Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AKHMAD ROSYADI 140710101434

KELAS : FILHUM – A

Upaya Pemerintah Dalam Menanggulangi Korupsi


Tindak pidana (strafbaarfeit) adalah kelakuan orang (menselijke gedraging) yang
dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana (strafwaarding)
dan dilakukan dengan kesalahan.1 Tindak pidana adalah perbuatan melanggar hukum pidana
yang akibatnya merugikan seseorang atau badan hukum baik secara materiil maupun
imateriil. Tindak pidana dilakukan oleh satu orang atau lebih yang dilakukan dengan berbagai
macam modus atau cara tertentu dalam melangsungkan perbuatannya. Bila dilihat dari subjek
hukumnya, tindak pidana dapat dibedakan antara tindak pidana yang dapat dilakukan oleh
semua orang (delik communia) dan tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh orang
yang berkualitas tertentu (delik propria).2
Delik propria dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualitas tertentu, yang
dimaksud dengan kualitas ialah adanya suatu jabatan yang melekat dalam diri pelaku atau
hubungan kerja dan nantinya akan berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan. Salah satu
contoh dari delik propria yang sangat melekat dalam stigma masyarakat adalah white collar
crime (kejahatan kerah putih). Kejahatan kerah putih merupakan kejahatan yang dilakukan
oleh orang-orang yang menduduki jabatan tertentu pada suatu instansi atau badan hukum.
Kejahatan kerah putih dilakukan oleh seseorang yang ingin menguntungkan dirinya sendiri
atau kelompok tertentu sehingga kejahatan ini memiliki kesan di masyarakat sebagai
kejahatan yang bersifat luar biasa.
Kejahatan kerah putih memiliki ciri khusus yang membuatnya berbeda dengan tindak
pidana lain, yaitu mengabaikan kepentingan umum secara sepihak. Bagi suatu instansi
terutama instansi pemerintahan, kepentingan umum merupakan prioritas sebagaimana sistem
demokrasi yakni dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Menyampingkan kepentingan
umum demi kepentingan pribadi atau kelompok bukanlah kejahatan yang kecil, oleh karena
itu pengawasan terhadap kejahatan kerah putih sangatlah perlu dalam mengurangi indeks
kejahatan ini.
Dalam rangka mengurangi kejahatan kerah putih yang utamanya adalah korupsi,
pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya seperti pembentukan undang-undang

1
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.37

2
Adami Chazawi, Pengantar Hukum Pidana, (Jakarta: Grafindo,2002), hlm.131
korupsi dan pembentukan badan-badan anti korupsi. Pembentukan undang-undang korupsi
dilakukan karena KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) masih belum mengatur
terkait tindak pidana korupsi. Undang-undang terkait tindak pidana korupsi diatur dalam UU
No.28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme; Undang-Undang No.20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi; Undang-Undang No.8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Selain membentuk undang-undang serta Peraturan Pemerintah, untuk mengurangi indeks
korupsi pemerintah juga membentuk suatu lembaga independen dengan beberapa hak
istimewa yakni Komisi Pemberantasan Korupsi. Lembaga yang berdiri berdasarkan UU
No.30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, merupakan
lembaga dengan hak-hak istimewa yang berfungsi untuk menunjang predikatnya sebagai
pemberantas korupsi. Hak-hak istimewa yang dimiliki KPK meliputi melakukan
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terkait tindak pidana korupsi yang diatur dalam
Pasal 6 UU No.30 Tahun 2002; melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan; melarang
seseorang bepergian ke luar negeri; meminta data-data tertentu kepada bank; dan hak-hak
istimewa lainnya yang keseluruhan haknya diatur dalam UU No.30 Tahun 2002.
Berdirinya lembaga independen antikorupsi KPK menjadi momok bagi para calon
pelaku korupsi baik di pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga yang pada saat awal
berdirinya diketuai oleh Taufiequrrachman Ruki dibawah pemerintahan Megawati, tidak
hanya membantu pemerintah dalam memberantas korupsi tetapi juga menjadi pahlawan bagi
rakyat Repubik Indonesia. Pada akhir tahun 2018 saja KPK telah menerima 6202 laporan dari
masyarakat, 3990 berindikasi sebagai tindak pidana korupsi.3 Efektifitas lembaga antikorupsi
KPK memang tidak bisa diremehkan karena lembaga ini telah berhasil menangkap koruptor-
koruptor besar seperti Nazarudin dan tidak jarang penangkapan dilakukan secara OTT
(Operasi Tangkap Tangan).
Keberadaan KPK telah berhasil mengungkap kasus korupsi yang dengan nominal
korupsi paling tidak satu miliar rupiah, namun tidak berarti korupsi hilang dari kebiasaan
buruk para pejabat pemerintahan maupun non-pemerintahan. Hal ini membuat Indonesia
berada pada urutan keempat sebagai negara terkorup ditingkat ASEAN menurut hasil survei
Transparency International pada tahun 2018. Pada tingkat dunia Indonesia menduduki posisi

3
Humas KPK 2, “Capaian dan Kinerja KPK di Tahun 2018,” diakses 13 Juni 2019,
https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/717-capaian-dan-kinerja-kpk-di-tahun-2018.
89 dari 180 negara, sebelumnya indonesia menduduki peringkat 96 di dunia.4 Upaya
pemerintah dalam memberantas korupsi memang patut diapresiasi, namun itu belum cukup
untuk menghapus korupsi yang bisa dikatakan merupakan budaya khas pejabat nakal
Indonesia.
Dalam mengadili kasus korupsi dirana pengadilan merupakan yurisdiksi dari
Pengadilan Tipikor. Melalui UU No.49 Tahun 2009, pemerintah dan DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) sepakat untuk membentuk Pengadilan Tipikor disetiap ibukota daerah.
Pembentukan dan kesepekatan yang dilakukan pemerintah dengan DPR adalah sebagai
lanjutan dari keputusan Mahkamah Konstitusi yang melarang perkara korupsi untuk diadili
pada dua jenis pengadilan, yakni pengadilan tipikor dan pengadilan umum. 5 Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi ini merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
Peradilan Umum dan pengadilan satusatunya yang memiliki kewenangan mengadili perkara
tindak pidana korupsi yang penuntutannya dilakukan oleh penuntut umum. Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi akan dibentuk di setiap ibu kota kabupaten/kota yang akan
dilaksanakan secara bertahap mengingat ketersediaan sarana dan prasarana. Namun untuk
pertama kali berdasarkan Undang-Undang ini, pembentukan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi dilakukan pada setiap ibukota provinsi. Dalam Undang-Undang ini diatur pula
mengenai Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang terdiri dari Hakim Karier dan
Hakim ad hoc yang persyaratan pemilihan dan pengangkatannya berbeda dengan Hakim pada
umumnya. Keberadaan Hakim ad hoc diperlukan karena keahliannya sejalan dengan
kompleksitas perkara tindak pidana korupsi, baik yang menyangkut modus operandi,
pembuktian, maupun luasnya cakupan tindak pidana korupsi antara lain di bidang keuangan
dan perbankan, perpajakan, pasar modal, pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pendidikan anti korupsi harus mulai ditanamkan dari dini pada generasi-generasi
penerus bangsa, jangan sampai 20 tahun kedepan angka korupsi Indonesia semakin terpuruk
dimata dunia. Banyak rakyat menderita karena tindak pidana korupsi serta masyarakat yang
kesejahteraannya direnggut secara paksa. Selain melalui regulasi undang-undang dan
pengawasan oleh lembaga-lembaga anti korupsi, Sosialisasi terkait dampak negatif dari
korupsi harus dilakukan untuk menyadarkan pribadi dari pejabat-pejabat yang berpotensi
melakukan korupsi. Sosialisasi yang dilaksanakan pada setiap instansi-instansi pemerintahan
4
“Naik 1 Poin, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Naik ke Peringkat 4 di ASEAN | Databoks,” diakses 13 Juni
2019, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/29/naik-1-poin-indeks-persepsi-korupsi-
indonesia-naik-ke-peringkat-4-di-asean.
5
“Kilas Balik Pengadilan Tipikor Daerah, Setetes Asa Setelah Tujuh Tahun,” hukumonline.com, 14 Oktober
2016, https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57fffd58c017e/kilas-balik-pengadilan-tipikor-daerah--
setetes-asa-setelah-tujuh-tahun/.
maupun non-pemerintahan akan membantu mengurangi niat-niat pelaku melalui sektor
kerohanian. Sosialisasi pada sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi juga turut membantu
untuk membangun mental para generasi penerus bangsa.

Anda mungkin juga menyukai