Kerjasama
PROGRAM BANTUAN
PEMBIAYAAN
PERUMAHAN WILAYAH III
TAHUN 2010 - 2016
TA 2017
PT. PROPERINDO JASATAMA
PENDAHULUAN
Strategi Pencapaian
Lingkup Kegiatan
Keluaran
LINGKUP KEGIATAN
Menyusun laporan Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Wilayah III Tahun 2010-2016
TAHAPAN PELAKSANAAN
SULAWESI SELATAN
SULAWESI UTARA
HASIL PENGUMPULAN DATA WILAYAH 3
No Kabupaten/Kota
Penerima Bantuan FLPP Tahun 2010-2016
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1 Kabupaten Bengkayang 5 57 39 32 38 31 11
2
3
Kabupaten Kapuas Hulu
Kabupaten Kayong Utara
-
-
-
-
-
-
-
14
30
62
4
37
1
20
Secara Keseluruhan Penerima Bantuan
4 Kabupaten Ketapang 10 88 60 193 309 140 77 Pembiayaan perumahan di Provinsi
5 Kabupaten Kubu Raya 68 192 851 1.937 1.855 1.840 1607
6 Kabupaten Landak 1 26 0 0 3 14 27
Kalimantan Barat dari tahun 2010-2016
7 Kabupaten Pontianak - 1130 55 49 52 61 0 dengan skema FLPP sebanyak 15.687 unit,
8 Kabupaten Melawi - - - - - 8 17
9 Kabupaten Mempawah - - - - - - 50
sedangkan dengan Skema SSA dan SSB
10 Kabupaten Sambas 13 65 55 48 40 51 18 sebanyak 4.937 unit.
11
12
Kabupaten Sanggau
Kabupaten Sekadau
-
-
-
-
-
-
-
-
9
-
9
-
23
1
Dari tahun 2010-2015 jumlah penerima
13 Kabupaten Sintang - 25 1 7 18 41 16 bantuan mengalami kenaikan tapi pada
14 Kota Pontianak 100 511 585 1012 646 430 460
15 Kota Singkawang 1 42 39 73 90 98 59
tahun 2016 mengalami penurunan
Total 198 2.136 1.685 3.365 3.152 2.764 2.387
No Kabupaten/Kota
Penerima Bantuan FLPP Tahun 2010-2016 PROVINSI SULAWESI SELATAN
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kab. Bantaeng 1 18 15 15 9 39 30
2 Kab. Barru 1 11 1 13 29 11
Secara Keseluruhan Penerima Bantuan
3 Kab. Bone - 258 450 240 139 205 179 Pembiayaan perumahan di Provinsi Sulawesi
4 Kab. Bulukumba 30 171 58 170 137 159 133 Selatan dari tahun 2010-2016 dengan skema
5 Kab. Enrekang - 8 - - - 38 74 FLPP sebanyak 12.398 unit, sedangkan
6 Kab. Gowa 64 315 145 264 266 644 518 dengan Skema SSA dan SSB sebanyak 7.323
7 Kab. Jeneponto 9 98 67 104 88 77 41
Unit.
8 Kab. Luwu 13 109 85 78 26 82 113
9 Kab. Luwu Timur - 6 - 32 39 73 49
Dari tahun 2010-2016 jumlah penerima
10 Kab. Luwu Utara 1 16 64 25 22 30 bantuan mengalami kenaikan. Kab. Bone,
11 Kab. Mamuju - - - - - - 1 Kota Makasar dan Kota Palopo Merupakan
12 Kab. Maros 5 167 103 71 112 170 197 daerah dengan penerimaan bantuan
13 Kab. Pangkajene Kepulauan 2 1 8 8 80 74 terbanyak
14 Kab. Pinrang 5 131 16 71 55 172 172
15 Kab. Sidenreng Rappang 3 50 8 15 106 46
16 Kab. Sinjai - - - - 3 125 86 16000
17 Kab. Soppeng 70 9 13 43 56 25 14000 TOTAL
18 Kab. Takalar 17 68 26 70 45 52 53 SSB DAN SBM
12000 FLPP
19 Kab. Tana Toraja 3 - - - - - - 7.193
10000
20 Kab. Wajo 138 114 250 182 233 216
Jumlah
8000 5.217
21 Kota Makasar 31 720 251 73 65 23 40 (Unit)
22 Kota Palopo 25 113 15 59 70 96 129 6000
4.477
23 Kab. Pare-pare 23 33 6 153 133 235 154 4000 2.502 2.846
1.735
Jumlah 231 2.502 1.370 1.735 1.473 2.716 2.371 2000 1.370 1.473
231 2.502 2.716 2.371
1.370 1.735 1.473
231
Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
DATA PENERIMA BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN WILAYAH 3
Peralihan
No Kabupaten/Kota KPR SSA 2015 SSB 2016 SSM 2016 Total
Sejahtera
1 Bitung 37 102 70 - 127 7000
4000
bantuan pembiayaan
Jumlah
3000 perumahan di wilayah
2000
1000
Kalimantan Barat, Sulawesi
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Selatan, dan Sulawesi Utara
PNS
Swasta
13
146
333
612
421
320
522
2.006
522
284
498
118
614
2.489
di dominasi oleh TNI/POLRI
TNI/POLRI
Wiraswasta
11
28
3.942
732
2.613
628
333
459
6.189
1.492
1.849
279
179
305
dan Swasta
Lainnya 0 0 380 45 260 20 7
Tahun
Jumlah 2000
3000 Jumlah
1500
2000
1000
1000
500
0 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PNS 57 512 499 576 398 813 1.452 PNS 18 204 298 330 214 270 415
Swasta 148 198 242 609 146 119 2.070 Swasta 95 144 118 687 90 66 1.002
TNI/POLRI 10 4.815 1.530 92 1.848 1.190 310 TNI/POLRI 7 2.916 1.410 65 1.578 732 131
Wiraswasta 16 1.144 928 440 1.456 536 1.128 Wiraswasta 6 428 276 168 548 115 92
Lainnya 0 0 50 19 110 58 96 Lainnya 0 0 610 32 100 16 35
Tahun Tahun
1000
Tabungan Negara (BTN), sedangkan
500
lembaga bank lainnya (Mandiri, BNI,
0
BTN BNI BRI Mandiri Artha
Mandiri Syariah, BTN Syariah,
BTN BNI BRI Mandiri Bukopin
2010 198
Syariah
0 0
Syariah
0 0
Syariah
0 0
Syariah
0 0
Graha
0
Bukopin, Artha Graha dan BRI)
2011
2012
2.133
1.685
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
masih sangat sedikit perannya
2013 3.188 0 0 0 0 30 0 147 0 0 dalam menyalurkan bantuan
2014 2.571 1 0 517 0 0 57 0 0
2015 2.349 0 26 0 0 389 0 0 0 0 perumahan.
2016 1.606 0 19 0 759 0 0 0 4
Tahun
2500 1400
1200
2000
1000
Jumlah Yg Jumlah Yg
Disalurkan 1500 Disalurkan 800
(Unit) (Unit)
1000 600
400
500
200
0 0
BTN BNI BRI Mandiri Artha BTN BNI BRI Mandiri Artha
BTN BNI BRI Mandiri Bukopin BTN BNI BRI Mandiri Bukopin
Syariah Syariah Syariah Syariah Graha Syariah Syariah Syariah Syariah Graha
2010 231 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2010 126 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2011 2.444 58 0 0 0 0 0 0 0 0 2011 1.355 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2012 1.341 2 29 0 0 0 0 0 0 0 2012 1.016 0 0 0 0 0 2 0 0 0
2013 1.417 15 304 0 0 0 0 0 0 0 2013 1.252 0 0 0 0 0 30 0 0 0
2014 1.353 63 46 0 10 1 0 0 0 0 2014 939 0 0 0 0 0 3 0 0 0
2015 2.180 116 328 0 31 10 0 0 0 51 2015 1.102 0 16 0 0 0 0 0 81
2016 1.599 100 245 0 11 33 0 0 0 388 2016 713 0 9 0 0 4 0 0 0 307
Tahun Tahun
250
400
200
Jumlah Jumlah
300
Pengembangan Pengembangan
150 294 492
238 248 200
100
149 274 274 247
134 134 100
50 189
110
36 50
0 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun Tahun
Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017 Sumber Data: Direktorat Evaluasi Pembiayaan Perumahan PUPR, 2017
SULAWESI UTARA
120
Jumlah pengembang pada tahun terakhir
100
(2016) terbanyak di Provinsi Sulawesi
80 Selatan dengan jumlah 492
Jumlah
Pengembangan
60
109
pengembangan. Jumlah pengembangan
99 104
40
88 88
77
banyak kemungkinan permintaan rumah
20
untuk MBR juga semakin meningkat
21
0
Tahun
KALIMANTAN BARAT
7000
6000
5000
Jumlah 4000
Debitur 3000 5.933
2000 3.365
3.152 2.788
1000 164 62
1.683
36 102
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HR 70jt 164 62
70 jt < HR 144 jt 36 102
HR 132jt 3.152 2.788 5.933
HR 145jt 1.683 3.365
145 jt < HR 216 jt 2 0
Tahun
Harga rumah untuk MBR di Provinsi Kalimantan Barat masih mengikuti kebijakan yang telah di
tetapkan oleh pusat melalui PM Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012
(batas maks harga rumah tapak Rp. 70.000.000, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp.
145.000.000,00 ) , Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp. 145.000.000,00 )
HARGA RUMAH UNTUk MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)
SULAWESI SELATAN
8000
7000
6000
5000
Jumlah
4000 7.449
Debitur
3000
2000
160 138 2.746
1000 71 377 1.473
1.369 1.736
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HR 70jt 160 138
70 jt < HR 144 jt 71 377
HR 132jt 1.473 2.746 7.449
HR 145jt 1.369 1.736
145 jt < HR 216 jt 1 0
Tahun
Harga rumah untuk MBR di Provinsi Sulawesi Selatan masih mengikuti kebijakan yang telah di
tetapkan oleh pusat melalui PM Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012
(batas maks harga rumah tapak Rp. 70.000.000, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp.
145.000.000,00 ) , Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp. 145.000.000,00 )
HARGA RUMAH UNTUk MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)
SULAWESI UTARA
3000
2500
2000
Jumlah
1500
Debitur 2.711
1000
1.282
1.018 1.207
500 125 81 942
1 43
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HR 70jt 125 81
70 jt < HR 144 jt 1 43
HR 132jt 942 1.207 2.711
HR 145jt 1.018 1.282
145 jt < HR 216 jt 0 0
Tahun
Harga rumah untuk MBR di Provinsi Sulawesi Utara masih mengikuti kebijakan yang telah di
tetapkan oleh pusat melalui PM Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012
(batas maks harga rumah tapak Rp. 70.000.000, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp.
145.000.000,00 ) , Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 (harga maksimal rumah KPR Sejahtera Tapak Rp. 145.000.000,00 )
NILAI KREDIT NASABAH MBR
KALIMANTAN BARAT
4000 Tahun 2010 batas maksimum KPR bagi MBR adalah Rp.
3500
80.000.000 (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nomor 14 Tahun 2010 )
3000
3365 Tahun 2012 batas maksimum KPR bagi MBR adalah Rp.
Jumlah 2500 63.000.000 (Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
3152 NK 80
Debitur 2767
Berdasar
2000
2136 2388
63 jt < HR 126
Indonesia Nomor 04 Tahun 2012 )
Nilai Kredit 1500
HR 126,875
Wilayah IIII harga maksimal nilai KPR Sejahtera Tapak Rp.
1000 126.875.000,00 (Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
126,875 jt < HR 189 j
500
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2012 )
198 677
Nilai kredit nasabah di tiga wilayah (Kalimantan Barat, Sulawesi
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Selatan dan Sulawesi Utara) masih sesuai dengan Kebijakan
Tahun pusat
POPULASI PENERIMA
BANTUAN PEMBIAYAAN
PERUMAHAN DENGAN SKEMA
FLPP WILAYAH III (2010-2014)
KALIMANTAN BARAT
FLPP 22.291 Unit, JUMLAH SAMPEL
KESELURUHAN
MENGGUNAKAN TABEL
SULAWESI SELATAN TOTAL POPULASI ISASC DAN MICHAEL
FLPP 15.843 Unit 48.476 Unit
TINGKAT KEPERCAYAAN
95 % maka n =346 sampel
SULAWESI UTARA n diambil = 385 sampel
FLPP10.343 Unit
Sampel Strata
Menggunakan nFLPP Kalbar 180
Formula nFLPP Sulsel 125
nFLPP Sulut 80
JUMLAH SAMPEL
POPULASI PENERIMA KESELURUHAN
BANTUAN PEMBIAYAAN MENGGUNAKAN TABEL
PERUMAHAN DENGAN SKEMA ISASC DAN MICHAEL
FLPP, SSB, SSA DAN SBUM
WILAYAH III (2015-2016) TINGKAT KEPERCAYAAN
17.004 Unit 95 % maka n =342 sampel
n diambil = 385 sampel
Sampel Strata
Menggunakan nFLPP 174
Formula nSSB 66
nSSA 145
Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR
Cumulative Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mudah Sekali 7 5.6 5.6 5.6 Valid Mudah Sekali 23 12.8 12.8 12.8
Sulit Sekali 12 9.6 9.6 100.0 Sulit Sekali 21 11.7 11.7 100.0
Syarat_Administrasi_Utk_KPR Syarat_Administrasi_Utk_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mudah Sekali 9 7.2 7.2 7.2 Valid Mudah Sekali 20 11.2 11.2 11.2
Sulit Sekali 7 5.6 5.6 100.0 Sulit Sekali 20 11.2 11.2 100.0
Syarat administrasi dalam mendapatkan KPR pada periode 2010- Pada periode 2015-2016 syarat adminitrasi untuk mendapatkan KPR
2014 tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang juga tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang
menjawab pertayaan mudah sebesar 45,6 %, sedangkan yang menjawab pertayaan mudah seklai dan mudah sebesar 46,37 %,
menjawab sulit dan sulit sekali hanya 17,6 %. sedangkan yang menjawab sulit sekali hanya 24,58 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN
Info_Adanya_Bantuan_KPR Info_Adanya_Bantuan_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Media 14 11.2 11.2 11.2 Valid Media 35 19.6 19.6 19.6
Sebagian besar debitur mendapatkan info bantuan perumahan Pada periode 2015-2016 sumber informasi mulai bergeser, peran
selain dari media, pemerintah, perbankan dan pengembang yaitu media dan pengembang mulai besar dalam mempromosikan
dari info saudara, pameran, brosur, spanduk. Hal ini ditunjukkan rumah bersubsidi, peran pameran, brosur, spanduk mulai
dengan banyaknya debitur yang menjawan lainnya (48 %). berkurang, sumber info lainnya sebesar 30,73 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN
Alasan_Membeli_Rumah Alasan_Membeli_Rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Belum Punya Rumah 70 56.0 56.0 56.0 Valid Belum Punya Rumah 95 53.1 53.1 53.1
Perubahan Lingkungan 7 5.6 5.6 61.6 Perubahan Lingkungan 25 14.0 14.0 67.0
Anggota Keluarga Bertambah 15 12.0 12.0 73.6 Anggota Keluarga Bertambah 20 11.2 11.2 78.2
Alasan membeli rumah baik pada periode 2010-2014 dan 2015-2016, sebagian besar debitur
menjawab belum punya rumah, masing masing sebesar 56 % dan 53,07 %, sedangkan alasan membeli
rumah untuk investasi sangat kecil yaitu sebesar 6, 4 % dan 6,15 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN
Penilaian_Terhadap_Program_KPR Penilaian_Terhadap_Program_KPR
Cumulative Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangai Sesuai 11 8.8 8.8 8.8 Valid Sangai Sesuai 29 16.2 16.2 16.2
Tidak Sesuai 16 12.8 12.8 91.2 Tidak Sesuai 20 11.2 11.2 86.0
Sangat Tidak Sesuai 11 8.8 8.8 100.0 Sangat Tidak Sesuai 25 14.0 14.0 100.0
Para debitur menilai bahwa program KPR sesuai untuk memudahkan tingkat kepemilikan
rumah.
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK FISIK PERUMAHAN DI
SULAWESI SELATAN
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI SELATAN
Periode Tahun 2010-2014 Secara Umum kondisi PSU Periode Tahun 2015-2016
berdasarkan persepsi
debitur untuk periode
2010-2014 dan 2015-2016
dapat dikatakan biasa,
kondisi ini dapat dilihat
dari prosentase jawaban
debitur yaitu sebesar 38,4
% dan 32,4 %
Periode Tahun
Periode Tahun 2010-2014
2015-2016
Periode Tahun
Periode Tahun 2010-2014
2015-2016
Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR Proses_Untuk_Mendapatkan_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mudah Sekali 13 16.0 16.0 16.0 Valid Mudah Sekali 9 26.5 26.5 26.5
Sulit Sekali 8 9.9 9.9 100.0 Sulit Sekali 1 2.9 2.9 100.0
Syarat_Administrasi_Utk_KPR Syarat_Administrasi_Utk_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mudah Sekali 12 14.8 14.8 14.8 Valid Mudah Sekali 6 17.6 17.6 17.6
Sulit Sekali 7 8.6 8.6 100.0 Sulit Sekali 1 2.9 2.9 100.0
Syarat administrasi dalam mendapatkan KPR pada periode 2010- Pada periode 2015-2016 syarat adminitrasi untuk mendapatkan KPR
2014 tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang juga tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang
menjawab pertayaan mudah sebesar 59,2 %, sedangkan yang menjawab pertayaan mudah seklai dan mudah sebesar 52,9 %,
menjawab sulit dan sulit sekali hanya 22,2 %. sedangkan yang menjawab sulit sekali hanya 11,7 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA
Info_Adanya_Bantuan_KPR Info_Adanya_Bantuan_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Media 24 29.6 29.6 29.6 Valid Media 5 14.7 14.7 14.7
Pada periode 2010-2014, para debitur mengatakan bahwa Pada periode 2015-2016 sumber informasi mulai bergeser, peran
mendapatkan informasi mengenai rumah bersubsidi dari berbagai pengembang mulai besar dalam mempromosikan rumah
sumber baik dari media, pemerintah, perbankan dan pengembang bersubsidi. Sumber informasi lainnya (pameran, brosur, spanduk
mulai naik sebesar 38,24 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA
Alasan_Membeli_Rumah
Alasan_Membeli_Rumah
Cumulative
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum Punya Rumah 43 53.1 53.1 53.1 Valid Belum Punya Rumah 33 97.1 97.1 97.1
Perubahan Lingkungan 11 13.6 13.6 66.7 Perubahan Lingkungan 1 2.9 2.9 100.0
Alasan membeli rumah baik pada periode 2010-2014 dan 2015-2016, sebagian besar debitur
menjawab belum punya rumah, masing masing sebesar 53,1 % dan 97,06 %, sedangkan alasan
membeli rumah untuk investasi sangat kecil yaitu sebesar 7,41 % dan 0 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA
Penilaian_Terhadap_Program_KPR Penilaian_Terhadap_Program_KPR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangai Sesuai 18 22.2 22.2 22.2
Valid Sangai Sesuai 13 38.2 38.2 38.2
Sesuai 33 40.7 40.7 63.0
Sesuai 14 41.2 41.2 79.4
Biasa 10 12.3 12.3 75.3
Biasa 6 17.6 17.6 97.1
Tidak Sesuai 12 14.8 14.8 90.1
Para debitur menilai bahwa program KPR sesuai untuk memudahkan tingkat kepemilikan
rumah baik pada periode 2010-2014 maupun 2015-2016.
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK FISIK PERUMAHAN DI
SULAWESI UTARA
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) SULAWESI UTARA
Syarat administrasi dalam mendapatkan KPR pada periode 2010- Pada periode 2015-2016 syarat adminitrasi untuk mendapatkan KPR
2014 tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang juga tidak sulit ini ditunjukkan dengan prosentasi debitur yang
menjawab pertayaan mudah sekali dan mudah sebesar 42,8,2 %, menjawab pertayaan mudah seklai dan mudah sebesar 38,1 %, akan
sedangkan yang menjawab sulit dan sulit sekali hanya 14,5 %. tetapi syang menjawab sulit sekali cukup besar yaitu 34,1 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT
Alasan membeli rumah baik pada periode 2010-2014 sebagian besar debitur menjawab belum punya
rumah, 69,4 % . Sedangkan pada periode 2015-2016 alasan membeli rumah untuk investasi relatif
cukup besar yaitu sebesar 15,03 % dan alasan beli rumah karena belum punya rumah hanya sebesar
40,46 %.
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT
Para debitur menilai bahwa program KPR sesuai untuk memudahkan tingkat kepemilikan
rumah baik pada periode 2010-2014 maupun 2015-2016.
HASIL WAWANCARA DENGAN DEBITUR
TERKAIT ASPEK FISIK PERUMAHAN DI
KALIMANTAN BARAT
PENGUMPULAN DATA PRIMER (WAWANCARA DEBITUR) KALIMANTAN BARAT
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH
DAERAH DI PROVINSI SULAWESI UTARA DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1) Pemerintah daerah selama ini belum mempunyai program 1) Pemerintah daerah belum memiliki program
pembiayaan perumahan seperti yang tercantum dalam RPJMD pembiayaan perumahan bagi masyarakat
maupun RPJPD atau rencana program sektoral lainnya. Penyebab berpenghasilan rendah (MBR), namum beberapa
belum adanya program pembiayaan perumahan terkait masalah PEMDA di wilayah Provinsi Kalimantan Barat telah
keterbatasan dana pembangunan. menerbitkan Peraturan Daerah terkait dengan luas
2) Pada dasarnya pemerintah daerah mengetahui program minimal tanah untuk perumahan MBR .
pembiayaan perumahan, sedangkan untuk skema pembiayaan 2) Kawasan perumahan yang dibangun oleh
perumahan (FLPP, SSB, SBUM dan SSA) hanya di mengerti oleh pengembang telah sesuai dengan rencana pola
beberapa orang. ruang baik ditingkat RTRW maupun tingkat RDTRK,
3) Rencana pembangunan rumah bersubsidi dapat dipastikan sesuai kondisi ini bisa diklarifikasi pada saat pengajuan
dengan rencana penataan ruang, hal ini dikarenakan pada saat ijin, jika menyimpang dengan rencana tata ruang
pengajuan ijin mendrikan bangunan ada tahapan yang harus maka ijin membangun tidak dikeluarkan
dilalui yaitu pengajuan SKRK (Surat Keterangan Rencana Kota). 3) Saran dari pemerintah daerah , diharapkan
Pada pengajuan ini pemerindah daerah akan mengecek kebijakan yang di keluarkan oleh pusat
kesesuaian antara pembangunan kawasan perumahan dengan memperhatikan kebijakan daerah sehingga terjadi
peruntukan ruang kawasan. sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah.
1) Program pembiayaan untuk rumah bersubsidi diarahkan di sekitar luar Kota Makasar, hal ini
RANGKUMAN HASIL dikarenakan harga rumah bersubsidi sulit direalisasikan di Kota Makasar.
WAWANCARA DENGAN 2) Rencana penyediaan perumahan bersubsidi pada dasarnya sudah sesuai dengan rencana pola
PEMERINTAH DAERAH ruang baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun rencana ditingkat detail. Pengecekan kesesuaian
DI PROVINSI SULAWESI ruang terjadi pada saat pengajuan ijin IMB, tidak sesuai dengan rencana pola ruang maka iji
SELATAN mendirikan bangunan tidak dikeluarkan.
3) Saran dari pemerintah daerah , diharapkan kebijakan yang di keluarkan oleh pusat memperhatikan
kebijakan daerah khususnya terkait harga rumah sebagai akibat harga tanah yang semakin
meningkat.
HASIL WAWANCARA DENGAN LEMBAGA PENYALUR DANA BANTUAN (BANK)
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN LEMBAGA BANK RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN LEMBAGA BANK
DI PROVINSI SULAWESI UTARA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1) Lembaga penyalur dana bantuan pada dasarnya sangat siap 1) Pemberian kuota jumlah unit perumahan subsidi
untuk menyalurkan jumlah dana berapapun berdasarkan ditentukan oleh pusat, bank hanya menjadi
pengalaman yang ada. lembaga penyalur dana bantuan.
2) Faktor yang menyebabkan pengajuan KPR di tolak bank terdiri 2) Pihak bank melakukan pengecekan terhadap
dari batas penghasilan, jarak lokasi rumah, batas umur calon rumah yang dihuni sebanyak 2 kali dalam setahun,
debitur dan BI checking administrasi permohonan. pengecekan juga dilakukan ketika debitur tidak
3) Batas waktu penyerahan rumah setalh terjadi akad kredit kurang membayar cicilan rumah.
dari satu bulan. 3) Proses pengajuan KPR sangat cepat, kurang lebih
4) Lembaga penyalur dana bantuan di Provinsi Sulawesi Utara hanya memerlukan waktu selama 15 hari kerja.
sebagian besar ditangani oleh Bank Tabungan Negara, lembaga 4) Penolakan pengajuan KPR oleh debitur
penyalur bantuan dana yang lain Bank Artha Graha dan mandiri dikarenakan.
5) Pihak bank melakukan pengecekan sendiri kondisi bangunan 5) Jangka waktu penyerahan unit rumah subsidi
yang telah di bangun pengembang agar dapat dipastikan kualitas memerlukan waktu kurang lebih 1 bulan.
bangunan dalam kondisi baik.
1) Lembaga bank melakukan verifikasi terhadap pengembangan KPR sejahtera melalui berbagai cara
RANGKUMAN HASIL yaitu legalitas, BI Checking, cash flow usaha, laporan keuangan dan verifikasi dokumen.
WAWANCARA DENGAN 2) Salah satu faktor yang penting dalam penolakan pengajuan KPR oleh debitur adalah bahwa debitur
LEMBAGA BANK DI pernah menganbil KPR, jadi dapat dipastikan tidak terjadi satu orang mengambil dua KPR
PROVINSI SULAWESI 3) Rata-rata pengajuan proses KPR selama 35 hari atau sebelum lebih.
SELATAN 4) Pengawasan terhadap hunian yang sudah diserahterimakan kepada debitur dilakukan pada saat
ada tunggakan angsuran dan saat kunjungan dari tim pusat
HASIL WAWANCARA DENGAN PENGEMBANG
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENGEMBANG RANGKUMAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENGEMBANG
DAERAH DI PROVINSI SULESI UTARA DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
1) Permasalahan yang dihadapi oleh pengembangan di wilayah ini pada dasarnya hampir sama
RANGKUMAN HASIL dengan wilayah lain yaitu birokrasi yang cukup rumit dalam urusan perijinan.
WAWANCARA DENGAN 2) Biaya yang dikenakan dalam mengurus perijinan disamakan dengan perumahan komersial,
PENGEMBANG DAERAH mungkin lebih baik dibedakan antara perijinan rumah subsidi dengan rumah komersial.
DI PROVINSI SULAWESI 3) Manfaat yang diperoleh pengembang dalam membangun perumahan bersubsidi pada dasarnya
SELATAN tidak berorientasi pada keuntungan tapi membantu MBR untuk memiliki rumah.
4) Kendala yang dihadapi dalam membangun perumahan bersubsidi adalah harga bahan bangunan
yang mahal.
ANALISIS DATA
Analisis kebijakan
Analisis Tingkat Kepuasan Debitur Rumah yang Dihuni
Analisis Backlog Perumahan
Analisis Efisiensi Pelaksanaan Program
Analisis Lembaga Penyalur Dana Bantuan
Kajian Memorandum Of Understanding (MOU) Yang Telah
Dilaksana
Analisis Gender
ANALISIS KEBIJAKAN TERKAIT PEMBIAYAAN PERUMAHAN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP RUMAH BERSUBSIDI SULAWESI SELATAN
Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga
RumahSulawesi Selatan 2010-2014 RumahSulawesi Selatan 2015-2016
Hubungan antara tingkat kepuasan rumah yang dihuni dengan harga beli KPR
mempunyai korelasi positif dan bermakna baik periode 2010-2014 atau 2015-
2016
Ploting Tingkat Kepuasan Ploting Tingkat Kepuasan
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP RUMAH BERSUBSIDI SULAWESI UTARA
Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga
RumahSulawesi Utara 2010-2014 RumahSulawesi Utara 2015-2016
Hubungan antara tingkat kepuasan rumah yang dihuni dengan harga beli KPR
mempunyai korelasi positif periode 2010-2014 sedangkan pada periode
2015-2016 memiliki korelasi negatif
Ploting Tingkat Kepuasan Ploting Tingkat Kepuasan
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP RUMAH BERSUBSIDI KALIMANTAN BARAT
Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Rumah Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Dan Harga Rumah
Kalimantan Barat 2010-2014 Kalimantan Barat 2015-2016
Hubungan antara tingkat kepuasan rumah yang dihuni dengan harga beli KPR
mempunyai korelasi positif dan bermakna baik periode 2010-2014 atau 2015-
2016
Perbandingan
Backlog Perumahan Provinsi Kalimantan Barat Backlog Perumahan dan Program Pembiayaan Perumahan
260.000
260.000 Realisasi Pembiayaan Perumahan
247.979 250.000
250.000 243.728 244.328 244.632 Backlog Perumahan
240.000 240.000
231.248 Jumlah
Backlog Rumah
230.000 230.000
Perumahan 217.506
(Unit) 220.000 213.320 213.190 220.000
210.000
210.000
200.000
200.000
190.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 190.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun Tahun
ANALISIS DAN EVALUASI BACKLOG PERUMAHAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Tahun
ANALISIS DAN EVALUASI BACKLOG PERUMAHAN PROVINSI SULAWESI UTARA
Perbandingan
Backlog Perumahan Provinsi Sualwesi Utara Backlog Perumahan dan Program Pembiayaan Perumahan
120.000
140.000 Realisasi Program Pembiayaan
116.042 115.000 Perumahan
113.268 111.553 111.887
120.000 106.714
97.046 98.263 96.194 110.000 Backlog Perumahan
100.000 Jumlah
Rumah
Backlog 80.000 105.000
Perumahan
(Unit) 60.000 100.000
40.000 95.000
20.000
90.000
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 85.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Tahun
ANALISIS EFISIENSI PELAKSANAAN PROGRAM
Prosentase Penyaluran Dana Oleh Lembaga Keuangan Di Prosentase Penyaluran Dana Oleh Lembaga Keuangan Di
Provinsi Kaliantan Barat Provinsi Sulawesi Selatan
120% 120%
100% 100% 100% 100% 98% 98%
95% 100% 92%
100% BTN
82% 85% 82%
BTN Syariah 80% BTN
80% 80%
67% BNI 67% BTN Syariah
BNI Syariah BNI
60% 60%
BRI BNI Syariah
BRI Syariah BRI
40% 40%
Mandiri Syariah BRI Syariah
32%
Bukopin Artha Graha
20% 20%
16% 14% Artha Graha 18% 16%
12% 10%
0% 0% 0% 0% 1%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2%
0% 0% 3%
1% 1%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
No MOU
No Lembaga Bank Ruang Lingkup Status
TGL MOU Pihak 1 Pihak
FLPP, Konvensional
Selesai
1 PT. Bank Tabungan Negara (BTN), Tbk 06-Jan-15 01/PKS/M/ 2015 001/MOU/DIR/2 015 & Syariah
BHK-BAGI/DIV-
2 PT. Bank Artha Graha International, Tbk 8-May- 14 01/DP/PK S/2014 Prodev&EB/001 FLPP, Konvensional Selesai
/V/2014
3 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 15-May- 15 09.2/PKS/ M/2015 233- DIR/KRK/04/20 15 FLPP, Konvensional Selesai
4 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 06-Mar-15 07/PKS/M/ 2015 DIR/12 FLPP, Konvensional Selesai
5 PT. Bank BRISyariah 02-Feb-15 03/PKS/M/ 2015 DIR.MOU/02/20 15 FLPP, Konvensional Selesai
6 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 23-Nov-15 12/PKS/D P/2015 86/MOU/DIR/20 15 Selisih Angsuran Selesai
7 PT. Bank Artha Graha International, Tbk Selisih Angsuran -
Sumber : Laporan Kinerja (LAKIP) Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan
ANALISIS GENDER