total Station dan
sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

B. Pekerjaan Pengukuran adalah suatu pekerjaan pemasangan patok kayu meranti sebagai patokan/
pengukuran awal untuk menetukan peil/ elevasi.

SPESIFIKASI TEKNIS 4
2.2. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak
belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus dibuang dari
areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan Pengawas
Pekerjaan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan harus juga dibersihkan dari
sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta
harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

2.3. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


a) Selama pelaksanaan pekerjaan pihak rekanan/ kontraktor diwajibkan mengadakan segala
keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan tamu, seperti PPPK, sanitasi, air
minum dan fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib,
ordonasi pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
b) Rekanan/Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi pekerjaan dan
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.
c) Rekanan/Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan bersih
dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan berlangsung.
d) Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada di sekitarnya, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan
sebagainya di lokasi dan kerusakan sejenis yang disebabkan karena pelaksanaan Pekerjaan
dalam arti yang luas. Itu semua diperbaiki kontraktor hingga dapat diterima oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
e) Kontrktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instansi, hingga Kontrak selesai dan diterima baik oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.

2.4. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


a) Air Minum dan Air Kerja
- Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat pekerjaan untuk
para pekerjanya.
- Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama pelaksanaan dapat
mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air sendiri (guna
memperhitungkan pembayarannya) atau air sumur yang bersih/ jernih dan tawar, bila hal ini
meragukan harus diperiksa di laboratorium.
b) Kecelakaan Kerja
- Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus
segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban. Biaya pengobataan dan lain-
lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang
berwenang dan Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas.
- Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk PPPK yang selalu tersedia dalam saat
dan berada di tempat kantor lapangan (direksi keet).

2.5. PENGUKURAN
a. Jaringan Titik Tetap
- Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (BM) yang dipasang oleh dinas
terkait yang terdekat.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
- semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang dikaitkan dengan
ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
- Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan ini tercantum dalam gambar-
gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Pengawas di lapangan.
b. Pengukuran kembali.
- Apabila ada perubahan ditentukan/disesuaikan dengan kondisi lapangan setempat bersama Pejabat
Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.
- Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum pekerjaan
dimulai semua alat ukur yang dipakai harus mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas, baik dari jenisnya maupun kondisinya.
- Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan pembuatan serta
pemasangan patok bantu akan ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas.
- Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan angka-angka elevasi
dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan
Pengawas untuk dimintakan penjelasannya.
- Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil pengukuran
ulang, maka Pejabat Pembuat Komitmen akan memutuskan hal itu.
- Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
- Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
disetujui Konsultan Pengawas selambat-selambatnya 10 hari setelah tanggal SPMK.
c. Pekerjaan Pengukuran Dan Survei Lapangan
- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk melakukan
survei dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi
apakah tidak terdapat kesesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan Pejabat Pembuat Komitmen,
Konsultan Pengawas harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal
kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
- Kontraktor harus merawat dan menyediakan dan merawat stasion survei yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dan harus membongkarnya setelah pekerjaan setelah selesai.
- Kontraktor harus memberitahu Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas sekurang-
kurangnya 24 jam sebelumnya, bila akan mengadakan leveling pada semua bagian daripada
pekerjaan.
- Kontraktor harus menyediakan, atas biaya kontraktor, semua bantuan yang diperlukan Pejabat
Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas dalam pengadakan pengecekan leveling tersebut.
- Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas
bila dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian
pekerjaan.
- Kontraktor harus membuat peil/ titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian pekerjaan
dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak
berubah.
- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur yang
berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran ulang.
- Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah ditera
kebenarannya/ dikalibrasi.
- Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut. Koordinat, serta letak patok-patok harus
dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
- Jika menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survei ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai
pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan, Pejabat Pembuat

SPESIFIKASI TEKNIS 6
Komitmen, Konsultan Pengawas dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan
survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada Kontraktor.
d. Pematokan Dan Bouwplank
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktror harus melaksanakan pematokan dan
pemasangan bouwplank sesuai petuntuk Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas.
- Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan dibuat selebar pondasi saluran.
- Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta harus dijaga
agar tidak rusak/ hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
- Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal pasangan/ konstruksi lainnya.
- Untuk pekerjaan jalan lingkungan dipasang patok kayu tiap jarak 50 m dan pada bagian atas setinggi
50 cm di permukaan tanah dicat meni dan diberi Nomor Sta (Stadium).

2.6 PENGATURAN LALU LINTAS


a. Lalu Lintas Kegiatan
1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus mematuhi dan mentaati ketentuan dan
peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas
umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi
setempat yang berwenang yaitu polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan.
2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan
kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap
jalan, jembatan, gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas Kegiatan dibebankan oleh Kontraktor dan
harus disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas.
b. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-rambu lalu lintas
sementara pada lokasi dan posisi termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi Kegiatan. Penempatannya
harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta
susunan kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara
kendaaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah
dinyatakan selesai oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyingkirkan
semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama
pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas disekitar lokasi Kegiatan.

2.7 PAPAN NAMA KEGIATAN


Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama kegiatan ukuran 0,8 x 1 m di lokasi yang ditunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas. Ukuran, bentuk dan susunan kata-kata dan warna akan
ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas.

2.8 GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH KONTRAKTOR


a. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai
Kerja dari Pejabat Pembuat Komitmen, dimaksud untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan
sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima oleh Kontraktor dari Pejabat Pembuat
Komitmen.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, Konsultan Pengawas pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dasar pembuatan gambar-gambar
selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok kesepakatan
bersama antara Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen untuk menghitung volume dari masing-masing
jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.

SPESIFIKASI TEKNIS 7
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas hal-hal yang
berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain.
- Bentuk tiap jenis bangunan jalan yang akan dikerjakan
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing pekerjaan
- Dimensi bangunan jalan sebagai pelengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
- Rencana garis galian pondasi jalan/jembatan
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas pekerjaan
Adapaun gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:
 “ Construction Drawing ” atau “ Working Drawing ”.
 “ Shop Drawing ”.
 “As Built Drawing”.
Semua gambar-gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan
acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas kemudian dan disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

b. “Construction Drawing” Atau “Working Drawing”


“Construction Drawing” Atau “Working Drawing” adalah gambar rencana bangun yang telah disesuaikan
dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan setelah disetujui dan disyahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, Konsultan Pengawas.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi dan kedudukan
dari masing-masing jenis bangunan jalan yang tergambar “Construction Drawing” Atau “Working Drawing”
harus mengacu dan didasarkan pada “Design Drawing” yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
Konsultan Pengawas.
Apabila karena kondisi dan posisi lapangan yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu adanya
penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka Kontraktor harus konsultasi dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. Atas dasar persetujuan jika ada
penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang
telah disepakati bersama, disetujui dan disyahkan Pejabat Pembuat Komitmen adalah yang mengikat pada
kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan utama bagi Kontraktor pada
pelaksanaan pekerjaan.
“Construction Drawing” Atau “Working Drawing” yang dipersiapkan oleh kontraktor tersebut, harus bisa
memberikan suatu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan,
sehingga perlu dan harus dicantumkan anatara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
- Dimensi rencana bangunan jalan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan jalan
Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
“Construction Drawing” Atau “Working Drawing” yang disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dipakai
sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau “
Mutual Cheek ” pada kondisi pelaksanaan 0%.
Kontraktor wajib membuat copy “Construction Drawing” Atau “Working Drawing” sebanyak minimum 3 (Tiga)
Copy, dengan distribusi dua copy untuk Konsultan Pengawas, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu
copy serta gambar aslinya harus gambar aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pembuatan Working Drawing dan perhitungan Mutual Check harus sudah selesai dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal SPMK.
Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya penyesuaian pelaksanaan
karena kondisi “Engineering Adjustment”, atau perubahan desain “Revised Design”, semuanya bisa
mengakibatkan perubahan volume pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau berkurang.
Untuk kondisi “Engineering Adjustment”, tidak diperlukan adanya gambar baru yang disyahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, namun Kontraktor wajib memberikan laporan tertulis serta sketsa penyesuaian guna

SPESIFIKASI TEKNIS 8
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas pekerjaan dan tembusan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
Sedang pada kondisi perubahan desain “Revised Design”, Pejabat Pembuat Komitmen secara resmi akan
memberikan gambar perubahan desain yang telah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada
Kontraktor secara administratif dalam bentuk “Variation Order”.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Construction Drawing” Atau “Working Drawing”
termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa satuan pekerjaan.

c. “ Shop Drawing”
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus dikerjakan
pembuatannya di luar areal Kegiatan, dan karena sifat kekhususannya harus dan terpaksa dikerjakan oleh
Sub-Kontraktor, maka sebelumnya Sub- Kontraktor yang bersangkutan diharuskan membuat dan
menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
“ Shop Drawing” yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan pada Pejabat Pembuat
Komitmen, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Kegiatan.
Gambar Unit bangunan atau “ Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap memuat:
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
- List Komponen unit bangunan yang memuat:
• Panjang lebar, tebal komponen unit bangunan
• Berat persatuan komponen unit bangunan
• Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk dalam kategori “Shop
Drawing”.
Kontraktor wajib membuat copy “Shop Drawing” sebanyak minimum 5 (lima) copy, dengan distribusi dua
Copy untuk PPTK, dan Konsultan Pengawas, satu copy dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip
Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing” termasuk penggandaannya
sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

d. “As Built Drawing”


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan tambah atau
kurang berdasarkan “Variasi Order” yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan Kontraktor telah
melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun
atau “As Built Drawing”.
Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi antara lain:
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada Konsultan Pengawas
pekerjaqan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen guna
mendapatkan pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor atau yang “mutual check”
volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disyahkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pejabat Pembuat
Komitmen kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Built Drawing” sebanyak 5 (lima) copy, dengan distribusi dua Copy untuk
Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas pekerjaan dan Pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar

SPESIFIKASI TEKNIS 9
aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “As Built Drawing” termasuk penggandaannya
sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pada analisa harga satuan pekerjaan.
As Built Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan
Pengawas selambatnya-lambatnya bersamaan dengan Berita Acara Penyerahan I.

e. Administrasi Kegiatan
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan berupa buku tamu, buku
laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian cuaca dan lain-lain yang diperlukan untuk
kelengkapan administrasi. Kontraktor wajib membuat harian, laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap
dengan data penunjangnya dan foto dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Kegiatan. Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau schedule,
rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, Kebutuhan sumberdaya daan peralatan dan harus
mendapat persetujuan dari pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas.

2.9 PHOTO DOKUMENTASI


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akibat
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut,
harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan
pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa merupakan
satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau secara garis
kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilnya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan Pekerjaan:
- Saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%.
- Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
- Saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%.

Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing 5 (lima), dengan
distribusi 1(satu) Copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo
kemudian diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping cetakan ukuran kartu
pos sebanyak 4 (empat) copy, sedangkan pengambilan photo dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang
berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Pengawas pekerjaan.
Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan
Pengawas pekerjaan Kontraktor bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan
pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.
Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif film, ditata menurut
ukuran photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.

2.10 SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSA BAHAN BANGUNAN


f. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara pekerjaannya
dan tidak akan mengerjakan tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.

SPESIFIKASI TEKNIS 10
g. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
Dokumen Kontrak dalam keadaan baru dan semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari
cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defecktif (rusak).
h. Dalam pengajuan penawaran harga kontraktor harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian/
pemeriksaan berbagai bahan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Diluar jumlah
tersebut kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi
syarat-syarat yang dikehendaki.

2.11 PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK


a. Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK berhak mengeluarkan instruksi agar Kontraktor
membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya
menjadi beban Kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.
b. Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari
tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan dokumen kontrak.
c. Pejabat Pembuat Komitmen berhak mengeluarkan perintah yang dikehendaki pemecatan siapa saja
dari pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
BAB III
Pekerjaan Tanah

1. RUANG LINGKUP
Pedoman Spesifikasi Teknis ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran.

Pedoman Spesifikasi Teknis ini mencakup kegiatan penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari sumber bahan yang diperlukan untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan galian.

Pedoman Spesifikasi Teknis ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan
kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi
timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.

2. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Galian biasa sebagai bahan buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan
sebagai bahan timbunan atau material galian dianggap tidak diperlukan dalam konstruksi
2. Galian tanah biasa adalah galian tanah pada lapisan tanah yang dapat digali dengan cangkul.
3. Timbunan tanah adalah proses penimbunan tanah baik secara manual atau secara mekanis
4. Timbunan biasa adalah timbunan yang terdiri dari bahan tanah atau bahan galian batu yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan
dalam pekerjaan permanen

3. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


3.1. Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan sebagai berikut:
• Galian termasuk pembentukan dan saluran
• Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
• Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
• Penimbunan
• Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi

Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.

Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan
membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh
Direksi.

3.2. Ketelitian dalam pekerjaan tanah


Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini, apabila luas rata-
rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera pada gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi.

• Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal

SPESIFIKASI TEKNIS 12
• Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertikal
• Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
• Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh dipengaruhi
oleh toleransi tersebut diatas. Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

3.3. Pekerjaan Galian


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau
jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada
setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan
tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai. Hal yang membedakan
jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang berimplikasi terhadap jenis
peralatan dan produktifitas hasil galian.

Pekerjaan galian dibedakan atas 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai berikut :

3.3.1 Galian tanah biasa.


Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada umumnya,
yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.

Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan /
ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya
terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.

Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau.

Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau
berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.

Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah
galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai
dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BOQ.

Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang
disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material
yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan
material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak
akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.

Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk
timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat- dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan
dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk penggalian, perapihan
dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu
galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan
terhadap pemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang disetujui
Direksi sejauh ± 1 km.

SPESIFIKASI TEKNIS 13
Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah persawahan, agar
diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif lain berupa galian secara manual.

3.3.2 Galian untuk pekerjaan pasangan beton.


Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana beton akan ditempatkan
akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran seperti ditunjukkan dalam
gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Tidak ada material akan diijinkan untuk ditambahkan
dalam garis baku dari struktur beton.

Jika di beberapa titik dalam galian, material galian berdasarkan permintaan tertulis dari Direksi diantara
batas yang diperlukan untuk menerima struktur penambahan galian akan segera diisi penuh dengan
beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan atas biaya Penyedia Jasa.

3.4. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali


Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan dilaksanakan sesuai pasal ini,
harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukan dalam
gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan
diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari yang ditentukan. Setiap
penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari perubahan-
perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.

Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang ada dibawah galian
dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yang disebabkan oleh Penyedia Jasa
dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk hancurnya material dibawah batas penggalian yang
diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian Penyedia Jasa
tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi kembali dengan material
yang sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.

3.5. Luasnya Penggalian


Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian dimulai dari muka tanah
dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.

Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau
berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.

Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat
yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang tidak
akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk
timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan
dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam kondisi kering (dimana dalam
kondisi kering akan dibangun seperti dalam Sub-bag 1.6.1 Pekerjaan Pengeringan). Tidak ada tambahan
biaya terhadap harga satuan tender dalam BOQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan akan diselesaikan terhadap
garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar
dalam garis yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter dimana permukaan tidak
dilindungi dengan beton. Jika permukaan dilindungi dengan beton secara umum harus rata seperti
ditentukan oleh Direksi.

Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya yang diarahkan oleh Direksi,
keperluan pengukuran untuk pembayaran galian terbuka terhadap kemiringan seperti disebutkan dibawah
ini:

MATERIAL KEMIRINGAN (V : H) DISKRIPSI

Batu Batu Lapuk Tanah 1: 0.5 Untuk kemiringan permanen Untuk


Galian Deposit 1: 0.8 kemiringan permanen Untuk kemiringan
Sungai 1: 1.0 permanen Untuk kemiringan permanen
Lining 1: 1.0

Tabel 1 Kemiringan Galian


Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan menggali saluran terbuka / parit
untuk mengalihkan air mengalir keluar dari galian terbuka. Biaya keseluruhan dari pekerjaan ini akan
ditanggung oleh Penyedia Jasa kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan bagian dari
pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk galian akan dihitung dari harga satuan tender dalam
BoQ.

Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah, kerikil, dan batuan kasar.
Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi
yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi.

Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu selama pelaksanaan
penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah
timbunan yang sesuai atau beton K100 atas biaya Penyedia Jasa.

Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga mencapai elevasi
yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis
elevasi sesuai dengan syarat- syarat yang ditentukan.

3.6. Pekerjaan Timbunan


Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan kembali di lokasi
yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus
mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagai bahan untuk
timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.

Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan
dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material
timbunan dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan
spesifikasi teknik.

3.7. Jenis Pekerjaan Timbunan

SPESIFIKASI TEKNIS 15
Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah yang akan
diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
➢ Timbunan tanah kembali dari galian
➢ Timbunan tanah dengan material dari borrow area

1) Timbunan tanah kembali dari hasil galian.


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan
baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari
hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangung jawabkan.

Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur bangunan sudah
dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan harus dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat
yang diijinkan oleh Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hamper
sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka
Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material
tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka Kotraktor dibolehkan menggunakan material timbunan dari
luar (borrow area) atas ijin Direksi.

2) Timbunan tanah dengan material dari borrow area


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah kegiatan
penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan
timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan
Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut.

Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan borrow area yang telah
disetujui oleh Direksi. Semua bagian dari timbunan akan dihitung dan dibayar terhadap material
terpasang dalam lokasi timbunan dengan dasar setelah pekerjaan pemadatan.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan
tanah harus memuat :

4.1. Pekerjaaan Persiapan


a) Penetapan Base Camp
Tetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Hendaknya diperhatikan
juga lingkungan sosial yang ada.
b) Dokumentasi
Perlu dibuat dokumentasi untuk daerah quarry, disposal area, jalan kerja dan kondisi sepanjang
saluran

4.2. Pembersihan Medan


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan pembabatan rumput liar
yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga
profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya.
Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar lokasi yang dijamin tidak akan
mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk
Direksi. Kemudian Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan
tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS 16
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap
berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.

Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila keadaan mengijinkan harus
dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-
tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus
sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat harus
mengambil langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus
mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.

Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana lokasi tersebut
akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan saluran-saluran.
Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam
pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah dihitung berdasarkan luasan
seperti dalam tabel berikut :

Diameter Batang Luas Area


No 2
(cm) (konversi) m
1 10 – 15 4
2 15 – 20 9
3 20 – 25 16
4 > 25 25

4.3 Pekerjaan Pengeringan


Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan (dewatering) dengan alat
pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap
pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 15 hari
sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama
masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan Pompa Diesel yang cukup dan siap dioperasikan
di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga
galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat
disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup dilapangan guna
menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

4.3.1 Cara Penggalian


Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk detail dari konstruksi
penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi secara tertulis sekurang-
kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

4.3.2 Kelebihan Penggalian


Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak diperintahkan oleh Direksi
harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki
Direksi, tanpa menuntut suatu tambahan pekerjaan.

4.3.3 Perapihan Permukaan Galian


Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang disetujui oleh

SPESIFIKASI TEKNIS 17
Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan ang berhubungan
lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang
dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib
memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas biaya Penyedia Jasa.

Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m yang terakhir
dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau
diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan
menempatkan konstruksi diatasnya.

4.4. Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai


Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatu tempat didalam
dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau
Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan
tinggi maksimum 3.00 m.

Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan masuk serta yang
berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa
akan dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya
penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi
bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng
dan material tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan pendangkalan
dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan maka material sisa tersebut
harus dibuang kesuatu tempat diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus
mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah.

Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan akan diangkut untuk dibuang
ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang disetujui oleh Direksi.

Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi syarat yang
akan dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi
permanen seperti ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal rincian
rencana kerja dari pekerjaan tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan penggunaan
material galian untuk pekerjaan timbunan.
Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di ratakan, untuk menghindari dari
erosi akibat hujan.

Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan dari Penyedia Jasa
sendiri adalah merupakan tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia Jasa serta harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi.

Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak tiga puluh (30) hari untuk
mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pembuangan material di tempat lain selain dari lokasi yang
telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi.

Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan untuk perawatan dari
lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah terangkum dalam harga satuan per meter kubik
untuk pekerjaan galian.

Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran dari cerucuk tadi
paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan dipasang 2 buah cerucuk untuk setiap

SPESIFIKASI TEKNIS 18
gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.

4.5. Pelaksanaan Penimbunan


Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan dikupas atau digali
hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar. Permukaan tanah yang telah dikupas atau
digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat
alur-alur terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.

Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-
retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan kadar air tanah yang digaruk harus
dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot.

Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya
diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.

Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang terjadi pada
permukaan tanah, harus diratakan. Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai
garis elevasi yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah timbunan untuk
tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur lain yang bisa
membusuk.

Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan penurunan dari
tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar,
harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan
tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.

Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi material yang baik
sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk mencapai tujuan ini Direksi
akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material akan ditempatkan.

Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam
supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan
yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa
untuk melasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan.

Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak boleh ada
rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh
/Direksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikunya tanpa ada biaya penggantian.

Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan, kepadatan
kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari kepadatan kering
maksimum laboratorium.

Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang dibutuhkan dengan
menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat pemadat lain yang
telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap
lapis (sama dengan lebar kepadatan yang dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah
lintasan dari alat vibrator roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment. Untuk mendapatkan
acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan dengan menggunakan peralatan yang akan
digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita
acaranya. Selanjutnya tes kepadatan dilakukan per 50 meter panjang saluran per lapis timbunan.

SPESIFIKASI TEKNIS 19
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material, pengangkutan,
penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan dihitung dalam meter kubik
timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi.

Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian dan penerimaan
dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi dari permukaan timbunan dan
setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti oleh biaya Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan / berada di sekitar
struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton oleh peralatan Penyedia Jasa
harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa.

Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya harus ditunda
atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti arahan Direksi. Material akan
ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang
pada struktur, yang mana telah dipertimbangkan dalam perencanaan.

Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu dari pekerjaan timbunan harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa seperti yang ditetapkan sesudah ini atau seperti arahan Direksi.

Penyedia Jasa akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian mutu dari pekerjaan yang
dilaksanakan. Direksi akan melakukan pemeriksaan dan meneliti semua pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa dalam rangka bahwa Penyedia Jasa dapat memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan
melaksanakan tes dan pengambilan contoh uji (sample) agar dapat memenuhi spesifikasi teknik.
Direksi akan dan berhak untuk menolak semua atau sebagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa jika pekerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik.
Dalam kasus demikian Penyedia Jasa akan membongkar dan mengerjakan ulang dari pekerjaan yang
tidak memenuhi dengan biaya sendiri.

Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan dan perlengkapan uji dan menyediakan semua tenaga ahli
yang dibutuhkan untuk melaksanakan semua uji yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban menurut
spesifikasi dibawah pengawasan dari Direksi.

Tidak ada pembayaran terpisah untuk pengujian pengendalian mutu. Semua biaya untuk pelaksanaan uji
pengendalian mutu termasuk semua tenaga, material, peralatan konstruksi dan peralatan, pengambilan
contoh dan pengujiannya harus sudah termasuk dalam harga satuan dalam BOQ.

5. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan
tanah harus memuat :

5.1. Pekerjaan Galian


a. Penerimaan bahan
1) Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang berbeda.
2) Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian biasa, galian batu, galian bangunan

b. Pemeriksaan mutu bahan


1) Untuk pekerjaan galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut geser dalam, φ dan kohesi
tanah beserta informasi mengenai sumber mata air dan ketinggian muka air tanah.
2) Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan (slake durability) dan
informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
3) Galian bangunan.
a) Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan pemikul beban
lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat kepadatan (konsistensi) dan
informasi kedalaman muka air tanah.
b) Pekerjaan yang berhubungan dengan drainase sebaiknya dilakukan analisa butir tanah.
c) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan berkaitan
dengan kemungkinan bahaya piping, terutama untuk data ketinggian muka air, jenis tanah
tempat pemompaan dan analisa butir.
d) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan mengenai
pengendalian mutu timbunan.
e) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan , pemeriksaan dilakukan pada lokasi
tempat pembuangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”, parameter longsoran dan parameter
daya dukung tanah setempat.

5.2. Pekerjaan Timbunan


a) Penerimaan bahan
1) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan
akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga harus mencakup seluruh
pengujian yang disyaratkan dalam dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili setiap
sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat
pada sumber bahan.
2) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Direksi Pekerjaan dapat
memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau sumber bahannya
dapat diamati.
b) Pengujian mutu bahan
Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk mengendalikan
perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari
setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian untuk menentukan ekspansif
tidaknya bahan timbunan, yang ditentukan oleh nilai aktif.
c) Percobaan Pemadatan di lapangan
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang
disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti :
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan
kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia Jasa untuk
menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk seluruh
pemadatan berikutnya.

6. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan tanah harus memuat :

6.1. Pengukuran
6.1.1 Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan per meter persegi, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk
upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menebang, membabat
dan menebar disekitar lokasi.

6.1.2 Pekerjaan Kupasan/stripping


Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga satuan per meter persegi,

SPESIFIKASI TEKNIS 21
kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan
termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggali, dan
mengangkutnya disekitar lokasi.

6.1.3 Pekerjaan Galian


Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator dengan jarak angkut
ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di luar daerah kerja sejauh kurang dari
1.00 km tidak diperhitungkan Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam
pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan
dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.

Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian untuk mencapai
garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atauseperti diarahkan oleh Direksi,
termasuk galian di tempat/local atau dental, perawatan pondasi dan semua galian yang lain dalam area
kerja.

Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di
tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan
dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian berikut ini :
1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan penyusutan (shrinkage)
sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994, tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor pengembangan
(swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000 tentang Metode Pengujian Indeks
Pengembangan Tanah.

Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah
disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan
penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran menurut Bagian ini akan
tetap dibayar sebagai galian hanya jika bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam
Bagian lain dari Spesifikasi ini.
b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan
timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan
galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa dengan
exploitasi sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut :

➢ Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui titik terendah dari
terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa
atau galian batu sesuai dengan sifatnya
➢ Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
➢ Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
➢ Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau
sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran,
bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
d) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi 300 meter harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat
penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam kilometer.
e) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan volume galian ke luar daerah

SPESIFIKASI TEKNIS 22
kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh > 1 km. Kecuali untuk material bahan galian yang
selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain maka pekerjaan pembuangan
tidak diperhitungkan.

6.1.4 Pekerjaan Timbunan


Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang dilaksanakan,
diselesaikan di tempat dan diterima.
Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang
disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan
penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m.
b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui, termasuk setiap
timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian bertangga pada atau penguncian ke
dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam
volume yang diukur untuk pembayaran kecuali bila :
c) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal jika
Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab.
d) 4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk mengubur
bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan, tidak boleh dimasukkan
dalam pengukuran timbunan.

6.2. Dasar Pembayaran


6.2.1 Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran
dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.

6.2.2 Pekerjaan Timbunan


Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang diperlukan,
harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing- masing harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian
akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 23
BAB IV
PEKERJAAN BETON DAN BEKISTING

1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta
pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang, beton tanpa tulangan,
beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop.

Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton, lantai
kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi
tetap kering.

2. ISTILAH DAN DEFINISI


- Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm sampai 4 mm.
- Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm sampai 31,5 mm.
- Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran beton pada
bangunan yang sudah dilaksanakan.
- Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang lain, agregat halus,
agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk masa padat
- Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m 3
- Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
- Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc’=15 Mpa dengan batu-batu
pecah ukuran maksimum 25 cm.
- Construction joint adalah sambungan konstruksi beton
- Fly ash adalah residu halus yang dihasilkan dari sisa proses pembakaran batu bara.
- Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton dalam
masa perawatan.
- Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.
- Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton
hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan.
- Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang bereaksi secara
kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious.
- Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu adukan.
- Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica amorf yang
dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
- Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif daro beton segar
- Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran dengan cukup
banyak dan sangat berbeda

3. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
3.1. Toleransi
1. Bangunan Beton

SPESIFIKASI TEKNIS 24
a. Batas penyimpangan pada gambar – gambar plat, balok mendatar dan pengganti pagar
Terlihat : 1 cm setiap 3 m
Tertimbun : 5 cm setiap 3 m
b. Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar, lantai, dinding, balok dan
sebagainya.
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
c. Penyimpangan pada plat jembatan
Minus : 1 cm
Plus : 2 cm
d. Dasar pondasi
Penyimpangan ukuran – ukuran dalam perencanaan
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
e. Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi, terhadap rencana tidak
lebih dari 5 cm.
f. Pengurangan ketebalan : 5%
g. Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang terbuka : 5 cm
h. Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk pintu dan bangunan–bangunan
air yang serupa : 0,1%
i. Penempatan tulangan baja
- Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
- Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm
j. Perletakan beton pra cetak
- Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari panjang beton pra
cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
- Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton pra cetak yang
ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
- Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan vertikal tidak boleh
lebih dari 1 cm setiap 3 m.
2. Pekerjaan Water Stop
Penyimpangan pemasangan as dari water stop untuk kearah kanan dan kiri +5 mm

3.2. Persyaratan Bahan


1. Bangunan Beton
a) Semen
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang memenuhi
SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan
yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak
boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk
semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan
bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air
harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan
dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling

SPESIFIKASI TEKNIS 25
pada periode perawatan yang sama.
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi
bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak
lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI
03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

3.3. Persyaratan Kerja


1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan
dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan
Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu
beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian pengendalian
mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut selalu
tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci untuk seluruh
perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana
pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan
persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang
disyaratkan disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang terlindung
dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan ketinggian tidak kurang
dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene)
selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat
penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak
ke arah atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat penyimpanan
agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar matahari dan hujan sepanjang
waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregat atau
ukuran yang berbeda tidak tercampur.
3) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran jika:
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

SPESIFIKASI TEKNIS 26
4) Pencampuran dan Penakaran
a. Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 03- 2834-
2000.
b. Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-2834-2000, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan
sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5) Permukaan Tampak
a. Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan tidak
keropos.
b. Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c. Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton yang
kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan diganti atau
diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya
Penyedia Jasa.
6) Blockout
a. Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian bangunan dari pekerjaan
besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akan dibuat, dikasarkan, dibersihkan,
dan dijaga agar tetap lembab untuk paling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan
demikian disetujui Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan logam dan lainnya seperti
tersebut diatas, dapat dilaksanakan. Penyedia Jasa dapat memasang tulangan (jika
diperlukan) dan adukan beton dengan 500 kg semen atau lebih per meter kubik, atau
beton dari tipe yang sama.
b. Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhati–hati, harus bersatu
dengan beton lama, mempunyai ikatan yang baik dengan beton lama dan semua
pekerjaan besinya.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Beton fc’16,9 K–200 Pada Pekerjaan Perkerasan Parkirasn dan wave reflector
- Sebelum melakukan pekerjaan didahului dengan membuat request dan diserahkan kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui
- Pekerjaan Pengecoran dengan Beton fc’15,9 K–200 dilaksanakan menggunakan Alat Concret mixer
dengan bantuan tenaga manusia dengan alat bantu sesuai kebutuhan dilapangan.
- Seluruh area/bagian pengecoran harus terisi penuh dan padat dengan dibantu penggetar
- Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting selesai dilaksanakan
- Durasi pekerjaan ini diperkirakan 10 hari. Dengan memperkerjakan 3 Tukang dan 6 pekerja biasa dan
di arahkan oleh 1 kepala tukang, dengan asumsi rata-rata satu hari memperoleh volume lebih dari 5 M3
per hari.
- Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi : Cangkul, Sekop, Kasutan, Cetok,
Ember Cor dll.
- Sebelum melakukan pekerjaan didahului dengan membuat request dan diserahkan kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui
- Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting selesai dilaksanakan
- Durasi pekerjaan ini diperkirakan dengan memperkerjakan 3 Tukang dan 6 pekerja biasa dan di
arahkan oleh 1 kepala tukang, dengan asumsi rata-rata satu hari memperoleh volume lebih dari 5 M3
per hari.
- Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi : Cangkul, Sekop, Kasutan, Cetok,
Ember Cor dll.

SPESIFIKASI TEKNIS 27
B. Cetakan Beton atau Bekisting
a. Bahan cetakan beton atau bekisting:
1. Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9 mm tergantung
kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
2. Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan sejenis
setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi.
3. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak dibenarkan
dipakai untuk steger.
b. Konstruksi
1. Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran yang merusak,
dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung dan selama beton belum
padat.
2. Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton tanpa
merusak konstruksi beton.
3. Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk 4/6 sehingga
dapat menahan beban yang dipikulnya.
4. Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi cetakan atau bekisting
serta mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi.

c. Pelapis Cetakan
1. Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari bahan
plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah dilepaskan dan
hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi.
2. Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai pelapis cetakan.

SPESIFIKASI TEKNIS 28
BAB V
PEKERJAAN PEMBESIAN (WIREMESH M-8)

4.1. Pekerjaan Besi Tulangan


1) Umum
Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap bagian besi
tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih
besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah ditentukan. Besi tulangan harus bersih dari
serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat pembuatannya.
Jika oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 copy daftar besi tulangan yang
dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan persetujuan sebelum mendatangkan besi tulangan di
lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan harus sesuai dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan
tersebut.
2) Pemasangan Besi Tulangan
a) Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak, kotoran lain.
Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang ditempat yang benar sebagaimana
ditunjukkan didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan tidak berubah selama
berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan pemadatan beton.
b) Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai kait sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus
menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan terikat kuat pada tempatnya.
c) Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi tulangan lainnya
disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat dengan kawat baja lunak yang disetujui
Direksi Pekerjaan, dan pengikatan harus cukup kuat dengan tang. Ujung kawat pengikat harus
mengarah kedalam.
d) Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum penulangannya disetujui
Direksi Pekerjaan.
e) Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, sekurang- kurangnya 24 (dua
puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.
3) Penyiapan Gambar Penulangan
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–gambar penulangan secara
rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan, sebagaimana diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Gambar penulangan tersebut harus mencakup gambar penempatan besi
tulangan, daftar besi tulangan dan gambar lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan
pemasangan tulangan.
4) Penyambungan Besi Tulangan
Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang ditunjukkan didalam gambar, posisi dan
metode dari sambungan harus ditentukan dari perhitungan kekuatan yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
5) Selimut Beton untuk Tulangan
Bila tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, maka tabel dibawah ini
dipakai untuk menetapkan tabel selimut beton yang diperlukan untuk besi tulangan diukur dari sisi
luar besi.

3.5. Pekerjaan Besi


1) Umum
Pekerjaan–pekerjaan besi tersebut dibedakan dalam 5 (lima) tipe berikut ini :
a. Pekerjaan Besi Struktur
➢ Besi Wiremesh M-8
➢ Pekerjaan–pekerjaan besi yang tertanam, pelat dan angker pada beton.

SPESIFIKASI TEKNIS 29
Tidak disediakan gambar detail lebih lanjut tentang pekerjaan–pekerjaan besi selain yang terlampir
dalam dokumen tender. Penyedia Jasa harus mengerjakan rencana yang diperlukan dan menyiapkan
gambar–gambar kerja yang lengkap, pelaksanaan dan pemasangan semua pekerjaan besi sesuai
dengan gambar dan spesifikasi yang disediakan disini atau mengikuti petunjuk Direksi Pekerjaan.

Gambar yang dibuat Penyedia Jasa harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan
tersebut. Setiap pelaksanaan yang dilakukan sebelum adanya persetujuan Direksi Pekerjaan atas
gambar tersebut, adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.

SPESIFIKASI TEKNIS 30
BAB VI
PEKERJAAN AKHIR

A. PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan akhir dilaksanakan setelah bobot pekerjaan telah mencapai 100 %, adapun pekerjaan akhir
meliputi :

- Pekerjaan Pembersihan Sisa Pekerjaan


Pembersihan sisa pekerjaan dilaksanakan sebelum serah terima pekerjaan dilaksanakan.
Pembersihan lokasi meliputi pembersihan sisa-sisa material, alat- alat yang digunakan maupun
bahan-bahan yang tidak lagi diperlukan di lokasi.

- Pekerjaan Laporan Akhir Pekerjaan dan Dokumentasi Akhir Pekerjaan


Dokumentasi berupa Foto Dokumentasi 100 % Pekerjaan dan laporan Pekerjaan serta
segala sesuatu yang diperlukan sebagai data pekerjaan. Foto - foto yang memperlihatkan kemajuan
pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian
sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
a. Sebelum memulai Pelaksanaan pekerjaan.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan.
c. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode Pemeliharaan.

Back Up Data

Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia jasa harus menyediakan
laporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara pelaksanaan :
a. Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dalam hari
berjalan terhitung pada saat terima SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang dicapai setiap hari
lengkap dengan perhitungan dan gambar typichalnya, cuaca, jumlah tenaga, alat yang
digunakan serta jumlah jenis bahan yang digunakan.
c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu) mingguan, selain itu juga
berisi volume pekerjaan minggu lalu.
d. Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan mingguan, dan juga volume
bulan lalu.
e. Selain itu untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang
meyakinkan dikemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan kamera digital.
Cara pelaksanaan :
1. Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada posisi 0%,
mencapai bobot 50% dan 100% untuk 1 titik lokasi pengambilan foto yang sama. Foto 0%
diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari lokasi
yang akan dikerjakan oleh penyedia jasa. Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang
berlangsung untuk melihat kondisi lapagan pada kondisi 50%. Foto 100% diambil pada
saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan
2. Sebelum pengambilan foto-foto maka, dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi,
posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.

SPESIFIKASI TEKNIS 31
3. Foto dokumentasi tersebut diatas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel pada album foto
dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama Kontrak
- Nama pekerjaan
- Tahap Progress
4. Penyedia jasa Menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 5 (lima) rangkap
bersama 1 (satu) negatifnya kepada Direksi.
5. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus dari arah yang
sama yang sudah di tentukan sebelumnya.

- As Built Drawing
As Built Drawing merupakan pembuatan gambar teknik setelah konstruksi telah dibangun/dibuat di
lapangan yang berfungsi sebagai acuan untuk pemeliharaan atau Kontrol Gambar Pekerjaan
terlaksana dan berdasarkan pada acuan pengukuran dilengkapi dengan back up data dan disetujui
Direksi.

B. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN


Pemeliharaan hasil pekerjaan yaitu sebagai suatu upaya untuk memelihara atau memperbaiki bagian
pekerjaan dengan menggunakan suatu standar prosedur yang baik dan benar. Dalam artilain
pemeliharaan pada hasil pekerjaan diartikan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan administratif,
yang dimaksudkan untuk mempertahankan dan memulihkan fungsi dari hasil pekerjaan sebagaimana
yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan yang terawat dan terpelihara secara teratur
akan mempunyai daya tahan yang lebih lama, serta memberikan kondisi yang aman dan nyaman bagi
penggunanya.

17. Penutup Spesifikasi Teknis ini menjadi pedoman secara umum bagi pelaksana konstruksi
dalam melaksanakan pekerjaan. Hal-hal teknis yang diperlukan hendaknya bisa
dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada
jadwal yang telah ditentukan dengan kualitas sesuai yang telah ditetapkan

Bagi penyedia jasa konstruksi yang nantinya ditunjuk sebagai pemenang


18. Catatan pengadaan maka wajib untuk menandatangani surat pernyataan untuk tidak akan
menuntut apabila di kemudian hari terdapat penundaan pembayaran yang
diakibatkan oleh ketidaktersediaannya anggaran pemerintah daerah pada tahun
ini

I. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1.PENGUKURAN
Kuantitas untuk satuan pekerjaan akan diukur berdasarkan jumlah volume dan hasil satuan pekerjaan
yang terbentuk atau terpasang yang memenuhi syarat dan sesuai garis serta elevasi seperti yang ditunjukkan
dalam gambar kerja atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2.PEMBAYARAN
Kuantitas pekerjaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar dengan Harga Satuan per
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing
Mata Pembayaran yang terdaftar, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan, penanganan, perpanjangan, pemotongan, perawatan, pengujian dan setiap

SPESIFIKASI TEKNIS 32
peralatan lain yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa dialokasikan untuk penyelesaian
pekerjaan yang diuraikan dalam masing- masing item pekerjaan.

II. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

Dalam rangka memperlancar proses pelaksanaan fisik maka diperlukan komunikasi rencana seluruh
kegiatan tersebut. Strategi pentahapan bukan hanya semata – mata pada pembuatan metode fisik tetapi
juga memperhatikan modal dan sumber daya manusia, sehingga penahapan lebih realistis pembuatannya.

Dalam pelaksanaan ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar dalam pelaksanaan di
lapangan dapat berjalan terencana, efektif dan efisien baik dari segi dana maupun biaya yaitu antara lain
pembuatan time schedule dan pembagian tugas yang jelas dan tepat agar sesuai dengan keahlian masing
– masing.

Dengan adanya time schedule kita dapat memperkirakan berapa waktu yang kita perlukan untuk
kegiatan yang dimaksud, dan dapat memudahkan kita dalam mengontrol kegiatan yang akan dilaksanakan
sehingga kita bisa mempersiapkan bahan sedini mungkin agar keterlambatan kegiatan dapat diminimalkan.

Demikian Spesifikasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan ini dibuat untuk dapat dijadikan Acuan dalam
pelaksanaan Pekerjaan.

Tenggarong 14 Agustus 2023


Pejabat Pembuat Komitmen

JACKY IRAWAN,SE,M.SI
NIP. 19740520 200112 1 002

SPESIFIKASI TEKNIS 33

Anda mungkin juga menyukai