Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN

Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan


PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

Bab III
III
METODOLOGI PELAKSAAAN

3.1 Pendekatan Umum


a) Pendekatan Kebijakan
Suatu prinsip yang menyangkut aspek hukum, serta peraturan perundang- undangan
yang diharapkan agar suatu proses pelaksanaan penyusunan leger jalan Nasional di
wilayah D.I Yogyakarta didasari dan harus memperhatikan peraturan yang berlaku.
Dalam kaitan tersebut, maka pelaksanaan penyusunan leger jalan harus sesuai dan
bahkan mendukung kebijakan dan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
Payung hukum kegiatan leger jalan adalah Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006
tentang Jalan yang didalamnya menyebutkan bahwa setiap penyelenggara jalan
wajib mengadakan leger jalan yang meliputi pembuatan, penetapan, pemantauan,
pemutakhiran, penyimpanan dan pemeliharaan, penggantian, serta penyampaian
informasi. Disebutkan pula dalam Peraturam Pemerintah tersebut bahwa leger jalan
merupakan dokumen yang memuat data mengenai perkembangan suatu ruas jalan.
Pembuatan leger jalan meliputi kegiatan untuk mewujudkan leger jalan dalam bentuk
kartu dan digital dengan susunan sesuai dengan yang ditetapkan. Lebih lanjut
tentang leger jalan diatur melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
78/PRT/M/2005 Tentang Leger Jalan dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina
Marga No. 011/BM/2008 tentang Pedoman Leger Jalan. Pendataan leger jalan harus
dilakukan dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
78/PRT/M/2005 tentang Leger Jalan.

b) Pendekatan Managemen dan Biaya

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 1


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

Kegiatan Pembuatan Leger Jalan Nasional dilakukan dengan prinsip manajemen,


yaitu mulai dari perencanaan dan penyusunan strategi secara terstruktur, terpola
dalam melakukan kegiatan baik dari tingkat persiapan, pengumpulan data,
pengolahan data sampai penyajian data dalam sistem (GIS) hingga dengan
pelaporan. Pendekatan biaya perlu dilakukan agar pelaksanaan pekerjaaan ini dapat
dilakukan secara efisien. Pendekatan dari aspek biaya tidak saja menyangkut
pelaksanaan tetapi juga menyangkut substansi pekerjaan karena pembuatan leger
akan menyangkut didalamnya pendataan mengenai pembiayaan ruas jalan.

c) Pendekatan Teknis (Scientific and Technical based)


Suatu prinsip dalam pembuatan leger jalan adalah semaksimal mungkin
menggunakan metode-metode scientific atau kaidah ilmiah yang baku, mulai dari
pengumpulan data, survey/pengumpulan data lapangan (terutama data primer)
sampai dengan pengolahan data dan imput data kedalam sistem serta pembuatan
pelaporannya. Dengan demikian fungsi konsultan adalah melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan metode-metode dan standar-standar teknis yang ditetapkan.
Secara teknis, beberapa hal yang perlu diinventarisasi dalam pembuatan leger jalan
nasional adalah sebagai berikut :
a. Data Identitas Jalan, yang meliputi nomor dan nama ruas jalan/jembatan, nama
pengenal jalan/jembatan, titik awal dan akhir serta jurusan jalan, sistem jaringan
jalan, fungsi jalan, status jalan menurut wewenang penyelenggaraan dan kelas
jalan
b. Data jalan dan jembatan meliputi data teknis dan fisik jalan, data teknis dan fisik
jembatan, bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan dan data teknis tanah
dasar
c. Peta lokasi ruas jalan meliputi koordinat titik awal dan akhir ruas jalan, koordinat
batas administrasi, koordinat patok kilometer, koordinat persimpangan dan
koordinat jembatan dan terowongan
d. Data ruang milik jalan meliputi luas lahan, data perolehan, nilai perolehan dan
bukti perolehan/sertifikat hak atas tanah.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 2


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

e. Data lainnya meliputi tanggal selesai diwujudkan, tanggal dibuka untuk lalu lintas,
tanggal ditarik kembali penggunaan jalan untuk lalu lintas, nilai jalan terdiri dari
biaya desain, biaya pembebasan lahan, biaya pembangunan dan biaya
pemeliharaan yang dapat dikapitilisasikan dan bangunan utilitas yang ada di ruang
milik jalan dan ruang pengawasan jalan.

Leger jalan yang umum digunakan pada saat ini masih bersifat paper-based dan
belum terkomputerisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang
sangat pesat, maka perlu dilakukan pemodelan leger jalan kedalam suatu software
leger jalan yang berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG).

Pemilihan software berbasis SIG dikarenakan data jalan merupakan suatu data yang
bersifat keruangan (spatial). Diharapkan dari pembuatan software ini, penyediaan
informasi terhadap suatu ruas jalan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien sehingga
pengambilan keputusan penanganan suatu ruas jalan dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan tepat.

3.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta
tuntutan kerja, maka pekerjaan konsultan akan dilakukan dalam tahap-tahap, sebagai
berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pelaksanaan kegiatan di lapangan meliputi pekerjaan peninjauan
lapangan, menyiapkan peta dasar, membuat rencana atau alur pengamatan
(Field Working), dan mengumpulkan serta mempelajari data yang relevan untuk
mendukung kegiatan pembuatan leger jalan, bangunan pelengkap, perlengkapan
jalan, bangunan utilitas, dan pemanfaatannya. Dari tahap persiapan diharapkan
dapat diperoleh data tentang ruas-ruas jalan nasional yang menjadi sasaran
pembuatan legernya terutama dalam bentuk peta dasar yang akan menjadi acuan
dalam melakukan survey lapangan.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 3


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

Secara umum pekerjaan persiapan terdiri dari :


a. Inventarisasi Data yang dibutuhkan dan keberadaan data
b. Persiapan Administrasi
c. Persiapan Teknis

1) Inventarisasi Data yang dibutuhkan dan Keberadaan Data


Pada tahap ini dilakukan inventarisasi data baik data primer maupun data
sekunder serta keberadaan data. Proses ini akan sangat membantu dalam
proses untuk memperoleh data yang diperlukan karena data yang dibutuhkan
jelas dan dimana lokasi mendapatkannya disamping juga jelas keberadaannya.
Persiapan administrasi lebih banyak berkaitan dengan penyelesaian
administrasi dengan pemberi kerja, dan perijinan yang diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan. Adapun persiapan-persiapan yang harus dilakukan yang
termasuk dalam persiapan administrasi meliputi :

 Penyelesaian masalah administrasi antara pihak pemberi kerja dengan


pihak pelaksana yang berpedoman pada surat perjanjian kerja
 Penyusunan rencana waktu pelaksanaan, deskripsi tugas dan tanggung
jawab tenaga ahli dan tata cara dan tata tertib pelaksanaan pekerjaan.
 Pembuatan surat tugas untuk kegiatan survei lapangan.

Mengingat pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dalam pengumpulan data


lapangan, dan berkaitan dengan masyarakat serta waktu penyelesaian yang
relatif singkat serta luas wilayah yang cukup luas, yaitu satu wilayah pada
Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah D.I Yogyakarta yang harus
direncanakan dan dipersiapan dengan sebaik-baiknya. Pada persiapan teknis
hal-hal yang akan dilaksanakan adalah :

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 4


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

2) Persiapan Personil :
 Jumlah dan kualifikasi personil yang diperlukan berdasarkan pengalaman
dan pendidikan. Jumlah personil berdasarkan pembagian tugas survey
lapangan, dan proses vektorisasi dan pembuatan aplikasi
 Kemampuan fisik personil terutama untuk personil pelaksana pekerjaan
lapangan dan survey, disamping memiliki kecakapan pengunaan alat GPS
juga orientasi medan wilayah satker PJN Wilayah D.I Yogyakarta agar
mempercepat proses mengambilan data.
 Penyusunan deskripsi tugas dan tanggung jawab personil.

3) Persiapan Bahan dan Peralatan


 Persiapan peralatan yang akan digunakan meliputi GPS, Kamera handycam
dan kamera digital, form isian survey lapangan, theodolite, dan Notebook /
Komputer.
 Persiapan bahan dan data yang akan digunakan, meliputi : Pengumpulan
data/hasil pemetaan citra satelit resolusi tinggi (Data Citra Satelit Quick Bird
Arsip Resolusi 1 meter, Tahun perekaman 2009) untuk membantu
memperoleh dan updated peta dasar skala 1:5000, data digital terutama
peta/data jaringan/ruas jalan. Data ini nantinya akan digunakan sebagai
pendukung di dalam proses pendetilan data jaringan/ruas jalan pada skala
1:5.000.

4) Persiapan Lainnya
Dalam tahap persiapan teknis yang dilakukan sebelum pelaksana berangkat ke
lokasi pengukuran.
 Dalam tahap persiapan umum ini yang menjadi produknya adalah : Surat
Tugas dan surat-surat lainnya (antara lain : surat jalan dan formulir data
lapangan) bagi pelaksana di lapangan.
 Peta Topografi/Rupa Bumi, Peta Jaringan Jalan skala 1:25.000, sumber dari
Bakosurtanal dan Satker PJN Wilayah I, dan Peta dari Google

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 5


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

b. Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder yang dikumpulkan untuk pekerjaan ini adalah data yang bersumber
dari beberapa instansi yaitu :
1) Balai Penyelenggaraan Jalan Nasional/Satker
 Data perkerasan jalan (jenis, tebal, umur dst.)
 Data lalulintas (lintas harian rata-rata)
 Data perwujudan jalan/jembatan (jenis, biaya, pelaksana, tahun, volume,
lokasi dst.)
 Data riwayat longsoran/kerusakan/kebanjiran (black spot)
 Data kepemilikan tanah (sertifikat, SPH dll.), dan
 Data referensi lainnya
2) Pemerintah Daerah
Perda yang berlaku pada ruas-ruas jalan yang dilegerkan.
3) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) untuk tanah dan jalan yang dilegerkan.
4) PT Telkom, PLN, PDAM dsbnya
Utilitas publik (di atas dan dibawah tanah) yang tersebar di sekitar ruang milik
jalan (Rumija) dan ruang pengawasan jalan (Ruwasja) pada ruas-ruas jalan
yang dilegerkan.

Tabel 2B.1. Jenis Dan Sumber Data Sekunder Yang Dikumpulkan

No. Instansi Data sekunder yang dikumpulkan


1. Balai Penyelenggaraan Jalan - Data perkerasan jalan (jenis, tebal, umur dst.)
Nasional / Satker - Data lalulintas (lintas harian rata-rata)
- Data perwujudan jalan/jembatan (jenis,
biaya, pelaksana, tahun, volume, lokasi dst.)
- Data riwayat longsoran/kerusakan/kebanjiran
(black spot)
- Data kepemilikan tanah (sertifikat, SPH dll.)
- Data referensi lainnya.
2. Pemerintah Daerah Perda yang berlaku pada ruas-ruas jalan yang
Dilegerkan

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 6


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

3. Kantor Pelayanan Pajak Bumi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk tanah jalan
dan Bangunan (KPPBB) yang Dilegerkan
setempat
4. PT.Telkom,PLN, PDAM dsb Utilitas publik (di atas dan di bawah tanah) yang
tersebar di sekitar ruang milik jalan (Rumija) dan
ruang pengawasan jalan (Ruwasja) pada ruas-
ruas jalan yang dilegerkan.

c. Pengumpulan Data Primer


1) Survey topografi
Tujuan pengukuran topografi adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan didalam koridor
yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi, peta ini akan digunakan
untuk Pelaksanaan Pembuatan Leger Jalan dan Jembatan.

Jenis survey yang dilakukan dalam pembuatan Legar Jalan ini meliputi :
1. Penentuan Ruas dan Titik Simpul.
2. Penarikan Mitban ( meteran ).
3. Pengambilan foto dokumentasi
4. Pemasangan Titik ikat Leger jalan
5. Pengukuran lapangan dan pengamatan utilitas publik lainnya

1. Penentuan Ruas dan Titik Simpul.


Penentuan Ruas dan Titik Simpul adalah merencanakan atau menentukan titik awal ruas
ataupun akhir ruas jalan yang akan dilaksanakan pengukuran, dengan panjang jalan
mengikuti Skm yang berlaku dan diharapkan memakai / meneruskan ruas ruas jalan
yang bersinggungan yang telah dibuat Legernya ( agar dipersiapkan ).

Contoh : Diskripsi titik simpul Awal ruas adalah jln. Ahmad Yani, jl.Pattimura dan jl.
Gadjah Mada dan untuk akhir ruas diskripsi disesuaikan dengan kondisi
dilapangan.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 7


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

2. Penarikan Mitban ( meteran ).

Penarikan Mitban (meteran) adalah melaksanakan penarikan meter dari titik Simpul
(awal ruas sampai dengan titik simpul akhir ruas) serta ruas-ruas lainnya yang
berkesinambungan yang sudah ditentukan untuk dilaksanakan Pengukuran.

Pada waktu penarikan meter diharapkan memperhatikan leger jalan yang sudah ada
(akhir ruasnya) apabila dalam akhir ruas tersebut angka meternya pecahan agar
dibulatkan ke angka pecahan ratusan untuk mempermudah pengolahan data dan
potongan segmen / lembar gambar leger jalannya. Dengan catatan untuk leger dalam
kota standarnya 375 m dan untuk luar kota 750 m.

Contoh : Akhir ruas Jl. Patimura Km 45+075 jadi untuk awal ruas Jl. Ahmad Yani Awal
Km 45+075 dan Penarikan meter pertama adalah 90m dst, ini untuk Mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pengolahan data serta Pemotongan secmen gambar,
lembar pertama adalah km 45+075 s/d Km 45+300 dst. (lembar 1(satu)adalah 225 m)

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 8


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

3. Pengambilan Foto Dokumentasi.


Pegambilan foto dokumentasi adalah melaksanakan pemotretan lokasi jalan yang dibuat
legernya, dan diawali pada awal ruas sampai dengan akhir ruas serta disesuaikan dengan
perpotongan lembar segmen gambar dalam kota (per) 375 m dan untuk luar kota (per)
750 m. serta tidak mengabaikan momen gambar ( kelihatan jelas kanan / kiri jalan ).

Catatan : Didalam pengambilan foto dokumen pada awal / akhir ruas diharapkan Agar jelas
simpulnya ( Misal Simpang tiga )

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 9


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

Form Foto Dokumentasi dibuat dalam ukuran kertas A3 Landscape

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 10


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

4. Pemasangan Titik Ikat Leger Jalan


Pemasangan patok leger jalan (LJ) atau bench marck, adalah pemasangan titik ikat untuk
referensi pengukuran.

Patok-patok BM (Bench Mark) dibuat sesuai menurut standart patok Leger Jalan (LJ),
dibuat dari beton dengan ukuran 20 x 20 x 85 cm, dan dipasang di awal ruas dan akhir
ruas dan interval maksimum 5 Km. (untuk ruas yang panjangnya lebih dari 5 Km).

Patok LJ dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah setinggi
kurang lebih 40 cm (ditanam pada kedalaman 45 cm), dicat warna kuning, diberi
lambang Departemen Pekerjaan Umum, Nomor Ruas dan Nomor Patok LJ dengan warna
hitam.

Patok LJ yang sudah terpasang, kemudian di foto sebagai dokumentasi LJ dilengkapi


dengan nilai koordinat serta elevasi.

Pemasangan patok diusahakan ditempat yang aman, atau mendekati Patok Km agar lebih
mudah untuk diketahui dan patok Km sebagai titik ikat yang permanen.

Bentuk, ukuran dan warna dari patok leger dapat dilihat pada Gambar berikut :

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 11


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

5. Pengukuran lapangan dan pengamatan utilitas publik lainnya


Pelaksanaan pengukuran dilapangan meliputi :

a. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal


Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah Resection (pengikatan
ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa
satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah
posisi tiga-dimensi (X,Y,Z ataupun L,B,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World
Geodetic System) 1984. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam
(static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan
dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan
metode absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui
koordinatnya (monitor station) dengan menggunakan metode differential (relative)
positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan ketelitian
posisi yang relatif lebih tinggi. GPS dapat memberikan posisi secara instan (real-time)

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 12


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya di proses secara lebih


ekstensif (post processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang
lebih baik [Abidin et al., 1995]. Secara umum kategorisasi metode dan sistem penentuan
posisi dengan GPS ditunjukkan pada Gambar berikut :

Penentuan Posisi Dengan GPS

Survey Navigasi

Absolut Diferensial Diferensial Absolut

Post-processing Real-Time

Statik Stop-and-Go Carrier Phase Pseudorange


(RTK) (DGPS)
Pseudo-kinematik Statik Singkat
 Survei GPS real-time
Kinematik  Navigasi berketelitian tinggi

Gambar Metode dan sistem penentuan posisi dengan GPS [Langley, 1998].

Survei penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara umum
dapat didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap
beberapa buah titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode
penentuan posisi diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier
phase) dari sinyal GPS.

Pada survei GPS, pengamatan GPS dengan selang waktu tertentu dilakukan baseline per
baseline dalam suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3. Patut dicatat di sini bahwa seandainya lebih dari dua
receiver GPS yang digunakan, maka pada satu sesi pengamatan (observing session)
dapat diamati lebih dari satu baseline sekaligus.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 13


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

Titik ikat berorde


lebih tinggi

Titik yang akan


ditentukan posisinya

Vektor baseline
yang diamati

Gambar . Penentuan posisi titik-titik dengan metode survei GPS.

Pada survei GPS, proses penentuan koordinat dari titik-titik dalam suatu jaringan pada
dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu :
Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan,
Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk menentukan koordinat dari titik-
titik dalam jaringan, dan
Transformasi koordinat titik-titik tersebut dari datum WGS 84 ke datum yang diperlukan
oleh pengguna.

Secara skematik proses perhitungan koordinat titik-titik dalam jaringan GPS dapat
ditunjukkan seperti pada Gambar diatas. Dalam hal ini metode penentuan posisi
diferensial dengan data fase digunakan untuk menentukan vektor (dX,dY,dZ) dari setiap
baseline yang diamati. Penentuan vektor baseline ini umumnya dilakukan dengan metode
hitung perataan kuadrat terkecil (least squares adjustment).
Seluruh vektor baseline tersebut, bersama dengan koordinat dari titik-titik tetap (monitor
station) yang diketahui, selanjutnya diolah dalam suatu proses hitungan perataan
jaringan (network adjustment) untuk mendapatkan koordinat final dari titik-titik yang
diinginkan. Karena koordinat dari titik-titik yang diperoleh dengan survei GPS ini mengacu
ke datum WGS (World Geodetic System) 1984, maka seandainya koordinat titik-titik

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 14


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

tersebut ingin dinyatakan dalam datum lain, proses selanjutnya yang diperlukan adalah
transformasi datum dari WGS 1984 ke datum yang diinginkan.

Titik-1 Titik-2 Titik-3 .......... Titik-k

Pengolahan Baseline Pengolahan Baseline Pengolahan Baseline

Baseline-1 Baseline-2 ................. Baseline-n

Perataan Jaringan

Koordinat Titik (Sistem WGS-84)

Transformasi Datum & Koordinat

Koordinat Titik (Sistem Pengguna)

Gambar . Diagram alir perhitungan koordinat titik-titik jaringan GPS.


 Geometri Pengamatan
Geometri pengamatan yang mencakup geometri pengamat dan geometri satelit akan juga
mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh dengan survei GPS. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar diatas, geometri pengamatan mempunyai beberapa parameter,
yaitu antara lain : lokasi dan jumlah titik, konfigurasi jaringan, dan karakteristik baseline
yang mewakili geometri pengamat; serta jumlah satelit serta lokasi dan distribusi satelit
yang mewakili geometri satelit.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 15


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

Dalam survei dengan GPS, geometri pengamatan harus didesain dengan sebaik mungkin,
karena pengaruhnya tidak hanya ke ketelitian titik yang diperoleh tapi juga ke aspek-
aspek operasional yang berdampak finansial.

Dalam pemilihan lokasi untuk titik-titik dari suatu jaringan GPS perlu diingat bahwa tidak
seperti halnya survei terestris, survei GPS tidak memerlukan saling keterlihatan
(intervisibility) antara titik-titik pengamat. Yang diperlukan adalah bahwa pengamat dapat
‘melihat’ satelit (satellite visibility). Pada dasarnya lokasi titik GPS dipilh sesuai dengan
kebutuhan serta tujuan penggunaan dari titik GPS itu sendiri nantinya. Disamping itu,
secara umum lokasi untuk titik GPS, sebaiknya memenuhi persyaratan berikut ini :
a. Punya ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi 15o,
b. Jauh dari obyek-obyek reflektif yang mudah memantulkan sinyal GPS, untuk
meminimalkan atau mencegah terjadinya multipath,
c. Jauh dari obyek-obyek yang dapat menimbulkan interferensi elektris terhadap
penerimaan sinyal GPS,
d. Kondisi dan struktur tanahnya stabil,
e. Mudah dicapai (lebih baik dengan kendaraan bermotor),
f. Sebaiknya ditempatkan di tanah milik negara,
g. Ditempatkan pada lokasi dimana monumen/pilar tidak mudah terganggu atau
rusak, baik akibat gangguan’ manusia, binatang, ataupun alam,
h. Penempatan titik pada suatu lokasi juga harus memperhatikan rencana
penggunaan lokasi yang bersangkutan di masa depan, dan
Titik-titik harus dapat diikatkan ke minimal satu titik yang telah diketahui koordinatnya,
untuk keperluan perhitungan, pendefinisian datum, serta penjagaan konsistensi dan
homogenitas dari datum dan ketelitian titik-titik dalam jaringan.

b. Pengukuran situasi jalan dan jembatan.


Pengukuran situasi jalan dan jembatan dimana dilakukan bersamaan dengan
pengukuran situasi jalan tetapi dengan catatan untuk masing masing kepala

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 16


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

jembatan dan pilar harus bisa terbidik sekaligus (apabila jembatan lebih dari satu
bentang) dan pengamatan lainnya.

CONTOH PENGGAMBARAN JEMBATAN DALAM KARTU LEGER JALAN

catatan : dalam melaksanakan pengukuran / pengamatan jembatan harus


membuat sketsa jembatan lengkap dengan ukuran, mencatat tipe jembatan,
jenis, bahan, panjang jembatan, lebar jembatan, bangunan bawah sampai
dengan pondasi, bangunan pengaman, dan muka air normal ataupun banjir,
pengambilan foto pandangan depan jembatan,(dari km kecil) foto dari hulu / hilir
jembatan dipilih dimana yang memungkan untuk di foto.

Catatan :

Pekerjaan yang dilakukan dilapangan dengan beberapa jenis alat ukur ( T


2, T O, water pass ) 17ias dikerjakan dengan 1 (satu) alat jenis Total
Station ( TS ), tetapi penggunaan alat ini memerlukan SDM yang lebih
Terampil dalam mengoperasikan alat dan pengolahan datanya.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 17


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

6. Pengumpulan Data Konstruksi, Bangunan Pengaman dan Pelengkap jalan


Pencarian data konstruksi diharapkan meminta data dari instansi terkait (P2JN)
setempat, dan apabila jenis konstruksi (perkerasan) tidak didapat dari instansi
terkait harus dilaksanakan pengamatan dengan cara Tes Pit untuk mengetahui
jenis lapis permukaan sampai dengan lapis pondasi bawah, hasil pengamatan
dilapangan dicatat dan dituangkan pada gambar leger jalan. Pengambilan data
lainnya dilakukan dilapangan dalam pengamatan tersebut bersamaan dengan
pengukuran situasi agar panjang ataupun ukuran dan jenis bahan bisa sesuai apa
yang diharapkan

Contoh Gambar perkerasan / konstruksi

7. Survey Bersama Pengumpulan data utilitas publik


Pengambilan data utilitas publik ini dilaksanakan bersamaan dengan pengukuran
situasi, dimana pelaksanaan pengamatan pekerjaan ini lebih detail (teliti)
dikarenakan sebagian data ada diposisi bawah tanah, dengan situasi yang ada
pada kanan dan kiri jalan (Rumija) dan apabila memungkinkan agar meminta
data dari instansi terkait untuk lebih akurat didalam hasil gambar leger yang
dimaksud diatas dan mempermudah pengolahan.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 18


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

8. Pengambilan data LHR.


Data Lhr bisa dilakukan sendiri apabilala tidak tersedianya data dari instansi
terkait (P2JN) dengan cara melakukan penghitungan dilapangan dan diharapkan
dikonfersikan dengan data IRMS yang terakhir dengan cara menghubungi
/meminta data tersebut pada instansi terkait yaitu di P2JN setempat.

9. Pengumpulan Data Peta Zona Nilai Tanah


Pengumpulan data nilai jual obyek pajak (NJOP) disepanjang koridor ruas Jalan,
dengan cara berkordinasi dengan penduduk setempat yang terlewati Ataupun
meminta data pada KANWIL BPN Wilayah D.I Yogyakarta, dan tanggal surat
ataupun tahun surat dicantumkan pada catatan khusus lembar–lembar data
numerik.

10. Pengolahan data


Pengolahan data adalah pengabungan antara hasil pelaksanaan pengukuran
lapangan dengan data yang didapat dari sumber lain dengan cara melakukan
perhitungan dan analisa serta dituangkan dalam draf gambar ( Konsep ) sampai
dengan selesai, selanjutnya di asitensikan kepada yang bertanggung jawab (leger
setempat) untuk mengurangi kesalahan sebelum gambar tersebut di cetak
kedalam form leger jalan dan apabila ada perubahan agar secepatnya diperbaiki
baru dijadikan gambar leger yang sesuai dengan standar, dokumen leger jalan
dan Leger Jembatan dimasukkan ke dalam program SMDLJ.

11. Pengisian data ( input data )


Merupakan kegiatan pengisian format software Program SMDLJ (Sistem
Manajemen Data Leger Jalan). Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan
yang tertuang pada gambar (telah menjadi gambar leger) yang meliputi Leger
jalan (Ringkasan Data), leger jalan data teknik, dan leger jembatan yang semua
dimasukkan pada program tersebut yang mengacu pada SK Dirjen Bina Marga No.
011/BM/2008 tentang Pedoman Leger Jalan, khususnya Buku-3 (Pedoman
Pengisian Form Kartu Leger Jalan).

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 19


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

 Form Pengukuran
 Theodolit
 Waterpass
 Rambu Ukur
 GPS
 Meteran

Gambar . Bagan Alir Kegiatan Survey Topografi

1) Survey topografi dimulai dengan memasang patok leger jalan atau bench mark,
sebagai titik ikat dan referensi untuk pengukuran.
2) Survey pengukuran/penentuan lokasi titik ikat pada awal dan akhir ruas jalan
serta pada tiap interval sepanjang 5 Km yang ditandai dengan patok beton
sebagai kontrol leger jalan (Bench Mark) dengan ukuran dan bentuk serta cara

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 20


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

pemancangan sesuai ketentuan pada buku 3 Pedoman Leger Jalan No. 011-
3/BM/2008. Titik-titik ikat tersebut dikaitkan pada Jaringan Kontrol Horisontal
dalam datum WGS 1984 dan Jaringan Kontrol Vertikal Nasional. Untuk jarak
maksimal 2 km antar patok leger jalan, dilakukan pengukuran poligon.
Sedangkan untuk jarak lebih dari 2 km, dilakukan pengukuran GPS geodetic dual
frequency secara diferensial
3) Survei pengukuran alinyemen horizontal dan vertikal jalan
4) Survei pengukuran, pengumpulan data dan pengamatan bangunan pelengkap
jalan, terutama jembatan.
5) Survei pengukuran dan pengumpulan data konstruksi jalan dan jembatan
6) Survei pengukuran dan pengumpulan data perlengkapan jalan
Ukuran/dimensi dan posisi bangunan dan pelengkap didapat dengan cara
pengukuran situasi jalan. Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kondisinya
ditentukan dengan cara visual.
Bangunan pelengkap dan pengaman yang diinventarisir dan dicatat adalah :
 Gorong gorong
 Bronjong
 Guard Rail
 Talud Patok Km
 Patok Hm
 Patok Leger (Bench March)
 Rambu – rambu
 Marka Jalan
 Traffic light
 Halte
7) Survei pengukuran dan pengumpulan data bangunan pengaman jalan
8) Survei pengukuran dan pengumpulan data utilitas publik
Data perlengkapan jalan dan utilitas publik didapat pada waktu melakukan
pengukuran situasi jalan dan dapat diambil dari instansi terkait.
Perlengkapan jalan dan utilitas publik yang diinventarisir dan dicatat meliputi :

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 21


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

 Jaringan dan Tiang Listrik


 Jaringan dan Tiang Telpon
 Jaringan Gas (jika ada)
 Jaringan Air Minum (PAM)
 Halte
9) Survei pengukuran/pengumpulan data luas dan harga lahan ruang milik jalan
(Rumija).
10) Pengumpulan data perkerasan jalan
Kegiatan ini inventarisasi kondisi jalan yaitu pendataan kondisi permukaan jalan
dan tebal lapisan perkerasan jalan.
11) Pengumpulan data nilai jual tanah disepanjang koridor jalan
Selain mencari data NJOP pada instansi terkait (KP-PBB), juga melakukan
wawancara dengan penduduk setempat tentang harga (pasar) tanah pada
umumnya disekitar lokasi.
12) Pengambilan Foto Dokumentasi
Pendokumentasian awal dan akhir setiap ruas jalan dan setiap kelipatan 750 m
(jalan luar kota) atau 375 m (jalan dalam kota) serta bangunan pelengkap jalan
yang diukur Pengambilan foto dokumentasi leger jalan dilakukan per 750 (tujuh
ratus lima puluh) meter untuk luar kota dan per 375 (tiga ratus tujuh puluh lima)
meter untuk dalam kota mulai dari titik awal sampai akhir ruas jalan (pada posisi
kilometre awal dan kilometre akhir ruas jalan), pada posisi kilometer awal dan
kilometer akhir segmen ruas jalan, disesuaikan dengan perpotongan segmen
gambar dan diambil dari arah km kecil. Posisi pengambilan foto diusahakan pada
sumbu jalan, agar situasi jalan terekam sampai daerah pengawasan jalan.
Pengambilan foto dokumentasi jembatan dari arah km kecil (arah depan
jembatan) dan dari arah hulu/hilir jembatan (dipilih yang paling memungkinkan)

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 22


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

12. Keselamatan Kerja


Tujuannya adalah agar jalannya proyek tidak terganggu oleh kecelakaan atau
musibah fatal yang disebabkan oleh kelalaian tenaga kerja. Menurut Statistik,
kecelakaan di proyek 90% diakibatkan oleh kelalaian tenaga kerja. Kami dari
Konsultan Pelaksana akan menugaskan personil sebagai safety engineer yang
bertanggung jawab terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tenaga
kerja di lapangan wajib mengenakan peralatan dan perlengkapan dengan
standar K3 selama bekerja dan melaksanakan pekerjaan Pembuatan Ledger.
Semua peralatan perlindungan diri/Personal Protective Equipment (PPE) ini
akan disediakan oleh konsultan.

Beberapa perlengkapan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja berstandar K3


di lapangan di antaranya adalah:
a. Pakaian Kerja
b. Sepatu Proyek / Kerja
c. Kacamata Kerja
d. Sarung Tangan
e. Helm proyek
f. Penutup telinga
g. Masker
h. P3K

13. Pengolahan Data


Pengolahan data primer dan sekunder meliputi :
1) Pengolahan data titik ikat peta leger jalan
2) Pengolahan objek peta hasil pengukuran teristris
3) Penggambaran peta leger jalan
4) Pemotongan segmen ruas jalan untuk dimasukkan ke dalam kartu leger jalan
5) Memasukkan peta leger jalan ke dalam kartu leger jalan
6) Cetak kartu leger jalan

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 23


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

7) Pembuatan Peta Digital Jaringan Jalan, terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
 Pengumpulan data dan peta jaringan jalan
 Konversi ke format digital
 Transformasi ke system koordinat nasional (GPS)
 Koneksi peta digital dengan database jalan nasional dalam format GIS
8) Survey Lapangan, terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
 Pemasangan dan Pengamatan Titik GPS
 Ferivikasi dan penambahan database jalan

14. Pencetaan ke Kartu Leger


Produk akhir dari pekerjaan ini adalah berupa kartu leger jalan dan kartu leger
jembatan, yang formatnya telah ditentukan sebelumnya.

15. Tahap pembuatan laporan


Sebagai hasil produk dari kegiatan, konsultan akan menuangkan kedalam 4
(empat) jenis laporan yang akan diserahkan secara berurutan sesuai dengan
tahapan dan jadwal pelaksanaan. Sistem pelaporan kegiatan yang harus
diserahkan konsultan, terdiri dari :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan ini berisi :
 Pemahaman terhadap pekerjaan;
 Rencana Kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
 Jadual kegiatan penyedia jasa.
Laporan pendahuluan disampaikan 1 (satu) bulan setelah SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja) diterbitkan setelah sebelumnya dipresentasikan,
dibuat dalam 5 (lima) rangkap.
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan ini berisi mengenai kemajuan hasil pekerjaan yang
telah selesai ataupun sebagian selesai menurut jadual yang telah ditetapkan

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 24


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

(bulanan), sehingga dapat terlihat hasil pekerjaan sementara maupun


pencapaian target pekerjaan secara keseluruhan. Dalam laporan ini juga
perlu dikemukakan mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi (apabila
ada) dan penyelesaiannya serta rencana kerja pada bulan berikutnya.
Laporan bulanan dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.
c. Laporan Akhir
 Laporan Ringkasan (Ringkasan Laporan Pendahuluan dan laporan Bulanan)
 Laporan Akhir
 Laporan Pendukung (lampiran lampiran)
 Paket Software Sistem Informasi Data Base Jalan dan Jembatan yang
sudah terpasang pada Komputer Pemberi Jasa.
 Naskah produk akhir berupa Manual Sistem Informasi Data Base Jalan
dan Jembatan
Laporan ini berisi hasil keseluruhan pekerjaan yang telah dicapai dari semua
aktivitas pekerjaan yang disyaratkan dalam KAK. Laporan akhir disampaikan
selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pekerjaan berakhir dan laporan akhir
diterbitkan setelah sebelumnya dipresentasikan, dibuat dalam 5 (lima) rangkap.
d. Pembahasan Laporan
Semua laporan akan diserahkan kepada penyedia jasa setelah terlebih
dahulu dilakukan presentasi/pembahasan dan disetujui oleh Tim Teknis,
masing- masing laporan sedikitnya dilakukan 1 (satu) kali pembahasan di
hadapan Tim Teknis maupun petugas Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah D.I Yogyakarta.
e. Buku Tabel dan Peta :
Berisikan data tabel ruas jalan dan jembatan berserta peta ruas jalan
dan jembatan dalam format A3 sebagai berikut :
 Data peta dan tabel pendataan jalan sebanyak 5 (lima) buku (1 asli dan
4 copy).
 Data peta dan tabel pendataan jembatan sebanyak 5 (lima) buku (1 asli
dan copy).

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 25


LAPORAN PENDAHULUAN : PENYUSUNAN LEGER JALAN
Ruas Jalan Tempel – Pakem dan Ruas Jalan Pakem - Prambanan
PJN WILAYAH D.I YOGYAKARTA

f. Bentuk Laporan :
 Buku dicetak dengan ukuran kertas A4.
 Gambar/album PETA dicetak berwarna dalam ukuran A0.
 Gambar / album PETA dicetak berwarna dalam ukuran A3 dan A1.
 Sampul laporan dicetak di atas kertas glossy.

CV. BINA MANDIRI Engineering III - 26

Anda mungkin juga menyukai