Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKUNTANSI DAN LINGKUNGAN SOSIAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. NURUL SARTINA (186602069)


2. GILANG PRAMANA FAQIH (186602084)
3. NI NYOMAN SRINADI (186602078)
4. NUR HASANA (186602088)
Hasil Analisis Kasus Pencemaran Lingkungan oleh PT. AI dengan Mengunakan Metode 5W dan
1H (What, Where, When, Who, Why + How)

1. What/Apa

Pada permasalahan ini Kami mengetahui bahwa yang menjadi permasalahan ialah
pencemaran yang terjadi di sungai Balangan yang disebabkan oleh oleh PT. AI. Sungai
Balangan yang merupakan urat nadi masyarakat, secara fisik telah berubah warna menjadi
coklat kehitaman. Ini membuktikan bahwa yang melatar belakangi sungai tersebut tercemar
ialah dampak dari aktivitas pertambangan batubara PT AI. Tercemarnya sungai Balangan ini
juga telah menuai protes dari sejumlah masyarakat Amuntai dan Balangan yang akan
melakukan aksi besar-besaran apabila pemerintah dan instansi terkait lamban menangani
kasus ini.

2. Where/Dimana
Pencemaran yang disebabkan oleh PT AI berlokasi di sungai Balangan Kalimantan
Selatan.
3. When/Kapan
Kasus pencemeran yang dilakukan PT AI terjadi pada bulan oktober tahun 2009,
pencemaran sungai balangan ini terjadi justru tidak lama setelah Kementrian Lingkungan
Hidup (KLH) RI memberikan penghargaan peringkat HIJAU kepada PT AI.
4. Who/Siapa
Dalam kasus pencemaran ini hanya melibatkan PT. AI sebagai perusahan yang
melakukan pencemaran sungai dan telah diakui oleh pihak perusahaan melalui Manager
External Relationnya Yunizar Andriansyah, dan masyarakat yang merasa dirugikan atas
aktivitas tambang yang diakukan oleh PT AI.
5. Why/Mengapa
Kasus pencemaran sungai Balangan ini terjadi karena aktivitas pertambangan batubara
yang dilakukan oleh PT AI.
6. How/Bagaimana
Dalam hal ini Kami akan memaparkan bagaimana dampak yang dirasakan oleh
masyarakat, dampak yang dirasakan PT AI sebagai akibat dari pencemaran yang telah
dilakukan dan bagaimana cara untuk mencegah hal tersebut terjadi kembali.
Dampak yang dirasakan oleh masyarakat antara lain :
 Ribuan warga di 4 kecamatan kabupaten balangan yakni kecamatan paringin jual
paringin utara dan kecamatan lampihong saat ini tidak bisa mengakses langsung air
sungai balangan untuk keperluan sehari hari. Demikian juga yang dialami
masyarakat di 4 Kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (Kecamatan Amuntai
Tengah,Babirik,sel pandan dan banjang)
 Terancamnya sumber ekonomi para petambak ikan di sepanjang sungai balangan
yang sebagian besar menggunakan jala apung. Bahwan menurut laporan ikan-ikan
yang mereka budidayakan sudah ada yang mulai mati.
 Terganggunya operasional PDAM di Balangan dan Amuntai hingga terhentinya
layanan distribusi air bersih kewarga selama 3 hari. Keruhnya sungai Balangan ini
juga menyebabkan biaya tinggi bagi PDAM dalam memproduksi air bersihnya.
 Warga yang terpaksa memanfaatkan sungai Balangan untuk keperluan sehari-hari
sudah ada yang mengalami gatal-gatal. Belum ada laporan dari warga yang
menderita penyakit seperti diare dll, namun apabila ini terus berlangsung, tentunya
sangat berbahaya buat masyarakat khisisnya pada balita yang rentan akan penyakit.

Dampak yang akan dirasakan oleh PT AI, hal ini merupakan beberapa tuntutan yang diminta
oleh WALHI kepada KLH untuk :

 Mencabut predikat HIJAU yang selama ini diberikan kepada PT AI dan selanjutnya
KLH harus meninjau kembali proyek PROPPER yang selama inihanya lebih banyak
digunakan sebagai greenwash perusahaan dan cenderung abai terhadap ancaman
penderitaan rakyat. PROPPER juga sarat dengan kepentingan dan membuka peluang
terjadinya penyalahgunaan wewenang (korupsi) oleh pejabat KLH.
 Mendesak KAPOLDA Kalsel agar segera melakukan penyelidikan atas kejahatan
lingkungan yang telah dilakukan PT AI
 Meninjau ulang AMDAL PT. AI, karena WALHI Kalsel menganggap AMDAL
tersebut telah gagal dalam menjawab problem pengelolaan lingkungan hidup
perusahaan. Selanjutnya memberi sanksi kepada pembuat AMDAL beserta Komisi
AMDALnya
 Menuntut kepada PT AI secepatnya merehabilitasi sungai Balangan yang telah
tercemar dan harus bertanggung jawab kepada masyarakat serta pihak-pihak selama
ini telah dirugikan

Untuk mencegah pencemaran lingkungan hidup maka dibutuhkanlah pengelolaan
limbah yang baik dan benar, pengelolaan limbah diatur dalam pasal 59 UU No. 32 Tahun20
09 mengenai pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, yang dilakukan dengan:

 Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 
yangdihasilkannya.
 Dalam hal B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) telah kedaluwarsa,pen
gelolaannya mengikuti ketentuan pengelolaan limbah B3.
 Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3,peng
elolaannya diserahkan kepada pihak lain.
 Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/wali
kotasesuai dengan kewenangannya.
 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib mencantumkan persyaratan lingkunga
n hidupyang harus dipenuhi dan kewajiban yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 
dalam izin.
 Keputusan pemberian izin wajib diumumkan.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan limbah B3 diatur dalam Peraturan Pem
erintah

Anda mungkin juga menyukai