KEGIATAN:
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SUB KEGIATAN:
REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT
KERUSAKAN MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA (DAK)
KEGIATAN:
REHABILITASI RUANG KELAS SD NEGERI MULYOHARJO 01 (DAK)
TAHUN ANGGARAN
2022
Page 0 of 41
KEGIATAN : PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SUB KEGIATAN : REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN KERUSAKAN MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA (DAK)
PEKERJAAN : REHABILITASI RUANG KELAS SD NEGERI MULYOHARJO 01 (DAK)
LOKASI : MULYOHARJO, PAGERBARANG, KABUPATEN TEGAL, JAWA TENGAH 52462
TAHUN 2022
SPESIFIKASI TEKNIK
I. LATAR BELAKANG
Keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat utama dalam upaya pencapaian
tatanan masyarakat madani. Keunggulan Sumber Daya Alam tidak akan berarti banyak tanpa
ketersediaan personal yang memiliki tingkat kemampuan dan sarana prasarana yang memadai.
Secara historis negara-negara yang memiliki SDM yang unggul cenderung lebih eksistensi
dibandingkan dengan negara-negara yang yang hanya memiliki keunggulan sumber daya lainya.
Dan kuat indikasi bahwa keunggulan SDM hanya akan tercipta melalui penyelenggaraan
Pendidikan yang memadai. Oleh karena itu, Pemberian Pelayanan Pendidikan yang baik merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan SDM yang unggul.
Secara umum dunia Pendidikan Indonesia dihadapkan pada tiga tantangan besar yaitu: tuntutan
untuk mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai, peningakatan
terhadap ekses iklim globalisasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Otonomi Daerah.
Disamping itu Pendidikan Nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan lain yang
menonjol yaitu, masih rendahnya pemerataan untuk memperoleh pendidikan, masih rendahnya
kualitas dan relevansi pendidikan dan masih lemahnya manajemen pendidikan dan sarana
prasarana yang belum memadai .
Salah satu faktor terciptanya siswa siswi yang berprestasi dan berkualitas adalah tersedianya
suasana ruang belajar yang aman, nyaman dan kondusif. Oleh karena salah satu program
pemerintah adalah memperhatikan kondisi sarana dan prasarana sekolah, baik ruang kelas, ruang
tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang laboratorium, jamban, bahkan tempat ibadah
untuk aman, nyaman dan kondusif untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar. Pada
kesempatan tahun 2021 ini pemerintah Kabupaten Tegal mendapatkan Dana Alokasi Khusus dari
Pemerintah Pusat berupa kegiatan pengelolaan Pendidikan sekolah dasar. Salah satu rehabiltasi
sedang/berat yang akan dikerjakan adalah Kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar Sub
Kegiatan Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya (DAK)
Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Kelas SD Negeri Mulyoharjo 01 Kecamatan Pagerbarang Kabupaten
Tegal Tahun Anggaran 2022.
Page 1 of 41
III. TARGET ATAU SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya Kenyamanan dalam belajar dan pemenuhan
fasilitas sarana dan prasarana ruang kelas yang layak dan memadai. Dalam paket Kegiatan
Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar Sub Kegiatan Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Kerusakan
Minimal Sedang Beserta Perabotnya (DAK) Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Kelas SD Negeri
Mulyoharjo 01 Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2022.
Page 2 of 41
VII. TENAGA YANG DIBUTUHKAN
Personel yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini antara lain :
a. Personel Manajerial
Jabatan Pengalaman Bukti Kompetensi Minimal
1. Pelaksana Lapangan 0 Tahun SKT Pelaksana Bangunan Gedung
(TA 022) TK I atau Pelaksana
Bangunan Grdung /Pekerjaan
Gedung (TS 051) Tk. 1 atau
Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Gedung Pekerjaan Gedung (TS 052)
TK.I
2. Petugas K3 Konstruksi / 0 Tahun Petugas Keselatan Konstruksi,
Petugas Keselamatan Sertifikat Petugas K3 Konstruksi /
Konstruksi SKA Ahli K3 Konstruksi
b. Personel Pendukung
Jabatan Jumlah Bukti Kompetensi Minimal
1. Quantity Surveyor 1 orang SKT Quantity Surveyor (TL003)
2. Drafter 1 orang SKT Juru Gambar - Sipil (TS003) atau Juru
Gambar / Draftman Arsitektur (TA003)
3. Administrasi 1 orang Ijazah SLTA sederajat
4. Logistik 1 orang Ijazah SLTA sederajat
Page 3 of 41
VIII. PESIFIKASI TEKNIS BERDASARKAN PERATURAN LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NO. 12 TAHUN 2021.
A. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
NO URAIAN PEKERJAAN DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI MERK YANG DIPILIH KETERANGAN
Page 4 of 41
Gambar 1: Semen Gresik dan Tiga roda
3. Pembesian
a. Besi beton Ø8 merk Master Steel, Lautan Steel,
Perwira, KSTY
b. Besi beton Ø10 merk Master Steel, Lautan Steel,
Perwira, KSTY
c. Besi beton Ø12 merk Master Steel, Lautan Steel,
Perwira, KSTY Gambar 3: Besi Ø 12 KSTY
4. Bekisting
c. Paku
Page 5 of 41
3. Rangka atap
4. Talang air
Page 6 of 41
b. Jalusi pintu menggunakan kayu kruing ukuran
3/5
Page 7 of 41
c. Daun jendela menggunakan bahan kayu jati
perum tebal 4 cm dan setelah diserut menjadi ±
3,5 cm dan lebar 8 cm.
Page 8 of 41
H. Pekerjaan Lantai 1. Keramik lantai (putih) ukuran 40x40 merk Asia tile /
KIA TKDN - 17 - 12283, arwana TKDN - 19 - 15366,
merk Mulia TKDN – 1900229.
2. Cat kayu
Page 9 of 41
Gambar 46 : Cat dasar merk bioduca
Page 10 of 41
3. Saklar tunggal merk broco, TKDN - 15 - 9512
Page 11 of 41
7. Kabel NYM 3x2,5 mm mm merk kitani TKDN - 19 -
14102, extrana TKDN - 15 - 9414, eternal TKDN -
1300448
Page 12 of 41
B. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN
a. Peralatan Utama (Minimal)
Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1. Concrete Mixer 0,3-0,6 M3 1 unit
b. Peralatan Penunjang
Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1. Pick Up 1,25 m3 1 unit
2. Scafolding 15 unit
Catatan: Bukti kepemilikan/sewa peralatan penunjang disampaikan pada saat
rapat persiapan kontrak.
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
Tata cara penyelenggaraan bangunan ini telah diatur dalam syarat – syarat umum dan
syarat-syarat admininstrasi. Sedangkan bentuk bangunan yang dimaksud harus
dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan syarat-syarat teknis
sebagaimana tercantum dalam pasal di bawah ini.
1) Pemberian pekerjaan meliputi mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua
bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya.
Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha
penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna lengkap. Hal
tersebut di atas juga dimaksudkan pekerjaan–pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan
yang walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam
lingkungan pekerjaan harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi/konsultan pengawas.
PASAL 2
TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN
13 of 41
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar maka yang menentukan
adalah ukuran pada gambar denah skala besar.
b. Jika terdapat ketidaksamaan antara gambar dengan RKS maka harus dikonsultasikan
dengan direksi/Konsultan Pengawas.
c. Pengambilan dan pemakaian yang keliru sebelum/selama dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa konstruksi sepenuhnya.
d. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Pembongkaran
a. Pembongkaran lokasi ruang kelas 1, 2, 3, dan 4
Pembongkaran bubungan, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran atap genteng press, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran rangka atap, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran gording, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran kuda-kuda, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran Langi-langit, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran rangka plafond, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran pondasi
Pembongkaran tiang kayu selasar, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran lisplang, tidak terpakai Kembali
Pembongkaran bata merah
Pembongkaran kolom beton
Pembongkaran kusen kayu
Pembongkaran bata merah
Pengelupasan cat lama
Pengelupasan plesteran
14 of 41
3) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi.
Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
ketentuan K3 di lingkungan proyek.
a. Adminitrasi SMK3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi
K3, meliputi:
Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat.
Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja.
Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek.
Ijin dari kantor yang berwenang tentang penggunaan jalan atau jembatan yang
menuju lokasi untuk lalu-lintas alat berat (apabila diperlukan).
Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat.
15 of 41
Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan
yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak
sebagai penahan goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap
sengatan listrik; serta melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari
percikan, tumpahan, dan tetesan.
Jenis-jenis pelindung kepala antara lain Kelas G untuk melindungi kepala dari
benda yang jatuh; dan melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts.
Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat
melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts. Kelas F untuk
melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi dari sengatan
listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak (korosif)
16 of 41
Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang
sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan
tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah
kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika memungkinkan harus ditempatkan
lebih tinggi dari bahu pemakainya d
Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali, digunakan
untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh pekerja ke tempat kaitan
atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan harus
yang kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis
Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang digunakan
untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali tersebut akan
memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun
pada saat turun.
17 of 41
PASAL 4
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN RESIKO
18 of 41
2. Pekerjaan besi Tertusuk besi atau 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kawat, kesetrum,
terluka dengan mesin
gerindra atau alat
pemotong besi,
terpeleset, jari tangan
tergencet, badan
terkena lecutan besi,
3. Pekerjaan beton Terkena percikan cor 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
beton, pipa concrete
pump tersumbat atau
pecah, mobil pompa
tergelincir, terkena
mesin molen
b Pekerjaan Konstruksi Jatuh dari ketinggian, 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Atap terkena alat kerja,
tersetrum, tertimpa
material, bising,
terjatuh dari tangga
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
a Pekerjaan Dinding, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Plesteran dan acian
1. Pasangan bata dan Tangan iritasi, terjatuh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
plesteran dari perancah atau
tangga, terkena matrial
atau alat kerja
2. Acian Tangan iritasi, terjatuh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dari perancah atau
tangga
b Pekerjaan Kusen, Daun Terkena alat atau 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pintu dan Kaca matrial, tersetrum,
kusen jatuh ketika
19 of 41
dipasang, tangan
tergores kaca atau
sekrup,
c Pekerjaan Plafond Terjatuh dari ketinggian 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
perancah atau tangga,
tertimpa matrial atau
alat, tersengat listrik
d Pekerjaan Lantai Terkena alat potong, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
bising, debu, tersetrum
listrik, terkana alat atau
matrial
e Pekerjaan Cat Terkena cat, mata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kecipratan cat,
terjatuh, tangan iritasi
C PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a Pekerjaan Instalasi Tersetrum 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Listrik
20 of 41
PASAL 5
PEKERJAAN AIR KERJA
Pelaksana pekerjaan harus menyediakan air kerja untuk keperluan pelaksanaan bangunan,
baik dengan sumur pompa atau dengan cara lain yang memenuhi persyaratan
PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK
1) Seluruh pasangan tembok dibuat dari pasangan batu merah tebal 1/2 batu sebelum
dipasang batu merah harus direndam di dalam air dahulu (disiram secukupnya).
2) Pasangan batu bata di atas sloop setinggi 30 cm dengan spesi 1PC : 3Ps termasuk pada
dinding dengan spesi yang sama (trasram) adapun untuk pasangan tembok lainnya
dengan spesi yang telah ditentukan yaitu 1 : 5.
3) Mengerjakan pasangan batu bata setiap harinya tidak boleh lebih dari 100 cm tingginya
dari permukaan lantai atau permulaan, dari permulaan pasangan sekurang - kurangnya
selama 2 minggu harus selalu dibasah.
4) Pasangan batu bata yang dipasang harus batu bata utuh kecuali pada tempat yang
membutuhkan batu bata patahan (potongan).
5) Pasangan batu bata harus selalu di cek kelurusannya terhadap vertikal sehingga
menghasilkan permukaan / bidang yang rata.
PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1) Semua pasangan batu bata yang kelihatan harus diplester sesuai dengan ketentuan spesi
yang telah ditentukan atau sama dengan spesi pasangan batu bata , pasangan pasangan
bata 1:5 diplester dengan spesi 1:5.
2) Sebelum pekerjaan plesteran dimulai supaya permukaan pasangan dibasahi air
secukupnya.
3) Plesteran harus rata dan tegak tebal plesteran maksimal 1,5 cm.
4) Semua permukaan dinding yang telah diplester agar di aci (diusik) dengan PC tidak boleh
dicampur dengan kapur hingga permukaan acian halus dan licin.
5) Semua permukaan yang telah diusik agar sering disiram air secukupnya agar plesteran
tidak pecah – pecah.
6) Pekerjaan acian dinding tembok dapat dilaksanakan setelah bangunan tertutup atap .
7) Pada plesteran sudut harus menghasilkan siku dan rata permukaannya.
PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
1) Pekerjaan pasangan untuk keramik lantai selasar dipakai uk. 40 x 40 warna putih polos,
semua bahan keramik yang terpasang berkualitas baik mempunyai bidang yang rata dan
sebelum dipasang harus mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi/Konsultan
pengawas.
2) Keramik lantai, yang dipasang harus sudah diseleksi ukuran dan bentuknya sama serta
warna dan permukaannya tidak ada cacat.
3) Sebelum keramik lantai di pasang , keramik existing yang sdh ada di kupas sampai bersih
berikut dengan spesi lama , dan diberi pasir urug setebal 2 cm baru dilaksanakan
pekerjaan pasang keramik lantai dengan spesi yg telah ditentukan .
21 of 41
4) Untuk menghindari terjadinya ledakan pada lantai keramik maka sebelum keramik
dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air, bahan keramik yang terpasang
dihindarkan dari injakan selama minimal 1 x 24 jam setelah pemasangan.
5) Sebelum memasang keramik ruangan diukur terlebih dahulu, guna mengetahui /
menghindari banyaknya potongan keramik, keramik yang dipotong harus rapi dan tidak
cacat.
6) Pada sela - sela sambungan pasangan keramik lantai di cor adukan semen warna
sesuaikan dengan warna keramik, dengan ketentuan yang cukup agar dapat mengisi nat
keramik dengan baik.
7) Lebar nat pemasangan keramik maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai
dengan gambar.
8) Semua bidang keramik harus dibersihkan dari noda - noda semen.
9) Pasangan keramik lantai harus menghasilkan bidang permukaan yang rata terhadap
horisontal, pasangan keramik dinding harus menghasilkan bidang permukaan yang rata
terhadap vertikal.
10) Pasangan keramik lantai dan dinding harus mengikuti siku bangunan sehingga
dihasilkan tampilan pasangan yang simetris dengan ruangan yang ada.
PASAL 9
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1) Syarat - syarat umum untuk pekerjan beton berlaku SNI 03-2847-2013 tentang
Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung serta peraturan untuk bahan
bangunan NI ( PUBI-1971 ).
2) Konstruksi beton harus dibuat dengan mutu beton K.200 atau sesuai petunjuk
direksi/Konsultan Pengawas dan mutu besi baja dipakai U.24 dengan persetujuan
direksi/Konsultan Pengawas.
3) Pekerjaan beton K.200 yang dilaksanakan adalah kolom struktur K1 15/20 , kolom K2
15/20.
4) Pekerjaan beton K.200 yang dilaksanakan meliputi : beton sloof 15/20, balok lateui B1
12/15, ringbalk B2 12/20, balok sunduk B3 7/20, dan balok konsol B4 15/20
5) Bekisting beton dibuat dari papan kayu lokal tebal 2 cm dengan kayu yang kering dan
sebelum dicor bekisting harus bersih dari kotoran dan disiram air secukupnya .
6) Untuk pekerjaan balok portal dan balok anak dipasang kayu stut jarak 50 cm dengan
ukuran kayu diameter 13 cm diperkuat dengan kayu 5/7 cm. Semua stut werk dipasang
baji ( klos ) yang dapat disetel , dan perancah /steger balok gantung tidak boleh
dibongkar sebelum usia beton mencapai umur min 21 hari sejak tanggal pangecoran.
7) Sebelum dicor semua pembersihan agar diperiksa lebih dahulu oleh direksi/Konsultan
Pengawas dan semua besi penulangan tidak boleh menempel pada bekisting
(dibuat/ditahan dengan beton deking) dengan spesi yang sama dan tebal minimal 2,50
cm atau disesuaikan dengan gambar.
8) Semua bahan - bahan untuk spesi beton seperti :
a. Pasir dipakai pasir kasar dan bersih dari kotoran tanah sebelum dipakai pasir agar
dicuci terlebih dahulu.
b. Split beton dipakai split yang cukup kekerasannya, tidak berpori dan rapuh dan terdiri
dari beberapa bidang dengan ukuran 2x3 atau 1x2 cm.
c. Portland cement (PC) yang dipakai merk tiga roda dan gresik.
9) Semua penulangan beton dan ukuran harus disesuaikan dengan gambar detail.
10) Semua pekerjaan beton yang telah selesai dicor agar selalu disiram air secukupnya (air
curing) secara terus menerus untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat sehingga
didapatkan hasil beton sesuai dengan yang telah disyaratkan .
22 of 41
11) Persyaratan Pelaksanaan.
a. Pelaksanaan penakaran semen portland dan agregat harus dengan kotak-kotak
takaran yang volumenya sama.
b. Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian sehingga tercapai
sikap dan mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya dalam hal ini perlu
diadakan pengujian slump sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971 pasal 4.4.
c. Secara periodik harus dilaksanakan pengujian kekuatan tekan kubus beton sesuai
dengan ketentuan dalam PBI 1971 pasal 4.7 dan pasal 4.9 biaya pengujian ditanggung
oleh penyedia jasa konstruksi .
d. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran pemadatan, dan peralatan beton harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1 sampai dengan 6.6
terutama yang harus diperhatikan adalah :
Pengadukan semua beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton
molen).
PASAL 10
PEKERJAAN ATAP
a. Pekerjaan Kuda-kuda
1) Kayu untuk pekerjaan atap menggunakan kayu kruing 8/15 untuk balok Tarik, 8/12
dan 6/12.
2) Pelajari gambar kerja dan spesifikasi tekniknya.
Pelajari gambar kerja yang telah ditentukan.
Menghitung jumlah kebutuhan kayu yang diperlukan dan jenis kayu yang telah
ditentukan.
Menyamakan persepsi antara gambar kerja dengan kondisi di lokasi bangunan.
23 of 41
Melukis (membuat mal) bentuk sambungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik
sesuai gambar kerja.
Memberi tanda dengan jelas (misalnya dengan cara diarsin) bagian-bagian kayu
yang akan dihilangkan
Menggergaji (usahakan tepat pada garis sehingga tidak perlu dipahat lagi) dan
melubangi sambungan
Bila belum tepat agar sambungan klop/sesuai.
Periksalah hasil pekerjaan, sesuaikan dengan ukuran dan gambar yang telah
ditetapkan.
Periksa semua hasil pekerjaan sambungan apakah sudah sesuai dengan yang
telah direncanakan/dibutuhkan sebelumnya untuk perakitan/pembuatan kuda -
kuda.
3) Perakitan komponen kuda-kuda
Perhatikan gambar kerja.
Beri tanda dengan simbol-simbol dengan pensil tukang sesuai dengan masing-
masing komponen sambungan balok
Komponen-komponen yang sudah terbentuk, selanjutnya dilakukan perakitan
dilokasi pembuatan kuda-kuda (bawah) untuk mengetahui akurasi pembentukan
kuda-kuda.
Perkuat sambungan tersebut dengan perkuatan baik dengan baut/mur, plat
strip, salang tergantung jenis sambungan.
4) Pembongkaran sebagian komponen kuda-kuda.
Setelah seluruh komponen kuda-kuda terpasang secara baik dibawah, maka
sebagian komponen kuda-kuda dibongkar kembali
Dan selanjutnya beberapa komponen yang sudah terbongkar, diangkat kelokasi
bangunan dan selanjutnya dipasang secara bertahap diatas bangunan.
5) Pemasangan kuda-kuda dilokasi bangunan
Perhatikan gambar kerja
Letakakkan balok Tarik atau kuda-kuda tepat diatas kolom struktur bangunan.
Pasangan seluruh komponen kuda-kuda sesuai dengan simbol-simbol pensil
yang tertera pada komponen kuda-kuda tersebut.
Perkuat sambungan tersebut dengan perkuatan baik dengan baut/mur, plat
strip, salang tergantung jenis sambungan
Cek Kembali seluruh sambungan kuda-kuda, sampai benar-benar kuda-kuda
kokoh.
Periksa sambungan, Apakah semua telah dapat berfungsi dengan baik.
Penyesuaian Kembali antara kuda-kuda yang sudah terpasang dengan gambar
kerja.
24 of 41
c. Pekerjaan rangka atap dan genteng
Kayu usuk menggunakan kayu kruing dengan ukuran usuk 5/7 dan reng 2/3.
Genteng menggunakan genteng press jatiwangi.
Pakailah kayu usuk dan reng kayu yang kruing berkualitas baik, apabila ada kayu
yang rusak, maka tidak dipakai.
Jarak pemasangan as usuk 5/7 kayu kruing dengan as usuk 5/7kayu kruing
disampingnya adalah 33 cm.
Jarak pemasangan reng 2/3 kayu kruing dengan reng 2/3 disampingnya adalah
antara 21-22 cm sesuai dengan type genteng press yang dipasang.
PASAL 11
PEKERJAAN PLAFON
1) Rangka plafon menggunakan kayu kempas ukuran 4/6 dan modul rangka plafon
50x100 cm.
2) Penutup plafon menggunakan penutup GRC ukuran 100x100 cm.
3) Lisplang menggunakan lisplang GRC motif kayu.
4) Lakukan pengukuran ketinggian/ elevasi untuk plafond yang akan dipasang.
5) Selanjutnya anda bisa memulai dengan memasang rangka penggantung plafon.
6) Lakukan tes beban penggantung. Langkah ini sangat penting agar plafon kuat, tidak
mudah roboh dan tidak mengakibatkan hal yang tidak diinginkan nantinya.
7) Lakukan marking batas atas untuk plafon .
8) Selanjutnya mulailah memasang rangka plafon.
9) Disusul dengan memasang penutup plafon (dengan nat) dan lis plafon.
10) Dan langkah terakhir periksa kerataan plafon.
PASAL 12
PEKERJAAN CAT
PASAL 13
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
1) Lingkup pekerjaan pintu dan jendela meliputi pemasangan kusen, daun pintu , daun
jendela dan boven dengam menggunakan jenis kayu kruing untuk kusen dan jenis kayu
jati perum untuk daun pintu dan daun jendela.
2) Kayu harus dalam keadaan utuh dan tidak cacat, kayu untuk kusen dan daun pintu
jendela harus dihindarkan dari hujan dan pengaruh lain supaya terhindar dari cacat atau
rusak.
3) Semua kayu yang jelas terlihat bekas pemakuan harus didempul sampai kelihatan rata.
25 of 41
4) Setiap bahan kayu yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
direksi/konsultan pengawas.
5) Sebelum pemasangan daun pintu dan jendela harus disimpan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udaranya baik, tidak terkena cuaca langsung dan terhindar dari
kerusakan dan kelembaban.
6) Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan harus siku sudut-sudutnya.
7) Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu harus diperkuat
hingga terjamin kekuatannya.
8) Seluruh daun pintu dan jendela harus terbuat dari bahan kayu jati perum yang solid.
9) Daun jendela dibuka keluar dengan engsel diletakkan di ambang atas, ketebalan kaca
jendela adalah 5 mm warna bening.
PASAL 14
PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI
1) Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan engsel pintu jendela, handel, hak angin ,
grendel, selot dengan merk dekkson.
2) Engsel untuk daun pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah sedangkan
untuk engsel ke tiga dipasang tepat ditengah tengah.
3) Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang
setinggi 90 – 100 cm dari lantai atau sesuai dengan gambar.
4) Pemasangan engsel, grendel, selot kunci, hak angin dilakukan setelah bangunan di cat.
5) Semua penggantung dan pengunci sebelum dipasang harus mendapatkan persetujuan
dari direksi atau pengawas dari unsur teknis.
PASAL 15
PEKERJAAN LISTRIK
1) Kabel instalasi penerangan menggunakan kabel NYM 2x1,5 dan instalasi stop kontak
3x2,5 mm.
2) Lampu menggunakan lampu LED 12 watt merk Phillips untuk ruang dan teras
3) Saklar dan stopkontak menggunakan merk broco
4) Pekerjaan instalasi ini adalah seluruh system listrik secara lengkap sehingga instalasi ini
dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
5) Kabel daya tegangan rendah ini harus memenuhi standard SIN atau SPLN. Sebelum dan
sesudah dipasang kabel harus dites dengan pengujian pengujian diantaranya test isolasi
dan test kontinuitas.
6) Kabel yang tertanam dalam tembok harus diberi pipa conduit.
7) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi litrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK, semua kabel harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukuran jenis
kabelnya, nomor dan pintalannya.
8) Semua armateur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding sistem)
9) Semua kabel yang tertanam didalam tembok harus berada dalam conduit PVC yang
sesuai dengan ukuran kabelnya.
10) Semua sambungan kabel baik didalam juction box, ataupun tempat lainnya harus
menggunakan connector yang terbuat dari tembaga yang di isolasi
11) Semua bahan fabrikan pekerjaan listrik seperti kabel, saklar, stop kontak, isolator,
lampu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari direksi/konsultan pengawas.
12)12)
26 of 41
PASAL 16
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1) Apabila ada pekerjaan tambah / kurang penyedia jasa konstruksi melaporkan secara
tertulis untuk mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
2) Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Direksi/konsultan pengawas, Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Untuk pekerjaan tambahan yang harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
bersama-sama penyedia jasa konstruksi dengan pesetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen.
4) Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan hasil pekerjaan, tetapi Pejabat Pembuat Komitmen dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambahan tersebut.
PASAL 17
PELAPORAN DAN DOKUMENTASI
27 of 41
rak contoh bahan, helm dan kelengkapan lain yang diperlukan bagi
pelaksanaan proyek.
1.5. Pembuatan Titik Acuan
Titik acuan merupakan patok tetap yang akan dijadikan sebagai acuan
atau referensi pada segala pengukuran ketinggian, pengecekan atau
pengontrolan. Titik ini harus kuat serta terlindung dari gangguan sampai
pekerjaan selesai dan terbuat dari tiang pipa diameter 1 ½” dengan dicor beton
atau pasangan batu kali. Elevasi atau ketinggian dari titik acuan adalah +
0,00 sesuai dengan Gambar rencana. Tulisan dari titik acuan harus
menggunakan cat minyak.
1.6. Pengukuran Batas Pekerjaan
Untuk menentukan batas-batas pekerjaan, Penyedia wajib melaksanakan
pekerjaan pengukuran dan pelaksanaannya harus disaksikan oleh Direksi
Konsultan Pengawas dan atau dengan instansi yang berwenang jika
memang diperlukaan atau harus demikian.
Pelaksanaan pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan as-as bangunan
dan kemudian ditandai dengan patok-patok yang tidak dapat berubah oleh
pengaruh- pengaruh luar dan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau berita acara
yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pelaksanaan proyek.
1.7. Direksi Keet
Penyedia wajib membuat Direksi Keet dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Luas lebih kurang 36 m².
b. Rangka kayu, atap asbes / seng gelombang, dinding triplek, pintu
triplek, lantai plesteran, plafon triplek, jendela kaca nako seperlunya.
1.8. Gudang Bahan
Gudang bahan besarnya tergantung kebutuhan Penyediaan dan
pelaksanaannya harus memperhatikan keadaan lokasi dan keserasian
lingkungan yang ada
a. Pembersihan Lapangan
Penyedia harus membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan
dapat mengganggu pelaksanaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan. Diantaranya: Pembabatan rumput, penebangan pohon,
pembersihan humus diseluruh area. Tidak dibenarkan apabila memulai
pekerjaan pengurugan tanah tanpa terlebih dahulu membersihkan dari
semua humus, rumput dan lain sebagainya.
b. Pada lokasi pekerjaan dibuat juga bangunan yang digunakan untuk
gudang bahan bangunan yang tertutup rapat dan dapat dikunci berikut
barak kerja untuk para pekerja.
c. Penyedia harus membuat papan nama proyek dengan ukuran
minimal 90 cm x 120 cm
d. Selama berlangsungnya pekerjaan Pelaksana harus dapat
menjaga lingkungan yang terganggu oleh jalannya kegiatan.
28 of 41
Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum
pelaksanaan.
Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
Pekerjaan perbaikan/urugan kembali
2.3 Pembersihan
a. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/
pembersihan pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas /
Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
1) Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
2) Pembersihan material yang ada di lokasi.
3) Pembersihan akhir Pekerjaan.
b. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap
untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari
tapak/site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang
bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali
apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.
29 of 41
harus sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis,
sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas
pekerjaan ini.
2) Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk,
sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan
urugan. Urugan sirtu yang didatangkan dari luar tidak mengandung
bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui
Konsultan pengawas.
3) Penghamparan urugan sirtu dilakukan lapis demi lapis dan
langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan/peil yang
diinginkan.Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi
20 cm. Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan pengawas yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya
telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur
pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan
pengawas.
4) Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.Pada saat
pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
5) Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel
yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
6) Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras.Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh
air, Penyedia harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan
dipadatkan kembali.
7) Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi
sesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2) Pekerjaan Pemadatan
a. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus
dikeringkan terlebih dahulu. Penyedia harus bertanggung jawab atas
ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga
memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
b. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari
hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air
harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
c. Penyedia diwajibkan melakukan tes kepadatan Uji Kepadatan tanah
apabila diminta oleh Direksi / Konsultan pengawas, sebanyak titik yang
ditentukan oleh Konsultan pengawas, yang harus disaksikan oleh
Konsultan pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi
area 150 m2.
3) Pekerjaan Perataan Tanah
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Konsultan pengawas.
30 of 41
4) Pekerjaan Beton
1. Persyaratan Mutu
a) Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal sebagai berikut :
a) Sloof Beton : K-200
b) Kolom dan Balok : K-200
c) Balok lateu & Ring Balok : K-200
b) Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan menggunakan beton konvensional yang
sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi /Konsultan pengawas.
c) Lantai Kerja, Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat K100.
d) Mutu Baja
Jenis dan Tegangan leleh (fy) baja struktur yang digunakan adalah:
a) Baja Tulangan Polos (BJTP) fy=280 Mpa, untuk baja dengan D <12mm
b) Baja Tulangan Ulir (BJTS) fy=420 Mpa, untuk baja dengan D >12mm
c) Baja Profil menggunakan mutu BJ37 fy=250 Mpa
d) Dimensi dan diameter batang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
rencana.
31 of 41
beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel
4.2.1. PBI-1971.
c) Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7,
14,atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan pengawas
yang tertuang dalam risalah rapat.
b) Komposisi campuran Beton
a) Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland,
pasir,kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton
dicampur dalam perbandingan yang tertentu/ serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
b) Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan (design
mix)“.Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-
percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi pemerintah atau
Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c) Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian- bagian
dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin
sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e) Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang
tepat,kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f) Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi
beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g) Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
(1) Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
(2) Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding
beton dan listplank/ parapet, maksimum 0,60.
(3) Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat
basahlainnnya, maksimum 0,55.
h) Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan pengawas atas biaya
Penyedia. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan
awet atau kekuatan dan Penyedia tidak berhak atas klaim yang disebabkan
perubahan yang demikian.
c) Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar- gamba rkonstruksi. Baja
tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan
dalam gambar tidak boleh dipakai.Semua batang harus dibengkokkan dalam
keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh Konsultan pengawas atau
Perencana.
32 of 41
d) Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding
atau dasar cetakan sesuai butir tersebut di atas, serta harus mempunyai jarak
tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan gambar
rencana.Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a) Balok sloof : 4,0 cm.
b) Kolom : 4,0 cm.
c) Balok : 3,0 cm.
e) Pekerjaan Mengaduk
a) Penyedia harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
masing-masing bahan beton. Perlengkapan- perlengkapan tersebut dan
cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
pengawas.
b) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton (“batch mixer/beton mollen“). Konsultan pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi
atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.
c) Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.Mesin pengaduk yang memproduksi
hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki dan atau diganti.Mesin
pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator.Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi
dari kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus
diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumlah adukan.
33 of 41
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
3. Aduk perekat / spesi., sesuai dengan ketentuan dalam daftar kuantitas dan harga.
4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi
harus sama setebal 1 cm.Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi
dengan baik dan penuh.
5. Pemasangan dinding pasangan batu bata merah dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan
balok praktis.Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.Pertemuan sudut antara dua
dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
7. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
8. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
9. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
10. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :
a) Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
d. Pemeliharaan
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Penyedia wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.Apabila pada saat
difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Penyedia harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan pengawas.Biaya
ini ditanggung oleh Penyedia dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah
34 of 41
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
b) Penyedia harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air.
c) Penyedia harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
d) Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus
diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda- benda lain yang
membuat cacat.
e) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi
terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.Sedang
untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(“scratched”).Semua lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie
harus tertutup aduk plesteran.
f) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.Untuk bidang dinding
pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan digunakan
tersebut.
g) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 7 mm dan dalam
5 mm.
h) Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
i) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.Tebal
plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm.Jika ketebalan
melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
j) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.
7) Pekerjaan Acian
a. Campuran diaduk sesuai dengan standard dari pabrik
b. Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran- saluran
harus sudah terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya
plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c. Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air
d. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester
yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1 cm dan paling tebal 2 cm,
plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e. Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya
1 meter.
f. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan MIXER dan dilaksanakan atas
35 of 41
izin Konsultan pengawas. Pengadukan harus diatas alas dari papan dan lain-lain.
g. Acian untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus
digosok dengan sterofoam. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar
dulu agar plesteran/acian dapat merekat. Untuk semua sponingan harus
digunakan campuran m3, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
h. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap
pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
i. Memperbaiki dan membersihkan lontraktor wajib memperbaiki plesteran
dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut
dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan
plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
j. Pada waktu-waktu tertantu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai,
semua plesteran.
9) Pekerjaan Plafond
1. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan langit-
langit GRC Boards tebal ±3,5 mm dengan rangka kayu kempas 4/6 serta pekerjaan-
36 of 41
pekerjaan lain yang berhubungan dengan pemasangan seperti yang tertera dalam
gambar dan petunjuk Pengawas lapangan /direksi pekerjaan.
2. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langit-
langit tidak merusak lantai ataupun pekerjaan pekerjaan lain yang telah selesai. Langit-
langit hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai
terpasang.
3. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu- lampu,
KM/WC, diffuser-diffuser, AC, Pinggiran-pinggiran, dan sebagainya. Langit-langit yang
terpasang, akan tetapi harus dibuka kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan
yang berada di atasnya (mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan) maka
harus dipasang kembali serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas.
4. Pelaksana harus membuat lubang mainhole sesuai kebutuhan dengan lokasi-lokasi
yang sudah mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
5. Bagian tepi dipasang list profil kayu, type list sesuai gambar, pemasangan list
harus dipaku dan finishing dengan cat minyak.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
a. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
ispesifikasikan lain.
b. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat
yang dispesifikasikan pabrik.Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak
37 of 41
bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda- tanda sapuan, roller
maupun semprotan.
c. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracunatau
membahayakan kesehatan manusia, maka Penyedia harusmenyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dansebagainya yang
harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama
untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi
yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu
misalnya untuk ruangan tertutup, Penyedia harus memakai kipas angin
(fan)untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
e. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum
cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
f. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan pengawas.
g. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
h. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
i. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan.Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur,material dan cara pengerjaan.Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai
“mock-up” ini akan ditentukan oleh Konsultan pengawas.Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan pengawas dan Perencana, maka
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
j. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan pengawas harus diulang dan diganti.
Penyedia harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
pengawas.Biaya untuk hal ini ditanggung Penyedia, dan tidak dapat
diklaimsebagai pekerjaan tambah.
38 of 41
menghasilkan bidang permukaan pasangan yang datar,rata dan naat- naatnya
segaris.
d. Naat-naatnya diisi dengan semen warna dan harus segera dibersihkan, supaya
permukaan lantai terlihat bersih.
e. Keramik yang cacat,retak tepinya ,noda-noda atau cacat warna tidak boleh
dipasang, jika terlanjur dipasang harus dibongkar dan diganti dengan yang
utuh dengan biaya Penyedia.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan atap genteng press harus
memastikan usuk reng sudah terpasang dengan kokoh pada tempatnya
sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
b. Genteng press dipastikan terlebih dahulu agar tidak terbalik antara bagian
lapisan atas dan lapisan bawahnya.
c. Lakukan pemasangan secara terpisah antara pemasangan yang dimulai dari
sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu baris kearah atas dan seterusnya,
kemudian satu baris kesamping, selanjutnya ke arah atas dan seterusnya hingga
atap tertutup semua.
d. Arah tumpang tindih (overlap) kesamping yaitu lembaran atas menutup
lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
e. Pemasangan Penutup Lisplank Woodplank lebar 20cm.
Pemasangan penutup lisplang samping dengan menggunakan woodplank
lebar 20cm.
Pemasangan Lisplank secara diagonal (tegak lurus terhadap rangka atap).
Lisplank Woodplank ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan Atap
dan sesuai dengan Gambar Kerja yang ada. Hal yang perlu diperhatikan yaitu
Jarak antara Sekrup yang dipasang pada Lisplank sebaiknya tidak terlalu
jauh. Jarak ini sanggup bervariasi, antara 20cm s/d 40cm (sepanjang
profil menjang Lisplank woodplank tersebut), biar terkunci dengan baik dan
kuat.
Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap
Sekrup Lisplank dan sambungan antar Papan Lisplank, biar tampak rapi
sebelum melaksanakan pengecatan. Menggunakan dempul yang
berkualitas baik dan tahap terhadap Cuaca (hujan dan panas).
39 of 41
IX. Lain-lain
a. Semua jenis material yang tidak tercantum dalam Spesifikasi teknik ini terlebih dahulu harus
seijin Direksi/ konsultan pengawas dalam penggunaannya.
b. Hal-hal yang bersifat teknis yang belum atau tidak dapat dijabarkan dan diuraikan dalam
spesifikasi teknis ini, maka penyedia jasa konstruksi harus berpedoman pada Gambar Kerja
dan Daftar Kuantitas dan Harga yang merupakan satu kesatuan dengan Spesifikasi Teknik ini.
X. Penutup
a. Meskipun dalam bestek ini, pada uraian pekerjaan dan uraian bahanbahan tidak
dinyatakan ,tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) atau diketahui
setelah pelaksanaan pekerjaan dan mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh penyedia jasa konstruksi, maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat
dalam bestek ini.
b. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek ini tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
penyedia jasa konstruksi.
Segala sesuatu yang dianggap perlu tetapi belum diatur atau belum tercantum dalam dokumen ini
akan diatur atau dicantumkan dalam berita acara penjelasan dan apabila dalam penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing) bagi yang tidak mengikuti kegiatan tersebut atau tidak mengambil berita
acara penjelasan pekerjaan dianggap sudah mengetahui penjelasan – penjelasan dan
perubahannya. Demikian spesifikasi teknik ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya dan
akan diadakan perbaikan serta penyempurnaan sebagaimana mestinya bila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam spesifikasi teknik ini.
40 of 41