DESA PARE _ Sekarang ini Perangkat Desa di tuntut untuk bisa mengikuti
perkembangan tehknologi, apalagi di bidang Pembangunan. Kalau yang
sudah-sudah, untuk Pembangunan Infrastruktur baik, Cor Rabat Beton,
Talud maupun Drainase, penyusunan RAB dan Gambar di serahkan ke
Pihak ke tiga atau Faskel. Namun untuk era sekarang ini Perangkat Desa
Telah di latih untuk Membuat dan menyusun Design Gambar, dan RAB,
sehingga akan bisa mempercepat proses kegiatan yang di laksanakan di
tingkat desa.
Berikut ini adalah Bagan, cara-cara untuk Penyusunan Design Gambar dan
RAB Kegiatan Sarana dan Prasarana Desa.
Sebagai contoh maka susunan dokumen desain & RAB dapat disusun
seperti daftar isi dokumen desain & RAB untuk kegiatan jalan:
– Gambar tipikal pada jalan untuk tiap jenis medan seperti di daerah datar,
atau pegunungan, atau bukit pada kondisi jalan lurus, belok kiri dan belok
kanan (cross section)
– Detail kontruksi seperti: parit tepi/samping, gorong-gorong, bahu jalan,
konstruksi perkerasan, tembok penahan tanah (TPT) dan sebagainya.
– Sketsa hasil survei lapangan dan dimensi, potongan melintang dan atau
memanjang, kondisi existing konstruksi lama.
– Perhitungan volume
– SAP,VAP,MAP
– Analisa SNI, dan analisa lainnya yang dipakai misal standar analisa
kabupaten (jika ada).
9. Jadwal
Jadwal dihitung atas dasar kapasitas pekerja yang dierencanakan dan
peralatan yang akan dipakai (jadwal diperbarui dan lebih detail ketika
proses pelaksanaan kegiatan)
1. Prinsip-Prinsip
Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup
Secara umum ruang lingkup kegiatan pengadaan barang/jasa di Desa
mencakup:
(2) pembelian dilakukan tanpa permintaan penawaran tertulis dari TPK dan
tanpa penawaran tertulis dari penyedia barang/jasa;
(2) pembelian dilakukan TPK dengan cara meminta penawaran tertulis dari
penyedia barang/jasa dengan dilampiri daftar barang/jasa (rincian
barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume dan satuan)
Pengawasan
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa diawasi oleh Bupati/ Wallkota dan
masyarakat setempat.
Pembayaran
Pembayaran alas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara Swakelola
dan/atau melalui penyedia barang/jasa dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) setiap pengeluaran belanja atas beban APB Desa harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah; dan
Gunakan sistem trial — Sistem trial adalah cara yang dapat digunakan
untuk melatih masyarakat sambil meningkatkan kualitas konstruksi.Dalam
pelaksanaan sistem trial contoh harus betul-betul dibuat dengan kualitas
yang memenuhi segala persyaratan teknis, karena contoh merupakan
batas maksimal kualitas yang akan dikejar oleh masyarakat. Sistem trial
terdiri dari tiga langkah:
Sistem trial dapat diterapkan untuk jenis prasarana selain jalan.Jika ada
pembuatan banyak MCK, MCK pertama dapat dianggap sebagai
trial. Untuk jenis lain, kegiatan kunci dapat ditrial, misalnya pengadukan
beton. PD-TI perlu menganalisis kegiatan yang perlu ditrial.
Penerimaan Bahan
Semua bahan yang dibeli harus diterima oleh tim desa. Untuk bahan yang
dikirim dengan volume besar (banyak kendaraan), penerimaan dilakukan
oleh checker yang ditunjukkan oleh desa.Checker diberi pelatihan singkat
oleh pelaksana desa atau Kader Teknik tentang persyaratan penerimaan
bahan.Bahan harus diperiksa baik kualitasnya maupun kuantitasnya, dan
langsung mengisi delivery order (DO) supaya desa tahu berapa banyak
diterima dan harus dibayar.Bahan yang dikirim dan tidak diperiksa layak
untuk ditolak oleh desa, termasuk semua yang diterima dan tidak
memenuhi standar kualitas.
DO dikumpulkan dan dimasukkan pada buku material, yang diisi oleh
pelaksana desa. Buku material adalah arsip penerimaan, penggunaan, dan
pembayaran material yang dikirim ke desa, termasuk tempat
penggunaannya.
Pengendalian Kualitas
Salah satu tugas besar dari Kader Teknik adalah pengendalian kualitas.
Tim desa, termasuk pelaksana dan kepala kelompok kerja, harus dilatih
oleh Kader Teknik tentang cara mengendalikan kualitas, karena Kader
Teknik tidak akan hadir di Desa setiap hari. Pengendalian kualitas harus
dilakukan setiap saat, dan hanya akan efektif bila dapat dilakukan oleh
masyarakat sendiri. Setiap kali Kader Teknikberkunjung ke lapangan,
harus melakukan penilaian paling sedikit secara visual terhadap kualitas.
Pada kesempatan lain, hal yang sama harus dilakukan oleh kelompok
kerja, pelaksana, tim monitoring, dan masyarakat.
1. Administrasi
Salah satu tugas pokok seorang Kader Teknik adalah menjaga kualitas
administrasi pelaksana desa khusus kegiatan pembangunan
prasarana.Bendahara desa bertanggung jawab untuk pembukuan semua
penerimaan dan pengeluaran dana, dan sebulan sekali pembukuan
diperiksa dan ditandatangani oleh kepala desa, pelaksana, danKader
Teknik.Pemeriksaan insidental harus selalu dilakukan dan kualitas
pembukuan dijaga dengan ketat. Setiap item dalam buku kas dikaitkan
dengan bukti pengeluaran atau penerimaan dana, dengan pakai kode
bukti. Pembukuan dilakukan agar manajemen selalu tahu saldo dana
berapa, sisa alokasi dana berapa, dan dana dikeluarkan kepada siapa.
Sesuai prinsip akuntabilitas dan transparansi, pembukuan dapat diperiksa
oleh siapa saja, kapan saja.
3. Menyelesaikan masalah
Pendamping membantu desa menyelesaikan masalah, tetapi untuk
masalah teknis dan manajemen konstruksi Kader Teknik lebih berperan.
Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan banyak cara, termasuk
penggunaan metode analisis masalah secara Rasional maupun metode
Berpikir ke Samping. Identifikasi dan penyelesaian masalah pasti dapat
perhatian khusus pada kunjungan TAPM atau Tim Koordinasi Kabupaten/
Kota ke Desa.
Revisi dapat diajukan untuk mengoptimalkan sisa dana yang ada. Hanya
satu kendala, tidak boleh menambah biaya bantuan dari program. Jika
perlu penambahan biaya, dana tersebut harus berasal dari swadaya
masyarakat atau donatur yang lain. Revisi dilakukan sesudah Berita Acara
Revisi dibuat oleh pelaksana Desa dan disetujui Kader Teknik.Berita Acara
Revisi dilengkapi gambar teknis yang menunjukkan perubahan dan
perubahan perhitungan RAB, serta alasan untuk mengubah rencana awal.
5. Pemeriksaan Pelaksanaan
Salah satu cara mendorong kualitas fisik yang baik adalah melakukan
pemeriksaan prasarana pada saat sedang dilaksanakan. Tersedia banyak
formulir dan petunjuk untuk pemeriksaan kualitas, termasuk faktor yang
mendukung manfaat dan fungsi prasarana, daya tahan prasarana,
kemudahan dalam pemeliharaan, dan dampak terhadap lingkungan. Kader
Teknisdapat melakukan pemeriksaan setiap saat.Format dan petunjuknya
dapat digunakan dalam pelatihan teknis untuk pelaksana desa. Dalam
melakukan pemeriksaan teknis, setiap aspek dari jenis prasarana dapat
dinilai Cukup (memenuhi syarat teknis), Agak Kurang (masih terdapat
bagian yang belum memenuhi syarat teknis), atau Kurang (pada umumnya
belum memenuhi syarat teknis, atau ada bagian yang sangat jelek).Tidak
harus memeriksa setiap item yang ada pada formulirnya hanya yang sudah
dapat diperiksa.
Dokumen Penyelesaian
Foto prasarana pada saat 0%, 50%, dan 100%, diambil dari titik yang
sama dan sudut pandang yang sama.Foto diambil untuk semua jenis
prasarana yang dibangun dan aspek kuncinya;
Foto masyarakat bekerja ramai-ramai di lapangan;
Foto perempuan ikut bekerja di lapangan;
Foto pembayaran langsung kepada pekerja.
Proses penyelesaian termasuk pengisian dua jenis laporan dan serah
terima, saat pelaksana desa menyerahkan kembali prasarana ke desa dan
mempertanggung-jawabkan pekerjaannya. Jika musyawarah sudah
dilaksanakan, baru dianggap masa pelaksanaan selesai.
Pemeliharaan
Salah satu peran penting dari pendamping, TA-ID, dan tim kabupaten
adalah membangun kesadaran masyarakat terhadap sarana prasarana
yang telah di laksanakan. Bila tamu ini tidak tertarik untuk melihat
prasarana yang sudah lama diselesaikan, masyarakat juga tidak akan
tertarik dan prasarana tidak akan dipelihara.
Satu kendala untuk pemeliharaan adalah dana, untuk membeli bahan dari
toko atau untuk sewa alat. Belum tentu kegiatan pemeliharaan
memerlukan dana, tetapi bila dana diperlukan pemeliharaan sering ditunda
atau dibatalkan. Ada banyak sumber dana untuk pemeliharaan, tetapi
pemeliharaan fasilitas umum tetap sulit.Pengumpulan dana melalui iuran
atau relatif mudah untuk prasarana yang sangat jelas pemanfaat irigasi,
sebagian sistem air bersih, sekolah, poliklinik, atau pasar. Kalau terjadi
bencana alam besar, perbaikan akan di luar kemampuan dana
masyarakat.
Evaluasi
Evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana prasarana
desa dengan mekanisme swakelola dan padat karya dapat dilakukan pada
saat selesainya suatu tahapan kegiatan atau pada saat berakhirnya satu
fase program. Tujuan evaluasi untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan berikut kualitasnya, termasuk di dalamnya adalah
kinerja para pemangku kepentingan. Sedangkan pada akhir kegiatan,
evaluasi lebih ditujukan untuk melihat dampak dari pembangunan sarana
prasarana Desa. Hasil dari pemantauan, pemeriksaan dan pengawasan
dapat dijadikan dasar dalam evaluasi pelaksanaan program di Desa
maupun di Kecamatan. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai dasar upaya
perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi.
Apabila dari hasil penilaian isi laporan dinyatakan terjadi penyimpangan
dari rencana, kriteria, atau standar yang ditentukan, maka dilakukan
pengecekan ke lapangan, melalui berbagai sumber yang dapat dipercaya.
Pelaporan
Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi
yang disajikan minimal harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting, yaitu: