PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Implementasi
2.1.2.1 Pengertian Implementasi
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan adanya
jaringan komputerisasi menjadi lebih cepat dan tentunya dapat
menghemat pengeluaran biaya. Pelayanan tersebut terjadi sudah tidak
membutuhkan banyak tenaga manusia lagi melainkan yang dibutuhkan
adalah manusia yang mempunyai ahli untuk mengeprasionalkan
jaringan komputerisasi tersebut. Oleh karena itu, dalam menunjang
terciptanya tertib administrasi dan peningkatan pelayanan publik, perlu
didukung dengan adanya implementasi yang berorientasi pada
pelayanan dan tujuan yang akan di tercapai.
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus
Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah:
Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement.
Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan)
berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk
menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)(Webster dalam
Wahab, 2004:64).
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang
berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan
sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau
akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk
menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang,
peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat
oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.
Pengertian implementasi selain menurut Webster di atas
dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi
adalah Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah
atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
9
2.1.4 Fraud
2.1.4.1 Pengertian Fraud
Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
pada Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disebut
Kecurangan JKN adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh
peserta, petugas BPJS Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan,
serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan
keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai
dengan ketentuan.
2.1.4.2 Kecurangan JKN dapat dilakukan oleh:
1. Peserta;
a. membuat pernyataan yang tidak benar dalam hal eligibilitas
(memalsukan status kepesertaan) untuk memperoleh pelayanan
kesehatan;
b. memanfaatkan haknya untuk pelayanan yang tidak perlu
(unneccesary services) dengan cara memalsukan kondisi
kesehatan;
c. memberikan gratifikasi kepada pemberi pelayanan agar bersedia
memberi pelayanan yang tidak sesuai/tidak ditanggung;
d. memanipulasi penghasilan agar tidak perlu membayar iuran
terlalu besar;
e. melakukan kerjasama dengan pemberi pelayanan untuk
mengajukan Klaim palsu;
f. memperoleh obat dan/atau alat kesehatan yang diresepkan untuk
dijual kembali; dan/atau
g. melakukan tindakan Kecurangan JKN lainnya selain huruf a
sampai dengan huruf f.
2. Petugas BPJS Kesehatan;
a. melakukan kerjasama dengan peserta dan/atau fasilitas
kesehatan untuk mengajukan Klaim yang palsu;
11
2.1.3 Pencegahan
2.1.3.1 Pengertian Pencegahan
Pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau
tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan demikian,
pencegahan merupakan tindakan. Pencegahan identik dengan perilaku.
Pencegahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengandung pengertian perihal mencegah. Sedangkan penanggulangan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung pengertian proses,
cara, perbuatan menanggulangi.
Berikut beberapa pasal dalam permenkes tersebut yang mengatur
tentang bagaimana Rumah Sakit mencegah dalam terjadinya fraud
pelaksananaan JKN.
Pada PERMENKES nomor 36 tahun 2015 pasal 13 telah diatur bahwa :
FKRTL/ Rumah Sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus
membangun sistem pencegahan Kecurangan JKN melalui:
a. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan Kecurangan JKN;
b. Pengembangan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada
kendali mutu dan kendali biaya; dan
c. Pengembangan budaya pencegahan Kecurangan JKN sebagai
bagian dari tata kelola organisasi dan tata kelola klinis yang
berorientasi kepada kendali mutu dan kendali biaya.
Pada Pasal 18 juga telah diatur bagaimana Rumah Sakit membentuk Tim
Pencegahan Kecurangan JKN di FKTRL:
(1) Tim pencegahan Kecurangan JKN di FKRTL terdiri atas unsur
satuan pemeriksaan internal, komite medik, perekam medis, Koder,
dan unsur lain yang terkait.
(2) Tim pencegahan Kecurangan JKN di FKRTL sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertugas:
16
organisasi dan tata kelola klinis yang berorientasi kepada kendali mutu
dan kendali biaya.
Teori-teori diatas mempunyai hubungan dengan masalah yang
akan diteliti, yaitu dalam pencegahan terhadap fraud di fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjut pada jaminan kesehatan sosial untuk
meminimalisir faktor penyebab kecurangan, pelayanan jaminan
kesehatan akan berjalan baik apabila pihak rumah sakit menerapkan
pereturan pencegahan kecurangan (Fraud) dengan baik sehingga
faktor penyebeb kecurangan itu tidak terjadi.