Anda di halaman 1dari 4

Program Kerja dan Aktivitas HSE

Setiap perusahaan memiliki program kerja untuk mencapai Visi dan Misi serta sebagai pemenuhan dari
Kebijakan terkait. Hal ini juga disesuaikan dengan core business dari perusahaan tersebut.
Namun, pada umumnya, program kerja dan atau aktivitas yang berlangsung di lapangan meliputi:

1. Kebijakan HSE
 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Kebijakan Lingkungan
 Kebijakan obat terlarang dan alkohol
 Kebijakan keselamatan berkendara
2. Pelatihan
 Induksi keselamatan (HSE Induction) dan Safe work practice
 Bekerja di ruang tertutup dan terbatas (Confined Space)
 P3K (First Aid) dan CPR
 Pemadam kebakaran (Fire Fighting)
 Keselamatan berkendara (Defensive Driving)
 LOTO (Log Out Tag Out)
 Bekerja di ketinggian (working at height and fall protection)
 Ijin kerja
 JSA (Job Safety Analisys) ; HIRADC
 Perancah (Scaffolding)
 Angkat angkut - Lifting and Rigging
 Keselamatan pemakaian bahan kimia
 Penanganan material berbahaya (B3) (terkait program PROPER)
 Keadaan darurat dan berbahaya (emergency)
 Investigasi dan pelaporan kecelakaan kerja
3. Perencanaan
 Pemeriksaan kesehatan (Awal-Berkelanjutan-Spesifik)
 Pemasangan spanduk dan poster keselamatan
 Penghargaan (reward)
4. Monitoring Kinerja (promosi dan komunikasi K3)
 Safety morning talk
 Toolbox meeting
 HSE Patrol
 HSE committee meeting
 STOP Card
 NCR  (Non Conformance Report) 
5. Inspeksi
 Inspeksi lingkungan (limbah, kebersihan)
 Inspeksi: APAR (fire management), P3K, Kendaraan
 Keamanan
 Peralatan dan perlengkapan keselamatan
 Hygiene industri: pencahayaan, kelembapan, suhu, ergonomi, kebisingan
6. Audit 
 Audit Internal
 Audit Eksternal
Dari 6 pokok besar program tersebut, diperhatikan:
 Penjelasan dan tujuan dari masing-masing item program
 Frekuensi pelaksanaan: rutin, mingguan, bulanan atau tahunan
 PIC yang bertanggung jawab (apakah melibatkan Supervisor/Manager lintas bidang)
 Perencanaan setiap bulannya
Program kerja tahunan ini dipresentasikan dalam rapat besar managemen sehingga diketahui oleh Top
Managemen untuk menunjukkan komitmen.
eorang HSE tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan di tempat kerja.
Dalam UU Nomor 1 Tahun 1970 yang dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya (sumber). Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab seorang HSE
beserta klasifikasinya.
 
- HSE Officer
       Melakukan identifikasi serta pemetaan dari potensi bahaya yang  berpeluang terjadi

pada lingkungan kerja.


    Membuat dan memelihara dokumen terkait K3.
    Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan program K3.
    Melakukan evaluasi kemungkinan atau peluang insiden kecelakaan yang dapat terjadi.
    Menjadi penghubung antara regulasi pemerintah dan kebijakan perusahaan.

- HSE Supervisor

    Memastikan seluruh pekerja sadar akan kepentingan memakai Alat Pelindung Diri.
    Memastikan, memeriksa dan melakukan inspeksi bulanan mengenai kelayakan dan
kesediaan APD serta peralatan keselamatan kerja seperti APAR, P3K, dll.
    Memastikan safety sign di lokasi kerja sudah di pasang dengan baik.
    Memberikan pelatihan kepada pekerja seperti pemakaian APAR, P3K, Tanggap
Darurat, dll.
    Memantau penerapan SOP sudah dilaksanakan dengan baik oleh seluruh karyawan.
    Membuat program untuk meminimalisir Limbah B3 agar terakomodir dengan baik.
    Menyediakan penampungan limbah B3 setiap unit pekerjaan.
    Pemeriksaan rutin terhadap dampak dan bahaya pada pekerjaan yang dilaksanakan.
    Melaksanakan dan membuat program HSE Meeting setiap bulannya.
    Mengadakan dan memimpin simulasi keadaan darurat setiap bulannya supaya saat
keadaan darurat sesungguhnya terjadi sudah bisa diantisipasi.
    Memperoleh laporan setiap bulannya mengenai inspeksi tersebut.
    Mengadakan briefing dan instruksi setiap harinya kepada HSE Officer, Man / Staff.
    Menegur dan memberikan sangsi kepada pekerja yang melanggar peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang telah ditetapkan.
    Mengkoordinir surat ijin kerja aman / work permit sudah dijalankan pada setiap unit
kerja terutama kontraktor.
    Dapat memecahkan masalah, menginsvestigasi, mengaudit dan memberikan masukan
untuk sesuatu yang kurang aman.

 
- HSE Manager
     Mengaudit dan melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kerja.
     Memberikan peraturan-peraturan standart dalam setiap Prosedur pekerjaan.

   Menjadi penyambung informasi perusahaan dengan pihak HSE di lokasi proyek


maupun di Unit pekerjaan.

   Merecruit calon karyawan pada divisi health, safety, environment yang sesuai
kualifikasi

     Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan proyek dari aspek HSE.

     Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan keamanan dilokasi


proyek serta anak buahnya seperti safety officer, safety supervisor, safety engineer,
safety admin, safety man dll.

Anda mungkin juga menyukai