Anda di halaman 1dari 11

RESUME MODUL I dan II

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD (PDGK 4301)

Nama : Arief Yuliansyah

NIM : 857423967

Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana

Pokjar/Kelas : SMPN 12 Bandung/ B

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA

2019
MODUL 1

KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

1. KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

a. Pengertian penilaian

a. Tes : yaitu alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang
memerlukan jawaban benar atau salah.

- Yang termasuk tes : tes objektif dan tes uraian.

- Yang termasuk bukan tes : pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap, dan
pedoman wawancara.

b. Pengukuran : kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur.

c. Assessment: kegiatan mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang


diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai
hasil beajar dan perkembangan belajar siswa.

d. Evaluasi : penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu


program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen
pendidikan , dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.

Kesimpulan :

Penilaian : kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan
belajar siswa serta mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan
pendidikan

b. Kedudukan tes, pengukuran , asesmen, dan evaluasi

Tes merupakan jenis alat ukur untuk menagih hasil belajar siswa yang dapat berupa tes dan
non tes.

c. Prinsip – prinsip penilaian


1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi

2. Valid

3. Adil

4. Objektif

5. Berkesinambungan

6. Menyeluruh

7. Terbuka

8. Bermakna

d. Pergeseran paradigma penilaian hasil belajar

Selama ini penilaian hasil belajar siswa kebanyakan hanya dilakukan dengan menggunakan
alat ukur tes saja. Dengan cara ini maka kita tidak dapat mengukur keseluruhan hasil belajar
yang telah dicapai siswa. Karena itu, ahli pendidikan mengusulkan penilaian hasil belajar
siswa menggunakan asesmen, dengan begitu kita dapat mengukur tidak hanya dari hasil
belajar saja tapi juga dari proses belajar siswa secara menyeluruh.

A. PERGESERAN PARADIGMA PENILAIAN HASIL BELAJAR


Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Garis Garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP)ataupun dalam Satuan Pembelajaran (SP) terdapat tujuan yang
mengukur ranah efektif dan psikomotor
Tes mempunyai kelemahan antara lain :
1. Hampir semua jenis tes hanya dapat mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif
dan keterampilan sederhana
2. Hasil tes seringkali dijadikan sebagai satu-satunya indikator keberhasilan belajar
siswa
3. Dalam pelaksanaannya tes selalu menimbulkan kecemasan pada diri peserta tes
walaupun secara psikologis kecemasan diperlukan agar peserta tes mampu
menunjukan hasil yang maksimal

Para ahli pendidikan mengusulkan penilaian hasil belajar dengan menggunakan


asesmen, karena dengannya selain mengukur hasil belajar tetapi juga kita dapat mengukur
proses belajar siswa secara menyeluruh
2. JENIS DAN FUNGSI PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
a. Tes seleksi dan fungsinya
 Yaitu : tes untuk memilih calon yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program.
 Fungsi : menghasilkan calon-calon teerpilih yang dapat diterima untuk mengikuti
suatu program.
b. Tes penempatan dan fungsinya
 Yaitu untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya.
 Fungsi : mengelompokkan siswa dalam satu kelompokyang relatif homogen
kemampuan atau ketrampilannya.
c. Pre test – post test dan fungsinya
 Pre test yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran
yang akan disampaikan.
 Post test yaitu untuk menngetagui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program
setelah mereka mengikuti program tersebut.
 Fungsi : menilai efektivitas proses pembelajaran
d. Tes diagnostik dan fungsinya
 Yaitu untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi
pelajaran.
 Fungsi : langkah awal untuk menentukan dan memperbaiki atau menghilangkan
penyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.
e. Tes formatif dan fungsinya
 yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran
yang baru saja diajarkan.
 Fungsinya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

f. Tes sumatif dan fungsinya


 Yaitu untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses
pembelajaran.
 Fungsinya menilai hasil belajar siswa.
g. Tes unjuk kerja yaitu untuk menilai performance siswa dalam menghayati atau

menghasilkan suatu karya atau hasil belajar.


MODUL 2
PENGEMBANGAN TES HASIL
BELAJAR
1.    KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES
Terdapat 2 jenis tes yang banyak digunakan di sekolah sebagai alat ukur hasil belajar siswa,
yaitu tes objektif yang tepat untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, sedangkan tes
uraian lebih tepat untuk mengukur tingkatan kognitif yang lebih tinggi seperti analisis,
evaluasi dan kreasi

A.    Tes Objektif

KELEMAHAN
&
KEUNGGULAN
 UPAYA UNTUK
MEMINIMALKANNYA
 Tepat digunakan untuk mengukur  Butir soal yang ditulis
proses berpikir rendah sampai dengansedang (ingatan, cenderung mengukur
pemahaman, penerapan). proses berpikir rendah.
 Semua / sebagian besar materi yang Upaya : agar soal yang
telah diajarkan dapat ditanyakan saatujian sehingga se ditulis dapat mengukur
mua/ sebagian besartujuan pembelajaran yang tujuan pembelajaran yang
ditetapkandalam RPP dapat diukurketercapaiannya. ditetapkan  penulis harus
 Pemberianskor pada berorintasi pada kisi-kisi
setiap siswadapat dilakukan dengan cepat ,tepat, soal.
dan konsisten karena jawaban yang  Membuat pertanyaan
benar untuk setiap butir soal sudahjelas dan pasti. tes objektif yang lebih
 Memungkinkan untuk dilakukananalisis butir soal. baik lebih sukar
5.       Tingkat kesukaran soal dapatdikendalikan. sehingga membutuhkan
 Informasi yang diperoleh lebih kaya. waktu lebih lama.
Upaya : penulis sudah
terlatih d,engan baik dalam
menulis tes objektif.
 Kemampuan anak dapat
terganggu oleh
kemampuannya dalam
membaca dan menerka.
Upaya : menuliskan butir
soal dengan baik sesuai
kaidah penulisan butir soal
objektif yang telah
ditentukan.
 Anak tidak dapat
mengorganisasian ,
menghubungkan, dan
menyatakan idenya
sendiri karena semua
alternatif jawaban untuk
setiap pertanyaan sudah
diberikan oleh penulis
soal.
Upaya: menggunakan tes
uraian
B.     Tes Uraian

 Keunggulan :

-            Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi

-            Tepatdigunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang


tidak dapat diukurdengan tes objektif

-            Waktu yang digunakan untukmenulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada waktu yang


digunakan untuk menulis satu set tes objektif

-            Menulis tes uraian yang baik relative lebih mudah dari pada menulis tes objektif.

 Kelemahan:

-            Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan

-            Sukar memeriksa jawaban siswa

 Pemberian skor yang
kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu :

-          Adanya hallo effect

-          Adanya efek bawaan ( carry over effect)

-          Efek urutan pemeriksaan ( order effect)

-          Pengaruh penggunaan bahasa
-          Pengaruh tulisan tangan

 Upaya untuk meminimalkan kelemahan :

-          Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah


membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa ( tes uraian terbatas )

- Upaya untuk mengurangi unsure subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa hasil
ujian tanpa nama.

-          Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah :

  Gunakan tes uraian terbatas

  Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa

  Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua

  Lakukan uji coba pemeriksaan

-          Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan /


menutup nama pesertates

-          Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal no


1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal no 2
juga untuk keseluruhsiswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir

-          Upaya menghindari order effect


adalah dengan berhenti memeriksa jika anda sudah merasalelah dalam memeriksa.

2.    MENGEMBANGKAN TES

A.    Tes Objektif

1)      Tes benar salah / true false item

-          Fungsi :

  Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai


fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.

  Mengukur kemampuan siswa unuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.

  Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

-          Keunggulan : mudah dikonstruksikan, dapat mennanyakan banyak sampel materi, mudah


penskoran, tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
-          Kelemahan : probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%, sebagian
besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana
yaitu aspek ingatan.

2)      Tes menjodohkan / matching exercise

-          Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis
dan kolom kedua adalah jawaban / respon.

-          Keunggulan : mudah dibuat, mudah penskorannya, dapat menguji banyak materi yang telah
diajarkan pada siswa.

-          Kelemahan : butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

3)      Tes pilihan ganda / multiple choice

-          Ragam tes pilihan ganda :

a.       Melengkapi pilihan ( ragam A)

Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.

b.      Hubungan antarhal (ragam B)

Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata
sebab.

c.       Analisi kasus (ragam C)

d.      Ganda kompleks (ragam D)

e.       Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )

-          Mengkonstruksi tes objektif yang baik

a.       Saran dalam mengkonstruksi tes B-S


       Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan yang

membingungkan/ bermakna ganda.


       Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tdk mengukur

kompetensi.
       Upayakan butir soal tsb menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

       Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.


       Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.

       Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimaat.

       Jumlah jawanan untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.

b.      Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan


       Pernyataan pernyataan dibawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari pernyataan yang

homogen.
       Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.

       Penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari premis.

       Jika jawaban pada respon berbentuk angka penulisan harus diurutkan.

       Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respon pada halaman yang sama.  

c.       Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda


       Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.

       Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif  jawaban.

       Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.

       Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek kalimat dan

pengecoh menarik untuk dipilih.


       Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.

       Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.

       Hindari penggunaan ungkapan negatif dlm penulisan soal.

       Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.

       Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.

       Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.

       Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.

B.     Tes Uraian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu :

a)      Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.

b)      Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.

c)      Kembangkan butir soal dari suatu kasus.

d)     Gunakan tes uraian terbatas.

e)      Usahakan pertnyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.

f)       Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.

g)      Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.

h)      Hindari penggunaan pernyataan pilihan.

i)        Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dg benar.

# Pedoman penskoran :

a)      apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut
harus ditulis.

b)      Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.

c)      Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.

d)     Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.

e)      Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.

3.    PERENCANAAN TES
Ada  beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain :
a.       Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.

b.      Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah
akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus
diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang
disediakan.

c.       Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.

d.      Sebaran tingkat kesukaran.


e.       Waktu ujian yang disediakan  

f.       Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung waktu ujian yang disediakan.

Anda mungkin juga menyukai