Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE

PEMBUATAN LEGER JALAN NASIONAL


TAHUN ANGGARAN 2017

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Bina Marga
Program : Program Penyelenggaraan Jalan
Hasil (Outcome) : Tersedianya Leger Jalan Nasional
Kegiatan : Paket I Leger Jalan (Sp. Kota Pinang, Cs)
Indikator Kinerja Kegiatan : Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional
Keluaran (Output) : Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Jalan dan Jembatan
Volume : 68.29
Satuan Ukur : KM

Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 78/PRT/M/2005 Tentang Leger Jalan;
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 141/M/KPTS/2012 Tentang Pelimpahan Wewenang
Menteri Pekerjaan Umum kepada Para Kepala Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Untuk
Menandatangani Penetapan Leger Jalan Nasional;
d. Surat Direktur Jenderal Bina Marga dalam surat no PL 07-01-Db/142 pada tanggal 20 April 2011
Tentang Penggunaan Leger Jalan Untuk Mendukung Akuntabilitas Pencatatan Aset Jalan dan
Jembatan Pada Satuan Kerja Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 011 tahun 2008 tentang Pedoman Leger Jalan;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2006 Tentang Pengamanan dan Perkuatan
Hak Atas Tanah Kementerian Pekerjaan Umum.
g. Surat edaran Setdijen Direktorat Jenderal Bina Marga Nomor JL.10.05-Bs/51 Tentang Mutu Beton
untuk Patok Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Patok Leger Jalan (L J)

1. LATAR BELAKANG
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan mengatur bahwa setiap penyelenggara jalan
wajib mengadakan leger jalan yang terdiri atas pembuatan, penetapan, pemantauan, pemuktahiran,
penyimpanan dan pemeliharaan, penggantian, serta penyampaian informasi. Leger jalan adalah dokumen
yang memuat antara lain peta lokasi ruas jalan, data jalan dan jembatan, data utilitas dan reklame, dan data
ruang milik jalan. Leger Jalan digunakan untuk mengetahui kekayaan negara yang ada pada ruas jalan
meliputi tanah, jalan dan jembatan. Selain itu leger jalan digunakan sebagai salah satu informasi untuk
pemanfaatan, pemeliharaan dan rekonstruksi jalan.

Pembuatan leger jalan adalah pengumpulan data antara lain data jalan dan jembatan, data utilitas dan
reklame, dan data ruang milik jalan yang ada pada ruas jalan, kemudian memetakan data tersebut dalam
peta skala 1:1000, serta menyajikannya dalam kartu leger dan laporan lainnya sehingga menjadi informasi
yang berguna bagi satker dalam penyelenggaraan jalan. Satu dokumen leger jalan memuat informasi untuk
satu ruas jalan.

Mulai tahun 2011 Satker Preservasi dan Satker Pembangunan berubah menjadi Satker Pelaksanaan Jalan
Wilayah, yang mana setiap satker tidak hanya menangani proyek pembangunan tetapi juga pemeliharaan,
atau bukan hanya road project manager saja tetapi juga road asset manager. Satker pelaksanaan Jalan
Wilayah sekarang menjadi ujung tombak penyelenggaraan jalan di provinsi. Direktur Jenderal Bina Marga
melalui surat Nomor PL 07-01-Db/142 pada tanggal 20 April 2011, menginstruksikan Kepala Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional untuk membuat leger jalan dan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum No. 141/M/KPTS/2012, tanggal 18 Juni 2012 penetapan leger dilakukan oleh Kepala Balai
Besar/Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional atas nama Menteri Pekerjaan Umum.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan pembuatan leger jalan nasional sebanyak 2 (Dua) ruas
yang menjadi tanggung jawab Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Sumatera
Utara dengan rincian sebagai berikut :
No. Nama Ruas No. Link Kabupaten Panjang
Ruas (KM)
1. Jl. Sp. Kota Pinang Bts. Kab. 03.076 Kab. Paluta 38,84
Paluta/Bts. Kab. Labusel Kab. Labusel
2. Jl. Sisingamangaraja 029.12.K Kab. Paluta 29,45
(Sidikalang)
TOTAL 68,29

Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan nasional melalui
ketersediaan dokumen leger yang mutakhir pada Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah.

3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama dan Organisasi pengguna jasa adalah Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah II Provinsi Sumatera
Utara, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Nama : Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah II Provinsi Sumatera Utara
Alamat : Jl. Busi Dalam No. 7 Medan
Telepon : 061 - 7866804
Faksimili : 061 - 7866804

4. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini didanai oleh DIPA TA. 2017 Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi
Sumatera Utara.

5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 6 (Enam) bulan

6. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum lingkup pekerjaan ini terdiri dari :
a. Persiapan dan koordinasi;
b. Pengumpulan data jalan dan identifikasi lapangan meliputi : data as-built drawing data
penanganan jalan terakhir, rumija jalan, jembatan, gorong-gorong, guard rail, rambu, lampu
penerangan, utilitas dan reklame, dan data lainnya sesuai petunjuk kepala Satker;
c. Pemetaan ruas jalan dalam skala 1:1000 meliputi pengikatan koordinat dengan Jaring Kontrol
Horizontal Nasional (JKHN) dan perapatan JKHN dengan memasang patok leger jalan setiap 5
km. Pemasangan patok rumija setiap maks 100m, pengukuran situasi obyek yang akan dipetakan
dan pengukuran cross section jalan setiap maks 100m, pengolahan data dan penggambaran peta;
d. Penyajian dalam ringkasan data dan kartu leger meliputi alinyemen horizontal, alinyemen
vertikal, penampang melintang, dan data numerik, dan foto dokumentasi;
e. Persetujuan dan penetapan leger jalan.

Bagan alir tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut :

Pengumpulan Pengukuran Penyajian Persetujuan


Persiapan Data dan dan dalam dan
Identifikasi Pemetaan kartu leger Penetapan
Lapangan Skala 1:1000

7. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Kegiatan pembuatan leger jalan diawali dengan pengumpulan data jalan pada Satker PJNW II
Provinsi Sumatera Utara dan PPK yang menangani ruas jalan yang akan dilegerkan, selain itu
diperlukan koordinasi dengan P2JN untuk memperoleh data survey IRMS/BMS, dan koordinasi
dengan PT PLN, PDAM, Telkom untuk data utilitas yang tertanam pada badan jalan.
Berikutnya adalah melakukan identifikasi lapangan atas jalan dan bangunan meliputi perkerasan,
bahu, saluran, jembatan, gorong-gorong, batas rumija, guard rail, rambu, lampu penerangan, dan
utilitas.
Pengumpulan data dan identifikasi di lapangan, harus mendapat persetujuan Kasatker/PPK, baru
kemudian dilakukan pengukuran. Salah satu persetujuan adalah mengenai jumlah dan lokasi
pemasangan patok rumija (RMJ) dan patok leger jalan (L J) di lapangan, dilakukan pengukuran
koordinat patok L J dan memetakannya ke dalam peta skala 1:1000. Koordinat peta harus mengacu
pada koordinat Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) atau Titik Dasar Teknik yang dibangun
oleh Bakosurtanal/Badan Informasi Geospasial atau BPN minimun orde 3. Dalam pengukuran
diperlukan perapatan JKHN disepanjang ruas jalan dengan memasang patok leger jalan setiap 5 Km.
Pengikatan Patok Leger Jalan dengan Titik Dasar Teknik dilakukan dengan alat ukur GPS Geodetik.
Pengukuran situasi atas obyek yang akan dipetakan dan pengukuran cross section selebar ruwasja
dilakukan dengan alat ukur GPS Geodetik metode stop and go, atau Total Station. Peta yang sudah
bergeorefernsi dan data yang disajikan dalam format kartu leger, sesuai dengan Pedoman Leger.
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan survey dan pemetaan dengan Team Leader
adalah Tenaga Ahli Teknik Geodesi dan dibantu oleh Tenaga Ahli Teknik Sipil Jalan dan Jembatan.
Leger Jalan yang sudah dibuat harus disetujui oleh Satker PJN dan memperoleh penetapan dari
Kepala Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional.

8. HASIL PEKERJAAN
Hasil pekerjaan yang harus diserahkan dalam bentuk hardcopy dan soft copy yang telah diberi label
(stiker) dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, tanggal, ruas
jalan.

Rincian hasil pekerjaan :


1. Data Jalan telah diidentifikasi di lapangan, disertai dengan foto, meliputi :
a. Data rumija, diperoleh dari informasi pembebasan tanah terdahulu atau sertifikat.
b. Data jalan meliputi panjang, lebar perkerasan, lebar bahu, jenis perkerasan dan bahu, saluran
samping, gorong-gorong, guard rail, rambu dan lampu penerangan.
c. Data Jembatan meliputi bangunan atas dan bangunan bawah meliputi tipe, bentang dan
panjang, jenis pondasi dan pilar.
d. Data kondisi jalan dan jembatan.
e. Data LHR.
f. Data Utilitas dan Reklame.
g. Data proyek pembangunan atau peningkatan jalan dan jembatan terdahulu yang dapat
menggambarkan riwayat penanganan jalan.
h. Data lokasi rawan longsor dan rawan kecelakaan.
i. Data Simak BMN untuk tanah, jalan dan jembatan.

2. Data Perapatan Jaring Kontrol Horisontal Nasional


a. Terdiri atas daftar koordinat Titik Dasar Teknik yang dijadikan referensi (berupa patok
Bakosurtanal/BIG atau BPN atau Stasiun Continuosly Operating Reference Station), dan
daftar koordinat Titik Ikat Leger Jalan yang ditempatkan pada kegiatan pembuatan leger
jalan.
b. Laporan pelaksanaan perapatan Jaring Kontrol Horizontal Nasional menjadi Titik Ikat Leger
Jalan, memuat sketsa, foto dan deskripsi titik kontrol. Kontrol Horisontal Nasional dalam
bentuk digital dan cetak. Data pengamatan satelit dalam format asli (bawaan vendor) dan
RINEX dalam bentuk digital setiap titik kontrol. Termasuk laporan hasil pengolahan GPS
Geodetik, dan hasil pengikatan ke titik kontrol yang memuat statistik hitungan peralatan
dalam bentuk digital dan cetak.
c. Penomoran patok LJ dengan menggunakan sistem penomoran sebagaimana diatur dalam
Pedoman tentang Leger.

3. Pengukuran Poligon, Situasi dan Cross Section


Pengukuran poligon, situasi dan cross section pada obyek yang akan dipetakan meliputi data
pada butir 1 diatas dengan menggunakan alat ukur Total Station dengan ketelitian minimal 7
(tujuh detik). Data yang harus dilaporkan adalah :
a. Raw data (Softcopy)
b. Foto kegiatan pengukuran
c. Sketsa lapangan
d. Hitungan koordinat poligon dan koordinat detail (titik yang diukur)

Atau jika Pengukuran situasi menggunakan GPS Geodetik dengan metode stop and go. (Penggunaan GPS
Geodetik dual frequency akan lebih cepat, dan mengurangi kebutuhan SDM). Data yang diserahkan
adalah :
a. Data pengamatan satelit dalam format asli (bawaan vendor) dan RINEX dalam bentuk digital
untuk setiap obyek yang dipetakan.
b. Hitungan koordinat detail hasil post prosesing
c. Foto kegiatan
d. Sketsa lapangan

4. Peta
Hasil pengukuran disajikan dalam bentuk peta situasi skala 1:1000 dalam format dwg (2004)
dalam (sistem koordinat nasional UTM) dan diikatkan ke Jaring Kontrol Horisontal Nasional
(Geodatabase) dan setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer tersendiri dengan ketebalan
garis mengikuti ketentuan berikut ini, dan legenda mengikuti gambar dibawah.

Daftar Tebal Garis Dalam Pembuatan Peta :

1. Garis Rumija : 0.20 mm


2. Saluran Samping : 0.13 mm
3. Tepi Perkerasan : 0.30 mm
4. As Perkerasan/Median : 0.25 mm
5. Batas Gambar/Batas Leger : 0.30 mm
6. Kabel Listrik : 0.09 mm
7. Tiang Listrik : 0.25 mm
8. Kabel Telepon : 0.09 mm
9. Tiang Listrik : 0.25 mm
10. Radius tiang telepon :1m
11. Radius tiang listrik :1m
12. Jarak 2 garis kabel listrik :1m
13. Patok LJ :2mx2m
14. Patok Rumija : 1.5 m x 1.5 m
15. Penampang Melintang : 0.30 mm
16. Penampang Memanjang : 0.30 mm
17. Garis Ruwasja : 0.30 mm
18. Bangunan dalam Ruwasja : 0.30 mm
19. Arsiran : 0.05 mm
20. Utilitas bawah tanah : 0.09 mm

DAFTAR LEGENDA LEGER JALAN DAN JEMBATAN


5. Kartu Leger Jalan dan Jembatan
Kartu Leger Jalan yang diserahkan memenuhi kriteria Permen PU no. 78/PRT/2005 di bawah ini
:
a. Dokumen leger jalan dibuat pada kertas seri A3 berukuran 297 x 420 milimeter atau 11,75 x
16,5 inchi dari bahan kertas tidak tembus cahaya dan tidak memuai atau menyusut oleh
pengaruh cuaca.
b. Dokumen Leger terdiri Ringkasan Data, Kartu Jalan dan Kartu Jembatan.
c. Foto dokumentasi obyek yang akan dilegerkan dilaporkan dalam buku laporan terpisah.
d. Satu leger memuat satu ruas jalan.
e. Dalam Kartu Leger Jalan dan Kartu Jembatan penggambaran dilakukan sebagai berikut :
I. Alinyemen horizontal menggunakan sbb
- Untuk Jalan dalam kota menggunakan skala 1:1000
- Untuk jalan luar kota menggunakan skala 1:2000
II. Alinyemen Vertikal skala 1:1000
III. Potongan melintang tipikal minimum satu (1) setiap segmen dengan skala 1:500
IV. Pemotongan peta kedalam leger jalan dilakukan setiap segmen 750m (luar kota), 375m
(dalam kota). Pada segmen pertama penggambaran dimulai dari Km awal ruas sd Km
pembulatan 1000m, pada segmen kedua dan seterusnya dimulai pada Km pembulatan
ditambah 750m atau 375m.

f. Pada Kartu Leger harus dicantumkan juga data aset jalan (meliputi aset tanah, aset jalan, aset
jembatan) yang terdapat pada segmen tersebut. Aset dinyatakan dalam luas, nilai aset dan
tahun perolehan.
g. Setiap kartu leger harus mencantumkan nomor lembar dan jumlah lembar dalam leger.
h. Penjilidan buku leger jalan dengan urutan cover, riwayat pengadaan leger, daftar isi,
ringkasan data, kartu leger jalan, kartu leger jembatan, dan legenda.
i. Bentuk, ukuran dan susunan mengikuti contoh lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 78/PRT/M/2005 tentang leger jalan, dan Kepmen Menteri Pekerjaan Umum Nomor
141/KPTS/M/2012.
j. Kartu leger jalan dan jembatan diserahkan dalam bentuk hardcopy (ukuran A3) dan softcopy
(format pdf dan CAD). Gambar yang disajikan yang telah bergeoferensi dan telah diikatkan
ke Jaring Kontrol Horisontal Nasional (geodatabase)
k. Data lainnya berupa :
I. Daftar Patok Rumija Permanen dan Non Permanen
II. Daftar Patok Leger Jalan
III. Foto Dokumentasi

6. Laporan kegiatan untuk masing-masing jenisnya sebanyak 5 buku :


a. RMK (Rencana Mutu Kontrak)
b. Laporan Pendahuluan
- Pemahaman terhadap pekerjaan;
- Rencana Kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh;
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
- Jadual kegiatan penyedia jasa.
Laporan pendahuluan disampaikan 1 (satu) bulan setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
diterbitkan setelah sebelumnya dipresentasikan.
c. Laporan Bulanan
d. Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir
Draft Laporan Akhir, terdiri dari :
- Laporan Ringkasan
- Draft Leger Jalan
- Laporan Pendukung (lampiran-lampiran)
Laporan ini berisi hasil keseluruhan pekerjaan yang telah dicapai dari semua aktivitas pekerjaan yang
diisyaratkan dalam KAK. Draft Laporan akhir disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sebelum pekerjaan berakhir dan setelah disetujui menjadi Laporan Akhir.

9. PERSYARATAN PERALATAN
Persyaratan peralatan yang dibutuhkan adalah :
1. Pengukuran Patok LJ yang diikatkan ke JKHN menggunakan receiver GPS Geodetik Single
Frequency atau Dual Frequency, sebanyak minimum 2 buah secara simultan.
2. Pengukuran topografi / situasi jalan dan jembatan di sepanjang ruang milik jalan (rumija)
menggunakan GPS Geodetic Single atau Dual Frequency dengan ketelitian 10mm + 1 ppm x
panjang base line, dan atau Total Station dengan ketelitian minimum 7 (tujuh detik).
3. Pengukuran posisi vertical menggunakan GPS geodetic Single atau dual frequency.

4. Untuk Peralatan dan Software lainnya seperti CAD, dan post processing jumlah unitnya
disesuaikan dengan jumlah tim dan kapasitas kerja.
5. Software yang digunakan berlisensi.

10. PERSYARATAN PATOK LEGER JALAN


Patok leger jalan dipasang setiap 5 km, bentuk dan ukuran adalah sebagai berikut :

STANDAR PATOK LEGER JALAN

1. Patok beton dengan telapak (ukuran lihat gambar)


2. Cat dasar warna kuning
3. Cat huruf warna merah ukuran
Tinggi = 4 cm, Tebal, 1 cm, Lebar = 3 cm
4. Logo PU warna hitam ukuran 10 x 10 cm
5. Huruf, angka dan logo dibuat tenggelam
6. Mutu Beton K200 (fc = 16,9 Mpa)
7. Patok Ditanam pada kedalam 45 cm
8. Diatas Permukaan patok diberi baut D1/2
9. Patok Beton Bertulang
10. Tapak Patok harus tertanam, bukan di cor pada permukaan tanah.
11. Patok L J Wajib dilakukan tes uji kuat tekan di Laboratorium Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Medan
11. PERSYARATAN PATOK RUMIJA DAN PENEMPATANNYA
Patok Rumija Permanen

Gambar Dimensi Patok Rumija

Gambar Detil Patok Rumija

Gambar Detil Patok Rumija


Gambar Contoh Pemasangan Patok Rumija

STANDAR PATOK LEGER JALAN

1. Patok beton dengan telapak (ukuran lihat gambar)


2. Cat dasar warna kuning
3. Cat huruf warna hitam ukuran
Tinggi = 4 cm, Tebal, 1 cm, Lebar = 3 cm
4. Huruf dibuat tenggelam
5. Mutu Beton K200 (fc = 16,9 Mpa)
6. Patok Ditanam pada kedalam 50 cm
7. Diatas Permukaan patok diberi baut D1/2
8. Patok Beton Bertulang
9. Tapak Patok harus tertanam, bukan di cor pada permukaan tanah.
10. Patok L J Wajib dilakukan tes uji kuat tekan di Laboratorium Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Medan
12. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai