Anda di halaman 1dari 23

DESIGN REPORT

GIRDER BRIDGE
SPAN B 26 METER

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan desain ini disusun sebagai dasar perencanaan


Girder Bridge Span B26 m

DISUSUN OLEH :

PT. Indo Trans Konstruksi

(Structural Engineer) (General Manager)

DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI:


............................ ........................................

............................................ ............................................
( ) ( )

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 1|


DAFTAR ISI

1 LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
BAB 2 STANDAR DESAIN ............................................................................................................... 5
2.1 Acuan Normatif ............................................................................................................. 5
2.2 Pendekatan Perencanaan Teknis .................................................................................... 5
2.3 Spesifikasi Material........................................................................................................ 6
BAB 3 RENCANA PEMBEBANAN .................................................................................................... 7
3.1 Beban Mati (Dead Load) ................................................................................................ 7
3.2 Beban Mati Tambahan (Super Impossed Dead Load) ....................................................... 7
3.3 Beban Aspal................................................................................................................... 7
3.4 Beban Hidup .................................................................................................................. 7
3.5 Beban Truk .................................................................................................................... 8
3.6 Beban Rem .................................................................................................................... 9
3.7 Beban Angin .................................................................................................................. 9
3.8 Temperatur seragam ................................................................................................... 10
3.9 Beban Gempa .............................................................................................................. 10
3.10 Kombinasi Pembebanan .............................................................................................. 11
BAB 4 PEMODELAN STRUKTUR DAN ANALISIS ............................................................................ 12
4.1 General Drawing .......................................................................................................... 12
4.2 Perhitungan Penampang Profil Girder .......................................................................... 13
4.2.1.1 Penampang Saat Kondisi Non-Komposit ....................................................................... 13

4.2.1.2 Penampang Saat Kondisi Komposit (n) ......................................................................... 14

4.2.1.3 Penampang Saat Kondisi Komposit (3n)........................................................................ 15

4.2.1.4 Diagram Tegangan ....................................................................................................... 16

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 2|


DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Beban lajur “D” ................................................................................................................. 8

Gambar 3. 2 Konfigurasi pembebanan truk .......................................................................................... 8

Gambar 3. 3 Respon spektrum ............................................................................................................ 10

Gambar 3. 4 Peta percepatan puncak batuan dasar (PGA) ................................................................. 10

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 3|


BAB 1 PENDAHULUAN

Laporan ini sepenuhnya menjadi milik PT INDO TRANS KONSTRUKSI yang hanya dapat di
sajikan kepada pemilik atau instansi khusus yang telah ditunjuk secara resmi oleh pihak terkait.

Desain report berisi detail perencanaan jembatan girder kelas B bentang 26 m. Perencanaan
meliputi desain struktur rangka, analisis sambungan struktur, rasio tegangan, hasil displacement dan
lain sebagainya.

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 4|


BAB 2 STANDAR DESAIN

2.1 Acuan Normatif

1. Standar pembebanan

• SNI 1725 : 2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan

2. Perencanaan gempa

• SNI 2833 : 2016 tentang Perancangan Jembatan Terhadap Beban Gempa

• Peta Gempa yang digunakan tahun 2017 merujuk pada website Pusjatan.

3. Standar Perencanaan

• American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) 2012

• RSNI T-03-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja Jembatan

• American Institute of Steel Construction (AISC), 2012

4. Kombinasi Pembebanan

• SNI 1725 : 2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan

5. Welding Code

• Americal Welding Society (AWS) D 1.1

• Americal Welding Society (AWS) D 1.5

2.2 Pendekatan Perencanaan Teknis

Proses desain struktur jembatan dilakukan menggunakan 2 metode yaitu :


• Analisis 2 dimensi menggunakan software STAAD PRO dengan memodelkan rangka
jembatan sebagai frame/member.
• Analisis numerik secara manual yang tertuang pada referensi desain
• Desain merujuk pada Load Resistance Factor Load

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 5|


2.3 Spesifikasi Material

Spesifikasi material untuk stuktur baja adalah sebagai berikut :

a. Baja struktur utama sesuai dengan JIS G3106 - SM 490YB atau ekuivalennya dengan minimum yield
strength 365 MPa (< 16 mm), 355 MPa (16 - 40 mm) dan 335 MPa (> 40 mm)
b. Baja struktur sekunder sesuai dengan JIS G3101 – SS400 atau ekuivalennya dengan minimum yield
strength 250 Mpa
c. Mutu slab beton yang digunakan adalah mutu K-350 (f’c = 30 Mpa)
d. Baut sambungan untuk batang utama menggunakan Baut Ulir Mutu Tinggi (High Tension Bolt/HTB)
JIS-B-1186-F10T atau ASTM A325M atau ekuivalennya.
e. Shear connector atau penghubung geser sesuai dengan JIS G3112-SD40 (Deformed bar)
f. Welding Electrodes yang dipakai adalah SMAW (AWS A5.1 CLASS E 70XX), SAW (AWS A5.17 MUTU
F7A4 EL12)

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 6|


BAB 3 RENCANA PEMBEBANAN

3.1 Beban Mati (Dead Load)


Beban mati berupa:

a) Beban sendiri struktur dengan berat jenis baja 7850 kg/m3

b) Komponen sambungan (mur baut, gusset plate, dll)

3.2 Beban Mati Tambahan (Super Impossed Dead Load)


Beban mati tambahan berupa:

a) Deck Beton dengan berat jenis beton 2400 kg/m3

b) Pedestrian

3.3 Beban Aspal

Semua jembatan harus direncanakan untuk bisa memikul beban tambahan yang berupa lapisan
aspal setebal 50 mm kecuali ditentukan lain oleh instansi yang berwenang. Lapisan ini harus
ditambahkan pada lapisan permukaan yang tercantum dalam gambar rencana.

3.4 Beban Hidup

3.4.1 Beban lajur “D”


Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q tergantung pada panjang
total yang dibebani L yaitu seperti berikut :

Keterangan:
q = adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan (kPa)
L = adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter)

3.4.2 Beban garis terpusat


Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus terhadap
arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0 kN/m. Untuk mendapatkan momen
lentur negatif maksimum pada jembatan menerus, BGT kedua yang identik harus ditempatkan pada
posisi dalam arah melintang jembatan pada bentang lainnya.

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 7|


Gambar 3. 1 Beban lajur “D”

3.5 Beban Truk

Pembebanan truk "T" terdiri atas kendaraan truk semi-trailer yang mempunyai susunan dan
berat gandar seperti terlihat dalam Gambar 3.2. Berat dari tiap-tiap gandar disebarkan menjadi 2
beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan permukaan lantai.
Jarak antara 2 gandar tersebut bisa diubah-ubah dari 4 m sampai dengan 9 m untuk mendapatkan
pengaruh terbesar pada arah memanjang jembatan.

Gambar 3. 2 Konfigurasi pembebanan truk

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 8|


3.6 Beban Rem
Gaya rem harus diambil yang terbesar dari :

• 25% dari berat gandar truk desain atau,

• 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR.

3.7 Beban Angin

3.7.1 Beban angin struktur


Tekanan angin yang ditentukan pada pasal ini diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan
kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Untuk jembatan atau bagian jembatan dengan
elevasi lebih tinggi dari 10000 mm diatas permukaan tanah atau permukaan air, kecepatan angin
rencana, VDZ, harus dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

dengan :

• VDZ adalah kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)


• V10 adalah kecepatan angin pada elevasi 10000 mm di atas permukaan tanah atau di
atas permukaan air rencana (km/jam)
• VB adalah kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada elevasi 1000 mm,
yang akan menghasilkan tekanan seperti yang disebutkan dalam 9.6.1.1 dan Pasal 9.6.2.
• Z adalah elevasi struktur diukur dari permukaan tanah atau dari permukaan air dimana
beban angin dihitung (Z > 10000 mm)
• Vo adalah kecepatan gesekan angin, yang merupakan karakteristik meteorologi,
sebagaimana ditentukan dalam Tabel 28, untuk berbagai macam tipe permukaan di hulu
jembatan (km/jam)
• Zo adalah panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik meteorologi,
ditentukan pada Tabel 28 (mm)

V10 dapat diperoleh dari:

• grafik kecepatan angin dasar untuk berbagai periode ulang, survei angin pada lokasi
jembatan, dan jika tidak ada data yang lebih baik, perencana dapat mengasumsikan
bahwa

V10 = VB = 90 s/d 126 km/jam.

3.7.2 Beban angin kendaraan


Tekanan angin rencana harus dikerjakan baik pada struktur jembatan maupun pada kendaraan
yang melintasi jembatan. Jembatan harus direncanakan memikul gaya akibat tekanan angin pada
kendaraan, dimana tekanan tersebut harus diasumsikan sebagai tekanan menerus sebesar 1,46
N/mm, tegak lurus dan bekerja 1800 mm diatas permukaan jalan.

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 9|


3.8 Temperatur seragam
Deformasi akibat perubahan temperatur yang merata dapat ditentukan dengan
menggunakan tabel berikut:

3.9 Beban Gempa


Perhitungan beban gempa mengikuti SNI 2833 : 2016. Standar perencanaan ketahanan gempa
untuk jembatan. Potensi gempa 1000 tahun dengan kemungkinan terlampaui 7% dalam 75 tahun.
Beban gempa menggukan analsis respon spektrum yang ditentukan berdasarkan klasifikasi situs
dimana lokasi struktur berada, berupa nilai hubungan antara periode (sec) dengan percepatan
(gravitasi).

Gambar 3. 3 Respon spektrum

Gambar 3. 4 Peta percepatan puncak batuan dasar (PGA)


PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 10 |
3.10 Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan merujuk kepada SNI 1725:2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan sebagai berikut :

Note : faktor beban pada jembatan boks girder baja untuk kendaraan TT dan TD diambil sebesar 2.0.

PT. INDO TRANS KONSTRUKSI 11 |


BAB 4 PEMODELAN STRUKTUR DAN ANALISIS

4.1 General Drawing

TAMPAK ATAS STRUKTUR JEMBATAN

TAMPAK SAMPING STRUKTUR JEMBATAN

DIAGRAM CHAMBER STRUKTUR JEMBATAN

POTONGAN MELINTANG JEMBATAN

P a g e 12 |
4.2 Perhitungan Penampang Profil Girder
4.2.1.1 Penampang Saat Kondisi Non-Komposit
ANALISIS PENAMPANG PROFIL
BENTANG L = 26 METER
250 Data Profil
Bentang = 26000 mm
12 fy = 355 MPa
h= 1300 mm
b_bawah= 280 mm
b_atas= 250 mm
tw = 12 mm
tf_bawah = 20 mm
1300 tf_atas = 12 mm
12
y_bawah = 525,67 mm
y_atas = 742,33 mm (y_atas dan y_bawah dihitung dari masing-masing awal web)
m_bawah = 154,53 mm (Jarak titik berat untuk setengah luas total diukur dari tepi bawah)
m_atas = 288,18 mm (Jarak titik berat untuk setengah luas total diukur dari tepi atas)
do = 857,33 mm (Jarak antara dua titik berat masing-masing untuk setengah luas total)

20

280

Data Geometri Jembatan


Bentang (L,meter) = 26
jumlah girder = 5 (kelas B)
Jarak antar girder (b,meter) = 1,6

Inersia Penampang Cek


4
Segmen A (mm2) yi (mm) A * yi Isumbu ( mm I0 Ix
)
flens bawah 5600 1290 7224000 9,32E+09 186666,667 1840051567 mm4
web 15216 646 9829536 8,39E+09 2038720832 2115013718 mm4
flens atas 3000 6 18000 144000 36000 1515786606 mm4
23816 17071536 1,771E+10 5470851891 mm4

y0 = 7 1 7 mm
Ix = 5,471E+09 mm4 Cek
Zx_bawah = 9,381E+06 mm3 4
Ix = 5 , 4 7 1 E+09 mm (OK)
3
Zx_atas = 7,632E+06 mm
Sx = 1,021E+07 mm3

e (flens bawah) = 7,98 ( BMS 1992 pasal 7.5.3) Flens Termasuk Profil Kompak
e (flens atas) = 11,82 Web Termasuk Profil Langsing
e (web) = 125,12 ( BMS 1992 pasal 7.5.3) Kapasitas Lentur Elastis Balok Adalah 1490,19 kN.m
Kapasitas Lentur Plastis Balok Adalah 3043,55 kN.m
p (flens) = 82 Kapasitas Aksial Balok Adalah 8454,68 kN
p (web) = 82
( BMS 1992 Tabel 7.3 )
y (flens) = 115
y (web) = 115

Case # 1 Case # 2 Case # 3


Kompak Tidak Kompak Langsing
Ze (mm3) M (kN.m) Zc (mm3) Ze (mm3) M (kN.m) Ze (mm3) M (kN.m)
- - - - - 10086337 3043,55
BMS 92 Pasal 7.5.3.2 BMS 92 Pasal 7.5.3.3 BMS 92 Pasal 7.5.3.4

PEMBEBANAN JEMBATAN

L/4

Roda tengah ada di puncak segitiga


y roda belakang = 4,5
y roda tengah = 6,5
y roda depan = 4

ULS SLS
Momen
Faktor Momen Faktor Lendutan
No Jenis Beban Besar Satuan No Jenis Beban Besar Satuan gaya
Beban gaya (kNm) Beban Maks (mm)
(kNm)
1 Girder 1,1 2,4304228 kN/m 225,9078 1 Girder 1 2,430423 kN/m 205,3707 12,587508
Lantai 633,4965 Lantai 527,9138 32,356697
2 Jembatan 1,2 6,2475 kN/m 2 Jembatan 1 6.2475 kN/m
(basah) (basah)

Jumlah 859,4043 Jumlah 733,2845 44,944205

Stress = 102,1071 MPa Stress = 87,12261 MPa

P a g e 13 |
4.2.1.2 Penampang Saat Kondisi Komposit (n)
ANALISIS PENAMPANG KOMPOSIT (n)
BENTANG L = 26 METER
b_efektif/n
fc' = 30 MPa
1600 fy = 355 MPa
Tebal Lantai = 250 mm Ytotal = 1550 mm
12 Jarak Antar Balok = 1600 mm Yatas = 386,86 mm (Jarak titik berat ke serat atas)
1738750000 26000 mm Ybawah = 1163,14 mm (Jarak titik berat ke serat bawah)
h= 1300 mm
b_bawah= 280 mm
b_atas= 250 mm
tw = 12 mm
1300 tf_bawah = 20 mm
12
tf_atas = 12 mm
n= 7,5836
b_efektif = 1600 mm
y_bawah = 68,55932584 mm Asumsi OK
y_atas = 181,4406742 mm (y_atas dan y_bawah dihitung dari sumbu)
m_bawah = 8 6 6 , 9 9 7 6 6 mm (Jarak titik berat untuk setengah luas total diukur dari tepi bawah)
20 m_atas = 90,7203371 mm (Jarak titik berat untuk setengah luas total diukur dari tepi atas)
do = 592,2820044 mm (Jarak antara dua titik berat masing-masing untuk setengah luas total)
280

Data Geometri Jembatan

Bentang (L,meter) = 26
jumlah girder = 5 (kelas B)
Jarak antar girder (b,meter) = 1,6

Inersia Penampang Cek


4
Segmen A (mm2) yi (mm) A * yi Isumbu (mm I0 Ix
)
Flens bawah 5600 1290 7224000 9,32 E+09 186666,6667 7,45E+09
web 15216 646 9829536 8,39 E+09 2038720832 5,98E+09 Q beton = 0,98 t/m B
flens atas 3000 6 18000 144000 36000 51410070,37 eff/n = 210,982597 mm
Slab 52745,6492 -125 -6593206,151 1,099E+09 274716922,9 3,89 E+09
76561,6492 10478329,85 1,8807E+10

y0 = 136,86 mm Cek
Ix = 1,74E+10 mm4 4
Ix = 1,56E+11 mm (OK)
Zx_bawah = 1,49E+07 mm3
Zx_atas = 4,49E+07 mm3
Sx = 2,27E+07 mm3

e (flens bawah) = 11,82 ( BMS 1992 pasal 7.5.3) Flens Termasuk Profil Kompak
e (flens atas) = 11,82 Web Termasuk Profil Kompak
e (web) = 13,59 ( BMS 1992 pasal 7.5.3) Kapasitas Lentur Elastis Balok Adalah 2916,26 kN.m
Kapasitas Lentur Plastis Balok Adalah 6362,75 kN.m
p (flens) = 82 Kapasitas Aksial Balok Adalah 27179,39 kN
p (web) = 82
BMS 1992 Tabel 7.3
y (flens) = 115
y (web) = 115

Case # 1 Case # 2 Case # 3


Kompak Tidak Kompak Langsing
Ze (mm3) M (kN.m) Zc (mm3) Ze (mm3) M (kN.m) Ze M (kN.m)
(mm3)
22404054,36 6362,75 - - - - -
BMS 92 Pasal 7.5.3.2 BMS 92 Pasal 7.5.3.3 BMS 92 Pasal 7.5.3.4

PEMBEBANAN JEMBATAN

L/4

Roda tengah ada di puncak segitiga


y roda belakang = 4,5
y roda tengah = 6,5
y roda depan = 4

P a g e 14 |
HASIL ANALISA

ULS SLS
Momen Lendutan
Faktor Momen gaya
No Jenis Beban Besar Satuan No Jenis Beban Faktor Beban Besar Satuan gaya Maks
Beban (kNm)
(kNm) (mm)
1 Girder 1,1 2,4304228 kN/m 225,9078 1 Girder 1 2,4304228 kN/m 205,3707 -
2 Lantai Jembatan 1,2 9,996 kN/m 1013,5944 2 Lantai Jembatan 1 9,996 kN/m 844,662 -
3 Beban Lalin UDL 1,8 14,4 kN/m 2190,24 3 Beban Lalin UDL 1 14,4 kN/m 1216,8 23,485971
4 Beban Lalin KEL 1,8 63,7 kN 745,29 4 Beban Lalin KEL 1 63,7 kN 414,05 6,3934032
Jumlah 4175,032199 Jumlah 2680,883 29,879374

ULS SLS
Momen
Faktor Momen gaya
No Jenis Beban Besar Satuan No Jenis Beban Faktor Beban Besar Satuan gaya
Beban (kNm)
(kNm)
1 Girder 1,1 2,4304228 kN/m 225,9077993 1 Girder 1 2,4304228 kN/m 205,3707
2 Lantai Jembatan 1,2 6,2475 kN/m 1013,5944 2 Lantai Jembatan 1 6,2475 kN/m 844,662
3 Beban Truk 1,8 P1, P2, P3 kN 3129,75 3 Beban Truk 1 P1, P2, P3 kN 1738,75
Jumlah 4369,252199 Jumlah 2788,783

Stress = 292,530905 MPa Stress = 186,715 MPa

Non komposit Komposit


Lendutan
Lendutan

Kondisi Layan
maks Pi = P a2 Kondisi Tegangan Teganga beban
beban mati
b2/(3LEI) (MPa) n (MPa) hidup
(mm)
(mm)
maks P1 = 1,682817911 mm Teoritis 87,12 44,94 186,72 29,88
maks P2 = 10,43033037 mm Lendutan maksimum (mm) 29,87937 Izin 236,67 72,22 236,67 32,50
maks P3 = 8,548846459 mm Lendutan izin (mm) = 32,5 Status OK OK OK OK
aks total = 20,66199474 mm Kondisi Momen gaya (kNm)

Kondisi
Ultimate
Non Komposit Komposit
Beban Ultimate 859,40 4369,25
Kapasitas 3043 6362,75
Status OK OK

4.2.1.3 Penampang Saat Kondisi Komposit (3n)


ANALISIS PENAMPANG KOMPOSIT (3n)
BENTANG L = 26 METER
b_efektif/3n
fc' = 30 MPa
1600 fy = 355 MPa
Tebal Lantai = 250 mm
12 Jarak Antar Balok = 1600 mm
Bentang = 26000 mm
h= 1300 mm
b_bawah= 280 mm
b_atas= 250 mm
tw = 12 mm
1300 tf_bawah = 20 mm
12
tf_atas = 12 mm
n = 7,5836
b_efektif = 1600 mm Analisis harus dimodifikasi sehingga…
y_bawah = -44,32202247 mm y_bawah = 1494,912 mm
y_atas = 294,322023 mm y_atas = 55,08821 mm …. Status Ok
m_bawah = 587,2543781 mm (Jarak titik berat untuk setengah luas total diukur dari tepi bawah)
20 m_atas = 178,0551819 mm (Jarak titik berat untuk setengah luas total diukur dari tepi atas)
do = 784,69044 mm (Jarak antara dua titik berat masing-masing untuk setengah luas total)
280
(y_atas dan y_bawah dihitung dari sumbu)
Inersia Penampang Cek
4
Segmen A (mm2) yi (mm) A * yi Isumbu (mm I0 Ix
)
flens bawah 5600 1290 7224000 9,319E+09 186666,6667 4,85E+09
web 15216 646 9829536 8,389E+09 2038720832 3,29E+09
flens atas 3000 6 18000 144000 36000 374475179
Slab 17581,883 -125 -2197735,384 549433846 274716922,9 4,39E+09
41397,883 14873800,62 1,826E+10

y0 = 359,29 mm
Ix = 1,29E+10 mm4 Cek
Zx_bawah = 1,37E+07 mm3 Ix =
4
1,29E+10 mm (OK)
3
Zx_atas = 2,12E+07 mm
Sx = 1,62E+07 mm3

e (flens bawah) = 7,98 ( BMS 1992 pasal 7.5.3) Flens Termasuk Profil Kompak
e (flens atas) = 11,82 Web Termasuk Profil Kompak
e (web) = 35,68 ( BMS 1992 pasal 7.5.3) Kapasitas Lentur Elastis Balok Adalah 2680,24 kN.m
Kapasitas Lentur Plastis Balok Adalah 5189,4 kN.m
p (flens) = 82 Kapasitas Aksial Balok Adalah 14696,25 kN
p (web) = 82
BMS 1992 Tabel 7.3
y (flens) = 115
y (web) = 115 Case # 1 Case # 2 Case # 3
Kompak Tidak Kompak Langsing
Ze (mm 3) M (kN.m) Zc (mm ) Ze (mm 3) M (kN.m)
3
Ze (mm 3) M (kN.m)
16242261,54 5189,4 - - - - -
BMS 92 Pasal 7.5.3.2 BMS 92 Pasal 7.5.3.3 BMS 92 Pasal 7.5.3.4

P a g e 15 |
4.2.1.4 Diagram Tegangan
INCREMENTAL STRESS DIAGRAM

Modulus Elastisitas Beton (MPa): 28561,31569


Koefisien Shrinkage: 2,00E-04
Koefisien Thermal Expansion: 1,12E-05

(N * mm) 1,050E+09 8,447E+08 from below from below

b_efektif

tf_atas
N.A (n)
N.A (3n)
tw N.A (beam)
h

tf_bawah 1 2 3 4 5 6 7
137,6 56,55 61,53 116,4 11,9 327,5 -62,20
b_bawah
Immidiate LongTerm Allow able stress (MPa
Equivalent Steel Cross Section
Note : + tension (MPa)

- compression (MPa)
Steel I-Girder: 5.7
8,8
Abeam =
Ybeam = 717 mm
I beam = 5,471E+09 mm4
Composite Beam (n) :
Acomp(n) =
Ycomp(n) = 1163 mm
I comp(n) = 1,737E+10 mm4
Composite Beam (3n):
Acomp(3n) = Shrinkage stress 15,9
Ycomp(3n) = 941 mm
I comp(3n) =

Berdasarkan hasil analisa tersebut tegangan yang terjadi pasa saat penampang non komposit
adalah sebesar 102,1071 MPa, sedangkan pada saat penampang komposit tegangan yang terjadi
sebesar 292,530905 MPa. Tegangan yang terjadi tersebut masih kurang dari tegangan leleh plat yaitu
355 MPa, maka masih dalam batas aman. Lendutan yang terjadi sebesar 29,87937 mm < 32,5 mm
(L/800) (OK).

P a g e 16 |
GENERAL ARRANGEMENT
JEMBATAN GIRDER BAJA, BENTANG 26 M - KELAS B

PT. INDOTRANS KONSTRUKSI


CATATAN UMUM

JEMBATAN GIRDER BAJA KELAS B BENTANG 26 METER

GENERAL ARRANGEMENT
CATATAN UMUM

PT.INDO TRANS KONSTRUKSI


PERSPEKTIF VIEW

JEMBATAN GIRDER BAJA KELAS B BENTANG 26 METER

GENERAL ARRANGEMENT
PERSPEKTIF VIEW

PT.INDO TRANS KONSTRUKSI


TAMPAK ATAS STRUKTUR JEMBATAN

TAMPAK SAMPING STRUKTUR JEMBATAN

DIAGRAM CHAMBER STRUKTUR JEMBATAN

JEMBATAN GIRDER BAJA KELAS B BENTANG 26 METER

GENERAL ARRANGEMENT
DENAH STRUKTUR JEMBATAN

PT.INDO TRANS KONSTRUKSI


POTONGAN MELINTANG JEMBATAN
TAMPAK DEPAN JEMBATAN

TAMPAK ATAS PERLETAKAN JEMBATAN

TAMPAK SAMPING PERLETAKAN JEMBATAN

TAMPAK DEPAN PERLETAKAN JEMBATAN

JEMBATAN GIRDER BAJA KELAS B BENTANG 26 METER

GENERAL ARRANGEMENT
DENAH PERLETAKAN JEMBATAN

PT.INDO TRANS KONSTRUKSI


DENAH BLOCK OUT ANGKUR

JEMBATAN GIRDER BAJA KELAS B BENTANG 26 METER

GENERAL ARRANGEMENT
DENAH BLOCK OUT ANGKUR

PT.INDO TRANS KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai