KEGIATAN :
PENGELOLAAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
PEKERJAAN:
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RUANG OSIS
SMAN 1 TANJUNG PALAS TIMUR (DAK FISIK)
LOKASI :
SMAN 1 TANJUNG PALAS TIMUR, KABUPATEN BULUNGAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
TAHUN ANGGARAN
2023
SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RUANG OSIS
SMAN 1 TANJUNG PALAS TIMUR (DAK FISIK)
A. LATAR BELAKANG
Secara Geograpis Sekolah SMAN 1 Tanjung Palas Timur Terletak d i
Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan. sebagai prasarana
penyelenggaraan pendidikan dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan dapat
terwujud dalam satu kesatuan yang andal dan berkemampuan tinggi, maka dalam
proses pembangunan gedung sekolah harus tetap perlu memperhatikan tata ruang,
pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan kenyamanan
penggunanya.
2. TUJUAN
Terwujudnya sarana dan prasana sekolah dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar yang representatif dalam mendukung dan menjalankan tugas pemerintah
dalam memberikan pelayanan dibidang pendidikan yang memadai.
C. STANDAR TEKNIS
1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
3. Permendikbud Nomor 5 Tahun 2021 Tentang DAK Fisik Reguler Bidang
Pendidikan (PAUD, SD, SMP, SMA, SLB, SKB dan SMK) Tahun 2021
4. Peraturan LKPP nomor 12 Tahun 2021 tentang pedoman pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui penyedia;
5. Standar SNI yang berlaku.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber Dana dari kegiatan ini adalah DAK Provinsi Kalimantan Utara
dengan pagu anggaran sebesar a t a u p a g u Rp. 557.500.000,00 -(Lima Ratus
Lima Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) termasuk PPN 11%.
F. Cara pembayaran
Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan secara Sertifikat Bulanan (MC).
b. Pekerjaan Tanah
1) Galian tanah pondasi
2) Urugan tanah kembali
3) Urugan tanah timbunan pilihan
4) Urugan pasur urug dibawah lantai
c. Pekerjaan Pancang
1) Pancang kayu kelas I 10x10 - meter
d. Pekerjaan Beton
1) Pondasi Footplate 70x70x40 cm (FP1)
2) Kolom pedestal 20x25
3) Sloof beton 20x30
4) Cor lantai rabat beton t=12 cm
5) Kolom K1 20x25
6) Kolom K2 20x20
7) Kolom praktis 12x12
8) Balok latei 12x15
9) Ringbalk 15x25
10) Balok sopi-sopi 12x15
e. Pekerjaan Dinding
1) Pasangan batu bata merah campuran 1 SP : 4 PC
2) Plesteran dinding, Camp 1 : 4, t=1.5 cm
3) Plesteran kolom, Camp 1 : 4, t=1.5 cm
4) Acian
h. Pekerjaan Plafond
1) Rangka plafod hollow
2) Plafond GRC Board
3) List plafond gypsum
i. Pekerjaan Pengecatan
1) Pengecatan dinding
2) Pengecatan kolom expose
3) Cat plafond
l. Pekerjaan Lain-lain
1) Pengecoran teras cor rabat beton K225 T= 10 cm
2) Pekerjaan saluran
a) Galian tanah
b) Pembesian
c) Bekisting
d) Cor beton lantai K175
3) Pekerjaan halaman dan selasar penghubung
a) Cor beton K225 T=15 cm
4) Pemasangan talang air
2. Lokasi Kegiatan
SMAN 1 Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan
Utara
I. PERSONEL MANAJERIAL
Personel Manajerial yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
Jabatan/ Pendidikan Pengalaman
No Jumlah Keahlian
Penugasan Minimal Kerja
K. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
Terealisasinya pekerjaan Pembangunan Ruang OSIS SMAN 1 Tanjung Palas Timur
(DAK FISIK) Tahun Anggaran 2023
L. PELAPORAN
Pelaksana harus menyusun dan menyerahkan dokumen atau laporan kegiatan
pekerjaan kepada PPTK, sesuai dengan dokumen kontrak antara lain : Laporan Harian,
Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, As Built Drawing dan Dokumentasi kegiatan
M. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 6 (enam) bulan atau 180
(Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
Waktu Pelaksanaan
1 Penyusunan Dokumen
Lelang
2 Proses Lelang
3 Pelaksanaan Konstruksi
N. IDENTIFIKASI BAHAYA
Program : Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
: Perencanaan Pembangunan Ruang OSIS SMAN 1 Tanjung
Kegiatan
Palas Timur (Dak Fisik)
Lokasi : SMAN 1 Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan
Tahun anggaran : 2023
Nilai
No. Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya
Resiko
3 Tertimpa Pintu/Kusen 2
KEKERAPAN 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
Keterangan :
1-4 : Tingkat risiko kecil
5-12 : Tingkat risiko sedang
15-25 : Tingkat risiko besar
O. DAFTAR MATA PEMBAYARAN UTAMA
1. Rekap Daftar Mata Pembayaran
4. SITUASI
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruangan OSIS SMAN 1 Tanjung
Palas Timur (DAK FISIK) seperti pada pasal 1.1 lokasinya berada di SMAN 1
Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
5. KETENTUAN UMUM
a. Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan beton haruslah air yang bersih,
bebas dari bahan yang merusak atau campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen. Apabila mutu air yang digunakan diragukan, maka Direksi dapat meminta
pemeriksaan laboratorium atas beban biaya pemborong.
b. Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik
organis maupun lumpur, tanah, karang, garam dan lain-lainnya sesuai dengan
ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pasir laut sama
sekali tidak boleh dipergunakan, kecuali bila dicuci dengan air tawar sampai
bersih dari garam. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih
permukaannya keras agar tidak terjadi percampuran satu sama lain/pengotoran.
c. Semen yang digunakan harus disetujui dan disyahkan oleh yang berwenang dan
memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971.
Pengangkutan harus terhindar dari air/hujan bebas dari kelembaban. Semen harus
diletakkan pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah/lantai, penumpukan
tidak boleh lebih dari 2 meter. Dalam pengirimannya yang baru harus dipisahkan
dengan yang lama, sehingga pemakaian semen sesuai dengan urutan pengiriman.
7. PERSIAPAN DILAPANGAN
a. Pemborong diwajibkan menyediakan ruang/tempat kerja untuk para staf
Direksi yang bertugas sehubungan dengan pekerjaan di lapangan dan biaya
pembangunan menjadi tanggungan pemborong.
b. Pemborong diwajibkan menyediakan gedung/kantor pemborong untuk
menyimpan bahan/barang, dan kantor sebagai ruang kerja untuk para petugas
yang ditunjuk oleh pemborong. Ukuran ditentukan sendiri sesuai kebutuhan,
tetapi letaknya harus mendapat persetujuan Direksi/Pemberi Tugas.
c. Pemborong diwajibkan menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan efisien.
Demikian pula pembangkit tenaga listrik sementara, sumber air,
perlindungan tertentu terhadap fasilitas umum dan jalan sementara bila
diperlukan.
d. Pemborong berkewajiban menyiapkan segala sesuatu apabila terjadi
kecelakaan, kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga
kebersihan lingkungan. Pengamanan Kegiatan dengan cara penjagaan,
penerangan malam, pemagaran sementara dan lain-lain.
8. PAPAN NAMA
a. Pemborong diwajibkan membuat Papan Nama Proyek di lokasi kegiatan
dan dipasang di tempat yang mudah dilihat umum.
b. Bentuk, isi dan ukuran papan nama ditentukan Direksi dan disetujui
Pemberi Tugas. Pemasangan dimulai sejak kegiatan akan dilaksanakan dan
dilepas kembali setelah disetujui Pemberi Tugas.
9. PEKERJAAN BETON
a. Pekerjaan Pembesian dengan Baja Tulangan
1) Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12
mm digunakan baja mutu U 24 ( polos ), sedangkan untuk baja tulangan
dengan diameter lebih besar dari pada 13 mm digunakan baja mutu U
40 (ulir), kecuali bila ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Baja Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain
yang mengganggu perletakan tulangan dengan beton.
3) Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm, telah dipijarkan dan tidak tersepuh seng.
4) Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok ukurannya
dan diletakkan diatas lantai beton atau balok – balok kayu untuk
menghindari kontak dengan tanah, air dan zat – zat lain yang bersifat
merusak besi. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka
waktu lama tidak diperbolehkan.
5) Untuk membuktikan jaminan dari mutu baja tulangan, harus
dilampirkan sertifikat dari pabrik maupun supplier untuk setiap
pengiriman/penerimaan baja tulangan, Jika dipandang perlu atas
permintaan Direksi/Konsultan Pengawas,
b. Pekerjaan Bekisting
1) Bekisting harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. bekisting dapat dibuat dari
kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–
ukuran yang ada di dalam gambar.
2) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan
tekanan lainnya dengan tidak berubah bentukPermukaan cetakan beton
yang berhubungan dengan beton harus bebas dari sampah, paku, alur–
alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisi celah–celah
sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan
sedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah pengaruh
kelembaban beton tanpa menimbulkan perubahan bentuk cetakan,
celah–celah harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air
semen. Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
3) Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
4) Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat
lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
5) Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
6) Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang
dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–celah
cetakan yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran
maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan
mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
c. Pekerjaan Cor Beton
1) Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
2) Pada pekerjaan ini menggunakan Mutu Beton K-250.
3) Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
4) Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
5) Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan paling sedikit
24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam
(final setting)
6) Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudahditerbitkan,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
7) Melakukan Satu pengujian "slump", satu kali atau lebih sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Nilai slump pada setiap
campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang
disyaratkan.
8) Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah
dengan alat penggetar (vibrator).
9) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
10) Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah
dengan alat penggetar (vibrator).
11) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua
pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari
mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
12) Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru
saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian.
13) Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertical maupun horizontal,
dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan
dan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya, seperti yang
diinginkan oleh Direksi Pekerjaan.
14) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan
dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dijaga.
15) Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acian pada
dinding bangunan (yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton),
yang dinyatakan dalam gambar.
16) Persyaratan bahan.
10. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi untuk
pekerjaan pasangannya.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester
harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar
plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan
terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak
terlihat pecahpecah.
e. Tebal plesteran 1,5 cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian PC
sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah dengan hasil halus dan rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus
dengan bidang lainnya.
h. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus,
halus, tidak bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.
d. Perlengkapan jendela
Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi ini. Bila terjadi perubahan atau penggantian
akibat dari pemilihan merk, Tim Teknis wajib melaporkan hal tersebut kepada
Penanggungjawab Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
2). Bubungan yang dipakai sesuai dengan tipe atap (sesuai gambar rencana)
atau setara yang dipakai sebagai penutup atap yang dipasang dengan baik
dan rapat.
b. Pekerjaan Lisplank
Lisplank menggunakan papan kayu kamfer dengan ukuran 3x20 klas
II kualitas baik dan pemasangannya harus lurus, baik dan rapi.
b. Pelaksanaan
1) Instalasi Penerangan
Pemasangan saklar tunggal / ganda
Pemasangan instalasi penerangan
Pemasangan instalasi stop kontak
2) Lampu Penerangan
Lampu TL 20 watt, perletakan sesuai gambar rencana
3) Pekerjaan Instalasi Kabel / Stop Kontak
Kabel instalasi dipakai kabel kualitas I ukuran 2,5 mm ex
supreme atau setara.
Instalasi under ground stop kontak outlet flour 16 A
b. Macam Pekerjaan
Mengecat dengan cat tembok dan cat kayu untuk semua bidang
exterior dan interior seperti dinyatakan dalam gambar.
c. Cara Pelaksanaan
1) Cat Tembok Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumya digosok
memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat
yang berlubang sehingga permukaannnya rata dan licin untuk kemudian
dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler minimal 20 cm sampai baik
atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
2) Cat Kayu Semua pekerjaan yang telah dicat meni, baru boleh dicat kilap
setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel.
Pengecatan minimum 2 (dua) kali. Pengecatan yang dilakukan diatur
ketika keadaan mendung dan hujan tidak diperkenankan. Bahan yang
digunakan sekualitas produk Bee Brand.
3) Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai peraturan yang berlaku.
17. PENUTUP
a. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu
harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai
atas biaya Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya
dalam penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta
pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah pekerjaan selesai.
b. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan
memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan
kemudian dalam rapat-rapat koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan
Pengawas, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan atas
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak Penyedia Jasa.
H. Sudarsono, SE.,M.PD
NIP. 196612311986031054