Anda di halaman 1dari 56

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN
PADA SD KELAS III SD N DUKUHBENDA 04

KEC BUMIJAWA KAB TEGAL

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

WARIS

NIM X2707027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

1
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN
PADA SD KELAS III SD N DUKUHBENDA 04

KEC BUMIJAWA KAB TEGAL

Oleh

WARIS

NIM X2707027

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar SarjanaPendidikan

Program Pendidikan Jarak JauhPendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

2
PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim


Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 24 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang Tanda tangan

Ketua :Drs.Kartono,M.Pd. .......................................

Sekretaris :Drs.Hadi Mulyono,M.Pd. .......................................

Anggota I :Drs.A.Dakir,M.Pd. .......................................

Anggota II :Drs.Chumdari,M.Pd. .......................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

3
PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di


hadapan Tim Penguji Laporan PenelitianTindakan Kelas Falkutas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta,20 Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

Drs. A. DAKIR, M.Pd. WARDOYO ,S.Pd

NIP. 1949 1106 1976 031 001 NIP19700524 1993031 006

4
ABSTRAK

Waris, NIM: X2707027 PENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN


CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SD KELAS
III SD N DUKUHBENDA 04 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model


pembelajaran kontekstual Teaching and Learning ( CTL )dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam operasi hitung pecahan dalam pembelajaran matematika dan
untuk mengatahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam penggunaan
model kontekstual Teaching and Learning pada siswa kelas III SD.

Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode Penelitin Tindakan Kelas.


Model siklus dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecmatan Bumijawa
Kbupaten Tegal.Siswa kelas III terdiri daari 20 sisw laki-laki dan 19 siswa perempuan.
Teknik pengumpulan data kuantitatif hasil belajar menggunakan tes tertulis,data
kwalitatif proses pembelajaran mellui observasi angket dan wawancara.

Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh simpulan kondisi awal
,nilai rata-rata kelas 48,2. Dengan penggunaan model pembelajaran Kontektuan Teaching
and Learning pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 65,4.Pada siklus II nili rata-rata
kelas menjadi 75,5.Dari keseluruhan siklus yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa
guru telh mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam opersi hitung pecahan pada
siswa kelas III SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa.

5
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas


limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas

.Dalam penelitian dan penulisan laporan PTK ini, penulis memperoleh


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak meluangkan waktunya
dalam membimbing dan memberi petunjuk pada selesainya penulisan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta


beserta Staf pengajar dan Staf administrasi, yang telah banyak membantu penulis
selama belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
3. Drs. A. DAKIR, M.Pd. , selaku Pembimbing I, yang telah sudi meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan PTK ini.
4. Drs. Chumdori, M.Pd, selaku pembimbing yang telah sabar memberi bimbingan,
sehingga penelitian ini dapat selesai
5. WARDOYO,S.Pd Kepala SDN Dukuhbenda 04 selaku Guru
pendamping/Suvervisor, yang telah memberikan semangat, motivasi, serta
membimbing penulis demi kesempurnaan penulisan PTK ini.
6. Rekan-rekan Mahasiswa PGSD Universitas Sebelas Maret se profesi yang telah
banyak membantu hingga terselesainya PTK ini

Semoga seluruh bantuan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan setimpal dari Allah SWT, serta diharpkan semoga PTK yang
sederhana ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kita semua, khususnya bagi
rekan-rekan guru Sekolah Dasar.

Tegal.20 Juni 2010

Peneliti

6
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan dan Pemecahannya .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ........................................................................................ 6


B. Temuan hasil penelitian yang relevan ................................................. 12
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 13
D. Hipotesis…………………………………………………………14
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 15


B. Subyek Penelitian ................................................................................ 15
C. Prosedur Penelitian ............................................................................. 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 22


B. Pembahasan
1. Data nilai siklus I .......................................................................... 29

7
2. Pengelompokan nilai siswa siklus I .............................................. 30
3. Data nilai siklus II.......................................................................... 36
4. Pengelompokan nilai siswa siklus II ............................................. 37
5. Pengelompokan nilai rata-rata siklus I dan II………………38
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ………………………………………………………..39
B. Saran…………………………………………………………….40

8
1. DAFTAR TABEL

1. Data nilai siklus I ……………………….. ........................................................... 29


2. Pengelompokan nilai siswa siklus I ..................................................................... 30
3. Data nilai siklus II ................................................................................................ 36
4. Pengelompokan nilai siswa siklus II ................................................................... 37
5. Pengelompokan nilai rata-rata siklus I dan II ……………………………38

9
DAFTAR LAMPIRAN

a. Curriculum vitae
b. Personalia Peneliti
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1
d. Gambar Proses Pembelajaran
e. Absensi Murid
f. Presensi Guru Peneliti
g. Instrumen penilaian RPP
h. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran
i. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2
j. Absensi Murid
k. Penilaian RPP
l. Instrumen Penilaian RPP
m. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
n. Lembar Observasi Aktivitas belajar Siswa
o. Angket Pendapat Siswa

10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan dinamika ilmu pengetahuan yang terus bergerak
menuju arus globalisasi. Matematika memiliki peranan yang penting dan
strategis dalam proses peningkatan sumber daya manusia yang hidup di
tengah-tengah pergaulan dan interaksi social. Melalui penguasaan dan
kemampuan hitung khususnya hitung pecahan yang baik dan benar, seseorang
akan mampu mengkomunikasikan dan mengimplementasikan, baik secara
lesan ata tertulis dengan pihak lain dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
konteks dan situasinya.

Sebagai intuisi pendidikan formal, sekolah memiliki fungsi dan


peranan strategis dalam melahirkan generasi-generasi masa depan yang
terampil berhitung secara baik dan benar. Melalui pembelajaran matematika
penulis mengajak peserta didik untuk berlatih dan belajar berhitung
matematika yang inovatif dan menyenangkan karena selama ini matematika
atau pelajaran matematika mendapat image yang jelek di kalangan siswa siswi
kita antara lain pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menakutkan
dan membosankan. Maka untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas
penulis akan merubah image tersebut diatas menjadi pelajaran matematika
merupakan pelajaran yang menyenangkan dan mengasikkan serta menjadi
mata pelajaran favorit bagi siswa-siswi kita.Proses pembelajaran yang
berlangsung sehari-hari merupakan interaksi keseharian antara pendidik dan
peserta didik mempunyai maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Maksud
dan tujuan pendidikan dapat dicapai apabila proses pembelajaran yang
dilaksanakan membawa hasil atau tujuannya tercapai. Pada umumnya
keberhasilan proses pembelajaran dapat ditunjukkan dan dibuktikan dengan
penguasaan materi pelajaran pada peserta didik.

11
Penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik dapat diukur dengan
melaksanakan penilaian, baik penilaian proses maupun hasil pembelajaran,
penilaian yang dilakukan penulis di SD Negeri Dukuhbenda 04l Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal pada siswa kelas III tahun pelajaran 2009/2010,
menunjukkan rendahnya penguasaan materi pada mata pelajaran matematika
oleh peserta didik. Sasaran pembelajaran matematika di sekolah dasar meliputi
tiga aspek yaitu berhitung, pengukuran dan penyajian data.Pada aspek
berhitung merupkaan materi yang paling sulit untuk dikuasai peserta didik,
terutama dalam operasi hitung pecahan. Keadaan inilah yang melatarbelakangi
penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.Dalam pembelajaran
matematika guru harus mampu memilih dan menggunakan pendekatan,model,
metode dan strategi serta teknik pembelajaran yang tepat,agar pembelajaran
lebih berpusat pada keaktifan peserta didik,maka pembelajaran akan lebih
bermakna apabila peserta didik mengalami “apa yang dipelajari”dan bukan
sebaliknya apa yang diketahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi dan tuntutan


kurikulum, ternyata gagal dalam membekali siswa memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari,maka untuk itu penulis mengemas pembelajaran
dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan jalan
alternatif untuk membantu siswa dalam pembelajaran matematika sehingga
peserta didik mengalami apa yang ia pelajari dan menemukan konsep teori
yang ia pelajari, siswa tidak hanya mampu mengingat jangka panjang, namun
dapat menginternalisasikan konsep-konsep teori yang dipelajari.Dalam
pembelajaran operasi hitung pecahan, guru membantu anak memahami,
menggambarkan dan mendeskripsikan bilangan pecahan melalui benda-benda
konkret, sehingga anak akan lebih tertarik untuk mempelajari, jika mereka
terlibat secara langsung, aktif dalam kegiatan individu maupun kelompok.

12
1. Identifikasi Masalah
Rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika, tentang operasi hitung pecahan, kemungkinan disebabkan
oleh:
a. Metode yang digunakan guru kurang bervariatif dan inovatif
b. Kurang mengoptimalkan penggunaan media dan alat peraga yang
mengakibatkan siswa mudah lupa terhadap materi yang sudah lalu
karena disebabkan penanaman konsep matematika yang cenderng
verbalisme.
c. Guru kurang memberi kesempatan bertanya pada siswa
d. Dalam memberikan latihan kurang bervariasi sehingga
membosankan siswa
e. Rendahnya nilai ulangan matematika.
f. Motivasi belajar siswa rendah
2. Analisis Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi diatas guru (penulis)
meminta bantuan teman sejawat atau supervisor untuk bersama-sama
menganalisa permasalahan yang menjadi factor penyebab rendahnya
tingkat ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika antara
lain:
a. Metode yang digunakan kurang bervariatif dan inovatif, guru terlalu
banyak ceramah sehingga keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran sangat kurang
b. Alat peraga dan media pembelajaran yang digunakan kurang
menarik siswa
c. Guru kurang memberikan latihan-latihan pada siswa
Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut,
bukan tidak mungkin ketrampilan hitung matematika di kalangan siswa
SD khususnya SD N Dukuhbenda 04 akan terus berada pada tataran
yang rendah, itu sangat berbahaya bagi siswa kelas III SD yang

13
merupakan pondasi untuk menuju jenjang kelas yang lebih tinggi
sebagai modal pengetahuan dan ketrampilan berhitung.

Maka untuk menanggulangi hal tersebut di atas penggunaan


model pembelajaran kontektuan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam berhitung operasi pecahan.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual (CTL)
dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa
kelas III SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa Kabupaten
Tegal ?
2. Pemecahan Masalah
Setelah melalui penelitian dan berdiskusi dengan kepala sekolah
dan teman sejawat serta menganalisis permasalahan yang terjadi pada
proses pembelajaran matematika , maka peneliti menyusun rencana
tindakan sebagai berikut :
“Dengan penggunaan model pembeljaran Kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas III
SD Negeri Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal “
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah praktis dalam
pelaksanaan operasi hitung pecahan dalam mata pelajaran matematika SD
yaitu :

a. Penggunaan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan kemampuan


operasi hitung pecahan pada SD.
b. Untuk memaparkan proses penanaman konsep hitung pecahan pada
siswa SD khususnya kelas III dengan model pembelajaran CTL.

14
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan memberikan
manfaat yang berarti, yaitu :
1 Manfaat Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa terhadap
pelajaran matematika.
b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung
matematika khususnya opersi hitung pecahan.
2 Manfaat Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki proses
pembelajaran di kelas dan mengidentifikasi langkah-langkah
yang perlu dilakukan dalam penggunaan model pembelajaran
CTL untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan
pada SD.
b. Dapat menambah pengalaman dan pemahaman guru tentang
pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual (CTL)
dan implementasinya dalam pembelajaran di kelas
3 Manfaat Bagi Sekolah
a. Membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah
b. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru
c. Meningkatkan kompetensi lulusan, meningkatkan kredibiliitas
sekolah .

15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Pengertian Pembelajaran Matematika
Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan.
Menurut Edward Walter, belajar matematika memerlukan latihan-latihan yang
berulang kali. Latihan-latihan yang efektif bagi siswa sekolah dasar akan lebih
mudah mempelajari simbol-simbol matematika. Guru harus menempuh agar anak
mau melatih diri belajar matematika.

Menurut Cholis Sa’dijah (1998)dalam mempelajari konsep bilangan


pecahan ,pemahaman yang baik mengenai konsep bilangan cacah sangat penting
sehingga kita /siswa akan lebih mudah memahami konsep bilangan pecahan a/b
dengan syarat b ≠ 0.

Pengertian pecahan dapat di ilustrasikan sebagai berikut:


Jika kita membagi suatu daerah persegi menjadi delapan bagian yang sama besar
,maka setiap bagian mempunyai luas seperdelapan dari luas keseluruhan,dan
dapat ditulis lambing 1/8 . Sedangkan yang tidak diarsir adalah 7/8 . Bentuk
penulisan seperti di atas disebut pecahan .Secara umum bentuk penulisan a/b
disebut pecahan,dengan a dan b Bilangan cacah dan b ≠ 0 . Dalam hal ini a
disebut pembilang dan b disebut penyebut.

Clifford T Morgan, bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku


karena hasil pengalaman sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi
yang berbeda dengan cara yang berbeda-beda. Belajar sambil bermain akan
membuat siswa belajar matematika menjadi lebih menyenangkan sehingga akan
menimbulkan motivasi belajar.

Menurut Bruner (Hudoyo, 1988 : 56) belajar matematika adalah belajar


tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam
materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan

16
struktur-struktur matematika. Bruner melukiskan perkembangan anak-anak melalui tiga
tahap perkembangan mental, yaitu :

a) Tahap Enaktif
Pada tahap ini dalam belajar siswa memanipulasi objek-objek konkret secara
langsung
b) Tahap Ikonik
Pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang
merupakan gambaran dari objek-objek konkret dan anak didik sudah dapat
memanipulasi dengan gambaran dari objek-objek yang dimaksud
c) Tahap Simbolik
Tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung
dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek
Hasil penelitian Bruner ke sekolah-sekolah (dalam Russeffendi 1992 : 110 –
113, dalam belajar matematika ada beberapa teori yang berlaku yang disebut
dengan dalil, yaitu (a) dalil penyusunan, (b) dalil notasi, (c) dalil
pengontrasan dan keanekaragaman dan (d) dalil pengaitan.
Perkembangan konsep matematika menurut Dienes (dalam
Resnick, 1981 : 120) dapat dicapai melalui pola berkelanjutan, yang setiap
seri dalam rangkaian kegiatan belajarnya berjalan dari konkret ke simbolik.
Tahap belajar adalah interaksi yang direncanakan antara satu segmen
struktur pengetahuan dan belajar aktif yang dilakukan melalui media
matematika yang didesain secara khusus. Menurut Dieres (dalam
Ruseffendi, 1992 : 125-127) konsep-konsep matematika akan berhasil jika
dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dieres membagi tahap belajar menjadi
enam tahap, yaitu (a) permainan bebas, (b) permainan dengan aturan
(gamus), (c) permainan kesamaan sifat, (d) Representative, (e) simbolisasi
dan (f) formalisasi.

17
1. Prinsip-prinsip Belajar
Pada proses pembelajaran unsur proses pembelajaran memegang
peranan penting, mengingat kegiatan mengajar adalah proses membimbing
kegiatan belajar mengajar akan bermakna apabila ada kegiatan belajar siswa.
Untuk itu penting sekali bagi guru memahami sebaik-baiknya tentang proses
belajar siswa, agar dapat memberi bimbingan dan menyediakan lingkungan
belajar yang tepat bagi siswa.
Pengertian belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat dijadikan pengetahuan berharga bagi guru dalam menentukan
pendekatan atau strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajarannya. Adapun prinsip-prinsip belajar secara umum adalah
sebagai berikut :
a. Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual, baik dalam
kemampuan intelektual, minat dan bakat
b. Mengingatkan siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai pembimbing,
fasilitator dan pemantau
c. Pembelajaran menekankan pada proses dan hasil, bukan apa yang
dipelajari
d. Pembelajaran memperagakan berbagai pendekatan, model, metode dan
teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan minat anak
e. Guru memberikan tindak lanjut demi peningkatan dan efektivitas
pembelajaran
Pada kurikulum yang berorientasi pencapaian kompetensi siswa,
dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas harus mengacu pada hal-
hal berikut :
a. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa
b. Belajar dengan melakukan
c. Mengembangkan kemampuan sosial dalam belajar
d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitroh BerTuhan

18
e. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah agar berhasil
dalam kehidupannya
f. Mengembangkan kreativitas siswa
g. Mengembangkan kemampuan menggunakan IPTEK
h. Menumbuhkembangkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik
i. Belajar sepanjang hayat
j. Perpaduan kompetensi, kerjasama dan solidaritas
2. Efektivitas Pembelajaran
Secara ideal pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran
yang efektif. Kata efektivitas berasal dari kata effectiveness, menurut kamus
besar Bahasa Indonesia (1994:250) keefektifan disamaartikan dengan
keberhasilan (usaha, tindakan), maka suatu pembelajaran dikatakan efektif
jika usaha tersebut mencapai tujuan. Soekartawi (Tasunan. 2000:43)
menyatakan bahwa keefektifan menunjuk kepada evaluasi terhadap suatu
proses yang menghasilkan suatu keluaran yang diamati atau keberhasilan
suatu program. Menurut Reigeluth dan Marrill (Nyoman Degeng, 1989 :
165-168) keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian hasil belajar siswa. Menurutnya ada empat kriteria untuk
menetapkan keefektifan pembelajaran yaitu :
a. Kecermatan penguasaan terhadap sesuatu yang dipelajari, dalam hal
ini unjuk kerja dapat dipakai sebagai indicator untuk menetapkan
keefektifan pembelajaran, makin cermat siswa makin menguasai
perilaku yang dipelajari, makin efektif pembelajaran yang telah
diajarkan
b. Kecepatan unjuk kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan soal itu. Tingkat alih belajar adalah kemampuan siswa
meningkatkan belajar dari apa yang telah dikuasainya, lalu beralih ke
hal lain yang serupa atau sejenis
c. Tingkat retansi adalah tingkat kemampuan dalam menyelesaikan soal
yang masih mampu ditampilkan pada periode waktu tertentu

19
Menurut Uzer Usman (1996:21-31) dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang efektif ada lima variable yang menentukan keberhasilan
siswa, yaitu (1) melibatkan siswa aktif,(2)menarik minat,(3) membangkitkan
motivasi siswa, (4) prinsip individual dan (5) peragaan dalam pembelajaran.
Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa keefektifan
pembelajaran bukan saja berkaitan dengan produk pembelajaran tetapi juga
merujuk pada proses. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut :
(1) Kegiatan neural sistem seperti melihat, mendengar, merasakan,
berpikir, kegiatan motorik dan kegiatan untuk memperoleh
pengetahuan, sikap, kebiasaan dan ketrampilan perlu diadakan
pengulangan-pengulangan yang kontinu agar penguasaan hasil lebih
mantap
(2) Belajar memerlukan latihan
(3) Belajar dengan suasana yang menyenangkan dan menghasilkan
kepuasan
(4) Faktor keberhasilan dan kegagalan belajar
(5) Pengalaman lama yang diasosiasikan dengan pengalaman baru
(6) Bahan apersepsi dari pengalaman yang lampau
(7) Kesiapan belajar
(8) Minat dan usaha
(9) Faktor fisiologis dan Intelegensi
Berdasarkan indikator diatas, keefektifan pembelajaran adalah berisi tentang
apa yang dilakukan siswa selama mereka mengikuti proses pembelajaran
berlangsung. Keefektifan pembelajaran lebih ditekankan pada peran apa
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Meskipun demikian
faktor guru juga sangat penting, lebih lanjut Sudyana menambahkan bahwa
guru merupakan salah satu variabel yang menentukan kualitas pembelajaran.
Keefektifan suatu pembelajaran ditentukan peran apa yang dilakukan guru-
guru memegang peranan penting sebagai penanggungjawab atas
keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu mengajar adalah pekerjaan

20
profesional, bukan pekerjaan sambilan atau tambahan. Untuk itu perlu
diciptakan kondisi belajar yang dapat mendukung terjadinya proses belajar
yang aktif dan kreatif. Belajar akan lebih bermakna apabila siswa
mengalami sendiri pembelajaran tersebut sehingga pengetahuan itu dapat
diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep-konsep
belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, juga mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penetapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pembelajaran berbasis kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujua mendorong para siswa melihat makna didalam materi akademik
yang dipelajarinya dengan menghubungkan pengalaman pribadi, sosial dan
budaya mereka (Johnson, 2002). Ada tujuh komponen dalam pembelajaran
kontekstual, yaitu : (a) membuat keterkaitan yang bermakna, (b) melakukan
pembelajaran yang berarti, (c) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
(d) melakukan kerjasama, (e) membantu individu untuk tumbuh dan
berkembang, (f) berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang
tinggi, dan (g) menggunakan penilaian yang autentik.
Landasan filosofis Contextual Teching and Learning (CTL) adalah
konstruktivisme bahwa belajar adalah tidak hanya sekedar menghafal, siswa
harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri.
4. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Kelas
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru adalah sebagai team yang
membantu untuk merumuskan sesuatu yang baru bagi anggota kelasnya,
agar tujuan pembelajaran lebih produktif dan bermakna.
Ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik
pembelajaran kontekstual (Zahorik, 1995:19-22) yaitu : (1) pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada, (2) perolehan pengetahuan baru,(3)

21
pemahaman pengetahuan dengan cara :a.menyusun konsep
sementara,b.sharing dengan orang lain, dan c) merevisi dan
mengembangkannya, (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman
tersebut, dan (5) melakukan refleksi.
Sebuah dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika
menerapkan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu (1)
konstruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5)
pemodalan, (6) refleksi, dan (7) penilaian yang sebenarnya.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Contextual Teching and Learning
(CTL) secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar akan lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan barunya
b. Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik
c. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya
d. Ciptakan masyarakat belajar
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
f. Melakukan refleksi diakhir pertemuan
g. Melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
a. Pendidikan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
pembelajaran matematika di kelas IV
C. Kerangka Pikir
Ketrampilan menyelesaikan operasi hitung pecahan, merupakan
ketrampilan yang paling sulit dikuasai siswa, maka dari itu dalam
pembelajaran operasi hitung pecahan dicari terobosan baru yang mampu
menarik minat siswa untuk belajar matematika, dengan materi pembelajaran
yang kontekstual, dekat dengan kehidupan siswa, bisa dialami siswa, dapat
ditemukan dengan mudah dapat merangsang siswa belajar. Pembelajaran
yang sesuai dengan kriteria diatas adalah pembelajaran ketrampilan
menyelesaikan operasi hitung pecahan berbasis kontekstual.

22
Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :

a.Penanaman konsep

yang cenderung
Kondisi Pembelajaran
awal verbalisme.
Konvensional
b.Hasil belajar sisw

rendajh

Siklus I
Dalam pembelajaran
a.Perencanaan b.Tindakan
Tindakan guru menggunakan
pendekatan model c.Observasi d.Refleksi
pembelajaran
Kontektual

Siklus II

a.Perencanaan
b.Tindakan
Kemampuan hitung c.Observasi d.Refleksi
siswa meningkat secara
Kondisi Akhir signifikan

23
D. Hipotesis

Dengan penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan kemampuan


operasi hitung pecahan pada Kelas III SD N Dukuhbenda 04 Kecamatan Bumijawa,
Kabupaten Tegal.

24
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD NegeriDukuhbenda 04,
Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal pada kelas III. Penelitian direncanakan
akan dilakukan pada bulan Januari sampai dengan pertengahan bulan Juni 2010.
Penelitian dilakukan selama enam bulan dari tahap persiapan hingga pelaporan
hasil penelitian tindakan kelas.

B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Carul,
Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Jumlah siswa kelas IV adalah 39
anak,terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun
pelaksanaannya adalah melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah (mendiskusikan permasalahan) yang muncul
berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas
b. Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan pembelajaran operasi hitung pecahan
c. Menyusun format observasi dan instrumen penelitian untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran operasi hitung
pecahan
d. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknis analisis data
yang digunakan dalam PTK ini.

25
2. Tahap Implementasi / Tindakan
Rencana tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Rancangan siklus I
1) Tahap Perencanaan, mencakup kegiatan :
a) Merancang skenario pembelajaran oeprasi hitung pecahan
dengan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah : (a)
Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkesan, (b) siswa
berkelompok untuk mencermati mainan kartu bilangan dan
mendiskusikannya, (c) siswa menyusun kartu bilangan
membentuk operasi hitung pecahan dan membahasnya
bersama kelompok, (d) siswa melaporkan hasilnya di depan
kelas dan siswa lainnya menanggapi.
b) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) operasi hitung
pecahan
c) Membuat atau merancang media pembelajaran (membuat
kartu bilangan dan kartu operasi bilangan)
d) Melakukan simulasi pembelajaran operasi hitung pecahan
dengan pendekatan kontekstual
2) Tahap Implementasi / Pelaksanaan
Dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP pada
siswa. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru kelas
dan observer dari teman sejawat untuk melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran dan wawancara dengan beberapa
siswa setelah pembelajaran berakhir.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan observasi dengan mengamati
proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) dengan
menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan peneliti.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk
memperoleh data yang akurat dan lengkap.

26
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil
observasi, serta hasil wawancara. Analisis dilakukan terhadap
proses dan hasil pembelajaran, hasil tindakan pertama dapat
disimpulkan berdasarkan hasil analisis, bagian fase mana yang
perlu direvisi, perlu perbaikan atau perlu disempurnakan. Dan
fase yang telah memenuhi target. Kualitas proses pembelajaran
dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target atau mungkin
melebihi. Apabila masih dibawah target yang ditetapkan maka,
peneliti (guru) merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada siklus I dan mencari gagasan atau pemikiran untuk
merevisi, memperbaiki ataupun menyempurnakan proses
pembelajaran pada siklus II.
b. Rancangan Siklus II
1) Tahap Perencanaan, meliputi kegiatan :
a) Merancang skenario pembelajaran operasi hitung pecahan
dengan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah :
(a) Guru mengadakan apersepsi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran, (b) siswa menanggapi dan bertanya tentang
pengerjaan operasi hitung pecahan dengan kartu bilangan, (c)
siswa mengerjakan latihan-latihan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah dipelajari, (d) siswa mengerjakan tes
tertulis, (e) Guru bersama murid menyimpulkan hasil
pembelajaran, (f) Guru memberi penguatan, dan (g) Guru
bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-
kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru
berlangsung.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) operasi
hitung pecahan
c) Membuat atau merancang media pembelajaran

27
d) Melakukan simulasi pembelajaran
2) Tahap Implementasi / Pelaksanaan
Dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
dirancang dan disusun pada siswa. Pada siklus II pembelajaran
dilakukan oleh guru kelas (peneliti) dan observer dari teman
sejawat untuk melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran dan wawancara dengan beberapa dengan siswa
setelah pembelajaran berakhir.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan observasi proses pembelajaran
dengan mengamati (aktivitas guru dan siswa) dengan
menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan
peneliti.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis, siklus II diharapkan menunjukkan
peningkatan penguasaan materi pelajaran oleh siswa, sehingga
memenuhi target capaian ketuntasan yang telah ditentukan,
bahkan bila mungkin diatas target. Apabila pada siklus II masih
ada siswa yang belum tuntas dalam penguasaan materi pelajaran
dapat dilakukan tindakan pada siklus III dan seterusnya.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan observasi, serta evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah ia lakukan. Kriteria keberhasilan tindakan
adalah bahwa para siswa memiliki ketrampilan mengerjakan operasi hitung
pecahan.
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas. Tes digunakan
untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa otentang operasi hitung
pecahan, antara pra siklus, siklus I dan siklus II. Selain itu digunakan
analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses
pembelajaran operasi hitung pecahan dengan pendekatan kontekstual.

28
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis dan sintesis, dan memahami hasil tindakan siklus I
untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi, menyempurnakan dan
merencanakan kembali tindakan berikutnya, yang perlu diterapkan agar
siswa memiliki kemampuan dalam pengerjaan operasi hitung pecahan,
Begitu seterusnya sampai tindakan ini dapat tercapai. Dalam implementasi
ini guru menggunakan metode pembelajaran tanya jawab, observasi,
ceramah, tugas, kerja kelompok, diskusi, inkuiri, presentasi dan penugasan .

29
Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut :

Refleksi awan

Pelaksanaan Rencana tindakan


Tindakan

Ofserfasi
Refleksi

Pelaksanaan
tindakan Rencana tindakan

Observasi Refleksi

Berhasil

Dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart

30
Jadwal Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
1 Observasi dan identifikasi masalah X

2 Penyusunan rancangan tindakan X

3 Pelaksanaan PTK siklus I X

4 Refleksi dan analisis siklus II X

5 Pelaksanaan PTK siklus II X

6 Refleksi dan analisis siklus II X

7 Penyusunan Laporan X

8 Seminar X

9 Laporan hasil penelitian X

31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Profil Tempat Penelitin
Tahun pelajaran 2009 / 2010 SD NegeriDukuhbenda 04 Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan memiliki
10 guru. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan pendidik 6
guru kelas, 2 guru agama (Islam), 2 guru Penjaskes,1 orang penjaga. Demi
kelancaran program–program sekolah dan semakin meningkat mutu pendidikan di
SD Negeri Dukuhbenda 04, maka segenap komponen pengelola SD baik kepala
sekolah, komite sekolah, guru dan karyawan senantias melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab masing – masing sebagai tertuang dalam program kerja
yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap
pengelola SD tersebut berada dibawah koordinasi dan pengawasan kepala
sekolah. Adapun Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Dukuhbenda 04 adalah
sebagai berikut:

Kep SD

WARDOYO Komite Sek


Penjaga SD
,S.Pd Drs.Sepudin
Dakhro

Gr Kls I Gr Kls III Gr Kls V

Rahayatun Waris Ach Muslich,S.Pd

Gr Kls II Gr Kls IV Gr Kls VI

Novan Yogi.H M.Ujang as Suwarno,S.Pd

Gr PAI Gr Penjas

Drs.Sukan Rido Ifa Yuningsih


Gambar 3 Susunan Personal SDN Dukuhbenda 04

32
B. Diskripsi Awal
Sebelum melakukan proses penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan survey awal dengan tujuan utuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan

Hasil survey antara lain:

a. Rendahnya Nilai matematika


Berdasarkan haasil survey yang diadakan pada bulan Maret 2010
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam penyampaian
materi pelajaran matematika hitung pecahan masih terdapat banyak kekurangan
antara lain suasna belajar kurang menyenangkan ,respon siswa kurang,dan
kurangnya ketuntasan belajar siswa kelas III.

Nilai hasil tes yang diujicobakan pada siswa kelas III pada materi operasi hitung
pecahan dapat dilihat di bawah ini

Nomor MAPEL MATEMATIKA

Pra Siklus

Urut Induk Nama Siswa 3/3/2010

1 957 Nurhayati 40

2 999 SETIAWAN 45

3 1000 TITI YULIASTIKA 68

4 1002 YULI SISKAYANTI 40

5 965 Adi Saputra 50

6 993 Patonah 40

7 1001 Umi Barokah 50

8 1004 Abdul Mutolib 40

9 1005 Abdul Aziz 50

33
10 1006 Aris Munandar 50

11 1007 Amanuloh 40

Dion Nurian
12 1009 Hidayatulloh 40

13 1011 Gunawan 50

14 1012 Irma Meliana 60

15 1013 Inayah 45

16 1014 Ismi Latifah 50

17 1015 Imas Ajibah 60

18 1017 Isah Uljanah 70

19 1018 Indah Riski Mariya 60

20 1019 Khusnul Khotimah 50

21 1020 M.Anggi 40

22 1022 Mutmainah 40

23 1023 Maratun Solikha 60

24 1024 M.Aji Saputra 50

25 1025 M.Firmansyah 40

26 1026 M.Abdul Latif 30

27 1028 M.Samsul Ma’arif 50

28 1029 Nabilatul Nisa 60

29 1030 Nur Kholik 50

30 1032 Nur Ayu Setyaningsih 40

31 1033 Nurul Imaniah 60

32 1034 Putri Rahayu 40

33 1035 Rifal Maulana 50

34 1036 Renaldi 40

34
35 1037 Siti Maesaroh 40

36 1040 Sofi Amalia 30

37 1042 Umi Siti Kholifah 50

38 1043 Yusuf Setiabudi 30

39 1044 Ahmad Abdul Haris 80

Rata-
rata
Kelas 48.2

Tabel 1 Frekuensi nilai hasil belajar siswa Kelas III SD N Dukuhbenda 04


sebelum tindakan

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 - 30 3 8

2 31 - 40 13 33

3 41 - 50 16 41

4 51 - 60 5 13

5 61 - 70 1 3

6 71 - 80 1 3

7 81 - 90

8 91 - 100

Jumlah 39 100

Berdasarkan table 1 prosentase hasil belajar maka dapat digambarkan dalam grafik
1

35
Grafik 1 nilai matematika siswa kelas III SD N Dukuhbenda 04 sebelum
tindakan.

Frekuensi
45
40
35
30
25
20 Pra Siklus
15
10
5
0
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80

NILAI SISWA

Grafik nilai matematika siswa kelas III SD N Dukuhbenda 04 sebelum tindakan

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Kelas III SDN


Dukuhbenda 04 Yang mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa atau 17 %
dan siswa yang tidak mencapai ketuntasan di bawah nilai ketuntasan yaitu 60
adalah berjumlah 32 siswa atau 83 % dari jumlah 39 siswa.Maka peneliti segera
mengadakan koordinasi dan konsultasi kepda Kep SD N Dukuhbenda 04 untuk

36
mengadakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontektual pada
materi operasi hitung pecahan di kelas III.

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

1 Perencanaan
Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran
matematika terutama pada materi operasi hitung pecahan di kelas III
Perencanaan RPP mencakup penentuan standar kompetensi,kompetensi
dasar,indikator,tujuan pembelajaran,materi pelajaran,strategi
pembelajaran,langkah-langkah pembelajaran,alat dan sumber
pembelajaran dan penilaian.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung


Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah:

1) Ruang Belajar
Ruang belajar adalah ruang Kelas III.

Guru menyiapkan media pembelajaran dan alat bantu belajar.

2) Buku Pelajaran
a. Buku Matematika kelas III ( BSE ) “ Ayo Belajar
Matematika ”

Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008,

c. Cerdas Berhitung
MATEMATIKA Untuk SD/MI Kelas 3 Nur Fajariyaah,Defi
Triratnawati

3) Alat Peraga

37
Alat peraga yang dipersiapkan kartu bilangan pecahan dan kartu
operasi bilangan pecahan serta alat peraga benda konkrit buah-
buahan

c. Menyiapkan Lembar Kerja

Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.

d. Menyiapkan Lembar Evaluasi


Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

e. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat

Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang


dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.

2. Pelaksanaan
a. Kegiatan awal
Apersepsi
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi hal-hal yang
berhubungan dengan meteri yang akan di sampaikkan.

b. Kegiatan inti
a) Guru menjelaskan tentang bilangan pecahan sederhana.).

Dengan menggunakan berbagai bentuk gambar yang


melambangkan nilai pecahan,siswa menyebutkan nilai pecahan
sesuai gambar.

b) Siswa melakukan perbandingan dua pecahan dengan


memperhatikan garis bilangan.

c) Guru membagi siswa menjadi lima kelompok,dan membagi


lembar kerja.

d) Siswa menyelesaikan soal hitung pecahan sederhana yang


berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

38
e) Siswa melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas,kelompok
lain menanggapi.

f) Dengan menggunakan garis bilangan,siswa dapat menuliskan


bilangan pecahan sesuai urutannya

g) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.

c. Kegiatan penutup
a) Pembahasan tugas.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang


barudisampaikan.

c) Siswa mengerjakan evaluasi.Guru mengadakan tindak


lanjut /refleksi pembelaran yang telah berlangsung.

3 Pengamatan / Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses dimana teman sejawat


memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan penilaian pada
lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal yang akan dinilai
dalam pengamatan meliputi :

1 ) Pra pembelajaran
2 ) Kegiatan Membuka Pelajaran
3 ) Kegiatan Inti Pembelajaran
a) Pelaksanaan materi pelajaran
b) Strategi pola pembelajaran
c) Pemanfaatan media pembelajaran
d) Penilaian proses dan hasil belajar
4 ) Penutup
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar meliputi :

a. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang


tunjuk jari untuk bertanya)

39
b. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari
partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab)
c. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.
d. Banyak siswa yang mengerjakan tugas
e. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain
f. Banyak siswa yang mengganggu teman
g. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat
pada bagian hasil penelitian dan lampiran.

2 Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau kembali
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil observasi
teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan kekurangan dalam proses
pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan
penyempurnaan pembelajaran.

Hasil Siklus 1

DAFTAR NILAI SISWA KELS III SDN DK BENDA 04

Semester 2 Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Nomor MAPEL MATEMATIKA

Siklus I

Urut Induk Nama Siswa 10/3/2010 7/4/2010 jumlah Rerata

1 957 Nurhayati 41 50 91 45.5

2 999 SETIAWAN 46 50 101 50.5

3 1000 TITI YULIASTIKA 69 50 119 59.5

4 1002 YULI SISKAYANTI 41 50 111 55.5

40
5 965 Adi Saputra 51 70 121 60.5

6 993 Patonah 71 50 121 60.5

7 1001 Umi Barokah 64 60 124 62

8 1004 Abdul Mutolib 41 40 81 40.5

9 1005 Abdul Aziz 51 50 101 50.5

10 1006 Aris Munandar 51 80 131 65.5

11 1007 Amanuloh 41 50 91 45.5

12 1009 Dion Nurian Hidayatulloh 61 50 111 55.5

13 1011 Gunawan 71 80 151 75.5

14 1012 Irma Meliana 91 80 171 85.5

15 1013 Inayah 51 80 131 65.5

16 1014 Ismi Latifah 51 50 101 50.5

17 1015 Imas Ajibah 81 70 151 75.5

18 1017 Isah Uljanah 81 90 171 85.5

19 1018 Indah Riski Mariya 71 80 151 75.5

20 1019 Khusnul Khotimah 51 70 121 60.5

21 1020 M.Anggi 81 60 141 70.5

22 1022 Mutmainah 81 80 161 80.5

23 1023 Maratun Solikha 61 90 151 75.5

24 1024 M.Aji Saputra 81 60 141 70.5

25 1025 M.Firmansyah 41 70 111 55.5

26 1026 M.Abdul Latif 31 50 81 40.5

27 1028 M.Samsul Ma’arif 81 80 161 80.5

28 1029 Nabilatul Nisa 61 80 141 70.5

29 1030 Nur Kholik 51 70 121 60.5

30 1032 Nur Ayu Setyaningsih 91 70 161 80.5

31 1033 Nurul Imaniah 81 80 161 80.5

32 1034 Putri Rahayu 51 70 121 60.5

33 1035 Rifal Maulana 51 70 121 60.5

34 1036 Renaldi 64 70 134 67

41
35 1037 Siti Maesaroh 41 60 101 50.5

36 1040 Sofi Amalia 61 40 101 50.5

37 1042 Umi Siti Kholifah 71 60 131 65.5

38 1043 Yusuf Setiabudi 71 60 131 65.5

39 1044 Ahmad Abdul Haris 81 80 161 80.5

Rata-rata 61.7 65.4

Pros
enta
Nomor Nilai Frekuensi se

1 21 - 30 0 0

2 31 - 40 2 5

3 41 - 50 10 26

4 51 - 60 4 10

5 61 - 70 11 28

6 71 - 80 10 26

7 81 - 90 2 5

8 91 - 100

Jumlah 39 39

Tabel 2 Frekuensi nilai hasil belajar siswa Kelas III SD N Dukuhbenda 04

siklus 1

Berdasarkan table 2 prosentase hasil belajar mka dapat digambarkan dalam grafik

30

25

20

15
Siklus 2
10

5 42

0
30-40 51-60 71=80 91-
Nilai Siswa

Berdasarkan data di atas pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa Kelas III SDN
Dukuhbenda 04 Yang mencapai ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa atau 59 % dan
siswa yang tidak mencapai ketuntasan di bawah nilai ketuntasan yaitu 60 adalah
berjumlah 16 siswa atau 83 % dari jumlah 39 siswa.

Tabel 3 ketuntasan siswa siklus 2

Nomor Nilai Frekuensi Proentse


1 ≤ 59 16 41
2 60-100 23 59

Grafik 3 Ketuntasan minimal siklus 1

30
25

20

15 tuntas
tdk Tuntas
10

0 43
tuntas Tdk Tuntas
Siklus II

1. Perencanaan
Langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan adalah :

A. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Seperti pada siklus I, pada siklus II penulis juga menyusun RPP


mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran,alat,dan sumber pembelajaran dan penilaian.

Adapun langkah-langkah pembelajaran adalah :

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran operasi hitung pecahan.Secara


berkelompok siswa mengejakan lembar kerja dengan berdiskusi
.

b) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di


depan kelas kelompok lain menanggapi.
c) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan
guru.
d) Secara individu siswa
mengerjakan tes fomatif/evaluasi
B. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pelajaran adalah :

44
1) Ruang Belajar
Ruang belajar adalah ruang kelas III. Guru menata terlebih
dahulu tempat duduk siswa, menyiapkan kapur , penggaris dan
sebagainya.

2) Buku Pelajaran
Buku Pelajaran Ayo Belajar Matematika kelas III Penerbit Pusat
Perbukuan DEPDIKNAS tahun 2005 ,Halaman : 172 – 175.

3) Alat Peraga
Alat peraga yang dipersiapkan alat peraga konkrit (kertas lipat
,buah ) dan kartu bilangan pecahan.

C. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)


Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.

D. Menyiapkan Lembar Tes/Evaluasi


Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

E. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat


Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.

2. Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
a) Apersepsi : Bertanya jawab tentang materi pada pertemuan
yang lalu .atau yang mengarah pada materi yang akan dibahas.
b) Memotivasi siswa agar semangat dalam belajar .
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.
B. Kegiatan Inti

45
a) Guru bersama siswa mengadakan Tanya jawab tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dan
pengurangan dengan peragaan langsung.,dan mengaitkan
dengan permasalahan /pengalaman siswa.
c) .Guru membagi 2 buah bolu berbentuk bulat kepada dua
kelompok , kelompok I terdi dari 4 anggauta dan Kelompok II
terdiri dari 8 anggauta ,masing- masing kelompok agar membagi
roti tersebut sama besar.
d) Guru mengajukan beberapa perteyaan kepada siswaa:
1. Anggota kelompok mana yang mendapat bagian yang
lebih besar ?

2. Berapa bagian yang diterima

3. Berapa bagian yang diterima masing-masing kelompok


II?

4. Mengapa angggota kelompok I bagiannya lebih besar?

5. Dan mengapa angggota kelompok II bagiannya lebih


kecil?

6. Coba bandingkan dua bagian kelompok II dengan satu


bagian kelompok

e) Secara berkelompok siswa membagi roti menjadi beberapa


bagian sama besar.

d) Siswa menyebutkan masing- masing bagian dalam bilangan

pecahan.

f) Siswa membandingkan dua bilangan pecahan.

g) Dengan teknik permainan siswa mengurutkan bilangan pecahan

46
h) Guru menunjukkan /mendemontrasikan cara
menjumlahkan dan mengurangkan dua
bilangan yang penyebutnya sama pecahan dengan alat peraga
langsung.
i) Secara bergantian siswa menerjakan latihan maju kedepan kelas
dengan bimbingan guru.
j) Siswa mengerjakan tugas /lembar kerja secara berkelompok dan
mendiskusikannya dengan anggota kelompok.
k) Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru
l) Siswa secara individu mengerjakan tes atau evaluasi.
C. Kegiatan Penutup
a) Siswa merangkum materi pembelajaran tentang operasi hitung
pecahan.
b) Tindak lanjut pertemuan 1 dan 2 siswa diberi tugas rumah /PR .
c) Tindak lanjut pertemuan 3 ,bagi siswa hasil nilainya mencapai
tingkat ketuntasan minimal (SKBM : 60 ),diberi tugas pengayaan
.Siswa yang hasil nilainya belum tuntas ,diberi tugas perbaikan .
D. Pengamatan / Observasi

Seperti pada siklus I, di siklus II observasi juga dilakukan oleh


teman sejawat. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan
meliputi :

1) Pra pembelajaran
2) Kegiatan Membuka Pelajaran
3) Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Pelaksanaan materi pelajaran
b. Strategi pola pembelajaran
c. Pemanfaatan media pembelajaran
d. Penilaian proses dan hasil belajar
e. Penggunaan bahasa
4) Penutup
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar meliputi :

47
a) Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang tunjuk
jari untuk bertanya)
b) Banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari partisipasi/
tunjuk jari siswa untuk menjawab)
c) Banyaknya siswa yang ingin maju ke depan kelas.
d) Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas
e) Banyaknya siswa yang mengerjakan tugas lain
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat pada
bagian hasil penelitian dan lampiran.

E. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan
dengan dasar hasil observasi teman sejawat. Ini berguna untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dari
kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan
penyempurnaan pembelajaran.

Siklus II dilaksanakan dan diikuti oleh 39 siswa kelas III.


Materi pokok yang diajarkan sama dengan siklus I, dimana siklus II ini
adalah tidak lanjut dari siklus I selain memberikan penjelasan guru
mengoptimalkan penggunaan alat peraga atau media
pembelajaran.Dalam kerja kelompok guru mengemas dengan permainan
mencari pasangan bilangan pecahan dengan kartu bilangan pecahan.

Hasil Siklus 2

Nomor Nilai matematika

Siklus 2 Jumlah Rerta

Urut Induk Nama Siswa 21/4/2010 28/4/2010

1 957 Nurhayati 65 70 135 67.5

2 999 SETIAWAN 70 80 150 75

48
3 1000 TITI YULIASTIKA 70 70 140 70

4 1002 YULI SISKAYANTI 70 75 145 72.5

5 965 Adi Saputra 71 75 146 73

6 993 Patonah 70 75 145 72.5

7 1001 Umi Barokah 70 70 140 70

8 1004 Dion Nurian H 70 45 115 57.5

9 1005 Abdul Aziz 70 55 125 62.5

10 1006 Aris Munandar 80 85 165 82.5

11 1007 Amanuloh 60 70 130 65

12 1009 Dion Nurian Hidayatulloh 70 70 140 70

13 1011 Gunawan 70 85 155 77.5

14 1012 Irma Meliana 80 85 165 82.5

15 1013 Inayah 70 85 155 77.5

16 1014 Ismi Latifah 50 60 110 55

17 1015 Imas Ajibah 75 75 150 75

18 1017 Isah Uljanah 85 95 180 90

19 1018 Indah Riski Mariya 77.5 85 162.5 81.25

20 1019 Khusnul Khotimah 80 75 155 77.5

21 1020 M.Anggi 62.5 70 132.5 66.25

22 1022 Mutmainah 70 85 155 77.5

23 1023 Maratun Solikha 80 95 175 87.5

24 1024 M.Aji Saputra 70 65 135 67.5

25 1025 M.Firmansyah 79 75 154 77

26 1026 M.Abdul Latif 50 60 110 55

27 1028 M.Samsul Ma’arif 80 85 165 82.5

28 1029 Nabilatul Nisa 80 85 165 82.5

29 1030 Nur Kholik 71 75 146 73

49
30 1032 Nur Ayu Setyaningsih 60 75 135 67.5

31 1033 Nurul Imaniah 70.5 85 155.5 77.75

32 1034 Putri Rahayu 62 75 137 68.5

33 1035 Rifal Maulana 78 75 153 76.25

34 1036 Renaldi 78 75 153 76.25

35 1037 Siti Maesaroh 65 70 135 67.5

36 1040 Sofi Amalia 50 60 110 55

37 1042 Umi Siti Kholifah 70 80 150 75

38 1043 Yusuf Setiabudi 70 75 145 72.5

39 1044 Ahmad Abdul Haris 90 95 185 92.5

Rata-rata Kels 70.7 75.5 5703.5 73.1218

Nilai Tertinggi 90 95 5703.5 92.5

Nilai terendah 50 45 110 55

Dari daftar nilai diatas menunjukkan bahwa kemampuan hitung siswa mengalami
kemajuan

Tabel 4 Frekuensi nilai hasil belajar sisw pada siklus 2 SD N Dukuhbenda 04

Nomor Nilai Frekuensi Prosentase

1 21 - 30

2 31 - 40

3 41 - 50 1 3

4 51 - 60 3 8

5 61 - 70 8 21

6 71 - 80 13 33

7 81 - 90 11 28

8 91 - 100 3 8

Jumlah 39 100

50
Berdasarkan tabel 3 prosentase hasil belajar maka dapat digambarkan pada

rafik 4

35
30
25
20
15 Siklus 2
10
5
0
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Nilai

Hasil perbaikan pembelajaran Prasiklus dan hasil perbaikan pembelajaran yang


dilakukan pada siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 5 dan grafik 5 di bawah ini
dengan data nilai yang dapat dilihat pada lampiran.

Nomor Nilai Frekuensi

51
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1 21 - 30

2 31 - 40 3 2 1

3 41 - 50 13 10 3

4 51 - 60 16 4 8

5 61 - 70 5 11 11

6 71 - 80 1 10 11

7 81 - 90 1 2 3

8 91-100 2

39 39 39

Grafik 5 Nilai Prasiklus,Siklus 1,dan Siklus 2

Frekuensi
16
14
12
10 Pra Siklus
8
Siklus 1
6
Siklus 2
4
2
0
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

52
Dari hasil ofservasi pada pra siklus dan perbaikan pembelajaran pada siklus
siklus 1 dan 2 diperoleh data perkembangan atau kemajuan terutama kemampuan hitung
operasi pecahan pada kelas III SD Dukuhbenda 04 mengalami kemajuan pesat .Dari
data-data di atas dapat disimpulkan perolehan nilai rata-rata kelas dan tingkat ketuntasan
siswa per siklus yaitu pada prs siklus sebelum tindakan rata-rata nilai adalah 48,2 dengan
prosentase ketuntasan 6 %,pada siklus 1 nilai rata-rata kelas 65,5 dengan prosentase
ketuntsan 59 %,dan pada siklus ke 2 rata-rata kelas adalah 75,5 dengan prosentase
ketuntasan adalah 97 % maka dengan data-data tersebut di atas dapat disimpulkan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 dan 2 berhsil degan baik.

53
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari pembahasan laporan pembelajaran dapat diambil kesimpulan
yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu hasil
pembahasan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1 Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dapat


meningkat kan kemampuan siswa pada operasi hitung pecahan .
2 Penerapan pendekatan kontekstual akan lebih menarik bila guru
mengemasnya dengan permainan kartu operasi bilangan pecahan.
Dengan demikian siswa lebih jelas,tertarik,dan senang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembeljaran


kontektual untuk meningkatkan kemampuan hitung pecahan pada siswa kels
III SD N Dukuhbenda 04 tahun ajaran 2009/2010 maka saran-saran yang
dapat diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kopetensi peserta didik dan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada SD N Dukuhbenda 04 pada
khususnya sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Penggunaan model pembelajaran Kontextual Teaching and


Learning dapat meningkatkan kemampuan hitumg pecahan pada siswa SD
kelas III

2.Bagi Guru
a. Guru hendaknya memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisa
permasalahan yang terjadi dalam suatu pembelajara matematika

54
b. Guru harus pandai menumbuhkan minat ,motivasi dan daya tarik
siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi operasi
hitung pecahan
c. Guru harus dapat memberi kesempatan pada siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran.
d. Guru sebaiknya menggunakan alat peraga /media dalam
pembelajaran
e. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung
keberhasilan pembelajaran.
3. Bagi Siswa
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif pada proses
pembelajaran,sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar dan memperoleh hsil yang optimal
b. Siswa dapat mengaplisikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan
sehari-hari.

55
DAFTAR PUSTAKA

Degeng. I. N. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi dan Variabel, Jakarta :


Depdikbud, Dirjendikti, Proyek Pengembangan LPTK

Depdiknas. (2007) “Penelitian Tindakan Kelas” dalam Materi Pelatihan


Teritegrasi, Jakarta : Dirjendikdasmen

Hudoyo. H. (1988). Mengajar Belajar Matematika, Jakarta. Depdikbud Dikti.


Proyek Pengembangan LPTK

Johnson. Belanie (2006). Contextual Teaching and Learning

Karso, dkk. (1999). Pendidikan Matematika I, Jakarta, UT

Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004, Jakarta, PT. Gramedia Widiaswara. Indonesia


diterjemahkan oleh Setiawan. Bandung

Pitajeng (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan, Jakarta.


Depdiknas

Resnick. LB & Ford, WW. (1981). The Psyichology of Matemathics for


Inhention,Hill Shade, Nj. Lawrence Elbown Associates, PT

Ruseffendi, ET. (1992). Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta.


Depdikbud

Aisyah,Nyimas,dkk 2007 Penembangan Pembelajaran Matematika SD.Dirjen


Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Amir.2007.Dasar-dasar Penulisan Karya Tulis Ilmiah .Surakarta:UNS Press.

Andayani.2009.Pembelajaran Inovatif Sebagai Upaya Meningkatkan


Profesionalisme Guru.Surakarta:Pusat Pengembangan dan Pelatihan
Guru Profesional(P3GP)

Baharudin dan Esa Nur . Wahyuni.2007 Teori Belajar dan Pembelajaran


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurhadi;Senduk,A.G. 2003.Pembelajaran Kontektual ( Contextul Teaching and


Learning/CTL dan Penerapnnya dalam KBK.Malang.Universits Negeri
Malang ( UMPRESS)

56

Anda mungkin juga menyukai