Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN

JARINGAN IRIGASI DAN


DRAINASE
VAPORASI Dan EVAPOTRASPIRASI

PERTEMUAN KE 3
PATRICIA KANICIA DJAWU
 adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini
adalah kebalikan dari kondensasi.
 Umumnya penguapan dapat dilihat dari
lenyapnya cairan secara berangsur-angsur
ketika terpapar pada gas dengan volume
signifikan.

PENGUAPAN ATAU EVAPORASI


 Transpirasi berbeda dengan penguapan atau
evaporasi sederhana karena berlangsung di
jaringan hidup serta dipengaruhi oleh fisiologi
tumbuhan.

TRANSPIRASI
 Pengertian kondensasi atau pengembunan
adalah perubahan wujud benda ke wujud yang
lebih padat, seperti gas atau uap menjadi
cairan. Kondensasi terjadi saat uap didinginkan
menjadi cairan, akan tetapi bisa juga terjadi jika
sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan
ditingkatkan) menjadi cairan atau mengalami
kombinasi dari pendinginan serta kompresi.
Cairan yang sudah terkondensasi dari uap
disebut kondensat.

KONDENSASI
 Pengertian gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk
cairan dari jaringan daun. Istilah gutasi pertama kali
digunakan oleh Burgerstein.
 Gutasi terjadi pada saat kondisi tanah sesuai sehingga
penyerapan air menjadi tinggi akan tetapi laju penguapan
atau transpirasi rendah ataupun pada saat penguapan air
sulit terjadi karena tingginya kelembaban udara.
 Proses gutasi terjadi pada struktur daun yang persis dengan
stomata yang bernama hidatoda. Gutasi bisa diamati dengan
munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun secara
teratur.
GUTASI
 gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan
yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh
tanaman dilepas ke atmosfer.
 Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai
sumber seperti tanah, atap, dan badan air.
 Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam tumbuhan
yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun.
 Evapotranspirasi adalah bagian terpenting dalam siklus air

EVAPOTRANSPIRASI
 Metode tak langsung
 Data dari evaporasi panci dapat digunakan
untuk memperkirakan evaporasi di danau,
namun transpirasi dan evaporasi yang terhalang
hujan atau vegetasi tidak bisa diketahui. Data
dari evaporasi panci kemudian digunakan untuk
memperkirakan evapotranspirasi secara tidak
langsung.

MEMPERKIRAKAN
EVAPOTRANSPIRASI
 Keseimbangan air tangkapan
 Evapotranspirasi dapat diperkirakan dengan
membuat persamaan keseimbangan air dari
daerah badan air. Jumlah air di badan air, S,
dihitung dengan rumus:
 {\displaystyle \Delta S={P-ET-Q-D}\,\!}dengan
presipitasi P, dan evapotranspirasi ET, aliran
permukaan Q, dan pengisian ke air tanah
(perkolasi) D.
 Persamaan yang lebih umum dan digunakan secara luas untuk
memperkirakan evapotranspirasi adalah persamaan
Penman dan Penman-Monteith yang direkomendasikan oleh FAO.
 Persamaan yang lebih sederhana seperti persamaan Blaney-
Criddle banyak digunakan namun tidak akurat untuk daerah yang
memiliki kelembaban udara tinggi.
 Persamaan Makkink, yang sederhana namun harus dikalibrasi sesuai
dengan daerahnya, dan persamaan Hargreaves. Untuk mengubah nilai
evapotranspirasi yang didapatkan menjadi nilai evapotranspirasi
tanaman pertanian aktual, koefisien tanaman dan koefisien stres harus
digunakan. Koefisien tanaman merupakan nilai yang didapatkan dari
model percobaan yang dapat diprediksi, yang nilainya bervariasi
berdasarkan kondisi fase pertumbuhan tanaman dan musimnya.

PERSAMAAN
HIDROMETEOROLOGI
 Metode lainnya adalah menggunakan keseimbangan
energi:
E=Rn + G – H
di mana λE adalah energi yang dibutuhkan untuk
mengubah fase air dari cair ke gas, Rn adalah radiasi
matahari, G adalah fluks panas tanah, dan H adalah fluks
panas sensibel.

 Algoritme SEBAL memuat solusi keseimbangan energi


pada permukaan tanah menggunakan citra satelit. Cara
ini dapat digunakan untuk mencari nilai evapotranspirasi
aktual dan potensial per piksel gambar. Evapotranspirasi
adalah kunci untuk manajemen air dan performa irigas

KESEIMBANGAN ENERGI
 Lisimeter digunakan untuk mengukur ET secara
eksperimen.
 Berat tanah diukur secara kontinu dan
perubahan berat tanah mengindikasikan
perubahan kadar air tanah, yang lalu dikonversi
ke luas tanah yang digunakan dalam lisimeter.
 Perubahan kadar air tanah dapat disebabkan
oleh ET dan perkolasi, namun perkolasi dapat
diukur dengan lisimeter karena air yang jatuh
juga ditangkap oleh lisimeter.

METODE EKSPERIMENTAL
 Pada daerah aliran sungai (catchment area)
dengan tanaman-tanaman yang tumbuh di
dalamnya, juga akan mengalami penguapan,
baik penguapan dari tanaman ( transpirasi)
ataupun penguapan dari permukaan tanah.
Kedua hal diatas dicakup dalam pengertian
Evapotranspirasi.
 Evapotranspirasi didefinisikan sebagai
penguapan dari suatu daerah aliran sungai
sebagai akibat pertumbuhan tanaman
didalamnya (schulz, 1976).
 Data iklim yang diperlukan untuk perhitungan ini
adalah yang berkenaan dengan :
a. Temperatur (harian maksimum, minimum dan
rata-rata).
b. Kelembapan relative.
c. Sinar matahari (lamanya dalam sehari).
d. Angin (kecepatan dan arah).
Contoh Perhitungan Evaporasi dan Trasnpirasi
dengan Metoda Penmanmetode penman
TABEL DATA KLIMATOLOGI RERATA BULANAN STASIUN PLAMBONGAN
TAHUN 1994-2003
( DITJEN PENGAIRAN WILAYAH PROFINSI DIY )
• Menghitung Radiasi matahari netto yang
diserap bumi (Sn)
• Radiasi matahari biasanya diukur di stasiun
meteorologi dengan menggunakan alat
radiometer.
• Selain menggunakan alat tersebut, radiasi
matahari juga dapat diukur dengan alat
perekam penyinaran matahari.
• Untuk wilayah indonesia banyaknya radiasi
matahari yang jatuh dapat ditaksir
menggunakan persamaan berikut :
 Beberapa ahli telah mengembangkan suatu
hubungan antara kehilangan radiasi gelombang
panjang netto dan parameter meteorologi
didekat permukaan tanah. Persamaanya
sebagai berikut :

MENGHITUNG RADIASI MATAHARI


NETTO YANG DI PANCARKAN BUMI
(LN)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai