1.1. UMUM
1
Dalam perhitungan hujan rencana dan debit banjir rencana banyak
digunakan beberapa notasi dan teori statistik misalnya, debit dinyatakan
dengan simbol (Q), curah hujan dengan simbol (R) dan sebagainya. Simbol
yang menyatakan sebuah fenomena hidrologi disebut dengan variabel.
Variabel hidrologi menerangkan ukuran dari fenomena hidrologi, misalnya
debit rata-rata harian, curah hujan rata-rata jam-jaman dan sebagainya.
Sebuah nilai numerik dari variabel disebut dengan variat (variate). Dalam
statistika, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel kontinyu dan
variabel diskrit atau variabel terputus. Sebagai contoh, dari suatu pos duga
air sungai dilakukan pengukuran tinggi muka air menggunakan alat duga
air otomatik, maka grafik tinggi muka air yang dihasilkan dapat disebut
sebagai variabel kontinyu, sedangkan pengukuran debit yang dilakukan
sebulan sekali disebut dengan variabel diskrit atau variabel terputus.
Dalam metode statistik, susunan data hidrologi dapat disebut
dengan distribusi (distribution) atau seri (series). Ada beberapa pengertian
yang berhubungan dengan susunan data dari suatu variabel hidrologi,
antara lain:
Distribusi (distribution) adalah data yang disusun menurut besarnya,
misalnya data curah hujan, yang dimulai dari data hujan yang terbesar
hingga yang terkecil, atau sebaliknya dari yang terkecil hingga yang
terbesar.
Distribusi probabilitas (probability distribution) adalah jumlah
kejadian dari sebuah variat diskrit dibagi dengan jumlah kejadian data.
Jumlah total probabilitas dari seluruh variat adalah satu.
Probabilitas komulatif adalah jumlah peluang dari variat acak yang
mempunyai sebuah nilai yang sama atau kurang (sama atau lebih) dari
suatu nilai tertentu
Frekuensi (frequency) adalah jumlah kejadiaan dari sebuah variat dari
variabel diskrit
2
Interval kelas (class intervals) adalah ukuran pembagian kelas dari
suatu variabel
Distribusi frekuensi (frequency distribution) adalah suatu distribusi
atau tabel frekuensi yang mengelompokkan data yang belum
terkelompok menjadi data kelompok.
Dalam analisis hidrologi untuk mendapatkan kesimpulan yang baik,
maka data hidrologi dapat dinyatakan sebagai variabel statistik. Sembarang
nilai yang dapat menunjukkan ciri dari suatu susunan data disebut dengan
parameter. Parameter yang digunakan dalam analisis susunan data dari
suatu variabel disebut dengan parameter statistik, seperti nilai rata-rata,
standar deviasi dan koefisien kemencengan (skewness coefficient). Dalam
perhitungan hujan rencana parameter inilah yang banyak digunakan, untuk
itu akan diberikan perhitungan untuk mendapatkannya sebagai berikut:
1) Mengukur rata-rata
Salah satu ukuran yang paling banyak digunakan dalam statistik
adalah rataa-rata. Nilai rata-rata dapat digunakan untuk pengukuran suatu
distribusi dan mempunyai bentuk sebagai berikut:
n
1
x= ∑ xi
n i=n
dimana
x = rata-rata
xi = nilai dari data ke-i
n = jumlah data dari sampel
Catatan: dalam statistik, simbol-simbol untuk menunjukkan perhitungan
dari suatu sampel menggunakan huruf kecil romawi, sedangkan jika
perhitungan dari populasi simbol-simbolnya pada umumnya menggunakan
huruf besar romawi.
Perhitungan rata-rata ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan
Microsoft Excel, caranya pada menu pilih Formula kemudian pilih menu
3
More Functions, pilih fungsi Statistik selanjutnya pilih AVERAGE atau
juga fungsi Auto Sum, kemudian pilih AVERAGE.
√
n
sd = ∑ ( xi−xrata ²)²
i=1
n−1
dimana:
s = standar deviasi dari sampel
xi = nilai data ke-i dari sampel
x = rata-rata sampel
n = jumlah dari sampel
koefisien varian adalah nilai perbandingan antara deviasi standar dan nilai
rata-ratanya yang mempunyai bentuk :
sd
Cv =
x
Deviasi standar dan koefisien varian dapat digunakan untuk mengetahui
variabilitas dari distribusi. Semakin besar deviasi standar dan koefisien
varian, semakin besar penyebaran dari distribusi. Perhitungan standar
deviasi ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel ,
caranya pada menu pilih Formula kemudian filih menu More Functions,
pilih fungsi Statistik selanjutnya pilih STDEV.
4
3) Koefisien Kemencengan (Cs)
Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan
derajadketidak-simetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi. Apabila
suatu kurva frequensi dari suaatu distribusi mempunyai ekor memanjang ke
kanan atau ke kiri terhadap titik pusat maksimum maka kurva tersebut tidak
bebentuk simetri, keadaan ini disebut menceng kekanan atau menceng ke
kiri. Kemencengan mempunyai bentuk:
n
cs = n . ∑
i =1
( xi−xrat a2 )³
¿¿
dimana:
cs = koefisien kemencengan
s = deviasi standar dari sampel
x = rata-rata sampel
xi = data ke-i
n = jumlah data
Perhitungan kemencengan (skewness) ini dapat juga dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel, caranya pada menu pilih Formula
kemudian pilih menu More Functions, pilih fungsi Statistik selanjutnya
pilih SKEW. Dibawah ini diberikan contoh perhitungan hujan rencana dan
debit banjir rencana dari Daerah Aliran Sungai Batang Naras di Kabupaten
Padang Pariaman.
5
untuk kemudian mengalirkannya kelaut melalui sungai utama (Asdak. C.,
2002). Adapun luas DAS Batang Naras = 156,37 km 2seperti gambar 1.1
dibawah ini.
Ada tiga macam cara yang umum dipakai dalam menghitung hujan
rata-rata kawasan yaitu (1) rata-rata aljabar, (2) Poligon Thiessen, dan (3)
Metode Isohyet. Untuk perencanaan sering digunakan metode Polygon
Thiessen, metode ini dekenal juga sebagai metode rata-rata timbang
(weighted mean). Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh
pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidak seragaman jarak. Daerah
pengaruh dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus
terhadap garis penghubung antara dua pos terdekat (Gambar 1.1).
Diasumsikan bahwa variasi hujan antara pos yang satu dengan yang
lainnya adalah linier dan bahwa sembarang pos dianggap dapat mewakili
kawasan terdekat.
6
tertentu di salah satu stasiun hujan, umpamanya di Stasiun Hujan Santok.
Cari besarnya curah hujan pada tanggal-bulan-tahun yang sama
denganStasiun Hujan Santok untuk stasiun hujan yang lain. Hitung hujan
DAS dengan metode Poligon Thiessen, berdasarkan gambar Thiesen
terlihat stasiun hujan yang berpengaruh adalah Stasiun Santok dengan luas
pengaruhnya 44% terhadap DAS Batang Naras, dan Stasiun Paraman
Talang 56%mempengaruhi DAS Batang Naras. Sedangkan Stasiun hujan
Manggopoh tidak berpengaruh terhadap DAS Batang Naras. Kegiatan ini
diulang untuk stasiun yang lain. Sehingga akan diperoleh 2 (dua) buah
hujan maksimum harian rata-rata. Dari ke dua harga tersebut dipilih yang
terbesar sebagai hujan maksimum harian rata-rata pada tahun tersebut.
Hasil perhitungandiperlihatkan pada Tabel 1.1. Data hujan yang terpilih
setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS untuk tahun yang
bersangkutan (Tabel 1.2).
7
Stasiun Hujan Manggopoh
Stasiun Hujan
Paraman Talang
.
Stasiun Hujan Santok
8
Tabel1.1: Perhitungan Hujan Maksimum Harian Rata-rata
Hujan harian
Kejadian maksimum (mm) Hujan
Stasiun Stasiun Hujan Harian Maksimum
No Tahun Bu Tang Santok Paraman Rata-rata Harian Rata-rata
lan gal (0,44) Talang (mm) (mm)
(0,56)
1 2004 01 18 158 0 69,52 -
10 05 0 165 92,40 92,40
2 2005 09 01 162 29 87,52 87,52
03 17 0 106 59,36 -
3 2006 06 23 171 0 75,24 -
02 20 0 114 63,84 63,84
4 2007 06 22 171 0 75,24 75,24
04 24 0 115 64,40 -
5 2008 07 07 205 56 121,56 121,56
04 16 77 108 94,36 -
6 2009 11 03 96 55 73,04 -
12 29 79 108 95,24 95,34
7 2010 12 26 103 32 63,24 63,24
05 30 0 101 56,56 -
8 2011 04 29 100 81 89,36 89,36
08 15 0 102 57,12 -
9 2012 03 08 69 0 30,36 -
12 29 25 98 65,88 65,88
10 2013 03 20 65 0 28,60 -
05 03 0 96 53,76 53,76
11 2014 05 11 75 0 33,00 -
05 08 0 96 53,76 53,76
12 2015 06 11 137 24 73,72 73,72
04 24 0 102 57,12 -
13 2016 08 24 97 0 42,68 -
05 22 0 108 60,48 60,48
14 2017 10 07 90 0 39,60 -
06 01 10 175 102,40 102,40
15 2018 02 14 95 9 46,84 -
11 29 23 111 72,28 72,28
9
Tabel 1.2: Hujan Maksimum Harian Rata-rata DAS Batang Naras
10
memilih distribusi yang sesuai dengan data yang ada. Dan untuk
mendapatkan hasil perhitungan yang meyakinkan atau tidak ada yang
memenuhi persyaratan menggunakan suatu distribusi probabilitas, maka
biasanya di uji dengan menggunakan metode Chikuadrad dan metode
Smirnov Kolmogorof. (Hadisusanto, N., 2011).Disamping uji kecocokan
juga dilakukan pengujian terhadap batas kepercayaan data dengan tingkat
kepercayaan 95 %.
11
Tabel 1.3: Data Hujan Rata-rata DAS Batang Naras
No Tahun Hujan (mm)
1 2004 92,40
2 2005 87,52
3 2006 63,84
4 2007 75,24
5 2008 121,56
6 2009 95,34
7 2010 63,24
8 2011 89,36
9 2012 65,88
10 2013 53,76
11 2014 53,76
12 2015 73,72
13 2016 60,48
14 2017 102,40
15 2018 72,28
Jumlah 1170,78
Rata-rata 78,05
Sd 19,51
12
Perhitungan selanjutnya menggunakan Tabel
Tabel 1.4: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Naras dengan
Distribusi Probabilitas Normal
Hujan
No Xrata-rata Sd KT (XT) P.Ulang
5=2+(3x4
1 2 3 4 ) 6
1 78,05 19,51 0 78,05 2
2 78,05 19,51 0,84 94,44 5
3 78,05 19,51 1,28 103,02 10
4 78,05 19,51 1,71 111,41 25
5 78,05 19,51 2,05 118,04 50
6 78,05 19,51 2,33 123,50 100
X T = X + SD x K
Dimana:
X T = Hujan rencana dengan periode ulang T tahun
X = Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
Y T −Y N
K = Faktor frekuensi Gumbel : K =
SN
T −1
YT = Reduced variate = -Ln (-Ln ); nilai Y T bisa ditentukan
T
berdasarkan Lampiran 4
S N = Reduced Standar deviasi
Y N = Reduced Mean
13
Perhitungan:
Dengan jumlah data (n) = 15 didapat Yn = 0,5128dan Sn = 1,0205
Dengan Periode ulang (T) 2,5,10,25, 50 dan 100 tahun didapat Yt:
Yt untuk T 2 tahun = 0,3065
Yt untuk T 5 tahun = 1,499
Yt untuk T 10 tahun = 2,2504
Yt untuk T 25 tahun = 3,1255
Yt untuk T 50 tahun = 3,9019
Yt untuk T 100 tahun = 4,6001
No Tahun Hujan
mm (Xi - X) (Xi - X)²
1 2004 92,4 -51,41 2642,99
2 2005 87,52 -56,29 3168,56
3 2006 63,84 -79,97 6395,20
4 2007 75,24 -68,57 4701,84
5 2008 121,56 -22,25 495,06
6 2009 95,34 -48,47 2349,34
7 2010 63,24 -80,57 6491,52
8 2011 89,36 -54,45 2964,80
9 2012 65,88 -77,93 6073,08
10 2013 53,76 -90,05 8109,00
11 2014 53,76 -90,05 8109,00
12 2015 73,72 -70,09 4912,61
13 2016 60,48 -83,33 6943,89
14 2017 102,40 -41,41 1714,79
15 2018 72,28 -71,53 5116,54
Jumlah 1170,78 70188,24
Rata-rata 78,05
SD 19,51
14
Tabel 1.6: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Naras dengan
Distribusi Probabilitas Gumbel
15
Perhitungan:
Tabel 1.7: Perhitungan Parameter Statistik dari Distribusi Log Normal
Hujan
No Tahun mm Log Xi Log X Log Xi - Log X (Log Xi - Log X)²
1 2 3 4 5 6 7
1 2004 92,4 1,966 1,8802 0,085 0,00731
2 2005 87,52 1,942 1,8802 0,062 0,00383
3 2006 63,84 1,805 1,8802 -0,075 0,00564
4 2007 75,24 1,876 1,8802 -0,004 0,00001
5 2008 121,56 2,085 1,8802 0,205 0,04186
6 2009 95,34 1,979 1,8802 0,099 0,00982
7 2010 63,24 1,801 1,8802 -0,079 0,00627
8 2011 89,36 1,951 1,8802 0,071 0,00503
9 2012 65,88 1,819 1,8802 -0,061 0,00378
10 2013 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242
11 2014 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242
12 2015 73,72 1,868 1,8802 -0,013 0,00016
13 2016 60,48 1,782 1,8802 -0,099 0,00972
14 2017 102,40 2,010 1,8802 0,130 0,01693
15 2018 72,28 1,859 1,8802 -0,021 0,00045
Jumlah 1170,78 28,204 0,15565
Rata-rata 78,05
SD 19,51
Log X 1,8802
Sd LogX 0,10544
Tabel 1.8: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Naras dengan Distribusi
Log Normal
16
6 100 2,33 0,10544 2,1259 133,64
17
Tabel 1.10: Perhitungan Parameter Statistik dari Distribusi Log Pearson III
Hujan
No Tahun mm Log Xi Log X Log Xi - Log X (Log Xi - Log X)² (Log Xi - Log X)³
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2004 92,4 1,966 1,8802 0,085 0,00731 0,00062
2 2005 87,52 1,942 1,8802 0,062 0,00383 0,00024
3 2006 63,84 1,805 1,8802 -0,075 0,00564 -0,00042
4 2007 75,24 1,876 1,8802 -0,004 0,00001 0,00000
5 2008 121,56 2,085 1,8802 0,205 0,04186 0,00856
6 2009 95,34 1,979 1,8802 0,099 0,00982 0,00097
7 2010 63,24 1,801 1,8802 -0,079 0,00627 -0,00050
8 2011 89,36 1,951 1,8802 0,071 0,00503 0,00036
9 2012 65,88 1,819 1,8802 -0,061 0,00378 -0,00023
10 2013 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242 -0,00336
11 2014 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242 -0,00336
12 2015 73,72 1,868 1,8802 -0,013 0,00016 0,00000
13 2016 60,48 1,782 1,8802 -0,099 0,00972 -0,00096
14 2017 102,40 2,010 1,8802 0,130 0,01693 0,00220
15 2018 72,28 1,859 1,8802 -0,021 0,00045 -0,00001
Jumlah 1170,78 28,204 0,15565 0,00412
Rata-rata 78,05
SD 19,51
Log X 1,8802
Sd LogX 0,10544
Cs 0,290
18
1.3.2 UJI DISTRIBUSI PROBABILITAS
n
(Of −Ef )
χ² = ∑
i=1 Ef
dimana:
χ² = Parameter chi kuadrat terhitung
Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya
Of = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama
n = Jumlah sub kelompok
19
Selanjutnya distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah
hujan rencana adalah distribusi probabilitas yang mempunyai simpangan
maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis.
χ² < χ² kritis
dimana:
χ² = parameter Chi kuadrat terhitung
χ²cr= parameter Chi kuadrat kritis (Tabel)
Prosedur perhitungan adalah sebagai berikut:
1) Menghitung parameter Statistik X rata-rata dan Standar deviasi
Tabel 1.12: Data Hujan Yang telah diurutkan dari besar ke kecil
No Urut dari
besar ke kecil
1 121,56
2 102,40
3 95,34
4 92,40
5 89,36
6 87,52
7 75,24
8 73,72
9 72,28
10 65,88
11 63,84
12 63,24
13 60,48
14 53,76
15 53,76
20
= 1 + 3,88
= 4,88 5 kelas
3) Menghitung derajat kebebasan (DK) dan X2cr
- Parameter (P) = 2
- Derajat kebebasan (Dk) = k – (P + 1)
= 5 – (2 + 1) = 2
- Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 15, = 5 % dan Dk = 2 adalah
5,991 (Lampiran 8)
21
Nilai X = 78,05
Nilai SD = 19,51
Interval kelas :
X T = X +K T *S D
X 5 = 78,05 +19,51*0,84= 94,44 mm
Sehingga :
22
Nilai K T berdasarkan T dari Lampiran 5, Tabel Nilai Variabel reduksi
Gaus
- T = 5 tahun, K T = 0,84
- T = 2,5 tahun, K T = 0,25
- T = 1,67 tahun, K T =-0,25
- T = 1,25 tahun, K T = -0,84
Nilai Log X = 1,8802
Nilai S Log X = 0,10544
Interval kelas : Log X T = Log X + K T . S Log X
Sehingga :
No XT KT Sd Log X Log XT Hujan (XT)
m³/dt
1 2 3 4 5 6
1 5 0,84 0,13005 1,9894 97,60
2 2,5 0,25 0,13005 1,9127 81,79
3 1,67 -0,25 0,13005 1,8477 70,42
4 1,25 -0,84 0,13005 1,7710 59,01
23
1,67−1,25
dan T =2.( K T = -0,05), jadi T = 1,67 (- 0,853)+ x 0,803 =
2−1,25
- 0,4033.
Nilai Log X = 1,8802
Nilai S Log X = 0,10544
Interval kelas = Log XT = Log X + ( K T *S Log X)
Sehingga :
No XT KT Sd Log X Log XT Hujan
m³/dt
1 2 3 5 6 7
1 5 0,832 0,13005 1,9884 97,36
2 2,5 0,3262 0,13005 1,9226 83,68
3 1,67 -0,1842 0,13005 1,8562 71,82
4 1,25 -0,705 0,13005 1,7885 61,45
24
Tabel 1.15 : Perhitungan Nilai χ² untuk Distribusi Log Normal
No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef
1 > 97,6 3 2 -1 0,333
2 81,79-97,6 3 4 1 0,333
3 70,42-81,79 3 3 0 0,000
4 59,01-70,42 3 4 1 0,333
5 < 59,01 3 2 -1 0,333
15 15 0 1,333
Tabel 1.16 : Perhitungan Nilai χ² untuk Distribusi Log Pearson Type III
No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef
1 > 97,36 3 2 -1 0,333
2 83,68-97,36 3 4 1 0,333
3 71,82-83,68 3 3 0 0,000
4 61,45-71,82 3 3 0 0,000
5 < 61,45 3 3 0 0,000
15 15 0 0,667
25
Tabel 1.18: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Naras dengan
Distribusi Probabilitas
Hujan
No Periode Ulang (mm)
Log Log
Normal Gumbel Normal Pearson
1 2 Tahun 78,05 74,03 79,9 74,99
2 5 Tahun 94,44 96,84 93,07 92,71
3 10 Tahun 103,02 111,12 103,56 104,3
4 25 Tahun 111,41 127,77 114,96 118,91
5 50 Tahun 118,04 142,55 124,85 129,83
6 100 Tahun 123,50 155,83 133,64 140,76
26
a. Metode SimirnovKolmogorof Distribusi Probabilitas Normal
Penjelasan Tabel 1.19:
Kolom 1 = Nomor Urut Data
Kolom 2 = Data hujan diurut dari besar kekecil (mm)
Kolom 3 = Peluang Empiris (Dihitung dengan persamaan Weibull)
Xi−X 121,56−78,05
Kolom 4 = baris 1 ft = = = 2,23
SD 19,51
Kolom 5 = baris 1, diperoleh dari Lampiran 9 Tabel luas wilayah
dibawah kurva normal, dengan t = 2,23 diperoleh luas =
0,9871
Kolom 6 = baris 1; 1 – kolom 5 = 1 – 0,9871 = 0,0129
Kolom 7 = baris 1; kolom 6 – kolom 3 = 0,0129 – 0,0625 = -0,0496
X = 78,05 mm dan SD= 19,51 ∆ p untuk n = 15 = 0,338
27
Berdasarkan Tabel 1.19 didapat simpangan maksimum
(ΔP Maksimum) = 0,1142, dengan data sebanyak 15 dan α (derajat
kepercayaan) 5 % , maka dari Tabel nilai ∆ p kritis pada lampiran 8
diperoleh nilai ∆ p = 0,338. Jadi ΔP Maksimum < ΔP kritis. Maka distribusi
probabilitas Normal dapat diterima
Log X =1,8802
Slog X = 0,10544
Penjelasan Tabel 19:
Kolom 1 = Nomor Urut Data
Kolom 2 = Data hujan diurut dari besar ke kecil
Kolom 3 = Nilai Log Hujan diurut dari besar ke kecil (mm)
Kolom 4 = Peluang Empiris (Dihitung dengan persamaan Weibull)
LogXi−LogX 2,0848−1,8802
Kolom 5 = baris 1 ft = = = 1,57
SLogX 0,130054
Kolom 6 = baris 1, diperoleh dari Lampiran 9 Tabel luas wilayah
dibawah kurva normal, dengan t = 1,57 diperoleh luas =
0,9418
Kolom 7 = baris 1, P’(Xi); 1 – kolom 6 = 1 – 0,9418 = 0,0582
Kolom 8 = ∆ P = kolom 7 – kolom 4, baris 1 = 0,0582-0,063 = -0,0043
28
Tabel 1.20 : Perhitungan Uji Distribusi Log Normal dengan Metode
Smirnov Kolmogorof
Log X =1,8802
Slog X = 0,10544
Penjelasan Tabel 20:
Kolom 1 = nomor urut
Kolom 2 = curah hujan yang diurut dari besar ke kecil (Xi)
Kolom 3 = log Xi
Kolom 4 = peluang empiris, dihitung dengan persaman Weibull (P =
m
¿ n = 15
n+1 ¿
2,0848−1,8802
Kolom 5 = baris kesatu ft =¿ ¿ = = 1,94
0,10544
29
Kolom 6 = P’(Xi) baris 1. Berdasarkan ft = 1,94 dengan menggunakan
lampiran 6a, Cs = 0,3 dan dengan interpolasi diperoleh P’(Xi).
ft = 1,94terletak antara periode ulang 25 tahun (1,849) dan 50
tahun (2,211) P’(Xi) =
(1,94−1,849)
25 + x 25 = 31,30931,309/100 = 0,3131
(2,211−1,849)
Kolom 7 = ∆ P = kolom 6 – kolom 4 = 0,3131- 0,063 = -0,3756
30
CS = 0,3
ft T T Interpolasi P'X
1 2 3 4 5 6 =(1-3) 7= (5-3) 8 (=4-2) 9=2+(6/7*8)
1,94 25 1,849 50 2,211 0,09 0,362 25 31,309 0,3131
1,23 5 0,824 10 1,309 0,41 0,485 5 9,226 0,0923
0,94 5 0,824 10 1,309 0,12 0,485 5 6,192 0,0619
0,81 2 -0,050 5 0,824 0,86 0,874 3 4,954 0,0495
0,67 2 -0,050 5 0,824 0,72 0,874 3 4,481 0,0448
0,59 2 -0,050 5 0,824 0,64 0,874 3 4,187 0,0419
-0,04 2 -0,050 5 0,824 0,01 0,874 3 2,050 0,0205
-0,12 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 1,13 0,392 0,1389 1,510 0,0151
-0,20 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 1,04 0,392 0,1389 1,481 0,0148
-0,58 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,66 0,392 0,1389 1,346 0,0135
-0,71 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,53 0,392 0,1389 1,300 0,0130
-0,75 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,49 0,392 0,1389 1,286 0,0129
-0,94 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,31 0,392 0,1389 1,221 0,0122
-1,42 1,0526 -1,555 1,1111 -1,245 0,13 0,31 0,0585 1,078 0,0108
-1,42 1,0526 -1,555 1,1111 -1,245 0,13 0,310 0,0585 1,078 0,0108
X = 78,05 mm ;
SD = 19,51
∆ P untuk n = 15 = 0,338
Penjelasan Tabel 1.22:
Kolom 1 = nomor urut
Kolom 2 = curah hujan yang diurut dari besar ke kecil (Xi)
Kolom 3 = peluang empiris, dihitung dengan persaman Weibull
m
(P = ¿ n = 15
n+1 ¿
Xi−X 121,56−78,05
Kolom 4 = ft = , untuk baris kesatu: ft = = 2,23
SD 19,51
Kolom 5 = Yn = 0,5128 untuk n = 15 (lampiran 3)
Kolom 6 = Sn = 1,0205 untuk n = 15 (lampiran 3)
Yt−Yn
Kolom 7 = Yt diperoleh dari dari persamaan ft = 2,23 =
Sn
Yt−0,5128
Yt = 2,7887
1,0205
Kolom 8 = T diperoleh dari nilai Yt dengan menggunakan rumus
31
T −1
Yt = -Ln (Ln ). Dengan coba-coba berbagai harga T, sehingga
T
diperoleh Yt hitung sama dengan Yt hasil coba-coba T.
Kolom 9 : P’ (Xi) = 1/T; baris 1 = 1/16,76 = 0,05967
Kolom 10 = ∆ P = Kolom 9-kolom 3 = baris 1 = 0,05967- 0,063 = -0,0028
Urut dari
No (Xi) besar P (Xi) f (t) Yn Sn Yt T P' (Xi) ΔP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10= 9-3
1 121,56 0,063 2,23 0,5128 1,0205 2,7887 16,76 0,0597 -0,0028
2 102,40 0,125 1,25 0,5128 1,0205 1,7865 6,48 0,1543 0,0293
3 95,34 0,188 0,89 0,5128 1,0205 1,4172 4,65 0,2151 0,0276
4 92,40 0,250 0,74 0,5128 1,0205 1,2634 4,06 0,2463 -0,0037
5 89,36 0,313 0,58 0,5128 1,0205 1,1044 3,55 0,2817 -0,0308
6 87,52 0,375 0,49 0,5128 1,0205 1,0081 3,271 0,3057 -0,0693
7 75,24 0,438 -0,14 0,5128 1,0205 0,3658 1,999 0,5003 0,0628
8 73,72 0,500 -0,22 0,5128 1,0205 0,2863 1,894 0,5280 0,0280
9 72,28 0,563 -0,30 0,5128 1,0205 0,2110 1,802 0,5549 -0,0076
10 65,88 0,625 -0,62 0,5128 1,0205 -0,1238 1,48 0,6775 0,0525
11 63,84 0,688 -0,73 0,5128 1,0205 -0,2305 1,396 0,7163 0,0288
12 63,24 0,750 -0,76 0,5128 1,0205 -0,2619 1,375 0,7273 -0,0227
13 60,48 0,813 -0,90 0,5128 1,0205 -0,4062 1,287 0,7770 -0,0355
14 53,76 0,875 -1,25 0,5128 1,0205 -0,7577 1,1343 0,8816 0,0066
15 53,76 0,938 -1,25 0,5128 1,0205 -0,7577 1,1343 0,8816 -0,0559
32
Rumus: Yt = -Ln{-Ln(T-1)/T}
Yt T T-1 (T-1)/T Ln (T-1)/T
1 2 3 4 5= -Ln 4 ,-LN 5
2,7887 16,76 15,76 0,940334 -0,06152 0,06152 -2,78839 2,7884
1,7865 6,48 5,48 0,845679 -0,16762 0,167615 -1,78608 1,7861
1,4172 4,65 3,65 0,784946 -0,24214 0,24214 -1,41824 1,4182
1,2634 4,06 3,06 0,753695 -0,28277 0,282768 -1,26313 1,2631
1,1044 3,55 2,55 0,71831 -0,33085 0,330854 -1,10608 1,1061
1,0081 3,271 2,271 0,694283 -0,36488 0,364875 -1,0082 1,0082
0,3658 1,999 0,999 0,49975 -0,69365 0,693648 -0,36579 0,3658
0,2863 1,894 0,894 0,472017 -0,75074 0,75074 -0,2867 0,2867
0,2110 1,802 0,802 0,445061 -0,80954 0,809544 -0,21128 0,2113
-0,1238 1,48 0,476 0,322493 -1,13167 1,131673 0,123697 -0,1237
-0,2305 1,396 0,396 0,283668 -1,25995 1,259952 0,231074 -0,2311
-0,2619 1,375 0,375 0,272727 -1,29928 1,299283 0,261813 -0,2618
-0,4062 1,287 0,287 0,222999 -1,50059 1,500587 0,405856 -0,4059
-0,7577 1,1343 0,1343 0,118399 -2,13369 2,133695 0,757855 -0,7579
-0,7577 1,1343 0,1343 0,118399 -2,13369 2,133695 0,757855 -0,7579
33
Tabel 1.24: Metode Distribusi Probabilitas yang terpilih
34
BAB.2. PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RENCANA
2.1. Umum
35
Aliran permukaan (surface flow) adalah bagian dari air hujan yang
mengalir di atas permukaan tanah. Aliran permukaan disebut juga aliran
langsung (direct run off). Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju
sungai dalam waktu singkat, sehingga aliran permukaan merupakan
penyebab utama terjadinya banjir.
Aliran antara (interflow) adalah aliran dalam arah lateralyang terjadi
di bawah permukaan tanah. Aliran antara terdiri dari gerakan air dan lengas
tanah secara lateral menuju elevasi yang lebih rendah, yang akhirnya masuk
ke sungai. Proses aliran antara ini lebih lambat dari aliran permukaan,
dengan kelambatan dari beberapa jam sampai hari.
Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah permukaan air
tanah ke elevasi yang peling rendah yang pada akhirnya menuju ke sungai
atau langsung ke laut. Air hujan yang terinfiltrasi melalui permukaan tanah
sebagian menjadi aliran antara dan sebagian lagi mengalir ke bawah
(perkolasi) sehingga mencapai muka air tanah. Muka air tanah mempunyai
kemiringan yang sangat kecil, dan aliran se arah dengan kemiringan
tersebut menuju ke sungai sebagai aliran dasar (base flow). Proses aliran
air tanah ini lebih lambat dari aliran antara, dengan tingkat kelambatan
dalam mingguan sampai tahunan.
Semua tipe aliran ini memberikan sumbangan pada aliran sungai.
Limpasan permukaan mulai terjadi segera setelah hujan, aliran antara agak
lambat dan aliran tanah yang paling lambat sampai ke sungai. Apabila
terjadi hujan pada suatu daerah, aliran permukaan dan aliran antara yang
dihasilkannya akan mencapai sungai dalam hitungan jam sampai hari,
sedangkan tanggapan dari aliran air tanah baru terjadi dalam hitungan
minggu, bulan bahkan tahun. oleh karena itu dalam analisis hidrologi, aliran
permukaan dan aliran antara dapat dikelompokkan menjadi satu yang
disebut aliran langsung. Sedangkan aliran tanah disebut dengan aliran tidak
langsung.
36
Apabila terjadi hujan di suatu daerah, aliran yang terjadi di sungai
merupakan sumbangan dari aliran langsung yang berasal dari hujan yang
baru saja terjadi, sedangkan sumbangan dari air tanah merupakan
tanggapan yang tertunda, atau bahkan mungkin tidak mempunyai hubungan
sama sekali dengan hujan yang baru sja terjadi. Meskipun tidak terjadi
hujan, beberapa sungai masih mengalirkan air. aliran tersebut terjadi karena
sumbangan dari air tanah yang berlangsung secara kontinyu. Oleh karena
itu aliran air tanah yang mengisi sungai disebut juga sebagai aliran dasar.
Tidak semua air hujan mengalir langsung ke sungai, tetapi ada yang
meresap ke tanah atau tertahan di cekungan-cekungan. Untuk mendapatkan
besar curah hujan rencana maka hasil curah hujan rancangan hasil analisis
frekuensi harus dikalikan dengan angka koefisien aliran permukaan (C)
yang disesuaikan dengan kondisi tata guna lahan DAS. .Koefisien aliran
permukaan (C), adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan. Misalnya koefisien
C = 0,10, artinya 10% dari total curah hujan akan menjadi aliran
permukaan, sebagai contoh koefisien atap bangunan mempunyai nilai C =
0,75-0,95 artinya 75 sampai 95% air hujan akan menjadi aliran permukaan,
Jalan Aspal mempunyai nilai C = 0,70-0,95artinya 75 sampai 95% air hujan
akan menjadi aliran permukaan dan hutan mempunyai nilai C = 0,10-0,40,
artinya 10 sampai 40% air hujan akan menjadi aliran permukaan.
Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salah satu
indikator untuk menentukan apakah suatu Daerah Aliran Sungai (DAS)
telah mengalami gangguan (fisik). Nilai C yang besar menunjukkan bahwa
lebih banyak air hujan yang menjadi aliran permukaan. Hal ini kurang
menguntungkan dari segi perlindungan terhadap sumber daya air karena
volume air yang akan menjadi air tanah menjadi sangat berkurang.
37
Kerugian lainnya adalah dengan semakin besarnya jumlah air hujan yang
menjadi aliran permukaan, maka ancaman terjadinya banjir dan erosi
menjdi lebih besar. Angka C ini berkisar antara 0 hingga 1. Angka 0
menunjukkan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam
tanah,sebaliknya untuk nilai C = 1 menunjukkan bahwa semua air hujan
mengalir sebagai aliran permukaan. Pada DAS yang masih baik harga C
mendekati nol, semakin rusak suatu DAS, harga C mendekati satu.
1+ 0,0012 x A ⁰ʹ ⁷
C=
1+ 0,075 x A ⁰ ʹ ⁷
38
Tabel 2.1: Koefisien aliran permukaan (C), dari DR Mononobe
2 Padang rumput
Kemiringan 0 – 5% 0,10 0,30 0,40
Kemiringan 5 – 10% 0,15 0,35 0,55
Kemiringan 10 – 30% 0,20 0,40 0,60
3 Tanah pertanian
Kemiringan 0 – 5% 0,30 0,50 0,60
Kemiringan 5 – 10% 0,40 0,60 0,70
Kemiringan 10 – 30% 0,50 0,70 0,80
4 Perumahan
Daerah single famili 0,30 – 0,50
multi units, terpisah 0,40 – 0,60
multi units, tertutup 0,60 – 0,75
39
Dalam perencanaan desain sungai/drainase ini dengan melihat kondisi
topografi DAS yang ada adalah daerah perumahan serta dengan tingkat
tangkapan hujan yang masih banyak pertanian, maka koefisien pengaliran
(C) yang akan diambil adalah 0,70.
40
Dimana :
RT = Curah hujan pada jam ke-T
Rt = Rata-rata hujan dari awal sampai dengan jam ke-T
t = Waktu hujan dari awal sampai dengan jam ke-T
R(t-1) = Rata-rata hujan dari awal sampai dengan jam ke-(t-1)
Sehingga :
RI = 1.Rt – (1-1).R(1-1) = 0,5858 R24
RII = 2.Rt – (2-1).R(2-1) = 0,1510 R24
RIII = 3.Rt – (3-1).R(3-1) = 0,1065 R24
RIV = 4Rt – (4-1).R(4-1) = 0,0851 R24
RV = 5.Rt – (5-1).R(5-1) = 0,0716 R24
Untuk R24 =100 % didapat hubungan waktu hujan dan rasio jam ke-T
70
60
RASIO ( % )
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
JAM ( T )
41
Tabel 2.4 Distribusi Hujan Jam –jaman
42
2.6. Analisa Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana adalah debit aliran disungai atau saluran yang
besarnya ditentukan berdasarkan periode ulang atau kala ulang tertentu .
Pertimbangan teknis dalam perhitungan banjir rencana adalah pemilihan
koefisien pengaliran dan aliran dasar yang berkaitan erat dengan kondisi
daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh pada DAS tersebut.
Analisa debit banjir rencana dihitung berdasarkan data hujan
rencana yang dilakukan dengan melihat hubungan banjir yang akan terjadi
dengan distribusi curah hujan rencana selama 5 jam untuk periode ulang 2,
5, 10, 25, dan 50, tahun. Perhitungan hidrograf banjir yang digunakan
dalam mengkaji ulang debit banjir rencana sungai Batang Naras ini adalah
dengan metode Hidrogaf Satuan Sintetik Nakayasu, Hidrogaf Satuan
Sintetik Snyder, metode Empiris Hasper, Mononobe dan Melchior. Dan
ditambah perhitungan dengan menggunakan rumus Rasional, dan
Weduwen sebagai perbandingan.
Dimana :
Q = debit puncak banjir (m3/dt)
43
Ro = curah hujan efektif (1mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,30 = waktu penurunan yang diperlukan dari debit puncak hingga 0,30
debit puncak (jam)
Nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir Tp,
dihitung dengan rumus :
Tp = tg + 0,80tr
dimana Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam)
tg = waktu konsentrasi (jam)
untuk L < 15 km nilai tg = 0,21 L0,70
untuk L > 15 km nilai tg = 0,40 + 0,058 L
tr = waktu hujan efektif (jam)
tr = 0,50 tg sampai tg (jam)
waktu yang diperlukan untuk menurunkan debit menjadi 0,30 debit puncak,
dihitung dengan rumus:
T0,30 = α x tg
Nilai α merupakan faktor koefisien yang ditetapkan berdasarkan bentuk
hidrograf banjir yang terjadi pada daerah aliran sungai
44
Tg = 0,21 L 0,7 , untuk L < 15 km
Tg= 0,4 + 0,058* 26,66= 1,946 jam
2) Waktu Puncak dan Debit Puncak Hidrograf Satuan Sintesis (HSS)
Tp = Tg + 0,8 . Tr
T r = Durasi hujan (0,5 t g s/d 1 t g )
Ambil T r = 0,75 t g = 0,75 x 1,946 = 1,46
Tp= 1,946 + 0.8 * 1,46 = 3,114 jam
3) Waktu Saat Debit sama dengan 0,3 kali debit puncak
t 0,3 = ∝ . t g
α = (0.47*(A.L)0.25/Tg) ,( nilai α antara 1,5 sampai 3,5 )
= ( 0,47 * ( 156,37*26,66 )0,25/1,946 = 1,94
T0,3= α . Tg = 1,94 * 1,946 = 3,776 jam
4) Waktu Puncak
Tp = Tg + 0,8 . Tr
= 3,114 jam
5) Debit Puncak Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu
. A . . R0 ¿156 ,37∗1 156 ,37
Q p= =
3,6(0,3 .T p +T 0,3 ) = 3. 6(0.3T p +T 0.3 ) 3. 6(0. 3∗3,114+3,776 )
= 9,22
6) Menentukan keadaan kurva sebagai berikut.
a) Keadaan Kurva Naik, dengan (0 < t < Tp)
( )
2.4
t
Q= Qp
Tp
( )
2.4
t
Q= ∗9,22
3 ,114
Interval waktunya = Tp = 3,114 jam
b) Keadaan kurva turun dengan Tp< t < (Tp + T0,3)
Q=0 . 3
( )Qpt−Tp
T 0. 3
45
Q=0 . 3
( 3 ,776 )
t−3,114
∗9 , 22
Interval waktunya = Tp + T0,3 = 3,114 + 3,776 = 6,89 jam
c) Keadaan Kurva Turun. (Tp + T0,3) < t < (Tp + T0,3 +1,5 T0,3)
( )
t−Tp+0 .5 T 0 . 3
1 . 5T 0 . 3
Q=Qp .0 . 3
Q=0 . 3
( t−3,114+0. 5∗3, 776
1 .5∗3 ,776 )∗9 ,22
Interval waktunya = Tp + T0,3 + 1,5 T0,3 = 3,114 + 3,776 +1,5 * 3,776 =
= 12,514 jam
( )
t−Tp+1. 5 T 0 .3
2 T 0. 3
Q=Qp .0 . 3
Q=0 . 3
( t−3,114+1.5∗3 , 776
2∗3 ,776 )∗9 ,22
Interval waktunya = 12,514 jam
HSS Nakayasu
12
10
Debit (m3/dt)
8
HSS Nakayasu
6
4
2
0
1 3 5 7 9 1 1 13 1 5 17 19 2 1 23 25 2 7
Durasi (jam)
46
Tabel 2.5: Ordinat Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu
47
Tabel 2.6: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 2 Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
32,76 8,45 5,96 4,76 4,00 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 19,79 0,00 19,79
1,5 1,597 52,32 5,10 0,00 57,42
2 3,186 104,37 13,49 3,60 0,00 121,47
2,4 4,935 161,67 26,92 9,52 2,88 0,00 200,99
3 9,561 313,22 41,70 18,99 7,60 2,42 383,93
4 6,951 227,71 80,79 29,41 15,17 6,39 359,47
5 5,053 165,54 58,74 56,98 23,49 12,74 317,49
6 3,342 109,48 42,70 41,43 45,51 19,74 258,86
7 2,702 88,52 28,24 30,12 33,09 38,24 218,20
8 2,185 71,58 22,83 19,92 24,05 27,80 166,19
9 1,766 57,85 18,46 16,10 15,91 20,21 128,54
10 1,428 46,78 14,92 13,02 12,86 13,37 100,96
11 1,155 37,84 12,07 10,53 10,40 10,81 81,64
12 0,906 29,68 9,76 8,51 8,41 8,74 65,10
13 0,773 25,32 7,66 6,88 6,80 7,06 53,72
14 0,659 21,59 6,53 5,40 5,50 5,71 44,73
15 0,562 18,41 5,57 4,61 4,31 4,62 37,52
16 0,479 15,69 4,75 3,93 3,68 3,62 31,67
17 0,408 13,37 4,05 3,35 3,14 3,09 26,99
18 0,348 11,40 3,45 2,85 2,68 2,64 23,01
19 0,297 9,73 2,94 2,43 2,28 2,25 19,63
20 0,253 8,29 2,51 2,07 1,94 1,92 16,73
21 0,216 7,08 2,14 1,77 1,66 1,63 14,27
22 0,184 6,03 1,83 1,51 1,41 1,39 12,17
23 0,157 5,14 1,55 1,29 1,20 1,19 10,38
24 0,134 4,39 1,33 1,10 1,03 1,01 8,85
48
Tabel 2.7: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 5 Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
38,16 9,84 6,94 5,54 4,66 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 23,05 0,00 23,05
1,5 1,597 60,94 5,94 0,00 66,88
2 3,186 121,58 15,71 4,19 0,00 141,48
2,4 4,935 188,32 31,35 11,08 3,35 0,00 234,10
3 9,561 364,85 48,56 22,11 8,85 2,81 447,18
4 6,951 265,25 94,08 34,25 17,65 7,44 418,67
5 5,053 192,82 68,40 66,35 27,34 14,85 369,76
6 3,342 127,53 49,72 48,24 52,97 23,00 301,46
7 2,702 103,11 32,89 35,07 38,51 44,55 254,12
8 2,185 83,38 26,59 23,19 27,99 32,39 193,55
9 1,766 67,39 21,50 18,75 18,51 23,55 149,70
10 1,428 54,49 17,38 15,16 14,97 15,57 117,58
11 1,155 44,07 14,05 12,26 12,10 12,59 95,08
12 0,906 34,57 11,37 9,91 9,78 10,18 75,81
13 0,773 29,50 8,92 8,02 7,91 8,23 62,57
14 0,659 25,15 7,61 6,29 6,40 6,65 52,09
15 0,562 21,45 6,48 5,36 5,02 5,38 43,70
16 0,479 18,28 5,53 4,57 4,28 4,22 36,89
17 0,408 15,57 4,71 3,90 3,65 3,60 31,44
18 0,348 13,28 4,01 3,32 3,11 3,07 26,80
19 0,297 11,33 3,42 2,83 2,65 2,62 22,86
20 0,253 9,65 2,92 2,42 2,26 2,23 19,48
21 0,216 8,24 2,49 2,06 1,93 1,90 16,62
22 0,184 7,02 2,13 1,76 1,65 1,62 14,17
23 0,157 5,99 1,81 1,50 1,40 1,38 12,09
24 0,134 5,11 1,54 1,28 1,20 1,18 10,31
49
Tabel 2.8: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 10 Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
42,47 10,95 7,72 6,17 5,19 Flow Q
jam m³/dt/mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 25,65 0,00 25,65
1,5 1,597 67,82 6,61 0,00 74,44
2 3,186 135,31 17,49 4,66 0,00 157,46
2,4 4,935 209,59 34,89 12,33 3,73 0,00 260,53
3 9,561 406,06 54,04 24,60 9,85 3,13 497,68
4 6,951 295,21 104,69 38,10 19,66 8,29 465,95
5 5,053 214,60 76,11 73,81 30,45 16,54 411,51
6 3,342 141,93 55,33 53,66 58,99 25,61 335,53
7 2,702 114,75 36,59 39,01 42,89 49,62 282,87
8 2,185 92,80 29,59 25,80 31,18 36,08 215,44
9 1,766 75,00 23,93 20,86 20,62 26,23 166,63
10 1,428 60,65 19,34 16,87 16,67 17,34 130,87
11 1,155 49,05 15,64 13,63 13,48 14,02 105,83
12 0,906 38,48 12,65 11,02 10,90 11,34 84,39
13 0,773 32,83 9,92 8,92 8,81 9,17 69,64
14 0,659 27,99 8,46 6,99 7,13 7,41 57,98
15 0,562 23,87 7,22 5,97 5,59 5,99 48,64
16 0,479 20,34 6,15 5,09 4,77 4,70 41,06
17 0,408 17,33 5,25 4,34 4,07 4,01 34,99
18 0,348 14,78 4,47 3,70 3,47 3,42 29,83
19 0,297 12,61 3,81 3,15 2,96 2,92 25,45
20 0,253 10,74 3,25 2,69 2,52 2,49 21,69
21 0,216 9,17 2,77 2,29 2,15 2,12 18,50
22 0,184 7,81 2,37 1,95 1,83 1,81 15,77
23 0,157 6,67 2,01 1,67 1,56 1,54 13,45
24 0,134 5,69 1,72 1,42 1,33 1,31 11,48
50
Tabel 2.9: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 25Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
47,14 12,15 8,57 6,85 5,76 Flow Q
jam m³/dt/mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 28,47 0,00 28,47
1,5 1,597 75,28 7,34 0,00 82,62
2 3,186 150,19 19,40 5,18 0,00 174,77
2,4 4,935 232,64 38,71 13,69 4,14 0,00 289,17
3 9,561 450,71 59,96 27,30 10,94 3,48 552,39
4 6,951 327,67 116,17 42,29 21,82 9,20 517,15
5 5,053 238,20 84,45 81,94 33,80 18,35 456,75
6 3,342 157,54 61,39 59,57 65,49 28,43 372,42
7 2,702 127,37 40,61 43,30 47,61 55,07 313,97
8 2,185 103,00 32,83 28,64 34,61 40,04 239,12
9 1,766 83,25 26,55 23,16 22,89 29,11 184,95
10 1,428 67,32 21,46 18,73 18,51 19,25 145,26
11 1,155 54,45 17,35 15,13 14,97 15,56 117,46
12 0,906 42,71 14,03 12,24 12,10 12,59 93,66
13 0,773 36,44 11,01 9,90 9,78 10,17 77,30
14 0,659 31,07 9,39 7,76 7,91 8,23 64,36
15 0,562 26,49 8,01 6,62 6,21 6,65 53,98
16 0,479 22,58 6,83 5,65 5,30 5,22 45,57
17 0,408 19,23 5,82 4,82 4,51 4,45 38,84
18 0,348 16,40 4,96 4,11 3,85 3,80 33,11
19 0,297 14,00 4,23 3,50 3,28 3,24 28,24
20 0,253 11,93 3,61 2,98 2,79 2,76 24,07
21 0,216 10,18 3,07 2,55 2,38 2,35 20,54
22 0,184 8,67 2,62 2,17 2,03 2,00 17,51
23 0,157 7,40 2,24 1,85 1,73 1,71 14,93
24 0,134 6,32 1,91 1,58 1,48 1,46 12,74
51
Tabel 2.10: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 50Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
51,2 13,2 9,31 7,44 6,26 Flow Q
jam m³/dt/mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 30,92 0,00 30,92
1,5 1,597 81,77 7,97 0,00 89,74
2 3,186 163,12 21,08 5,62 0,00 189,83
2,4 4,935 252,67 42,06 14,87 4,49 0,00 314,09
3 9,561 489,52 65,14 29,66 11,88 3,78 599,99
4 6,951 355,89 126,21 45,94 23,70 10,00 561,74
5 5,053 258,71 91,75 89,01 36,72 19,94 496,14
6 3,342 171,11 66,70 64,71 71,13 30,89 404,55
7 2,702 138,34 44,11 47,04 51,72 59,85 341,07
8 2,185 111,87 35,67 31,11 37,59 43,51 259,76
9 1,766 90,42 28,84 25,16 24,86 31,63 200,91
10 1,428 73,11 23,31 20,34 20,10 20,92 157,79
11 1,155 59,14 18,85 16,44 16,26 16,91 127,60
12 0,906 46,39 15,25 13,29 13,14 13,68 101,75
13 0,773 39,58 11,96 10,75 10,62 11,06 83,97
14 0,659 33,74 10,20 8,43 8,59 8,94 69,91
15 0,562 28,77 8,70 7,20 6,74 7,23 58,64
16 0,479 24,52 7,42 6,14 5,75 5,67 49,50
17 0,408 20,89 6,32 5,23 4,90 4,84 42,19
18 0,348 17,82 5,39 4,46 4,18 4,13 35,97
19 0,297 15,21 4,59 3,80 3,56 3,52 30,68
20 0,253 12,95 3,92 3,24 3,04 3,00 26,15
21 0,216 11,06 3,34 2,77 2,59 2,55 22,31
22 0,184 9,42 2,85 2,36 2,21 2,18 19,02
23 0,157 8,04 2,43 2,01 1,88 1,86 16,22
24 0,134 6,86 2,07 1,71 1,61 1,58 13,84
52
Tabel 2.11: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 100Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
54,8 14,13 9,96 7,96 6,7 Flow Q
jam m³/dt/mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 33,10 0,00 33,10
1,5 1,597 87,52 8,53 0,00 96,05
2 3,186 174,59 22,57 6,02 0,00 203,17
2,4 4,935 270,44 45,02 15,91 4,81 0,00 336,17
3 9,561 523,94 69,73 31,73 12,71 4,05 642,17
4 6,951 380,91 135,10 49,15 25,36 10,70 601,22
5 5,053 276,90 98,22 95,23 39,28 21,35 530,98
6 3,342 183,14 71,40 69,23 76,11 33,06 432,94
7 2,702 148,07 47,22 50,33 55,33 64,06 365,01
8 2,185 119,74 38,18 33,29 40,22 46,57 278,00
9 1,766 96,78 30,87 26,91 26,60 33,86 215,02
10 1,428 78,25 24,95 21,76 21,51 22,39 168,87
11 1,155 63,29 20,18 17,59 17,39 18,10 136,56
12 0,906 49,65 16,32 14,22 14,06 14,64 108,89
13 0,773 42,36 12,80 11,50 11,37 11,83 89,87
14 0,659 36,11 10,92 9,02 9,19 9,57 74,82
15 0,562 30,80 9,31 7,70 7,21 7,74 62,76
16 0,479 26,25 7,94 6,56 6,15 6,07 52,98
17 0,408 22,36 6,77 5,60 5,25 5,18 45,15
18 0,348 19,07 5,77 4,77 4,47 4,42 38,50
19 0,297 16,28 4,92 4,06 3,81 3,77 32,83
20 0,253 13,86 4,20 3,47 3,25 3,21 27,98
21 0,216 11,84 3,57 2,96 2,77 2,73 23,87
22 0,184 10,08 3,05 2,52 2,36 2,33 20,35
23 0,157 8,60 2,60 2,15 2,01 1,99 17,36
24 0,134 7,34 2,22 1,83 1,72 1,70 14,81
53
Tabel 2.12: Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Batang Naras Dengan
Metode Nakayasu
54
700.00
600.00
500.00
Q 2 Thn m³/dt
400.00 Q 5 Thn m³/dt
Debit (m3/dt)
Q 10 Thn m³/dt
300.00 Q 25 Thn m³/dt
200.00 Q 50 Thn m³/dt
Q 100Thn m³/dt
100.00
0.00
1 4 7 1 0 13 16 19 22 25
Durasi (jam)
Data:
L = 26,66 km
A = 156,37 km²
Lc = Jarak antara titik berat DAS dengan Outlet = 14 km
Kemiringan DAS (i) = 0,0375
Koefisien pengaliran = 0,70
Aliran Dasar = 22,24 m³/dt
Analisa:
Ct = 1,2 untuk Pegunungan, (Limantara, l.M., 2010)
Ct = 1,10 (0,75 sampai 3,00) Soemarto.C.D., 1987)
Cp = 0,9 sampai 1,40 = 0,90 (Soemarto, C.D., 1987) )
1) Standar Durasi Hujan Netto ( tR )
tR = 1 jam
2) Time Lag ( tp )
tp = Ct ( L. Lc )^0,3 = 7,092 jam
3) Lamanya Durasi Hujan Efektif ( te )
55
te = tr = tp/5,5 = 1,28 jam
4) Time Peak ( Tp )
t e>t R = 1,28 > 1
tp’ = tp + 0,25.tR¿- t R ) = 7,162 jam
Tp= tp’ + 0,5 t R = 7, 662 jam
5). Puncak Hidrograf Satuan ( qp )
6.00
HSS Snyder
5.00
4.00
Debit (m3/dt)
Durasi (jam)
56
Gambar 2.4: Grafik Ordinat Hidrograf Satuan Sintesis Snyder
Debit
(m³/dt)
57
Tabel 2.14: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 2 Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
32,76 8,45 5,96 4,76 4,00 Flow Q
jam m³/dt/mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,33 0,00 0,00 0,33
3 0,25 8,19 0,08 0,00 0,00 8,27
4 1,31 42,92 2,11 0,06 0,00 0,00 45,09
5 2,99 97,95 11,07 1,49 0,05 0,00 110,56
6 4,50 147,42 25,27 7,81 1,19 0,04 181,72
7 5,33 174,61 38,03 17,82 6,24 1,00 237,69
8 5,44 178,21 45,04 26,82 14,23 5,24 269,55
9 5,03 164,78 45,97 31,77 21,42 11,96 275,90
10 4,34 142,18 42,50 32,42 25,37 18,00 260,48
11 3,55 116,30 36,67 29,98 25,89 21,32 230,16
12 2,80 91,73 30,00 25,87 23,94 21,76 193,29
13 2,15 70,43 23,66 21,16 20,66 20,12 156,03
14 1,61 52,74 18,17 16,69 16,90 17,36 121,86
15 1,18 38,66 13,60 12,81 13,33 14,20 92,60
16 0,86 28,17 9,97 9,60 10,23 11,20 69,17
17 0,61 19,98 7,27 7,03 7,66 8,60 50,55
18 0,43 14,09 5,15 5,13 5,62 6,44 36,42
19 0,31 10,16 3,63 3,64 4,09 4,72 26,24
20 0,21 6,88 2,62 2,56 2,90 3,44 18,41
21 0,15 4,91 1,77 1,85 2,05 2,44 13,02
22 0,10 3,28 1,27 1,25 1,48 1,72 8,99
23 0,07 2,29 0,85 0,89 1,00 1,24 6,27
24 0,05 1,64 0,59 0,60 0,71 0,84 4,38
25 0,03 0,98 0,42 0,42 0,48 0,60 2,90
26 0,02 0,66 0,25 0,30 0,33 0,40 1,94
27 0,01 0,33 0,17 0,18 0,24 0,28 1,19
28 0,01 0,33 0,08 0,12 0,14 0,20 0,87
29 0,01 0,33 0,08 0,06 0,10 0,12 0,69
30 0,00 0,00 0,08 0,06 0,05 0,08 0,27
58
Tabel 2.15: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 5 Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
38,16 9,84 6,94 5,54 4,66 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,38 0,00 0,00 0,38
3 0,25 9,54 0,10 0,00 0,00 9,64
4 1,31 49,99 2,46 0,07 0,00 0,00 52,52
5 2,99 114,10 12,89 1,74 0,06 0,00 128,78
6 4,50 171,72 29,42 9,09 1,39 0,05 211,66
7 5,33 203,39 44,28 20,75 7,26 1,17 276,85
8 5,44 207,59 52,45 31,23 16,56 6,10 313,94
9 5,03 191,94 53,53 36,99 24,93 13,93 321,33
10 4,34 165,61 49,50 37,75 29,53 20,97 303,36
11 3,55 135,47 42,71 34,91 30,14 24,84 268,06
12 2,80 106,85 34,93 30,12 27,87 25,35 225,12
13 2,15 82,04 27,55 24,64 24,04 23,44 181,72
14 1,61 61,44 21,16 19,43 19,67 20,22 141,92
15 1,18 45,03 15,84 14,92 15,51 16,54 107,85
16 0,86 32,82 11,61 11,17 11,91 13,05 80,56
17 0,61 23,28 8,46 8,19 8,92 10,02 58,87
18 0,43 16,41 6,00 5,97 6,54 7,50 42,42
19 0,31 11,83 4,23 4,23 4,76 5,50 30,56
20 0,21 8,01 3,05 2,98 3,38 4,01 21,44
21 0,15 5,72 2,07 2,15 2,38 2,84 15,17
22 0,10 3,82 1,48 1,46 1,72 2,00 10,47
23 0,07 2,67 0,98 1,04 1,16 1,44 7,30
24 0,05 1,91 0,69 0,69 0,83 0,98 5,10
25 0,03 1,14 0,49 0,49 0,55 0,70 3,38
26 0,02 0,76 0,30 0,35 0,39 0,47 2,26
27 0,01 0,38 0,20 0,21 0,28 0,33 1,39
28 0,01 0,38 0,10 0,14 0,17 0,23 1,02
29 0,01 0,38 0,10 0,07 0,11 0,14 0,80
30 0,00 0,00 0,10 0,07 0,06 0,09 0,32
59
Tabel 2.16: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 10Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
42,47 10,95 7,72 6,17 5,19 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,42 0,00 0,00 0,42
3 0,25 10,62 0,11 0,00 0,00 10,73
4 1,31 55,64 2,74 0,08 0,00 0,00 58,45
5 2,99 126,99 14,34 1,93 0,06 0,00 143,32
6 4,50 191,12 32,74 10,11 1,54 0,10 235,61
7 5,33 226,37 49,28 23,08 8,08 2,59 309,39
8 5,44 231,04 58,36 34,74 18,45 13,55 356,13
9 5,03 213,62 59,57 41,15 27,77 30,92 373,02
10 4,34 184,32 55,08 42,00 32,89 46,53 360,81
11 3,55 150,77 47,52 38,83 33,56 55,11 325,80
12 2,80 118,92 38,87 33,50 31,04 56,25 278,58
13 2,15 91,31 30,66 27,41 26,78 52,01 228,16
14 1,61 68,38 23,54 21,62 21,90 44,88 180,31
15 1,18 50,11 17,63 16,60 17,28 36,71 138,33
16 0,86 36,52 12,92 12,43 13,27 28,95 104,09
17 0,61 25,91 9,42 9,11 9,93 22,23 76,60
18 0,43 18,26 6,68 6,64 7,28 16,65 55,51
19 0,31 13,17 4,71 4,71 5,31 12,20 40,09
20 0,21 8,92 3,39 3,32 3,76 8,89 28,29
21 0,15 6,37 2,30 2,39 2,65 6,31 20,02
22 0,10 4,25 1,64 1,62 1,91 4,45 13,87
23 0,07 2,97 1,10 1,16 1,30 3,21 9,73
24 0,05 2,12 0,77 0,77 0,93 2,17 6,76
25 0,03 1,27 0,55 0,54 0,62 1,55 4,53
26 0,02 0,85 0,33 0,39 0,43 1,03 3,03
27 0,01 0,42 0,22 0,23 0,31 0,72 1,91
28 0,01 0,42 0,11 0,15 0,19 0,52 1,39
29 0,01 0,42 0,11 0,08 0,12 0,31 1,05
30 0,00 0,00 0,11 0,08 0,06 0,21 0,46
60
Tabel 2.17: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 25Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
47,14 12,15 8,57 6,85 5,76 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,47 0,00 0,00 0,47
3 0,25 11,79 0,12 0,00 0,00 11,91
4 1,31 61,75 3,04 0,09 0,00 0,00 64,88
5 2,99 140,95 15,92 2,14 0,07 0,00 159,08
6 4,50 212,13 36,33 11,23 1,71 0,06 261,46
7 5,33 251,26 54,68 25,62 8,97 1,44 341,97
8 5,44 256,44 64,76 38,57 20,48 7,55 387,79
9 5,03 237,11 66,10 45,68 30,83 17,22 396,94
10 4,34 204,59 61,11 46,62 36,51 25,92 374,75
11 3,55 167,35 52,73 43,11 37,26 30,70 331,15
12 2,80 131,99 43,13 37,19 34,46 31,33 278,11
13 2,15 101,35 34,02 30,42 29,73 28,97 224,50
14 1,61 75,90 26,12 24,00 24,32 25,00 175,33
15 1,18 55,63 19,56 18,43 19,18 20,45 133,24
16 0,86 40,54 14,34 13,80 14,73 16,13 99,53
17 0,61 28,76 10,45 10,11 11,03 12,38 72,73
18 0,43 20,27 7,41 7,37 8,08 9,27 52,41
19 0,31 14,61 5,22 5,23 5,89 6,80 37,75
20 0,21 9,90 3,77 3,69 4,18 4,95 26,48
21 0,15 7,07 2,55 2,66 2,95 3,51 18,74
22 0,10 4,71 1,82 1,80 2,12 2,48 12,94
23 0,07 3,30 1,22 1,29 1,44 1,79 9,02
24 0,05 2,36 0,85 0,86 1,03 1,21 6,30
25 0,03 1,41 0,61 0,60 0,69 0,86 4,17
26 0,02 0,94 0,36 0,43 0,48 0,58 2,79
27 0,01 0,47 0,24 0,26 0,34 0,40 1,72
28 0,01 0,47 0,12 0,17 0,21 0,29 1,26
29 0,01 0,47 0,12 0,09 0,14 0,17 0,99
61
30 0,00 0,00 0,12 0,09 0,07 0,12 0,39
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
51,2 13,2 9,31 7,44 6,26 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,51 0,00 0,00 0,51
3 0,25 12,80 0,13 0,00 0,00 12,93
4 1,31 67,07 3,30 0,09 0,00 0,00 70,47
5 2,99 153,09 17,29 2,33 0,07 0,00 172,78
6 4,50 230,40 39,47 12,20 1,86 0,06 283,99
7 5,33 272,90 59,40 27,84 9,75 1,57 371,44
8 5,44 278,53 70,36 41,90 22,25 8,20 421,23
9 5,03 257,54 71,81 49,62 33,48 18,72 431,16
10 4,34 222,21 66,40 50,65 39,66 28,17 407,08
11 3,55 181,76 57,29 46,83 40,47 33,37 359,72
12 2,80 143,36 46,86 40,41 37,42 34,05 302,10
13 2,15 110,08 36,96 33,05 32,29 31,49 243,87
14 1,61 82,43 28,38 26,07 26,41 27,17 190,46
15 1,18 60,42 21,25 20,02 20,83 22,22 144,74
16 0,86 44,03 15,58 14,99 16,00 17,53 108,12
17 0,61 31,23 11,35 10,99 11,98 13,46 79,01
18 0,43 22,02 8,05 8,01 8,78 10,08 56,93
19 0,31 15,87 5,68 5,68 6,40 7,39 41,01
20 0,21 10,75 4,09 4,00 4,54 5,38 28,77
21 0,15 7,68 2,77 2,89 3,20 3,82 20,36
22 0,10 5,12 1,98 1,96 2,31 2,69 14,05
23 0,07 3,58 1,32 1,40 1,56 1,94 9,80
24 0,05 2,56 0,92 0,93 1,12 1,31 6,85
25 0,03 1,54 0,66 0,65 0,74 0,94 4,53
26 0,02 1,02 0,40 0,47 0,52 0,63 3,03
27 0,01 0,51 0,26 0,28 0,37 0,44 1,87
28 0,01 0,51 0,13 0,19 0,22 0,31 1,37
62
29 0,01 0,51 0,13 0,09 0,15 0,19 1,07
30 0,00 0,00 0,13 0,09 0,07 0,13 0,42
Tabel 2.19: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 100 Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
54,80 14,13 9,96 7,96 6,70 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,55 0,00 0,00 0,55
3 0,25 13,70 0,14 0,00 0,00 13,84
4 1,31 71,79 3,53 0,10 0,00 0,00 75,42
5 2,99 163,85 18,51 2,49 0,08 0,00 184,93
6 4,50 246,60 42,25 13,05 1,99 0,07 303,95
7 5,33 292,08 63,59 29,78 10,43 1,68 397,55
8 5,44 298,11 75,31 44,82 23,80 8,78 450,82
9 5,03 275,64 76,87 53,09 35,82 20,03 461,45
10 4,34 237,83 71,07 54,18 42,43 30,15 435,67
11 3,55 194,54 61,32 50,10 43,30 35,71 384,98
12 2,80 153,44 50,16 43,23 40,04 36,45 323,31
13 2,15 117,82 39,56 35,36 34,55 33,70 260,99
14 1,61 88,23 30,38 27,89 28,26 29,08 203,83
15 1,18 64,66 22,75 21,41 22,29 23,79 154,90
16 0,86 47,13 16,67 16,04 17,11 18,76 115,71
17 0,61 33,43 12,15 11,75 12,82 14,41 84,55
18 0,43 23,56 8,62 8,57 9,39 10,79 60,93
19 0,31 16,99 6,08 6,08 6,85 7,91 43,89
20 0,21 11,51 4,38 4,28 4,86 5,76 30,79
21 0,15 8,22 2,97 3,09 3,42 4,09 21,78
22 0,10 5,48 2,12 2,09 2,47 2,88 15,04
23 0,07 3,84 1,41 1,49 1,67 2,08 10,49
24 0,05 2,74 0,99 1,00 1,19 1,41 7,33
25 0,03 1,64 0,71 0,70 0,80 1,01 4,85
26 0,02 1,10 0,42 0,50 0,56 0,67 3,25
63
27 0,01 0,55 0,28 0,30 0,40 0,47 2,00
28 0,01 0,55 0,14 0,20 0,24 0,34 1,46
29 0,01 0,55 0,14 0,10 0,16 0,20 1,15
30 0,00 0,00 0,14 0,10 0,08 0,13 0,45
Q Q 25 Q 50 Q 100
T Q 2 Tahun Q 5Tahun 10Tahun Tahun Tahun Tahun
Jam m³/dt m³/dt m³/dt m³/dt m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,33 0,38 0,42 0,47 0,51 0,55
3 8,27 9,64 10,73 11,91 12,93 13,84
4 45,09 52,52 58,45 64,88 70,47 75,42
5 110,56 128,78 143,32 159,08 172,78 184,93
6 181,72 211,66 235,61 261,46 283,99 303,95
7 237,69 276,85 309,39 341,97 371,44 397,55
8 269,55 313,94 356,13 387,79 421,33 450,82
9 275,90 321,33 373,02 396,94 431,16 461,45
10 260,48 303,36 360,81 374,75 407,08 435,67
11 230,16 268,06 325,80 331,15 359,72 384,98
12 193,29 225,12 278,58 278,11 302,10 323,31
13 156,03 181,72 228,16 224,50 243,87 260,99
14 121,86 141,92 180,31 175,33 190,46 203,83
15 92,60 107,85 138,13 133,24 144,74 154,90
16 69,17 80,56 104,09 99,53 108,12 115,71
17 50,55 58,87 76,60 72,73 79,01 84,55
18 36,42 42,42 55,51 52,41 56,93 60,93
19 26,24 30,56 40,09 37,75 41,01 43,89
20 18,41 21,44 28,29 26,48 28,77 30,79
21 13,02 15,17 20,02 18,74 20,36 21,78
22 8,99 10,47 13,87 12,94 14,05 15,04
23 6,27 7,30 9,73 9,02 9,80 10,49
24 4,38 5,10 6,76 6,30 6,85 7,33
25 2,90 3,38 4,53 4,12 4,53 4,85
26 1,94 2,26 3,03 2,79 3,03 3,25
27 1,19 1,39 1,91 1,72 1,87 2,00
64
28 0,87 1,02 1,39 1,26 1,37 1,46
29 0,69 0,80 1,05 0,99 1,07 1,15
30 0,27 0,32 0,46 0,39 0,42 0,45
Maks 275,90 321,33 373,02 396,94 431,16 461,45
500.00
450.00
400.00
350.00
Q 2 Tahun m³/dt
300.00
Q 5Tahun m³/dt
Debit (m3/dt)
Durasi (jam)
65
Angka Reduksi menurut Haspers :
1 1+ t r +3,7 x 10 ⁻⁰ ´ ⁴ ᵗʳ A 3 /4
= x ...........................(5.2)
β tr ²+15 12
(5.3)
66
dengan jari – jari hidrulis penampang aliran dan waktu aliran.
Perumusan Tc temukan sebagai berikut :
Tc = 0,1 . L0,8 . i-0,3 ......................
(5.6)
Dimana :
Rt = Hujan dengan masa ulang T
R = Hujan maksimum rata – rata
σ = Standar deviasi
μ = Standar variabel untuk masa ulang T
67
Dari persamaan (5.7) dapat pula dipergunakan untuk menghitung
standar deviasi yaitu sebagai berikut :
Rt −R
σ = ...............................(5.8)
μ
Penyelesaian :
Rt −R 139−96
Makaσ ₁ = = = 21,287
μ₁ 2,02
Rt −R 125−96
σ₂ = = = 20,863
μ₂ 1,39
Jadi standar deviasi untuk data di atas :
68
21,287+20,863
σ =
2
Contoh Perhitungan :
Pada suatu daerah aliran, curah hujan absolut maksimum adalah
139 mm dan hujan maksimum rata – ratanya 96 mm selama
pengamatan 19 tahun.
Luas daerah alirah 100 km2 dan panjang sungai 10 km dengan
kemiringan rata – rata 0,001. Dengan Metode Haspers hitung debit
maksimum yang mempunyai masa ulanhg 500 tahun.
Penyelesaian :
19+1
Untuk n – 19 tahun, maka T = = 20 tahun untuk RT 139 mm
1
dari Tabel 6 harga μ = 1,89
69
139−96
σ = = 22,75
1,89
Untuk T = 500 tahun, maka dari Tabel 6 harga μ = 5,13
Sehingga R500 = 96 + (22,75) . (5,13) = 212,7 mm
1+ 0,012(100)0,7
α = = 0,45
1+0,075 ¿ ¿
tr = Tc = 0,1 (10)0,8 x (0,001)-0,3 = 5 jam
( )( )
3
1 ´´−04 5 4
= 1 + 5+3,7 x 10 ˟ x ( 100 ) =1,33
β 12
52 +15
Maka β = 0,75
5 x 212,7
tr = 5 jam, maka rt = = 177,25 mm
5+1
177,25
tr = dalam jam, maka q = = 9,85 m3/dt/km2
3,6 x 5
Jadi Q500 = 0,45 x 0,75 x 9,85 x
Analisis debit banjir rencana dengan metode sintetis empiris Hasper
dalam penggunaanya, metoda ini tidak mensyaratkan batasan luas DAS,
menurut Haspers besarnya debit dihitung dengan bentuk persamaan
sebagai berikut :
QT =α .β .I . A
Dimana:
α = Koefisien pengaliran atau run off coefisien ( tabel Mononobe)
β= Koefisien reduksi atau reduction coefisien
I = Intensitas hujan yang diperhitungkan (m3/detik/km2)
A = Luas daerah pengaliran Km2
QT = Debit banjir rencana dengan periode ulang tertentu (m3/detik)
70
Beda tinggi ( ΔH ) = 1000 m
Parameter-parameter lain yang harus didapatkan dihitung sebagai berikut :
Kemiringan Sungai.
ΔH 1000
S= = =0 ,0375
0,9 L 0,9∗26660
1) Koefisien Run off
1+0 .012( A )0. 7 1+0 ,012∗156 , 370,7
α= = =0 , 395
1+0. 075( A )0 .7 1+0 ,075∗156 , 370,7
2) Waktu konsentrasi
3)Koefisien reduksi ( β ) ⁰ ⁷⁵ ⁰ ⁷⁵
3,702 13,705 1,5 0,033 0,122 5,122 28,705 11,733 0,978 1,174 0,851
4) Menghitung r
tc∗R 24
r=
tc+1
n
(Tahun
) Rn Tc TcxRn tc +1 r = (tc * R24)/(tc+1)
1 2 3 4 5 6=4/5
2 79,9 3,702 295,79 4,702 62,907
5 93,02 3,702 344,36 4,702 73,237
10 103,56 3,702 383,38 4,702 81,535
25 114,96 3,702 425,58 4,702 90,511
50 124,85 3,702 462,19 4,702 98,297
100 133,64 3,702 494,74 4,702 105,218
5). Menghitung I
71
r
I=
3,6 x tc
n r Tc 3,6xTc I
2 62,907 3,702 13,3272 4,72
5 73,237 3,702 13,3272 5,50
10 81,535 3,702 13,3272 6,12
25 90,511 3,702 13,3272 6,79
50 98,297 3,702 13,3272 7,38
100 105,218 3,702 13,3272 7,89
Q = α x β x In x A
No Periode
Ulang
(Thn) α β I A (Km²) Q (m³/dt)
1 2 3 4 5 6 7
1 2 0,395 0,851 4,72 156,37 248,11
2 5 0,395 0,851 5,50 156,37 288,85
3 10 0,395 0,851 6,12 156,37 321,58
4 25 0,395 0,851 6,79 156,37 356,98
5 50 0,395 0,851 7,38 156,37 387,69
6 100 0,395 0,851 7,89 156,37 414,98
72
QT = Debit banjir rencana dengan periode ulang tertentu ( m3/dt )
α = Koefisien pengaliran atau run off coefisien ( Tabel 2.1 Mononobe)
IT = Intensitas hujan periode ulang tertentu ( mm/jam )
R T 24
( )
2/3
IT = 24 t
A = Luas daerah pengaliran ( km2 )
RT = Curah hujan harian maksimum periode ulang tertentu ( mm )
tc = waktu konsentrasi = waktu rambat air di sungai utama. (jam)
L
tc=
V
V = kecepatan aliran di sungai (km/jam)
( )
0 .6
ΔH
V =72
L .
Data sungai Batang Naras:
Luas Cathmen Area (A) = 156,37 Km2
Panjang Sungai (L) = 26,66 Km
( ) ( )
0 .6 0,6
ΔH 1000
V =72 =72 =10 ,05 km/ jam
L 26660 .
4). Waktu konsentrasi
73
L 26 , 66
tc= = =2 ,65 jam
V 10 , 055
Tabel 2.22: Intensitas Hujan (In) dan Debit (Q) Metode Mononobe
(24/
n Rn Rn/24 24/Tc Tc)^⅔ In Qn (M³/dt)
1 2 3 4 5 6 7
2 79,9 3,329 9,039 4,342 14,46 439,55
5 93,07 3,878 9,039 4,342 16,84 512,00
10 103,56 4,315 9,039 4,342 18,74 569,71
25 114,96 4,790 9,039 4,342 20,80 632,42
Rumus :
Q = α . β . q . A .......................................(3.1)
Q = Debit maksimum yang terjadi (m3/dt)
α = Koefisien aliran
R
β = Angka reduksi = pada daerah dan waktu yang sama
Rmak
q = Hujan maksimum setempat di daerah alirann (m3/dt/Km2)
A = Luas daerah aliran (Km2)
74
Koefisien pengaliran (fungsi dari vegetasi, tanah, kemiringan dan
iklim)= antara 0,42, 0,52, 0,62 dan 0,75. Dalam penggunaannya Ir.
Melchior menganjurkan untuk memakai harga α = 0,52.
75
Lama Hujan Luas Ellips (Km²)
(jam)
0 10 50 300 500
1 44 37 29 20 12
2 64 57 45 33 23
3 80 70 57 43 32
4 89 80 66 52 42
5 92 82 70 57 50
6 92 84 74 61 54
8 93 87 79 69 66
10 94 90 83 77 74
12 95 91 88 85 83
16 96 95 94 93 92
20 98 97 96 95 94
24 100 100 100 100 100
76
1000 L
Menurut Melchior Tc = ...................................(3.4)
60V
Dimana :
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan rata-rata aliran (m/dt)
Tc = Menit
77
Tabel 3. Taksiran harga q terhadap nF
nF q nF q nF q
0,144 29,60 144 4,75 720 2,30
0,720 22,45 216 4,00 1080 1,85
1,440 19,90 288 3,60 1440 1,53
7,200 14,15 360 3,30 2160 1,20
14,000 11,85 432 3,05 2080 1,00
29,000 9,00 504 2,85 1320 0,70
72,000 6,25 576 2,65 5760 0,51
108,000 5,25 618 2,55 7200 0,48
Bila waktu hujan lebih besar dari Tc, sedangkan dalam metode
Melchior dianggap bahwa tr = Tc maka hasil q yang didapat masih
perlu dipertinggi lagi dengan suatu prosentase seperti pada Tabel
4.
78
Tabel 4. Prosentase Peninggian q
Contoh Perhitungan :
79
koefisien aliran 0,70, hitung debit rencana bendung tersebut kalau
juga diketahui luas ellips nF = 120 Km2.
Penyelesaian :
450
i= = 0,01786 ~ 178,6 x 10-4
0,9(1000 x 28)
1000 x 28
Tc = = 507,2 menit = 8,45 jam
60 x 0,92
nF = 120 km2
1000 x 28
Tc = = 512,52 menit = 8,55 jam
60 x 0,91
nF = 120 km2
80
dari grafik gambar 4 didapat q = 4,5 m3/dt/km2, berarti tidak sama
dengan yang diambil (4,7 m3/dt/km2)
1000 x 28
Tc = = 517,33 menit = 8,62 jam
60 x 0,90
nF = 120 km2
Catatan :
81
c. dari nF taksiran harga q seperti Tabel 3
d. hitung β dari persamaan 3.3
e. hitung V dari persamaan 3.5
f. hitung Tc dari persamaan 3.4 kemudian nyatakan dalam
jam
g. untuk hujan dengan tn < 24 jam hitung angka indeksnya
h. dengan diketahui Tc, nF dan β maka
10 β . R ₂₄ 3
q= (m /dt/km2)
36 . Tc
R24 adalah besarnya curah hujan maksimum setempat dalam
24 jam yang didapat dari data hujan di Jakarta (200 mm).
i. Selanjutnya hitung prosentase q Tabel 4
j. Maka Q = α . q . A (m3/dt) ini untuk daerah Jakarta
k. Untuk daerah luar Jakarta Q = α . q . A R/200
Rumus :
Q = α . β . q . A .......................................(3.1)
Q = Debit maksimum yang terjadi (m3/dt)
α = Koefisien aliran
R
β = Angka reduksi = pada daerah dan waktu yang sama
Rmak
q = Hujan maksimum setempat di daerah alirann (m3/dt/Km2)
82
A = Luas daerah aliran (Km2)
83
Tabel 2. Presentase Angka Reduksi untuk Hujan Kurang dari
24 jam di Jakarta
Misal untuk hujan maksimum sehari didapat 200 mm pada suatu daerah
aliran (Jakarta) dengan luas ellips 300 Km2, maka besarnya hujan 4 jam
adalah 52% terhadap hujan maksimum per 24 jam. Dari persamaan (3.2)
diperoleh β = 0,805, jadi besarnya hujan rata-rata di = 0,419 daerah aliran
0,52 x 0,805 = 0,419. Sehingga besarnya hujan rata-rata di daerah aliran
adalah 0,419 x 200 = 83,8 mm. Untuk daerah “luuar Jakarta” bila misalnya
hujan maksimum setempat per etmal adalah X mm, maka besarnya rata-rata
X
di daerah aliran untuk ellips 300 Km2 dan lam hujan 4 jam adalah x
200
83,8 mm.
1000 L
Menurut Melchior Tc = ...................................(3.4)
60V
84
Dimana :
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan rata-rata aliran (m/dt)
Tc = Menit
85
Tabel 3. Taksiran harga q terhadap nF
nF q nF q nF q
0,144 29,60 144 4,75 720 2,30
0,720 22,45 216 4,00 1080 1,85
1,440 19,90 288 3,60 1440 1,53
7,200 14,15 360 3,30 2160 1,20
14,000 11,85 432 3,05 2080 1,00
29,000 9,00 504 2,85 1320 0,70
72,000 6,25 576 2,65 5760 0,51
108,000 5,25 618 2,55 7200 0,48
Kalau harga q ini sama dengan yang diambil semula maka perhitungan ini
dapat dipastikan, tetapi bila tidak sama, prosedur di muka diulangi lagi
dengan memakai harga q yang baru sampai harga q yang didapat sama
dengan harga q yang diambil. Bila waktu hujan lebih besar dari T c,
sedangkan dalam metode Melchior dianggap bahwa tr = Tc maka hasil q
yang didapat masih perlu dipertinggi lagi dengan suatu prosentase seperti
pada Tabel 4. Grafik Melchior (gambar 3 dan gambar 4) pembuatannya
didasarkan atas hujan 200 mm. Maka untuk hujan R, dasarnya debit q yang
R
dihitung dengan cara ini harus dikalikan dengan
200
86
Tabel 4. Prosentase Peninggian q
Contoh Perhitungan:
Data sungai Batang Naras:
Luas Cathmen Area (A) = 156,37 Km2
Panjang Sungai (L) = 26,66Km
0,9 Panjang Sungai (0,9 L) = 24,003 Km
87
= 302 km²
b) I = 0,0375
c) Menghitung β 1
Dengan nilai F = 302 km² , β 1 dihitung dengan rumus:
1970
F= - 3960 + (1720 x β 1 ), dengan cara coba-coba didapat
β1 −0,12
β 1 = 0,8041
.A5-
β1 F .1970/(β1-0,12) .1720*β1 F 0,12 .1/β1
0,7 302 3396,55 1204 640,55 0,58 1,429
0,8 302 2897,06 1376 313,06 0,68 1,250
0,81 302 2855,07 1393,2 288,27 0,69 1,235
0,805 302 2875,91 1384,6 300,51 0,685 1,242
0,804 302 2880,12 1382,88 303,00 0,684 1,244
0,8041 302 2879,70 1383,052 302,75 0,6841 1,244
7) Hitung Nilai β 2
88
Berdasarkan nilai F = 302 km² dan t c = 5,95 jam
Dari Lampiran 10a, Tabel persentase β 2 menurut Melchior diperoleh β 2 =
0,61
8) Hitung β
Β = 0,8 x 0,61 = 0,49
9) Menghitung I sebenarnya ( I 2)
10 x β x R 24 10 x 0,49 x 200
I= = = 4,58
36 x tc 36 x 5,95
10) Bandingkan I coba-coba = 3,54 dan I terhitung = 4,58 m²/dt/km²
Jadi I 1 tidak sama dengan I 2
11) Coba lagi hingga I 1 sama dengan I 2 hasil akhir I = 4,88 m³/dt/km²
Iterhitung
β₁ Icoba (I₁) Q (m³/dt) V (m/dt) tc (jam) β₂ (Tabel) β (I₂)
1 2 3 4 5 6 7 8
0,49
0,8041 3,542 445,36 1,193 6,21 0,610 1 4,390
0,48
0,8041 3,965 498,55 1,220 6,07 0,602 4 4,428
0,48
0,8041 4,441 558,40 1,248 5,93 0,598 1 4,506
0,48
0,8041 4,439 558,15 1,248 5,93 0,597 0 4,493
0,47
0,8041 4,459 560,66 1,249 5,93 0,596 9 4,488
0,47
0,8041 4,474 562,55 1,250 5,92 0,595 9 4,488
0,47
0,8041 4,481 563,43 1,250 5,92 0,595 8 4,486
0,47
0,8041 4,484 563,81 1,251 5,92 0,595 8 4,487
0,47
0,8041 4,488 564,31 1,251 5,92 0,595 8 4,488
89
Selanjutnya perhitungan menggunakan tabel.
90
Untuk tr = 14 jam (sebagai waktu hujan terpanjang), maka harga α
= 0,60 mengingat hal ini maka sebagai batas diambil untuk :
91
Probability m' m Hujan
1 2 3 4
5 x Dalam 1 tahun 0,58 0,238 57
4 x Dalam 1 tahun 0,64 0,262 63
3 x Dalam 1 tahun 0,71 0,291 70
2 x Dalam 1 tahun 0,82 0,336 81
1 x Dalam 1 tahun 1,00 4,100 98
1 x Dalam 2 tahun 1,20 0,492 118
2 x Dalam 3 tahun 1,32 0,541 130
3 x Dalam 4 tahun 1,41 0,579 139
4 x Dalam 5 tahun 1,47 0,602 145
5 x Dalam 10 tahun 1,72 0,705 169
6 x Dalam 15 tahun 1,87 0,766 184
7 x Dalam 20 tahun 1,98 0,811 195
8 x Dalam 25 tahun 2,06 0,845 203
9 x Dalam 30 tahun 2,13 0,875 210
10 x Dalam 40 tahun 2,23 0,915 219
11 x Dalam 50 tahun 2,31 0,945 227
12 x Dalam 60 tahun 2,38 0,975 234
13 x Dalam 70 tahun 2,44 1,000 240
14 x Dalam 80 tahun 2,49 1,020 245
15 x Dalam 90 tahun 2,53 1,030 249
16 x Dalam 100 tahun 2,57 1,050 253
17 x Dalam 125 tahun 2,64 1,080 260
92
67,65
q = m3/dt/km2 .......................................
tn+1,45
(4.4)
67,75
q = 0,766 x atau dalam bentuk
tn+1,45
umumnya
67,75
qx = m . q70 = m x
tn+1,45
....................................(4.5)
93
Mengingat hal tersebut maka untuk memperoleh hasil yang masih
bisa diterima dan bisa dipertanggung jawabkan secara ekonomi
harus diambil tr> Tc.
3 /8
0,476 . A
Tc = tr = ......................................(4.6)
( α . β . q 2 ) . i1/ 4
Dalam grafik gambar 5 ini luas daerah aliran tidak boleh lebih
besar dari 100 km2 karena Metode Weduwen idealnya dipakai
94
untuk luas daerah aliran kurang dari 100 km2 seperti pada daerah
perhitungan.
95
Disini Q70 berarti debit yang disebabkan oleh R70. Padahal yang
ditanyakan disebabkan oleh R10, maka konversi R10 ke R70
adalah :
5
. R ₁₀
R70 = 6
m₁₀
Karena R70 di atas sama dengan 240 mm, sedang R70 sekarang
sama dengan
5
. R ₁₀
6 sehingga sekarang
m₁₀
5
. R ₁₀
6
Q50 = m50 . α . β . q . A
m₁₀
240
Contoh Perhitungan :
Penyelesaian :
1. Cara Analitis
Diambil tr = 4,5 jam (<12 jam) maka :
96
4,5+1 x 24
120+
β= 4,5+9 = 0,901
120+24
67,65
q= = 11,37
4,5+1,45
4,1
α=1- = 0,762
0,401 x 11,37+7
3/ 8
tr = 0,476 x 24 = 4,56 jam
¿¿
Berarti tr yang didapat tidak sama dengan yang diambil,
maka diambil tr = 4,56 jam
4,56+1 x 24
120+
β= 4,56+9 = 0,902
120+24
67,65
q= = 11,256
4,56+1,45
1−4,1
α = 1− = 0,761
0,902 x 11,256+7
3/ 8
tr = 0,476 x 24 = 4,565 jam
¿¿
Berarti tr yang didapat bisa dianggap sama dengan yang
diambil, jadi untuk persamaan diatas telah diketahui : α =
0,761 , β = 0,902 dan q = 11,256 m3/dt/km2.
205
Maka R70 = = 224 mm
0.915
224
Q70 = 0,761 x 0,902 x 11,256 x 24 x = 173,07
240
m3/dt
97
2. Cara Grafis
205
R70 = = 224 m
0,915
98
Koefisien aliran permukaan (α ) ditentukan dengan rumus:
4,1
α =1–
I +7
koefisien reduksi ( β ) ditentukan dengan rumus:
β=
120+ ( tt++19 ) xA
120+ A
Lamanya hujan (t) dalam jam ditentukan dengan rumus:
0,476 x A ³ / ⁸
t= ¿
( αxβxI ) / ⁸ xS ¼ ¿
S = kemiringan DAS
Jika luas DAS kurang dari atau sama dengan 100 km2 dan lama hujan
kurang atau sama dengan 12 jam, maka nilai I dihitung dengan rumus;
67,65
I=
t+1,45
Langkah langkah perhitungan debit maksimum Jakarta:
Data:
A = 156,37 km2
S = 0,0375
1). Perhitungan t coba-coba, sehingga tcoba sama dengan t hitung
tcoba t+1 t+9 (t+1)/(t+9) 120+A {(t+1)/(t+9)}xA β I α A^3/8 (α.β.I)^1/8 S^¼ thitung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5,914 6,914 14,914 0,464 276,37 72,492 0,697 9,19 0,747 6,650 1,216 0,440 5,916
5,915 6,915 14,915 0,464 276,37 72,497 0,697 9,19 0,747 6,650 1,216 0,440 5,916
5,916 6,916 14,916 0,464 276,37 72,503 0,697 9,18 0,747 6,650 1,216 0,440 5,916
Qjakart Qmak
Qn a Rn Rn/240 s
1 2 3 4 5=2x4
Q2 746,90 79,9 0,333 248,6
99
6
289,6
Q5 746,90 93,07 0,388 4
103,5 322,2
Q10 746,90 6 0,432 9
114,9 357,7
Q25 746,90 6 0,479 6
124,8 388,5
Q50 746,90 5 0,520 4
133,6 415,9
Q100 746,90 4 0,557 0
Dalam metode Rational ini waktu hujan (tr) dianggap sama dengan waktu
konsentrasi aliran (Tc) untuk hujan dengan tr dianggap 24 jam (hujan harian)
maka metode Rational ini telah dikembangkan di Jepang yang dikenal
dengan perumusan “Rational Jepang” dalam perumusan ini biasanya
intensitas I dipakai perumusan dari Dr.Mononobe seperti persamaan berikut
:
L
I= V 2/3
100
Tc = Lama waktu konsentrasi (jam)
I = Intensitas hunan (mm)
Dan menurut Dr. Rziha Tc adalah sebagai berikut :
L
V ΔH 0 .6
( )
Tc = dan V = 72 L
Dimana :
ΔH=Beda tinggi antara titik terjauh (di hulu) dengan titik pengamatan (km)
Terlihat bahwa besarnya intensitas hujan I tergantung dari besarnya R24 dan
Tc.
∆H
Sedang besarnyaTc tergantung dari kemiringan sungai ( ) dan daerah
L
aliran.
Dalam hidrograp dapat ditunjukkan untuk hujan efektif yang sama jatuh
pada suatu daerah aliran dengan luas yang sama tetapi karakterrnya berbeda
(∆ H , L , Tc) maka akan diperoleh debit maksimum yang berbeda (Gambar
1).
101
Gambar 1. Hidrograp dengan volume aliran sama dengan Tc
berbeda
102
L 10
Tc = = = 8,8 jam
V 1,141
140 24 2/3
I = ( ) = 11 mm//jam
24 8,8
Daerah bergunung maka dari Tabel 1 diperoleh C = 0,8
Jadi Q = 0,278 C. I . A
= 0,278 . 0,8 . 11 . 100
= 244 m3/dt
Rumus ini adalah rumus yang tertua dan yang terkenal, rumus ini
banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan DAS yang luas dan
juga untuk perencanaan drainase yang mempunyai DAS yang kecil
(Sosrodarsono.S & Takeda.K., 2003). Goldman (1986 dalam Suripin
(2004), Metode Rasional dapat digunakan untuk daerarah pengliran < 300
ha. Menurut Ponce (1989) dalam Bambang. T (2008),Metode Rasional
dapat digunakan untuk daerarah pengliran < 2,5 km2. Departemen PU, SK
SNIM-18-1989-F (1989) menyatakan bahwa metode Rasional dapat
digunakan untuk daerah pengaliran < 5000 ha. Bentuk umum rumus
Rasional adalah sebagai berikut:
Q = 0,278 C.I.A
Dimana :
QT = debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3/dt)
C = koefisien aliran permukaan (tanpa dimensi)
IT= Intensitas hujan dengan periode ulang T tahun (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (Km2)
Besarnya nilai tc dihitung dengan rumus Kirpich:
0,87 xL ² 0,385
tc = (
1000 xS
)^
dimana:
103
tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)
S = kemiringan rata-rata daerah lintasan air
Langkah-langkah perhitungan:
Data:
A = 156,37 km2
S = 0,0375
L = 26,66 km
1). Perhitungan waktu konsentrasi (tc)
0,87.L²/
L S L² 1000.S 0,87.L² 1000.S tc
1 2 3 4 5 6=5/4 (6)0,385
710,755
26,66 0,0375 6 37,5 618,357 16,490 2,94
104
DAS
Ulang mm/jam Km² m³/dt
1 2 3 4 5 6
1 2 Tahun 13,507 156,37 0,70 411,00
2 25Tahun 15,733 156,37 0,70 478,75
3 10 Tahun 17,506 156,37 0,70 532,71
4 25Tahun 19,433 156,37 0,70 591,35
5 50 Tahun 21,105 156,37 0,70 642,22
6 100 Tahun 22,591 156,37 0,70 687,44
105
yang diperoleh dari data hujan (KP – 01 halaman 151). Langkah-langkah
perhitungannya adalah dengan menanyakan kepada penduduk setempat
atau dari tanda-tanda yang ada dan dapat memberikan informasi mengenai
tinggi banjir (h) yang sering terjadiyang diasumsikan setara dengan debit
periode ulang sepuluh tahun. Konversi keterangan tentang tinggi banjir
menjadi data debit banjir dihitung dengan rumus hidrolika sebagai berikut:
h = 1,50 m
b = 60 m
Q=AxV
A = (b + m x h) x h
= (60 + 0,5 x 1,50) x 1,5
= 103,45 m2
P=b+2xh
= 60+ 2 x 1,5
= 64,81 m
91,5
R= = 63,354 = 1,44 m
= 1,60 m
V = K x R2/3 x I1/2
= 35 x 1,602/3 x 0,009321/2
= 35x 1,275x 0,0965
= 4,62 m/dt
Q=AxV
= 103,45 x 4,62
106
= 477,47 m3/dt
Catatan:
Metode Weduwen digunakan untuk Luas DAS dibawah 100 Km²
Metode Rasional digunakan untuk Luas DAS dibawah 50 Km² (5000
Ha).
107