SPESIFIKASI TEKNIK
NAMA PROGRAM :
NAMA PEKERJAAN :
TAHUN 2020/2021
SPESIFIKASI TEKNIK
A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan yang dilaksanakan merupakan bagian lingkup Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Di Kabupaten Gorontalo Utara Tahun Anggaran 2020/2021.
Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara yang dalam
hal ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Gorontalo Utara melalui :
- Program : Rehabilitasi dan Rekonstruksi
- Kegiatan : Identifikasi dan Verifikasi Kerusakan dan Kerugian
- Pekerjaan : Rekonstruksi Pasangan Batu Penahan Sungai Soklat Kec.
Gentuma Raya
Bertindak sebagai Pengguna Jasa adalah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), dan Tim Teknis di Lingkungan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Gorontalo Utara yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Gorontalo Utara nomor SK.271.IX.2020 tanggal 27 Agustus 2020
C. TARGET/ SASARAN
- Mendapatkan penyedia jasa konstruksi yang professional dan dapat melaksanakan
pekerjaan PembangunanRekonstruksi Pasangan Batu Penahan Sungai Soklat Kec.
Gentuma Raya
- Terlaksananya Pembangunan Pasangan Batu Penahan Sungai yang dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi kuantitas dan kualitas bangunan, pembiayaan,
administrasi dan lingkungan.
- Mengembalikan fungsi bangunan yang terdampak bencana.
- Umur rencana bangunan adalah 10 (Sepuluh) tahun dan wajib dilakukan pemeliharaan
setiap 2 (Dua) tahun untuk mendapatkan umur bangunan sesuai di rencanakan.
D. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
Nama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melaksanakan kegiatan pengadaan
Barang/Jasa adalah:
OPD : BadanPenanggulanganBencana Daerah
KPA : Nurhadi Rahim, ST, ME
PPK : Rahmat M. Patila, S.Pd
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini adalah : Rp.
999.999.305,82,- (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus
Sembilan Puluh Sembilan Ribu Tiga Ratus Lima Koma Delapan Puluh Dua Rupiah)
F. LOKASIPEKERJAAN
Lokasi pekerjaan berada di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
H. SPESIFIKASI PEKERJAAN
H.1. Spesifikasi Teknis Tenaga Kerja
- Daftar personel manajerial yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
sebagai berikut :
No PersonildanPersyaratannya Jumlah
3 OrdinaryTruck/ PickUp 1
4 Ekscavator 2
Keterangan :
BAGIAN I
UMUM
I.1. UMUM
Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik Pekerjaan dari tuntutan atas Hak paten, lisensi serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan
selama pelaksanaan Pekerjaan. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan
bahwa, semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru,
belum dipergunakan.
Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali
selama 6 (enam) hari kerja Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di
atas kertas berukuran A3 bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %.
Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan serah terima ke I
(PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar purna laksana (As Built
Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran minimal A3 ,
beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran dengan cara manual dan soft
copy apabila penggambaran menggunakan program computer.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan survey dan
penggambaran yang dikontrakkan.
I.3.4.5. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu
sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan,
dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama. Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi foto- foto yang dibuat oleh ahli foto yang
berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin
maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial
bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai
berikut :
Detail Kontrak
Nama Bangunan atau Lokasi Embung/Bendung
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan
suatu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album- album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres
kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing- masing. Tiap obyek harus lengkap
tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan dalam rangkap secukupnya dan akan menjadi milik Pemberi
Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka diperlukan
peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa menyediakan fasilitas
tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada pembayaran khusus untuk ini.
I.3.6. Lain-Lain
I.3.6.1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi terakhir atau
standar internasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar
nasional yang disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan
atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan
tersebut, dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan, sekurang-kurangnya 28 hari
sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan dan dapat dipertanggung jawabkan.
b. Perlengkapan konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya, dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan harus lengkap dengan spare partnya yang cukup dan
memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dan baik.
c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara
bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.
e. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.
b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar kerja yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah seperti pada gambar kerja atau seperti petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya
pada tanah yang sudah diijinkan/disediakan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan lahan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke
keadaan setidaknya seperti semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap
c. Pengalihan Sementara
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada baik
permanen atau semi permanen selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan
meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran
sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan
saluran serta bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Setelah rencana itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi pelaksanaan
pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara hanya untuk pekerjaan
Bendung dan supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai dengan
kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi yang akan dimasukkan kedalam butir/
mata pembayaran pekerjaan Dewatering adalah Lump Sump (Ls) seperti yang
telah termasuk dalam kontrak pekerjaan atau jika ditentukan lain oleh Direksi.
Sedangkan pengalihan sementara atau kistdam-kistdam pada pekerjaan
jaringan/ saluran irigasi dan pembuang tidak ada mata pembayaran dan atau
pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala
resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
berhubungan dengan pembuangan atau parit alam, dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan Direksi, kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau
diijinkan oleh Direksi untuk pekerjaan pembuangan air tidak akan mengganggu
jalanannya air yang dibutuhkan untuk pengairan yang ada baik permanen atau
semi permanen selama masih diperlukan.
Apabila peleksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan
sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring
yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan
kering. Apabila diadakan pengeringan saluran
irigasi yang ada maka Penyedia Jasa harus mengajukan jadual waktu dan periode
pengeringan kepada Direksi untuk dibahas dengan Instansi terkait/ketua
masyarakat sehingga mendapatkan persetujuan bersama dari pihak-pihak yang
berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup aliran air sebelum ada
jadual pengeringan yang telah disetujui bersama.
Tidak ada mata pembayaran / pembayaran khusus atau tambahan akibat
dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.
Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera memberitahu Direksi
Pekerjaan, dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku untuk pekerjaan
yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir atau dengan penggiliran
ganda.
I.3.9.13. Lain-Lain
Pekerjaan dibawah ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia
Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :
a. Papan Tanda Proyek
i) Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 1
(satu) papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan
memuat nama Pemilik Pekerjaan/Proyek dan nama Penyedia Jasanya,
judul nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
ii) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi/Engineer Konsultan dalam
jangka waktu sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah
selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama proyek harus
dicabut oleh Penyedia Jasa.
b. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang
wajar.
c. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak
termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar
Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Pembayaran pekerjaan hanya akan diberikan kepada jenis pekerjaan yang
tercantum di dalam mata pembayaran seperti disebutkan didalam daftar harga
satuan pekerjaan yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities)
pekerjaan yang dikontrakkan.
d. Kontrol kualitas.
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton yang akan
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas yang baik.
Untuk keperluan ini maka harus dilaksanakan pengujian-pengujian. Tidak ada
mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.
BAGIAN II
PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN UTAMA
7) Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan fisik
di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan teknik
8) Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil,
dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton.
9) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat
kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
Beton Bervolume Besar (mass concrete) adalah beton dengan ukuran relatif besar dengan dimensi
terkecil sama atau lebih besar dari 1 m atau komponen struktur dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 m
tetapi mempunyai potensi menghasilkan temperatur maksimum/puncak melebihi batas temperatur yang
diizinkan. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak harus
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Mutu beton yang digunakan dalam Spesifikasi ini
10) Pekerjaan pasangan batu mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh
formasi atau fondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur
sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan tanah, talud,
gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk
menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan,
bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway
apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka Pasangan
Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti
yang disyaratkan, akan digunakan untuk pekerjaan ini.
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan Undang-
Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana
pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan,
mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat program
dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada Dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual
prosedur pengelolaan/ pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program
ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasiyang baku
dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk
menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan
persiapan, pelaksanaan, serahterima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara
sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap
penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk
dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara
efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-
peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan
terutama bila peralatanperalatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya
masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan
kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang
dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan
atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.
Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data
pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 4.7 dari Spesifikasi
ini.
Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, lengkap
dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium
berdasarkan kuat tekan beton secara umum untuk umur 7 dan 28 hari serta tambahan
pengujian umur 56 hari untuk beton bervolume besar, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang
lain oleh Pengawas Pekerjaan.
4.7. Material dan peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi syarat untuk
menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam Kontrak. Semua peralatan dan
material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan harus sesuai dengan standar yang
tercantum dalam Spesifikasi atau Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan
pengadaan peralatan atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang
cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika menurut pertimbangannya perlu
untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak. Penyedia Jasa harus mendatangkan semua
mesin dan peralatan, lengkap dengan suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
3) Material/ Bahan
a) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II, III,
IV, dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen Portland Merk Tonasa atau
PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI 0302:2014 dapat
digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek semen, kecuali
jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan tipe dan
merek semen yang digunakan.
b) A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti
di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling
untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
c) Agregat
Ketentuan Gradasi Agregat
i) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam
ii) Tabel 2, tetapi atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak
memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 4.7 dan 4.7.8 yang dibuktikan
oleh hasil campuran percobaan.
Kasar
Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
nominal nominal nominal nominal nominal
ASTM (mm) Halus*) maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm 9,5 mm
2” 50,8 - 100 - - - -
1½” 38,1 - 90 -100 100 - - -
1” 25,4 - - 95 -100 100 -
¾” 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
½” 12,7 - - 25 - 60 - 90 - 100 100
⅜” 9,5 100 10 - 30 - 30 - 65 40 - 75 90 - 100
No.4 4,75 95 – 100 0-5 0 - 10 5 - 25 5 - 25 20 - 55
No.8 2,36 80 – 100 - 0-5 0 - 10 0 - 10 5 - 30
No.16 1,18 50 – 85 - - 0-5 0-5 0 - 10
No.50 0,300 10 – 30 - - - - 0-5
No.100 0,150 2 – 10 - - - - -
Catatan :
iii) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
i) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.
ii) Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 2.2 bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
e) Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
tambah kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran
beton.
Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam
jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama
pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai
bahan tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bahan tambah kimia
(admixture) yang mengandung Klorid tidak diizinkan untuk beton bertulang.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambah campuran beton dapat
digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton
tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton; memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton; mengurangi kecepatan
terjadinya kehilangan slump (slump loss); mengurangi susut beton atau memberikan
sedikit pengembangan volume beton (ekspansi); mengurangi terjadinya bleeding;
mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambah campuran
beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kekuatan beton
(secara tidak langsung); meningkatkan kekuatan pada beton muda; mengurangi atau
memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan beton, terutama untuk beton
dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam
air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka panjang beton; meningkatkan
kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton); mengendalikan ekspansi beton
akibat reaksi alkali agregat; meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton
lama; meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan; meningkatkan
ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.
Penggunaan jenis bahan tambah kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan hasil
pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Penggunaan abu terbang (fly ash) tidak dibenarkan untuk beton yang menggunakan
semen tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).
f) Bubuk (Powder)
Bubuk (powder) adalah partikel lolos ayakan No.120 (0,125 mm) yang diperlukan untuk
mencegah segregasi campuran beton memadat sendiri, dapat berasal dari semen, agregat
dan bahan tambah mineral, dengan partikel yang lolos ayakan No.230 (0,063 mm) yang
disarankan lebih dari 70%.
j) Baja Tulangan
a) Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
dan memenuhi Tabel 7.3.2.1) berikut ini :
Tabel 2.4 Sifat Mekanis Baja Tulangan
Uji Tarik
Kelas Baja Kuat luluh/leleh (YS) Kuat Tarik Regangan dalam 200
Tulangan (TS) mm Min.
MPa MPa %
BjTP 280 Min.280 Maks.405 Min.350 11 (d ≤ 10 mm)
12 (d ≥ 12 mm)
BjTS 280 Min.280 Maks.405 Min.350 11 (d ≤ 10 mm)
12 (d ≥ 13 mm)
BjTS 420A Min.420 Maks.545 Min.525 9 (d ≤ 19 mm)
8 (22 ≤ d ≤ 25 mm)
7 (d ≥ 29 mm)
BjTS 420B Min.420 Maks.545 Min.525 14 (d ≤ 19 mm)
12 (22 ≤ d ≤ 36 mm)
10 (d > 36 mm)
BjTS 520 Min.520 Maks.645 Min.650 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)
BjTS 550 Min.550 Maks.675 Min.687,5 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)
Uji Tarik
Kelas Baja Kuat luluh/leleh (YS) Kuat Tarik Regangan dalam 200
Tulangan (TS) mm Min.
MPa MPa %
BjTS 700 Min.700 Maks.825 Min.805 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)
Catatan:
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
4) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan dalam
spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh dengan alasan
diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
5) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan sesuai dengan
Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan oleh Pemberi Tugas :
i. Tempat produksi atau pabrik
ii. Pengangkutan
iii. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi peralatan dan
material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan
dan material termasuk tempat dimana berasal tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk mengadakan peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi
teknik.
6) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan urutan pengangkutan dan
pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal Pelaksanaan tersebut kepada Direksi
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material
dan pemasangan peralatan di lapangan.
7) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data mengenai
material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada Direksi Pekerjaan untuk
disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah menerima surat perintah kerja.
Bagaimanapun juga persetujuan terhadap spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan
melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
8) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan
(workability dinyatakan dengan slump), kekuatan (dinyatakan dengan kuat tekan,
strength), dan keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan terhadap cuaca,
abrasi, kekedapan dan kimia ) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan. Untuk
beton Beton Memadat Sendiri (Self Compacting Concrete, SCC), penilaian
mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji slump flow. kecuali
ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Pengawas Pekerjaan. Kecuali ditentukan
lain, rancangan campuran harus memiliki standar deviasi rencana (Sr) antara 2,8
MPa sampai 4,8 MPa sesuai dengan ACI 214R-11 sesuai dengan Tabel 2.4 dan
Tabel 2.5.
b) Untuk jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat tekan
juga penting untuk diketahui. Penyedia Jasa wajib menyerahkan data tersebut
kepada Pengawas Pekerjaan.
b) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan seperti yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material pelaksanaan dan tanah.
4) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan sementara
seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail termasuk fasilitas sementara kepada
Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah SPMK diterbitkan.
5) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan membongkar semua
bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna Jasa, Staf Penyedia Jasa dan
Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot, penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat
parkir, tempat buangan dan akomodasi yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum penanganan pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail
usulan bangunan termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
6) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal staf Penyedia
Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi pekerjaan. Sistim
jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
7) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan, perumahan staf
Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor. Penyedia Jasa harus membuat
jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih
cepat sesuai dengan pengarahan Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas
listrik sementara yang ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain
sebagainya.
1) PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung meliputi : pembersihan; galian;
timbunan dan timbunan kembali. Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada
Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah.
a) Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan pembabatan
rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul
saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya. Pembersihan lokasi
pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana lokasi tersebut akan
dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan saluran-
saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk pekerjaan ini adalah
dihitung berdasarkan luasan.
b) Kupasan / Stripping
1) Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan dilakukan
pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai kembali sebagai
bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui, semua
lokasi yang tercantum pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
2) Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang
tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan organik seperti rumput,
tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan.
Kedalaman minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.
3) Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil kupasan
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
1) Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan
(dewatering) dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja
lengkap yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu
pengeringan dan dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 5 hari sebelum
pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air
selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan
siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas
pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air
harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus
menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup dilapangan guna
menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
2) Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk
detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan
Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 5 hari sebelum dimulainya pekerjaan,
sehingga keamanan penggaliannya terjamin.
3) Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah
yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu
tambahan pekerjaan.
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan dengan
Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan kapasitas alat
dan waktu yang tersedia .
c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan (jumlah
kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan
kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck
sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.
d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian finishing
dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok bantuan yang
selalu terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya dengan
kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang mahir, dapat
langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.
f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di bawah,
sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat berfungsi sebagai
saluran drainase.
2) Di Lokasi Quarry
a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas dan di stock
dengan Bulldozer .
b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik .
c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel
Loader untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunan
d. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan loader dan
Excavator.
f) Pelaksanaan Penimbunan
1) Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan
dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan
untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam
20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.
2) Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih
besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan
kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau
pembasahan dengan alat semprot. Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan
dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum
pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
3) Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang
terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
4) Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang
ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
5) Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput,
humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk.
6) Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan
penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang
ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah
penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai
dengan gambar.
7) Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi
material yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan
untuk mencapai tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dimana material
akan ditempatkan.
8) Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material
pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana
agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang
rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk
melasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga
satuan.
9) Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak
boleh ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh Direksi,
maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian. Ketika
masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang diperlukan,
kepadatan kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari
kepadatan kering maksimum laboratorium.
10) Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan)
ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui. Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati
alat pemadat kira-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang
dibutuhkan, bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator
roller tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
11) Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan
dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia Jasa di lapangan. Uji
percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita acaranya. Selanjutnya tes
kepadatan dilakukan per 50 meter panjang saluran per lapis timbunan.
12) Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material,
pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan tes kepadatan
dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai
perintah Direksi.
13) Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian
dan penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi
dari permukaan timbunan dan setiap material timbunan yang hilang akibat erosi harus
diganti oleh biaya Penyedia Jasa.
14) Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang berdekatan /
berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang berakibat pada struktur beton
oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa.
15) Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya
harus ditunda atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti
arahan Direksi. Material akan ditempatkan sepanjang mungkin disekitar struktur beton
untuk memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telah
dipertimbangkan dalam perencanaan.
1) Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada saat
pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk
pedoman kasar, adalah sebagai berikut :
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;
b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya terlalu
tinggi.
b) Pemadatan Timbunan
Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai persyaratannya.
Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan
Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan.
Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan 30
cm seluruh permukaan dapat tertimbun.
Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau
Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan
kadar airnya secara visual .
Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harus
dihentikan.
Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih
50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung
dipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan
sebanyak percobaan pemadatan yang telah dilakukan .
h. Pengukuran
1) Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan per meter
persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran
pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menebang, membabat dan menebar disekitar lokasi.
2) Pekerjaan Kupasan/stripping
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga satuan per
meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran
pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menggali, dan mengangkutnya disekitar lokasi.
3) Pekerjaan Galian
Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan alat/excavator
dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan pembuangan ke lokasi di
luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak diperhitungkan Untuk jarak
pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan
sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan
oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian
untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau
seperti diarahkan oleh Direksi, termasuk galian di tempat/local atau dental, perawatan
pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja.
Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi
bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa atau timbunan pilihan
dengan faktor penyesuaian berikut ini :
(1) Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994,
tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
(2) Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
pengembangan (swelling) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000
tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.
Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi
garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode
4) Pekerjaan Timbunan
Untuk timbunan yang tidak diukur dan dibayar dari volume galian maka :
(1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan
diterima.Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung,
dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak
lebih dari 25 m.
(2) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
(3) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal jika Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab.
(4) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
i. Dasar Pembayaran
1) Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
2) Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapu
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masingmasing harga
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar
di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian
bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.
2) PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain.
Pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton.
A) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti dengan
beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur,
bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus
dilakukan dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti
pada dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan lantai kerja
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi
ini.
(6) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, maka
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air
hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi Pekerjaan menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus
memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air
tanah dengan penanganan seperlunya.
b) Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk beton
sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya
yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan
beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan
tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan sesuai
dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan,
sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bagi keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah
sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa
agar sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah– celah harus diisi secukupnya
untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan
tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan air
dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga dapat
dengan mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada posisinya,
semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup lubang harus dipasang
pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan dilakukan
pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan
dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya tidak boleh
kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua permukaan
cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk
memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan harus
berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan. Sebelum
pengecoran dan pembesian semua celah–celah cetakan yang telah diisi dengan
dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap
untuk pengecoran maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak
diperkenankan mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan sekurang–
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperiksa.
c) Pencampuran Beton
(1) Perbandingan Campuran
i. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :
iii. Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton diatas akan diberikan
oleh Direksi, berdasarkan hasil–hasil test percobaan campuran yang
dikerjakan Penyedia Jasa.
iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan pengerjaan,
kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang sekecil mungkin
dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan biaya atas perubahan
tersebut.
v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batas yang
ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada beton dengan
kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk
mengatasi mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman
kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu. Slump dari pada adukan
beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.
(2) Penakaran
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi
Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan seperti
yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari
masing–masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5
(lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air menjadi
suatu campuran yang merata tanpa pemisahan–pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari agregat, serta merubah
berat material–material yang ikut tercakup.
iii. Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat
ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran.
Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara volume,
bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap – tiap skala
pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian periodik
terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan–pekerjaan adukan.
(3) Mesin Pengaduk Beton
i. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar dalam
waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang
diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.
ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya
lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap
penambahan 0,5 m3.
iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi kapasitas
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik
viii. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang ditentukan
oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua pengecoran harus selesai
dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi.
ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera dibuang.
Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30
menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus ditempatkan
pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal, dengan permukaan
dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan
sambungan beton berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau
disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap lembab
dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor ditempatkan
langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran
dan penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian – bagian yang tertanam,
serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
xiii. Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada
gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
xiv. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong lebih
tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan.
xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau
mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.
b) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar acuan
yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam
acuan.
ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua sudut, di
antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser tulangan
sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi.
iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada hasil
pemadatan yang diperlukan.
iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurangkurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
v. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di dalam
acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai
kedalaman 10 cm dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan
kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara
perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak lebih dari 45
cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau
permukaan beton sudah mengkilap.
vi. Jumlah minimum alat penggetar mekanis
vii. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat penggetar
yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
viii. Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum terjadi waktu
ikat awal (initial setting).
D) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang
tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk
cetakan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu
pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap batu harus
dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu pecah maksimum 30 cm
dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm. Permukaan bagian atas dilindungi
dengan beton penutup (caping).
E) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada Gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai dengan ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul selesai dilakukan,
pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi, dilaksanakan sesuai
dengan gambar–gambar detail yang ada terutama yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus dibuat sesuai dengan
gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan pengecoran,
permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen setelah bersih.
f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan dibuat bergerigi
agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen ditempatkan diatasnya.
g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–pasir yang sama
dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk beton.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau proteksi
pondasi dibuat dengan cara lain.
G) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa
mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet), dan permukaan
vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang acuan, dan acuan yang melewati badan beton, harus dibuang atau
dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar
dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus
dibersihkan.
Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor
yang tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan
adukan semen.
Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan
harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan
adukan pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.
Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat
dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal,
kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari
semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi
yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan
sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh
rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari
penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga
agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai mengeras
(sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya dengan bahan
yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus
dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau
lembaran bahan penyerap air harus menempel pada permukaan yang
dirawat.
iii. Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus dipertahankan
dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan-sambungan dan pengeringan beton.
iv. Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harus dirawat
setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi retak susut basah)
dengan ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama
21 hari.
v. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi, harus
dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan
beton berumur 28 hari.
iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus dilindungi
secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan
menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.
H) Pengukuran
a) Cara Pengukuran
i. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari
20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
ii. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
iii. Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan
diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
iv. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton
yangdisyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa (K-250)
atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang disyaratkan atau
disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K- 125). Jika beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk
mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
I. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk "water
stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan
perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian
pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Bagian ini.
3) PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan pasangan pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain. Kegiatannya meliputi : pasangan batu
kali; pekerjaan siaran; pekerjaan plesteran; pekerjaan batu kosong dan bronjong yang berfungsi
sebagai rip-rap. Pelaksanaan pekerjaan pasangan mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-5, Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong, Batu Dengan Mortar, dan
Adukan Semen.
A. Pasangan Batu
1) Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
a) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin
kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya
mutu adukan yang baik dan terlindung.
b) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan
dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari
tanah sekitarnya).
c) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
d) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan
dan ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.
5) Pelaksanaan Plesteran
a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di
plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak.
b) Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang
diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan
batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.
6) Pelaksanaan Siaran
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk
Direksi harus disiar.
b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau
sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik
kecil sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara
keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus
menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara
segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus
ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu
yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.
4) Penimbunan Kembali
Seperti ketentuan dari Pekerjaan Bagian Timbunan.
1) Metode Pekerjaan
a) Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap
satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan yang
menjamin agar seluruh pekerjaan pasangan batu hanya dipasang dengan adukan
yang baru.
b) Jika pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai pelapisan
selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal harus dibuat
seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan
tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat
sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.
3) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal dari adukan dengan cara
menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pengerjaan Akhir dari Bagian Beton dari Spesifikasi
ini.
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan
untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu
dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah
gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
f) Pemasangan batu kali harus dilaksanakan dengan cara pemasangan adukan
mortar kemudian diikuti dengan batu sedemikian sehingga semua batu akan
terlapisi dengan adukan mortar. Dalam hal apapun pelaksanaan pemasangan batu
tidak boleh dilakukan dengan cara menumpuk batu terlebih dahulu batu kemudian
dituangkan adukan mortar ke atasnya.
D. Adukan Semen
1) Pencampuran
a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam
alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna
yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai
sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan
dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70%
dari berat semen yang digunakan.
b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Jika diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali
dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan
kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus dibuang.
2) Pemasangan
a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak
atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata
sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus
dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.
b) Jika digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkan pada
permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga
menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm dan harus dibentuk menjadi
permukaan yang halus dan rata.
E. Pengukuran
1) Pasangan Batu
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous.
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk
penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan
lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
4) Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus
dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.
F. Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak per
satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang
diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan
sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi
tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang
diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Bagian ini.
4) PEKERJAAN PINTU
Pelaksanaan pekerjaan pintu mengacu pada Pd T-xx-200x, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-8, Pekerjaan Pintu.
A. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan tegangan rencana,
yang meliputi:
1) Beban rencana
a) Pintu
Pintu harus direncanakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
- Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
- Beban – beban lain
- Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan terjadi
pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.
b) Rangka Pintu
Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban karet
sekat dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian pintu dan perangkat.
Rangka pintu harus mampu meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau
pasangan batu kali pada bangunan.
c) Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan dan
memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup dan pintu
terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitas
rata – rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau menurunkan
pintu pada kombinasi yang paling membahayakan.
2) Tegangan Rencana
a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja haruslah sebagai
berikut :
Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan 50% (lima
puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal. Tegangan ekivalen yang
diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau triaxial tidak boleh melebihi tegangan
ijin diatas. Bagaimanapun juga tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90%
(sembilan puluh persen) dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal
pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus
kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus kurang dari
159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.
b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban normal atau
kondisi beban rata – rata harus direncanakan berdasarkan angka keamanan
terhadap tegangan batas bahan yang digunakan
c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50 kg/cm2 dan
tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2, tegangan desak yang
diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2.
pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak
tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali.
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada
bagian–bagian dibawah ini :
(1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada
diatas permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI
06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4 (empat)
lapis cat “chlorinated rubber” atau yang sekualitas. Tebal total lapisan
tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 – 0,20 milimeter. Semua peralatan
harus dicat sesuai dengan standar pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampak
selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harus
dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar
tidak berkarat.
5) Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan
perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau
las busur otomatis;
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh
standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik
selama pengelasan berlangsung;
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus
di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang
las 4,5 mm;
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan
daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa cacat
telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding carbon
and Carbon Manganise steels.
D. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang pada bangunan
harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.
E. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan harga satuan per
unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biaya–biaya
pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing, pengecatan semua
bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras yang
diperlukan termasuk besi beton dan lain–lain.
BAGIAN III
PEKERJAAN PIPA
Fabrikasi pipa GIP harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII 2527-90 atau
JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang
pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan
manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik harus
dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah
satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap
batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang
berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar
maupun pada bagian dalam pipa.
2.3. Fitting
Semua fitting GIP harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau
saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11
atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding
fitting harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dan standar berikut ini :
� Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
� Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500 mm) dan JIS
G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari dua
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45
derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut
defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend.
2.3 Umum
1. Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti Galvanized
Iron Pipe.
2. Penyedia harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang
sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
3. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
4. Perletakan Pipa
1) Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur.
2) Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-
benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
3) Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan
pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar.
Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
4) Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
1) Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
2) Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan
potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
3) Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong
(Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
4) Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Penyedia dari
direksi.
1. Umum
1) Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada
standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
2) Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar
memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
3) Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.
4) Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
5) Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint)
sesuai yang ditentukan.
1) Penyedia harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.
2) Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
5. Pengelasan
1) Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
2) Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar
pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur
sebagaimana yang ditentukan.
3) Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
4) Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
5) Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia harus memperhatikan keadaan cuaca seperti
hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi
cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
6) Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang
tindih dan ketidak rataan.
2.7 Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di Lapangan.
1. Umum
1) Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah
pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji
dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
2) Pengujian harus dilakukan oleh penyedia bersama-sama dengan Direksi dan apabila
diperlukan maka dapat diikutsertakan orang yang ahli dab bersertifikat.
3) Penyedia harus memberikan keterangan mengenai pemeriksa yang diusulkan beserta
pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk
persetujuan Direksi.
4) Penyedia harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa
merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
5) Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui lain
oleh Direksi.
6) Penyedia harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalam
mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
7) Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa
dari pengujian; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan kepada Direksi.
Maximum
Ketebalan Dinding
Reinforcement
(mm)
(mm)
12,1 atau lebih kecil 3.2
Lebih besar dari 12,7 4.8
3.1 Umum
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan pipa,
penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan untuk
meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan balk, kuat
dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai
dengan tekanan kerja pipa.
Penyedia harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Penyedia.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri.
Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang dilengkapi
meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa
harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
o Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Penyedia.
o Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau wakilnya.
1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1) Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama pengujian
2) Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3) Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4) Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5) Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk katup atau
hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah melebihi tekanan
yang diijinkan
6) Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji dari
bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup buterfly.
2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan ditentukan uji
tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi
terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke
pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial
melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji
kebocoran.
3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan hidran.
Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia harus memasang katup
cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi
air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada
akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan
permintaan pemilik.
4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara cermat
selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan
harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai
memuaskan pemilik.
1. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi (0,35
bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan
pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat
pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.
BAGIAN IV
MASA PEMELIHARAAN
1. MASA PEMELIHARAAN
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan Penyedia Jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama
pekerjaan yang akan diperiksa oleh Tim Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat
kekurangan dan / cacat hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan
tersebut sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan
dan Penyedia Jasa harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari Nilai
Kontrak.
b. Masa pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dimulai sejak serah
terima pertama pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai pada saat prosentase
phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.
d. Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan pekerjaan sesuai
kontrak, maka Pengguna Anggaran berhak mencairkan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai
pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan disetor ke Kas Negara,
Penyedia Jasa dikenakan sanksi masuk Daftar Hitam selama 2 (dua) tahun.
e. Setelah penyerahan akhir pekerjaan atau penyerahan kedua pekerjaan Pengguna Anggaran wajib
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan dan Jaminan Pelaksanaan.
BAGIAN V
PERLENGKAPAN OPERASIONAL
1. UMUM
1) Perlengkapan yang disyaratkan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan yang tertera
dalam daftar banyaknya pekerjaan, untuk tiap jenis baik ditunjukkan dalam detail atau tidak dalam
gambar yang satuan pembayarannya sudah meliputi untuk masing-masing butir pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak pekerjaan atau seperti ditunjukkan dalam daftar kuantitas pekerjaan yang
dikontrakkan. Ukuran bahan dan warna yang harus dipakai dan penjelasan secara umum
dinyatakan dalam Album Standar Perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan, Desember 1986 seperti diterangkan dibawah. Detail lain yang sesuai akan
ditunjukkan dalam gambar kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan bentuk konstruksi atau
detail tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu.
2) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga
penawaran yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari kegiatan ini
akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
2. BENCH MARK
1) Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia Jasa harus dibuat dari beton atau
pasangan, dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar
Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar.
2) Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug kembali
sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM dilaksanakan
Penyedia Jasa sesuai dengan petunjuk Direksi.
3) Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga
penawaran yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari kegiatan ini
akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
4 Pasangan Batu ( 1 : 4 ) m³ 415,92 39,193 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90
5 Plesteran ( 1 : 3 ) m² 150,00 1,101 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 50,000
6 Siaran ( 1 : 3 ) m² 48,00 0,356 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
7 Tiang Pancang (Pipa Galvanis Dia 2") P = 2 m Ujung 125,00 4,074 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 40,000
8 Pek. Pondasi Telapak m³ 95,17 41,888 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24 5,24
9 Pek. Kolom 20x20 m³ 1,53 0,739 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
30,000
10 Pek. Balok 20x40 m³ 11,20 5,257 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66
11 Uji Kuat Tekan Beton (Kubus Beton uk. 15x15x15) Bh 70,00 0,770 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
20,000
1 2 3
1
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembuatan Papan Nama Proyek - Terluka, Lecet dan terkena material dan alat pertukangan
Pengukuran/Pematokan
- Terkena Alat Pertukangan
- Terkena Alat
Urugan Batu ( Border ) - Terjatuh / Terjepit Batu
- Tergelincir ke area pekerjaan
- Kecelakaan Alat
- Terjadi Longsor
Pek. Kolom 20x20 - Kaki Kejatuhan material
- Terkena Alat Pertukangan
- Terjatuh ke area Pekerjaan
Pek. Balok 20x40 - Terkena Material
- Terjelincir pada saat bekerja
- Kepala kejatuhan benda
Uji Kuat Tekan Beton (Kubus Beton uk. 15x15x15) - Terkena Material Ke Tubuh
- Terkena Alat
3 PEKERJAAN LAIN - LAIN