Anda di halaman 1dari 29

PT.

INDO TEKNIK
PEMBANGUNAN

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA KONTRAK
( PRA - RK3K )
PENGENDALIAN BANJIR KAWASAN ISIMU
KABUPATEN GORONTALO (2,5 KM)

I.

LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Kepmen Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka PT. INDO TEKNIK
PEMBANGUNAN demi menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi
seluruh

personil

dan

segala

sesuatu

yang

berhubungan

dengan

pelaksanaan pekerjaan dilapangan membuat suatu manajemen yang


mengatur

dan

mengelola

Keselamatan

dan

Kesehatan

Kerja

(K3)

pelaksanaan pekerjaan yang merujuk pada ketetapan / aturan resmi dari


pemerintah seperti tersebut diatas.

II.

PERSYARATAN UMUM
Secara umum, Sistem Manajemen MK3 Perusahaan adalah sebagaimana
tergambar dalam skema berikut :

III.

KEBIJAKAN RK3
Dalam menjalankan usahanya, manajemen mempunyai komitmen yang
tertuang dalam kebijakan Mutu dan K3 (MK3) sebagai berikut :

Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cedera dan sakit


akibat kerja serta melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap
manajemen dan Kinerja MK3.

Menetapkan kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3
yang ada di PT. INDO TEKNIK PEMBANGUNAN

Menjadikan kebijakan ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan


mengevaluasi sasaran MK3.

Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan


diukur secara berkala dengan mengacu pada sasaran mutu dan K3
perusahaan beserta semua unit pendukungnya.

Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang


relevan bagi perusahaan PT. INDO TEKNIK PEMBANGUNAN

Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di


bawah kendali organisasi.

Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja


MK3 yang berkesinambungan.
PT. INDO TEKNIK PEMBANGUNAN memberikan bukti perlibatannya

pada pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan K3 dan


terus menerus memperbaiki keefektifannya dengan jalan :
Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan
pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, K3, undang-undang dan
peraturan yang berlaku.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan
hingga sasaran mutu dan K3 unit-unit kerja yang mendukungnya.
Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen,
yang pelaksanaannya diatur dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM).
Mengesahkan daftar karyawan dan daftar inventaris. Untuk di Kantor
Cabang daftar karyawan dan daftar inventaris disahkan oleh Pimpinan
Cabang.
Direksi menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat
keputusan yang mencakup :
maksud dan tujuan perusahaan.
Ikrar perlibatan untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus
memperbaiki sistem manajemen MK3.
Tersedianya kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran
MK3.
Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam organisasi dan
didokumentasikan.
Pelaksanaan tinjauan pada waktu terjadwal, sehingga dapat dilakukan
penyesuaian terus menerus.

IV.

STRUKTUR ORGANISASI

Dalam

menjalankan

aktifitas

perusahaan,

struktur

organisasi

telah

ditetapkan untuk menjamin peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan


mendelegasikan wewenang untuk memfasilitasi SMMK3 yang efektif.
Direksi menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi seperti yang
terlampir pada Manual MK3 ini. Tugas dan wewenang setiap Personil baik
yang terkait dengan mutu maupun K3 ataupun terkait dengan struktur
organisasi, untuk tingkat Kepala Divisi/ Bagian dibuat oleh Kepala Divisi /
Bagian bersama dengan Direksi / Pimpinan Cabang kemudian disahkan
oleh Direksi / Pimpinan Cabang. Untuk tingkat dibawah Kepala Divisi /
Bagian sampai tingkat terbawah, dibuat oleh Kepala Divisi / Bagian
bersama dengan Divisi / Bagian SDM direview oleh Direksi / Pimpinan
Cabang dan disahkan oleh Kepala Unit Kerja masing-masing. Sedangkan
untuk Proyek dibuat oleh Kepala Proyek bersama dengan Kepala Divisi /
Bagian Teknik, direview Direksi / Pimpinan Cabang dan disahkan oleh
Kepala Divisi / Bagian Teknik.

V.

MAKSUD DAN TUJUAN


Perusahaan memastikan bahwa metodologi untuk identifikasi bahaya dan
penilaian risiko K3 mempertimbangkan :

Lingkup, karakteristik, waktu dan bersifat proaktif.


Tersedianya informasi mengenai.
Identifikasi bahaya.
Klasifikasi risiko K3.
Risiko K3 yang akan dihilangkan atau diminimalkan.
Pengalaman operasi dan kemampuan pengendalian risiko K3 yang ada.
Informasi tentang :
Persyaratan-persyaratan fasilitas dan peralatan.
Persyaratan pelatihan.
Persyaratan pengembangan pengendalian operasi.
Persyaratan

pemantauan

dan

pengukuran

untuk

memastikan

efektifitas implementasi.

VI.

TUJUAN
Untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan di
Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Sulawesi II, telah
mencakup / menjamin hal-hal

tentang :

1. Pemakaian peralatan/perlengkapan yang memadai


2. Dapat mengidentifikasi sumber-sumber/potensi bahaya
3. Melaksanakan Metode yang benar (Menyediakan Tempat-tempat khusus
untuk material yang memerlukan pananganan khusus, bongkar muat)

VII. DEFINISI
1.

Pekerjaan

ini

adalah

Pengendalian

Banjir

Kawasan

Isimu

Kabupaten Gorontalo (2,5km). Keselamatan dan Kesehatan Kerja


adalah untuk memberikan suatu dasar dalam bekerja yang menuju
kearah tujuan akhirnya, yakni mencegah terjadinya cedera atau
gangguan kesehatan yang disebabkan karena kejadian dan keadaan
yang berhubungan dengan pekerjaan.

2. Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan


ringan atau pada prinsipnya tidak membutuhkan perawat / rawat inap
di Rumah Sakit.
3. Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
sedang / korban luka berat atau mebutuhkan rawat inap di rumah sakit.
4. Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan
berat / korban meninggal dunia.

VIII. KETENTUAN UMUM


1.

Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan


maupun pimpinan perusahaan

2.

Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA


(Quality

Assurance),

dengan

memastikan

melakukan

inspeksi

secara berkala.
3.

Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang


sesuai dengan lingkup dan tugasnya.

4.

Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan


terjadinya bahaya, harus menyediakan petunjuk - petunjuk / informasi
- informasi yang tepat cara penanganan dan pencegahan bahaya bahaya yang mungkin terjadi. (gbr 1.1 1.2)

5.

Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung


diri, dilatih bagaimana cara menggunakan, dan digunakan tempat
yang seharusnya.

1. Rambu Rambu keselamatan kerja (gbr 1.1)

RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA(gbr 1.2)


6.

Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan,


diangkat dan diperlakukan sedemikian rupa sehingga dapat dicegah
dari kemungkinan terjadinya kebakaran

7.

Alat-alat penyelamat harus tersedia diareal atau tempat-tempat yang


membutuhkan

8.

Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan


keselamatan, seperti pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau
dan diketahui oleh pegawai yang berada dilokasi tersebut.

9.

Peralatan / kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu


kelayakannya

10. Pihak Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen


mengenai safety secara berkala
11. Setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara
berkelompok
12. Masing-masing

kelompok

harus

disediakan

sarana

untuk

berkomunikasi.
13. Pada

saat

pengenal

bekerja

pegawai

disarankan

mengenakan

identitas

14. Semua

pegawai

dari

Pihak

Penyedia

Jasa

untuk

Pekerjaan

Pengendalian Banjir Kawasan Isimu Kabupaten Gorontalo


(2,5km) diasuransikan kesehatannya oleh Perusahaan.

IX.

TANGGUNG JAWAB
1. Manajer Proyek
a. Menyetujui konsep Instruksi Safety yang akan dilaksanakan diproyek
b. Memimipin penerapan program K3 di proyek yang menjadi tanggung
jawabnya
c. Memimpin rapat tinjauan manajemen atau rapat koordinasi tentang
pelaksanaan program K3
d. Memimpin upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
program K3
2. Penanggung jawab Quality Assurance
a. Menyusun konsep Instruksi tentang Safety yang sesuai dengan
ruang lingkup pekerjaan dan membahasnya bersama bagian-bagian
yang terkait
b. Merekomendasikan Konsep yang telah dibahas kepada Manajer
proyek
c. Memeriksa, memonitor, mengevaluasi pelaksanaan K3 ditingkat
proyek
d. Melaporkan penerapan dan pelaksanaan K3 ditingkat proyek kepada
Manajer Proyek
e. Membuat resume tentang pelaksanaan K3
3. Pelaksana

a. Bertanggung jawab akan keselamatan karyawan yang berada


dibawah pengawasannya
b. Terjadi keadaan yang kurang aman, tidak aman atau darurat.

X.

PENANGANAN KECELAKAAN
1. Tangani

segera

apabila

ada

kecelakaan

Kerja

dan

utamakan

keselamatan Jiwa Manusia


2. Segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan
jenis kecelakaan.
3. Apabila perlu, segera dibawa ke Puskesmas/dokter/ rumah sakit yang
telah dirujuk pada alamat yang ditentukan
4. Hubungi kepolisian Babinsa setempat apabila kecelakaan tersebut
memerlukan pertolongan yang serius

XI.

PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN


1. Apabila

terjadi

kebakaran

kecil

agar

ditangani

sendiri

dengan

menggunakan peralatan Pemadam kebakaran


2. Beritahukan kepada personil yang berada dilokasi bahwa terjadi bahaya
kebakaran
3. Jika

terjadi

kebakaran

besar

yang

tidak

dapat

ditangani

sendiri,utamakan manusia dengan memberitahukan agar menjauhi


lokasi
4. Laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung jawab safety
CATATAN :
1. Jika

dilokasi

pekerjaan

banyak

terdapat

kayu-kayu

kering,

yang

diperhatikan adalah :
-

Dilarang

membuang

puntung

rokok

yang

masih

menyala

sembarangan
-

Bara-bara api / bekas api unggun harus dipastikan telah benarbenar padam ketika akan meninggalkan tempat.

2. Peralatan pemadam api / Fire extinguisher, harus disediakan pada


tempat-tempat rawan tertentu yang memerlukan

XII.

PERALATAN KESELAMATAN KERJA PEGAWAI


Setiap personil yang bertugas pada pelaksanaan pekerjaan, untuk paket
pekerjaan

yang

berisiko

tinggi

terutama

yang

dilapangan

wajib

menggunakan Peralatan Pelindung Diri Yang sesuai dengan Standar yaitu :


1. Helm Proyek, disarankan dipakai setiap kelapangan dan diwajibkan
dipakai pada tempat-tempat yang berisiko tinggi terhadap kejatuhan /
benturan material;
2. Sepatu Proyek, Dipakai setiap hari dilapangan / site;
3. Pakaian Seragam, dan identitas pengenal diri;
4. Masker, jika bekerja didaerah yang beracun / berbau yang bisa
mengakibatkan terganggunya kesehatan;
5. Sarung Tangan, bila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las
Diwajibkan);
6. Kacamata Pelindung, jika hal tersebut diperlukan

1.Helm Pengaman 3.Sarung Tangan


2.Sepatu Proyek

5.Jacket Pengaman

4.Kaca Mata Pelindung

7. Body Protector (pelindung Badan), apabila hal tersebut diperlukan


(untuk tukang Las Diwajibkan);
8. Life Jacket (Pelampung), untuk bekerja diatas air dipakai setiap
menggunakan transportasi air
9. P3K, disediakan ditempat-tempat yang memerlukan
10. Perlengkapan P3K harus diperiksa kembali kelengkapannya setelah
dipergunakan

11.

Setiap Pembantu Pelaksana, pelaksana, koordinator pengukuran

harus dilengkapi dengan sarana komunikasi;


12.

Memastikan

sarana

komunikasi

berfungsi

dengan baik
13. Disediakan layout ruangan ditempat-tempat
strategis

TARGET YANG INGIN DICAPAI

ZERO
ACCIDENT

MUST BE USE HELMET, SAFETY SHOES &


OTHERS SAFETY EQUIPMENT

KEEP IN ORDER

PROJECT CLEAN, NEAT AND HEALTH

XIII. PEKERJAAN PENGUKURAN / PEMATOKAN


Untuk pegawai bagian pengukuran / surveyor serta pematokan diharuskan
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. mengenakan peralatan pelindung diri
2. mengetahui lay out daerah yang akan dikerjakan dengan memahami
gambar teknik yang menjadi tanggung jawabnya
3. Pada saat Pelaksanaan dilapangan harus dipastikan apakah lokasi yang
diinjak adalah rawa atau bukan dengan cara menggunakan ranting
yang ditusukkan ketanah.
4. Penguasaan terhadap peralatan yang digunakan
5. Membawa perlengkapan P3K, perlengkapan tidur / istirahat yang layak
pakai ; tenda tidak tembus air, lindungi tempat berkemah dengan
garam untuk menghindari binatang-binatang hutan mendekat
6. Bagi

tim

perintis,

patahkan

batang-batang

sebagai

jejak

untuk

membantu agar tidak tersesat pada waktu kembali

XIV. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN


1. Mengenakan peralatan pelindung sesuai dengan yang disyaratkan.
2. Operator mempunyai surat ijin mengoperasikan peralatan
3. Operator bekerja atas perintah Pelaksana
4. Operator harus mengetahui area yang akan digali atau ditimbun
5. Operator Melaksanakan Pengoperasian alat sesuai instruksi kerja yang
berlaku di proyek
6. Menggunakan Alat bantu jika diperlukan
7. Operator bekerja dalam keadaan fit / sehat
8.

Membuat Rambu-rambu Pengaman untuk menghidari kejadian

kecelakaan kerja

XV. PERJALANAN DAN FASILITAS TRANSPORTASI

Perjalanan dan fasilitas transportasi di / ke lokasi pekerjaan dapat


ditempuh dengan jalan darat, untuk itu perlu diperhatikan / diwajibkan
mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1. Mengenakan peralatan pelindung / penyelamat sesuai dengan yang
disyaratkan
2. Semua fasilitas transportasi terutama dump truck dan mobil harus
operasi dengan izin resmi dari pihak yang berwenang
3. Semua Pengemudi harus mempunyai SIM
4. Kendaraan harus dilengkapi P3K secukupnya serta untuk perbaikan
kecil
5. Semua Penggunaan Transport harus menggunakan Sabuk pengaman
selama perjalanan
6. Kendaraan disarankan tidak melebihi kecepatan 60 km /jam
7. Pengoperasiaan kendaraan tidak boleh melebihi kapasitas

XVI. KECELAKAAN dan PENANGANAN


NO
JENIS KECELAKAAN
CARA PENANGANAN KECELAKAAN
.
1
Luka
- Benda tajam tersebut jangan dulu dicabut
a
Pendarahan Akibat benda
dari lukanya
tajam
- Tentukan pendarahan dan lindungi dengan
kapas dan perban
- Ikat pangkal / aliran sumber darah dengan
kain, 15- 30 menit sekali dibuka selama 1
menit
- Bersihkan luka dengan betadine
- Bawa korban segera kerumah sakit /
dokter dengan posisi luka diatas jantung
b
Pendarahan Akibat benda - Gejala Sesak Nafas dan memar, segera
tumpul
dibawa Puskesmas/dokter/rumah sakit
untuk diobservasi Pertama selama 12 jam
2
a

Keracunan
Keracunan
akibat - Segera berikan susu/putih telur/air kelapa
makanan atau minuman
atau air putih
yang tidak diketahui
- Gejala : mual, pusing, kaki dingin, bola
mata membesar sebelah

- Segera dimuntahkan
Keracunan
Akibat - Segera berikan susu/puith telur/air kelapa
atau air putih
makanan atau minuman

yang mudah terbakar :


minyak tanah, bensin, - segera berikan 3 sendok Air the/kopi
baygon, dll
dalam 1/2 gelas
Keracunan Akibat Alkohol

Luka Bakar
- Luka Bakar Ringan I
- Luka Bakar Ringan II
- Luka Bakar Ringan III
Dipatuk / digigit Ular

- Dinginkan / kompres dengan air


- Berikan minum sebanyak-banyaknya
- Keluarkan cairan yang terjadi akibat luka
bakar dan berikan Betadine
Menghentikan penyebaran racun dengan
mengikat
bagian pangkal atau sumber
aliran

Disengat Lebah

Gatal -gatal

Panas 1 over Heat

Kompres dengan air les pada bekas


sengatan
- Digosok-gosok dengan pasir atau bungabungaan
- Segera berikan talc atau serbuk yang
mengandung antiseptic
- Berikan CTM
Bawa ketempat yang teduh
Berikan air putih secukupnya
Sedot lendir pada hidung jika ada
Untuk menghindari dehindrasi, minum
air sebanyak banyaknya bila bekerja
dibawah terik matahari
Panas akan berakibat ke paru paru
atau nafas;
Untuk dilakukan :
a. Bila ada teman 2 orang
5 x dada (agak kiri) ditekan
secukupnya lalu 1 x ditiup dari
hidung atau mulut (salah satu
ditutup) terus menerus selama 15
menit
b. Bila sendirian
15 x dada ditekan secukupnya lalu
ditiup 2x
-

XVII.
No
.
1.

Jenis Pekerjaan
Pekerjaan tanah

Pekerjaan Besi /
Kayu

Pekerjaan Beton /
Tiang Pancang

Identifikasi
Kecelakaan
a.
Terjatuh
b.
Tergelincir
c.
Tertimbun
Tanah
d.
Terkena Debu /
gas
a.
b.

Terpukul
Kejatuhan
Benda
c.
Terkena
Percikan
a.
Terjatuh
b.
Terpukul
c.
Tergelincir
d.
Kejatuhan
Benda
e.
Terkena Batu

IDENTIFIKASI KECELAKAAN
Identifikasi Penyebab

Pencegahan

Kurangnya Pengetahuan &


Ketrampilan
Masa Bodoh terhadap Bahaya
Kurang / Tidak Mengenal Sumbersumber Bahaya
Tidak mematuhi Aturan, Metode
Kerja & Instruksi Kerja

Penempatan Ramburambu
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata
Instruksi Kerja

Tidak ada / Tidak Mau


Menggunakan Alat Pengaman
Kurangnya Pengetahuan &
Ketrampilan

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata

- Masa Bodoh terhadap Bahaya


Kurang / Tidak Mengenal Sumbersumber Bahaya
Tidak mematuhi Aturan, Metode
Kerja & Instruksi Kerja

- Penempatan Rambu-rambu
- Pemakaian Perlatan Safety ;
sepatu, helm. Masker,
kacamata
- Instruksi Kerja

Pekerjaan Las

a.

Pekerjaan Listrik

- Kesalahan metode pengelasan

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata

a. Terkena Aliran
Listrik

- Korsleting / arus pendek

- Instruksi Kerja

Pekerjaan
Peledakan

a.
b.

Terjatuh
Tertimbun
Tanah
c.
Terkena Debu /
Gas

Kesalahan perhitungan
Kurang mengenal lokasi peledakan
Kurang memahami sifat / efek
ledakan

- Penempatan Rambu-rambu
- Pemakaian Perlatan Safety ;
sepatu, helm. Masker,
kacamata
- Instruksi Kerja

Pekerjaan
Pembongkaran

a. Terjepit
b.Terjatuh
c. Tergelincir
d.Terpukul
e. Kejatuhan Benda
f. Terkena Debu

Salah mengambil posisi / di posisi


rawan
Ceroboh / mengacuhkan tanda-tanda
peringatan

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata

a. Terjatuh
b.Tergelincir
c. Terpukul
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu

Tidak konsentrasi
Terkejut karena ada sesuatu yang
mengganggu
Tempat pijakan tidak aman

a. Terjatuh
b.Tergelincir

Kurangnya Pengetahuan &


Ketrampilan

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan

Pekerjaan Diatas
Atap/ Bangunan
Konstruksi Lain

Membawa Barang

Terkena
Percikan

Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata

c. Terpukul
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu
f. Tenggelam

10

Pengecatan

a. Terjatuh
b.Tergelincir
c. Terpukul
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu

11

Bahan Bakar

a.

Kebakaran

12

Perkakas

a.
Terjepit
b.
Terpukul
c. Terbelit

13

Peralatan Bengkel

a. Terpukul
b.Terkena Percikan
c. Terkena Aliran
Listrik
d.Kejatuhan Benda
e. Terkena Debu
f. Kebakaran
g.Terbelit

Masa Bodoh terhadap Bahaya


Kurang / Tidak Mengenal Sumbersumber Bahaya
Tidak mematuhi Aturan, Metode
Kerja & Instruksi Kerja
Tidak ada / Tidak Mau
Menggunakan
Alat Pengaman
Kurang memahami metoda
pengecatan
Tempat pijakan kurang stabil

Safety ; sepatu, helm. Masker,


kacamata
Pelampung

Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata

Salah menempatkan / menyimpan


Croboh / teledor

- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata
- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata
Pelampung
- Instruksi Kerja
Pemakaian Perlatan
Safety ; sepatu, helm. Masker,
kacamata
Pelampung

h.Kejatuhan Benda

I. JENIS PEKERJAAN, PENYEBAB dan PENCEGAHAN KECELAKAAN


No.
1.

Jenis Pekerjaan Yang


Menimbulkan Gejala
Penyakit
Pengemudi Alat Berat

2.

Identifikasi Penyebab

Pencegaha

a.
Gaduh
b.Tekanan Udara
c. Suhu
d.Getaran
e. Sinar / Radiasi
f. Gas / Uap
g.Zat Kimiawi
h.Debu

Peralatan Yang Bergetar

a.
Gaduh
b.Tekanan Udara
c. Getaran
d.Gas / Uap
e. Debu

3.

Operator

a. Gaduh
b.Tekanan Udara
c. Suhu
d.Getaran
e. Sinar / Radiasi
f. Gas / Uap
g.Zat Kimiawi
h.Debu

4.

Pekerjaan Kayu

a.
Gaduh
b.Suhu
c. Getaran
d.Debu

5.

Pekerjaan Batu

a.
Gaduh
b.Suhu
c. Getaran
d.Debu
a.
Gaduh
b.Tekanan Udara
c. Sinar / Radiasi
d.Percikan

6.

Pekerjaan Las

Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
sarung tangan,
Pemeriksaan Kesehata
kerja, Selama kerja, sesud
Instruksi Kerja
Terampil

Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
sarung tangan,
Pemeriksaan Kesehata
kerja, Selama kerja, sesud
Instruksi Kerja
Terampil

Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
sarung tangan,
Pemeriksaan Kesehata
kerja, Selama kerja, sesud
Instruksi Kerja
Terampil

Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
Pemeriksaan Kesehata
Terampil

7.

Pekerjaan Penggunaan
Bahan Peledak

a.
Gaduh
b.
Tekanan Udara
c. Suhu
d.Getaran
e. Sinar / Radiasi
f. Gas / Uap
g.Zat Kimiawi
h.Debu

8.

Pekerjaan Pengecatan /
Pengapuran

a. Debu

Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
Pemeriksaan Kesehata
Terampil
Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
Pemeriksaan Kesehata
Terampil

Pertukaran Udara
Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,
sarung tangan,
Pemeriksaan Kesehata
kerja, Selama kerja, sesud
Instruksi Kerja
Terampil

Pemakaian Peralatan S
helm, masker, kacamata,

PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. UMUM
Menyadari

kegiatan

pembangunan

ini

diperkirakan

akan

menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, dan


mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), maka
kegiatan tersebut periu dilengkapi dengan studi AMDAL (Studi
Andal, RKL dan RPL).
Dari semua solusi penanganan yang akan diaplikasikan, perlu dikaji
dari

segala

aspek,

termasuk

aspek

lingkungan.

Kegiatan

Pengendalian Banjir Kawasan Isimu Kabupaten Gorontalo


(2,5km) ini diperkirakan akan menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup baik dampak positif maupun negatif
yang terjadi pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi maupun
tahap pasca konstruksi.

2. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG HARUS DIPERHATIKAN


Komponen lingkungan yang harus diperhatikan pada kegiatan
Pengendalian Banjir Kawasan Isimu Kabupaten Gorontalo
(2,5km), adalah sebagai betikut :
a. Komponen Fisik-Kimia
Komponen fisik-kimia mencakup Kualitas air, udara, kebisingan,
Erosi & Longsor, Tata Guna Lahan.
b. Biologi

Komponen biologi meliputi fauna air/darat dan flora air/darat


yang

berkaitan

langsung

dengan

kegiatan

penghijauan

(revegetasi) di sekitar lokasi proyek

c. Sosial Ekonomi Budaya


Komponen ekonomi, sosial budaya meliputi kesempatan kerja &
berusaha, kerusakan jalan, Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3),
Gangguan

Kamtibmas/keresahan

masyarakat,

persepsi

masyarakat

3. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Komponen Air
- Kualitas Air
Parameter yang akan dianalisa dalam pendugaan dampak
terhadap kualitas air sungai diantaranya adalah kandungan
sedimen dalam perairan. Kandungan sedimen di amati melalui
pengambilan

contoh

air

pada

sungai

yang

selanjutnya

ditetapkan berdasarkan metode


Laboratorium. Metode analisis kualitas air disesuaikan dengan
metode yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Kep/MenLH/10/1995.
Contoh air yang diambil sesuai dengan keperluan analisis
masing-masing parameter. Semua contoh senantiasa dijaga
kualitasnya dengan cara diawetkan dan atau disimpan dalam
cool box yang dirancang khusus untuk keperluan analisis
masing-masing

parameter,

laboratorium
a.

Kualitas air permukaan

yang

selanjutnya

dianalisis

di

Kualitas air permukaan berupa air sungai yang terdapat


pada areal lokasi pembangunan / pekerjaan parameter
contoh yang diambil terlebih dahulu disepakti bersama oleh
Direksi.
b.

Kualitas air tanah


Kualitas air tanah diambil dari dua lokasi yaitu pada
permukiman penduduk (sumur dangkal dan sumur dalam)
contoh

air

tersebut

kemudian

diuji

di

laboratorium.

parameter contoh yang diambil terlebih dahulu disepakati


bersama oleh Direksi
Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai dengan
selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan lingkungan.
Kegiatan konstruksi fisik
Kontraktor

melakukan

pengaturan

pelaksanaan

pekerjaan

dengan baik
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi pemukiman sebanyak 3 titik.
Kualitas Udara (Debu)
Parameter yang dipantau adalah tingkat kadar debu diudara
dengan menggunakan dust sampler data yang ada dianalisis
dan dibandingkan dengan baku mutu. Periode pengelolaan
sejak tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi.
Dengan metode pengelolaan lingkungan.
a).

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan

Pemilihan jalur yang tidak padat penduduknya

Melakukan penyiraman secara periodic pada lokasi


yang dekat dengan pemukiman

Mengatur kecepatan kendaraan angkut tidak lebih dari


30 km/jam

b). Kegiatan konstruksi fisik

Kontraktor melakukan pengaturan pelaksanaan pekerjaan


dengan baik
Dengan frekuensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan

konstruksi

berlangsung.

Lokasi

pemantauan

disekitar lokasi pemukiman sebanyak 3 titik.


Kebisingan
Parameter yang dipantau adalah tingkat kebisingan dengan
menggunakan sound level meter. Data yang ada dianalisis dan
dibandingkan dengan baku mutu. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan

a. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan

Pemilihan jalur yang tidak padat penduduknya

Melakukan penyiraman secara periodic pada lokasi yang


dekat dengan pemukiman

Mengatur kecepatan kendaraan angkut tidak lebih dari 30


km/jam

b. Kegiatan konstruksi fisik

Menggunakan alat-alat konstruksi yang layak pakai

Pelaksanaan pekerjaan menggunakan alat berat tidak


dilakukan pada malam hari atau pada siang hari jika
diharuskan dalam keadaan tertentu.

Dengan

frekwensi

pelaksanaan

sebanyak

dua

kali

pada

sebelum kegiatan kontruksi dan selama kegiatan konstruksi


berlangsung. Lokasi pemantauan di sekitar lokasi pemukiman
sebanyak 3 titik.
Erosi dan Sedimentasi

Parameter yang dipantau adalah laju erosi/sedimentasi dan luas


areal & jumlah pemilik lahan yang longsor dengan pengamatan
langsung dilapangan dan data yang didapat dianalisis dengan
Metode USLE. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi
sampai dengan selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan
lingkungan :
a. Pada tempat yang miring dibuatkan terasiring
b. Membuat parit-parit/ saluran untuk mengalirkan air
c. Melakukan perawatan dan pengerasan jalan
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi pemukiman sebanyak 3 titik.

Tata Guna Lahan


Parameter yang dipantau adalah perubahan fungsi tata guna
lahan

dengan

cara

pengambilan

sample

tanah

dan

air

dilapangan sample dianalisis dilaboratorium Data yang ada


dibandingkan dengan kondisi awal. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan :
a.

Melakukan

kegiatan

secara

bertahap

dengan

memperhatikan kemiringan lahan


b. Pada tempat yang miring dibuatkan terasering
c. Membuat parit-parit / saluran untuk mengalirkan air
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi quarry dan borrow area sebanyak 3 titik.
b. Komponen Biologi
- Fauna & Flora Air / Darat

Parameter yang dipantau adalah perubahan komposisi dan


keberadaan fauna & flora air/darat dengan cara pengamatan
dan pencatatan di lapangan. Data yang ada dianalisis secara
deskritif. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai
dengan

selesai

konstruksi.

Dengan

metode

pengelolaan

lingkungan :
a. Penanaman berbagai jenis tanaman
b. Pemberian pupuk dan penyiraman secara teratur
c. Memelihara dan mengganti tanaman yang mati
d. Jenis tanaman : Tanjung, akasia, Jatimas, Palem, Mahoni, dll.
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pemantauan disekitar
lokasi quarry dan borrow area.

c. Sosial Ekonomi Budaya


-

Kesempatan Kerja & Berusaha


Parameter yang dipantau adalah jumlah tenaga yang terserap,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai kualifikasi. Di
analisa dengan mengadakan kunjungan lapangan. Data yang
ada

dianalisis

dengan

tabulasi

frekuensi

secara

deskritif

kualitatif. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai


dengan

selesai

konstruksi.

Dengan

metode

pengelolaan

lingkungan :

Memprioritaskan penduduk lokal sebagai tenaga kerja

Memberi kesempatan berusaha kepada penduduk sekitar

pada tahap
konstruksi

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan

konstruksi

beriangsung.

Lokasi

pelaksanaan

dipemukiman penduduk sekitar proyek.


-

Kerusakan Jalan
Parameter

yang

dipantau

adalah

jenis

alat

berat

yang

digunakan, kondisi prasarana jalan, frekuensi pengangkutan,


tingkat kerusakan jalan dan jembatan, pelaksanaan perbaikan
jalan. Di analisa dengan pengamatan lapangan, Data yang ada
dianalisa secara deskritif kualitatif. Periode pengelolaan sejak
tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi. Dengan
metode pengelolaan lingkungan :

Menggunakan

route

jalan

yang

sesuai

dengan

beban

kendaraan

Pengaturan trip pengangkutan bahan dan alat

Kendaraan yang mengangkut bahan dan alat tidak melebihi


kapasitas angkutnya.

Memperbaiki kerusakan jalan yang dilalui.

Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama


kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi pelaksanaan di jalur
transportasi yang dipakai sebagai jalur mobilisasi kendaraan.

Kesehatan Keselamatan Kerja karyawan


Parameter

yang

dipantau

dengan

pengamatan

lapangan,

wawancara dengan pekerja. Di analisa dengan pengamatan


lapangan. Data yang ada dianalisa secara deskritif kualitatif.
Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai dengan
selesai konstruksi. Dengan metode pengelolaan lingkungan :
a. Menyusun SOP pelaksanaan pekerjaan konstruksi
b. Menggunakan tenaga operator yang memiliki sertifikat

c. Melengkapi tenaga kerja dengan peralatan keselamatan


kerja
d. Menempatkan rambu-rambu tanda bahaya di lokasi berisiko
tinggi
e. Melakukan pengawasan secara rutin setiap hari
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Lokasi tapak proyek.
-

Keresahan Masyarakat/ Gangguan Kamtibmas


Parameter yang dipantau adalah tingkat gangguan keamanan,
tingkat kasus pencurian yang terjadi Di analisa dengan
pengamatan lapangan. Data yang ada dianalisa secara deskritif
kualitatif. Periode pengelolaan sejak tahap konstruksi sampai
dengan

selesai

konstruksi.

Dengan

metode

pengelolaan

lingkungan :
a. Sosialisasi rencana kegiatan pada masyarakat sekitar
b. Menempatkan petugas pengamanan dilokasi proyek
c. Melakukan patroli keamanan secara rutin
d. Melakukan koordinasi dengan aparat polsek
e. Mewajibkan masyarakat / tamu yang masuk ke lokasi
dengan menggunakan kartu identitas
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung.

Persepsi Masyarakat
Parameter yang dipantau adalah persepsi dan keresahan
masyarakat dianalisa dengan pengamatan lapangan. Data yang
ada dianalisa secara deskritif kualitatif. Periode pengelolaan
sejak tahap konstruksi sampai dengan selesai konstruksi.
Dengan metode pengelolaan lingkungan :
a. Mengelola berbagai dampak negative yang timbul
b. Melakukan pendekatan terhadap masyarakat

c. Memprioritaskan tenaga kerja local


d. Menjaga keamanan dan ketertiban di dalam dan sekitar
tapak proyek
e. Memperhatikan aspirasi masyarakat
Dengan frekwensi pelaksanaan sebanyak dua kali selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Di Lokasi pelaksanaan di
permukiman disekitar lokasi proyek.

Jakarta, 12 Februari 2015


PT. INDO TEKNIK
PEMBANGUNAN

OKIYANTO JUN PERDANA


DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai