Anda di halaman 1dari 64

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO UTARA

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


Alamat : Jl. Kusno Danupoyo Blok Plan Kantor Bupati Gorontalo Utara

SPESIFIKASI TEKNIK

NAMA PROGRAM :

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

NAMA PEKERJAAN :

REKONSTRUKSI PASANGAN BATU


PENAHAN SUNGAI SOKLAT
KEC. GENTUMA RAYA

TAHUN 2020/2021
SPESIFIKASI TEKNIK

A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan yang dilaksanakan merupakan bagian lingkup Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Di Kabupaten Gorontalo Utara Tahun Anggaran 2020/2021.
 Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara yang dalam
hal ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Gorontalo Utara melalui :
- Program : Rehabilitasi dan Rekonstruksi
- Kegiatan : Identifikasi dan Verifikasi Kerusakan dan Kerugian
- Pekerjaan : Rekonstruksi Pasangan Batu Penahan Sungai Soklat Kec.
Gentuma Raya
 Bertindak sebagai Pengguna Jasa adalah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), dan Tim Teknis di Lingkungan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Gorontalo Utara yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Gorontalo Utara nomor SK.271.IX.2020 tanggal 27 Agustus 2020

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Spesifikasi teknik ini merupakan petunjuk pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
yang memuat penetapan sasaran, rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, masukan,
azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan selama
pelaksanaan kegiatan.

C. TARGET/ SASARAN
- Mendapatkan penyedia jasa konstruksi yang professional dan dapat melaksanakan
pekerjaan PembangunanRekonstruksi Pasangan Batu Penahan Sungai Soklat Kec.
Gentuma Raya
- Terlaksananya Pembangunan Pasangan Batu Penahan Sungai yang dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi kuantitas dan kualitas bangunan, pembiayaan,
administrasi dan lingkungan.
- Mengembalikan fungsi bangunan yang terdampak bencana.
- Umur rencana bangunan adalah 10 (Sepuluh) tahun dan wajib dilakukan pemeliharaan
setiap 2 (Dua) tahun untuk mendapatkan umur bangunan sesuai di rencanakan.
D. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
Nama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melaksanakan kegiatan pengadaan
Barang/Jasa adalah:
OPD : BadanPenanggulanganBencana Daerah
KPA : Nurhadi Rahim, ST, ME
PPK : Rahmat M. Patila, S.Pd

E. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Sumber Dana
Sumber dana untuk membiayai pekerjaan ini berasal dari APBD Kab. Gorontalo Utara
Tahun 2020/2021 (Dana Hibah Bantuan Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
tahun 2020/2021)

NO. DPA SKPD 1.06 02 01 26 04 5 2

b. Total perkiraan biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini adalah : Rp.
999.999.305,82,- (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Sembilan Ribu Tiga Ratus Lima Koma Delapan Puluh Dua Rupiah)

F. LOKASIPEKERJAAN
Lokasi pekerjaan berada di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara

G. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


- Penanganan Bangunan akibat Bencana melalui Program Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Gorontalo Utara
- Mengembalikan fungsi bangunan yang rusak akibat bencana

H. SPESIFIKASI PEKERJAAN
H.1. Spesifikasi Teknis Tenaga Kerja
- Daftar personel manajerial yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
sebagai berikut :
No PersonildanPersyaratannya Jumlah

1. Manajer Pelaksanaan/proyek/PimpinanTeknik 1 orang


a. SKT Pelaksana Bangunan Gedung/Pekerjaan Gedung TS 051
b. Pengalaman minimal 3 Tahun
c. Keterampilan Bangunan Sipil
Petugas K3 Konstruksi 1 orang
a. Sertifikat Petugas Keselamatan Konstruksi
b. Keterampilan/Keahlian dalam hal bangunan Sipil

H.2. Spesifikasi Teknis Peralatan


a. Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah :

NO NAMA PERALATAN JUMLAH


(unit/set)

1 Portable Concrete Mixer/mesin pengaduk campuran beton 3

2 Dump Truck,Kapasitas Bak minimal 3m3. 3

3 OrdinaryTruck/ PickUp 1

4 Ekscavator 2

H.3. Spesifikasi Teknis PelaksanaanPekerjaan


Spesifikasi teknis terkait pelaksanan pekerjaan menjelaskan hal – hal yang berkaitan
dengan pekerjaan baik itu berupa bahan/material konstruksi, tata cara pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Dalam pelaksanaan pekerjaan memperhatikan keselamatan
konstruksi yang biayanya dimasukkan dalam biaya pekerjaan. Untuk pengeringan beton
pada saat pengecoran dalam air menggunakan bahan kimia untuk mempercepat
pengerasan beton jika dibutuhkan.Spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan terlampir
dalam dokumen ini.
H.4. Spesifikasi Teknis Jadwal Pelaksanaan dan pemeliharaan
a. Jangka waktu pelaksaan pekerjaan ini direncanakan 150 (seratus lima puluh) hari
kalender.
b. Jangka waktu pemeliharaan selama 360 (tiga ratus enam puluh) hari kelender
terhitung sejah serah terima pertama pekerjaan
H.5. Spesifikasi Teknis Analisa Harga Satuan pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan yang digunakan untuk menawarkan harga pekerjaan
adalah menggunakan analisa PERMEN PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Analisa
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
H.6. Spesifikasi Teknis Rencana Keselamatan Konstruksi
Dalam dokumen penawaran teknis penyedia jasa membuat RKK sebagaimana yang
tertuang dalam rancangan kontrak BAB II. SYARAT SYARAT UMUM KONTRAK
pasal 22. RKK disusun sebagai usulan penawaran dan dimasukkan kedalam penawaran
teknis.
Hal – hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Keselamatan konstruksi yaitu :
Pek. Pengadaan Keselamatan K3
- Helem Safety sejumlah 25 Buah
- Safety Boots sejumlah 25 Pasang
- Safety Shoes sejumlah 5 Pasang
- Rompi Safety sejumlah 25 Buah
- Papan Informasi K3 (uk. 2 x 3 meter)
- BPJS Ketenaga kerjaan dan kesehatan kerja (Berdasarkan Kepmenaker
No.Kep-196/Men'/1999, untuk tenaga harian proyek)
- Thermogun 1 buah
- Tempat Cuci tangan sementara 2 Unit
- Hand Sanitizer sejumlah 5 Liter
- Disinfektan sejumlah 3 Liter
- Masker sejumlah 25 Buah
- Kotak P3K sejumlah 2 Box
I. PENUTUP
Demikian Spesifikasi ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di atas
sehingga hal - hal yang kurang sesuai dengan tujuan pelaksanaannya dapat diantisipasi
sedini mungkin.

Kwandang, Januari 2020

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

RAHMAT M. PATILA, S.Pd


NIP. 196508131988021002
SPESIFIKASI TEKNIK

Untuk Paket Pekerjaan


R E K O N S T R U K S I P AS A N G A N B A T U S UN G A I S O K L A T
Rehabilitasi Embung Nafinoen
Pembangunan Embung Oelangga
Pembangunan Embung Kimadale
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Keterangan :

Spesifikasi disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan


ketentuan :
1. Spesifikasi Tidak mengarah kepada Merk/Produk tertentu, dengan prioritas
mengutamakan produksi dalam negeri;
2. Spesifikasi Teknis ini menggunakan Acuan :
a. Kriteria Pengawasan/KP Bagian 1 s/d 9 yang disusun oleh Direktorat
Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum tanggal 01 Desember
1986,
b. Pedoman-pedoman Teknis yang disusun oleh Direktorat Jenderal SDA
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013 tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
3. Spesifikasi teknis yang ada dalam pasal-pasal di dalam dokumen ini adalah secara
umum sehingga tiap paket pekerjaan tinggal menyesuaikannya dengan jenis
pekerjaan yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 2
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

BAGIAN I
UMUM
I.1. UMUM
Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas Hak paten, lisensi serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan
selama pelaksanaan Pekerjaan. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan
bahwa, semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru,
belum dipergunakan.
Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

I.2. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup spesifikasi terdiri dari Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Rehabilitasi Bendung dan bangunan
pelengkap lainnya untuk paket pekerjaan REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT.

I.3. PEKERJAAN PERSIAPAN


Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang kontrak Item pekerjaannya termasuk/dimasukan dalam
pekerjaan persiapan ini yang perlu dilaksanakan baik sebelum, selama berlangsungnya kontrak dan
setelah berakhirnya pekerjaan detail disajikan berikut ini.

I.3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan
paket pekerjaan. Penyedia Jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang
diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya
nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi adalah Lumpsum.

I.3.2. Pembuatan Jalan Sementara dan Pemeliharaan Jalan Desa


Penyedia Jasa diperbolehkan membuat jalan kerja ke dan melalui daerah yang menggunakan
jalan-jalan setempat yang sudah ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan
dengan daerah proyek dimana segala resiko yang mungkin akan timbul karena adanya jalan
kerja tersebut termasuk pembuatan dan pemeliharaannya sudah merupakan resiko bagi
Penyedia Jasa untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaannya selama pelaksanaan kontrak
dan tidak ada mata pembayaran dan pembayaran tambahan karena pembuatan dan
pemeliharaan jalan kerja sudah menjadi bagian dari kebutuhan Penyedia Jasa dan sudah harus
diperhitungkan dalam harga satuan kontrak pekerjaan yang dikontrakkan. Bila Jalan kerja yang
dipakai Penyedia Jasa merupakan jalan-jalan yang sudah ada terlebih dahulu harus mendapat
izin penggunaan dari aparat/pemilik jalan tersebut.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum. Penyedia Jasa harus
memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada dan memperkuat jembatan beton bila ada
sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya
dan harus direncana sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu lalulintas dan harus
mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah
setempat dan Badan Swasta bila diperlukan. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah
yang ada atas bebannya sendiri dan biaya yang mungkin akan timbul akibat pekerjaan tersebut
sudah termasuk dalam harga penawaran dalam Harga Kontrak pekerjaan yang dikontrakkan.
Penggunaan tanah tersebut sepengetahuan pemberi Tugas, dalam hal ini Penyedia Jasa diminta
membuat permohonan tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya, sehingga rencana kompensasi
tanah jika ada dapat dilakukan dan segala resikonya sudah diperhitungkan oleh Penyedia Jasa.
Tidak ada mata pembayaran dan pembayaran tambahan berkenaan dengan kebutuhan jalan
kerja tersebut dimana Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap segala resiko yang
mungkin akan timbul termasuk pemeliharaan jalan kerja atau bangunan yang digunakan oleh
Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 3
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

I.3.3. Survey Pengukuran dan Penggambaran


Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran, bangunan air
dan pekerjaan lainnya harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan
kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey
dan pengukuran berikut penggambarannya untuk mendapat persetujuan dari pihak Direksi
sebelum melaksanaakan semua kegiatannya.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah:

I.3.3.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap


a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang dari konstruksi beton, pasangan batu, pengaturan batang
pembesian termasuk rencana konstruksi, pemotongan dan daftar besi beton,
tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar- gambar lengkap
di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran
gambar tersebut.
Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan survey dan penggambaran
adalah Lumpsum .

I.3.3.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara


a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus
menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti pengalihan aliran
(kistdam) dan sebagainya. Gambar Perencanaan yang diusulkan
Penyedia Jasa yang dipakai dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus
diserahkan kepada Direksi sebanyak 1 (satu) rangkap.
b. Gambar–gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan oleh
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya
pelaksanaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan survey dan
penggambaran yang dikontrakkan.

I.3.3.3. Gambar-Gambar Purnalaksana / As Built Drawing


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 4
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali
selama 6 (enam) hari kerja Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di
atas kertas berukuran A3 bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %.
Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan serah terima ke I
(PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar purna laksana (As Built
Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran minimal A3 ,
beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran dengan cara manual dan soft
copy apabila penggambaran menggunakan program computer.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan survey dan
penggambaran yang dikontrakkan.

I.3.3.4. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala
hal sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur dan
mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan
Bench Mark atau titik referensi yang disetujui oleh Direksi. Ketinggian muka tanah
yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang
dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4. Laporan Dan Dokumentasi

I.3.4.1. Program Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan
Syarat-syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam bentuk yaitu Bar-Chart.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan atau pada suatu waktu yang
ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu) salinan laporan
Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
iii) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 5
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu) rangkap Rencana Mingguan yang


sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk Minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk
hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.4. Rapat Bersama Untuk membicarakan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar
dapat segera diperoleh solusinya untuk diselesaikan.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga Penawaran yang dikontrakkan.

I.3.4.5. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu
sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan,
dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama. Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi foto- foto yang dibuat oleh ahli foto yang
berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin
maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial
bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai
berikut :
 Detail Kontrak
 Nama Bangunan atau Lokasi Embung/Bendung
 Tanggal Pengambilan
 Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan
suatu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album- album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres
kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing- masing. Tiap obyek harus lengkap
tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan dalam rangkap secukupnya dan akan menjadi milik Pemberi
Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.5. Peralatan dan Perlengkapan Proyek

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 6
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka diperlukan
peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa menyediakan fasilitas
tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada pembayaran khusus untuk ini.

I.3.6. Lain-Lain
I.3.6.1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi terakhir atau
standar internasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar
nasional yang disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan
atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan
tersebut, dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan, sekurang-kurangnya 28 hari
sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan dan dapat dipertanggung jawabkan.

I.3.6.2. Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan


a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak,
semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam
spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum. Bila Penyedia Jasa
dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan
suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi.

b. Perlengkapan konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya, dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan harus lengkap dengan spare partnya yang cukup dan
memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dan baik.

c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara
bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

d. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pada salah satu
atau lebih tepat ditentukan Direksi.
 Tempat produksi dan pembuatan
 Tempat pengapalan
 Lapangan / Lokasi Proyek.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 7
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut


perlengkapan dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya
untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia
Jasa untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan Spesifikasi.

e. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.

I.3.6.3. Pengukuran Untuk Pembayaran


Penyedia Jasa bersama-sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran. Setting out/pengukuran harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam pemasangan patok yang
cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang perlu
untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan
beban Penyedia Jasa karena tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran
khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga
penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.4. Pekerjaan Sementara


a. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan,
pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai
dengan prosedur dalam Spesifikasi Umum. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah
lapangan/kerja seperti ditunjukkan pada gambar kerja, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk pembebasan tanah, sewa
tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan semua biaya
yang mungkin timbul sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume
pekerjaan yang dikontrakkan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia
Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak.
Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan
dan akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan yang diberlakukan.

b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar kerja yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah seperti pada gambar kerja atau seperti petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya
pada tanah yang sudah diijinkan/disediakan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan lahan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke
keadaan setidaknya seperti semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 8
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut akibat kelalaian


Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak.

c. Pengalihan Sementara
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada baik
permanen atau semi permanen selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan
meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran
sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan
saluran serta bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Setelah rencana itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi pelaksanaan
pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara hanya untuk pekerjaan
Bendung dan supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai dengan
kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi yang akan dimasukkan kedalam butir/
mata pembayaran pekerjaan Dewatering adalah Lump Sump (Ls) seperti yang
telah termasuk dalam kontrak pekerjaan atau jika ditentukan lain oleh Direksi.
Sedangkan pengalihan sementara atau kistdam-kistdam pada pekerjaan
jaringan/ saluran irigasi dan pembuang tidak ada mata pembayaran dan atau
pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala
resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.5. Kantor Penyedia Jasa, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh, Dsb.


Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan memindahkan
bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan dan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya oleh Penyedia Jasa untuk mengembalikan lokasi bangunan-
bangunan sementara setidaknya seperti semula sehingga tidak menimbulkan
permasalahan lingkungan dan kenyamanan. Penyedia Jasa supaya menyerahkan
rancangan tempat kerja dan bangunan sementara secara umum kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan
pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan jalan, air
bersih, MCK, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak,
pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang
ditentukan dalam kontrak. Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air
bersih dan penerangan yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan
stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya di daerah kerja.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.6. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan.


Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti kisdam,
saluran, drainase dari genangan atau bangunan sementara yang lain. Pada saat
pembuangan air dilaksanakan. Penyedia Jasa harus memasang, mengerjakan,
mengoperasikan dan memelihara semua pipa, pompa dan peralatanlain yang
diperlukan untuk membuang air bermacam- macam pekerjaan dan untuk memelihara
dasar pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan
konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
memperbaiki kerusakan akibat banjir/luapan air atau kegagalan pembuangan air
atau pekerjaan pangamanan atas biaya Penyedia Jasa.
Semua sistim pengeringan sementara seperti kisdam, tanggul- tanggul atau
pembuangan air sementara yang lain harus segera dibongkar atau diratakan pada
saat pekerjaan telah selesai atau jika ditentukan lain sehingga kelihatan baik dan
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan saluran dan bangunan- bangunan yang

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 9
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

berhubungan dengan pembuangan atau parit alam, dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan Direksi, kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau
diijinkan oleh Direksi untuk pekerjaan pembuangan air tidak akan mengganggu
jalanannya air yang dibutuhkan untuk pengairan yang ada baik permanen atau
semi permanen selama masih diperlukan.
Apabila peleksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan
sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring
yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan
kering. Apabila diadakan pengeringan saluran
irigasi yang ada maka Penyedia Jasa harus mengajukan jadual waktu dan periode
pengeringan kepada Direksi untuk dibahas dengan Instansi terkait/ketua
masyarakat sehingga mendapatkan persetujuan bersama dari pihak-pihak yang
berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup aliran air sebelum ada
jadual pengeringan yang telah disetujui bersama.
Tidak ada mata pembayaran / pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

I.3.6.7. Hari Kerja dan Jam Kerja


a. Hari kerja adalah hari kalender, Bulan adalah bulan kalender
b. Dayworks adalah berbagai input pekerjaan yang pembayarannya
tergantung kepada waktu untuk kegiatan Penyedia Jasa yang inputnya
tergantung pada peralatan dan tenaga kerja, sebagai tambahan terhadap
pembayaran yang terkait pada material dan bahan.
c. Hari-hari libur
Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, Penyedia Jasa harus
menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau
lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama dan
yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Penyedia Jasa harus membuat
pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan bila terjadi keadaan
yang mendesak, sehingga rencana kerja mengharuskan pekerjaan berlangsung
terus selama perayaan atau hari libur tersebut.
d. Pekerjaan malam hari atau hari Minggu
Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam hari, pada
hari Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan, kecuali:
i) Pekerjaan itu tidak dapat dihindari
ii) Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda atau demi keamanan
pekerjaan
iii) Apabila ada ketentuan-ketentuan yang sebaliknya, tercantum
dalam Kontrak, atau
iv) Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan disini.

Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera memberitahu Direksi
Pekerjaan, dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku untuk pekerjaan
yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir atau dengan penggiliran
ganda.

I.3.9.12. Gangguan dan Keadaan Darurat


a. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu-waktu berwenang untuk
memerintahkan secara tertulis :
i) Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi tidak sesuai
dengan pekerjaan/ Kontrak,
ii) Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai,
iii) Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian dari
padanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya menurut pendapat Direksi
Pekerjaan tidak sesuai dengan Kontrak, meskipun sebelumnya telah
dilakukan pengujian, atau telah dilakukan pembayaran angsuran, untuk

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 10
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut. Apabila dalam pengujian akhir


membuktikan atau menunjukkan adanya kesalahan
b. Dalam hal terjadi kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan hal
tersebut diatas, maka Pengguna Jasa berhak mempekerjakan orang lain
untuk melaksanakan perintah tersebut. Semua pengeluaran sebagai
konsekuensinya atau pertabahan biayanya harus ditanggung oleh Penyedia
Jasa, dan Pemilik dapat menahan pembayaran uang yang menjadi hak Penyedia
Jasa, sampai Penyedia Jasa membayar pengeluaran tersebut.
c. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain yang
timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa Pemeliharaan, menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, segera diperlukan penanggulangan, atau
pembuatan pekerjaan lain atau perbaikan yang mendesak untuk
pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak sanggup atau tidak bersedia dengan
segera melaksanakan pekerjaan atau perbaikan tersebut, Pengguna Jasa
dapat mempekerjakan atau membayar pihak ketiga atau pekerja-pekerjanya
sendiri.
Apabila pekerjaan atau perbaikan itu seharusnya dilakukan oleh Penyedia Jasa
dengan biaya Penyedia Jasa sendiri sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak,
maka semua biaya dan ongkos yang wajar sebagaimana dikeluarkan oleh
Pengguna Jasa dalam melakukan perbaikan tersebut, jika diminta, harus
dibayar kembali oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa, atau dapat
dipotong oleh Pemilik dari uang yang merupakan hak atau menjadi hak
Penyedia Jasa. Dengan ketentuan bahwa Direksi Pekerjaan segera setelah
terjadinya keadaan mendesak tersebut, dalam kesempatan pertama
memberitahukan perihal tersebut secara tertulis kepada Penyedia Jasa.

I.3.9.13. Lain-Lain
Pekerjaan dibawah ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia
Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a. Papan Tanda Proyek
i) Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 1
(satu) papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan
memuat nama Pemilik Pekerjaan/Proyek dan nama Penyedia Jasanya,
judul nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
ii) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi/Engineer Konsultan dalam
jangka waktu sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah
selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama proyek harus
dicabut oleh Penyedia Jasa.
b. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang
wajar.
c. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak
termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar
Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Pembayaran pekerjaan hanya akan diberikan kepada jenis pekerjaan yang
tercantum di dalam mata pembayaran seperti disebutkan didalam daftar harga
satuan pekerjaan yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities)
pekerjaan yang dikontrakkan.
d. Kontrol kualitas.
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton yang akan
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas yang baik.
Untuk keperluan ini maka harus dilaksanakan pengujian-pengujian. Tidak ada
mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 11
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 12
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

BAGIAN II
PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA

II.1. RUANG LINGKUP


Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta
pengukuran dan pembayaran. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pekerjaan konstruksi umum dan khusus pada rehabilitasi
bendung/embung serta pekerjaan lain-lain. Spesifikasi teknis ini melingkupi paket pekerjaan REKONSTRUKSI
PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT.

II.2. ACUAN NORMATIF


Rancangan Pedoman Teknis :
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting.
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong, dan
Adukan Semen.
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 7, Pekerjaan Dewatering
Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI 0302:2014 : Semen portland pozolan
SNI ASTM C117:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 µm (No. 200) dalam
agregat mineral dengan pencucian (ASTM C117-2004, IDT).
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
(ASTM C136-06, IDT).
SNI ASTM C309:2012 : Spesifikasi Kompon Cair Pembentuk Membran untuk Perawatan Beton.
SNI ASTM C403/ : Metode uji waktu pengikatan campuran beton dengan
C403M:2012 ketahanan penetrasi
SNI 1969:2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 1970:2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 1972:2008 : Metode pengujian slump beton.
SNI 1973:2016 : Metode uji densitas, volume campuran dan kadar udara (gravimetrik)
beton (ASTM C136/C136M, MID).
SNI 1974:2011 : Metode pengujian kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang
dicetak.
SNI 2049:2015 : Semen Portland.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 13
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los


Angeles.
SNI 2458:2008 : Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
SNI 2460:2014 : Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan alam mentah atau yang
telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton (ASTM C618-08a, IDT).
SNI 03-2492-2002 : Metode pengambilan dan pengujian beton inti.
SNI 2493:2011 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
SNI 2816:2014 : Metode uji bahan organik dalam agregat halus untuk
beton (ASTM C40/C40M-11, IDT).
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran.
SNI 3407:2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap
larutan natrium sulfat dan magnesium sulfat.
SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada beton segar.
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah dalam agregat
(ASTM C142-04, IDT).
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat.
SNI 4807:2015 : Metode uji pengukuran temperatur beton segar campuran semen
hidraulis (ASTM C1064/C1064M-08, IDT).
SNI 4810:2013 : Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di lapangan
(ASTM C31-10, IDT).
SNI 4817:2008 : Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton.
SNI 6385:2016 : Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton dan mortar
SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan silinder di
dalam tempat cetakan.
SNI 6880:2016 : Spesifikasi beton structural.
SNI 6889-2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/ D75M-09, IDT).
SNI 7656:2015 : Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan
beton massa.
SNI 7974:2016 : Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi beton semen
hidraulis (ASTM C1602-06, IDT)
SNI 8321:2016 : Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-13, IDT)
SE No.22/SE/M/2015 : Pedoman Penggunaan Bahan Tambah Kimia (Chemical Admixture)
dalam Beton

II.3. ISTILAH DAN DEFINISI


1) Construction Joint adalah hubungan/sambungan permukaan antara konstruksi beton baru dengan beton
lama/yang telah ada sehingga merupakan suatu kesatuan yang rigid
2) Contraction joint adalah hubungan/sambungan permukaan antara konstruksi beton baru dengan beton
lama/yang telah ada, namun satu sama lain merupakan konstruksi yang saling terpisah sehingga biasaya
untuk mencegah adanya rembesan atau perbedaan penurunan perlu dilengkapi dengan dowel Bar atau
injeksi semen.
3) Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk membimbing dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana
4) Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi teknik, gambar
perencanaan maupun gambar detail dari seri krib yang akan dibuat
5) Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan yang sudah dilaksanakan apabila terjadi perubahan
dimensi dari perencanaan
6) Intake adalah bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai, guna mengatur
pemasukan air ke saluran irigasi

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 14
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

7) Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan fisik
di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan teknik
8) Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil,
dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton.
9) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat
kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
Beton Bervolume Besar (mass concrete) adalah beton dengan ukuran relatif besar dengan dimensi
terkecil sama atau lebih besar dari 1 m atau komponen struktur dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 m
tetapi mempunyai potensi menghasilkan temperatur maksimum/puncak melebihi batas temperatur yang
diizinkan. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak harus
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Mutu beton yang digunakan dalam Spesifikasi ini
10) Pekerjaan pasangan batu mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh
formasi atau fondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur
sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan tanah, talud,
gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk
menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan,
bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway
apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka Pasangan
Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti
yang disyaratkan, akan digunakan untuk pekerjaan ini.

II.4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknik
konstruksi bangunan bendung/embung harus memuat :

4.1. Program Pelaksanaan


1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang termasuk dalam
Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar dan Penyedia Jasa didalam
menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih terperinci.
2) Empat belas (14) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan
pekerjaan sementara yang harus dikerjakan berdasarkan Kontrak. Jadwal Pelaksanaan ini harus
sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling awal, tanggal
selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan perubahan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal Pelaksanaan yang direvisi
yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus
dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen
Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia Jasa pada
setiap jangka waktu 1 (satu) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan
yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam
Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah yang
disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat menyelesaikan setiap
bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi Pekerjaan akan memerintahkan
Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan
untuk mengejar ketinggalan pada bagian pekerjaan tersebut.

4.2. Aspek–aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan

1) Aspek Keselamatan Kerja

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 15
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan Undang-
Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana
pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan,
mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat program
dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada Dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual
prosedur pengelolaan/ pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program
ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasiyang baku
dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk
menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan
persiapan, pelaksanaan, serahterima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara
sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap
penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk
dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara
efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-
peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan
terutama bila peralatanperalatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya
masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan
kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang
dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan
atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.

4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan


1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong dan
sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan memberi petunjuk
beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan timbunan dan material beton berikut
jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain, Penyedia
Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi terkait dan membayar
semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.

4.4. Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)


Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air tergenang. Penyedia
Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu melakukan pemompaan sumber-
sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa
pelaksanaan. Semua bangunan sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui
Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering

4.5. Pemagaran Lokasi Pekerjaan


Jika tidak ditentukan lain, maka Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai dan
disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan–pekerjaan pelaksanaan. Bila pagar
ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe yang sesuai dan cukup baik untuk
daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain

4.6. Pengajuan Kesiapan Kerja

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 16
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data
pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 4.7 dari Spesifikasi
ini.
Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, lengkap
dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium
berdasarkan kuat tekan beton secara umum untuk umur 7 dan 28 hari serta tambahan
pengujian umur 56 hari untuk beton bervolume besar, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang
lain oleh Pengawas Pekerjaan.

4.7. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa

1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi syarat untuk
menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam Kontrak. Semua peralatan dan
material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan harus sesuai dengan standar yang
tercantum dalam Spesifikasi atau Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan
pengadaan peralatan atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang
cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika menurut pertimbangannya perlu
untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak. Penyedia Jasa harus mendatangkan semua
mesin dan peralatan, lengkap dengan suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
3) Material/ Bahan
a) Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II, III,
IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen Portland Merk Tonasa atau
PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI 0302:2014 dapat
digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
 Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek semen, kecuali
jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan tipe dan
merek semen yang digunakan.
b) A i r
 Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti
di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling
untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.

c) Agregat
 Ketentuan Gradasi Agregat
i) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam
ii) Tabel 2, tetapi atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak
memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 4.7 dan 4.7.8 yang dibuktikan
oleh hasil campuran percobaan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 17
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Tabel 2.2 Ketentuan Gradasi Agregat


Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat

Kasar
Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
nominal nominal nominal nominal nominal
ASTM (mm) Halus*) maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm 9,5 mm

2” 50,8 - 100 - - - -
1½” 38,1 - 90 -100 100 - - -
1” 25,4 - - 95 -100 100 -
¾” 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
½” 12,7 - - 25 - 60 - 90 - 100 100
⅜” 9,5 100 10 - 30 - 30 - 65 40 - 75 90 - 100
No.4 4,75 95 – 100 0-5 0 - 10 5 - 25 5 - 25 20 - 55
No.8 2,36 80 – 100 - 0-5 0 - 10 0 - 10 5 - 30
No.16 1,18 50 – 85 - - 0-5 0-5 0 - 10
No.50 0,300 10 – 30 - - - - 0-5
No.100 0,150 2 – 10 - - - - -

Catatan :

(*) : tidak merujuk gradasi agregat halus dalam SNI 03-2834-2000

iii) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
i) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.

Tabel 2.3 Ketentuan Mutu Agregat


Batas Maksimum yang diizinkan
Sifat-sifat Metode Pengujian
Halus Kasar

Keausan agregat dengan mesin Los Angeles SNI 2417:2008 - 40%

Kekekalan bentuk agregat Natrium 10% 12%


terhadap larutan natrium sulfat SNI 3407:2008
atau magnesium sulfat Magnesium 15% 18%

Gumpalan lempung dan partikel yang mudah SNI 03-4141-


3% 2%
pecah 1996

5% untuk kondisi umum,


SNI ASTM C117:
Bahan yang lolos saringan No.200. 3% untuk kondisi permu- 1%
2012
kaan terabrasi

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 18
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Kotoran Organik SNI 2816:2014 Pelat Organik No.3 -

ii) Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 2.2 bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

d) Batu Untuk Beton Siklop


Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga dan tidak rusak
oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-
bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk
beton siklop tidak boleh lebih besar dari 250 mm.

e) Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
tambah kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran
beton.
 Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam
jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama
pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai
bahan tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bahan tambah kimia
(admixture) yang mengandung Klorid tidak diizinkan untuk beton bertulang.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambah campuran beton dapat
digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton
tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton; mengurangi kecepatan
terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi susut beton atau memberikan
sedikit pengembangan volume beton (ekspansi); mengurangi terjadinya bleeding;
mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambah campuran
beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kekuatan beton
(secara tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton muda; mengurangi atau
memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan beton, terutama untuk beton
dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam
air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka panjang beton; meningkatkan
kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton); mengendalikan ekspansi beton
akibat reaksi alkali agregat; meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton
lama; meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan; meningkatkan
ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.

Penggunaan jenis bahan tambah kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil
pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Viscocity Modifying Admixture (VMA) digunakan untuk mengurangi segregasi dan


sensitivitas campuran terhadap variasi komponen lainnya terutama kadar air, biasanya
digunakan untuk beton memadat sendiri (SCC) bilamana kadar bubuk (powder)

 Bahan Tambah Mineral


Mineral yang berupa bahan tambah dapat berbentuk: abu terbang (fly ash) kelas F
sesuai dengan SNI 2460:2014; semen slag atau terak tanur tinggi berbutir (ground
granulated blast furnace slag) sesuai dengan SNI 6385:2016; mikro silica atau silica
fume.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 19
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Penggunaan abu terbang (fly ash) tidak dibenarkan untuk beton yang menggunakan
semen tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).

f) Bubuk (Powder)
Bubuk (powder) adalah partikel lolos ayakan No.120 (0,125 mm) yang diperlukan untuk
mencegah segregasi campuran beton memadat sendiri, dapat berasal dari semen, agregat
dan bahan tambah mineral, dengan partikel yang lolos ayakan No.230 (0,063 mm) yang
disarankan lebih dari 70%.

g) Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6820-2002.


h) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit harus ditolak.
b) Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama.
c) Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
i) Adukan Mortar Semen
a) Adukan Mortar Semen untuk Pekerjaan Akhir dan Perbaikan.
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada
pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus
terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam
beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan mortar yang disiapkan harus
memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton di mana
adukan mortar semen dipakai. Untuk keperluan perbaikan beton atau pekerjaan
pemasangan pada bagian yang berhubungan langsung dengan elemen struktural,
adukan mortar semen harus memiliki sifat tahan susut.

b) Adukan Mortar Semen untuk Pasangan


Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, adukan mortar semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 (4,5 MPa) pada umur
28 hari dengan benda uji mortar 50 mm x 50 mm x 50 mm. Dalam adukan semen
tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.

j) Baja Tulangan
a) Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
dan memenuhi Tabel 7.3.2.1) berikut ini :
Tabel 2.4 Sifat Mekanis Baja Tulangan

Uji Tarik
Kelas Baja Kuat luluh/leleh (YS) Kuat Tarik Regangan dalam 200
Tulangan (TS) mm Min.
MPa MPa %
BjTP 280 Min.280 Maks.405 Min.350 11 (d ≤ 10 mm)
12 (d ≥ 12 mm)
BjTS 280 Min.280 Maks.405 Min.350 11 (d ≤ 10 mm)
12 (d ≥ 13 mm)
BjTS 420A Min.420 Maks.545 Min.525 9 (d ≤ 19 mm)
8 (22 ≤ d ≤ 25 mm)
7 (d ≥ 29 mm)
BjTS 420B Min.420 Maks.545 Min.525 14 (d ≤ 19 mm)
12 (22 ≤ d ≤ 36 mm)
10 (d > 36 mm)
BjTS 520 Min.520 Maks.645 Min.650 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)
BjTS 550 Min.550 Maks.675 Min.687,5 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 20
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Uji Tarik
Kelas Baja Kuat luluh/leleh (YS) Kuat Tarik Regangan dalam 200
Tulangan (TS) mm Min.
MPa MPa %
BjTS 700 Min.700 Maks.825 Min.805 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)

Catatan:

d : diameter nominal baja tulangan beton

b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.

4) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan dalam
spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh dengan alasan
diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
5) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan sesuai dengan
Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan oleh Pemberi Tugas :
i. Tempat produksi atau pabrik
ii. Pengangkutan
iii. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi peralatan dan
material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan
dan material termasuk tempat dimana berasal tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk mengadakan peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi
teknik.
6) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan urutan pengangkutan dan
pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal Pelaksanaan tersebut kepada Direksi
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material
dan pemasangan peralatan di lapangan.
7) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data mengenai
material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada Direksi Pekerjaan untuk
disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah menerima surat perintah kerja.
Bagaimanapun juga persetujuan terhadap spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan
melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
8) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan
(workability dinyatakan dengan slump), kekuatan (dinyatakan dengan kuat tekan,
strength), dan keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan terhadap cuaca,
abrasi, kekedapan dan kimia ) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan. Untuk
beton Beton Memadat Sendiri (Self Compacting Concrete, SCC), penilaian
mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji slump flow. kecuali
ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Pengawas Pekerjaan. Kecuali ditentukan
lain, rancangan campuran harus memiliki standar deviasi rencana (Sr) antara 2,8
MPa sampai 4,8 MPa sesuai dengan ACI 214R-11 sesuai dengan Tabel 2.4 dan
Tabel 2.5.
b) Untuk jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat tekan
juga penting untuk diketahui. Penyedia Jasa wajib menyerahkan data tersebut
kepada Pengawas Pekerjaan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 21
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Tabel 2.4 Standar Deviasi Secara Umum

Mutu Beton Pelaksanaan secara umum Percobaan campuran di


laboratorium
≤ 35 MPa 2,8 – 4,8 (MPa) 1,4 – 2,4 (MPa)
> 35 MPa 7% – 14 % fc’ 3,5% - 7% fc’

Tabel 2.5 Standar Deviasi Antar Pencampuran (Batch)

Mutu Beton Pelaksanaan secara umum Percobaan campuran di


laboratorium
≤ 35 MPa 3 - 6 (MPa) 2 - 5 (MPa)
> 35 MPa 3% - 6 % fc’ 2% - 5% fc’

c) Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan


menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran dengan atau tanpa
bahan tambah serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Pengawas
Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang
akan digunakan untuk pekerjaan (serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan
dll). Dalam kondisi beton segar, adukan beton harus memenuhi syarat kelecakan (nilai
slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dari hasil
campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90 % dari nilai kuat tekan
beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix design) umur
7 hari. Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari dari campuran percobaan tidak
menghasilkan kuat tekan beton yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus
melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut,
dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian
melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di
lapangan yang sesuai dengan persyaratan. Bilamana percobaan campuran beton telah
sesuai dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
pekerjaan pencampuran beton sesuai dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix
Formula, JMF) hasil percobaan campuran.
d) Apabila pengujian kuat tekan beton secara umum berumur 28 hari dan tambahan
pengujian umur 56 hari untuk beton bervolume besar tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan, maka harus diambil tindakan mengikuti ketentuan.

II.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknik konstruksi
bangunan bendung/embung harus memuat :

5.1. Pekerjaan Persiapan Umum


Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
1) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Laboratorium dan Peralatan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai berikut :
a) Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian laboratorium,
pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 22
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

b) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan seperti yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material pelaksanaan dan tanah.
4) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan sementara
seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail termasuk fasilitas sementara kepada
Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah SPMK diterbitkan.
5) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan membongkar semua
bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna Jasa, Staf Penyedia Jasa dan
Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot, penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat
parkir, tempat buangan dan akomodasi yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum penanganan pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail
usulan bangunan termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
6) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal staf Penyedia
Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi pekerjaan. Sistim
jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
7) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan, perumahan staf
Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor. Penyedia Jasa harus membuat
jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih
cepat sesuai dengan pengarahan Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas
listrik sementara yang ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain
sebagainya.

5.2. Pekerjaan Persiapan Khusus


Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi bendung/embung meliputi :
1) Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Kegiatan pengukuran meliputi pemasangan benchmark dan pelaksanaan pekerjaan pengukuran
itu sendiri. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
2) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan ditentukan
berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat
Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.

5.3. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Utama dan Penunjang Bendung


Pelaksanaan kegiatan konstruksi bangunan utama dan penunjang bendung/embung terdiri dari
pekerjaaan :

1) PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung meliputi : pembersihan; galian;
timbunan dan timbunan kembali. Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada
Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.

a) Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan pembabatan
rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul
saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya. Pembersihan lokasi
pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana lokasi tersebut akan
dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan saluran-
saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah
dihitung berdasarkan luasan.

b) Kupasan / Stripping
1) Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan dilakukan
pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai kembali sebagai

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 23
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui, semua
lokasi yang tercantum pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
2) Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang
tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan organik seperti rumput,
tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan.
Kedalaman minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.
3) Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil kupasan
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

c) Penggalian Pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan dengan baik,
dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup ruangan untuk pembuatan
acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan timbunan, termasuk
pemadatan dan kegiatan pekerjaan lainnya.

1) Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan
(dewatering) dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja
lengkap yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu
pengeringan dan dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 5 hari sebelum
pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air
selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan
siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas
pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air
harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus
menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup dilapangan guna
menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

2) Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk
detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan
Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 5 hari sebelum dimulainya pekerjaan,
sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

3) Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah
yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu
tambahan pekerjaan.

4) Perapihan Permukaan Galian


Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang
disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau
timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila
tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat
berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan
petunjuk Direksi atas biaya Penyedia Jasa. Dasar galian yang akan menerima beton,
pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan
dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh
Direksi. Hal inidilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan
menempatkan konstruksi diatasnya.

d) Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat

1) Di Lokasi Embung/Bendung dan Saluran


a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok pembantu
dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 24
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan dengan
Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan kapasitas alat
dan waktu yang tersedia .
c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan (jumlah
kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan
kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck
sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.
d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian finishing
dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok bantuan yang
selalu terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya dengan
kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang mahir, dapat
langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.
f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di bawah,
sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat berfungsi sebagai
saluran drainase.

2) Di Lokasi Quarry
a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas dan di stock
dengan Bulldozer .
b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik .
c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel
Loader untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunan
d. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan loader dan
Excavator.

e) Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai


1) Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatu
tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang
ditunjukan dalam gambar atau Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur
ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.
2) Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan
masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari pekerjaan galian di
bendung/embung, mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan
tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai dengan
persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang
disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lereng
dan material tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan
pendangkalan dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan
maka material sisa tersebut harus dibuang kesuatu tempat diluar Daerah irigasi,
diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan
mendapat ijin pemilik tanah.
3) Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan akan
diangkut untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang
disetujui oleh Direksi. Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara
di lokasi memenuhi syarat yang akan dipergunakan nantinya atau langsung
dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi permanen seperti ditentukan
oleh Direksi.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal rincian rencana kerja dari pekerjaan
tanah seperti lokasi dan program galian dari saluran dan penggunaan material galian
untuk pekerjaan timbunan. Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi
pembuangan harus di ratakan, untuk menghindari dari erosi akibat hujan.
5) Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan dari
Penyedia Jasa sendiri adalah merupakan tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia
Jasa serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
6) Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak sepuluh (10) hari
untuk mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pembuangan material di tempat lain
selain dari lokasi yang telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 25
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

7) Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan untuk


perawatan dari lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah terangkum dalam
harga satuan per meter kubik untuk pekerjaan galian.

f) Pelaksanaan Penimbunan
1) Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan
dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan
untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam
20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.
2) Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih
besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan
kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau
pembasahan dengan alat semprot. Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan
dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum
pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
3) Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang
terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
4) Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang
ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
5) Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput,
humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk.
6) Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan
penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang
ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah
penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai
dengan gambar.
7) Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi
material yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan
untuk mencapai tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material
akan ditempatkan.
8) Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material
pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana
agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang
rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk
melasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga
satuan.
9) Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak
boleh ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh Direksi,
maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian. Ketika
masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan,
kepadatan kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari
kepadatan kering maksimum laboratorium.
10) Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan)
ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati
alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang
dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator
roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
11) Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan
dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji
percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes
kepadatan dilakukan per 50 meter panjang saluran per lapis timbunan.
12) Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material,
pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan
dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai
perintah Direksi.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 26
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

13) Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian
dan penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi
dari permukaan timbunan dan setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus
diganti oleh biaya Penyedia Jasa.
14) Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan /
berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton
oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa.
15) Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya
harus ditunda atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti
arahan Direksi. Material akan ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton
untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telah
dipertimbangkan dalam perencanaan.

g) Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat

1) Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada saat
pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk
pedoman kasar, adalah sebagai berikut :
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;
b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya terlalu
tinggi.

2) Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :


a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;
b. Berat dan energi alat pemadat;
c. Banyaknya lintasan pemadatan;
d. Kadar air.

3) Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :


a) Percobaan Pemadatan
 Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan yang
telah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik ditetapkan tidak
boleh lebih dari 30 cm).
 Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih kurang
(tetapi lebih baik agak kurang daripada kelebihan).
 Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot Roller
dan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dan
diukur kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata masih kurang
padat, maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan.
Bila tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai
pedoman selanjutnya.

b) Pemadatan Timbunan
 Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai persyaratannya.
 Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan
Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan.
Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan 30
cm seluruh permukaan dapat tertimbun.
 Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau
Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan
kadar airnya secara visual .
 Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harus
dihentikan.
 Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih
50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung
dipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan
sebanyak percobaan pemadatan yang telah dilakukan .

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 27
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

 Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruh


permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan, diambil
sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksa
kepadatannya .
 Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya baru
diperbolehkan untuk dihampar .
 Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil yang ada
(daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan dapat dipakai
sebagai pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikutilapisan-
lapisan yang telah selesai .
 Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk menjamin
mutu timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan diteruskan sampai
separuh kedalaman saluran (untuk saluran yang tidak lebar)
 Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil saluran, dan
juga dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses pembentukan tanggul harus
dipedomani lagi dengan profil saluran.
 Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain),
penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping.
 Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis dari bawah
dan dengan sambungan bertangga.

h. Pengukuran
1) Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan per meter
persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran
pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menebang, membabat dan menebar disekitar lokasi.
2) Pekerjaan Kupasan/stripping
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga satuan per
meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran
pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menggali, dan mengangkutnya disekitar lokasi.
3) Pekerjaan Galian
Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator
dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di
luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak diperhitungkan Untuk jarak
pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan
sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan
oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian
untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau
seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di tempat/local atau dental, perawatan
pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja.
Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi
bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan
dengan faktor penyesuaian berikut ini :
(1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994,
tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
(2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
pengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000
tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi
garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 28
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang


melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
(a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan
pembayaran menurut Bagian ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya jika
bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Bagian lain dari
Spesifikasi ini.
(b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia
Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak
terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa
dengan exploitasi sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
(c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :
(1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi
yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang
horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya
(2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
(3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
(4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama
pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh
atau karena sebab-sebab lain.
(d) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang
melebihi 300 meter harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di
tempat dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat
penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam
kilometer.
(e) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan
volume galian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh Direksi adalah sejauh
> 1 km. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan
dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain maka pekerjaan
pembuangan tidak diperhitungkan.

4) Pekerjaan Timbunan
Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :
(1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan
diterima.Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung,
dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak
lebih dari 25 m.
(2) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
(3) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal jika Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab.
(4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

i. Dasar Pembayaran
1) Pekerjaan Galian

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 29
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
2) Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapu
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masingmasing harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar
di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.
2) PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain.
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton.

A) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti dengan
beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur,
bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus
dilakukan dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti
pada dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan lantai kerja
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi
ini.
(6) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, maka
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air
hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi Pekerjaan menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 30
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air
tanah dengan penanganan seperlunya.

b) Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk beton
sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya
yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan
beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan
tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan sesuai
dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan,
sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah
sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa
agar sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah– celah harus diisi secukupnya
untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan
tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan air
dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga dapat
dengan mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada posisinya,
semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup lubang harus dipasang
pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan dilakukan
pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan
dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya tidak boleh
kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua permukaan
cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk
memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan harus
berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan. Sebelum
pengecoran dan pembesian semua celah–celah cetakan yang telah diisi dengan
dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap
untuk pengecoran maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak
diperkenankan mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan sekurang–
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperiksa.

c) Pencampuran Beton
(1) Perbandingan Campuran
i. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 31
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Kuat Tekan Ukuran Nilai Faktor Perkiraan


Kuat Tekan
Umur 28 Agregat Air Semen Kebutuhan
Tipe Campuran Beton Umur 7 Hari
Hari Maksimum Maksimum Semen
(kg/cm2)
(kg/cm2) (mm) (%) (kg/m3)

AR fc’ = 25 MPa (K-300) 195 300 20 50 400


A fc’ = 22,5 MPa (K-225) 147 225 40 (20) 50 330 (350)
B fc’ = 15 MPa (K-175) 114 175 40 50 310
C fc’ = 10 MPa (K-125) 82 125 40 57 250
D fc’ = 10 MPa (K-100 ) 65 100 40 60 200

iii. Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton diatas akan diberikan
oleh Direksi, berdasarkan hasil–hasil test percobaan campuran yang
dikerjakan Penyedia Jasa.
iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan pengerjaan,
kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang sekecil mungkin
dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan biaya atas perubahan
tersebut.
v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batas yang
ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada beton dengan
kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk
mengatasi mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman
kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu. Slump dari pada adukan
beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.
(2) Penakaran
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi
Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan seperti
yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari
masing–masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5
(lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air menjadi
suatu campuran yang merata tanpa pemisahan–pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari agregat, serta merubah
berat material–material yang ikut tercakup.
iii. Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat
ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran.
Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara volume,
bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap – tiap skala
pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian periodik
terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan–pekerjaan adukan.
(3) Mesin Pengaduk Beton
i. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar dalam
waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang
diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.
ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya
lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap
penambahan 0,5 m3.
iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi kapasitas
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 32
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan


dan warna yang merata secara menerus dan disetujui Direksi Pekerjaan.
iv. Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum melakukan
pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada dalam alat
pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.
(4) Truk Pencampur
i. Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–drum yang
ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan yang dianjurkan
oleh Pabrik.
ii. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah bahan–
bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu beton
dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan
air pengecoran harus selesai.
iii. Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
(5) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia
i. Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika
situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur setelah
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
ii. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat
mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan dibak
pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu, maka sela–
sela kayu harus ditutup agar tidak ada kehilangan air dari adukan.
iii. Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering
sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-angsur
dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam keadaan basah,
sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan diangkat ketempat
pengecoran
B) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
i. Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal
serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima
atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan
mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti
yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
ii. Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan, pengecoran
beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
iii. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.
iv. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan
penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
v. Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan mulai
dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya,
adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).
vi. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan dan
bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan disetujui
Direksi Pekerjaan secara tertulis.
vii. Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi pemisahan
butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih
dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton diatasnya.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 33
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

viii. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang ditentukan
oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai
dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi.
ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera dibuang.
Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30
menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus ditempatkan
pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal, dengan permukaan
dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan
sambungan beton berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau
disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap lembab
dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor ditempatkan
langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran
dan penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian – bagian yang tertanam,
serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
xiii. Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada
gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
xiv. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong lebih
tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan.
xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau
mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.

b) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan
yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam
acuan.
ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di
antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan
sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.
iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurangkurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
v. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai
kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan
kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara
perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45
cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
vi. Jumlah minimum alat penggetar mekanis
vii. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat penggetar
yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
viii. Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu
ikat awal (initial setting).

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 34
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

C) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis bangunan
yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemenelemen bangunan kecuali ditentukan
demikian.
b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus
diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan
sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.
d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke dalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar pondasi dan dinding. Untuk
pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas permukaan dengan cara manual,
sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-pelat
mempunyai luas maksimum 40 m2.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan jika pekerjaan terpaksa
mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau
penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara pelaksanaannya harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak diperkenankan
berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi
kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

D) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang
tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk
cetakan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu
pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap batu harus
dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu pecah maksimum 30 cm
dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm. Permukaan bagian atas dilindungi
dengan beton penutup (caping).

E) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada Gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai dengan ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul selesai dilakukan,
pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi, dilaksanakan sesuai
dengan gambar–gambar detail yang ada terutama yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.

F) Pekerjaan Pondasi Beton


a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus membersihkan
semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah, reruntuhan, plastik, sisa
kertas dan genangan air yang ada sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan.
b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor bersih dari
genangan air.
c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi Pekerjaan memeriksa dan
menyetujui persiapan pekerjaan pondasi tersebut.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 35
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan
gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan pengecoran,
permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen setelah bersih.
f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan dibuat bergerigi
agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen ditempatkan diatasnya.
g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–pasir yang sama
dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk beton.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau proteksi
pondasi dibuat dengan cara lain.

G) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
 Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa
mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
 Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet), dan permukaan
vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
 Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang acuan, dan acuan yang melewati badan beton, harus dibuang atau
dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar
dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus
dibersihkan.
 Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor
yang tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan
adukan semen.
 Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan
harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan
adukan pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.
Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat
dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal,
kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).

c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
 Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran
beton dan harus diselesaikan secara manual sampai rata dengan menggerakkan
perata kayu secara memanjang dan melintang, atau dengan cara lain yang sesuai
sebelum beton mulai mengeras.
 Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus
sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
 Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih belum rata
harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 36
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari
semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi
 yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan
sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh
rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari
penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga
agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai mengeras
(sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya dengan bahan
yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus
dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau
lembaran bahan penyerap air harus menempel pada permukaan yang
dirawat.
iii. Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus dipertahankan
dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan-sambungan dan pengeringan beton.
iv. Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harus dirawat
setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi retak susut basah)
dengan ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama
21 hari.
v. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi, harus
dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan
beton berumur 28 hari.

(2) Perawatan dengan Uap


i. Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan kekuatan awal yang
tinggi, tidak diperkenankan menggunakan bahan tambahan kecuali atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
ii. Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu
dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur
28 hari. Perawatan dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di
bawah ini:
 Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh
melebihi tekanan luar.
 Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh
melebihi 380C selama 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian
temperatur dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 650C
dengan kenaikan temperatur maksimum 140C / jam secara bertahap.
 Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam ruangan uap tidak
boleh melebihi 5,50C.
 Penurunan temperatur selama pendinginan dilaksanakan secara
bertahap dan tidak boleh lebih dari 110C per jam.
 Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari ruang
penguapan tidak boleh lebih dari 110C dibanding udara luar.
 Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu jenuh dengan uap
air.
 Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan dengan uap harus
dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.
iii. Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik
dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan
ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca luar.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 37
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus dilindungi
secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan
menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.

(3) Perawatan dengan Cara Lain


i. Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton segera
sesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih dahulu setelah
beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan. Jika seandainya hujan
turun maka harus dibuat pelindung sebelum lapisan membran cukup kering,
atau seandainya lapisan membran rusak maka harus dilakukan pelapisan
ulang lagi.
ii. Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton dengan bahan
lembaran kedap air yang bertujuan mencegah kehilangan kelembaban ari
permukaan beton. Beton harus basah pada saat lembaran kedap air ini
dipasang. Lembaran bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin
dan apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode
perawatan berlangsung.
iii. Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan cetakan sebagai
dinding penahan pada tempatnya selama waktu yang diperlukan beton
dalam masa perawatan.

H) Pengukuran
a) Cara Pengukuran
i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari
20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton
yangdisyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa (K-250)
atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang disyaratkan atau
disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K- 125). Jika beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk
mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki


i. Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi
ketentuan.
ii. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau
pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk
mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 38
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

I. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk "water
stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan
perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian
pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Bagian ini.

3) PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan pasangan pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain. Kegiatannya meliputi : pasangan batu
kali; pekerjaan siaran; pekerjaan plesteran; pekerjaan batu kosong dan bronjong yang berfungsi
sebagai rip-rap. Pelaksanaan pekerjaan pasangan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-5, Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong, Batu Dengan Mortar, dan
Adukan Semen.

A. Pasangan Batu
1) Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
a) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin
kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya
mutu adukan yang baik dan terlindung.
b) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan
dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari
tanah sekitarnya).
c) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
d) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan
dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.

2) Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)


a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk
Bagian Galian Spesifikasi ini.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
d) Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan,
suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi
ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.

3) Pelaksanaan Pemasangan Batu


a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air
dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung
adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu,
tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan.
Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai
kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat
serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 39
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal


3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 – 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding
penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang
dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan
batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak
tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang
berselang-seling arah vertikal.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

4) Pelaksanaan Kotak Adukan


a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4
Ps)
c) Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen
dan 2 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) .
e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan
homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat
dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering,
sehingga mudah digunakan.
f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu.
Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah
dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
h) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
i) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut
dipasang lagi dengan adukan yang baru.

5) Pelaksanaan Plesteran
a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di
plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak.
b) Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang
diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan
batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.

6) Pelaksanaan Siaran
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk
Direksi harus disiar.
b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau
sesuai dengan ketentuan dalam gambar.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 40
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus dikorek


sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar
timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

B. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kunci pada
tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus
dipasang sesuai dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.

2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik
kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara
keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus
menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara
segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus
ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu
yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.

3) Penempatan Pasangan Batu Kosong


a) Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan
arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis
per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis
saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar,
harus dibuat.
c) Bahan saringan pasir dan kerikil harus menurut Spesifikasi Teknik. Lapisan dasar
harus diletakkan dengan tebal yang sama dan cukup rata, meskipun demikian
menjadi pondasi yang kuat untuk pemasangan batu belah dan batu pecah.
d) Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus
diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga pasangan
batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan longsor.
e) Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah harus dihindari. Harus diusahakan
agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan baik pada bidang yang
datar. Batu belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak menonjol diatas
garis yang dicantumkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
Semua celah dalam pasangan batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah
yang baik. Banyaknya batu pecah yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang
dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara batu belah.
f) Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai dengan
persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
g) Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan
kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu
kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar diletakkan
pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 41
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

4) Penimbunan Kembali
Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian Timbunan.

5) Penempatan Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan


a) Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditempatkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan
secara kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-
batu yang berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang
diperlukan.
b) Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton
sampai padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan
batu-batu tersebut.
c) Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
d) Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3
hari setelah selesai dikerjakan

C. Pasangan Batu dengan Mortar

1) Metode Pekerjaan
a) Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap
satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan yang
menjamin agar seluruh pekerjaan pasangan batu hanya dipasang dengan adukan
yang baru.
b) Jika pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai pelapisan
selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal harus dibuat
seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan
tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat
sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.

2) Penyiapan Formasi atau Pondasi


a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai
dengan ketentuan.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan
mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Bagian
Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan jika
disyaratkan, sesuai dengan ketentuan.

3) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.

4) Pemasangan Lapisan Batu


a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit
demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada
adukan sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus diisi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan
permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 42
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari adukan dengan cara
menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir dari Bagian Beton dari Spesifikasi
ini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan
untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu
dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah
gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
f) Pemasangan batu kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan adukan
mortar kemudian diikuti dengan batu sedemikian sehingga semua batu akan
terlapisi dengan adukan mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan pemasangan batu
tidak boleh dilakukan dengan cara menumpuk batu terlebih dahulu batu kemudian
dituangkan adukan mortar ke atasnya.

5) Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktur


a) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit di mana
terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan,
harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal
60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera
memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus
segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi
penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian
puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
b) Jika bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat,
dan jika digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar
untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk
Pasangan Batu dalam Bagian Pasangan Batu dari Spesifikasi ini.
c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos
harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan
batu.
d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus
ditimbun sesuai dengan ketentuan Bagian Timbunan.

D. Adukan Semen
1) Pencampuran
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam
alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna
yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai
sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan
dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70%
dari berat semen yang digunakan.
b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali
dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan
kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus dibuang.

2) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak
atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata
sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus
dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.
b) Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkan pada
permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga
menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan harus dibentuk menjadi
permukaan yang halus dan rata.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 43
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

E. Pengukuran
1) Pasangan Batu
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous.
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk
penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan
lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.

2) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong


Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau
pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masingmasing keranjang
bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

3) Pasangan Batu dengan Mortar


a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan
saluran air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus
ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan
pembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil yang terkecil dari berikut ini :
i. Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan Direksi Pekerjaan;
ii. Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam
pengukuran lapangan.
c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk pelapisan,
volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang
ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui.

4) Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus
dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.

F. Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak per
satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang
diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan
sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi
tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang
diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Bagian ini.

4) PEKERJAAN PINTU
Pelaksanaan pekerjaan pintu mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-8, Pekerjaan Pintu.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 44
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

A. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan tegangan rencana,
yang meliputi:
1) Beban rencana
a) Pintu
Pintu harus direncanakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
- Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
- Beban – beban lain
- Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan terjadi
pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.
b) Rangka Pintu
Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban karet
sekat dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian pintu dan perangkat.
Rangka pintu harus mampu meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau
pasangan batu kali pada bangunan.
c) Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan dan
memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup dan pintu
terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitas
rata – rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau menurunkan
pintu pada kombinasi yang paling membahayakan.

2) Tegangan Rencana
a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja haruslah sebagai
berikut :
Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan 50% (lima
puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal. Tegangan ekivalen yang
diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau triaxial tidak boleh melebihi tegangan
ijin diatas. Bagaimanapun juga tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90%
(sembilan puluh persen) dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal
pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus
kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus kurang dari
159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.
b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban normal atau
kondisi beban rata – rata harus direncanakan berdasarkan angka keamanan
terhadap tegangan batas bahan yang digunakan
c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50 kg/cm2 dan
tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2, tegangan desak yang
diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2.

B. Perakitan dan Pengujian di Bengkel


1) Pintu dan Rangka Pintu
Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan, pintu harus
diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya. Setiap kesalahan dan
ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seak karet harus tepat
pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang
pada rangka pintu harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang
berkaitan dengan ukuran pintu harus diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak tepatan
posisinya yang ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari
selama perakitan dan pengangkutan.
2) Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan
permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua
kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi pada
setiap gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 45
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak
tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali.

C. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan


1) Rangka Pintu
a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yang
telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak baut
atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang
tepat.
b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton
dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin
posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.
c) Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang tepat
sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila
belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa
agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi
kesalahan harus segera diperbaiki.
2) Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–pintu harus
dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
3) Pengangkat
a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus
dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudah
dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap
dengan perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui.
Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan alat
pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,
pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan
tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest
dan distel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau
ketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan
prosedur pengujian diulang kembali.
4) Pengecatan
a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan;
b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan
dari pabrik;
c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan
yang disarankan dari pabrik;
e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu)
tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan
dan pengecatan perbaikan di bengkel;
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan. Cat
harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama
dipergunakan;
h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang
suhunya kurang dari 10o Celcius;
i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;
j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan.
Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum
dilakukan pengecatan berikutnya;
l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan;

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 46
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada
bagian–bagian dibawah ini :
(1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada
diatas permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI
06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4 (empat)
lapis cat “chlorinated rubber” atau yang sekualitas. Tebal total lapisan
tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 – 0,20 milimeter. Semua peralatan
harus dicat sesuai dengan standar pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampak
selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harus
dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar
tidak berkarat.

5) Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan
perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau
las busur otomatis;
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh
standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik
selama pengelasan berlangsung;
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus
di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang
las 4,5 mm;
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan
daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa cacat
telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding carbon
and Carbon Manganise steels.

6) Pekerjaan Alat Angkat


a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang
penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan,
maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03- 6861-
2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja);
c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada
setiap panjang 3 (tiga) meter;
d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan
agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan
agar dapat meneruskan gaya–gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu
kali tanpa terjadi pelenturan.

D. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang pada bangunan
harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.

E. Dasar Pembayaran

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 47
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan harga satuan per
unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biaya–biaya
pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing, pengecatan semua
bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras yang
diperlukan termasuk besi beton dan lain–lain.

5.4. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Pekerjaan lain-lain pada konstruksi bendung/embung sebagi berikut :
1) Papan duga muka air
Penyedia Jasa harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air bendung/embung
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi Pekerjaan. Spesifikasi dan
pelaksanaan konstruksi papan duga muka air mengacu pada Pd T-xx- 200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
2) Asuransi
Pelaksanaan asuransi ditentukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku; misal
Kementerian Tenaga Kerja dan Jamsostek.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 48
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

BAGIAN III
PEKERJAAN PIPA

1. PENGADAAN PIPA GIP DAN PERLENGKAPANNYA

1.1 Material Dan Fabrikasi


Pipa GIP harus dibuat dari pelat atau lembaran baja tergalvanis dan sambungannya menggunakan
pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang dari 226
N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
� SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
� SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
� SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
� ASTM A 283, Grade D
� ASTM A 570, Grade 33
� JIS G 3101, Class 2
� JIS G 3452, SGP
� JIS G 3457, STPY

Fabrikasi pipa GIP harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII 2527-90 atau
JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang
pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan
manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik harus
dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah
satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap
batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang
berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar
maupun pada bagian dalam pipa.

2.2 Dimensi Pipa


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran
diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut
:

Tabel Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa GIP

Nominal Diameter Diameter Luar Ketebalan Dinding


(mm) (mm) Minimum (mm)
100 114.3 4.5
150 168,3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6.0
400 406.4 6.0

2.3. Fitting
Semua fitting GIP harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 49
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11
atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding
fitting harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dan standar berikut ini :
� Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
� Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500 mm) dan JIS
G 3451. atau AWWA C 208.

"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari dua
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45
derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.

2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

2.1 Lingkup Pekerjaan


Penyedia harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan penyambungan,
dengan cara yang diterima direksi dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar kerja.

2.2 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya


1. Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh pemilik untuk
menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan
penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang
disebutkan tadi harus diperbaiki atas beban biaya Penyedia.
2. Penyedia juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik sedemikian
rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
3. Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik sehingga
selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
4. Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki atas biaya beban
Penyedia. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, Penyedia harus
memberi kompensasi kepada pemilik pekerjaan.

2.3 Umum
1. Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti Galvanized
Iron Pipe.
2. Penyedia harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang
sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
3. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

2.4 Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan digunakan oleh
Penyedia untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus
diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane,
derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan
dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


1) Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada saat
berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
2) Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus
diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang menentukan perbaikan yang diperlukan
ataupun menolaknya.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 50
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


1) Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
2) Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut
harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
1) Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur.
2) Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-
benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
3) Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan
pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar.
Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
4) Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.

5. Pemotongan Pipa
1) Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
2) Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan
potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
3) Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong
(Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
4) Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Penyedia dari
direksi.

2.5 Penyambungan Pipa Galvanized


Bila penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang ditentukan sebelum
pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan
diputar sampai kencang betul.

2.6 Penyambungan Dengan Pengelasan

1. Umum
1) Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada
standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
2) Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar
memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
3) Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.
4) Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
5) Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint)
sesuai yang ditentukan.

2. Juru Las (welder)

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 51
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

1) Penyedia harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.
2) Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


1) Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang
memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
2) Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus
lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang
yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).
3) Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau
pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada
standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


1) Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai sebelum
pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada
bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan
pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
2) Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih harus beralur dikedua sisi pipa agar
dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran
celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
1) Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
2) Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar
pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur
sebagaimana yang ditentukan.
3) Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
4) Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
5) Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia harus memperhatikan keadaan cuaca seperti
hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi
cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
6) Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang
tindih dan ketidak rataan.

2.7 Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di Lapangan.

1. Umum
1) Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah
pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji
dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
2) Pengujian harus dilakukan oleh penyedia bersama-sama dengan Direksi dan apabila
diperlukan maka dapat diikutsertakan orang yang ahli dab bersertifikat.
3) Penyedia harus memberikan keterangan mengenai pemeriksa yang diusulkan beserta
pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk
persetujuan Direksi.
4) Penyedia harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa
merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
5) Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui lain
oleh Direksi.
6) Penyedia harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalam
mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 52
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

7) Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa
dari pengujian; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan kepada Direksi.

2. Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara pengamatan. Kerusakan berikut
ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia harus mengelas dan menguji
kembali atas biayanya sendiri.
o Adanya lubang (pit) di permukaan.
o Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih.
o Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan kurang dari
1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
o Adanya tumpang tindih (overlap).
o Adanya penguatan berlebihan.

Maximum
Ketebalan Dinding
Reinforcement
(mm)
(mm)
12,1 atau lebih kecil 3.2
Lebih besar dari 12,7 4.8

o Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


o Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


o Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik.
o Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya Penyedia sendiri.
o Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan
Penyedia dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa
yang independen.

3. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

3.1 Umum
 Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan pipa,
penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
 Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan untuk
meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan balk, kuat
dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai
dengan tekanan kerja pipa.
 Penyedia harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Penyedia.
 Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri.
Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang dilengkapi
meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa
harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
o Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Penyedia.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 53
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

o Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau wakilnya.

3.2 Uji Tekan


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang dipasang
katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat pengujian.

1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1) Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama pengujian
2) Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3) Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4) Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5) Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk katup atau
hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah melebihi tekanan
yang diijinkan
6) Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji dari
bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup buterfly.

2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan ditentukan uji
tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi
terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke
pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial
melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji
kebocoran.

3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan hidran.
Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia harus memasang katup
cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi
air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada
akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan
permintaan pemilik.

4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara cermat
selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan
harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai
memuaskan pemilik.

3.3 Uji Kebocoran


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

1. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi (0,35
bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan
pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat
pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.

2. Kebocoran yang diijinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang ditentukan dalam
ketentuan mengenai kebocoran.
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter nominal
D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 54
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

1) Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada Tabel A.


2) Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar 0,0012
lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3) Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

3. Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila pada suatu uji
pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang disyaratkan maka Penyedia
akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran
sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

3.4 Penggelontoran Pipa


1. Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Penyedia dan Penyedia
harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran memakai air bersih
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Penggelontoran dilakukan dengan membuka/menguras cabang pembuang (drainase branch),
mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang
akan diperintahkan oleh Direksi.
3. Penyedia harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan kebocoran
selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun hasil pengujian yang
disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 55
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

BAGIAN IV
MASA PEMELIHARAAN

1. MASA PEMELIHARAAN
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan Penyedia Jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama
pekerjaan yang akan diperiksa oleh Tim Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat
kekurangan dan / cacat hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan
tersebut sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan
dan Penyedia Jasa harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari Nilai
Kontrak.
b. Masa pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dimulai sejak serah
terima pertama pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai pada saat prosentase
phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.
d. Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan pekerjaan sesuai
kontrak, maka Pengguna Anggaran berhak mencairkan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai
pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan disetor ke Kas Negara,
Penyedia Jasa dikenakan sanksi masuk Daftar Hitam selama 2 (dua) tahun.
e. Setelah penyerahan akhir pekerjaan atau penyerahan kedua pekerjaan Pengguna Anggaran wajib
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan dan Jaminan Pelaksanaan.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 56
SPESIFIKASI TEKNIS REKONSTRUKSI PASANGAN BATU SUNGAI SOKLAT

BAGIAN V
PERLENGKAPAN OPERASIONAL

1. UMUM
1) Perlengkapan yang disyaratkan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan yang tertera
dalam daftar banyaknya pekerjaan, untuk tiap jenis baik ditunjukkan dalam detail atau tidak dalam
gambar yang satuan pembayarannya sudah meliputi untuk masing-masing butir pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak pekerjaan atau seperti ditunjukkan dalam daftar kuantitas pekerjaan yang
dikontrakkan. Ukuran bahan dan warna yang harus dipakai dan penjelasan secara umum
dinyatakan dalam Album Standar Perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan, Desember 1986 seperti diterangkan dibawah. Detail lain yang sesuai akan
ditunjukkan dalam gambar kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan bentuk konstruksi atau
detail tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu.
2) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga
penawaran yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari kegiatan ini
akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

2. BENCH MARK
1) Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia Jasa harus dibuat dari beton atau
pasangan, dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar
Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar.
2) Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug kembali
sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM dilaksanakan
Penyedia Jasa sesuai dengan petunjuk Direksi.
3) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga
penawaran yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari kegiatan ini
akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

3. TANDA DUGA MUKA AIR SALURAN


1) Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan pengambilan dan
bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari ubin dengan ukuran 0.20 x 0.20 m dipasang dengan
adukan 1 PC : 3 Ps seperti ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka air dan huruf dinyatakan
dengan membuat alur.
2) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan
pekerjaan utamanya yakni pekerjaan pasangan batu kali.

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN GORONTALO UTARA 57
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO UTARA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Alamat: Jln. Koesno Danoepojo Kompleks Block plan Desa Molinggapoto Kode Pos 96252 Kwandang

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN


HARGA PERKIRAAN SEENDIRI (HPS)
PROGRAM : REHABILITASI & REKONSTRUKSI
KEGIATAN : IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI KERUSAKAN DAN KERUGIAN
PEKERJAAN : REHABILITASI/REKONSTRUKSI PASANGAN BATU PENAHAN SUNGAI SOKLAT
LOKASI : KEC. GENTUMA RAYA
T. A. : 2020/2021

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN


No. URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME BOBOT (%) BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN IV KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 2,459 100,000
1 Pembersihan Awal ls 1,00 0,055 0,06
2 Pembuatan Papan Nama Proyek ls 1,00 0,039 0,04 90,000
3 Pengukuran/Pematokan ls 1,00 0,165 0,17
4 Mobilisasi/Demobilisasi ls 1,00 2,200 1,10 1,10 80,000

II. PEKERJAAN TANGGUL PENGAMAN BANJIR 97,322


70,000
1 Galian Tanah (Menggunakan Alat Berat) m³ 144,00 0,451 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
2 Timbunan Kembali Bekas Galian (Dipadatkan) m³ 36,00 0,720 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
3 Urugan Batu ( Border ) m³ 49,70 2,771 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 0,35 60,000

4 Pasangan Batu ( 1 : 4 ) m³ 415,92 39,193 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90
5 Plesteran ( 1 : 3 ) m² 150,00 1,101 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 50,000
6 Siaran ( 1 : 3 ) m² 48,00 0,356 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
7 Tiang Pancang (Pipa Galvanis Dia 2") P = 2 m Ujung 125,00 4,074 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 40,000
8 Pek. Pondasi Telapak m³ 95,17 41,888 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24
9 Pek. Kolom 20x20 m³ 1,53 0,739 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
30,000
10 Pek. Balok 20x40 m³ 11,20 5,257 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66
11 Uji Kuat Tekan Beton (Kubus Beton uk. 15x15x15) Bh 70,00 0,770 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
20,000

III. PEKERJAAN LAIN - LAIN 0,220


1 Administrasi / Dokumentasi Ls 1,00 0,165 0,04 0,04 0,04 0,04 10,000

2 Pembersihan Akhir Ls 1,00 0,055 0,03 0,03


-
TOTAL 100,00
RENCANA BOBOT MINGGUAN 1,359 1,100 0,090 0,641 0,600 5,836 10,735 11,394 11,531 11,580 12,109 11,599 11,599 6,405 1,464 0,715 0,619 0,529 0,069 0,028
KOMULATIF RENCANA BOBOT MINGGUAN - 1,359 2,459 2,549 3,190 3,789 9,625 20,359 31,753 43,285 54,865 66,974 78,573 90,173 96,577 98,042 98,757 99,375 99,904 99,973 100
Tabel RKK. Uraian Pekerjaan dan Identifikasi Bahaya

No Uraian pekerjaan Identifikasi Bahaya

1 2 3
1
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pembersihan Awal - Terkena Alat, Tergores, Tergelincir dan terkena material

Pembuatan Papan Nama Proyek - Terluka, Lecet dan terkena material dan alat pertukangan
Pengukuran/Pematokan
- Terkena Alat Pertukangan

- Tertusuk Paku dan Material Lainnya


Mobilisasi/Demobilisasi - Kecelakaan Kerja
- Kecelakan Lalu Lintas
- Terimpa Alat Berat
-Terlintas Kendaraan
- Kerusakan Prasarana Pada Umum
2 PEKERJAAN TANGGUL PENGAMAN BANJIR
Galian Tanah (Menggunakan Alat Berat) - Tertimpa Material Galian
- Terganggunya lalu lintas di area proyek (Kemacetan)
- Kecelakaan Alat
- Terjatuh/Terpeleset ke area galian
Timbunan Kembali Bekas Galian (Dipadatkan)
- Tergelincir ke dalam hasil galian

- Tertimpa Material Hasil Galian

- Terkena Alat
Urugan Batu ( Border ) - Terjatuh / Terjepit Batu
- Tergelincir ke area pekerjaan

Pasangan Batu ( 1 : 4 ) - Tertimpa Material Batu


- Terkena Alat Perukangan
- Terjepit Pasangan Batu
Plesteran ( 1 : 3 ) - Tangan terluka,melepuh dan terpapar campuran
Siaran ( 1 : 3 ) - Terkena Alat Kerja
- Kecelakaan terhirup Semen
- Tangan Iritasi terkena material semen
Tiang Pancang (Pipa Galvanis Dia 2") P = 2 m - Kaki Kejatuhan Benda Keras
- Terjatuh Material tajam Pada Tubuh
Pek. Pondasi Telapak
- tertimpa Material batu

- Kecelakaan Alat

- Terjatuh/ Terpeleset ke area pekerjaan

- Terjadi Longsor
Pek. Kolom 20x20 - Kaki Kejatuhan material
- Terkena Alat Pertukangan
- Terjatuh ke area Pekerjaan
Pek. Balok 20x40 - Terkena Material
- Terjelincir pada saat bekerja
- Kepala kejatuhan benda
Uji Kuat Tekan Beton (Kubus Beton uk. 15x15x15) - Terkena Material Ke Tubuh
- Terkena Alat
3 PEKERJAAN LAIN - LAIN

Administrasi / Dokumentasi - Terjadi Kesalahan dalam pengadministrasian


- kurangnya dokemuntasi pada saat pelaksanaan
Pembersihan Akhir - Kaki Terinjak benda tajam setelah pekerjaan
- Terkena Alat Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai