PEKERJAAN
Hal. 1
: TAHUN ANGGARAN :
WAKTU KERJA
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
LINGKUP PEKERJAAN
1. PEMBERSIHAN LAPANGAN
METODE PELAKSANAAN
Pembersihan Lapangan dilakukan sebelum proyek dikerjakan. Kegiatan Pembersihan ini akan
dikerjakan dengan menggunakan alat bantu dan peralatan kerja lainnya.
Kegiatan ini berguna untuk memastikan bahwa area kerja terbebas dari unsur-unsur yang dapat
mengganggu kelancaran pekerjaan. Misalnya sisa bangunan lama maupun pepohonan yang
terdapat dengan disekitar/diwilayah kerja.
Hal. 2
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu berupa sekop, cangkul, dan alat bantu
lainnya sesuai dengan kebutuhan.
LINGKUP PEKERJAAN
2. PEMASANGAN BOUWPLANK
METODE PELAKSANAAN
Bouwplank dipasang sebagai pedoman ketinggian dan kesikuan bangunan.
Tiang Bouwplank harus dipasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya, dan
dipasang waterpass/timbang air dengan sudut-sudutnya harus siku.
Untuk penentuan as bangunan, ditandai dengan paku pada papan Bouwplank. Bouwplank
berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan Bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan
galian.
Sisi atas Bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan Bouwplank lainnya.
Letak kedudukan Bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua) Garis
benang Bouwplank merupakan garis tengah dari pondasi & dinding bata.
Pekerjaan ini dilakukan setelah lokasi pekerjaan dibersihkan dan terlebih dahulu dilaksanakan
pekerjaan Setting Out agar pada saat pengerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank,
posisi gedung benar-benar sesuai dengan Lay Out yang terdapat dalam Gambar Bestek.
Pekerjaan ini dilaksanakan selama paling lama 3 hari.
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu Ukur Theodolite dan Waterpass serta
alat Ukur Meteran sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dibutuhkan juga alat bantu pertukangan
standar lain untuk melakukan pemasangan Bouwplank.
Hal. 3
LINGKUP PEKERJAAN
3. DIREKSI KEET/PONDOK KERJA (SEWA)
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk menunjang kinerja tenaga ahli ataupun sebagai ruang rapat
sementara pada saat pelaksanaan pekerjaan sehingga pengawasan serta pengecekan proyek
selalu terkondisi.
Kantor sementara ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau para pekerja
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Direksi keet dibuat ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan atau sewa di daerah yang
dekat dengan lokasi pekerjaan .
Barak Kerja ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja- pekerja
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Barak Kerja dibuat ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan atau sewa di daerah yang
dekat dengan lokasi Pekerjaan
Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan, harus
disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan.
LINGKUP PEKERJAAN
4. PAGAR PENGAMAN PROYEK
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan ini bertujuan untuk menutupi area proyek agar tidak mengganggu aktivitas pekerja
ataupun masyarakat di sekitar proyek dan sebagai pembatas area kerja proyek. Pemasangan
pagar pengaman dikerjakan melingkari area proyek konstruksi.
Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Hal. 4
Sebelum pagar pengaman dibuat, terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk batas- batas
area pekerjaan.
Pagar pengaman dibuat dengan menggunakan penutup Seng dan tiang Kayu Kaso. Untuk
sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar pengaman proyek dibuat pintu lengkap dengan
pengunci.
Pagar pengaman proyek dapat dibongkar setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai.
LINGKUP PEKERJAAN
5. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
METODE PELAKSANAAN
Papan Nama Proyek Harus Tersedia Di Lapangan Dan Dipasang Di Lokasi Yang
Gampang Terlihat Dan Terbaca.
Papan Nama Proyek Mencantumkan Nama Proyek, Pemilik Proyek, Nama Kontraktor
Pelaksana, Nama Konsultan Pengawas Dsb.
Pelaksanaan Pekerjaan Ini Dimulai Pada Hari Ke – 1 (Satu) Minggu Pertama Dan Akan
Dipergunakan Selama Masa Umur Pelaksanaan Proyek Konstruksi.
Hal. 5
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu Ukur Waterpass, alat Ukur Meteran
sesuai dengan kebutuhan serta alat pertukangan lainnya seperti Palu, Gergaji dan lain-lain.
LINGKUP PEKERJAAN
6. KEAMANAN & P3K
METODE PELAKSANAAN
Untuk menjaga keamanan dalam proyek dapat dilakukan dengan mempekerjakan tenaga untuk
penjagaan (security). Jumlah personil security disesuaikan dengan kebutuhan dan sistem
pergantian jaga diatur dengan shift siang dan malam. Untuk keamanan proyek juga dilakukan
koordinasi dengan keamanan di sekitar lokasi proyek.
Untuk memberikan pertolongan pertama seandainya terjadi
kecelakaan-kecelakaan kecil pada saat berlangsungnya
kegiatan konstruksi, maka pihak pelaksana akan menyediakan perlengkapan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di lokasi proyek.
Selain itu, untuk menambah tingkat keamanan dan Keselamatan
kerja, pada lokasi proyek juga akan
dipasang tanda-tanda dan rambu-rambu yang berhubungan
a
dengan keamanan dan keselamatan kerja.
Para pekerja juga a
kan dilengkapi dengan safety tools standar se uai dengan
s
yang
dipersyaratkan.
LINGKUP PEKERJAAN
7. ADMINISTRASI
METODE PEKERJAAN
Photo dokumentasi yang dibuatkan dan diserahkan kepada pemilik proyek dan ke pihak
- pihak terkait secara periodik.
Hal. 6
Photo dokumentasi dibuat sebanyak 3 (tiga) lembar kondisi pekerjaan yaitu pada saat sebelum
dimulai, sedang dalam pelaksanaan, dan setelah selesai pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut dilakukan pada pandangan yang sama 4 (empat) arah muka,
belakang, samping kiri dan samping kanan.
Laporan dan dokumentasi dibuatkan dan diserahkan kepada pemilik proyek dan ke pihak-
pihak terkait secara periodik.
Laporan dokumentasi berupa laporan harian, mingguan dan bulanan yang dilengkapi foto-foto
proyek.
LINGKUP PEKERJAAN
1. GALIAN TANAH PONDASI
METODE PELAKSANAAN
Galian dilakukan pada titik lokasi pondasi.
Dimensi galian dan kedalaman sesuai dengan gambar.
Galian harus bebas dari air dengan menyediakan pompa untuk pengering. Dasar
galian rata dan elevasi dasar sesuai dengan rencana.
Penggalian tanah pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan Lay Out, titik as
pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Direksi.
Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat
secara tertulis.
Hal. 7
LINGKUP PEKERJAAN
2. URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan urugan tanah dilakukan pada saat Pengecoran Pondasi Tapak yang meliputi Pekerjaan
Beton Cor Tapak dan Pekerjaan Beon Cor Kolom Pedestal telah selesai dikerjakan. Dengan
begini proses kerja akan menjadi lebih cepat dan efisien.
Kegiatan urugan tanah harus dilakukan dengan disertai pemadatan dengan menggunakan
Compaction Machine/Stamper.
Hal. 8
LINGKUP PEKERJAAN
3. PASIR URUG BAWAH PONDASI
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Urugan Pasir dilaksanakan setelah Pekerjaan Galian Tanah Pondasi selesai dikerjakan
dengan sempurna dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Urugan Pasir dilakukan sampai elevasi rencana sesuai gambar.
Urugan dilakukan secara merata dan padat.
Pada lokasi urugan tidak boleh terdapat genangan air.
Hal. 9
LINGKUP PEKERJAAN
4. TANAH URUG BAWAH LANTAI
METODE PELAKSANAN
Urugan tanah bawah lantai dikerjakan setelah semua Pekerjaan Pondasi, Pasangan Batu Gunung,
Pekerjaan Sloof dan Pas. Bata 1 : 2 Bawah Lantai (Trasram) selesai dikerjakan.
Tanah yang diurug didatangkan dari luar lokasi pekerjaan atau sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan alat compaction machine dengan ketebalan
padatan 30 cm (ATAU DITENTUKAN LAIN SESUAI GAMBAR RENCANA) dan dengan
luasan yang banyak.
Pekerjaan urugan tanah dari luar dilaksanakan untuk peninggian level.
Tanah diurug secara merata lapis demi lapis dengan ketinggian sesuai yang ditentukan.
LINGKUP PEKERJAAN
5. PASIR URUG BAWAH LANTAI
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai dilaksanakan setelah Pekerjaan Urugan Tanah
Bawah Lantai selesai dilaksanakan.
Urugan Pasir dilakukan sampai elevasi rencana sesuai gambar.
Urugan dilakukan secara merata dan dan dipadatkan dengan Compaction Machine. Pada
lokasi urugan tidak boleh terdapat genangan air.
Hal. 10
B. PEKERJAAN PONDASI
LINGKUP PEKERJAAN
1. PASANGAN AANSTAMPING BATU KALI
METODE PELAKSANAAN
Fungsi dari Pasangan Batu Kosong (Aanstamping) adalah untuk meluaskan daerah beban,
sehingga pondasi bisa menerima beban yang lebih besar dengan biaya yang lebih murah. Dengan
melihat fungsi Aanstamping diatas, maka dalam pekerjaan Aanstamping diperhatikan hal-hal
seperti :
Untuk memadatkan pasir urug dicelah-celah batu kosong, harus disiram dengan air, sampai
pasir betul-betul mengisi celah-celah batu kosong.
Pemakaian ukuran batu kosong variatif.
Susunan batu dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 10 cm dan dikunci dengan batu yang
ukurannya lebih kecil.
Memakai batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan batu lebih
luas.
Pekerjaan ini dimulai sebelum Pekerjaan Pondasi Pondasi Tapak ataupun Pondasi) Batu Gunung
diatasnya dikerjakan. Batu Kosong dikerjakan diatas Pasangan Pasir Urug.
Hal. 11
LINGKUP PEKERJAAN
2. PASANGAN PONDASI BATU KALI
METODE PELAKSANAAN
Pondasi batu kali tersusun dari pasangan batu gunung yang di rekatkan dengan mortar/spesi, syarat
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Material batu gunung yang keras, bermutu baik dan tidak cacat atau retak. Batu
berpenampang bulat/berpori besar dan tidak terbungkus lumpur.
Adukan yang dipakai untuk pas. pondasi sesuai rencana dan syarat kerja
Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak pondasi,
asam alkali atau bahan organik.
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan-bahan
yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai harus terlebih dahulu diayak
dengan diameter lubang sebesar 10 mm.
Setiap batu yang telah dibasahi dengan air diletakkan pada posisi sesuai profil yang telah
terpasang dan diberi bagian atasnya dengan adukan mortar. Demikian juga halnya dengan
sambungan dan setiap celah diantara batu diisi padat dengan adukan mortar. Pemasangan batu
dilakukan sesuai tebal dan elevasi rencana. Pekerjaan pasangan ini harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga saling mengikat dan terkunci. Pekerjaan ini tidak boleh dilakukan pada saat hujan
lebat dan berintensitas tinggi.
Hal. 12
LINGKUP PEKERJAAN
3. PASANGAN PONDASI SUMURAN Ø 100 CM
METODE PELAKSANAAN
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang,
digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam.
Pondasi Sumuran merupakan jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan
komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Pasangan harus lurus (waterpassing) dan mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah semua pekerjaan yang berhubungan dengan Pondasi Sumuran
selesai dikerjakan dengan sempurna. Yang meliputi pekerjaan pasir urug dan pasangan lantai
kerja, serta pembesian dan bekisting.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah semua pekerjaan yang berhubungan dengan Pondasi Sumuran
selesai dikerjakan dengan sempurna. Yang meliputi pekerjaan pasir urug dan pasangan lantai
kerja, serta pembesian dan pemasangan bekisting.
Hal. 13
LINGKUP PEKERJAAN
4. CERUCUK BAMBU BAWAH PONDASI SUMURAN
METODE PELAKSANAAN
Bambu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 10 cm, dimana pada ujung terkecil
dan pada ujung terbesar tidak melebihi 10 cm dengan Panjang 3 mater.
Bambu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga daya dukung
yang makin besar.
Jenis Bambu harus merupakan Bambu yang tidak mudah busuk jika terendam air, Bambu tidak
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.
Adapun Metode Pelaksanaan adalah sebagai berikut :
- Pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu dimana sebelumnya terlebih dahulu telah
dilakukan penggalian tanah asli sesuai dengan kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu
baru dilakukan penancapan cerucuk bambu.
- Untuk pelaksanaan pemancangan cerucuk bambu dapat dilakukan secara manual (tenaga
manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering disebut mesin
pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah melakukan pemberian
tekanan ke kepala bambu (yang sebelumnya telah diberikan
Hal. 14
cap/lapisan pelindung) sehingga bambu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang
ditumbukkan.
- Penancapan Cerucuk Bambu, dilakukan dengan menancapkan bambu terhadap lokasi pondasi
yang akan dikerjakan, pelaksanakan disesuaikan dengan jarak antar titik bambu dan kedalaman
yang direncanakan.
- Pemasangan kepala bambu cerucuk, dilakukan dengan menyatukan ujung kepala bambu yang
sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala bambu dan dibuat bidang datar sebagai
penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
LINGKUP PEKERJAAN
1. PASANGAN ½ BATA CAMPURAN 1 SP : 2 PP
2. PASANGAN ½ BATA CAMPURAN 1 SP : 4 PP
METODE PELAKSANAAN
PERSYARATAN
BAHAN BATA
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah
dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi
hingga tidak hancur bila direndam air. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat
sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai.
Ukuran bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm dengan toleransi.
Hal. 15
Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus dilakukan dengan
tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
PASIR
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5 % berat.
Semen dan air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
LANGKAH KERJA
Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata
setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak
bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi
kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
Pengukuran (uit-zet) harus dilakukan oleh kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat. Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu gunung menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. Adukan yang digunakan pada pasangan
bata ini adalah 1 PC : 4 PS dan Adukan 1 PC : 2 PS untuk Pasangan Trasram dan Area Pasangan
Keramik Dinding Kamar Mandi.
Khusus untuk Pasangan Bata Tombak Layar akan dikerjakan bersamaan dengan Pengecoran
Kolom Tombak Layar.
Hal. 16
LINGKUP PEKERJAAN
3. PLESTERAN BATA CAMPURAN 1 SP : 2 PP
4. PLESTERAN BATA CAMPURAN 1 SP : 4 PP
METODE PELAKSANAAN
PLESTERAN
PERSYARATAN BAHAN
Sesuai dengan Bahan Pasir, Semen dan Air yang digunakan untuk Pekerjaan Pasangan Dinding
Bata.
Adukan yang dipakai adalah 1 SP : 4 PP dan Campuran 1 SP : 2 PP untuk Plesteran Trasram.
LANGKAH KERJA
Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Pasangan bata terlebih dahulu dibersihkan dari semua kotoran. Pasangan
bata yang telah dibersihkan kemudian dibasahi dengan air. Semua siar
permukaan pasangan batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan
baik.
Adukan Plesteran Pasangan Bata Kedap air dipakai campuran 1 SP : 2 PP, sedangkan
Plesteran Bata lainnya dipergunakan campuran 1 SP : 4 PP.
Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan
plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur
(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata.
Hal. 17
LANGKAH KERJA
Taburkan Semen secara perlahan-lahan kedalam Air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh
diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat
digunakan untuk bahan acian dinding.
Siram bagian dinding atau beton yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini bertujuan agar
nantinya permukaan yang diaci tidak banyak menyerap air semen.
Kemudian laburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang beton dengan
menggunakan cetok.
Selanjutnya haluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.
Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air, karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan permukaan bidang aci. Setelah
selesai, biarkan kering selama beberapa lama sebelum dilanjutkan ke pengerjaan pengecatan.
Hal. 18
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu pertukangan standar untuk melaksanakan
Pekerjaan Pasangan misalnya Sekop, Cangkul, Kereta Sorong, Alat Lansekap, Waterpass, Alat
Ukur dan lain-lain.
Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
Memeriksa seluruh papan bekisting dan perancah sebelum dimulainya pengecoran.
Membatasi daerah pekerjaan pengecoran dengan pagar atau rambu yang informatif.
Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
LINGKUP PEKERJAAN
1. LANTAI BETON TUMBUK
METODE PELAKSANAAN
Sebelum Pasangan Keramik Lantai dikerjakan, terlebih dahulu dilakukan Pekerjaan Beton
Tumbuk dengan Campuran 1 : 3 : 5 (atau sesuai Gambar Kerja). Komposisi adukan harus terdiri
dari Semen Portland, Agregat Halus dan Air dengan komposisi tertentu untuk menghasilkan
beton yang cocok untuk digunakan secara Pneumatik.
Pekerjaan Beton Cor dilaksanakan setelah Pekerjaan Timbunan Tanah dan Pekerjaan Urugan
Pasir selesai dikerjakan.
Campuran diaduk dengan menggunakan Concrete Mixer sampai rata dan kemudian
dihamparkan pada area kerja, lalu diratakan dengan ketebal pasangan adalah 10 cm.
Hal. 19
LINGKUP PEKERJAAN
2. LANTAI KERAMIK 40 40 CM
3. LANTAI KERAMIK 25 25
CM METODE PELAKSANAAN
PASANGAN KERAMIK
BAHAN
Permukaan lantai dilapisi oleh bahan Keramik 40 × 40 cm untuk seluruh ruangan dan Keramik
25 25 untuk Lantai Kamar Mandi.
Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS (atau
ditentukan lain sesuai Gambar Kerja).
PEMERIKSAAN
Sebelum lantai dipasang, terlebih dahulu diperiksa pipa-pipa, saluran-saluran dan lain
sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
LANGKAH PELAKSANAAN
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan
lebih mudah menem el pada saat pemasangan.
p
Hal. 20
Kualitas keramik harus diperhatikan. Keramik kualitas rendah aka susah dipasang
n
secara presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang secara longgar karena setiap
keramik memiliki seli ih 0.2–0.5 mm hingga tidak saling bertubrukan.
s
Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit e bawah keramik.
k
Hal ini membuat day rekat keramik ke-adukan benar-benar lengket.
a
Bersihkan dari lantai dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih
dari kerikil, batu/ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah.
Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastik n tidaka ada yang
kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di
kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik
untuk menentukan ketinggian lantai.
Nat keramik dipasa
ng belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi
keramik saat itu jug . Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa
a
udara yang mengen d akan keluar melalui nat yang belum ditutu
ap . Setelah itu baru
p
diberi semen nat da jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran
n
yang mengendap.
Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang
selama 2–3 hari. Ker
amik akan ambles karena adukan di bawahnya masih belum kuat
untuk dibebani.
Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3 × 3 m biasanya terdapat 3–5 keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
Hal. 21
LINGKUP PEKERJAAN
4. PEMASANGAN KERAMIK DINDING 25 40 CM
5. PEMASANGAN PLINT DINDING 10 40 CM
METODE PELAKSANAAN
PASANGAN
KERAMIK BAHAN
Permukaan dinding dilapisi oleh bahan Keramik 25 cm × 40 cm. Warna
Keramik sesuai Spesifikasi atau ditentukan kemudian.
Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS.
PEMERIKSAAN
Sebelum Keramik Dinding dipasang, terlebih dahulu diperiksa pipa-pipa, saluran- saluran dan
lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan keramik dimulai.
LANGKAH PELAKSANAAN
Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
Kualitas keramik harus diperhatikan. Keramik kualitas rendah akan susah dipasang secara
presisi. Untuk itu, nat keramik harus dipasang secara longgar karena masing- masing keramik
memiliki selisih 0.2–0.5 mm sehingga tidak saling bertubrukan.
Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
Bersihkan dari dinding dari kerikil. Adukan dan dasar dinding yang akan dipasang harus bersih
dari kerikil, batu/ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di
Hal. 22
kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik
untuk menentukan ketinggian kerataan pasangan keramik.
Nat keramik dipasa g belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi
n
keramik saat itu jug . Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa ap
a
udara yang mengen akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu baru jangan lupa
diberi semen nat da dmembersihkan nat yang masih kosong dari kotoran
yang mengendap. n
Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 3–5 keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar- benar rata
dan tidak bergelombang.
Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan perletakan features sanitair yang
ada seperti diperlihatkan dalam gambar.
Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk pengawas.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu samal lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-gais sejajar dan lurus yang sama
lebarnya sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang
saling berpotongan tegak lurus sesamanya
Siar-siar diisi bahan pengisi dengan warna yang (hampir) sama dengan warna keramik.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan maksimum 6 mm.
Hal. 23
Pekerjaan Pasangan Plint Dinding 10 cm 40 cm akan dikerjakan selama 1 hari, yang dimulai
pada hari ke 109 dan direncanakan selesai pada hari yang sama selama masa pelaksanaan proyek
berlangsung.
LINGKUP PEKERJAAN
6. LANTAI BETON TULANGAN WIREMESH t = 12 CM
METODE PELAKSANAAN
Tulangan Baja Wiremesh umumnya berdiameter 8 cm (ATAU DITENTUKAN LAIN SESUAI
GAMBAR KERJA), dianyam dengan menggunakan kawat beton dan/atau dilas dengan jarak
sengkang 15 cm (ATAU DITENTUKAN LAIN SESUAI GAMBAR KERJA), dengan lebar
penulangan 350 cm dan ketebalan pengecoran 12 cm.
Pekerjaan Pemasangan Wiremesh dilaksanakan sebelum pekerjaan Pengecoran Beton
dikerjakan. Pasangan Wiremesh dikerjakan di atas pasangan Beton Tahu ( decking)dan setiap
sambungan lempengan diikat dengan menggunakan kawat beton.
Penggunaan jenis Wiremesh dan Kawat Beton harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Setelah Pasangan Wiremesh dikerjakan, kemudian dilanjutkan dengan Pekerjaan Bekisting yang
terbuat dari Material Tripleks dengan ketebalan minimal 3 mm dan rangka yang kokoh yang
terbuat dari kayu yang keras.
Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan-sambungan. Pada saat
pengecoran beton dilaksanakan, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir keluar
karena bocor.
Material dicampur dalam wadah pengaduk sesuai dengan komposisi tiap fraksi, kemudian
diaduk dan diberi air hingga homogen dengan menggunakan Concrete Mixer. Proporsi
campuran dilakukan dalam Baching Plan dengan takaran perbandingan berat terhadap volume
semen Portland, agregat halus, agregat kasar dan air. Mortar
Hal. 24
beton dituangkan dan ditempatkan dalam lubang galian sebagai alas pembesian lantai dengan
ketebalan sesuai rencana.
Sekurang-kurangnya 7 (Tujuh) hari sebelum periode pengecoran dilakukan, kontraktor akan
melakukan percobaan campuran dari mutu beton spesifikasi di bawah pengawasan direksi dan
dilakukan pengambilan sampel untuk diuji pada umur 7 (Tujuh) hari di laboratorium.
Setelah pengadukan beton, dilakukan pengujian nilai Slump untuk mendapatkan kadar air
semen yang diharapkan berdasarkan nilai Slump yang disyaratkan dalam spesifikasi. Kontraktor
akan menyampaikan prosedur konstruksi yang menunjukkan metode penempatan beton cor
yang digunakan sesuai elemen konstruksi yang akan dilaksanakan kepada direksi. Prosedur ini
akan dilakukan paling kurang 3 (Tiga) hari sebelum kegiatan pengecoran.
Beton yang telah dicor akan dilindungi dari efek benturan, pengeringan secara mendadak,
pembebanan dini, guncangan atau getaran hingga beton benar-benar mengeras dan telah mampu
menerima pengaruh beban di atas. Proses perawatan ini akan dilakukan selama tujuh hari dengan
cara dibasahi dengan air atau ditutup dengan membran plastik.
Hal. 25
Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan kerja
tersebut antara lain menggunakan pakaian dan peralatan
kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar (APD).
LINGKUP PEKERJAAN
7. ACIAN LANTAI
METODE PELAKSANAAN
Lantai Acian umumnya tidak hanya terbuat dari campuran semen dan pasir saja, tetapi
belakangan terbuat dari Portland Cement biasa atau bisa juga memakai semen putih.
Taburkan Semen secara perlahan-lahan kedalam Air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh
diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat
digunakan untuk bahan acian dinding.
Siram bagian dinding atau beton yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini bertujuan agar
nantinya permukaan yang diaci tidak banyak menyerap air semen.
Kemudian laburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan bidang beton dengan
menggunakan cetok.
Selanjutnya haluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-
benar rata dan halus.
Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air, karena pengeringan
yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan permukaan bidang yang diaci.
Hal. 26
LINGKUP PEKERJAAN
1. BETON BERTULANG PONDASI TAPAK UK. 150 150 CM
2. BETON BERTULANG PONDASI TAPAK UK. 110 110 CM
3. BETON BERTULANG PONDASI TAPAK UK. 80 80 CM
METODE PELAKSANAAN
Pondasi Tapak ditempatkan pada titik-titik tertentu sesuai dengan perencanaan dengan type yang
berbeda-beda.
Pekerjaan Pondasi Tapak dikerjakan setelah galian mencapai kedalaman sesuai dengan
perencanaan, dan sebagai alas pondasi terlebih dahulu telah diurug dengan Pasir dan Lantai
Kerja dengan Baton Cor Campuran 1 : 2 : 3 dan Pasangan Batu Kosong dengan Ketebalan 10 cm
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bentuk, jenis dan ukuran tulangan dibentuk sesuai dengan ketentuan gambar. Umumnya
pembesian dikerjakan di bengkel kerja dan akan dipasang pada titik pondasi pada waktu
pengecoran akan berlangsung (Untuk menjaga mutu struktur yang direncanakan, umumnya
pekerjaan pembesian dikerjakan secara berkesinambungan dengan pekerjaan pembesian
Pedestal dan pembesian Kolom).
Setelah pabrikasi pembesian selesai dipasangan dengan benar, selanjutnya adalah pemasangan
bekisting sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Gambar Kerja.
Setelah semua Pasangan Bekisting dan Pembesian selesai dikerjakan dengan benar dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas, makan dapat dilanjutkan dengan Kegiatan Pengecoran.
Pengecoran dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku sampai mencapai
ketebalan pengecoran sesuai dengan Gambar Kerja.
Hal. 27
LINGKUP PEKERJAAN
4. SLOOF BETON BERTULANG Uk. 25 40 CM
5. SLOOF BETON BERTULANG Uk. 20 40 CM
6. SLOOF BETON BERTULANG Uk. 20 30 CM
METODE PELAKSANAAN
Sloof adalah sebuah struktur balok yang terletak persis diatas pondasi batu kali.
Fungsi utama sloof adalah untuk meratakan gaya/tekanan akibat beban dari atas suatu bangunan
ke pondasi dibawahnya.
Dengan adanya sloof ini diharapkan tidak terjadi penurunan pondasi pada suatu tempat,
sehingga keretakan dinding bangunan diatas pondasi dapat dihindari.
Sloof juga berfungsi sebagai pengikat antar pondasi sehingga tiap tiap pondasi bisa saling
membantu ketika terjadi penurunan bangunan.
Disamping untuk meratakan beban, sloof sering kali ditempatkan tepat pada level tanah dan
dinding bata diatas lantai bangunan. pada posisi ini sloof berguna untuk mencegah merembesnya
air melalui pori-pori bata (gaya kapileritas) yang dapat mengakibatkan dinding menjadi
lembab.
Pekerjaan ini dimulai dengan Pekerjaan Pembesian yang umumnya dikerjakan langsung di atas
pasangan Pondasi Batu Gunung dengan pemberian Beton Tahu pada titik-titik tertentu guna
menjaga agar Selimut Beton Sloof tetap seragam. Selain itu, Pembesian Sloof juga diikatkan
pada pasangan Besi Stik yang telah dipasang sebelumnya dengan jarak tertentu pasa Pasangan
Pondasi Batu Gunung.
Hal. 28
Pemasangan Bekisting dikerjakan langsung di atas pasangan Pondasi Batu Gunung yang telah
dikerjakan sebelumnya. Pemasangan Bekisting dilaksanakan umumnya pada sisi kanan dan sisi
kiri Pekerjaan Sloof saja, hal ini dilakukan karena sisi bawah Pekerjaan Sloof telah ditumpu oleh
Pasangan Pondasi Batu Gunung.
Setelah semua pembesian, pasangan bekisting selesai dikerjakan dengan sempurna dan sesuai
perencanaan, maka langkah terakhir adalah pelaksanaan Pengecoran.
LINGKUP PEKERJAAN
7. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 35 60 CM
8. BETON BERTULANG KOLOM K2
9. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 35 35 CM
Hal. 29
METODE PELAKSANAAN
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur.
Kolom ditempatkan pada titik – titik tertentu sesuai dengan Gambar Bestek dan dikerjakan terus
menerus dari lantai 1 samapai dengan lantai 2, artinya letak kolom harus berada pada 1 titik
yang sama dari lantai 1 sampai lantai 2 dan tidak boleh bergeser karena akan mengganggu
kekuatan dan kekakuan struktur portalnya.
Pekerjaan Kolom biasanya dikerjakan secara menerus dari Pekerjaan Kolom Pedestal dengan
penulangan yang berasal dan bersatu dengan Pekerjaan Pondasi Tapak.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini, Kolom dikerjakan mulai dari titik Pondasi Tapak yang disebut
dengan Kolom Pedestal (pada beberapa titik merupakan sambungan dengan kolom baru) sampai
dengan ketinggian sesuai dengan Gambar Rencana.
Setelah penulangan dikerjakan sesuai dengan Gambar Rencana, dilanjutkan dengan Pemasangan
Bekisting dan Perancah lainnya untuk memastikan Kolom berdiri dengan tegak dan lurus.
Pekerjaan ini dimulai dengan Pekerjaan Pembesian yang umumnya dikerjakan di Bengkel Kerja
yang terdapat dalam Lokasi Proyek. Pembesian dilaksanakan sesuai dengan Detail dan Ukuran
Dimensi yang terdapat dalam Gambar Rencana.
Produk Pembesian yang telah selesai dikerjakan diangkat dengan hati-hati untuk kemudian
dipasang pada titik yang telah ditentukan sesuai dengan Gambar Kerja.
Umumnya Pemasangan Pembesian Kolom diikatkan dengan Pembesian Stik yang dikerjakan
pada saat Pekerjaan Sloof.
Pada sebagian besar pelaksanaan proyek konstruksi, untuk Pekerjaan Pembesian Kolom
dikerjakan langsung secara menerus dari Pembesian Pondasi Plat Beton (untuk Bangunan
Gedung yang menggunakan Pondasi Plat Beton atau sering disebut Pondasi Tapak).
Untuk menjaga agar selimut beton tetap seragam mulai dari titik bawah kolom sampai dengan
titik tertinggi (posisi penulangan setelah pengecoran tetap ditengah kolom), maka pada
pembesian diikatkan Beton Tahu dengan jarak dan jumlah tertentu sebelum dipasangi Bekisting
Kolom.
Hal. 30
Pekerjaan Bekisting yang telah dikerjakan di Bengkel Kerja, kemudian dipasang pada titik
Kolom dengan rapi, seimbang (waterpassing), tegak lurus yang diperkuat dengan tiang
perancah. Pasangan Bekisting harus kuat benar untuk mencegah terjadinya kehancuran
(pecahnya bekisting) pada saat Pengecoran Kolom berlangsung.
Setelah semua pembesian, pasangan bekisting selesai dikerjakan dengan sempurna dan sesuai
perencanaan, maka langkah terakhir adalah pelaksanaan Pengecoran.
Pengecoran dengan perlahan-lahan dengan ketinggian tidak lebih dari 1.50 meter.
Hal. 31
Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Beton
Bertulang Kolom Uk. 30 30 Cm adalah 26 Orang Pekerja secara keseluruhan volume
pekerjaan dengan kapasitas produksi 0.52 kubik per-hari.
Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Beton
Bertulang Kolom Uk. 13 13 Cm adalah 26 Orang Pekerja secara keseluruhan volume
pekerjaan dengan kapasitas produksi 0.52 kubik per-hari.
Sementara Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Beton
Bertulang Kolom Uk. 13 40 Cm adalah 26 Orang Pekerja secara keseluruhan volume
pekerjaan dengan kapasitas produksi 0.52 kubik per-hari.
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Kereta Sorong,
Cangkul, Sekop, Alat Pemotong Besi, Alat Pemotong Kayu, Barbending, Linggis, Kakaktua,
Palu, Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain.
LINGKUP PEKERJAAN
13. BALOK BETON BERTULANG Uk. 13 15 CM
14. BALOK BETON BERTULANG Uk. 20 25 CM
15. BALOK BETON BERTULANG Uk. 20 30 CM
16. BALOK BETON BERTULANG Uk. 30 60 CM
17. BALOK BETON BERTULANG Uk. 25 40 CM
METODE PELAKSANAAN
Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam
konstruksi beton bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat
atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu
(harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang
digunakan dan bentuknya.
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta
memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok.
Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3
cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
Pekerjaan Balok dikerjakan setelah semua Pekerjaan Kolom selesai dilaksanakan. Penulangan
untuk Balok dikerjakan dengan acuan pada Gambar Rencana.
Hal. 32
Untuk Pekerjaan Balok dan Balok Reng, umumnya Pemasangan Beksiting dikerjakan hanya
pada bagian sisi bawah dan sisi kanan dan kiri saja. Pasangan Bekisting diperkuat dengan Kayu
Perancah dan Pasangan Formile untuk menjaga jarak Kayu Perancah agar tetap stabil dan kaku,
sehingga tidak mengganggu proses pengecoran yang akan dilaksanakan kemudian.
Pekerjaan ini dimulai dengan pekerjaan pemasangan bekisting kemudian pembesian dipasang
sesuai dengan ketentuan. Setelah semua selesai, dilanjutkan dengan pengecoran.
Hal. 33
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Kereta Sorong,
Cangkul, Sekop, Alat Pemotong Besi, Alat Pemotong Kayu, Barbending, Linggis, Kakaktua,
Palu, Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain.
LINGKUP PEKERJAAN
18. PLAT LANTAI t = 12 CM
19. PLAT LANTAI KARIVABEL t = 12 CM
20. PLAT DACK TERAS t = 10 CM
METODE PELAKSANAAN
Plat Lantai/Dak adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, yang merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dan tingkat yang lain.
Plat Lantai/Dak didukung oleh balok yang bertumpu pada kolom bangunan.
Plat Lantai/Dak dikerjakan dengan permukaan yang kaku, rata dan lurus serta waterpas
(mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring).
Plat Lantai dikerjakan setelah semua pekerjaan tulangan dan pemasangan bekistingnya selesai
100%.
Untuk menjaga agar hasil pengecoran selimut beton Plat Lantai tetap seragam dan mencegah
terjadinya ekspose penulangan plat lantai, maka dibawah pembesian di atas pasangan bekisting
plat lantai, diberikan pasangan decking/beton tahu dengan jumlah dan jarak pasangan sesuai
dengan kebutuhan.
Pelaksanaan Plat Lantai sudah termasuk Penulangan, Pemasangan Bekisting dan diakhiri dengan
Pengecoran sampai dengan mencapai umur beton sesuai dengan persyaratan sehingga Pasangan
Bekisting sudah boleh dibuka.
Hal. 34
LINGKUP PEKERJAAN
21. PLAT LANTAI BETON BERTULNG TANGGA
22. PLAT LANTAI BORDES t = 12 CM
METODE PELAKSANAAN
Tangga dikerjakan sebagai penghubung antara lantai 1 dengan lantai 2.
Pekerjaan Tangga dilaksanakan setelah pekerjaan penulangan dan pasangan bekistingnya telah
selesai.
Penulangan dikerjakan bersamaan dengan proses penulangan balok lantai, hal ini berguna untuk
menjaga struktur tangga agar lebih kuat, karena pada saat pengecoran akan menyatu dengan hasil
pengecoran balok.
Selain itu untuk penulangan Plat Bordes juga akan disatukan dengan Balok Latai.
Hal. 35
Hal. 36
PENGECORAN
- Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan pengecoran
tangga, pengecor n dilakukan merata di seluruh bagian tangga.
a
Hal. 37
PEMBONGKARAN
- Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12
jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah
mendapat ijin dari Pihak Konsultan Pengawas/Direksi. Untuk pembongkaran balok bordes,
cara dan urutannya dilaksanakan seperti pada pembongkaran balok pada umumnya.
Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
a. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
b. Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
Hal. 38
UKURAN
Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % - 98 % berat, selisir antara sisa- sisa
kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan minimal 10 % berat.
PENYIMPANAN
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta
Hal. 39
baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu-raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya
pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya
menjadi tanggungan pemborong.
PEMBESIAN/PENULANGAN
Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1971, dengan tegangan leleh (=
3200kg/cm2) atau baja u – 32.
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga bebas dari
hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah. Juga besi penulangan harus disimpan
rata (round bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI–2 pasal 3.7.
Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di tempat yang
akan digunakan dan bahan yang diakui serta yang disetujui pengawas.
KAWAT PENGIKAT
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam PBI
NI–2 pasal 3.7.
BEKISTING/CETAKAN
Cetakan/acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI– 1971, NI – 2.
Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran- getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan dan acuan antara
tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan konstruksi
tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI–1971, NI - 2.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton
telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat beton 21 hari
Hal. 40
Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati menyebabkan cacat pada permukaan
beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, pemborong
wajib mengadakan perbaikan /pembetulan kembali.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan papan tebal
minimal 2,5 cm atau multipleks 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken diameter 8-12 cm,
dapat digunakan mutu Kayu Klas II.
PROPORSI
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian sehingga mencapai kekuatan
kubus 28 hari sebesar yang disyaratkan PBI–1971 yaitu untuk beton Mutu K- 225 dan Mutu K-
250.
PENUTUP BETON
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak tersebar merata.
Hal. 41
Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi
listrik, plumbing dan perlengkapan lainnya).
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktuantara pengadukan
dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan pengikatan yg mencolok
antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.
Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang telah
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan
persetujuan pengawas.
Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat telah
melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.
Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat
bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan pengawas dan alat-
alat tersebut harus bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.
PEMADATAN BETON
Pemborong bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan dan penuangan
beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran
secara berlebihan.
Pemadatan beton seluruhnya hars dilaksanakan dengan mechanical vibrator dan dioperasikan
oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak terjadi over
vibration dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan bebas massa yang utuh,
dari lubang-lubang segresi atau keropos.
Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan beton yang baik.
Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai
mengeras.
Hal. 42
PERAWATAN BETON
Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam pbi–1971, Ni - 2 Pasal 6.6.
Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang
konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan
beton.
Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi
30c.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama
sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton
terus menerus dengan menutupinya dengan karung basah/dengan cara lain yang disetujui
pengawas.
Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus men terlebih apat persetujuan
d
dahulu dari Konsultan Pengawas.
Hal. 43
SEMUA ITEM PEKERJAAN YANG TERMASUK DALAM LINGKUP PEKERJAAN INI, AKAN
DILAKSANKAN SELAMA :
8. JENDELA KACA KELAS I TYPE J2 2 hari, dimulai pada hari ke 97 s/d. 98.
9. KACA BENING TEBAL 5 MM 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 99.
10. KUNCI PINTU TANAM 2 SLAAG 1 hari, yang dikerjakan pd hari ke 100.
11. ENGSEL PINTU 1 hari, yang dikerjakan pd hari ke 101.
12. ENGSEL JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pd hari ke 102.
13. HAK ANGIN JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pd hari ke 103.
14. TARIKAN JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pd hari ke 104.
15. PACOK JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pd hari ke 105.
PINTU
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam
tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat
berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan.
Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada
bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai.
METODE PELAKSANAAN
Hal penting dalam proses pembuatan sebuah pintu adalah kesesuaian antara kusen dengan daun pintu yang
akan dipasang, baik ukuran lebar, maupun tinggi serta tebalnya daun pintu.
Ketebalan Daun Pintu sangat berperan untuk pembuatan alur skonengan pada kusen yang nantinya akan
dirapatlan pada kusen sehingga Daun Pintu tidak mumbul dari kusen penggantungnya.
Kusen dan Daun Pintu dibuat dengan menggunakan kenis kayu yang berasal dari kelas yang sama sehingga
tekstur dan warna yang dihasilkan bisa lebih seragam.
Hal. 44
Kusen dipasang dengan kedua ujung kaki tidak menyentuh Keramik Lantai atau dibuatkan “Sepatu" berupa
lapisan bat atau campuran semen/beton setinggi 5 – 10 cm dari level lantai yang terlebih dahulu telah
ditancapkan besi atau paku di bagian bawah kusen untuk penguat.
Pemasangan Kusen dikerjakan setelah Pekerjaan Pondasi dan Pengecoran Sloof, pemasangan
dilakukan bersamaan dengan Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata dan Pengecoran Kolom.
Bouwplank yang ada di sekeliling pondasi tidak boleh dibongkar dulu, karena titik tengah
pondasi akan dijadikan sebagai pedoman Pemasangan Kusen dan Dinding.
Pada lokasi yang telah ditentukan, ketinggian kusen diukur untuk memastikan ketinggian
“sepatu" kusen.
Dengan berpedoman pada ketinggian Daun Pintu, maka dibuatkan “sepatu" pada bagian sisi
kedua kaki kusen menggunakan papan. Pasang paku 5 Inchi sebanyak 2 buah pada masing-
masing sisi kaki kusen. Pada bagian belakang yang nantinya akan bersentuhan dengan Dinding
Batu Bata, dipasang paku 3 Inchi dengan jarak pasangan sekitar 50 cm. Paku yang ditancapkan
tersebut dinamakan angkur yang berfungsi sebagai pengikat dan penguat kusen dengan pasangan
dinding batu bata.
Kemudian, kusen diletakkan pada posisi yang telah ditentukan dengan posisi tegak. Ukur posisi
tegak lurus dengan menggunakan Alat Penegak Lurus (Lot). Semua bagian baik sisi kanan atau
sisi kiri harus tegak lurus.
Periksa kedua sudut kusen menggunakan garis siku, jika sudutnya 90º, maka dapat disimpulkan
bahwa pasangan kusen sudah baik dan benar.
Pasang penopang atau skur pada kusen agar kusen tidak bergerak sehingga semua ukuran
berubah. Pasang semua kusen yang ada sebelum melakukan Pemasangan Dinding Batu Bata.
Sebagai langkah akhir, lakukan pengecekan dengan menggunakan selang kecil yang diisi air
sebagai waterpass. Caranya dapat dilakukan dengan menarik meteran ukur pada bagian atas
kusen pada kedua sisi kaki kusen, misalnya 1 meter, tandai dengan pensil. Jika posisi air yang
ada dalam selang sama tingginya dengan tanda garis pensil, maka kedua kaki kusen telah sama
dan tegak lurus.
METODE PELAKSANAAN
Teknis Pelaksanaan Pemasangan Kusen Jendela sama dengan Teknis Pemasangan Kusen Pintu.
Hal yang harus diperhatikan adalah bagian sisi atas kusen jendela harus memiliki ketinggian yang sama
dengan Kusen Pintu.
Biasanya Kusen Jendela dipasang setelah terdapat beberapa pasangan batu di bawahnya.
Jika pasangan bata telah kering, kusen dapat dipasang seperti teknis yang telah diuraikan di atas.
Hal. 45
Ruang Pemasangan Daun Pintu harus diletakkan di possi sebelah dalam rumah dan Pemasangan Daun Jendela
diletakkan di sebelah luar rumah.
Hal. 46
atau pensil, tandai posisi engsel di Sponing Pintu tersebut, sekaligus dengan posisi lubang sekrup
engselnya.
Untuk penyekrupan engsel pada Dinding Keramik sebaiknya menggunakan Sekrup dan Fischer
(6 mm). Caranya Dinding Keramik terlebih dahulu di bor dengan menggunakan Mesin Bor
(memakai mata bor ukuran 6 mm). Pengeboran dilakukan pada titik engsel yang telah ditandai
sebelumnya. Setelah dibor, masukkan Fischer 6 mm tadi ke dalam lubang tersebut.
Gantung/pasangkan Daun Pintu pada posisi yang telah ditentukan tadi, lakukan
penyekrupan pada semua lubang engsel.
Langkah terakhir adalah pemasangan Gerendel Pintu bagian dalam, juga dengan menggunakan
Fischer.
Hal. 47
Kemudian lakukan Grouting pada celah disekeliling Frame (gunakan Grouting yang telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi).
Setelah Grouting keras dan pekerjaan Plesteran di sekitar frame berumur minimal 1 hari, maka
selanjutnya dapat dilakukan pemasangan daun pintu besinya.
Proses Pemasangan Daun Pintu Besi dikerjakan sebagaimana Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Daun Pintu Allumunium.
Hal. 48
Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan kunci pada daun pintu,
buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan pahat kayu sebagai tempat striking plate-
nya.
Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (latch bolt) sudah benar dan
sesuai dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada kusen.
Setelah semua instalasi telah terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci dapat
berfungsi dengan sempurna.
Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Hal. 49
Kencangkan dengan menggunakan skrup semua perangkat keras engsel, dan pastikan bahwa
posisi engsel telah rapi dan benar.
Tambahkan pin terakhir yang melekat pada bagian engsel pintu ke bagian dinding, dan pastikan
bahwa pintu dapat terbuka dan tertutup dengan bebas.
Sebagai langkah terakhir, lumasi engsel dengan pelumas.
Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
PERALATAN
Perlatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini dalah peralatan standar untuk
melaksanakan Pekerjaan Kayu misalnya Gergaji, Palu, Alat Ukur, Waterpass, Mesin Penghalus
(Gerinda), Bor Listrik, Obeng, dan lain-lain.
Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
1. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
2. Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
3. Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
Hal. 50
LINGKUP PEKERJAAN
1. PLAFOND GYPSUM t = 9 MM
2. LIST PROFIL PALFOND GYPSUM
METODE PELAKSANAAN
Sebelum pekerjaan rangka plafond dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjan di atas
plafond harus sudah diselesaikan.
Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka adalah mengukur garis
ketinggian plafond sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka. Dapat
menggunakan pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan. Gambar garis
untuk menyatukan titik-titik tersebut.
Langkah berikutnya adalah pemasangan wall angle (siku metal) sebagai
penyangga metal furing.
Tempatkan siku metal pada tanda garis. Selalu mulai dengan dinding dengan luas terpanjang.
Bor siku metal dengan jarak antar baut/sekrup 40 cm. Pastikan siku dibaut dengan kencang agar
kuat menyangga metal furing.
LINGKUP PEKERJAAN
PLAFOND GYPSUM t = 9
MM METODE PELAKSANAAN
Tentukan marking elevasi plafon dan buat garis sipatan serta titik paku kait.
Pasang paku kait.
Pasang penggantung rangka plafond (hanger dan clip adjuster) dgn posisi tegak lurus. Pasang
rangka tepi plafon (steel hollow dan wall angle profil) sebagai list tepi pada garis sipatan.
Hal. 51
Tentukan jarak penempatan kait penggantung.
Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafond.
Pasang rangka utama (top cross rail).
Pasang rangka pembagi (furing channel) dengan menggunakan locking clip.
LINGKUP PEKERJAAN
3. LIST PROFIL PLAFOND
METODE PELAKSANAAN
Pasangan List Profil dikerjakan setelah semua pasangan plafond selesai dikerjakan atau
disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Ukuran dan dimensi pasangan berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam gambar.
Hal. 52
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu pertukangan standar untuk melaksanakan
Pekerjaan Kayu misalnya Alat Pemotong, Palu, Gergaji, Bor Listrik, Waterpass, Alat Ukur dan
lain-lain.
b. Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
Memeriksa seluruh papan bekisting dan perancah sebelum dimulainya pemasangan.
Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
H. PEKERJAAN PENGECATAN
LINGKUP PEKERJAAN
1. PENGECATAN DINDING 2 L/D
Pengecatan dilakukan untuk melapisi dan melindungi permukaan dinding dari terpaan sinar
matahari langsung dan air hujan yang dapat mengurangi dan merusak pasangan dinding. Selain
itu, juga berfungsi untuk memberikan pandangan yang lebih menarik dan sebagai pertahanan
terhadap pengaruh destruktif cuaca.
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Pengecatan Dinding Beton dilaksanakan setelah semua pasangan Dinding Bata
dan Plesteran selesai dikerjakan 100%.
Pengecatan harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1. Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.
2. Melapis dinding dengan plamir tembok, dipoles sampai rata.
Hal. 53
3. Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
4. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) gunung.
5. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-
belang atau noda-noda mengelupas.
LINGKUP PEKERJAAN
2. PENGECATAN PLAFOND dan LIST PLAFOND
3. PENGECATAN KUSEN KAYU
4. PENGECATAN DAUN PINTU, JENDELA dan VENTILASI
METODE PELAKSANAAN
Bidang kayu dicat dengan menggunakan kuas roll atau kuas biasa. Kuas
dibersihkan dari debu dan kotoran yang masih menempel.
Proses pengecatan dimulai dari bagian pinggir bidang dengan menggunakan kuas
ukuran sedang. Hal ini bertujuan agar hasil pengecatan lebih rapi. Setelah itu
dilapisi cat pada bagian tengah dengan menggunakan roll. Pekerjaan diusahakan
agar ketebalan cat rata dan sama dan tidak belang.
Pengecatan dilakukan secara berulang-ulang sampai seluruh permukaan plafond mempunyai
warna yang seragam dan merata.
Hal. 54
b. Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
Hal. 55
KETENTUAN MATERIAL
Pekerjaan meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan, penyambungan
yang bersumber dari bangunan yang telah ada, penyediaan bahan- bahan kelengkapan, pipa-pipa
PVC, dsb. sehingga instalasi berfungsi dengan baik.
Pipa-pipa pvc digunakan dari beberapa ukuran.
Sebagai alat sambung digunakn sock drat, elbow dan tee yang sesuai dengan spesifikasi dan
ukuran bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.
Kran air yang digunakan harus berkualitas baik. Floor
Drain yang digunakan harus berkualitas baik.
Kloset jongkok menggunakan bahan keramik dan berkulitas baik
Pelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang standar, atau
ditentukan lain sesuai keadaan di lapangan.
KETENTUAN PELAKSANAAN
Pipa yang digunakan harus berkuaitas baik dengan tekstur yang lentur tetapi kuat. Gunakan pipa
ukuran ½" untuk menyuplai air dan pipa ukuran ¾" atau 1" untuk menarik air dari sumber air.
Semua pipa harus disambung dengan rapat (menggunakan lem/penyambungan drat dengan
menggunakan sealtape), sehingga tidak ada resiko kempos atau angin keluar.
Seluruh Item Pekerjaan Instalasi ini akan dikerjakan selama 1 hari yaitu pada hari ke 107.
LINGKUP PEKERJAAN
1. KLOSET DUDUK SETARA TOTO + AKSESORIS (LENGKAP TERPASANG)
KETENTUAN PELAKSANAAN
Adanya pipa air berukuran minimal 4 inchi yang menjadi saluran pembuangan air kotor menuju
Septicktank.
Adanya saluran bersih yang terletak di dinding di belakang kloset duduk untuk mengisi tangki
kloset serta saluran air bersih di samping kloset untuk shower bidet.
Lantai Kamar Mandi sudah dipasang keramik.
Hal. 56
METODE PELAKSANAAN
Buat lubang pada lantai kamar mandi yang mengarah pada saluran pipa pembuangan yang ada
dibawahnya. Sambungkan saluran pipa bawah tanah dengan pipa tikungan toilet.
Siapkan tempat pemasangan dudukan kloset ( toilet flange) agar cocok dengan ukuran dan
posisi pada lubang yang merupakan saluran pembuangan air kotor (closet bend).
Pasang dudukan kloset. Gunakan lem agar menempel pada pipa pembuangan.
Kemudian bor lubang dudukan kloset dan lakukan pemasangan baut.
Pasang head dan seal karet.
Pasang secara menempel stop valve, kawat tembaga dan perangkatnya di dinding kamar
mandi.
Pasang Kloset Duduk dan sesuaikan posisinya dengan seal karet dengan menggunakan
pedoman baut yang terpasang.
Kencangkan baut. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan memasang baut terlalu kencang
karena akan menyebabkan bagian bawah kloset duduk akan menjadi retak.
Sebelum memasang tangki di atas kloset duduk, gunakan karet penahan tangki (bila ada).
Pasang Tangki dan kencangkan bautnya.
Kemudian pasang tutup tangki.
Lakukan penyambu
ngan saluran air bersih menuju tangki dengan menggunakan
flexible.
Hal. 57
LINGKUP PEKERJAAN
2. BAK AIR FIBER LENGKAP TERPASANG
METODE PELAKSANAAN
Pemasangan Keramik Bak Mandi saling mempunyai keterkaitan dengan kegiatan Pemasangan
Batu Bata untuk bak mandi. Jika pemasangan batu-bata telah selesai, kemudian dikerjakan juga
pemasangan saluran pembuangan. Kemudian aci secara merata dan tebal keseluruh bagian
permukaan dinding bak, baik sisi luar maupun sisi dalam. Lakukan hal ini secara hati-hati dan
penuh kecermatan.
Setelah itu, lanjutkan Pekerjaan Plesteran dengan menggunakan adukan 1 PC : 3 Pasir Kasar.
Plesteran harus agak tebal, kira-kira 1,5 – 2 cm. Gosok secara merata menggunakan tapak kayu,
dan tidak perlu dihaluskan. Hal yang terpenting adalah plesteran harus tegak lurus, sehingga
ketebalan adukan pemasangan keramik bak nantinya akan relatif sama.
Setelah pekerjaan ini selesai, biarkan selama 2 hingga 3 hari, kemudian isi dengan air untuk
menguji apakah bak mandi bocor atau tidak. Jika tidak bocor, berarti bak dapat dipasang
keramik pada hari berikutnya, setelah air dikeringkan.
Jika pemasangan bak mandi dilakukan setelah memasang keramik dinding kamar mandi, maka
nat keramik sebaiknya sama tinggi dengan nat keramik bak mandi. Gunakan selang air sebagai
waterpass.
Alat dan proses pemasangan keramik bak sama dengan memasang keramik dinding, namun agak
lebih sulit, karena tukang harus masuk ke dalam ruang bak yang kadangkala terlalu sempit untuk
ukuran badan.
Pasang benang pada setiap sisi yang telah diukur dengan lot dan waterpass. Siapkan adukan 1
PC : 2 PS. Pasang satu persatu dari atas, sisi kanan-kiri, pasang paku sebagai penopang
sementara agar keramik tidak melorot, namun pemasangan paku beton tidak boleh terlalu dalam.
Gunakan semen kering untuk membantu mempercepat proses pengeringan dan perekatan
keramik pada bagian adukan yang menempel pada sisi keramik dan dinding.
Potong pada bagian sudut bak menggunakan gunting keramik atau angel grinder. Potongan
harus rapi dan rata.
Pada sisi atas keramik yang bersinggungan dengan lantai bibir bak, dapat dipasang kuku,
menggunakan aci seperti pasta.
Bersihkan seluruh permukaan keramik menggunakan spoons atau lap kering.
Setelah selesai, biarkan selama 1 hari kemudian bersihkan sisa nat yang menempel pada keramik
dengan hati-hati dan rapi. Periksa kembali secara berualang-ulang sehingga dipastikan semua nat
telah diisi dengan grout.
Pada bagian pangkal pipa saluran pembuangan air bak, olesi dengan grout hingga rata dan
padat.
Hal. 58
Biarkan selama beberapa hari, kemudian bak mandi boleh diisi dengan air.
Pekerjaan ini dikerjakan bersamaan dengan Pemasangan Waterbalt yaitu selama 2 hari yang
dimulai pada hari ke 108 dan rencana selesai pada hari ke 109.
LINGKUP PEKERJAAN
3. FLOOR DRAIN
METODE PELAKSANAAN
Floor Drain dikerjakan bersamaan dengan Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai KM.
Pada titik yang telah ditentukan, dipersiapkan lubang untuk floor drain, yang telah
terhubung dengan pipa pembuangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Buat adukan semen-pasir, dan dengan menggunakan sendok semen, tempelkan adukan ke
seputar bibir lubang saluran pembuangan.
Ambil bagian mangkok floor drain dan masukkan bagian bawahnya ke lubang
pembuangan. Tekan dan rekatkan ke adukan semen. Sebelumnya, singkirkan dulu
kertas penghalang material tadi.
Tutup bagian
pinggir floor drain
dengan adukan semen.
Rapikan. Sewaktu semen setengah kering, taburkan semen kering k
e atasnya. Tunggu
hingga semen betul-betul kering.
b
Hal. 59
LINGKUP PEKERJAAN
4. KRAN AIR
METODE PELAKSANAAN
Hal yang harus di perhatikan dalam pemasangan kran adalah tekanan air.
Dalam proyek konstruksi ini, bangunan adalah gedung berlantai 3 dan memiliki ketinggian
tandon sekitar 15 meter. Sehingga tekanan air berkisar antara 1 sampai
1.5 kg/cm2.
Pada titik yang telah ditentukan, dibuat lubang pada dinding sebagai tempat
pemasangan kran ya g mana pipa instalasi telah terpasang sebelumn a.
n y
Langkah berikutnya adalah menentukan gate valve induk. Agar lebih mudah, tutup terlebih
dahulu valve (kran putar) yang berada di instalasi tangki tandon di bagian
out bow (Biasanya terletak pada sisi bawah tandon/tangki air y lai air ng berfungsi
a
sebagai pipa pennyu ke seluruh bangunan).
Selanjutnya lilitkan sealp tape pada kran tersebut searah jarum jam. Jumlah lilitan antara 7
sampai 12 lilit (atau menyesuaikan kerapatan kran tersebut).
Hal. 60
LINGKUP PEKERJAAN
5. WASHTAFEL + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
METODE PELAKSANAAN
Pasangan dikerjakan pada posisi yang telah ditentukan sesuai dengan gamber.
Pada saat Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Gunung atau paling lambat pada saat
Pelaksanaan Pekerjaan Lantai, terlebih dahulu telah dipersiapkan posisi pipa antara lain sebagai
pipa input dan output.
Jika letak westafel telah ditentukan, kemudian dipersiapkan peralatan pendukung lainnya seperti
reducer elbow, faucet socket, long elbow, tee 90°, lem pipa, pipa PVC dengan ukiran yang
sesuai, pipa PVC ukuran 1 inchi untuk saluran pembuangan air kotor.
Pasang pipa saluran air bersih dan saluran air pembuangan di bawah lantai, pasangkan
reducer elbow untuk mengarahkan pipa ke atas sebanyak 2 buah. Tanamkan seperempat bata
di bawah plesteran. Dan pasang long elbow ke arah luar dinding untuk disambungkan dengan
Washtafel.
Yang perlu diperhatikan adalah pemasangan Washtafel dilakukan setelah dinding diplester atau
telah dicat, karena alat ini menempel pada dinding.
Tentukan secara jelas ketinggian Washtafel dan pasang lobang input setinggi 95 cm atau ukuran
lain yang disesuaikan dengan tinggi badan/sesuai standar. Pada bagian bawahnya sediakan
lobang output sekitar 15 atau 20 cm dari lobang input. Ingat semua lobang harus dipasang
faucet socket.
Periksa peralatan dan kelengkapan lainnya yang disertakan dalam kotak Washtafel bawaan
pabrik. Biasanya setiap merek produk westafel berbeda dalam jarak faucet socket saluran air
bersih dan saluran air pembuangan.
Periksa dan cari lobang sekrup bawaan Washtafel, biasanya terletak pada sisi kanan dan kiri di
bawah westafel. Pasang sementara untuk mencocokkan posisi paling pas lobang faucet
socket dengan sock drat pada bagian bawah westafel. Tandai dengan pensil lobang sekrup yang
nantinya akan dipasang sekrup fischer pada dinding.
Turunkan Washtafel secara hati-hati, lubangi tanda pensil tadi menggunakan bor, mata bor yang
disesuaikan dengan ukuran sekrup fischer.
Hal. 61
Pasang kembali Washtafel lobang sekrup diletakkan pada kedua lobang pengeboran tadi,
masukkan nut driver ke dalam lobang bor, kencangkan dengan screw driver. Pastikan
westafel dalam posisi kendang dan tidak bergerak-gerak.
Pasang pipa pada bagian bawah Washtafel, sambungkan dengan faucet socket. Kencangkan
dengan tangan searah jarum jam.
Jika semua tahapan ini telah dilakukan dengan baik, berarti Washtafel telah siap untuk
digunakan. Sebelumnya periksa dan dicoba apakah ada kebocoran pipa, rembesan. Jika hal
tersebut terjadi segera perbaiki dan mungkin ada beberapa sambungan yang masih kendor atau
cara pengeleman yang kurang baik.
Di atas Washtafel dapat dipasang kaca bayang (cermin) dan wadah sabun cair sebagai
kelengkapan penggunaan.
LINGKUP PEKERJAAN
6. SEPTICKTANK + RESAPAN
METODE PELAKSANAAN
Ukuran kedalaman dan lebar galian disesuaikan dengan Gambar Rencana.
Bagian bawah atau Plat Dasar Septicktank harus terbuat dari Beton Bertulang dengan
ketebalan antara 15 cm.
Pembuangan air bekas cucian tidak boleh dimasukan ke dalam septictank. Jadi saluran air
cucian harus di alirkan menuju got/selokan kota.
Pada bagian pipa rembesan harus dibuatkan bak beton pembatas/bak isolasi dengan ukuran 20
x 20 x 20 cm.
Pipa rembesan menggunakan pipa PVC 4" dan dibuatkan lobang-lobang pada bagian bawah
atau ½ dari diameter pipa. Besarnya lobang dengan dia. antara 15 mm – 20 mm. Bisa dibuat
memanjang dengan memakai gergaji besi, dengan lebar 15 – 20 mm Penempatan didalam lobang
galian dibuat miring kearah akhir tepi galian dengan kemiringan 5 – 10 %.
Hal. 62
Pada pasangan pipa usahakan seminimal mungkin terjadinya belokan atau penggunaan elbow,
agar kotoran dapat mengalir dengan lancar bebas hambatan pada saat didorong oleh air siraman.
Sediakan saluran udara agar tidak “meledak", dan saluran pembuangan air tidak melimpah pada
ruang resapan septicktank, sehingga jika cairan atau resapan penuh dapat mengalir keluar dan
mengurangi tekanan udara yang tersumbat.
Pada bagian keliling atau sebagai dinding menggunakan Plat Beton Bertulang dengan ketebalan
10 cm.
Setelah pengecoran Dinding Plat Beton Bertulang selesai dikerjakan, sisakan sekitar 12 cm dari
permukaan tanah untuk tempat pengecoran Plat Atas.
Persiapkan Besi untuk Sengkang (dimensi ukuran diameter dan jumlah sesuai Gambar
Rencana), kemudian potong sesuai dengan ukuran lebar dan panjang Septicktank,
susun dengan jarak sesuai ketentuan, kemudian ikat dengan kawat ikat.
Pasang Papan Bekisting pada bagian atas Plat Dinding, kemudian letakkan hasil anyaman besi
tadi, tutup sisi luar dengan papan setebal 10 cm.
Lakukan pengecoran dengan campuran sesuai dengan ketentuan. Ketebalan pengecoran adalah
10 cm. Sediakan lubang pada bagian atas ruang limbah cair dan pasang dengan tutup yang
terbuat dari pipa PVC.
Tahap selanjutnya adalah menyambung semua pipa pembuangan limbah padat dari kloset ke
septicktank. Kemudian timbun dengan tanah.
Usahakan agar letak kloset lebih tinggi daripada Septicktank agar kotoran dapat
dengan mudah masuk ke dalam septicktank.
Pipa dibungkus dengan ijuk, lalu di beri tumpukan batu karang. Kemudian di timbun dengan
tanah.
Hal. 63
b. Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan. Memeriksa
seluruh perancah sebelum dimulainya pemasangan. Menyediakan
penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
Hal. 64
J. PEKERJAAN LISTRIK
LINGKUP PEKERJAAN dan JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. BOX ZAKERING
Mulai dilaksanakan pada hari ke 98 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
2. LAMPU TL RM 2 45 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 99 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
3. LAMPU DOWNLIGHT HE 36 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 100 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
4. LAMPU HE 45 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 101 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
5. LAMPU HE 26 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 102 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
6. SAKLAR GANDA
Mulai dilaksanakan pada hari ke 103 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
7. SAKLAR TRIPLE
Mulai dilaksanakan pada hari ke 104 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
8. STOP KONTAK
Mulai dilaksanakan pada hari ke 105 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
9. INSTALASI TITIK PENERANGAN, INSTALASI TERMASUK KABLE NYA 2.5 MM
DALAM PIPA PVC FITTING LAMPU DAN KELENGKAPAN INSTALASI TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 91 dan rencana selesai pada hari ke 95 atau dikerjakan selama
5 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
10. INSTALASI TITIK STOP KONTAK, INSTALASI TERMASUK KABLE NYA 2.5 MM
DALAM PIPA PVC, KOTAK KONTAK DAN KELENGKAPAN INSTALASI TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 96 dan rencana selesai pada hari ke 97 atau dikerjakan selama
2 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
Hal. 65
LINGKUP PELAKSANAAN
Pekerjaan Elektrikal atau Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan
instalasi didalam bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya
sehingga listrik menyala.
MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1. Kabel NYA dengan kualitas baik
2. Pipa kabel dari PVC HIC khusus untuk instalasi listrik diameter 3/4".
3. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
4. Lampu HE, Lampu TL dan armaturnya Box Sekering (MCB) sesuai dengan gambar.
5. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik,
produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
KETENTUAN PELAKSANAAN
Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang
dipakai harus sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam
(sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator
khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan
dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus
disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak
ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang
masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN).
Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut
menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N. Pengujian instalasi
listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus.
Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus melaksanakan
pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar instalasi yang beersangkutan
dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian dari P.L.N.
Hal. 66
METODE PELAKSANAAN
CONDUIT OUTBOW
Marking jalur instalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan.
Tandai lokasi klem.
Bor lokasi klem.
Pasang conduit.
CONDUIT INBOW
Marking jalur instalasi pada titik dan posisi yang telah ditentukan.
Tandai lokasi tee dos.
Kerjakan pembesian Layer 1
Pasang conduit.
Kerjakan pembesian Layer 2
Ikat conduit pada Layer 2
Hal. 67
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini antara lain : Bending Conduit,
Bor Tangan, Tang, Obeng, Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain.
b. Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan. Memeriksa
seluruh perancah sebelum dimulainya pemasangan. Menyediakan
penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
LINGKUP PEKERJAAN
1. PASANGAN ½ BATA CAMPURAN 1 SP : 2 PP
2. PASANGAN ½ BATA CAMPURAN 1 SP : 4 PP
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Bata sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Hal. 68
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Untuk area kerja yang tinggi, dapat dikerjakan dengan menggunakan alat bantu berupa
scaffolding atau dengan menggunakan kayu perancah.
LINGKUP PEKERJAAN
3. PLESTERAN BATA CAMPURAN 1 SP : 2 PP
4. PLESTERAN BATA CAMPURAN 1 SP : 4 PP
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Bata sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Untuk area kerja yang tinggi, dapat dikerjakan dengan menggunakan alat bantu berupa
scaffolding atau dengan menggunakan kayu perancah.
Hal. 69
Hal. 70
LINGKUP PEKERJAAN
1. LANTAI KERAMIK 40 40 CM
2. LANTAI KERAMIK 25 25 CM
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Keramik Lantai sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan
Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Untuk area kerja yang tinggi, dapat dikerjakan dengan menggunakan alat bantu berupa
scaffolding atau dengan menggunakan kayu perancah.
LINGKUP PEKERJAAN
3. PEMASANGAN KERAMIK DINDING 25 40 CM
4. PEMASANGAN PLINT DINDING 10 40 CM
Hal. 71
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Keramik Dinding sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang
Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Untuk area kerja yang tinggi, dapat dikerjakan dengan menggunakan alat bantu berupa
scaffolding atau dengan menggunakan kayu perancah.
LINGKUP PEKERJAAN
1. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 35 60 CM
2. BETON BERTULANG KOLOM K2
3. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 35 35 CM
4. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 30 30 CM
5. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 13 13 CM
6. BETON BERTULANG KOLOM Uk. 13 40 CM
Hal. 72
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Beton Bertulang sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 73
Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Beton
Bertulang Kolom Uk. 30 30 Cm adalah 14 Orang Pekerja secara keseluruhan volume
pekerjaan dengan kapasitas produksi 0.52 kubik per-hari.
Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Beton
Bertulang Kolom Uk. 13 13 Cm adalah 14 Orang Pekerja secara keseluruhan volume
pekerjaan dengan kapasitas produksi 0.52 kubik per-hari.
Sementara Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Beton
Bertulang Kolom Uk. 13 40 Cm adalah 14 Orang Pekerja secara keseluruhan volume
pekerjaan dengan kapasitas produksi 0.52 kubik per-hari.
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Kereta Sorong,
Cangkul, Sekop, Alat Pemotong Besi, Alat Pemotong Kayu, Barbending, Linggis, Kakaktua,
Palu, Waterpass, Alat Ukur dan lain-lain.
LINGKUP PEKERJAAN
7. BALOK BETON BERTULANG Uk. 13 15 CM
8. BALOK BETON BERTULANG Uk. 20 30 CM
9. BALOK BETON BERTULANG Uk. 13 20 CM
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Beton Bertulang sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 74
LINGKUP PEKERJAAN
10. RING BALOK BETON BERTULANG Uk. 30 40 CM
11. RING BALOK BETON BERTULANG Uk. 13 15 CM
12. RING BALOK BETON BERTULANG Uk. 20 40 CM
13. RING BALOK BETON BERTULANG Uk. 20 30 CM
14. RING BALOK BETON BERTULANG Uk. 15 20 CM
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Beton Bertulang sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 75
Hal. 76
LINGKUP PEKERJAAN
15. PLAT DACK SUNWEARING t = 7 CM
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Beton Bertulang sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Hal. 77
a. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
b. Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
c. Memeriksa seluruh papan bekisting dan perancah sebelum dimulainya pengecoran.
d. Pengoperasian Mixer Machine dan Vibrator Concrete harus dilaksanakan oleh tenaga
terampil.
e. Membatasi daerah pekerjaan pengecoran dengan pagar atau rambu yang informatif.
f. Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
g. Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
SEMUA ITEM PEKERJAAN YANG TERMASUK DALAM LINGKUP PEKERJAAN INI, AKAN
DILAKSANKAN SELAMA :
Hal. 78
8. JENDELA KACA KELAS I TYPE J2 2 hari, dimulai pada hari ke 91 s/d. 92.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
9. KACA BENING TEBAL 5 MM 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 93.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
10. KUNCI PINTU TANAM 2 SLAAG 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 94.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
11. ENGSEL PINTU 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 95.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
12. ENGSEL JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 96.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
13. HAK ANGIN JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 97.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
14. TARIKAN JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 98.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
15. PACOK JENDELA 1 hari, yang dikerjakan pada hari ke 99.
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 4 Orang
Pekerja.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Kusen dan Pintu sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain adalah alat bantu pertukangan standar untuk melaksanakan
Pekerjaan Kayu misalnya Bor Listrik, Gergaji, Alat Pemotong Kayu, Waterpass, Alat Ukur, dan
lain-lain.
Hal. 79
Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
a. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
b. Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
c. Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
LINGKUP PEKERJAAN
1. RANGKA ATAP KUDA-KUDA BAJA RINGAN
KETENTUAN PELAKSANAAN
Rangka kuda-kuda baja ringan di pasang sesuai dengan gambar rencana.
Pemasangan antara reng dengan rangka kuda-kuda disesuaikan dengan bahan penutup atap yang
di pakai.
Pemasangan reng biasanya berdasarkan tarikan benang diagonal, vertikal dan horizontal untuk
mendapatkan bidang atap yang rata.
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran balok reng, terlebih dahulu telah dipersiapkan
pasangan besi-besi stik dengan penempatan tertentu yang berfungsi sebagai pengikat dan
penguat pasangan rangka atap baja ringan ini.
Hal. 80
METODE PELAKSANAAN
Terlebih dahulu dibuat Rangka Kuda-kuda Baja Ringan di pasang sesuai dengan gambar
rencana.
a. Sambungan Atas Baja Ringan (Top Chord)
Baja Ringan yang telah disiapkan, kemudian diletakkan/didudukkan pada Dinding/Balok Reng
dengan memakai Bracket L. Bracket L dipasang pada daerah Pitching Point. Produk
Bracket L dapat menggunakan produk pabrikan maupun dapat dibuat sendiri dengan
menggunakan Profil C. Bracket tersebut dipasang pada Dinding/Balok Reng dengan
menggunakan Dynabolt.
Setelah semua Kuda-kuda Baja Ringan terpasang, selanjutnya adalah pemasangan Reng Baja
Ringan diatas Pasangan Kuda-kuda Baja Ringan. Jarak Pemasangan disesuaikan dengan Jenis
Penutup Atap yang akan dipakai (sesuai Gambar Kerja).
Hal. 81
LINGKUP PEKERJAAN
2. ATAP SENG GENTENG METAL
3. PERABUNG SENG GENTENG METAL
METODE PELAKSANAAN
Hal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bagian bawah atap tidak bisa terbalik
pemasangannya karena ada soknya, sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan berbeda
dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri.
Pemasangan Sayap Kanan dan Sayap Kiri dikerjakan dalam arah terbalik.
Pemasangan paku dilakukan dengan arah horizontal mengikuti gording.
Pemotongan daun atap hanya dilakukan persis pada bagian atap yang dipasangi gording dan
dipotong dengan menggunakan gunting besi.
Sudut kemiringan atap dikerjakan sebesar 20-30 derajat.
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, pemasangan penutup atap dikerjakan dari kanan
bawah.
Hal. 82
LINGKUP PEKERJAAN
4. LISTPLANK KAYU Uk. 3/30 CM
METODE PELAKSANAAN
Pemasangan papan listpank lurus, rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal sesuai
dengan gambar perencanaan.
Pemasangan dilakukan setelah semua pasangan Rangka Atap telah selesai dikerjakan dengan
sempurna.
Listplank dipasang secara diagonal atau tegak lurus tehadap rangka atap. Listplank
dipasang memanjang sesuai dgn kebutuhan atap.
Jarak antar sekrup untuk mengikat listplank dengan rangka atap sebaiknya tidak terlalu jauh
(dibuat antara 20 – 30 cm) agar listplank terkunci kuat.
Sekrup dipasang sebanyak 2 baris pada setiap sisi profil melintang.
Hal. 83
LINGKUP PEKERJAAN
5. PLAFOND GYPSUM, t = 9 MM
6. LIST PROFIL PLAFOND GYPSUM
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Atap
dan Plafond sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 84
F. PEKERJAAN PENGECATAN
LINGKUP PEKERJAAN
1. PENGECATAN DINDING 2 L/D
Pengecatan dilakukan untuk melapisi dan melindungi permukaan dinding dari terpaan sinar
matahari langsung dan air hujan yang dapat mengurangi dan merusak pasangan dinding. Selain
itu, juga berfungsi untuk memberikan pandangan yang lebih menarik dan sebagai pertahanan
terhadap pengaruh destruktif cuaca.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Atap
dan Plafond sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
LINGKUP PEKERJAAN
2. PENGECATAN PLAFOND dan LIST PLAFOND
3. PENGECATAN KUSEN KAYU
4. PENGECATAN DAUN PINTU, JENDELA dan VENTILASI
5. PENGECATAN LISTPLANK KAYU
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Atap
dan Plafond sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Hal. 85
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 86
3. FLOOR DRAIN
Pekerjaan ini akan diselesaikan selama 1 hari yang dimulai pada hari ke 102 dan direncanakan
selesai pada hari yang sama masa pelaksanaan proyek konstruksi.
Jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan ini adalah sebanyak 3
Orang Pekerja yang dihitung secara keseluruhan volume pekerjaan.
4. KRAN AIR
Pekerjaan ini akan diselesaikan selama 1 hari yang dimulai pada hari ke 103 dan direncanakan
selesai pada hari yang sama masa pelaksanaan proyek konstruksi.
Jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan ini adalah sebanyak 3
Orang Pekerja yang dihitung secara keseluruhan volume pekerjaan.
Hal. 87
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Sanitasi Air sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
PERALATAN
Peralatan yang digunakan antara lain Palu, Sekop, Kereta Sorong, Gergaji, Alat Sekam, Alat
Ukur, Waterpass dan lain-lain.
Hal. 88
b. Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan
kerja tersebut antara lain :
Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar
(APD).
Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan. Memeriksa
seluruh perancah sebelum dimulainya pemasangan. Menyediakan
penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
H. PEKERJAAN LISTRIK
LINGKUP PEKERJAAN dan JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. LAMPU TL RM 2 45 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 94 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
2. LAMPU DOWNLIGHT HE 36 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 95 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
3. LAMPU HE 45 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 96 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
4. LAMPU HE 26 WATT + AKSESORIS LENGKAP TERPASANG
Mulai dilaksanakan pada hari ke 97 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
5. SAKLAR GANDA
Mulai dilaksanakan pada hari ke 98 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
6. SAKLAR TRIPLE
Mulai dilaksanakan pada hari ke 99 dan rencana selesai pada hari yang sama atau
dikerjakan selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
Hal. 89
7. STOP KONTAK
Mulai dilaksanakan pada hari ke 100 dan rencana selesai pada hari yang sama atau dikerjakan
selama 1 hari dari masa pelaksanaan proyek konstruksi.
LINGKUP PELAKSANAAN
Pekerjaan Elektrikal atau Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan
instalasi didalam bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya
sehingga listrik menyala.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Listrik sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan Lantai 1.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 90
Pemasangan Box Zakering dilakukan secara bersamaan dengan pemasangan kebl NYM 3 × 4-
nya.
Kotak pengaman dibuat sedikit lebih besar dari box
zakering tersebut.
Buat juga jalur tempat kabel NYM 3×4 maupun jalur
pipa saluran utama. Setelah selesai maka akan terlihat
seperti gambar A (tampak depan).
(Dari gambar B dapat dilihat letak pemasangan dari arah samping, dari gambar C dapat dilihat
dimana lubang dibuat tembus tembok untuk jalur kabel NYM 3×4. Apabila nantinya tembok
dirapikan, maka pipa maupun kabel NYM 3×4 tidak akan terlihat sehingga harus dibuat
kedalaman jalur tersebut sedemikian rupa).
Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih dahulu dan perkuat
dengan bantuan paku.
Pekerjaan dilanjutkan denga membuat saluran utama instalasi dari kotak pengaman ke
titik percabangan pertama. Atur pipa instalasi sesuai jalur denah sampai ke titik
percabangan pertama.
Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah digunakan api korek gas/api lilin seperti
disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi listrik.
Pergunakan korek gas/api lilin tersebut untuk membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan
tersebut. Diusahakan jangan sampai pipa tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi, gunakan
isolasi untuk menutupnya.
Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuningloreng) kedalam pipa tersebut dan jangan
lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan klem untuk
merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kruis-doos) pada ujung dimana titik cabang
pertama diletakkan.
Kita sampai pada titik cabang petama dimana terdapat jalur cabang menuju saklar 1, saklar 2 dan
stop kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena lampu 2 berasal dari saklar 2
dimana saklar 2 tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang 1. Untuk lebih jelasanya, jalur
kabel dari kedua titik cabang tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini :
Hal. 91
Untuk jalur kabel dari titik cabang 1
menuju saklar 1, sakl r 2, dan stop kontak 1
a
terlihat seperti bagan dibawah ini.
Kemudian pada titik abang 4 seperti terlihat pada gambar atas kanan
c
Untuk titik cabang 5 sebenarnya dibbuat berjaga-jaga bila suatu saat instalasi akan
diperluas. Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan pemasangan stop
kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya titik cabang 5 (jika ada titik sambung 5
maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik
Hal. 92
sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop kontak 2
diambil dari titik sambung 4.
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini antara lain : Bending Conduit, Bor
Tangan, Tang, Obeng, Waterpass, Alat Ukur, Alat Bantu Scaffolding atau Kayu perancah, dan
lain-lain.
Hal. 93
I. PEKERJAAN LAIN-LAIN
LINGKUP PEKERJAAN
1. ORNAMEN DINDING
- Pasangan Bata ½ Campuran 1 PC : 4 PS
- Plesteran Dinding Bata Campuran 1 PC : 4 PS
- Relief Ornamen Dinding
2. ORNAMEN TERAS
- Pasangan Bata ½ Campuran 1 PC : 4 PS
- Plesteran Dinding Bata Campuran 1 PC : 4 PS
- Relief Ornamen Dinding & Kolom Teras
- Relief Papan Nama Gedung
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan dan Plesteran sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada Sub Bidang Pekerjaan
Lantai 1 yang telah diuraikan di atas.
Pekerjaan akan dilaksanakan setelah semua material tersedia dilokasi lantai 2.
Mobilisasi material dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan bantuan alat
katrol atau lift cor.
Hal. 94
LINGKUP PEKERJAAN
3. FINISHING PEKERJAAN
Sebelum pekerjaan diserah-terimakan, terlebih dahulu lapangan harus dibersihkan. Pembersihan
meliputi kotoran – kotoran akibat pekerjaan.
Kotoran dibuang di tempat yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
LINGKUP PEKERJAAN
4. DOKUMENTASI DAN PELAPORAN
Dilaksanakan seseuai ketentuan yang pada Pekerjaan Administrasi sebagaimana yang telah
diuraikan di atas.
Demikian Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat untuk memastikan bahwa Pekerjaan yang
akan dilaksanakan dapat berjalan dengan Efektif dan Efisien.
MANSUR S.
Direktur Utama