Kerja
di Fasyankes
K3 di Fasyankes
• Kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia
fasilitas pelayanan kesehatan, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan agar sehat, selamat, dan bebas dari gangguan
kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan,
lingkungan, dan aktivitas kerja
REFERENSI :
PMK 52/2018 ttg K3 FASYANKES
STANDAR K-3
Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3
SISTEM MANAJEMEN K-3
Penerapan kewaspadaan standar
KEBIJAKAN K-3 Penerapan prinsip ergonomi
PENINJAUAN KINERJA K-3
Monitoring/inspeksi
Perbaikan peralatan/alat medis
Fungsi
non medis
Kalibrasi peralatan
8.5. Manajemen
lingkungan dan prasarana
• Kondisi fisik lingkungan/bangunan
• Manajemen prasarana: instalasi listrik,
kualitas air, ketersediaan gas medis,
ventilasi, dan system utama yang lain
• Penanganan B3B
• Penanganan limbah
• Rencana penanggunangan bencana
• Rencana penanggulangan kebakaran
• Monitoring, evaluasi, tindak lanjut kondisi
fisik
• Program pemeliharaan lingkungan fisik
• Program penanggulangan bencana dan
kebakaran dan bagaimana pelaksanaannya
• Tenaga yang bertanggung jawab untuk
pengelolaan lingkungan dan kalau terjadi
bencana/kebakaran
8.5.1. Lingkungan fisik Puskesmas, instalasi listrik, air, ventilasi, gas
dan sistim lain yang dipersyaratkan diperiksa secara rutin, dipelihara,
dan diperbaiki bila perlu
Elemen Penilaian:
• 1. Kondisi fisik lingkungan Puskesmas dipantau secara rutin
• 2. Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan
dipantau secara periodic oleh petugas yang diberi tanggung jawab
• 3. Tersedia sarana untuk menangani masalah listrik/api apabila terjadi kebakaran
• 4. Tersedia kebijakan dan prosedur inspeksi, pemantauan, pemeliharaan dan
perbaikan
• 5. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan alat dilakukan sesuai
dengan prosedur dan jadual yang ditetapkan
• 6. Dilakukan dokumentasi pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut inspeksi,
pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan yang telah dilakukan
8.5.2. Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya serta pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya
dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai
Elemen Penilaian:
• 1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
• 2. Ditetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya
• 3. Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan bahan berbahaya
• 4. Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan limbah berbahaya
Kriteria 8.5.3 Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif untuk
menjamin keamanan lingkungan fisik dikelola oleh petugas yang
kompeten
• Pokok Pikiran:
• Untuk mengelola risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja memerlukan
perencanaan. Rencana tahunan dalam mengelola lingkungan perlu disusun meliputi:
• a) Keselamatan dan Keamanan. Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung, halaman,
tempat parkir, dan peralatan klinik tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung.
Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh
mereka yang tidak berwenang
• b) Bahan berbahaya, yang meliputi: penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya lainnya
harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
• c) Manajemen emergensi, yaitu tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi direncanakan
dan efektif
• d) Pengamanan kebakaran: klinik wajib melindung properti dan penghuninya dari kebakaran dan asap.
• e) Peralatan medis: untuk mengurangi risiko, peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sesuai dengan
ketentuan.
• f) Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian
8.5.3. Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif untuk
menjamin keamanan lingkungan fisik dikelola oleh petugas yang
kompeten
Elemen Penilaian:
• 1. Ada rencana program untuk menjamin lingkungan fisik yang aman
• 2. Ditetapkan petugas yang bertanggungjawab dalam perencanaan
dan pelaksanaan program untuk menjamin lingkungan fisik yang
aman
• 3. Program tersebut mencakup perencanaan, pelaksanaan,
pendidikan dan pelatihan petugas, pemantauan, dan evaluasi
• 4. Dilakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan program tersebut.
8.6. Manajemen peralatan
• Elemen Penilaian:
• 1. Dilakukan inventarisasi peralatan yang ada di puskesmas
• 2. Ditetapkan penanggung-jawab pengelola alat ukur dan dilakukan
kalibrasi atau yang sejenis secara teratur, dan ada buktinya
• 3. Ada sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara
rutin
• 4. Hasil pemantauan tersebut didokumentasikan.
• 5. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penggantian dan perbaikan alat
yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan.
Standar terkait dengan K3
(SIAP 219)
→10 Kriteria, 33 EP
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB I - KMP
BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
6 STANDAR, 23 KRITERIA, 84 ELEMEN PENILAIAN
1.5
PENGAWASAN, 1.2 TATA KELOLA ORGANISASI PKM
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA ➢ 4 KRITERIA
➢ 10 EP
➢ 3 KRITERIA
➢ 15 EP
1.3
MANAJEMEN FASILITAS & MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KESELAMATAN (MFK) 1.4
➢ 5 KRITERIA
➢ 8 KRITERIA ➢ 14 EP
➢ 27 EP
1.3.5. PENYELENGGARAAN K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam
pelayanan baik langsung maupun tidak langsung
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi
risiko epidemiologi penyakit infeksi, serta program perlindungan pegawai terhadap penularan
penyakit infeksi proses pelaporan jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan
1.3.5 konseling perlu disusun dan diterapkan
PENYELENGGARAAN • Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pengguna
K3
layanan, keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana
cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut
akibat cedera seperti tertusuk jarum (suntik), paparan terhadap penyakit menular, memahami
identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan lainnya
ELEMEN PENILAIAN
1. Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W)
2. Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan program
yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. (D, W)
3. Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W)
4. Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan, atau cedera akibat kerja.
(D, W)
Identifikasi area berisiko kekerasan
REGULASI
PELAYANAN KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA
Pemeriksaan Imunisasi
kesehatan
Konseling
Tindak lanjut jika. Terjadi
REFERENSI : PMK 52/2018: K3 FASYANKES
Kekerasan di tempat kerja
Ada SK Ka
Puskesmas ttg R SISTEM
Tim K3 MANAJEMEN STANDAR K-3
K-3
Dokumen Program
dan
Pelaksanaan Program 1.3.5.3
1.3.5.2 Imunisasi 1.3.5.4
Program Pemeriksaan diprioritaskan bagi Konseling
kesehatan, minimal SDM yang berisiko Tindak lanjut jika terjadi
1x/th tinggi kekerasan di tempat kerja
Pokok Pikiran:
• Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
1.4.1. PROGRAM MFK
PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3
SISTEM UTILISASI
PJ. MFK
DIKLAT MFK
D
Kerangka ISI Program MFK
R
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
3.Tujuan umum dan khusus
4.Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
• Kegiatan pokok :
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Bahan beracun dan berbahaya
c. Disaster plan
d. Kebakaran
e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
f. Peralatan medis
5.Cara melaksanakan kegiatan
6.Sasaran
7.Jadwal pelaksanaan kegiatan
8.Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
9.Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Pokok Pikiran:
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera
bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan da
n Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebaka
ran, gedung roboh, dan tersengat listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselam
atan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya
kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak
aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan ma
ka perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk
memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan seca
ra aman dan mengontrol terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.
2
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 4
Dilakukan identifikasi Dilakukan pemantauan
terhadap pengunjung, terhadap pekerjaan konstruksi
petugas dan petugas alih
ELEMEN PENILAIAN terkait keamanan dan
daya (outsourcing) (D,O,W)
pencegahan penyebaran infeksi.
(D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi fasilitas 3 Dilakukan simulasi
secara berkala meliputi terhadap kode darurat
bangunan, prasarana dan secara berkala. (D, O,W).
peralatan (D,O,W)
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan
semua individu yang bekerja di RS, pada pasien
1.Pendahuluan RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk
2.Latar belakang tamu) yang memasuki area terbatas (restricted
3.Tujuan umum & khusus area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
g) Melindungi dari kejahatan perorangan,
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif &
milik pribadi
proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan /
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan
area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai
berpotensi menimbulkan cedera.
tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara
kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi
berkala &terdokumentasi.
tidak boleh menggunakan selang, dll
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko
perbaikan
keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK,
R
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra
ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak
construction risk assessment / PCRA) setiap ada
dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan /
minta bantuan bila terjadi bahaya.
demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas 5. Cara melaksanakan kegiatan
pendukung yang aman, untuk mencegah 6. Sasaran
terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
bahaya dan risiko serta mempertahankan 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pelaporannya
pengunjung. 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3
1.4.3 Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun ser
ta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berda
sarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan
POKOK PIKIRAN:
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu
diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,
jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan.
Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3
1 4
Dilaksanakan program Ada laporan, analisis, dan
pengelolaan B3 dan tindak lanjut penanganan
limbahnya sesuai angka tumpahan, paparan/pajanan B3
satu sampai tujuh huruf b ELEMEN PENILAIAN dan atau limbah B3. (D,W)
(R)
2
Pengolahan limbah B3 sesuai 3 Tersedia IPAL sesuai
standar (penggunaan dan dengan ketentuan
pemilahan, pewadahan dan peraturan perundang-
penyimpanan/TPS B3 serta undangan. (D, O)
pengolahan akhir) (D,O,W)
Program Pengelolaan B3
R meliputi:
1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
3) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
4) Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
6) Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-
undangan
8) Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
inventArisasi PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3
INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
PENGGUNAAN
PENGENDALIAN
regulasi
ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan simulasi dan evaluasi
tahunan meliputi angka dua sampai
2 dengan angka enam huruf c pada
Dilaksanakannya program 3 kriteria 1.4.1. terhadap program
manajemen bencana meliputi
angka satu sampai dengan kesiapan menghadapi bencana yang
angka tujuh huruf c pada telah disusun, dan dilanjutkan dengan
kriteria 1.4.1. (D, W). debriefing setiap selesai simulasi. (D,
W)
Situasi pasca
bencana Situasi normal
tidak bencana
Perencanaan
Rehabilitasi Mitigasi
Perencanaan
Evakuasi Kontijensi
konsep
Risk
Disaster/
Eksposure
Mitigasi Bencana
Penentuan kejadian
Pengembangan
skenario
Kaji ulang
Penetapan kebijakan
an Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Aktivasi
Sumber “Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh Bakornas PBP
SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
Mengukur kinerja
Seluruh komponen Pemanfaatan Sumber Daya
Diprogramkan dan dilaksanakan
Minimal setahun sekali
Identifikasi area yang
POKOK PIKIRAN:
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko
terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun
sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi
kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas,
dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat,
tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN
INSPEKSI, PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SK Larangan merokok
JALUR EVAKUASI
LARANGAN MEROKOK
1.4.5
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
1.4.5
1 4 Ditetapkan kebijakan larangan
Dilakukan program merokok bagi petugas, pengguna
pencegahan dan layanan, dan pengunjung di area
penanggulangan kebakaran Puskesmas. (R)
angka satu sampai angka
empat huruf d pada kriteria
1.4.1. (D, O, W)
ELEMEN PENILAIAN
2
Dilakukan inspeksi, pengujian 3
dan pemeliharaan terhadap alat Dilakukan simulasi dan evaluasi
deteksi dini, alarm, jalur tahunan terhadap program
evakuasi, serta keberfungsian pengamanan kebakaran. (D, W)
alat pemadam api. (D, O, W)
.
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN
R
• Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
• Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
berkesinambungan
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
A. FIRE DETECTOR
Sistim proteksi aktif
APAR
Smoke Detector dengan Alarm
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas
dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat
kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus
tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang
dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan
panduan produk tiap alat kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya
kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT
KESEHATAN
1.4.6
1
Dilakukan inventarisasi alat 3
kesehatan sesuai dengan ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan pemeliharaan dan
ASPAK. (R) kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D,O,W)
2
Dilakukan inspeksi dan
pengujian terhadap alat
kesehatan secara periodik
(D, 0, W)
R
1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan
mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang
lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin
ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan
Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika
terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas
medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset,
perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga
ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan \.
• prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air
secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Ketersediaan listrik, air, gas
medis
Identifikasi & Ketersediaan
sistem utilitas kunci yang lain
implementasi
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA
ELEMEN PENILAIAN
01
Sumber air, listrik dan gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas. (D,O)
1.4.8. DIKLAT MFK
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar
dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in
house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam
rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan
keselamatan
1.4.8. DIKLAT MFK
1
Ada rencana program 3
pendidikan Manajemen ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan evaluasi dan
Fasilitas dan Keselamatan tindak lanjut perbaikan
bagi petugas. (R) dalam pelaksanaan program
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan bagi petugas.
(D,W)
2
Dilaksanakan program
pendidikan Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan bagi petugas
sesuai rencana. (D,W)
SOSIALISASI
PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT
MFK (lihat 6 program)
POKOK PIKIRAN
• Program pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas adalah untuk mengidentifikasi
dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi di antara pasien, petugas, keluarga dan
masyarakat dan lingkungan melalui penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara
bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan dan
Surveilans HAIs
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin
penerapan yang konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI Misalnya : Audit
kepatuhan Kebersihan tangan , audit bundles HAis dll
• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggung
jawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan
Puskesmas
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.5.3
Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran huruf a sampai dengan
huruf i sesuai prosedur yang ditetapkan . (D,O,W)
01
02
Bila ada pengelolaan pada pokok pikiran huruf f sampai dengan huruf h
yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, Puskesmas harus memastikan
standar mutu diterapkan oleh pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (D,W)