Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Geografi Sosial


Konsep kajian geografi diterapkan pada berbagai aspek lingkungan
geografi sesuai tingkat perkembangan sosial, ekonomi, budaya, dan
penguasaan teknologi, interaksi manusia dengan lingkungan, studi wilayah,
permukaan bumi sebagai lingkungan hidup dimana manusia dapat
menggunakan sumberdaya alam. Geografi sosial mengkaji tentang kaitan
kriminalitas dan kemiskinan, kesehatan dan perlindungan terhadap
kesehatan, serta variasi dari pergerakan sosial yang menjadikan awal
perubahan sosial dan politik.

Geografi manusia merupakan cabang geografi yang mempelajari tentang


aspek keruangan yang dijadikan sebagai tempat terjadinya aktivitas
manusia. Geografi manusia terbagi menjadi beberapa cabang yaitu
geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi
permukiman, dan geografi sosial. Geografi manusia disebut juga dengan
istilah geografi sosial mayor. Adapun geografi sosial yang cabangnya
terdiri atas kajian geografi manusia disebut geografi sosial minor.

Terdapat perbedaan mendasar di antara geografi manusia dengan geografi


sosial minor dalam keluasan pembahasannya. Kajian dalam geografi
manusia ditunjang oleh ilmu politik, ekonomi, dan sosiologi. Selain ilmu-
ilmu penunjang yang telah disebutkan, dalam geografi dikenal dengan
teknik penunjang untuk melakukan analisisnya. Teknik penunjang tersebut
antara lain mencakup kartografi yaitu ilmu tentang perpetaan,
penginderaan jauh (ilmu tentang pemantauan jarak jauh objek-objek
geografis) dan sistem informasi geografis yaitu ilmu tentang analisis
fenomena-fenomena geografis dan nongeografis terhadap suatu wilayah
dan peruntukannya.

Geografi manusia merupakan cabang geografi dengan kajian aspek


keruangan gejala di muka bumi, manusia sebagai pokok kajian (meliputi
aspek kependudukan, ekonomi, politik, dan sosial budaya). Geografi sosial
sebagai studi tentang relasi sosial dan struktur keruangan, geografi
mentransfer teori sosial (Johnston et al, 2000)

Geografi sosial memperhatikan analisa spatial dalam menganalisa


permasalahan sosial, geografi sosial memperhatikan pentingnya ruang
sebagai tempat kehidupan dan institusi sosial, struktur sosial serta relasi
sosial (Gregory & Urry, 1985)

B. Unsur- unsur Geografi Sosial


1. Manusia, sebagai individu maupun golongan

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain,


oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan
manusia yang lain. Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat
menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus
menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan
yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di
dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi
secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di
anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu
dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok. 

Manusia / umat manusia secara luas dalam geografi berbeda dari geografi
fisik dalam hal ini memiliki fokus lebih besar pada pola belajar tidak
berwujud atau abstrak sekitar aktivitas manusia dan lebih menerima
metodologi penelitian kualitatif. Ini mencakup dengan kompas manusia,
politik, budaya, aspek sosial dan ekonomi dari ilmu-ilmu sosial.

2. Lingkungan alam
Termasuk lingkungan alam adalah tanah, air, udara yang ada di atasnya,
dan segala jenis kekayaan alam yang ada di dalamnya. Manusia tidak
akan dapat hidup tanpa alam. Segala jenis kekayaan yang dibutuhkan
manusia ada di negara kita. Ini merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang wajib kita syukuri dan kita lestarikan. Tidak semua negara
mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Indonesia mempunyai tanah
yang subur, hasil hutan yang melimpah, ikan yang banyak dan lain
sebagainya. Kekayaan alam yang melimpah bila tidak dipelihara dengan
baik maka akan menimbulkan bencana misal hutan yang gundul akan
menimbulkan banjir, penggalian tanah yang tidak terorganisir akan
menimbulkan tanah longsor. Ada kekayaan alamyang dapat diperbaharui
ada pula yang tidak dapat diperbaharui. Untuk itulah manusia harus
memanfaatkan kekayaan alam seefisien mungkin, tidak dihabiskansaat ini,
tetapi juga dipikirkan anak cucu kita kemudian. Hutan yang sudah
gundulsupaya ditanami lagi dan seterusnya.

3. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara manusia dengan lingkungan


alam dan antara manusia dengan manusia
Hubungan timbal balik manusia dengan alam sangat ditentukan oleh
kemampuan manusia dan alam sesuai karakternya masing-masing.
Keduanya memerlukan hubungan timbal balik secara berkelanjutan.
Melalui pengelolaan lingkungan hidup secara bijaksana selain dapat
menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup, juga dapat menjamin
kebutuhan dan kemakmuran umat manusia itu sendiri. Oleh karenanya.
disadari atau tidak, keseimbangan dalam lingkungan kehidupan manusia
dan lingkungan alam dapat terganggu karena ulah manusia itu sendiri.

C. Bidang Geografi Sosial


1.Pembangunan

Pembangunan adalah studi geografi bumi dengan mengacu pada standar


hidup dan kualitas hidup penduduk manusia, studi lokasi, distribusi dan
organisasi spasial dari aktivitas ekonomi di seluruh bumi. Subyek yang
diteliti sangat dipengaruhi oleh pendekatan metodologis peneliti itugeografi
Pemasaran

2.Ekonomis 
Geografi Ekonomi meneliti hubungan antara sistem ekonomi manusia,
negara, dan aktor-aktor lain, dan lingkungan biofisik.

3.Kesehatan 
Geografi Kesehatan adalah aplikasi informasi geografis, perspektif, dan
metode untuk penelitian kesehatan, penyakit, dan perawatan kesehatan.

4.Historis 
Geografi Sejarah adalah ilmu yang mempelajari manusia, fisik, fiksi,
teoretis, dan "nyata" geografi masa lalu. Sejarah geografi studi berbagai isu
dan topik. Sebuah tema umum adalah studi tentang geografi dari masa lalu
dan bagaimana tempat atau wilayah perubahan melalui waktu. Banyak ahli
geografi sejarah studi pola geografis melalui waktu, termasuk bagaimana
orang berinteraksi dengan lingkungan mereka, dan menciptakan lanskap
budaya.

5.Politik 
Geografi politik berkaitan dengan studi dari kedua hasil rata spasial proses
politik dan cara-cara di mana proses politik itu sendiri dipengaruhi oleh
struktur ruang.Seperti Pemilu geografi, geopolitik, geografi geografi dan
Militer Strategis

6.Populasi 
Penduduk geografi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang variasi
spasial dalam distribusi, komposisi, migrasi, dan pertumbuhan populasi
berhubungan dengan sifat tempat.

7.Pariwisata
Geografi Pariwisata adalah studi tentang perjalanan dan pariwisata
sebagai sebuah industri, sebagai aktivitas manusia, dan terutama sebagai
pengalaman tempat-berbasis. Seperti geografi Transportasi

D. Kontribusi Geografi Sosial


Mengkover variasi fenomena (produksi pertanian dan keamanan pangan,
perubahan kependudukan, penyebaran penyakit, manajemen sumber
daya, polusi lingkungan, perencanaan regional, simbolisasi bentang lahan).
Mencari jawaban atas mengapa dan bagaimana hubungan timbal balik
antara faktor geografi terkait fenomena alam, sosial, ekonomi, politik dan
budaya.

Selain itu geografi sosial mengkaji segala permasalahan yang kerap


dialami oleh manusia. Kontribusi geografi sangatlah dibutuhkan oleh
manusia dalam melangsungkan kehidupannya. Baik yang berkaitan
dengan lingkungan maupun manusia itu sendiri. 

E. Geografi Sosial Dalam Teori dan Kajian Sosial 


Peranan geografi dalam kajian geosfer meliputi atmosfer berkaitan dengan
ilmu cuaca, ilmu iklim. Lithosfer mendalami tentang stratigrafi, mineralogi,
konfigurasi topografi, struktur dan jenis batuan maupun proses terjadi,
pembetukan, penyebaran dan implikasinya di dalam penggunaan lahan,
konservasi tanah maupun kajian sumber daya lahan. Hidropsfera berkaitan
dengan hidrografi berkenaan dengan air di permukaan bumi; terdapatnya,
penyebarannya, sirkulasinya, kualitasnya termasuk relief permukaan bumi
di wilayah pantai, berbagai aktifitas gelombang. Biosfer menekankan
keberadaan fauna dan flora maupun penyebarannya di permukaan bumi.
Antroposfer menekankan pada kajian manusia dan segala aktifitasnya di
permukaan bumi dengan segala akal budinya dalam melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Keseluruhan analisis interaksi, integrasi,
interdependensi dan interelasi antar fenomena dengan analisis; keruangan,
kelingkungan dan kewilayahan merupakan ciri khas yang dimiliki kajian
geografi (Johnston, 1983; Harvey dan Holly, 1981; Jensen, 1984; Hagget,
1984; Bintarto dan Surastopo, 1984, Sumaatmadja, 1984 dan Daldjoeni,
1996). 

Menempatka geografi di bawah ilmu sosial mengedepankan kajian geosfer


dengan pusat perhatian geografi pada antroposfer berarti memperhatikan
kegiatan manusia di muka bumi dengan melihat unsur geosfer sebagai
wahana. Geografi sebagai ilmu sosial dalam pengembangan ilmu saat ini
mulai selaras dengan penerapan paradigma humanisme yang
mengedepankan pendekatan kualitatif dengan eksistensialisme dan
fenomenologi. Geografi pasca 90 an mengembangakan permasalahan
dengan mempresentasikan pendekatan geografi dan etnografi dalam
sistem informasi geografi dan kebudayaan. Politik posmodern termasuk
sejarah dan prediksi masa depan serta geografi tentang feminisme dan
orientasi pasca kolonial menjadi trend geografi pasca 90 an. Demikian pula
psikologi dan sexualitas dikaitkan dengan pengaruh alam dan lingkungan,
kesehatan dan tempat menjadi perhatian dalam pengembangan geografi
(Dear dan Flusty, 2202). Hubungan keruangan dan masyarakat dengan
mengadopsi teori sosial dengan maiinstream ilmu sosial dan psikologi
menjadi perhatian penting dalam geografi sebagai ilmu sosial. Perhatian
geografi juga mengarah pada apresiasi dan diversifikasi teori dari berbagai
dimensi dalam kajian empirik aktifitas sosial dalam ruang tertentu di muka
bumi. Teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena geosfer
sudah sejak lama sebenarnya mengacu pada teori sosial dalam kaitanya
dengan pemanfatan ruang dari waktu ke waktu. Christaller dengan “Central
Place In South Germany” mengenai penyebaran pemukiman desa dan
kota yang berbeda ukuran luasnya menjadi salah satu teori yang masih
dimanfaatkan dalam kajian geografi. Penyebaran yang kadang
bergerombol atau berkelompok dan terpisah di kemukakan dalam Teori
Tempat Yang sentral (Central Place Theory) di perkuat oleh Losch yang
mengemukan konsep dan teori serupa (Johnston, 1983) Teori ini populer
dalam kajian ekonomi yang termasuk konsorsium “human science”. 

Konsep pelayanan berdasarkan aspek keruangan kepada penduduk


dengan menempatkan aktivitas pada herarki pemukiman yang luasnya
meningkat dan lokasinya ada pada simpul simpul jaringan heksagonal. Von
Thunnen dengan beberapa asumsi seperti kota pasaran harus berlokasi
terpencil di pusat suatu wilayah homogen secara geografis; biaya
transportasi berbanding lurus dengan jarak dengan transportasi
pengangkutan hasil dari tempat produksi ke kota; setiap petani di kawasan
sekeliling kota pasaran menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota dan
biaya transportasinya menjadi tanggungan sendiri; petani cenderung
memilih jenis tanaman yang menghasilkan profit maksimal. Model Von
Thunnen berdasarkan economic rent menghasilkan tata guna lahan yang
di susun zone konsentris dijadikan wacana dalam geografi untuk telaah
lokasi pertanian. Teori Von Thunnen banyak disitir untuk memahami
fenomena geosfer dala kajian geografi. Teori geografi banyak
menggunakan teori yang dikembangkan dalam rumpun ilmu sosial seperti
ekonomi, sosiologi, sejarah, politik dan antropologi memperkuat posisi
geografi sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam ilmu sosial. Teori
lokasi industri Webber, teori perkembangan pola tata guna lahan kota dari
Burgges dan teori sektoral tata guna lahan kota dari Hoyt merupakan
beberapa teori yang diadopsi dalam geografi menggunakan analisa
keruangan, kelingkungan dan kewilayahan (Hammond dan Whynne, 1979).
Untuk menjelaskan fenomena keruangan dengan dimensi waktu masih
banyak teori yang dikembangkan dalam ilmu sosial menjadi wacana dalam
geografi. 

Geografi dalam rumpun ilmu sosial banyak mengembangkan teori sosial


meliputi kependudukan, kebudayaan dan perilaku menyoroti tentang
proses ekonomi, proses sosial, proses politik dan proses psikologi
(Fielding, 1984). Dasar pengembangan geografi sebagai ilmu yang
menekankan aspek kegiatan manusia di muka bumi dengan aspek geosfer
(lithosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer) sebagai tempat kegiatan manusia
merupakan wacana kerangka acuan untuk meletakkan geografi sebagai
ilmu sosial. Adopsi dan aplikasi teori teori sosial untuk analisis dan
pengembangan geografi diharapkan lebih menguatkan geografi sebagai
ilmu sosial. Diharapkan dengan pendekatan khas geografi dapat secara
dinamis menjawab persoalan sosial sesuai dinamika yang terjadi pada
perkembangan sosial di masyarakat. Geografi bukan dicirikan oleh materi
yang dikaji dan pertanyaan tentang apa itu geografi melainkan oleh cara
menjawab pertanyaan (Sutanto, 2000). Bagaimana suatu persoalan dapat
dijawab melalui langkah dan pendekatan geografi sehingga dapat
memaparkan solusi atas fenomena tersebut akan menjadikan geografi
memiliki arti penting. Langkah yang perlu diperhatikan mencari jawaban
atas permasalahan yang kian kompleks dengan metode dan pendekatan
khas geografi. Dinamika kehidupan manusia di muka bumi merupakan
objek studi menarik dan terus berkembang sehingga memerlukan inovasi
agar dalam aplikasi dan pengembangan geografi sebagai ilmu sosial
dengan tetap berpegang pada metode dan pendekatan geografi tidak
mengalami ketertinggalan.

Anda mungkin juga menyukai