Anda di halaman 1dari 9

KURVA S

Kurva S sendiri adalah sebuah Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk
tabel yang mana bagannya menyerupai huruf S. berikut ini cara membuat kurva S dengan
microsoft excel.

Seperti gambar ini:

Kenapa menyerupai huruf S? karena kurva S yang baik adalah pelan disaat awal pekerjaan
kemudian cepat di tengah dan santai lagi di akhir jadwal. bentuk grafik ini perlu dibuat sebaik
mungkin karena akan mempengaruhi arus keuangan proyek dan penjadwalan pendatangan
material serta hal-hal penting lainya.

Manfaat dan Kegunaan Kurva S

Sebagai informasi untuk mengentrol pelaksaan suatu proyek dengan cara


membandingkan deviasi antara kurva rencana dengan kurva realisai
Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva
realisasi terhadap kurva rencana perubahan ini bisa bisa dalam bentuk prosentase
pekerjaan lebih cepat atau lebih lembat dari waktu yang sudah ditentukan untuk
menyelesaikan proyek
Sebagai informasi kapan waktu yang tepat untuk melakukan owner ataupun
melakukan pembayaran kepada supplier.

O.k, kita akan membuat sebuah Kurva S tentang suatu pekerjaan konstruksi sebagai contoh
akan diberikan yang simple.

Suatu pekerjaan pondasi dengan rincian harga sebagai berikut:


Pekerjaan A @ Rp.100.000,00
Pekerjaan B @Rp.150.000,00
Pekerjaan C @ Rp.Rp.200.000,00
Pekerjaan D @ Rp.Rp.150.000,00
Pekerjaan E @ Rp.400.000,00
Pekerjaan F @ Rp.100.000,00

Grand total harga seluruh pekerjaan pondasi = Rp.1.100.000,00


Langkah pertama adalah memperkirakan waktu pelaksanaan masing masing pekerjaan, kita
misalkan sebagai berikut ini

Pekerjaan A @ 6 hari
Pekerjaan B @ 2 hari
Pekerjaan C @ 2 hari
Pekerjaan D @ 1 hari
Pekerjaan E @ 3 hari
Pekerjaan F @ 1 hari

Kalau dijumlahin total harinya 15 hari dong?. Betul. tapi dalam membuat kurva S, ada item
pekerjaan yang bisa dilaksanakan bersamaan, selanjutnya menghitung bobot masing masing
pekerjaan

Rumusnya :

Misalkan adalah bobot Pekerjaan A =(rp.100.000,00/Rp.1.100.000,00)x100%=9.09


Begitu juga dengan item pekerjaan lainya dihitung satu persatu.
langkah berikutnya adalah membagi bobot pekerjaan dengan durasi kemudian meletakan
pada kolom hari pelaksanaanya

Contoh Pekerjaan A = 9.09:6=1.52

Kemudian masukan seperti tabel dibawah ini,

Langkah yang terakhir adalah menggambar kurva S sesuai dengan bilangan presentasi pada
setiap baris item pekerjaan ( huruf merah )
Demikian ini tutorial cara membuat kurva S dalam pekerjaan konstruksi yang biasanya
dipersyaratkan di dalam penyampaian dokumen penawaran. Semoga bermanfaat dan bisa
mengaplikasikannya dalam beberapa rancangan proyek yang bakal dikerjakan.

KESALAHAN PEMBACAAN DAN PEMAHAMAN KURVA-S

Kurva-S atau S-Curve mungkin metode perencanaan dan kendali waktu pelaksanaan
proyek yang paling populer dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan di
proyek. Hampir semua proyek mensyaratkan dan telah lama menggunakan kurva-s baik
proyek Pemerintah maupun Swasta. Namun pada kenyataannya, banyak sekali kejadian
dimana kurva-s tidak dimanfaatkan secara optimal dan malah sering kali salah aplikasi serta
salah kaprah.
Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek
dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai.
Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek menggunakan S-Curve dalam
perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek, baik pemerintah maupun swasta.
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan
rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu
waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan
lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana).
Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas
pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.

Manfaat Kurva-S
Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang paling banyak
digunakan dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang menjadikan alat ini hanya
sebatas hiasan dinding ruang rapat proyek. Mungkin agar terlihat keren atau yang lain.
Padahal manfaat dari Kurva-S ini cukup banyak disamping sebagai alat indikator dan
monitoring schedule pelaksanaan proyek.

Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek, yaitu:
1. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
2. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
3. Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam
satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan percepatan.
4. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
5. Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
6. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan
7. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

Kesalahan penggunaan dan persepsi Kurva-S

Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada pelaku proyek
yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan pengalaman,
ada beberapa hal yang saya anggap keliru dan belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini,
yaitu:

Anggapan bahwa progress 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan.

Asumsi ini mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan proyek.
Menurut saya ini suatu kesalahan persepsi. Contoh pada proyek gedung dimana komponen
alat M/E yang cukup tinggi hingga 25% dan dipasang di akhir pelaksanaan proyek. Hal ini
berarti kurva-s akan cukup landai di awal dan naik cukup tinggi di bagian akhir waktu
pelaksanaan. Kurva-S akhirnya cenderung berada di progres 50% pada lebih dari 50% waktu
pelaksanaan.
Persepsi yang benar adalah bahwa progres 50% belum tentu tepat pada 50% waktu
pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-
beda. Pada suatu jenis proyek pun cukup variatif terkait lingkup pekerjaan yang dikerjakan.

Bentuk kurva harus mendekati huruf S.

Banyak pelaku proyek mempersepsikan nama kurva-s berarti grafik schedule yang
terbentuk juga harus berbentuk S. Kedengaran lucu tapi ini benar-benar terjadi.
Ini juga kesalahan persepsi. Dengan alasan yang sama dengan point di atas bahwa
proyek itu unit. Ada begitu banyak variasi termasuk kasus di atas. Bentuk S pada kurva
adalah pendekatan.
Variasi bentuk S pada kurva-s akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitu
distribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidak perlu
memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai S pada kurva-s, walaupun pada
kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang mendekati huruf S.

Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering
diasumsikan terdistribusi merata.

Kesalahan ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang tepat mengenai Kurva-S.
Pemahaman yang dimaksud adalah bagaimana bobot didapatkan, bagaimana struktur biaya
masing-masing item pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan terkait urutan
pelaksanaan dan durasinya.
Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan
dalam satuan waktu dan nilai biayanya. Pada pekerjaan struktur beton untuk gedung berlantai
banyak, distribusi bobot dapat dimungkinkan untuk merata. Namun untuk kasus lain
misalnya pekerjaan M/E, tidak dapat didistribusikan merata karena pada dasarnya pekerjaan
M/E terdiri atas dua kelompok besar yaitu instalasi dan alat M/E. Komposisi biaya antara dua
kelompok biaya tersebut berbeda signifikan. Instalasi M/E diperkirakan hanya 10% dari total
biaya M/E dan alat M/E bisa mencapai 90%.

Jika dihubungkan dengan kurva-S hasil realisasi pelaksanaan, hanya menghasilkan


selisih akumulatif realisasi terhadap rencana yaitu Ahead (lebih cepat) atau Behind
(terlambat). Sangat jarang memanfaatkannya untuk estimasi atau forecast
penyelesaian proyek.

Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya mengenai manfaat schedule Kurva-
S cukup banyak. Sayang sekali apabila pada suatu proyek, schedule Kurva-S dibuat namun
tidak pernah diupdate realisasi pelaksanaannya. Proyek seakan berjalan tanpa tahu apakah
mengalami keterlambatan atau sebaliknya. Tentu berbahaya menjalankan proyek tanpa
kendali
Produk turunan dari kurva-s yang paling gampang adalah estimasi waktu penyelesaian
proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan paramter waktu perkiraan
penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan parameter ini perlu mempelajari mengenai Earned
Value Method (EVM).

Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi
pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain.

Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa Kurva-S
menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah dikerjakan.
Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benar-benar akurat.
Untuk menyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami keterlambatan,
diperlukan alat yang lain misalnya Critical Path Method (CPM) atau Earned Value Method
(EVM). Akan tetapi untuk deviasi schedule dan realisasi yang cukup besar, indikasi dari
Kurva-S sudah cukup. Pada deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk menyatakan
keterlambatan proyek.

Cara memprogres pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadap


pekerjaan fisik. Misal, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% maka progres
pekerjaan persiapan juga harus 40%.

Ini salah kaprah. Pekerjaan persiapan merupakan salah satu item pekerjaan yang
selalu ada dalam BQ dan Kurva-S. Pekerjaan persiapan memiliki karakteristik yaitu
tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan ini tidak terkait dengan progres pelaksanaan.
Seringpula pada aktualnya pekerjaan persiapan dilakukan lebih dulu seperti kantor direksi,
jalan akses, papan nama, dan lain-lain. Cakupan pekerjaan persiapan tersebut tidak terkait
dengan seberapa besar progress pelaksanaan pada item pekerjaan fisik yang lain.
Pekerjaan persiapan haruslah diprogres sesuai dengan realisasi aktual di lapangan. Hal
ini karena memprogress pelaksanaan dengan Kurva-S adalah suatu tindakan yang mengakui
biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa. Memprogress adalah sama dengan mengakui
biaya yang dikeluarkan. Perlu kesepakatan awal mengenai bobot progres pada item pekerjaan
ini.

Cara menilai progres realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat distribusi
bobot masing-masing pekerjaan pada Master Schedule S-Curve.

Perbedaan yang akhirnya akan membuat deviasi dalam pelaksanaannya. Asumsi-


asumsi terhadap menetapkan distribusi bobot item pekerjaan pada saat perencanaan schedule
dalam Kurva-S haruslah sama dengan asumsi-asumsi yang diterapkan dalam melakukan
progres realisasi pekerjaan.
Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, maka haruslah dilakukan kesepakatan di awal.
Perlu diingat bahwa distribusi bobot item pekerjaan dan ketentuan memprogres pekerjaan
adalah fokus pada biaya yang dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah disepakati baik
ditinjau terhadap BQ maupun jenis kontrak.

Percepatan dilakukan dengan mempercepat item pekerjaan yang memiliki bobot yang
besar, sehingga realisasi schedule dalam waktu singkat dapat menjadi Ahead tanpa
melihat aspek pekerjaan kritis.

Persepsi ini pada akhirnya akan membuat keterlambatan schedule berdasarkan Kurva-
S dapat dikejar namun berdasarkan aktual waktu penyelesaian sisa pekerjaan mengalami
keterlambatan karena sisa pekerjaan memiliki urutan dan ketergantungan yang membutuhkan
waktu yang lama walaupun bobot yang kecil.
Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameter yang paling penting
adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapat berhasil apabila
menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari Bar Chart. Dengan
menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauh lebih akurat.
Kesalahan dan kurang optimalnya penggunaan Kurva-S pada beberapa kasus di atas
harusnya dihindari dalam rangka mencapai target waktu yang benar. Walaupun sederhana,
Kurva-S cukup bermanfaat sebagai alat kendali waktu pelaksanaan di proyek. Pemahaman
filosofis mengenai Kurva-S akan sangat membantu proyek untuk mencapai target waktu.
Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi pengeluaran
biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakan
apakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-s
tersebut sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang tidak
tinggi dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakan
keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path Method.
Pada proyek internasional, baik Owner maupun MK menggunakan tiga alat kendali
sekaligus yaitu kurva-s, Bar Chart, dan Critical Path Method. Ketiganya digunakan dalam
mencapai akurasi penilaian dan membuat program pelaksanaan proyek agar target waktu
dapat tercapai. Mungkin kita perlu meniru dan mencoba mengaplikasikannya.

Cara reschedule kurva S dengan mudah- Pada artikel ini www.jasasipil.com akan berbagi
ilmu manajemen proyek tentang cara reschedule kurva S pada proyek gedung dengan mudah.
Reschedule sering dilakukan pada suatu proyek ketika proyek tersebut mengalami
keterlambatan jadwal pelaksanaan karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan
proyek harus di reschedule terdapat pada artikel sebelumnya yaitu Ciri-ciri proyek yang
harus direschedule. Secara teknis, reschedule sangat mudah dilakukan karena hanya
mengubah kurva S menjadi kurva S yang dischedule ulang. Pada artikel ini akan saya
sertakan dengan contoh kurva S yang mengalami keterlambatan dan yang sudah direschedule.
Pada artikel ini saya hanya akan memberikan panduan untuk reschedule kurva S saja.
Untuk membuat kurva S dari awal sudah ada di artikel Cara membuat Kurva S.
Sebelum reschedule kurva S ada baiknya analisa terlebih dahulu penyebab
keterlambatan proyek dimana saja. Ketika kita sudah menemukan beberapa penyebab utama
keterlambatan proyek maka bisa kita antisipasi dengan reschedule. Berikut beberapa langkah
yang perlu dilakukan untuk reschedule kurva S dengan mudah.
1. Cek berapa persen keterlambatan berdasarkan progres rencana dan progres realisasi
pada kurva S
2. Analisa penyebab keterlambatan proyek dan tulis dengan poin-poin yang jelas.
3. Jika sudah diketahui dengan jelas penyebab dari keterlambatan, maka dipastikan
terlebih dahulu pada schedule yang baru tidak akan terulang lagi.
4. Tentukan waktu mulai reschedule pada kurva S. Misalkan dimulai pada bulan depan
(Januari).
5. Tentukan berapa lama penambahan waktu untuk schedule kurva S yang baru.
Misalkan pada kurva S lama sudah ditentukan finish project pada bulan Maret 2016.
Tapi karena keterlambatan sampai dengan -30.13% maka reschedule ditentukan mulai
dari bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. itu artinya ada penambahan sekitar
3 bulan dari Kurva S sebelumnya. Untuk menentukan jumlah berapa bulan tergantung
dari penyebab keterlambatan dan pengalaman kerja di proyek.
6. Pada contoh kurva S ini, progress rencana 68.06% sedangkan progres realisasi hanya
37.93% sehingga deviasi keterlambatan sekitar -30.13%. Silahkan download untuk
Kurva S awal dan kurva S yang sudah direschedule. Download Di sini.
7. Setelah anda download file excel di atas, perhatikan yang sheet "kurva S". Pada
contoh ini akan kita mulai reschedule pada bulan Januari 2016. Perkiraan progres
realisasi pada bulan januari 2016 adalah 38.16%. Maka untuk membuat kurva S
reschedule, cari Progres Rencana pada minggu-minggu sebelumnya yang mempunyai
nilai progres rencana = 38.16%. Pada contoh ini terdapat pada minggu ke 32.

8. Silahkan blok semua detail progres rencana pada item-item pekerjaan. Kemudian
geser semua sampai dengan jadwal reschedule yaitu sampai bulan Juni 2016.

9. Dengan begitu pada bulan Januari 2016 antara progres rencana dengan realisasi akan
sama. Sehingga tidak lagi ada deviasi minus pada bulan Januari 2016.
Cara reschedule kurva S di atas hanyalah salah satu saja. banyak sekali metode atau cara
untuk membuat kurva S reschedule. Selamat mencoba.

Anda mungkin juga menyukai