Anda di halaman 1dari 77

EVALUASI PELAKSANAAN

Kerjasama
PROGRAM BANTUAN
PEMBIAYAAN
PERUMAHAN WILAYAH III
TAHUN 2010 - 2016

TA 2017
PT. PROPERINDO JASATAMA
PENDAHULUAN

Penerima manfaat dari kegiatan


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan
Pengembangan Pembiayaan
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Direktorat Pembiayaan Perumahan Wilayah III
Evaluasi Bantuan Pembiayaan Perumahan Perumahan
Tahun 2010 adalah Direktorat
Jenderal Pembiayaan Perumahan

KEGIATAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM


BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH III `

TAHUN 2010 - 2016


MAKSUD > mengevaluasi secara KELUARAN (Output) >
menyeluruh dan komprehensif Dokumen Evaluasi Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan kegiatan : terkait pelaksanaan program Program Bantuan Pembiayaan
Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Perumahan Wilayah III Tahun 2010-
program Bantuan Pembiayaan Perumahan dan (FLPP, SSA, SSB, dan SBUM) 2016
seberapa besar pelaksanaan program tersebut
berdampak pada pemenuhan kebutuhan rumah dan
pengurangan backlog;
Melakukan evaluasi pelaksanaan program Bantuan Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
Pembiayaan Perumahan sebagai umpan balik bagi kegiatan ini antara lain :
pengembangan program di masa yang akan datang 1) Teridentifikasinya tingkat keberhasilan
dalam aspek kebijakan dan regulasi, perencanaan penyelenggaraan program Bantuan Pembiayaan
dan pelaksanaan, kelembagaan, efisiensi, efektivitas, Perumahan terhadap pemenuhan kebutuhan rumah
bank pelaksana, pemerintah daerah, pengembang, dan pengurangan backlog;
supply dan demand, isu gender serta rekomendasi 2) Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi
dan strategi. keberhasilan program Bantuan Pembiayaan
Perumahan sebagai bahan penyusunan kebijakan
bantuan pembiayaan di masa depan;
Lokasi survei Provinsi 3) Teridentifikasinya kelemahan/kekurangan, kelebihan,
kendala dan manfaat penyelenggaraan program
Kalimantan Barat, Sulawesi
Bantuan Pembiayaan Perumahan.
Selatan dan Sulawesi Utara

Strategi Pencapaian
Lingkup Kegiatan
Keluaran
LINGKUP KEGIATAN

Melakukan analisa dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program Bantuan Pembiayaan


Melakukan persiapan Perumahan, yang mencakup:
pelaksanaan kegiatan Evaluasi dan analisis kebijakan dan regulasi program Bantuan Pembiayaan Perumahan;
Evaluasi dan analisis aspek perencanaan program Bantuan Pembiayaan Perumahan
Melakukan antara lain penetapan target, distribusi penyaluran dan penganggaran:
Menyusun materi kompilasi Evaluasi dan analisis pelaksanaan Mou dan PKO termasuk pencapaian target,
pelaksanaan kegiatan data permasalahan dan kendala yang dihadapi.
Evaluasi dan analisis operasionalisasi pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan
Perumahan (identifikasi data, verifikasi, penyaluran, dan pemanfaatan);
Evaluasi dan analisis kelembagaan penyalur (operator) program Bantuan Pembiayaan
Koordinasi dengan Badan Perencanaan Perumahan;
Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Evaluasi dan analisis efisiensi pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan Perumahan
Keuangan, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan (berbagai skema, proporsi pendanaan dan bunga);
Perumahan (PPDPP), Bank Pelaksana, Pemerintah Evaluasi dan analisis Pengembang dan asosiasi terkait penyediaan perumahan bagi
Daerah, Pengembang Perumahan dan stakeholder MBR dan kendala yang dihadapi;
terkait lainnya dalam upaya mengetahui data dan Evaluasi dan analisis keterlibatan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah
informasi, permasalahan, masukan, dan saran Evaluasi dan analisis efektivitas program di wilayah antara lain pemanfaatan/penghunian;
terkait pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan Evaluasi dan analisis supply dan demand rumah sejahtera/bersubsidi di wilayah
Perumahan termasuk penetapan harga jual setiap wilayah;
Evaluasi dan analisis terkait isu gender di wilayah;
Kesimpulan dan rekomendasi kebijakan dan strategi program Bantuan Pembiayaan
Perumahan.
Melakukan survei lapangan kepada pihak-pihak
terkait dalam pelaksanaan program Bantuan
Pembiayaan Perumahan dan pihak penerima Mengadakan minimal 2 kali diskusi terbatas (FGD) di Jakarta, dengan stakeholder terkait untuk
manfaat bantuan pembiayaan perumahan dalam mengidentifikasi kondisi riil pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan Perumahan dari berbagai
upaya mengetahui data dan informasi, sisi dan memperoleh masukan sebagai umpan balik umpan balik bagi pengambilan keputusan
permasalahan, masukan, dan saran terkait dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program Bantuan
pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan Pembiayaan Perumahan selanjutnya dan sebagai bahan penyusunan kebijakan bantuan
Perumahan pembiayaan lainnya

Menyusun laporan Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Wilayah III Tahun 2010-2016
TAHAPAN PELAKSANAAN

Tahap Persiapan Tahap Analisis


Kegiatan persiapan ini dilaksanakan sebelum tim turun ke Dalam konteks metode analisis, kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi
lapangan yang meliputi kegiatan penyusunan rencana dengan Bappenas, Kementerian Keuangan, PPDPP, Bank Pelaksana, Pemerintah Daerah,
kerja, kerangka pikir dan metode pendekatan studi, Asosisasi Pengembang Perumahan dan stakeholder terkait, pengumpulan data sekunder
penyusunan desain survei termasuk format-format maupun primer serta mengadakan kunjungan lapangan (survey) ke lokasi yang telah
pendataan yang diperlukan dalam hal pengumpulan ditentukan (Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara). Provinsi-provinsi tersebut
data dan analisa. dianggap dapat mewakili sebaran terbanyak terendah, dan geografis wilayah realisasi
penyaluran bantuan pembiayaan perumahan melalui mekanisme FLPP, SSA, SSB, dan SBUM di
Wilayah III.
Tahap Survey Lapangan Mengingat luasnya penyebaran bantuan pembiayaan perumahan dan permukiman, teknik
Tahapan survey lapangan dimaksudkan untuk: sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling (Teknik Acak Berlapis), dimana
1) Mengumpulkan data-data sekunder antara lain sampling yang diambil telah memenuhi keterwakilan dari tingkatan Provinsi, Kabupaten/Kota,
sebagai berikut: Bank Pelaksana dan Pengembang dan tahun pelaksanaan.
Konsep dan dasar teoritis yang dapat menjelaskan Dalam konteks substansi, beberapa analisis yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan dan
tentang penyelenggaraan program Bantuan sasaran kegiatan antara lain:
Pembiayaan Perumahan. o Evaluasi dan analisis kebijakan dan regulasi program Bantuan Pembiayaan Perumahan;
Peraturan perundang-undangan atau kebijakan yang o Evaluasi dan analisis aspek perencanaan program Bantuan Pembiayaan Perumahan
terkait penyelenggaraan program Bantuan antara lain penetapan target, distribusi penyaluran dan penganggaran:
Pembiayaan Perumahan. o Evaluasi dan analisis pelaksanaan MOU dan PKO termasuk pencapaian target,
Hasil realisasi penyelenggaraan program Bantuan permasalahan dan kendala yang dihadapi.
Pembiayaan Perumahan. o Evaluasi dan analisis operasionalisasi pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan
Isu dan permasalahan yang ditemui dalam Perumahan (identifikasi data, verifikasi, penyaluran, dan pemanfaatan);
penyelenggaraan program pemberian bantuan o Evaluasi dan analisis kelembagaan penyalur (operator) program Bantuan Pembiayaan
pembiayaan perumahan dengan mekanisme (FLPP, Perumahan;
SSA, SSB, dan SBUM) secara umum maupun secara o Evaluasi dan analisis efisiensi pelaksanaan program Bantuan Pembiayaan Perumahan
secara khusus yang ditemukan pada lokasi studi. (berbagai skema, proporsi pendanaan dan bunga);
2) Wawancara semi-terstruktur dan diskusi dengan o Evaluasi dan analisis Pengembang dan asosiasi terkait penyediaan perumahan bagi MBR
beberapa narasumber utama dari lembaga-lembaga dan kendala yang dihadapi;
terkait dengan pelaksanaan program Bantuan o Evaluasi dan analisis keterlibatan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah;
Pembiayaan Perumahan antara lain Bappenas, o Evaluasi dan analisis efektivitas program di wilayah antara lain pemanfaatan/penghunian;
Kementerian Keuangan, PPDPP, Bank Pelaksana, o Evaluasi dan analisis supply dan demand rumah sejahtera/bersubsidi di wilayah termasuk
Pemerintah Daerah, Asosisasi Pengembang Perumahan penetapan harga jual setiap wilayah;
dan stakeholder terkait lainnya dalam upaya o Evaluasi dan analisis terkait isu gender di wilayah;
mengetahui kinerja pelaksanaan program Bantuan o Kesimpulan dan rekomendasi kebijakan dan strategi program Bantuan Pembiayaan
Pembiayaan Perumahan Perumahan

Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Wilayah III Tahun 2010-2016 ini dilaksanakan di dalam lingkup Wilayah III (Kalimantan
dan Sulawesi) dengan lokasi survei Provinsi Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara
LOKASI KEGIATAN
KALIMANTAN BARAT

SULAWESI SELATAN

SULAWESI UTARA
HASIL PENGUMPULAN DATA WILAYAH 3

DATA SEKUNDER DATA PRIMER

1) Data Peneriman Bantuan 1) Data Hasil Wawancara Kuesioner


Pembiayaan Perumahan dengan Debitur
2) Data Jenis Pekerjaan Debitur 2) Data Wawancara dengan
3) Data Pelaksana Penyalur Pemerintah Daerah
Pembiayaan Perumahan 3) Data Wawancara dengan Pelaksana
4) Data Harga Rumah MBR Penyalur Pembiayaan Perumahan
5) Data Nilai Kredit Nasabah 4) Data Wawancara dengan
6) Data Luas Tanah Pengembang
7) Data Luas Bangunan 5) Dokumentasi Lapangan
DATA PENERIMA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH 3

No Kabupaten/Kota
Penerima Bantuan FLPP Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1 Kabupaten Bengkayang 5 57 39 32 38 31 11
2
3
Kabupaten Kapuas Hulu
Kabupaten Kayong Utara
-
-
-
-
-
-
-
14
30
62
4
37
1
20
Secara Keseluruhan Penerima Bantuan
4 Kabupaten Ketapang 10 88 60 193 309 140 77 Pembiayaan perumahan di Provinsi
5 Kabupaten Kubu Raya 68 192 851 1.937 1.855 1.840 1607
6 Kabupaten Landak 1 26 0 0 3 14 27
Kalimantan Barat dari tahun 2010-2016
7 Kabupaten Pontianak - 1130 55 49 52 61 0 dengan skema FLPP sebanyak 15.687 unit,
8 Kabupaten Melawi - - - - - 8 17
9 Kabupaten Mempawah - - - - - - 50
sedangkan dengan Skema SSA dan SSB
10 Kabupaten Sambas 13 65 55 48 40 51 18 sebanyak 4.937 unit.
11
12
Kabupaten Sanggau
Kabupaten Sekadau
-
-
-
-
-
-
-
-
9
-
9
-
23
1
Dari tahun 2010-2015 jumlah penerima
13 Kabupaten Sintang - 25 1 7 18 41 16 bantuan mengalami kenaikan tapi pada
14 Kota Pontianak 100 511 585 1012 646 430 460
15 Kota Singkawang 1 42 39 73 90 98 59
tahun 2016 mengalami penurunan
Total 198 2.136 1.685 3.365 3.152 2.764 2.387

No Kabupaten/Kota SSA 2015 SSB 2016 Total


12000
1 Bengkayang 31 16 47 TOTAL
2 Kapuashulu 4 2 6 10000 SSB DAN SBM
3 Kayong Utara 38 32 70 FLPP
5.552
8000
4 Ketapang 144 169 313 4.986

5 Kubu Raya 1.855 1.501 3.356 Jumlah


6000
(Unit)
6 Landak 14 56 70 3.365
3.152
4000 2.788 2.149
7 Melawi 8 8 2.136
8 Mempawah 62 3 65 2000
1.685
3.365 3.152 2.764 2.837
9 Ngabang - 2 2 198 2.136 1.685
198
10 Pontianak 433 233 666 0
11 Sambas 51 46 97 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
12 Sanggau 9 8 17
13 Singkawang 98 57 155
Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017
14 Sintang 41 24 65
Kalimantan Barat 2.788 2.149 4.937
DATA PENERIMA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH 3

No Kabupaten/Kota
Penerima Bantuan FLPP Tahun 2010-2016 PROVINSI SULAWESI SELATAN
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kab. Bantaeng 1 18 15 15 9 39 30
2 Kab. Barru 1 11 1 13 29 11
Secara Keseluruhan Penerima Bantuan
3 Kab. Bone - 258 450 240 139 205 179 Pembiayaan perumahan di Provinsi Sulawesi
4 Kab. Bulukumba 30 171 58 170 137 159 133 Selatan dari tahun 2010-2016 dengan skema
5 Kab. Enrekang - 8 - - - 38 74 FLPP sebanyak 12.398 unit, sedangkan
6 Kab. Gowa 64 315 145 264 266 644 518 dengan Skema SSA dan SSB sebanyak 7.323
7 Kab. Jeneponto 9 98 67 104 88 77 41
Unit.
8 Kab. Luwu 13 109 85 78 26 82 113
9 Kab. Luwu Timur - 6 - 32 39 73 49
Dari tahun 2010-2016 jumlah penerima
10 Kab. Luwu Utara 1 16 64 25 22 30 bantuan mengalami kenaikan. Kab. Bone,
11 Kab. Mamuju - - - - - - 1 Kota Makasar dan Kota Palopo Merupakan
12 Kab. Maros 5 167 103 71 112 170 197 daerah dengan penerimaan bantuan
13 Kab. Pangkajene Kepulauan 2 1 8 8 80 74 terbanyak
14 Kab. Pinrang 5 131 16 71 55 172 172
15 Kab. Sidenreng Rappang 3 50 8 15 106 46
16 Kab. Sinjai - - - - 3 125 86 16000
17 Kab. Soppeng 70 9 13 43 56 25 14000 TOTAL
18 Kab. Takalar 17 68 26 70 45 52 53 SSB DAN SBM
12000 FLPP
19 Kab. Tana Toraja 3 - - - - - - 7.193
10000
20 Kab. Wajo 138 114 250 182 233 216
Jumlah
8000 5.217
21 Kota Makasar 31 720 251 73 65 23 40 (Unit)
22 Kota Palopo 25 113 15 59 70 96 129 6000
4.477
23 Kab. Pare-pare 23 33 6 153 133 235 154 4000 2.502 2.846
1.735
Jumlah 231 2.502 1.370 1.735 1.473 2.716 2.371 2000 1.370 1.473
231 2.502 2.716 2.371
1.370 1.735 1.473
231
Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
DATA PENERIMA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH 3

No Penerima Bantuan FLPP Tahun 2010-2016


Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kab. Bitung 60 523 9 255 82 101 54
PROVINSI SULAWESI UTARA
2 Kab. B. Mongondow 2 24 1 5 1 8
3 Kab. B. Mongondow Timur
4 Kab. B. Mongondow Utara
- - - - - - 1
Secara Keseluruhan Penerima Bantuan
- - - 34 11 46 6
5 Kab. Manado - - - 369 246 363 -
Pembiayaan perumahan di Provinsi
6 Kab. Kepulauan Sangihe 30 2 12 4 2 Kalimantan Barat dari tahun 2010-2016
7 Kab. Minahasa 11 494 14 232 231 224 195 dengan skema FLPP sebanyak 15.687 unit,
8 Kab. Minahasa Selatan 1 5 178 77 54 27 14
9 Kabupaten Minahasa Tenggara - - - - - - 1
sedangkan dengan Skema SSA dan SSB
10 Kab. Minahasa Utara 51 203 565 218 254 381 379 sebanyak 49.37.
11 Kota Kotamobagu - - - 2 1 31 16 Dari tahun 2010-2015 jumlah penerima
12 Kota Manado
13 Kota Tomohon
- 72 250 1 - - 328
bantuan mengalami kenaikan tapi pada
1 4 71 51 - 23
Jumlah 126 1.355 1.017 1.266 942 1.178 1.027 tahun 2016 mengalami penurunan

Peralihan
No Kabupaten/Kota KPR SSA 2015 SSB 2016 SSM 2016 Total
Sejahtera
1 Bitung 37 102 70 - 127 7000

2 Bolaang Mongondow 5 1 3 - 9 6000


3 Bolaang Mongondow Selatan 4 - 9 - 13 5000
4 Bolaang Mongondow Timur 12 46 17 - 34 2.881
4000
Jumlah
5 Bolaang Mongondow Utara 1 4 6 - 7 (Unit) 3000
1.930
6 Kotamobagu 11 21 36 - 59
7 Manado 146 364 272 - 457 2000 1.351
1.195
1.703
1.017 926
891
8 Minahasa 58 27 86 - 173 1000
1.351 1.017 1.195 1.178 1.004
125 891
9 Minahasa Selatan 8 227 5 - 17 0
10 Minahasa Tenggara 1 - - - 2 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
11 Minahasa Utara 213 384 389 - 747
12 Tomohon - 31 33 - 33
Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017
DATA PEKERJAAN PENERIMA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH 3
KALIMANTAN BARAT
7000
PNS Swasta
6000 TNI/POLRI
Lainnya
Wiraswasta Jenis pekerjaan peneriman
5000

4000
bantuan pembiayaan
Jumlah
3000 perumahan di wilayah
2000

1000
Kalimantan Barat, Sulawesi
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Selatan, dan Sulawesi Utara
PNS
Swasta
13
146
333
612
421
320
522
2.006
522
284
498
118
614
2.489
di dominasi oleh TNI/POLRI
TNI/POLRI
Wiraswasta
11
28
3.942
732
2.613
628
333
459
6.189
1.492
1.849
279
179
305
dan Swasta
Lainnya 0 0 380 45 260 20 7

Tahun

SULAWESI SELATAN SULAWESI UTARA


6000 3500

PNS Swasta TNI/POLRI Wiraswasta Lainnya 3000


5000
PNS Swasta TNI/POLRI Wiraswasta Lainnya
2500
4000

Jumlah 2000
3000 Jumlah
1500
2000
1000
1000
500
0 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PNS 57 512 499 576 398 813 1.452 PNS 18 204 298 330 214 270 415
Swasta 148 198 242 609 146 119 2.070 Swasta 95 144 118 687 90 66 1.002
TNI/POLRI 10 4.815 1.530 92 1.848 1.190 310 TNI/POLRI 7 2.916 1.410 65 1.578 732 131
Wiraswasta 16 1.144 928 440 1.456 536 1.128 Wiraswasta 6 428 276 168 548 115 92
Lainnya 0 0 50 19 110 58 96 Lainnya 0 0 610 32 100 16 35

Tahun Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017


DATA PENYALUR ATAU BANK PELAKSANA PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH 3
KALIMANTAN BARAT
3500

3000 Sampai saat ini lembaga penyalur


2500 bantuan pembiayaan perumahan
Jumlah Yg 2000
Disalurkan sebagian besar di lakukan oleh Bank
(Unit) 1500

1000
Tabungan Negara (BTN), sedangkan
500
lembaga bank lainnya (Mandiri, BNI,
0
BTN BNI BRI Mandiri Artha
Mandiri Syariah, BTN Syariah,
BTN BNI BRI Mandiri Bukopin

2010 198
Syariah
0 0
Syariah
0 0
Syariah
0 0
Syariah
0 0
Graha
0
Bukopin, Artha Graha dan BRI)
2011
2012
2.133
1.685
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
masih sangat sedikit perannya
2013 3.188 0 0 0 0 30 0 147 0 0 dalam menyalurkan bantuan
2014 2.571 1 0 517 0 0 57 0 0
2015 2.349 0 26 0 0 389 0 0 0 0 perumahan.
2016 1.606 0 19 0 759 0 0 0 4
Tahun

SULAWESI SELATAN SULAWESI UTARA


3000 1600

2500 1400
1200
2000
1000
Jumlah Yg Jumlah Yg
Disalurkan 1500 Disalurkan 800
(Unit) (Unit)
1000 600
400
500
200
0 0
BTN BNI BRI Mandiri Artha BTN BNI BRI Mandiri Artha
BTN BNI BRI Mandiri Bukopin BTN BNI BRI Mandiri Bukopin
Syariah Syariah Syariah Syariah Graha Syariah Syariah Syariah Syariah Graha
2010 231 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2010 126 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2011 2.444 58 0 0 0 0 0 0 0 0 2011 1.355 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2012 1.341 2 29 0 0 0 0 0 0 0 2012 1.016 0 0 0 0 0 2 0 0 0
2013 1.417 15 304 0 0 0 0 0 0 0 2013 1.252 0 0 0 0 0 30 0 0 0
2014 1.353 63 46 0 10 1 0 0 0 0 2014 939 0 0 0 0 0 3 0 0 0
2015 2.180 116 328 0 31 10 0 0 0 51 2015 1.102 0 16 0 0 0 0 0 81
2016 1.599 100 245 0 11 33 0 0 0 388 2016 713 0 9 0 0 4 0 0 0 307
Tahun Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017


DATA PELAKSANA PENGEMBANG PERUMAHAN WILAYAH 3

KALIMANTAN BARAT SULAWESI SELATAN


350 600
Jumlah Pengembang
300 500

250
400
200
Jumlah Jumlah
300
Pengembangan Pengembangan
150 294 492
238 248 200
100
149 274 274 247
134 134 100
50 189
110
36 50
0 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tahun Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017 Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017

SULAWESI UTARA
120
Jumlah pengembang pada tahun terakhir
100
(2016) terbanyak di Provinsi Sulawesi
80 Selatan dengan jumlah 492
Jumlah
Pengembangan
60
109
pengembangan. Jumlah pengembangan
99 104
40
88 88
77
banyak kemungkinan permintaan rumah
20
untuk MBR juga semakin meningkat
21
0
Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017


HARGA RUMAH UNTUk MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)

KALIMANTAN BARAT
7000
6000
5000

Jumlah 4000
Debitur 3000 5.933

2000 3.365
3.152 2.788
1000 164 62
1.683
36 102
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HR 70jt 164 62
70 jt < HR 144 jt 36 102
HR 132jt 3.152 2.788 5.933
HR 145jt 1.683 3.365
145 jt < HR 216 jt 2 0
Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017

Harga rumah untuk MBR di Provinsi Kalimantan Barat masih mengikuti kebijakan yang telah di
tetapkan oleh pusat melalui PM Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012
(batas maks harga rumah tapak Rp. 70.000.000, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp.
145.000.000,00 ) , Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp. 145.000.000,00 )
HARGA RUMAH UNTUk MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)

SULAWESI SELATAN
8000
7000
6000
5000
Jumlah
4000 7.449
Debitur
3000
2000
160 138 2.746
1000 71 377 1.473
1.369 1.736
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HR 70jt 160 138
70 jt < HR 144 jt 71 377
HR 132jt 1.473 2.746 7.449
HR 145jt 1.369 1.736
145 jt < HR 216 jt 1 0
Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017

Harga rumah untuk MBR di Provinsi Sulawesi Selatan masih mengikuti kebijakan yang telah di
tetapkan oleh pusat melalui PM Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012
(batas maks harga rumah tapak Rp. 70.000.000, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp.
145.000.000,00 ) , Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp. 145.000.000,00 )
HARGA RUMAH UNTUk MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)

SULAWESI UTARA
3000

2500

2000
Jumlah
1500
Debitur 2.711
1000
1.282
1.018 1.207
500 125 81 942
1 43
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HR 70jt 125 81
70 jt < HR 144 jt 1 43
HR 132jt 942 1.207 2.711
HR 145jt 1.018 1.282
145 jt < HR 216 jt 0 0
Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017

Harga rumah untuk MBR di Provinsi Sulawesi Utara masih mengikuti kebijakan yang telah di
tetapkan oleh pusat melalui PM Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012
(batas maks harga rumah tapak Rp. 70.000.000, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp.
145.000.000,00 ) , Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp. 145.000.000,00 )
NILAI KREDIT NASABAH MBR

KALIMANTAN BARAT
4000 Tahun 2010 batas maksimum KPR bagi MBR adalah Rp.
3500
80.000.000 (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nomor 14 Tahun 2010 )
3000
3365 Tahun 2012 batas maksimum KPR bagi MBR adalah Rp.
Jumlah 2500 63.000.000 (Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
3152 NK 80
Debitur 2767
Berdasar
2000
2136 2388
63 jt < HR 126
Indonesia Nomor 04 Tahun 2012 )
Nilai Kredit 1500
HR 126,875
Wilayah IIII harga maksimal nilai KPR Sejahtera Tapak Rp.
1000 126.875.000,00 (Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
126,875 jt < HR 189 j
500
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 )
198 677
Nilai kredit nasabah di tiga wilayah (Kalimantan Barat, Sulawesi
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Selatan dan Sulawesi Utara) masih sesuai dengan Kebijakan
Tahun pusat

SULAWESI SELATAN SULAWESI UTARA


7000 1.600
1.355
6000 6.631 1.400
1.200 1.282
5000 1.199
Jumlah NK 63 Jumlah 1.000 NK 63
4000 1.033
Debitur Debitur 942
NK 80 800 670 NK 80
Berdasar 3000 Berdasar
2.502 63 jt < HR 126
Nilai Kredit 63 jt < HR 126 Nilai Kredit 600
2000 2.376 HR 126,875 400 HR 126,875
849 1.736 126,875 jt < HR 189 126,875 jt < HR 189
1000 1.473 200 126 348
231
523
0 -
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun Tahun

Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017


LUAS TANAH PERUMAHAN MBR

KALIMANTAN BARAT SULAWESI SELATAN


Luas Lahan (m2) Luas Lahan (m2)
No Kabupaten/ Kota No Kabupaten/ Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kab. Bengkayang 198-282 85-234 160-276 162-253 110-209 136-200 135-200 1 Kab. Bantaeng 104 66-104 66-108 90-108 90 84-120 90-120
2 Kab. Kapuas Hulu - - - - 150-160 150-160 160 2 Kab. Barru 72 58-108 91 - 60 60-112 66-72
3 Kab. Kayong Utara - - - 96-165 120-165 120-165 120-160 3 Kab. Bone - 60-176 72-150 60-117 72-98 2-132 72-130
4 Kab. Ketapang 159-160 150-179 150-289 96-180 96-193 120-184 120-165 4 Kab. Bulukumba 42-90 60-144 72-117 66-117 66-124 72-130 67-117
5 Kab. Kubu Raya 120-331 108-276 102-329 70-263 108-274 88-274 90-323
5 Kab. Enrekang 72-130 - - - 91 91
6 Kab. Landak 216 160-216 - - 114-150 114-180 114-180
6 Kab. Gowa 60-96 60-122 60-135 60-149 60-122 60-113 60-120
7 Kab. Melawai - - - - - 160-204 160-204
7 Kab. Jeneponto 96 84-104 84-130 72-96 72-144 72-144 72-102
8 Kab. Mempawah - - - - - - 93-260
8 Kab. Lamandau - - - - - - 72
9 Kab. Muaro Jambi - - - - - - 120
10 Kab. Pontianak 60-259 135-250 150-259 135-220 151-202 93-198
9 Kab. Kepulauan Selayar - - - 117 - - -
11 Kab. Sambas 150-216 138-302 58-180 80-200 119-200 147-204 147-215 10 Kab. Luwu 90-117 81-117 72-150 84-126 90-108 72-135 78-180
12 Kab. Sanggau - - - - 142-182 135-200 144-150 11 Kab. Luwu Timur 81-160 - 78-126 91-180 84-180 78-180
13 Kab. Sekadau - - - - - - 150 12 Kab. Luwu Utara 117 60-125 - 78-120 108-204 87-153 86-144
14 Kota Sintang - 150-220 180 140 140-170 150-191 150-175 13 Kab. Mamuju - - - - - - 84
15 Kota Pontianak 145-286 102-258 102-249 96-270 103-223 109-217 120-249 14 Kab. Maros 84 84-127 60-140 60-120 72-98 60-119 60-162
16 Kota Singkawang 180 135-185 135-170 119-210 120-208 72-191 78-189 15 Kab. Muaro Jambi - - - - - - 72-90
16 Kab. Pangkajene Kepulauan
- - 104 77-78 71-84 71-112 72-112
SULAWESI UTARA 17 Kab. Pare-pare - - - 72-98 72-100 70-108 -
18 Kab. Pangkep - 91-101 - - - - -
Luas Lahan (m2)
No Kabupaten/ Kota 19 Kab. Pinrang 84-108 72-119 84-108 78-150 75-108 65-108 72-135
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
20 Kab. Sidenreng Rappang
96-104 84-128 90-104 - 94-96 90-96 72-105
1 Kab. Bitung - - - 88-136 88-120 75-120
2 Kab. Bolaang Mongondow
112 112-126 112 120 - 120 120 21 Kab. Sinjai - - - - 90-117 90 71-95
3 Kab. Bolaang Mongondow- Timur - - - - 120-224 120 22 Kab. Soppeng 60-157 84-139 78-105 78-108 72-108 72-84
4 Kab. Bolaang Mongondow- Utara - - 120 120 120 101-149 23 Kab. Takalar 60-114 60-104 60-112 72-84 66-85 62-92 71-119
5 Kab. Bolaang Mongondow- Selatan - - - - - 120 24 Kab. Wajo - 60-144 72-135 84-108 72-119 72-119 -
6 Kab. Kepulauan Sangihe - 98 - 84-120 84-120 98-120 25 Kab. Tana Toraja 114-120 - - - - - 72-119
7 Kab. Manado - - - 98-240 96-180 60-224 26 Kota Makassar 60-99 60-110 60-128 78-117 61-98 67-98 57-93
8 Kab. Minahasa 120-140 78-150 110-120 100-135 100-193 100-120 58-155 27 Kota Palopo 96-117 72-234 90-200 84-117 84-149 72-125 72-117
9 Kab. Minahasa Selatan 120 120 104-150 120 104-120 112-120 112-120
28 Kota Parepare 77-84 72-96 84-104 - - - 67-139
10 Kab. Minahasa Utara 72-120 110-129 75-150 84-240 98-220 96-187 60-188
11 Kab. Sangihe Talaud - - - 98 - - -
12 Kota Kotamobagu - - - 75-96 120 120 - Luas tanah terkecil untuk perumahan MRB tahun 2016 sebesar 78 dan
13 Kota Bitung 60-120 96-180 120 - - 75-120 terbesar 323 m2, rata-rata diatas > 100 m2
Luas tanah terkecil untuk perumahan MRB tahun 2016 di Provinsi Sulawesi
14 Kota Manado - 98-150 94-144 110 - - 70-221
15 Kota Tomohon 120 120 - 120-125 120 120-125 108-125
Selatan dan Utara sebesar 60 m2 dan terbesar 188 m2 (sulawesi utara), 180 m2
Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017
(sulawesi selatan)
Daerah tertentu luas tanah disesuaikan dengan peraturan daerah
LUAS BANGUNAN PERUMAHAN MBR

KALIMANTAN BARAT SULAWESI SELATAN


Luas Bangunan (m2)
No Kabupaten/ Kota Luas Bangunan (m2)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 No Kabupaten/ Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata luas bangunan di wilayah
Kalimantan Barat - - - - - - -
1 Kab. Bantaeng 36 27-36 35-45 36-45 36 36 36 provinsi Kalimantan Barat sebesar
1 Kab. Bengkayang 36 36-198 36-45 36-45 35-36 35-36 35-36
2 Kab. Barru 36 21-40 48 - 36 36-45 36 36 45 m2
2 Kab. Ketapang - 36-45 36-45 21-36 21-49 36 21-36
3 Kab. Kapuas Hulu - - - - 36 36 36
3 Kab. Bone - 21-54 28-45 30-38 36 36-38 36 Rata-rata luas bangunan di wilayah
4 Kab. Kayong Utara - - - 36 36 21-36 34-36
4 Kab. Bulukumba 27-78 21-61 21-45 36-45 36-56 36-42 36-43 provinsi Sulawesi Utara sebesar 36
5 Kab. Enrekang 21-36 - - - 36 36
5 Kab. Kubu Raya 36-45 36-45 29-45 35-40 33-45 33-40 34-37 m2, tipe terkecil berupa rumah tipe
6 Kab. Gowa 27-60 21-45 21-54 36-38 27-38 27-38 35-38
6 Kab. Landak - 36-39 - - 36 35-36 36 22
7 Kab. Jeneponto 36 36-46 36-54 36 36-39 36-39 36
7 Kab. Melawai - - - - - 36-45 36
8 Kab. Kepulauan Selayar - - - 36 - -
Rata-rata luas bangunan di wilayah
8 Kab. Mempawah - - - - - - 35-39
9 Kab. Muaro Jambi - - - - - - 36 9 Kab. Lamandau - - - - - - 36 provinsi Sulawesi Utara sebesar 36
10 Kab. Sambas 36 36-54 55 36-45 35-36 36 36 10 Kab. Luwu 30 30-45 30-45 36 36-38 36 36 m2, tipe terkecil berupa rumah tipe
11 Kabupaten Sanggau - - - - - - 36 11 Kab. Luwu Timur - 36-50 - 30-36 36 28-38 36 22
12 Kabupaten Sekadau - - - - - - 36 12 Kab. Luwu Utara 36 23-42 - 36-40 36-45 36-40.2 36 Luas bangunan di wilayah 3 (Provinsi
13 Kab. Sintang - - 36 36 36 36 36 13 Kab. Mamuju - - - - - - 36 Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan
14 Kota Pontianak 29-45 22-45.25 29-154 30-39 35-60 35-40 36 14 Kab. Maros 36 21-72 30-50 30-36 30-36 30-38 22-36
dan Sulawesi Utara) Masih
15 Kota Singkawang 72 36 29-55 36 34-39 36-144 36 15 Kab. Pangkajene Kepulauan
- - - 36 36 36 30-36
mengikuti Kebijakan dari pusat
SULAWESI UTARA 16 Kab. Pangkep 30-36 36 - - - -
17 Kab. Pinrang 36 21-45 - 36 36 36 36
Luas Bangunan (m2)
No Kabupaten/ Kota 18 Kab. Sidenreng Rappang36 29-47 36-47 - 36 36 36-45
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
19 Kab. Sinjai - - - - 36 36 36
1 Kab. Bolaang Mongondow
- 30-36 30 36 - 36 36
20 Kab. Soppeng 22-45 36 36 36 36 36
2 Kab. Bolaang Mongondow
- Selatan
- - - - - 36
21 Kab. Takalar 30 21-60 30-55 30-36 32-36 32-36 36
3 Kab. Bolaang Mongondow
- Timur- - - - - 36
22 Kab. Wajo - 21-105 27-45 36 36 36 36
4 Kab. Boolang Mongondow
- Utara- - 36 36 36 27-36
23 Kab. Tana Toraja 38 - - - - - -
5 Kab. Kepulauan Sangihe- 27-36 - 36 36 - 36
6 Kab. Minahasa 36 30-54 36 36 36 36 30-36 24 Kota Makassar 21-36 21-72 21-72 29-36 36 32-40 36
7 Kab. Minahasa Selatan 36 36 36 36 36 36 36 25 Kota Palopo 36-45 30-48 36-45 36 36 36-38 36
8 Kab. Minahasa Utara 36 36 28-36 36-45 36 36 22-36 26 Kota Parepare 30-33 30-40 30-40 36-90 36 36-45 36-45
9 Kota Bitung 36 28.8-56 36 28-36 36 36 36 Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan
10 Kota Manado - 27-36 36-40 21-27 37-36 27-36 27-36
Perumahan PUPR, 2017
11 Kota Kotamobagu - - - - 36 36 36
12 Kota Tomohon 36 36 36 36 36 36
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DEBITUR 2010-2014

POPULASI PENERIMA
BANTUAN PEMBIAYAAN
PERUMAHAN DENGAN SKEMA
FLPP WILAYAH III (2010-2014)

KALIMANTAN BARAT
FLPP 22.291 Unit, JUMLAH SAMPEL
KESELURUHAN
MENGGUNAKAN TABEL
SULAWESI SELATAN TOTAL POPULASI ISASC DAN MICHAEL
FLPP 15.843 Unit 48.476 Unit
TINGKAT KEPERCAYAAN
95 % maka n =346 sampel
SULAWESI UTARA n diambil = 385 sampel
FLPP10.343 Unit

Sampel Strata
Menggunakan nFLPP Kalbar 180
Formula nFLPP Sulsel 125
nFLPP Sulut 80

ROVINSI KALIMANTAN ROVINSI SULAWESI ROVINSI SULAWESI


BARAT UTARA SELATAN

Pontianak Dan Ketapang Manado dan Minahasa Gowa Dan Makasar


PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DEBITUR 2015-2016

JUMLAH SAMPEL
POPULASI PENERIMA KESELURUHAN
BANTUAN PEMBIAYAAN MENGGUNAKAN TABEL
PERUMAHAN DENGAN SKEMA ISASC DAN MICHAEL
FLPP, SSB, SSA DAN SBUM
WILAYAH III (2015-2016) TINGKAT KEPERCAYAAN
17.004 Unit 95 % maka n =342 sampel
n diambil = 385 sampel

Sampel Strata
Menggunakan nFLPP 174
Formula nSSB 66
nSSA 145

SEBARAN SAMPEL PER


KABUPATEN/KOTA
BERDASARKAN JUMLAH
REALISASI TERTINGGI
PERTAMA DAN KEDUA

ROVINSI KALIMANTAN ROVINSI SULAWESI ROVINSI SULAWESI


BARAT UTARA SELATAN
Kubu Raya, Pontianak Manado, Minahasa Dan
Gowa, Palopo Dan Bone
Dan Ketapang Minahasa Utara

Sebaran Kuesioner Sebaran Kuesioner Sebaran Kuesioner


Lokasi FLPP SSB SSA Lokasi FLPP SSB SSA Lokasi FLPP SSB SSA
KETAPANG 7 3 6 MANADO 4 1 3 PALOPO 27 10 22
KUBU RAYA 61 23 51 MINAHASA 4 2 4 BONE 10 4 8
PONTIANAK 10 4 8 MINAHASA UTARA 7 3 6 GOWA 44 17 37
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK PEMBIAYAAN PERUMAHAN
DI SULAWESI SELATAN
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR

Cumulative Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mudah Sekali 7 5.6 5.6 5.6 Valid Mudah Sekali 23 12.8 12.8 12.8

Mudah 46 36.8 36.8 42.4 Mudah 52 29.1 29.1 41.9

Biasa 46 36.8 36.8 79.2 Biasa 52 29.1 29.1 70.9

Sulit 14 11.2 11.2 90.4 Sulit 31 17.3 17.3 88.3

Sulit Sekali 12 9.6 9.6 100.0 Sulit Sekali 21 11.7 11.7 100.0

Total 125 100.0 100.0 Total 179 100.0 100.0

Pada periode 2015-2016 debitur yang menjawab proses


Sebagian besar debitur pada periode 2010-2014 yang
untuk mendapatkan KPR mudah dan mudah sekali sebesar
menjawab proses untuk mendapatkan KPR mudah sekali
41,9 %, dan 29 % yang menjawab sulit dan sulit sekali
dan mudah sebesar 42,4 %, dan 20,8 % yang menjawab
dalam mendapatkan KPR
sulit dan sulit sekali dalam mendapatkan KPR
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Syarat_Administrasi_Utk_KPR Syarat_Administrasi_Utk_KPR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mudah Sekali 9 7.2 7.2 7.2 Valid Mudah Sekali 20 11.2 11.2 11.2

Mudah 48 38.4 38.4 45.6 Mudah 63 35.2 35.2 46.4

Biasa 46 36.8 36.8 82.4 Biasa 52 29.1 29.1 75.4

Sulit 15 12.0 12.0 94.4 Sulit 24 13.4 13.4 88.8

Sulit Sekali 7 5.6 5.6 100.0 Sulit Sekali 20 11.2 11.2 100.0

Total 125 100.0 100.0 Total 179 100.0 100.0

Syarat administrasi dalam mendapatkan KPR pada periode 2010- Pada periode 2015-2016 syarat adminitrasi untuk mendapatkan KPR
2014 tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang juga tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang
menjawab pertayaan mudah sebesar 45,6 %, sedangkan yang menjawab pertayaan mudah seklai dan mudah sebesar 46,37 %,
menjawab sulit dan sulit sekali hanya 17,6 %. sedangkan yang menjawab sulit sekali hanya 24,58 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Info_Adanya_Bantuan_KPR Info_Adanya_Bantuan_KPR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Media 14 11.2 11.2 11.2 Valid Media 35 19.6 19.6 19.6

Pemerintah 17 13.6 13.6 24.8 Pemerintah 23 12.8 12.8 32.4

Perbankan 8 6.4 6.4 31.2 Perbankan 24 13.4 13.4 45.8

Pengembang 26 20.8 20.8 52.0 Pengembang 42 23.5 23.5 69.3

lainnya 60 48.0 48.0 100.0 lainnya 55 30.7 30.7 100.0

Total 125 100.0 100.0 Total 179 100.0 100.0

Sebagian besar debitur mendapatkan info bantuan perumahan Pada periode 2015-2016 sumber informasi mulai bergeser, peran
selain dari media, pemerintah, perbankan dan pengembang yaitu media dan pengembang mulai besar dalam mempromosikan
dari info saudara, pameran, brosur, spanduk. Hal ini ditunjukkan rumah bersubsidi, peran pameran, brosur, spanduk mulai
dengan banyaknya debitur yang menjawan lainnya (48 %). berkurang, sumber info lainnya sebesar 30,73 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Alasan_Membeli_Rumah Alasan_Membeli_Rumah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Belum Punya Rumah 70 56.0 56.0 56.0 Valid Belum Punya Rumah 95 53.1 53.1 53.1

Perubahan Lingkungan 7 5.6 5.6 61.6 Perubahan Lingkungan 25 14.0 14.0 67.0

Anggota Keluarga Bertambah 15 12.0 12.0 73.6 Anggota Keluarga Bertambah 20 11.2 11.2 78.2

Investasi 8 6.4 6.4 80.0 Investasi 11 6.1 6.1 84.4

lainnya 25 20.0 20.0 100.0 lainnya 28 15.6 15.6 100.0

Total 125 100.0 100.0 Total 179 100.0 100.0

Alasan membeli rumah baik pada periode 2010-2014 dan 2015-2016, sebagian besar debitur
menjawab belum punya rumah, masing masing sebesar 56 % dan 53,07 %, sedangkan alasan membeli
rumah untuk investasi sangat kecil yaitu sebesar 6, 4 % dan 6,15 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014

Penilaian_Terhadap_Program_KPR Penilaian_Terhadap_Program_KPR

Cumulative Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sangai Sesuai 11 8.8 8.8 8.8 Valid Sangai Sesuai 29 16.2 16.2 16.2

Sesuai 63 50.4 50.4 59.2 Sesuai 68 38.0 38.0 54.2

Biasa 24 19.2 19.2 78.4 Biasa 37 20.7 20.7 74.9

Tidak Sesuai 16 12.8 12.8 91.2 Tidak Sesuai 20 11.2 11.2 86.0

Sangat Tidak Sesuai 11 8.8 8.8 100.0 Sangat Tidak Sesuai 25 14.0 14.0 100.0

Total 125 100.0 100.0 Total 179 100.0 100.0

Para debitur menilai bahwa program KPR sesuai untuk memudahkan tingkat kepemilikan
rumah.
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK FISIK PERUMAHAN DI
SULAWESI SELATAN
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016


Secara Umum kondisi atap
berdasarkan persepsi
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan baik,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar 49,6
% dan 44,7 %

Kondisi dinding pada


Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016
periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan kurang baik, hal
ini ditunjukkan dengan
jawaban responden
kurang baik sebesar 45,6
% dan 36, 3 %. Pada
periode 2015-2016
terjadi kenaikan kualitas
dinding perumahan
bersubsidi
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014 Secara Umum kondisi
lantai berdasarkan
persepsi debitur untuk
periode 2010-2014 dan
2015-2016 dapat
dikatakan baik, kondisi ini
dapat dilihat dari
prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar 41,6
% dan 38,5 %

Periode Tahun 2015-2016


Kondisi penerangan pada
Periode Tahun 2010-2014 periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban debitur sebesar
54,2 % dan 50, 8 % yang
menjawab kondisi baik.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014 Secara Umum kondisi
palfon berdasarkan
persepsi debitur untuk
periode 2010-2014 dan
2015-2016 dapat
dikatakan biasa, kondisi ini
dapat dilihat dari
prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar 32,8
% dan 34,6 %

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014 Kondisi sanitasi pada
periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan biasa, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban debitur sebesar
38,4% dan 35,7 % yang
menjawab kondisi biasa.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun 2010-2014 Secara Umum kondisi PSU Periode Tahun 2015-2016
berdasarkan persepsi
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan biasa,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar 38,4
% dan 32,4 %

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014 Peran pengembang
terhadap komplek
perumahan pada periode
2010-2014 cukup aktif ( 44
% jawaban sangat aktif
dan aktif) pada periode
2015-2016 tingkat
keaktifannya agak
berkurang (29,6 %
jawaban sangat aktif dan
aktif)
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN

Periode Tahun
Periode Tahun 2010-2014
2015-2016

TINGKAT KEPUASAN RUMAH YANG DIHUNI PADA PERIODE


2010-2014 MENCAPAI 40 %, SEDANGKAN PADA PERIODE
2015-206 MENCAPAI 38,54 %
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK PEMBIAYAAN PERUMAHAN
DI SULAWESI UTARA
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun
Periode Tahun 2010-2014
2015-2016

Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mudah Sekali 13 16.0 16.0 16.0 Valid Mudah Sekali 9 26.5 26.5 26.5

Mudah 37 45.7 45.7 61.7 Mudah 8 23.5 23.5 50.0

Biasa 10 12.3 12.3 74.1 Biasa 13 38.2 38.2 88.2

Sulit 13 16.0 16.0 90.1 Sulit 3 8.8 8.8 97.1

Sulit Sekali 8 9.9 9.9 100.0 Sulit Sekali 1 2.9 2.9 100.0

Total 81 100.0 100.0 Total 34 100.0 100.0

Pada periode 2015-2016 debitur yang menjawab proses


Sebagian besar debitur pada periode 2010-2014 menjawab
proses untuk mendapatkan KPR mudah sekali dan mudah untuk mendapatkan KPR mudah dan mudah sekali sebesar
50 %, dan 11,7 % yang menjawab sulit dan sulit sekali
sebesar 61,7 %, dan 25,9 % yang menjawab sulit dan sulit
dalam mendapatkan KPR
sekali dalam mendapatkan KPR
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun


2015-2016

Syarat_Administrasi_Utk_KPR Syarat_Administrasi_Utk_KPR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mudah Sekali 12 14.8 14.8 14.8 Valid Mudah Sekali 6 17.6 17.6 17.6

Mudah 36 44.4 44.4 59.3 Mudah 12 35.3 35.3 52.9

Biasa 15 18.5 18.5 77.8 Biasa 12 35.3 35.3 88.2

Sulit 11 13.6 13.6 91.4 Sulit 3 8.8 8.8 97.1

Sulit Sekali 7 8.6 8.6 100.0 Sulit Sekali 1 2.9 2.9 100.0

Total 81 100.0 100.0 Total 34 100.0 100.0

Syarat administrasi dalam mendapatkan KPR pada periode 2010- Pada periode 2015-2016 syarat adminitrasi untuk mendapatkan KPR
2014 tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang juga tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang
menjawab pertayaan mudah sebesar 59,2 %, sedangkan yang menjawab pertayaan mudah seklai dan mudah sebesar 52,9 %,
menjawab sulit dan sulit sekali hanya 22,2 %. sedangkan yang menjawab sulit sekali hanya 11,7 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Info_Adanya_Bantuan_KPR Info_Adanya_Bantuan_KPR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Media 24 29.6 29.6 29.6 Valid Media 5 14.7 14.7 14.7

Pemerintah 16 19.8 19.8 49.4 Pemerintah 4 11.8 11.8 26.5

Perbankan 15 18.5 18.5 67.9 Perbankan 3 8.8 8.8 35.3

Pengembang 17 21.0 21.0 88.9 Pengembang 9 26.5 26.5 61.8

lainnya 9 11.1 11.1 100.0 lainnya 13 38.2 38.2 100.0

Total 81 100.0 100.0 Total 34 100.0 100.0

Pada periode 2010-2014, para debitur mengatakan bahwa Pada periode 2015-2016 sumber informasi mulai bergeser, peran
mendapatkan informasi mengenai rumah bersubsidi dari berbagai pengembang mulai besar dalam mempromosikan rumah
sumber baik dari media, pemerintah, perbankan dan pengembang bersubsidi. Sumber informasi lainnya (pameran, brosur, spanduk
mulai naik sebesar 38,24 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Alasan_Membeli_Rumah
Alasan_Membeli_Rumah
Cumulative
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum Punya Rumah 43 53.1 53.1 53.1 Valid Belum Punya Rumah 33 97.1 97.1 97.1

Perubahan Lingkungan 11 13.6 13.6 66.7 Perubahan Lingkungan 1 2.9 2.9 100.0

Anggota Keluarga Bertambah 13 16.0 16.0 82.7 Total 34 100.0 100.0

Investasi 6 7.4 7.4 90.1

lainnya 8 9.9 9.9 100.0

Total 81 100.0 100.0

Alasan membeli rumah baik pada periode 2010-2014 dan 2015-2016, sebagian besar debitur
menjawab belum punya rumah, masing masing sebesar 53,1 % dan 97,06 %, sedangkan alasan
membeli rumah untuk investasi sangat kecil yaitu sebesar 7,41 % dan 0 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Penilaian_Terhadap_Program_KPR Penilaian_Terhadap_Program_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangai Sesuai 18 22.2 22.2 22.2
Valid Sangai Sesuai 13 38.2 38.2 38.2
Sesuai 33 40.7 40.7 63.0
Sesuai 14 41.2 41.2 79.4
Biasa 10 12.3 12.3 75.3
Biasa 6 17.6 17.6 97.1
Tidak Sesuai 12 14.8 14.8 90.1

Sangat Tidak Sesuai 8 9.9 9.9 100.0


Tidak Sesuai 1 2.9 2.9 100.0

Total 81 100.0 100.0 Total 34 100.0 100.0

Para debitur menilai bahwa program KPR sesuai untuk memudahkan tingkat kepemilikan
rumah baik pada periode 2010-2014 maupun 2015-2016.
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK FISIK PERUMAHAN DI
SULAWESI UTARA
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016


Secara Umum kondisi atap
berdasarkan persepsi
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan baik,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
45,66 % (baik dan Baik
sekali) dan 73,54 % (baik
dan Baik sekali

Kondisi dinding pada Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014
periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban responden baik
dan baik sekali sebesar
54,32 % dan 70,41 %
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016


Secara Umum kondisi
lantai berdasarkan
persepsi debitur untuk
periode 2010-2014 dan
2015-2016 dapat
dikatakan baik, kondisi ini
dapat dilihat dari
prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
55,53 % dan 76,47 %

Periode Tahun 2010-2014


Kondisi penerangan pada Periode Tahun 2015-2016
periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban debitur sebesar
54,12 % dan 79,41% yang
menjawab kondisi baik
dan baik sekali.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014 Secara Umum kondisi
palfon berdasarkan
persepsi debitur untuk
periode 2010-2014 dan
2015-2016 dapat
dikatakan baik, kondisi ini
dapat dilihat dari
prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
46,91 % dan 64,71 %

Periode Tahun 2015-2016


Kondisi sanitasi pada
Periode Tahun periode 2010-2014 dan
2010-2014 periode 2015-2016 dapat
dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban debitur sebesar
58,02% dan 76,47 % yang
menjawab kondisi baik
dan baik sekali.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014


Secara Umum kondisi PSU Periode Tahun
berdasarkan persepsi 2015-2016
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan baik,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
58,02 % dan 76,47 %

Periode Tahun 2010-2014 Peran pengembang Periode Tahun


terhadap komplek 2015-2016
perumahan pada periode
2010-2014 cukup aktif (
43,21 % jawaban sangat
aktif dan aktif) pada
periode 2015-2016 tingkat
keaktifannya juga aktif
(44,12 % jawaban sangat
aktif dan aktif)
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

TINGKAT KEPUASAN RUMAH YANG DIHUNI PADA PERIODE


2010-2014 MENCAPAI 58,2 %, SEDANGKAN PADA PERIODE
2015-206 MENCAPAI 70,59 %
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK PEMBIAYAAN PERUMAHAN
DI KALIMANTAN BARAT
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-


2016

Pada periode 2015-2016 debitur yang menjawab proses


Sebagian besar debitur pada periode 2010-2014 menjawab
proses untuk mendapatkan KPR biasa sebesar 44,44 %, dan untuk mendapatkan KPR mudah dan mudah sekali sebesar
47,9 %, dan 27,8 % yang menjawab sulit dan sulit sekali
17,78 % yang menjawab sulit dan sulit sekali dalam
dalam mendapatkan KPR
mendapatkan KPR
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun


2015-2016

Syarat administrasi dalam mendapatkan KPR pada periode 2010- Pada periode 2015-2016 syarat adminitrasi untuk mendapatkan KPR
2014 tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang juga tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang
menjawab pertayaan mudah sekali dan mudah sebesar 42,8,2 %, menjawab pertayaan mudah seklai dan mudah sebesar 38,1 %, akan
sedangkan yang menjawab sulit dan sulit sekali hanya 14,5 %. tetapi syang menjawab sulit sekali cukup besar yaitu 34,1 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Pada periode 2015-2016 sumber informasi adanya rumah


Pada periode 2010-2014, sumber infromasi terbesar berasa dari bersubsidi juga berasal dari pengembang 33,5 % dan media 28,3 %
pengembang (30 %), media (21,7 %)
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Alasan membeli rumah baik pada periode 2010-2014 sebagian besar debitur menjawab belum punya
rumah, 69,4 % . Sedangkan pada periode 2015-2016 alasan membeli rumah untuk investasi relatif
cukup besar yaitu sebesar 15,03 % dan alasan beli rumah karena belum punya rumah hanya sebesar
40,46 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

Para debitur menilai bahwa program KPR sesuai untuk memudahkan tingkat kepemilikan
rumah baik pada periode 2010-2014 maupun 2015-2016.
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK FISIK PERUMAHAN DI
KALIMANTAN BARAT
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016


Secara Umum kondisi atap
berdasarkan persepsi
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan baik,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
67,22 % (baik dan Baik
sekali) dan 50,29 % (baik
dan Baik sekali

Kondisi dinding pada Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014
periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban responden baik
dan baik sekali sebesar
64,44 % dan 49,71 %
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016


Secara Umum kondisi
lantai berdasarkan
persepsi debitur untuk
periode 2010-2014 dan
2015-2016 dapat
dikatakan baik, kondisi ini
dapat dilihat dari
prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
63,34 % dan 50,29 %

Periode Tahun 2010-2014


Periode Tahun 2015-2016
Kondisi penerangan pada
periode 2010-2014 dan
periode 2015-2016 dapat
dikatakan baik, hal ini
ditunjukkan dengan
jawaban debitur sebesar
59,44 % dan 52,02 % yang
menjawab kondisi baik
dan baik sekali.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2015-2016


Periode Tahun 2010-2014 Secara Umum kondisi
palfon berdasarkan
persepsi debitur untuk
periode 2010-2014 dan
2015-2016 dapat
dikatakan baik, kondisi ini
dapat dilihat dari
prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
46,91 % dan 64,71 %

Kondisi sanitasi pada Periode Tahun 2015-2016


periode 2010-2014 dapat
Periode Tahun dikatakan baik, hal ini
2010-2014 ditunjukkan dengan
jawaban debitur sebesar
56,11%, sedangkan pada
periode 2015-2016 kurang
baik, ditunjukkan dengan
jawaban responden kurang
baik dan kurang baik sekali
sebesar 41.62 .
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014


Secara Umum kondisi PSU Periode Tahun
berdasarkan persepsi 2015-2016
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan baik,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar
47,22 % dan 50,87 %

Periode Tahun 2010-2014 Peran pengembang Periode Tahun


terhadap komplek 2015-2016
perumahan pada periode
2010-2014 biasa ( 52,22
%), pada periode 2015-
2016 tingkat keaktifannya
meningkat menjadi 38,73
(sangat aktif dan aktif)
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT

Periode Tahun 2010-2014 Periode Tahun 2015-2016

TINGKAT KEPUASAN RUMAH YANG DIHUNI PADA PERIODE


2010-2014 MENCAPAI 48,89 %, SEDANGKAN PADA PERIODE
2015-206 MENCAPAI 46,25 %
HASIL WAWANCARA DENGAN
PEMERINTAH DAERAH, LEMBAGA
PENYALUR BANTUAN DAN PENGEMBANG
HASIL WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH DAERAH

RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH
DAERAH DI PROVINSI SULAWESI UTARA DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1) Pemerintah daerah selama ini belum mempunyai program 1) Pemerintah daerah belum memiliki program
pembiayaan perumahan seperti yang tercantum dalam RPJMD pembiayaan perumahan bagi masyarakat
maupun RPJPD atau rencana program sektoral lainnya. Penyebab berpenghasilan rendah (MBR), namum beberapa
belum adanya program pembiayaan perumahan terkait masalah PEMDA di wilayah Provinsi Kalimantan Barat telah
keterbatasan dana pembangunan. menerbitkan Peraturan Daerah terkait dengan luas
2) Pada dasarnya pemerintah daerah mengetahui program minimal tanah untuk perumahan MBR .
pembiayaan perumahan, sedangkan untuk skema pembiayaan 2) Kawasan perumahan yang dibangun oleh
perumahan (FLPP, SSB, SBUM dan SSA) hanya di mengerti oleh pengembang telah sesuai dengan rencana pola
beberapa orang. ruang baik ditingkat RTRW maupun tingkat RDTRK,
3) Rencana pembangunan rumah bersubsidi dapat dipastikan sesuai kondisi ini bisa diklarifikasi pada saat pengajuan
dengan rencana penataan ruang, hal ini dikarenakan pada saat ijin, jika menyimpang dengan rencana tata ruang
pengajuan ijin mendrikan bangunan ada tahapan yang harus maka ijin membangun tidak dikeluarkan
dilalui yaitu pengajuan SKRK (Surat Keterangan Rencana Kota). 3) Saran dari pemerintah daerah , diharapkan
Pada pengajuan ini pemerindah daerah akan mengecek kebijakan yang di keluarkan oleh pusat
kesesuaian antara pembangunan kawasan perumahan dengan memperhatikan kebijakan daerah sehingga terjadi
peruntukan ruang kawasan. sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah.

1) Program pembiayaan untuk rumah bersubsidi diarahkan di sekitar luar Kota Makasar, hal ini
RANGKUMAN HASIL dikarenakan harga rumah bersubsidi sulit direalisasikan di Kota Makasar.
WAWANCARA DENGAN 2) Rencana penyediaan perumahan bersubsidi pada dasarnya sudah sesuai dengan rencana pola
PEMERINTAH DAERAH ruang baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun rencana ditingkat detail. Pengecekan kesesuaian
DI PROVINSI SULAWESI ruang terjadi pada saat pengajuan ijin IMB, tidak sesuai dengan rencana pola ruang maka iji
SELATAN mendirikan bangunan tidak dikeluarkan.
3) Saran dari pemerintah daerah , diharapkan kebijakan yang di keluarkan oleh pusat memperhatikan
kebijakan daerah khususnya terkait harga rumah sebagai akibat harga tanah yang semakin
meningkat.
HASIL WAWANCARA DENGAN LEMBAGA PENYALUR DANA BANTUAN (BANK)

RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN LEMBAGA BANK RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN LEMBAGA BANK
DI PROVINSI SULAWESI UTARA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1) Lembaga penyalur dana bantuan pada dasarnya sangat siap 1) Pemberian kuota jumlah unit perumahan subsidi
untuk menyalurkan jumlah dana berapapun berdasarkan ditentukan oleh pusat, bank hanya menjadi
pengalaman yang ada. lembaga penyalur dana bantuan.
2) Faktor yang menyebabkan pengajuan KPR di tolak bank terdiri 2) Pihak bank melakukan pengecekan terhadap
dari batas penghasilan, jarak lokasi rumah, batas umur calon rumah yang dihuni sebanyak 2 kali dalam setahun,
debitur dan BI checking administrasi permohonan. pengecekan juga dilakukan ketika debitur tidak
3) Batas waktu penyerahan rumah setalh terjadi akad kredit kurang membayar cicilan rumah.
dari satu bulan. 3) Proses pengajuan KPR sangat cepat, kurang lebih
4) Lembaga penyalur dana bantuan di Provinsi Sulawesi Utara hanya memerlukan waktu selama 15 hari kerja.
sebagian besar ditangani oleh Bank Tabungan Negara, lembaga 4) Penolakan pengajuan KPR oleh debitur
penyalur bantuan dana yang lain Bank Artha Graha dan mandiri dikarenakan.
5) Pihak bank melakukan pengecekan sendiri kondisi bangunan 5) Jangka waktu penyerahan unit rumah subsidi
yang telah di bangun pengembang agar dapat dipastikan kualitas memerlukan waktu kurang lebih 1 bulan.
bangunan dalam kondisi baik.

1) Lembaga bank melakukan verifikasi terhadap pengembangan KPR sejahtera melalui berbagai cara
RANGKUMAN HASIL yaitu legalitas, BI Checking, cash flow usaha, laporan keuangan dan verifikasi dokumen.
WAWANCARA DENGAN 2) Salah satu faktor yang penting dalam penolakan pengajuan KPR oleh debitur adalah bahwa debitur
LEMBAGA BANK DI pernah menganbil KPR, jadi dapat dipastikan tidak terjadi satu orang mengambil dua KPR
PROVINSI SULAWESI 3) Rata-rata pengajuan proses KPR selama 35 hari atau sebelum lebih.
SELATAN 4) Pengawasan terhadap hunian yang sudah diserahterimakan kepada debitur dilakukan pada saat
ada tunggakan angsuran dan saat kunjungan dari tim pusat
HASIL WAWANCARA DENGAN PENGEMBANG

RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENGEMBANG RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENGEMBANG
DAERAH DI PROVINSI SULESI UTARA DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1) Beberapa kendala yang dihadapi dalam penyediaan 1) Informasi mengenai program-program


perumahan bersubsidi diantaranya terdiri dari harga lahan, perumahan subsidi yang disampaikan dari asosiasi
harga bangunan dan biaya pematangan lahan. perumahan sering terlambat sampai ke
2) Permintaan rumah yang masih sangat tinggi menjadikan pengembangan.
pengembang tertarik untuk menyediakan rumah subsidi dan 2) Waktu pengajuan ijin dari pemerintah daerah
mudah untuk di jual. sebaiknya dipersingkat sehingga dapat
3) Para pengembang berharap adanya penurunan biaya BPHTB mempercepat pembangnan perumahan
agar dapat meringankan pengembang. bersubsidi.
4) Pertimbangan para pengembang yang belum menyerahkan 3) Target konsumen rumah subsidi di wilayah ini
PSU ke pemerintah adalah belum terpenuhinya persyaratan terdiri dari PNS, TNI/POLRI, karyawan swasta dan
teknis yang ditentukan oleh pemerintah kabupaten/kota pegawai swasta.
5) Perbedaan antara spesifikasi rumah KPR sejahtera dengan 4) Pengembang berharap adanya penurunan pajak
perumahan komersial terletak pada strukturnya, bentuk ketika mau mengurus sertifikat.
bangunan, luas lahan, material bangunan. 5) Pengembang masih mau melakukan
pembangunan perumahan bersubsidi dikarenakan
permintaan masih sangat tinggi.

1) Permasalahan yang dihadapi oleh pengembangan di wilayah ini pada dasarnya hampir sama
RANGKUMAN HASIL dengan wilayah lain yaitu birokrasi yang cukup rumit dalam urusan perijinan.
WAWANCARA DENGAN 2) Biaya yang dikenakan dalam mengurus perijinan disamakan dengan perumahan komersial,
PENGEMBANG DAERAH mungkin lebih baik dibedakan antara perijinan rumah subsidi dengan rumah komersial.
DI PROVINSI SULAWESI 3) Manfaat yang diperoleh pengembang dalam membangun perumahan bersubsidi pada dasarnya
SELATAN tidak berorientasi pada keuntungan tapi membantu MBR untuk memiliki rumah.
4) Kendala yang dihadapi dalam membangun perumahan bersubsidi adalah harga bahan bangunan
yang mahal.
ANALISIS DATA
Analisis kebijakan
Analisis Tingkat Kepuasan Debitur Rumah yang Dihuni
Analisis Backlog Perumahan
Analisis Efisiensi Pelaksanaan Program
Analisis Lembaga Penyalur Dana Bantuan
Kajian Memorandum Of Understanding (MOU) Yang Telah
Dilaksana
Analisis Gender
ANALISIS KEBIJAKAN TERKAIT PEMBIAYAAN PERUMAHAN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP RUMAH BERSUBSIDI SULAWESI SELATAN

Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga
RumahSulawesi Selatan 2010-2014 RumahSulawesi Selatan 2015-2016

Hubungan antara tingkat kepuasan rumah yang dihuni dengan harga beli KPR
mempunyai korelasi positif dan bermakna baik periode 2010-2014 atau 2015-
2016
Ploting Tingkat Kepuasan Ploting Tingkat Kepuasan
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP RUMAH BERSUBSIDI SULAWESI UTARA

Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga
RumahSulawesi Utara 2010-2014 RumahSulawesi Utara 2015-2016

Hubungan antara tingkat kepuasan rumah yang dihuni dengan harga beli KPR
mempunyai korelasi positif periode 2010-2014 sedangkan pada periode
2015-2016 memiliki korelasi negatif
Ploting Tingkat Kepuasan Ploting Tingkat Kepuasan
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP RUMAH BERSUBSIDI KALIMANTAN BARAT

Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Rumah Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Rumah
Kalimantan Barat 2010-2014 Kalimantan Barat 2015-2016

Hubungan antara tingkat kepuasan rumah yang dihuni dengan harga beli KPR
mempunyai korelasi positif dan bermakna baik periode 2010-2014 atau 2015-
2016

Ploting Tingkat Kepuasan Ploting Tingkat Kepuasan


ANALISIS DAN EVALUASI BACKLOG PERUMAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Backlog Perumahan Kalimantan Barat


Jumlah Backlog Rumah Tangga (Non Pemilik)
No Kab/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1 Sambas 27.986 27.280 25.687 27.140 26.967 23.299 23.574 22.930 Angka backlog dari tahun
2 Bengkayang 12.144 11.980 11.404 12.043 12.080 10.627 10.872 10.692
3 Landak 18.596 18.261 17.311 18.293 18.305 15.927 16.226 15.890 2010-2017 mulai berkurang.
4 Mempawah 13.201 12.941 12.248 12.946 12.943 11.214 11.405 11.151
5 Sanggau 23.042 22.643 21.480 22.697 22.771 19.802 20.186 19.781 Berkurangnya angka backlog
6 Ketapang 24.113 23.822 22.709 23.991 24.080 21.200 21.717 21.386
7 Sintang 20.576 20.213 19.169 20.251 20.271 17.655 17.992 17.625
ini kemungkinan besar
8 Kapuas Hulu 12.532 12.361 11.766 12.430 12.470 10.956 11.207 11.019
9 Sekadau 10.246 10.022 9.466 10.004 9.949 8.613 8.743 8.530
disebabkan adanya program
10
11
Melawi
Kayong Utara
10.077
5.392
9.920
5.315
9.425
5.056
9.952
5.345
9.975
5.357
8.729
4.698
8.913
4.802
8.747
4.719
dari pemerintah atau daya beli
12
13
Kubu Raya
Kota Pontianak
28.260
31.294
27.783
30.803
26.366
29.265
27.864
30.909
27.949
31.024
24.292
27.062
24.773
27.629
24.285
27.115
masyarakat untuk kebutuhan
14 Kota Singkawang 10.518 10.386 9.897 10.462 10.488 9.246 9.468 9.319 tempat tinggal meningkat
Backlog Kalimantan Barat (Unit) 247.979 243.728 231.248 244.328 244.632 213.320 217.506 213.190
Program Pembiayaan 198 2.136 1.685 3.365 3.152 2.764 2.837
Perumahan (Unit)
Prosentasi Program 0,08% 0,87% 0,72% 1,36% 1,27% 1,28% 1,29%

Perbandingan
Backlog Perumahan Provinsi Kalimantan Barat Backlog Perumahan dan Program Pembiayaan Perumahan

260.000
260.000 Realisasi Pembiayaan Perumahan
247.979 250.000
250.000 243.728 244.328 244.632 Backlog Perumahan

240.000 240.000
231.248 Jumlah
Backlog Rumah
230.000 230.000
Perumahan 217.506
(Unit) 220.000 213.320 213.190 220.000
210.000
210.000
200.000
200.000
190.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 190.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun Tahun
ANALISIS DAN EVALUASI BACKLOG PERUMAHAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jumlah Backlog Rumah Tangga (Non Pemilik)


No Kab/Kota

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*


1 Kepulauan Selayar 6.885 6.711 6.330 6.697 6.678 5.799 5.881 5.733
2 Bulukumba 22.257 21.694 20.379 21.314 21.152 18.282 18.455 17.908
3
4
Bantaeng
Jeneponto
9.968
19.332
9.716
18.843
9.123
17.693
9.528
18.483
9.455
18.326
8.168
15.838
8.241
15.986
7.993
15.511
Angka backlog di Provinsi
5
6
Takalar
Gowa
15.208
36.833
14.824
35.901
13.977
34.073
14.771
36.643
14.719
36.797
12.778
32.188
12.957
32.886
12.629
32.298
Sulawesi Selatan Masih Cukup
7
8
Sinjai
Maros
12.911
17.995
12.585
17.540
11.821
16.537
12.365
17.466
12.268
17.408
10.605
15.112
10.707
15.321
10.392
14.932
Tinggi sebesar 374. 597 unit
9 Pangkep 17.247 16.811 15.836 16.693 16.614 14.413 14.602 14.221
10 Barru 9.363 9.126 8.540 8.912 8.835 7.626 7.688 7.450
rumah, daerah
11 Bone 40.485 39.461 37.035 38.645 38.308 33.088 33.381 32.372
12 Soppeng 12.626 12.307 11.496 11.871 11.708 10.071 10.117 9.771 kabupaten/kota dengan
13 Wajo 21.724 21.175 19.797 20.562 20.333 17.513 17.619 17.039
14 Sidrap 15.339 14.951 14.100 14.914 14.867 12.907 13.087 12.756 backlog tinggi yaitu Kota
15 Pinrang 19.807 19.306 18.148 19.019 18.886 16.336 16.504 16.027
16 Enrekang 10.732 10.461 9.843 10.338 10.281 8.908 9.014 8.769 Makasar, Kabupaten Gowa,
17 Luwu 18.755 18.281 17.208 18.098 18.004 15.598 15.783 15.352
18
19
Tana Toraja
Luwu Utara
12.471
16.216
12.156
15.806
11.410
14.878
11.908
15.651
11.805
15.561
10.199
13.481
10.290
13.641
9.980
13.268
Kabupaten Bone
20 Luwu Timur 13.712 13.365 12.736 13.845 13.975 12.275 12.592 12.418
21 Toraja Utara 12.228 11.918 11.196 11.707 11.619 10.044 10.141 9.842
22 Makassar 75.514 73.605 69.604 74.122 74.137 64.554 65.649 64.178
23 Pare Pare 7.292 7.107 6.711 7.117 7.101 6.177 6.276 6.129
24 Palopo 8.345 8.134 7.760 8.466 8.554 7.522 7.726 7.628
Backlog Sulawesi Selatan 453.244 441.782 416.231 439.134 437.391 379.481 384.543 374.597
Program Pembiayaan Perumahan 231 2.502 1.370 1.735 1.473 2.716 2.371
Prosentase 0,051% 0,563% 0,328% 0,394% 0,336% 0,711% 0,613% Perbandingan
Backlog Perumahan dan Program Pembiayaan Perumahan

Backlog Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan Realisasi Program Pembiayaan Perumahan


500.000
Backlog Perumahan
450.000
400.000
500.000453.244 441.782 439.134 437.391
450.000 416.231 350.000
Jumlah
379.481 384.543 374.597
400.000 Rumah 300.000
350.000 250.000
Backlog 300.000 200.000
Perumahan 250.000 150.000
(Unit) 200.000 100.000
150.000
50.000
100.000
-
50.000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
- Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*

Tahun
ANALISIS DAN EVALUASI BACKLOG PERUMAHAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Jumlah Backlog Rumah Tangga (Non Pemilik)


No Kab/Kota

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*


1 Kota Kotamobagu 6.062 5.928 5.529 5.745 6.070 5.319 5.436 5.293
Angka backlog dari tahun
2
3
Kota Tomohon
Bitung
5.165
10.585
5.040
10.338
4.770
9.857
5.009
10.436
5.119
10.489
4.470
9.160
4.555
9.335
4.461
9.126
2010-2017 mulai berkurang.
4
5
Kota Manado
Bolaang Mongondow Timur
23.155
3.591
22.597
3.504
21.217
3.329
22.088
3.510
21.955
3.518
18.957
3.059
19.112
3.114
18.729
3.036
Pada tahun 2016 angka
6 Bolaang Mongondow Selatan 3.215 3.138 2.986 3.154 3.173 2.771 2.823 2.766 backlog diprovinsi ini sebesar
7 Minahasa Tenggara 5.666 5.529 5.172 5.381 5.385 4.656 4.697 4.605
8 Kepulauan Sitaro 3.599 3.512 3.282 3.408 3.386 2.921 2.940 2.869 98.263 unit rumah.
9 Bolaang Mongondow Utara 3.988 3.896 3.635 3.768 3.905 3.400 3.456 3.392
10 Minahasa Utara 10.656 10.399 9.854 10.362 10.189 8.822 8.910 8.756
11 Minahasa Selatan 11.031 10.765 10.108 10.532 10.546 9.130 9.228 9.046
12 Kepulauan Talaud 4.707 4.593 4.328 4.526 4.561 3.955 4.012 3.938
13 Kepulauan Sangihe 7.113 6.942 6.542 6.791 6.697 5.771 5.807 5.660
14 Minahasa 17.509 17.087 16.104 16.842 16.894 14.653 14.837 14.517
15 Bolaang Mongondow 12.043 11.753 11.185 11.813 11.910 10.386 10.581 10.343
Sulawesi Utara 116.042 113.268 106.714 111.553 111.887 97.046 98.263 96.194
Program Pembiayaan Perumahan 126 1.355 1.017 1.266 942 1.178 1.027
Prosentase Program 0,11% 1,18% 0,94% 1,12% 0,83% 1,20% 1,03%

Perbandingan
Backlog Perumahan Provinsi Sualwesi Utara Backlog Perumahan dan Program Pembiayaan Perumahan

120.000
140.000 Realisasi Program Pembiayaan
116.042 115.000 Perumahan
113.268 111.553 111.887
120.000 106.714
97.046 98.263 96.194 110.000 Backlog Perumahan
100.000 Jumlah
Rumah
Backlog 80.000 105.000
Perumahan
(Unit) 60.000 100.000

40.000 95.000
20.000
90.000
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 85.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Tahun
ANALISIS EFISIENSI PELAKSANAAN PROGRAM

Analisis Pelaksanaan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan


Target Pengurangan Backlog
Backlog (Unit) Realisasi (Uni) Capaian Kinerja
Provinsi RENSTRA 2015-2019 (2,64 %)
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016
Kalimantan Barat 213.320 217.506 5.632 5.742 4.913 7.324 87% 128%
Sulawesi Selatan 379.481 384.543 10.018 10.152 7.193 5.217 72% 51%
Sulawesi Utara 97.046 98.263 2.562 2.594 2.385 1.953 93% 75%
Sumber : Analisis Konsultan
CATATAN: Backlog perumahan masih bersifat umum, belum diklasifikasikan berdasarkan struktur pendapatan

Dari tabel diatas dapat dilihat Provinsi Kalimantan Barat mempunyai


capaian kinerja yang tinggi baik di tahun 2015 (87 %) maupun 2016 (128 %),
Sulawesi Utara 93 % (Tahun 2015) dan 75 % (Tahun 2016). Provinsi Sulawesi
Selatan Capaian kinerja menurun dari 72 % (tahun 2015) menjadi 51 %
(tahun 2016)
ANALISIS LEMBAGA PENYALUR

Prosentase Penyaluran Dana Oleh Lembaga Keuangan Di Prosentase Penyaluran Dana Oleh Lembaga Keuangan Di
Provinsi Kaliantan Barat Provinsi Sulawesi Selatan
120% 120%
100% 100% 100% 100% 98% 98%
95% 100% 92%
100% BTN
82% 85% 82%
BTN Syariah 80% BTN
80% 80%
67% BNI 67% BTN Syariah
BNI Syariah BNI
60% 60%
BRI BNI Syariah
BRI Syariah BRI
40% 40%
Mandiri Syariah BRI Syariah
32%
Bukopin Artha Graha
20% 20%
16% 14% Artha Graha 18% 16%
12% 10%
0% 0% 0% 0% 1%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2%
0% 0% 3%
1% 1%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Prosentase Penyaluran Dana Oleh Lembaga Keuangan Di


Provinsi Sulawesi Utara
120%
100% 100% 100% 100%
100%
98%
92% Lembaga keuangan yang terlibat dalam
80% 69%
penyaluran dana bantuan perumahan
60%
BTN
BNI
untuk MBR semakin meningkat baik di
Mandiri
provinsi Kalimantan Barat, Sulawesi
40% Artha Graha
Selatan Dan sulawesi Utara
20%
7%
0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0% 0% 2% 0% 0% 0%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU)

Memorandum Of Understanding (MOU) Yang Telah Dilaksanakan

No MOU
No Lembaga Bank Ruang Lingkup Status
TGL MOU Pihak 1 Pihak
FLPP, Konvensional
Selesai
1 PT. Bank Tabungan Negara (BTN), Tbk 06-Jan-15 01/PKS/M/ 2015 001/MOU/DIR/2 015 & Syariah
BHK-BAGI/DIV-
2 PT. Bank Artha Graha International, Tbk 8-May- 14 01/DP/PK S/2014 Prodev&EB/001 FLPP, Konvensional Selesai
/V/2014
3 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 15-May- 15 09.2/PKS/ M/2015 233- DIR/KRK/04/20 15 FLPP, Konvensional Selesai
4 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 06-Mar-15 07/PKS/M/ 2015 DIR/12 FLPP, Konvensional Selesai
5 PT. Bank BRISyariah 02-Feb-15 03/PKS/M/ 2015 DIR.MOU/02/20 15 FLPP, Konvensional Selesai
6 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 23-Nov-15 12/PKS/D P/2015 86/MOU/DIR/20 15 Selisih Angsuran Selesai
7 PT. Bank Artha Graha International, Tbk Selisih Angsuran -
Sumber : Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan
ANALISIS GENDER

RASIO PENERIMA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN


Jumlah Debitur Berdasarkan Jeni Kelamin Prosentase Rasio Debitur Berdasrkan Jenis Kelamin
Provinsi
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita
Kalimantan Barat 2.246 906 1.681 1.058 1.627 761 0,71 0,29 0,61 0,39 0,68 0,32
Sulawesi Selatan 902 571 1.582 1.080 1.385 991 0,61 0,39 0,59 0,41 0,58 0,42
Sulawesi Utara 582 360 730 469 616 417 0,62 0,38 0,61 0,39 0,60 0,40
Sumber : Analisis Konsultan, 2017

Penerima bantuan pembiayaan perempuan sebagian besar laki-laki


daripada perempuan baik Provinsi Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Utara. Rasio penerima bantuan mulai berimbang antara laki-laki
dan perempuan pada tahun 2015 dan 2016
RENCANA KERJA SELANJUTNYA

1) Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan


Evaluasi setiap komponen program bantuan pembiayaan perumahan
(kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, lembaga penyalur,
pengembang, keterlibatan PEMDA dan lain sebainya)
Evaluasi menyeluruh untuk menilai tingkat keberhasilan program
pembiyaan perumahan dengan membuat pembobotan setiap
penilaian komponen.
2) Membuat kesimpulan dan rekomendasi dari hasil evaluasi Pelaksanaan
Program Bantuan Pembiayaan Perumahan
DOKUMENTASI PERUMAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dokumentasi Kondisi Rumah di Lokasi Sampel Provinsi Kalimantan Barat


DOKUMENTASI PERUMAHAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Dokumentasi Kondisi Rumah di Lokasi Sampel Provinsi Sulawesi Selatan


DOKUMENTASI PERUMAHAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Dokumentasi Kondisi Rumah di Lokasi Sampel Provinsi Sulawesi Utara

Anda mungkin juga menyukai