Anda di halaman 1dari 7

RESUME MODUL 7

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA

NAMA : IDA AYU PUTU WIDA SEPTIARI


NIM : 859016094

MODUL 7 : EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA


Kegiatan Belajar 1 : Evaluasi Pendidikan di SD, Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan
Prinsip Evaluasi
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disebutkan bahwa : penilaian
(evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk keperluan perbaikan
dan peningkatan kegiatan belajar siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, pendidikan memiliki arti yang
lebih luas dari pengajaran. Pendidikan menurut beliau adalah peningkatan kemampuan
yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan
siapa saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun (tidak tidur).
Sedangkan pelajaran adalah peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik dari
gurunya pada waktu belajar.
Taksonomi tujuan pendidikan dibagi menjadi 3 ranah yaitu :
1) Ranah kognitif (ranah proses berpikir)
2) Ranah afektif (ranah sikap hidup)
3) Ranah psikomotor (ranah keterampilan fisik)
Tabel. Jenjang Tiap Ranah
Ranah Kognitif (C) Ranah Afektif (A) Ranah Psikomotor (P)
C1 : Ingatan A1 : Menerima P1 : Persepsi
C2 : Pemahaman A2 : Menanggapi P2 : Siap bertindak
C3 : Penerapan A3 : Menghargai P3 : Menirukan
C4 : Analisis A4 : Mengatur diri P4 : Gerak mekanik
C5 : Sintesis A5 : Menjadi pola hidup P5 : Gerak kompleks
C6 : Penilaian

Materi (bahan) dan ranah yang harus dilatihkan berpedoman pada tujuan pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Pendidikan Nasional, No. 22 Tahun
2006. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam dokumen mencakup :
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
standar isi, dan
4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Tabel. Menggambarkan pertemuan satu jam pelajaran yang diakhiri dengan evaluasi
formatif. Penyebaran jawaban pada evaluasi formatif
Penguasaan tujuan Pembelajaran No.
No. Nama Peserta Didik Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. Abdul + - - + + + + tujuan sudah
2. asrul + - - + + + tercapai
3. dani + + - - + +
4. ela + + - + + +
5. emi + + - + + +
6. farida + - + + + + - Tujuan
7. gazali + - + + + + belum
8. irsal - - - + + + tercapai
9. nursal + - - + + +
10. zamadi + - - + + +

Penilaian berarti pengkuruan keberhasilan seseorang baik dalam proses


pembelajaran maupun keberhasilan pembelajaran. Yang diukur tidak hanya materi yang
dikuasai tetapi juga dampak materi itu terhadap jenjang proses berpikir, jenjang
pengembangan kepribadian, dan jenjang kemampuan ketrampilan. Untuk pengukuran
diperlukan alat ukur atau tes. Alat ukur untuk kemampuan kognitif berbeda dengan
kemampuan afektif serta kemampuan psikomotor. Selanjutnya alat ukur untuk setiap
jenjang walaupun ranahnya sama akan berbeda pula.
Evaluasi proses merupakan pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai. Jika sudah dicapai, kegiatan selanjutnya dapat
dilaksanakan. Sebaliknya jika tujuan belum dikuasai atau dicapai, pendidik harus berupaya
untuk mencapai tujuan tersebut dengan melaksanakan berbagai alternatif pembelajaran.
Evaluasi proses sebaiknya dilakukan tertulis agar semu peserta mendapat kesempatan yang
sama mengemukakan jawaban. Namun dengan cara-cara yang diatur secara berhati-hati
evaluasi proses sekali-sekali dapat dilakukan dengan lisan. Pelaksanaan evaluasi proses
yang dilaksnakan secara terus-menerus dan berkesinambungan akan meningkatkan daya
serap peserta didik.
Tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik akan lebih akurat (tepat) pengukurannya
kalau tes hasil belajar dilakukan lebih sering. Pendidik, termasuk orang tua, dalam
kegiatannya berkewajiban untuk mengembangkan ketiga ranah tujuan pendidikan melalui
materi pelajaran yang disampaikannya.
Kegiatan Belajar 2 : Evaluasi Proses Belajar IPA di SD
Tujuan Evaluasi Proses Belajar IPA di SD
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tercantum bahwa tujuan mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di SD adalah :
1. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang
alam sekitarnya.
3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
lingkungan sekitar.
4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama,
dan mandiri.
5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan, suatu
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai
kesadaran dan keagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

1. Pengertian Evaluasi Proses Belajar IPA


Evaluasi proses dimaksud untuk mendapatkan informasi sejauhmana kegiatan
pembelajaran membawa pengaruh pada peserta didik.
2. Alat Evaluasi Proses Belajar IPA di SD
Untuk menentukan keberhasilan suatu proses memerlukan alat ukur. Seharusnya alat
ukur yang digunakan adalah alat ukur yang baku agar hasil pengukurannya dapat
dipercayai. Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari alat evaluasi
untuk mengukur kognitif, alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani dan alat
evaluasi untuk mengukur kemampuan keterampilan.
a) Alat evaluasi untuk mengukur kognitif
Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat
ditentukan dengan menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani
Pengembangan afektif melalui dari jenjang terendah yaitu dapat menerima suatu sikap
hidup misalnya : disiplin diperlukan dalam hidup dan kehidupan, contoh operasional
adalah disiplin diperlukan dalam lalu lintas.
Contoh upaya melatih siswa untuk memiliki disiplin adalah dengan mengamati atau
mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal berikut :
1) Datang di sekolah/kelas
2) Membayar SPP
3) Mengikuti upacara sekolah
4) Mengerjakan pekerjaan rumah
5) Mengerjakan tugas praktikum
6) Mengerjakan kebun sekolah
7) Mengerjakan sholat pada waktunya
8) Menepati janji
9) Mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan dan sebagainya.
c) Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan
Seperti pada proses pembelajaran kognitif afektif, juga proses pembelajaran
keterampilan pada dasarnya sama yaitu melatihkan agar peserta didik terampil
menggunakan panca inderanya dalam pembelajaran IPA di SD, melalui demonstrasi,
percobaan, lunjungan lapangan dan sebagainya. Pelajaran IPA melatih peserta didik
menggunakan tangan, indera penglihatan, indera pendengaran, indera pengecap, dan
indera pencium, serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki.
1) Keterampilan menggunakan tangan
Pendidikan IPA melatih peserta didik terampil menggunakan tangannya dengan
menggunakan bermacam-macam alat. Alat IPA ada yang harus dipegang seperti
memegang gelas minum, tidak memiliki keterampilan khusus.
2) Keterampilan menggunakan indera penglihatan
Obeservasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam proses
pembelajaran IPA. Hasil pengamatan yang tepat hanya dapat diperoleh dengan cara
melihat yang sudah baku.
3) Keterampilan menggunakan indera penegcap
Dalam proses pembelajaran IPA di SD indera pengecap ini tidak sering digunakan
mengingat dengan cara mengecap membawa risiko pada kesehatan.
4) Keterampilan menggunakan indera pencium
Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD lebih banyak dilatihkan daripada
mengecap rasa. Bau yang bermacam-macam di alam adalah peristiwa IPA. Melalui
bau yang tercium peserta didik dapat mengenal bahan, karena banyak di antara
bahan tersebut memiliki bau khas.
Contoh :
a) Cobalah kenali bau cuka yang digunakan ibu di dapur.
b) Pernahkah anda menghisap bau tape? Samakah baunya dengan asam cuka.
c) Kenalkah anda dengan belerang, yaitu zat padat yang berwarna kuning? Adakah
baunya yang khas.
d) Pernahkah anda mendatangi bengkel las? Terciumkah bau khas yang dikeluarkan
oleh gas yang dipakai tukang las?
e) Bukankah tempat penimbunan sampah memiliki bau yang menusuk hidung.

Penilaian proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penilaian proses pembelajaran yang sifatnya kognitif dilaksanakan dengan lisan atau tertulis
dalam bentuk pertanyaan esai objektif, atau bentuk tes objektif. Penilaian proses
pembelajaran yang menyangkut pengembangan psikomotor dan afektif biasanya
dilaksanakan melalui obeservasi. Hasil penilaian proses digunakan untuk menentukan
kualitas pembelajaran bukan untuk menentukan nilai peserta didik.

Kegiatan Belajar 3 : Evaluasi Hasil Belajar IPA


Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran meliputi
kemampuan berpikir kognitif, kemampuan keterampilan dan kualitas kepribadian. Untuk
mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes) yang dapat dipercaya yaitu
dengan memiliki :
1. Validitas (ketepatan, kesahihan) yang tertinggi
2. Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari
3. Daya pembeda yang minimal cukup
4. Objektivitasnya tinggi
5. Reliabilitas (ketepatan) yang tinggi
Penilaian hasil pembelajaran IPA yang berkenaan dengan kognitif menggunakan tes
bentuk objektif atau tes bentuk uraian. Pengembangan keterampilan di laboratorium adalah
kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan kognitif dan menjadi tanggung jawab guru IPA
untuk melaksanakannya. Mengukur kemampuan keterampilan menggunakan teknik
obeservasi. Pengembangan kualitas kepribadian menjadi tanggung jawab semua pihak di
sekolah (guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi) oleh sebab itu pengukuran hasil
pembinaan peningkatan kualitas ini dinilai satu kali dalam satu periode, akhir caturwulan
dan akhir tahun. Kualitas kepribadian (nilainya) tidak mungkin digolongkan dengan
kemampuan kognitif ataupun kemampuan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai