Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-3

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK 4202/PEMBELAJARAN IPA DI SD/3 sks


PROGRAM STUDI PGSD BI-SEMESTER 2

Nama Penulis : Dr. RamacosFardela, S.Si., M.Sc.


Nama Penelaah : ……………………………………………………………………………..
Status Pengembangan : Baru/Revisi**
Tahun Pengembangan : 2021

Sumber
N Skor
UraianTugas Tutorial Tugas
o Maksimal
Tutorial
1. Jelaskan tujuan evaluasi proses belajar IPA di SD! 10 Modul 7
2. Sebutkan komponen-komponen alat ukur (tes) yang 10 Modul 7
baik untuk mengukur kemampuan peserta didik!
3 Sebutkan tahapan analisis konteks dalam penyusunan 10 Model 8
KTSP!
4 Jelaskan pengertia nsilabus dan RPP! 10 Modul 8
danModul 9
5 Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip pengembangan 20 Modul 8
silabus! danModul 9
6 Buatkan RPP sesuai kurikulum 2013 dan uraikan 40 Tambahan
bagian IPA nya

JAWAB
1. Tujuan Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.


b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang
alam sekitarnya.
c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
lingkungan sekitarnya.
d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja
sama, dan mandiri.
e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai
kesadaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Komponen-komponen alat ukur (tes) yang baik untuk mengukur kemampuan


peserta didik

a. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif


Alat evaluasi untuk mengukur kognitif berupa tes sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Tes dapat berbentuk objektif atau uraian (esai). Teknik pemberian tes
secara tertulis dapat dengan pertanyaan objektif yaitu melengkapi pilihan. Teknik
lainnya dengan menyampaikan pertanyaan secara lisan.

b. Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani


Lebih mudah melatih anak didik untuk menghapal, memahami, menerapkan
hukum, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya kognitif daripada melatih anak didik
supaya berdisiplin, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, tepat waktu, mau
bekerja  sama, dan sebagainya. Latihan  ranah afektif dilakukan terus-menerus selama
proses pembelajaran agar meningkat menjadi jenjang A5 atau mejadi pola hidup. Contoh
yang dilatih adalah disiplin. Guru  mengamati dan mengobservasi apakah siswa tepat
waktu dalam hal:
1. Datang di kelas/sekolah
2. Membayar uang sekolah
3. Mengikuti upacara bendera
4. Mengerjakan pekerjaan rumah
5. Mengerjakan tugas praktikum
6. Mengerjakan kebun sekolah
7. Mengerjakan shalat tepat waktu
8. Menepati janji
9. Mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan.

c. Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan


Jenis keterampilan yang harus dikembangkan dalam IPA
a.  Keterampilan menggunakan tangan
 Cara memegang gelas beker, seperti memegang gelas biasa namun harus
terampil menuangkan isi yang harus dipindahkan ke tempat lain melalui
“bibir” gelas yang sudah didesain untuk itu.
 Cara memegang termometer, menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan, tempat memegangnya di tengah termometer. Juga dilatih
bagaimana mengukur menggunakan termometer. Hal ini perlu dilakukan
terus-menerus dan perlu bimbingan.
b. Keterampilan menggunakan indera penglihat
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam
proses pembelajaran IPA.  Percobaan mengukur suhu air yang baru saja
dipanaskan menggunakan termometer, si pembaca harus meletakkan matanya
sama tinggi dengan permukaan air raksa termometer agar tidak keliru membaca
skala.
c.  Keterampilan menggunakan indera pengecap
Yang dilatihkan di SD adalah mengecap rasa manis, pahit, dan asam pada
bagian tertentu dari lidah.
d. Keterampilan menggunakan indera pencium
Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD lebih banyak dilatihkan
daripada mengecap rasa. 
3. Tahapan analisis konteks dalam penyusunan KTSP

a. Mengidentifikasi Standar Isi ( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) sebagai


acuan
b. Menganilis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program
c. Menganlisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar :
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

4. Pengertian silabus dan RPP

Silabus
Silabus adalah rencan pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber,bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan
Kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian Kompetensi Untuk penilaian.

RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran, atau disingkat RPP, adalah pegangan
seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya
dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari
tersebut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi pengaturan yang berkenaan
dengan perkiraan atau proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, kemungkinan pelaksaan pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan ataupun tidak karena proses
pembelajaran bersifat situasional, apabila perencanaan disusun secara matang maka
proses dan hasil pembelajaran tidak akan jauh dari perkiraan.

5. Prinsip-prinsip pengembangan silabus

 Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
 Relevan.  Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
 Sistematis. Komponen-komponen silabus  saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
 Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
 Memadai.  Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
 Aktual dan Kontekstual.  Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
 Fleksibel.  Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
 Menyeluruh.  Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

Anda mungkin juga menyukai