Anda di halaman 1dari 19

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai

berikut : Lapisan tanah dasar (sub grade) Lapisan pondasi bawah (subbase course) Lapisan pondasi atas (base course) Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Secara garis besar lapisan perkerasan terbagi menjadi tiga, yaitu :


1. Perkerasan Konvensional

Lapisan perkerasan jalan ini dikatakan konvensional karena beberapa sebab, antara lain:
y

Teknik pengerjaannya relatif seerhana dan tidak memerlukan

penanganan teknologi tinggi atau keahlian tertentu


y y

Bahan atau material yang digunakan masih alami (belum diolah) Kualitas dan mutu jalan relatif rendah (karena digunakan pada jalur

yang tingkat LHR-nya tergolong rendah)


y

Meskipun teknologinya sederhana, namun lapisan perkerasan jalan

ini memerlukan perawatan yang relatif tinggi. Bahan pengikat (binder) antar material tidak ada, meskipun dalam beberapa hal menggunakan bahan pengikat namun bahan pengikat tersebut tergolong sederhana, misalnya tanah liat.

2. Perkerasan Modern/Maju

Lapisan perkerasan jalan ini dikatakan modern/maju karena beberapa sebab, antara lain:
y

Teknologi yang digunakan dalam pengerjaan di lapangan sudah

maju, yaitu menggunakan keahlian khusus


y

Bahan atau material yang digunakan sebagian besar merupakan hasil

olah teknologi (hasil pabrikasi), misalnya bahan pengikat menggunakan aspal atau semen
y

Kualitas dan mutu jalan yang dihasilkan lebih baik (karena

digunakan pada jalur yang tingkat LHR-nya tergolong tinggi)


y

Meskipun teknologinya yang digunakan merupakan teknologi tinggi,

namun lapisan perkerasan jalan ini justru memerlukan perawatan yang rendah
y

Karena menggunakan teknologi pengerjaan dan bahan yang tinggi

sehingga jalan yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga umur rencana relatif tinggi Jenis-jenis lapis perkerasan modern/maju adalah sebagai berikut: 1.FLEXIBLE PAVEMENT Perkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah sistem perkerasan dimana konstruksinya terdiri dari beberapa lapisan. Tiap-tiap lapisan perkerasan pada umumnya menggunakan bahan maupun persyaratan yang berbeda sesuai dengan fungsinya yaitu, untuk menyebarkan beban roda kenderaan sedemikian rupa sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar dalam batas daya dukungnya. Umumnya bagian-bagian lapisan perkerasan tersebut terdiri dari: 1. Tanah dasar (Subgrade) 2. Lapisan pondasi bawah ( Subbase Course) 3. Lapisan pondasi atas ( Base Course) 4. Lapisan permukaan ( Surface Course) Adapun tiap-tiap lapisan tersebut diatas dapat digambarkan sbb:

Gambar 1. Lapisan-lapisan Pada Perkerasan lentur

 Lapisan tanah dasar (Subgrade) Tanah dasar (subgrade) adalah merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini. Tanah dasar ini dapat terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerah galian) ataupun tanah timbun yang dipadatkan (pada daerah urugan). Mengenai persyaratan teknik untuk material tanah sebagai pembentuk tanah dasar ini adalah sebagai berikut: - Bukan tanah organis. - Sebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi yang diklafisikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan Klafisikasi MSHTO atau sebagai CH dalam sitim klasifikasi unified. - Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada daerah/lapisan dibawah 80 cm dari tanah dasar ataupun pada bagian dasar dari urugan. Ataupun urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung yang tinggi. - Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari dan dipadatkan 100 % dari kepadatan kering maximum. - Persyaratan kepadatan;

Harus dipadatkan sampai dengan 95 % dari kepadatan kering maximum pada lapisan 30 cm ke bawah dari subgrade (Proctor standard). 30 cm keatas harus dipadatkan 100 % dari kepadatan kering maximum ( Proctor standard ). Penggunaan tanah sebagai bahan untuk pembuatan jalan umumnya hanya terbatas pada penyiapan badan jalan yaitu untuk membentuk lapisan pendasar (subgrade) pada daerah timbunan ataupun pada daerah yang kondisi tanah aslinya tidak memenuhi spesifikasi sehingga memerlukan penggantian tanah.

 Lapisan pondasi bawah Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu: 1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda. 2. Mencapai effisiensi penggunaan material yang relatip murah agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi). 3. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi. 4. Sebagai lapisan peresapan (drainage blanket sheet) agar air tanah tidak mengumpul dipondasi maupun ditanah dasar. 5. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Hal ini sehubungan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat berat atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca. Material yang umum digunakan untuk lapisan pondasi bawah sesuai dengan jenis konstruksinya adalah: - Batu belah dengan balas pasir (sistim telford) - Tanah campur semen (soil cement base) - Aggregat klas B (sistim podasi aggregate)

 Lapisan pondasi atas Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi atas ini antara lain yaitu: 1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda. 2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah. 3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan. Bahan yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah jenis bahan yang cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan material dengan nilai CBR > 50 % dan plastisitas Index ( PI ) < 4 %. Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen (soil cement base) dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas. Material yang umum digunakan dilndonesia untuk lapisan pondasi atas sesuai dengan jenis konstruksinya adalah: - Tanah campur semen (soil cement base) - Aggregat klas A (sistim podasi aggregate) - kerikil (Pondasi Macadam)

 Lapis resap pengikat / lapis perekat (prime coat/tackcoat) Prime coat adalah laburan aspal pada permukaan yang belum beraspal berfungsi untuk memberi ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisan perkerasan diatasnya. Sedangkan tackcoat adalah laburan aspal pada permukaan yang sudah beraspal, berfungsi untuk memberi ikatan antara permukaan tsb dengan lapisan perkerasan diatasnya .
y Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan untuk primecoat adalah : - AC 10 ( penetrasi 80-100 ), AC 20 ( penetrasi 60-70 ) diencerkan dengan minyak tanah 80 PPh ( 80 bagian minyak dengan 100 bagian aspal ) atau disesuaikan kebutuhan dilapangan. - MC 30 ( aspal cair / Cutback Asphalt) - Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi ) Bahan yang digunakan untuk Tackcoat adalah : - AC 10 (penetrasi 80-100), AC 20 (penetrasi 60 -70) diencerkan dengan minyak tanah 25 sid 30 PPh (25/30 bagian minyak dengan 100 bagian aspal) atau disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )


y Takaran Pemakaian

a. Untuk prime coat - Untuk lapisan pondasi agregat 0,4 -1,3 l/m2. 0,2 -1,0 l/m2.

- Untuk lapisan pondasi tanah semen b. Untuk tackcoat

c. suhu penyemprotan

 Lapisan permukaan Lapis permukaan adalah bagian perkerasan terletak paling atas. Lapis permukaan ini berfungsi antara lain: 1. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan gaya lintang dari beban roda kendaraan. 2. Sebagai lapisan kedap air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca. 3. Sebagai lapisan aus (wearing course) Bahan yang umum digunakan untuk lapis permukaan (surface Course) ini antara lain: - Aspal campuran panas ( Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS I AC - Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis Slurry seal,DGEM, OGEM dan Macadam emulsion - Lapisan Penetrasi Macadam (Lapen) - Labur Aspal satu lapis (Burtu) - Labur aspal dua lapis (Burda) - Laburan Aspal (Buras)

- Lapisan tipis as buton murni (Latasbum) - Lapisan as buton agregat (Lasbutag) - Lapisan tipis aspal pasir (Latasir)

2.RIGID PAVEMENT Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah : Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen. Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).

Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi. Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat. Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut.  Jenis-Jenis Perkerasan Jalan Beton Semen Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut : Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel. Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton). Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.

3.COMPOSITE PAVEMENT Adalah jenis perkerasan yang mengguanakan 2 jenis bahan berbeda, yaitu gabungan antara bahan aspal dan bahan beton. Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di

atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya. Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal. Tabel perbedaan antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan Lentur

Gambar Lapisan Penutup Badan Jalan:

PROSES PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN & PERALATAN YANG DIGUNAKAN Berikut ini adalah urutan kerja pembuatan jalan asphalt beserta alatalat berat beserta kegunannya:  Pembersihan dan Perataan Lahan Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun pepohonan, kemudian diratakan. Untuk membersihkan jalan dan menggali ataupun memgurug tanah, digunakan alat escavator,

Gambar 1. Ecavator Setelah lahan dibersihkan, kemudian dilakukan pekerjaan perataan tanah dengan menggunakan alat Bulldozer.

Gambar 2. Bulldozer

Setelah dilakukuan penggalian, maka tanah hasil galian dipindahkan dengan menggunakan Dump Truck.

Gambar 3. Dump truck

Penghampiran Material Pondasi Bawah Penghamparan material pondasi bawah berupa batu kali menggunakan alat dump truck, yang kemudian diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat Tandem Roller.

Gambar 4. Tandem roller Pekerjaan perataan dengan Tandem Roller dilakukan lagi pada saat penghamparan lapis pondasi atas dan lapis permukaan. Pada saat penghamparan material pondasi, dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi urugan dengan alat Theodolit beserta perlengkapan lainnya.

Penghamparan Lapis Asphalt Setelah lapisan pondasi bawah selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah penghamparan asphalt yang sebelumnya sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga adonan asphalt sudah mencair. Untuk menghamparkan asphalt digunakan alat Asphalt Finisher.

Gambar 5. Asphalt Finisher Setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah diukur dengan menggunakan theodoit sesuai dengan perencanaan pekerjaan yang sudah dibuat, selanjutnya adalah pemadatan dengan bulldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang sudah direncanakan.

Pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan menggunakan alat Peneumatic Roller.

Gambar 6. Peneumatic Roller Setelah semua proses sudah dilakukan, maka jalan raya sudah jadi dengan konstruksi sebagai berikut:

PROSES PEMADATAN JALAN Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori pori tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis

(menggilas/memukul/mengolah). Tanah yang dipakai untuk pembuatan tanah dasar pada jalan, tanggul/bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal ini dilakukan untuk memperoleh:  Menaikan kekuatannya.  Memperkecil daya rembesan airnya.  Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan adalah sebagai berikut : a. Tebal lapisan yang dipadatkan. Untuk mendapatkan suatu kepadatan tertentu makin teballapisan yang akan dipadatkan, maka diperlukan alat pemadat yang makin berat. Untuk mencapai kepadatan tertentu maka pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis bergantung dari jenis tanah dan alat pemadat yang dipakai, misalnya untuk tanah lempung tebal lapisan 15 cm, sedangkan pasir dapat mencapai 40 cm.

b. Kadar Air Tanah. Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan, jika kadar air dinaikkan dengan menambah air, air tersebut seolah-olah sebagai pelumas antara butiran tanah sehingga mudah dipadatkan tetapi bila kadar air terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. Jadi untuk memperoleh kepadatan maximum; diperlukan kadar air yang optimum. Untuk mengetahui kadar air optimum dan kepadatan kering maximum diadakan percobaan pemadatan dilaboratorium yang dikenal dengan :  Standard Proctor Compaction Test  Modified Compaction Test c. Alat Pemadat Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang akan dicapai. Pada pelaksanaan dilapangan; tenaga pemadat tersebut diukur dalam jumlah intasan alat pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri. Alat pemadat maupun tanah yang akan dipadatkan bermacam-macan jenisnya, untuk itu pemilihan alat pemadat harus disesuaikan dengan jenis tanah yang akan dipadatkan agar tujuan pemadatan dapat tercapai.

Peralatan Pemadat Macam-macam peralatan yang dipergunakan sehubungan dengan pekerjaan pemadatan lapis pondasi jalan umumnya ada dua jenis yaitu yang dilaksanakan secara mekanik darl manual dimana keduanya di raikan sbb: u 1. PERALATAN MEKANIK Jenis peralatan ini digerakkan oleh tenaga mesin sehingga pekerjaan pemadatan dapat dilaksanakan lebih cepat dan lebih baik. Adapun jenisjenis peralatan yang umum digunakan antara lain: a. Penggilas Getar ( Vibration Roller) Alat pemadat ini mempunyai effesiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Effek yang diakibatkan oleh penggilas getar ini adalah gaya dinamis terhadap tanah, butir-butir tanah cederung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butiran-butirannya,

sehingga akibat getaran ini tanah menjadi padat dan dengan susunan yang lebih kompak. b. Penggilas Besi Berpermukaan Halus (Smooth Steel Roller). Roda pemadat ini adalah silinder baja yang berpermukaan rata (halus). Alat ini cocok digunakan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada tanah pasir/lempung. Penggilasan dengan memakai alat dari type ini tidak dianjurkan untuk pekerjaan yang menginginkan tingkat pemadatan yang tinggi pada lapisan yang tebal. Adapun macammacam/type dari alat ini adalah sebagai berikut : 1. Three Wheel Roller. Penggilas type ini juga sering disebut penggilas Mac Adam, karena jenis ini sering dipergunakan dalam usaha-usaha pemadatan material berbutir kasar. Pemadat ini mempunyai 3 buah silinder baja, untuk menambah bobot dari pemadat jenis ini maka roda silinder dapat diisi dengan zat cair (minyak/air) ataupun pasir. Pada umunya berat penggilas ini berkisar antara 6 s/d 12 ton.

2. Tandem Roller Penggunaan dari alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus. Alat ini mempunyai 2 buah roda silinder baja dengan bobot 8 s/d 14 ton. Penambahan bobot dapat dilakukan dengan menambahkan zat cair.

3. Pneumatik Tired Roller ( PTR ). Roda-roda penggilas ini terdiri dari roda-roda ban karet. Susunan dari roda muka dan belakang berselang-seling sehingga bagian dari roda yang tidak tergilas oleh roda bagian muka akan tergilas oleh roda bagian belakang. Tekanan yang diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. PTR ini sesuai digunakan untuk pekerjaan penggilasan bahan yang granular, juga baik digunakan pada tanah lempung dan pasir.

2. PERALATAN MANUAL Jenis peralatan ini digerakkan dengan tenaga manusia/hewan sehingga pekerjaan pemadatan ditaksanakan lebih lambat dan hasil pemadatan kurang memuaskan tetapi sangat berguna untuk pelaksanaan pemadatan didaerah terpencil/pedesaan dimana sulit untuk mendatangkan peralatan pemadat mekanik karena biaya yang mahal. Adapun jenis-jenis peralatan yang umum digunakan antara lain:

a. Alat pemadat tangan

b. Alat pemadat silinder beton Alat ini berupa roda yang berbentuk silinder terbuat dari beton cor. Cara melakukan pemadatannya adalah ditarik dengan hewan seperti kerbau atau lembu dan dapat juga mempergunakan kenderaan bermotor sebagai penariknya.

Anda mungkin juga menyukai