Anda di halaman 1dari 1

Buku Advokasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa mengambil perspektif terhadap penerapan

sistem keadilan dan peradilan yang adil dan imparsial sebagai hak dasar dalam lingkungan
penerapan hukum di Indonesia. Penelitian ini berangkat dari gambaran umum praktek peradilan di
jawa timur menggunakan studi kasus yang terjadi di Surabaya, Malang, dan Jember. Pada ketiga kota
tersebut ditemukan banyak penyelewengan dan pelanggaran praktik peradilan di Jawa Timur,
bentuk keluhan yang sering terjadi berupa , Pertama mengenai keluhan terhadap rendahnya kualitas
pelayanan lembaga peradilan, kedua menyangkut mengenai pelanggaran prosedur dari pelaksanaan
praktik peradilan. Penyelewengan yang ada terletak dalam beragam instansi, prosedural yang tidak
diikuti dengan baik, pembuatan berita acara yang tidak sesuai dengan KUHAP dan serangkaian
pelanggaran lain yang oleh masyarakat dianggap sebagai Mafia Peradilan.

Pelanggaran-pelanggaran dalam praktek peradilan sebagaimana yang terjadi pada Pengadilan Negeri
Surabaya meliputi penyimpangan Formil dan Materil. Penyimpangan formil meliputi ketidaksesuaian
ketentuan hukum acara dengan praktik yang terjadi, sedangkan penyimpangan terhadap hukum
materiil meliputi ketidaksesuaian praktik peradilan dengan rasa keadilan dan isi undang-undang.

Penyimpangan terhadap hukum acara seperti

1. JPU yang membujuk agar terdakwa tidak didampingi pengacara


2. Pidana yang berada di bawah ketentuan pidana minimum
3. Hakim yang terlalu berpihak
4. Pelanggaran terhadap hak-hak tersangka
5. Pengacara yang dilarang mendampingi terdakwa
6. Uang panjar yang tidak sesuai dalam kasus perdata
7. Majelis hakim yang tidak lengkap dalam memeriksa persidangan
8. Dikeluarkannya memori banding padahal telah lewat batas waktu pengajuan banding

Hal-hal tersebut adalah contoh mengenai pelanggaran dalam aspek formill yang menyangkut
penyimpangan terhadap persidangan dan peradilan

Anda mungkin juga menyukai