Anda di halaman 1dari 8

PEKERJAAN 

CUT DAN FILL 
PEKERJAAN
Waktu pelaksanaan pada pekerjaan ini adalah 12 Minggu atau 84 hari
CUT DAN FILL kalender mulai dari mobilisasi alat, pekerjaan cut dan fill dan
Pekerjaan Dinding meliputi pekerjaan : demobilasi alat.
1. Peyediaan Peralatan.
2. pengolahan lahan existing Pelaksanaan mengacu pada gambar kerja dan RKS :
menjadi sesuai rencana.

Material yang digunakan :


-

Peralatan yang digunakan antara lain :


1. Peralatan tukang batu: Molen, arco,
cangkul, sekop, cetok, kasut, selang
timbang, sipatan dan lain-lain

Personil Inti :
1. Site Manager : Menyiapkan dan
memaparkan teknis pelaksanaan
pekerjaan.
2. Drafter : Menyiapkan shop drawing
pekerjaan
3. Pelaksana Lapangan dan mandor
batu: Melaksanakan pekerjaan
setelah teknis pelaksanaan dan shop
drawing disetujui oleh pengawas
lapangan.  
4. Logistik : Menyiapkan material dan
peralatan yang digunakan. Site Plan Rencana 
5. Petugas K3 : Menyiapkan dan
mengontrol pengamanan lokasi,
peralatan dan pekerja dalam
pelaksanaan Pekerjaan.

Kondisi Existing 

 
 

Rencana Cut dan Fill 

Detail penampang cut dan fill 

 
 

Detail penampang cut dan fill 

Berikut  langkah‐langkah perencanaan cut and fill : 

 
a. Original Ground 

Peninjauan  lokasi  lahan  existing  yang  akan  dieksekusi  atau  dilakukan  pembangunan  sesuai 
peruntukannya. Hal ini agar diketahui lokasi tersebut berada dimana, akses jalan ataupun prasarana yang 
ada disana seperti apa, kondisi lingkungan, kondisi tanah serta data‐data pendukung lainnya bagaimana, 
yang kemudian akan digunakan untuk perencanaan pembangunan  lahan  (design ground) serta faktor 
inilah akan menjadi penentu awal yang mempengaruhi besar kecilnya biaya yang akan dibutuhkan untuk 
pembangunan sesuai peruntukannya. Original Ground Surveying / Pengukuran Lahan Pengolahan Data 
Hasil  Survey  Perencanaan  Lahan  (Design  Ground)  Perhitungan  Volume  Cut  and  Fill  Perhitungan  RAB 
Eksekusi/Pelaksanaan Pembangunan 

  

 b. Surveying/Pengukuran Lahan 

(Catatan : Hal ini tidak perlu dilakukan apabila lokasi lahan sudah mempunyai peta situasi dyang ada gari‐
garis konturnya) 

Langkah selanjutnya setelah peninjauan lokasi, maka dilakukanlah pengukuran lahan baik secara manual 
ataupun menggunakan alat ukur seperti theodolite atau GPS maupun alat ukur lainnya. Hal ini bertujuan 
untuk mengetahui secara presisi bentuk kontur lahan maupun batas lahan di lokasi tersebut. Hasil ini 
digunakan  untuk  menentukan  perencanaan  cut  and  fill  lahan,  penyediaan  prasarana  seperti  jalan, 
instalasi air maupun titik‐titik bangunan yang akan dibangun. 

c. Pengolahan Data Hasil Survey dan Perencanaan Lahan (Ground Design) 

Data yang telah didapat dari hasil survey atau pengukuran lahan kemudian diolah agar dapat disajikan 
secara  visual  sehingga  memudahkan  dalam  tahap  pembangunan  maupun  perencanaan  biayanya. 
Sebagai contoh, data lahan didapat dengan mengkur lahan menggunakan alat theodolite, kemudian data 
tersebut  diinput  kedalam  software  yang  dapat  menyajikan  kontur  seperti  Surfer,  CAD,  GIS  ataupun 
software‐software  lainnya.  Hasil  pegolahan  data  tersebut  dapat  digunakan  untuk  merencanakan 
bangunan apa saja yang akan dan perlu disediakan disana, jenis prasarana apa saja yang perlu dibuat 
disana, instalasi airnya seperti apa agar dapat menyediakan kebutuhan air di lokasi tersebut serta titik‐
titik  bangunan  nya  yang  akan  dibangun  dilokasi  mana  sehingga  besarnya  cut  and  fill  tanah  dapat 
menyesuaikan 

Catatan : 

 Perhitungan volume dapat juga dilakukan secara otomatis didalam software, dengan membandingkan 
original  ground  dengan  design  ground,  contoh  diatas  adalah  pengolahan  dan  perhitungan  data 
menggunakan software Autocad Land Development (ALD) 
 

Gambar 2. Penampang Galian (Cut) dan Timbunan (Fill) 
(sumber : Slide materi perkuliahan Bab 12, CIV‐104, Universitas Pembangunan Jaya) 
Catatan  :    Perhitungan  kebutuhan  volume  cut  and  fill  dapat  juga  dilakukan  manual  dengan  cara 
menghitung secara matematis tergantung kontur atau bentuk lahannya, misalnya berbetuk persegi yang 
tinggal  mengitung  volume  persegi  (p  x  l  x  t),  misal  berbetuk  trapesium  tinggal  menggunakan  rumus 
volume trapesium maupun lainnya, kuncinya terdapat pada data pengukuran lahan 

Pada  tahap  pelaksanaan  pekerjaan  merupakan  tahapan  yang  menentukan  terhadap  keberhasilan  dari 
sasaran  yang  hendak  dicapai  oleh  tim  manajemen  proyek,  yang  perlu  diperhatikan  dalam  memulai 
pelaksanaan pekerjaan adalah  : 

1. Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan) 
2. Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada 
 
3. Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan 
4. Pengaturan  dan  pembuatan  jalan  akses  bagi  lalu  lintas  alat‐alat  berat,  sehingga  tidak  terjadi 
hambatan 
5. Pengamanan lokasi dari orang‐orang yang tidak berkepentingan dengan pekerjaan 
6. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan. 

Menentukan Klasifikasi Fungsional Alat Berat yang digunakan. 

Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi‐fungsi 
utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini. 

a.    Alat Pengolah Lahan 

Kondisi lahan proyek kadang‐kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan 
tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat 
dilakukan  dengan  menggunakan  dozer.  Untuk  pengangkatan  lapisan  tanah  paling  atas  dapat  digunakan 
scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain Dozer dapat digunakan juga motor 
grader. 

b.    Alat Penggali 

Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan 
batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. 
c.    Alat Pengangkut material. 

Crane  termasuk  didalam  kategori  alat  pengangkut  material  karena  alat  ini  dapat  mengangkut  material 
secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkauan yang relative kecil. 
Untuk  pengangkutan  material  lepas  dengan jarak tempuh  yang  relative jauh, alat yang  digunakan dapat 
berupa  belt,  truck,  dan  wagon.  Alat‐alat  ini  memerlukan  alat  lain  yang  membantu  memuat  material  ke 
dalamnya. 

d.    Alat pemindahan material 

Yang  termasuk  dalam  kategori  ini  adalah  yang  biasanya  tidak  digunakan  sebagai  alat  transportasi  tetapi 
digunakan  untuk  memindahkan  material  dari  satu  alat  kealat  yang  lain.  Loader  dan  dozer  adalah  alat 
pemindahan material. 

e.    Alat Pemadat. 

Jika  pada  suatu  lahan  dilakukan  penimbunan  maka  pada  lahan  tersebut  perlu  dilakukan  pemadatan. 
Pemadatan  juga  dilakukan  untuk  pembuatan  lapangan  terbang  dan  jalan,  baik  itu  jalan  tanah  dan  jalan 
dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping 
roller, pneumatic tire, compactor, dan lain‐lain. 

f.     Alat Pemroses Material. 

Alat  ini  dipakai  untuk  mengubah  batuan  dan  mineral  alam  menjadi  suatu  bentuk  dan  ukuran  yang 
diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk di 
dalam alat ini adalah stone crusher. concrete batch plant dan asphalt mixing plant. 

g.    Alat Penempatan Akhir Material. 

Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang 
telah ditentukan. Di ternpat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan 
spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt 
paver, motor grader, dan alat pemadat. 
Pada Pekerjaan ini, alat yang digunakan sesuai dengan yang dipersyaratkan  adalah   : 
1. 1 unit Bulldozer 100 ‐ 150 HP merk Komatsu 
2. Dump Truck 3 ‐ 5 Ton merk Mitsubishi 
3. 1 unit Excavator PC 200  merk Komatsu   
4. 1 unit Motor Grader 10,800HP merk Komatsu   
5. 1 unit Vibratory Roller 7.0 T Merk Sakai   
6. 2 set Waterpass  merk Sokkia   
 
Tahapan Pelaksanaan  : 
1. Mempelajari Gambar Rencana  
2. pengukuran area site existing 
Pengukuran  menggunakan  alat  ukur  digital  berupa  theodolite  dan  waterpas,  sehingga  dipatkan 
Kontour existing. Dilakan pemasangan patok pada batas batas area rencana. Pada sudut area yang 
aman  dipasang  Bench  Mark  (BM/CP)  Control  Point  sebagai  acuan  ukuran  dan  pinjaman  level 
(ketinggian) lahan. 

 
3.  Pekerjaan lahan 
Pada  area  yang  telah  ditandai,  kemudian  dilakukan  pengolahan  (cut/fill)  dengan  meliat  gambar 
rencana dan kondisi existing. Pada area cut, dilakukan galian dengan menggunakan alat excavator 
dan  dimuat  kedalam  truck  untuk  dipindahkan  kearea  fill  (urugan).  Tanah  hasil  pemindahan 
kemudian  diratakan/dihampar  menggunakan  bolldldozer  sampai  rata  pada  tiap  lapisan 
hamparannya.  Pemadatan  dilakukan  dengan  menggunakan  vibrator  roller  7T  lapis  perlapis.  Jika 
dianggap  perlu,  area  pemadatan  disiram  dengan  air  untuk  mendapatkan  kepadatan  yang 
diinginkan. 
 

 
 

 
4. Finishing 
Lahan difinish dengan menggunakan motor grader 10.800Hp supaya sesuai dengan elevasi rencana 
pada setiap segmen (area) rencana. 

Anda mungkin juga menyukai