PENDAHULUAN
Hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan apa yang boleh dilakukan,
serta beroperasi melalui orang yang memperhatikan batas antara perbuatan yang
menurut hukum dan perbuatan yang melawan hukum. Sasaran hukum yang hendak
dituju bukan saja kepada orang yang nyata-nyata berbuat melawan hukum melainkan
juga perbuatan melawan hukum yang mungkin akan terjadi, dan kepada alat
perlengkapan negara untuk bertindak menurut hukum. Sistem bekerjanya hukum
yang demikian itu merupakan salah satu bentuk penegakan hukum (M. Yahya
Harahap, 1995: 115).
Hukum ada bukan semata-mata sebagai pedoman untuk dibaca, dilihat atau
diketahui saja, melainkan sebagai pedoman untuk ditaati. Dalam praktek kehidupan
sehari-hari banyak terjadi tindak pidana kejahatan maupun pelanggaran yang terjadi
di masyarakat. Masalah kejahatan maupun pelanggaran merupakan masalah sosial
yang berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, mengingat pelaku dan
korbannya adalah masyarakat juga. Akibat yang timbul dari pelanggaran itu tentunya
dapat merugikan pihak lain, bahkan bisa menimbulkan pertentangan. Oleh karena itu
tidaklah mustahil masing-masing pihak akan berusaha sekuat tenaga untuk
mempertahankan hak dan mencari keadilan. Untuk mempertahankan haknya tersebut
maka terjadilah proses peradilan. Berkaitan dengan hal tersebut, dikatakan
Murofiqudin (1999: 40) bahwa :
Pengadilan sebagai lembaga sosial yang bekerjanya sebagai suatu pranata
yang melayani kehidupan sosial dalam menyelesaikan sengketa, memuat
kaidah-kaidah bagaimana pihak-pihak berperilaku jika ada sengketa dan juga
memberikan orang-orang berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya.
Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan, atau
setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil. Kebenaran materiil ialah kebenaran
selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan
hukum acara pidana secara jujur dan tepat.
Salah satu contoh kesalahan dalam putusan pidana terhadap terdakwa terjadi
pada beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tahun 2008 adanya kasus salah
mengadili, tepatnya di kota Jombang Jawa Timur yaitu tiga orang yang dituduh
melakukan pembunuhan, 2 di antaranya telah dijatuhi pidana dan menjalani pidana
penjara. Kemudian pelaku yang sesungguhnya terungkap setelah kasus pembunuhan
berantai yang dilakukan oleh seseorang yang bernama Rian tertangkap.
Atas hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam guna penyusunan
skripsi dengan judul “PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI
(HERZIENING) OLEH TERPIDANA MATI DALAM PERKARA
PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, baik secara subjektif maupun objektif, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Subyektif
2. Obyektif
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis peroleh dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pidana pada umumnya, dan khususnya
berkaitan dengan upaya pengajuan Peninjauan Kembali dalam perkara pidana
pembunuhan berencana, khususnya yang diputus oleh Pengadilan Negeri
Surakarta.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian yang dilakukan ini adalah
penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris yaitu penelitian tentang
hukum dalam pelaksanaannya, dalam hal ini penelitian tentang pelaksanaan
Peninjauan Kembali oleh pidana mati dalam perkara pembunuhan berencana di
Pengadilan Negeri Surakarta.
2. Sifat Penelitian
Dilihat dari segi sifat penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif (Soerjono Soekanto, 1986: 10), yaitu penelitian yang dimaksudkan
untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang upaya pengajuan
peninjauan kembali dalam perkara pidana pembunuhan berencana khususnya di
Pengadilan Negeri Surakarta.
3. Pendekatan Penelitian
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau daerah yang ditentukan dan dipilih
sebagai tempat pengumpulan data di lapangan, untuk menemukan jawaban
terhadap masalah. Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di
Pengadilan Negeri Surakarta di mana upaya pengajuan Peninjauan Kembali kasus
pembunuhan berencana diajukan.
5. Jenis Data
a. Data primer
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti, tetapi data ini diperoleh dari pihak lain yang telah menyimpan data
tersebut. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian merupakan data
yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Data sekunder
ini diperoleh dari literatur, catatan, buku, dokumen, arsip, karya ilmiah dan
perundangan-undangan yang terkait dengan permasalahan penelitian.
6. Sumber Data
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang berfungsi sebagai penjelas
dari bahan hukum primer, yaitu terdiri dari: buku-buku hasil karya ahli hukum
yang berkaitan dengan tema penelitian, putusan pengadilan, berkas-berkas
perkara, dan sebagainya.
8. Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif
interaktif. Analisis kualitatif interaktif adalah analisis dengan tiga komponen yang
dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya, maupun dengan
proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Ketiga komponen
analisis tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Model interaktif tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan
Data
Reduksi Penyajian
Data Data
Penarikan
Kesimpulan
a. Pengumpulan data
b. Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengambil kesimpulan dari hasil pengumpulan data. Kesimpulan yang
dimaksud adalah kesimpulan singkat dari setiap hasil wawancara. Dengan
melakukan reduksi, maka peneliti akan dapat mengetahui apakah data yang
diperoleh sudah dapat menjawab permasalahan penelitian atau belum. Jika
belum dapat menjawab permasalahan, maka peneliti dapat mencari informasi
lain dari sumber yang berbeda dan mereduksinya lagi. Demikian seterusnya
sehingga setelah beberapa informasi diperoleh dan dapat disimpulkan, maka
baru dapat diketahui hasil penelitian secara menyeluruh.
c. Penyajian Data
d. Penarikan kesimpulan
F. Sistematika Skripsi
Untuk memberi gambaran yang menyeluruh, maka penulis membuat
sistematika skripsi, yang terdiri dari 4 (empat) bab ditambah dengan daftar
pustaka, serta lampiran-lampiran. Adapun sistematika yang akan disusun sebagai
berikut :
Bab IV, Penutup, adalah bab terakhir yaitu memuat tentang kesimpulan
dari hasil penelitian, beserta saran-saran yang hendak penulis sampaikan.
Kemudian disertakan pula daftar pustaka dan lampiran-lampiran.