Anda di halaman 1dari 7

1.

Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek
dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai.
Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek menggunakan S-Curve dalam
perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek, baik pemerintah maupun swasta.
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana
dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu
yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat
dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut
adalah satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada
proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.

Manfaat Kurva-S
Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang paling banyak digunakan
dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang menjadikan alat ini hanya sebatas hiasan
dinding ruang rapat proyek. Mungkin agar terlihat “keren” atau yang lain. Padahal manfaat dari
Kurva-S ini cukup banyak disamping sebagai alat indikator dan monitoring schedule
pelaksanaan proyek.
Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek, yaitu:

 Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
 Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
 Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam
satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan percepatan.
 Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
 Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
 Untuk mengetahui perkembangan program percepatan
 Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

Kesalahan penggunaan dan persepsi Kurva-S


Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada pelaku proyek yang
salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan pengalaman, ada
beberapa hal yang saya anggap keliru dan belum lengkap dalam aplikasi Kurva-S ini, yaitu:

 Anggapan bahwa progress 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan.

Asumsi ini mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan proyek. Menurut
saya ini suatu kesalahan persepsi. Contoh pada proyek gedung dimana komponen alat M/E
yang cukup tinggi hingga 25% dan dipasang di akhir pelaksanaan proyek. Hal ini berarti
kurva-s akan cukup landai di awal dan naik cukup tinggi di bagian akhir waktu pelaksanaan.
Kurva-S akhirnya cenderung berada di progres 50% pada lebih dari 50% waktu pelaksanaan.
Persepsi yang benar adalah bahwa progres 50% belum tentu tepat pada 50% waktu
pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek berbeda-
beda. Pada suatu jenis proyek pun cukup variatif terkait lingkup pekerjaan yang dikerjakan.

 Bentuk kurva harus mendekati huruf S. Banyak pelaku proyek mempersepsikan nama
kurva-s berarti grafik schedule yang terbentuk juga harus berbentuk S. Kedengaran lucu
tapi ini benar-benar terjadi.
Ini juga kesalahan persepsi. Dengan alasan yang sama dengan point di atas bahwa proyek itu
unit. Ada begitu banyak variasi termasuk kasus di atas. Bentuk S pada kurva adalah
pendekatan.
Variasi bentuk S pada kurva-s akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitu distribusi
bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidak perlu
memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai S pada kurva-s, walaupun pada kebanyakan
kasus kurva yang terbentuk memang mendekati huruf S.

 Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering
diasumsikan terdistribusi merata.

Kesalahan ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang tepat mengenai Kurva-S.
Pemahaman yang dimaksud adalah bagaimana bobot didapatkan, bagaimana struktur biaya
masing-masing item pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan terkait urutan
pelaksanaan dan durasinya.
Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan dalam
satuan waktu dan nilai biayanya. Pada pekerjaan struktur beton untuk gedung berlantai
banyak, distribusi bobot dapat dimungkinkan untuk merata. Namun untuk kasus lain misalnya
pekerjaan M/E, tidak dapat didistribusikan merata karena pada dasarnya pekerjaan M/E
terdiri atas dua kelompok besar yaitu instalasi dan alat M/E. Komposisi biaya antara dua
kelompok biaya tersebut berbeda signifikan. Instalasi M/E diperkirakan hanya 10% dari total
biaya M/E dan alat M/E bisa mencapai 90%.

 Jika dihubungkan dengan kurva-S hasil realisasi pelaksanaan, hanya menghasilkan


selisih akumulatif realisasi terhadap rencana yaitu Ahead (lebih cepat) atau Behind
(terlambat). Sangat jarang memanfaatkannya untuk estimasi atau forecast penyelesaian
proyek.

Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya mengenai manfaat schedule Kurva-S cukup
banyak. Sayang sekali apabila pada suatu proyek, schedule Kurva-S dibuat namun tidak
pernah diupdate realisasi pelaksanaannya. Proyek seakan berjalan tanpa tahu apakah
mengalami keterlambatan atau sebaliknya. Tentu berbahaya menjalankan proyek tanpa
kendali
Produk turunan dari kurva-s yang paling gampang adalah estimasi waktu penyelesaian
proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan paramter waktu perkiraan
penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan parameter ini perlu mempelajari mengenai Earned
Value Method (EVM).

 Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi
pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain.

Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa Kurva-S menyatakan
realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah dikerjakan. Dasar tersebut
berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benar-benar akurat.
Untuk menyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami keterlambatan, diperlukan
alat yang lain misalnya Critical Path Method (CPM) atau Earned Value Method (EVM). Akan
tetapi untuk deviasi schedule dan realisasi yang cukup besar, indikasi dari Kurva-S sudah
cukup. Pada deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk menyatakan keterlambatan proyek.

 Cara memprogres pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadap


pekerjaan fisik. Misal, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% maka progres
pekerjaan persiapan juga harus 40%.

Ini salah kaprah. Pekerjaan persiapan merupakan salah satu item pekerjaan yang selalu ada
dalam BQ dan Kurva-S. Pekerjaan persiapan memiliki karakteristik yaitu tergantung dengan
waktu. Artinya pekerjaan ini tidak terkait dengan progres pelaksanaan. Seringpula pada
aktualnya pekerjaan persiapan dilakukan lebih dulu seperti kantor direksi, jalan akses, papan
nama, dan lain-lain. Cakupan pekerjaan persiapan tersebut tidak terkait dengan seberapa
besar progress pelaksanaan pada item pekerjaan fisik yang lain.
Pekerjaan persiapan haruslah diprogres sesuai dengan realisasi aktual di lapangan. Hal ini
karena memprogress pelaksanaan dengan Kurva-S adalah suatu tindakan yang mengakui
biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa. Memprogress adalah sama dengan mengakui
biaya yang dikeluarkan. Perlu kesepakatan awal mengenai bobot progres pada item pekerjaan
ini.

 Cara menilai progres realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat distribusi
bobot masing-masing pekerjaan pada Master Schedule S-Curve.

Perbedaan yang akhirnya akan membuat deviasi dalam pelaksanaannya. Asumsi-asumsi


terhadap menetapkan distribusi bobot item pekerjaan pada saat perencanaan schedule dalam
Kurva-S haruslah sama dengan asumsi-asumsi yang diterapkan dalam melakukan progres
realisasi pekerjaan.
Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, maka haruslah dilakukan kesepakatan di awal. Perlu
diingat bahwa distribusi bobot item pekerjaan dan ketentuan memprogres pekerjaan adalah
fokus pada biaya yang dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah disepakati baik ditinjau
terhadap BQ maupun jenis kontrak.

 Percepatan dilakukan dengan mempercepat item pekerjaan yang memiliki bobot yang
besar, sehingga realisasi schedule dalam waktu singkat dapat menjadi Ahead tanpa
melihat aspek pekerjaan kritis.

Persepsi ini pada akhirnya akan membuat keterlambatan schedule berdasarkan Kurva-S dapat
dikejar namun berdasarkan aktual waktu penyelesaian sisa pekerjaan mengalami
keterlambatan karena sisa pekerjaan memiliki urutan dan ketergantungan yang membutuhkan
waktu yang lama walaupun bobot yang kecil.
Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameter yang paling penting
adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapat berhasil apabila
menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari Bar Chart. Dengan
menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauh lebih akurat.

Kesalahan dan kurang optimalnya penggunaan Kurva-S pada beberapa kasus di atas harusnya
dihindari dalam rangka mencapai target waktu yang benar. Walaupun sederhana, Kurva-S
cukup bermanfaat sebagai alat kendali waktu pelaksanaan di proyek. Pemahaman filosofis
mengenai Kurva-S akan sangat membantu proyek untuk mencapai target waktu.
Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi pengeluaran biaya
atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakan apakah
proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-s tersebut
sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang tidak tinggi
dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakan
keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path Method.
Pada proyek internasional, baik Owner maupun MK menggunakan tiga alat kendali sekaligus
yaitu kurva-s, Bar Chart, dan Critical Path Method. Ketiganya digunakan dalam mencapai
akurasi penilaian dan membuat program pelaksanaan proyek agar target waktu dapat tercapai.
Mungkin kita perlu meniru dan mencoba mengaplikasikannya.

Kurva – S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai
komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau persentase (%)
penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada kurva–S dapat digambarkan
kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun berdasarkan
perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila terjadi penyimpangan. Oleh
karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam melihat penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan proyek, maka pengendalian
proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian suatu
proyek.
Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu
vertikal menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau persentase
penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk
karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:

1.Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.


2.Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
3.Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir

Berikut Saya berikah Beberapa Contoh Kuva - S yang setiap harinya saya olah di dunia
konstruksi :
Kurva S atau dalam bahasa kerennya disebut S-Curve. Kurva S secara grafis adalah
penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada
sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah
dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana dengan kurva pelaksanaan
memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat,
ataupun lebih dari yang direncanakan.

Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk
mengetahui kemajuan proyek tersebut.

Copas Dari Mas Haris Pradipta :

Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini.

Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:

Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot
kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding
akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode
adalah:
Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode
sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Selanjutnya, dibuatkan
kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya, seperti pada gambar di bawah ini.

klik untuk perbesar


2.

Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap-tiap jenis
kegiatan pekerjaan (dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding
dialokasikan menjadi 6 minggu). Mungkin bagi para ahli manajemen proyek, ini
bukan hal yang sulit namun bagi gue hal ini cukup membuat gue tidak bisa tidur
semalaman.

Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara
volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi
material batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari.

Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil
pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh
hari dalam satu minggu.

Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding
sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah
konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama dengan 6,7 m2 (tebal
bata pada umumnya), maka:

51 m3 x 6,7 = 341,7 m2

Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan
kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:
Jika dalam time schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu,
maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:

Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787 %, maka persentase
tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya
dimasukkan pada chart pada time schedule dalam satuan persen yang telah
ditemukan, yaitu 0,965 %.

Nah, sekarang sudah dapat kita ketahui darimana angka 0,965 di gambar time
schedule di atas dan bagaimana cara alokasi waktu enam minggu untuk pekerjaan
beton/dinding

Anda mungkin juga menyukai