Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

Nama : Lisliana

NIM : 858086191

Makul : Pembelajaran IPA di SD

1. Perbedaan evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar IPA di SD


 Evaluasi proses bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan
pembelajaran membawa pengaruh pada peserta didik. Hasil evaluasi proses yang
kurang memuaskan berarti terdapat kekurang sempurnaan dalam pembelajaran, dan
kekurangan ini harus diperbaiki segera sehingga hasil evaluasi setelah perbaikan
proses menjadi sempurna atau lebih baik daripada hasil evaluasi proses yang
pertama.
 Evaluasi hasil belajar adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program
yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir (misalnya evaluasi di
akhir semester).
 Evaluasi hasil belajar lebih banyak menggunakan cara tertulis daripada lisan, karena
waktu yang diperlukan lebih sedikit dan kesempatan memperoleh pertanyaan yang
sama untuk semua peserta didik.
 Materi yang diobservasikan pada waktu evaluasi proses lebih rinci daripada materi
yang diobservasikan pada evaluasi hasil, dan kecepatan dimaksudkan sebagai suatu
kriteria keberhasilan.
2. Komponen alat ukur (tes) yang baik untuk mengukur kemampuan peserta didik yaitu:
a. validitas (ketepatan, kesahihan) yang tinggi;
b. keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari;
c. daya pembeda yang minimal cukup;
d. objektivitasnya tinggi; dan
e. reliabilitas (ketetapan) yang tinggi.
3. Jenis alat ukur penilaian kognitif, afektif dan psikomotor
a. Penilaian kognitif
Jenis alat ukur untuk penilaian kognitif menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Tes tersebut bentuknya objektif atau bentuk uraian (esai).
Untuk memilih yang mana yang paling cocok untuk digunakan sangat tergantung
pada berbagai hal diantaranya, waktu yang tersedia, proses berpikir yang diukur sifat
materi yang akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik dalam kelas.
Contoh: Seorang guru IPA kelas IV, pada caturwulan yang pertama baru saja
menyelesaikan 70 menit dari jatah waktu mengajar yang lamanya 80 menit.
Guru tersebut memutuskan bahwa 10 menit terakhir digunakan untuk
mengerjakan tes mengenai evaluasi proses pembelajaran, bentuk pertanyaan
adalah objektif yaitu melengkapi pilihan yang jumlah pertanyaan 8 butir.
b. Penilaian afektif
Jenis alat ukur untuk penilaian afektif yaitu menggunakan pedoman observasi
(pengamatan) untuk mengamati sikap hidup peserta didik.
Contoh: Upaya melatih peserta didik memiliki disiplin adalah dengan mengamati
atau mengobservasi apakah mereka tepat waktu dalam hal-hal berikut:
1) datang di sekolah/kelas;
2) membayar SPP;
3) mengikuti upacara sekolah;
4) mengerjakan pekerjaan rumah;
5) mengerjakan tugas praktikum;
6) mengerjakan kebun sekolah;
7) mengerjakan sholat pada waktunya;
8) menepati janji;
9) mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan dan sebagainya.
c. Penilaian psikomotor
Jenis alat ukur untuk penilaian psikomotor yaitu menggunakan pengamatan
(observasi) untuk mengamati kemampuan keterampilan peserta didik.
Contoh:

Kualitas Kegiatan
N
Kegiatan yang Dilatihkan Baik Kuran Sangat
o Baik
sekali g baik kurang baik
1 Memilih alat dan bahan yang sesuai
2 Cara menyalakan lilin
3 Cara meletakkan batang penyangga
4 Cara menuangkan air ke dalam bejana
5 Cara menelungkupkan gelas kosong di
atas lilin
6 Cara memberi tanda permukaan air
sebelum percobaan
7 Cara memberi tanda permukaan air
sesudah percobaan
8 Membersihkan alat yang sudah
digunakan
9 Menyimpan alat dan bahan yang sudah
digunakan

4. Tahapan analisis konteks dalam penyusunan KTSP yaitu:


a. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai
acuan.
b. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.
c. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
5. Prinsip-prinsip pengembangan silabus yaitu:
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

Anda mungkin juga menyukai