Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM 13.

2
JARINGAN KOMPUTER 1
ROUTING STATIS

Nama :
Akmal Rahim 2201301025

Dosen Pengampu :
Juan Robert Sirait, M.Cs

PRODI TEKNOLOGI INFORMASI


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Routing Statis” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Jaringan Komputer 1. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Jaringan Komputer 1 di kehidupan sehari-hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Juan Robert
Sirait, M.Cs, selaku dosen pengampu mata kuliah Jaringan Komputer 1 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Pelaihari, 25 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................... 2

LANDASAN TEORI............................................................................................. 2

2.1 Cisco Packet Tracer .................................................................................. 2

2.2 Routing ..................................................................................................... 2

2.2.1 Routing Statis .................................................................................... 2

2.2.2 Routing Dinamis ............................................................................... 4

2.3 Route Summary ........................................................................................ 4

2.4 Routing Statis Default .............................................................................. 5

BAB III ................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN .................................................................................................... 7

3.1 LANGKAH KERJA ................................................................................. 7

3.2 UMPAN BALIK ...................................................................................... 8

BAB IV ................................................................................................................. 14

PENUTUP ............................................................................................................ 14

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14

4.2 Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan
jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di
dalam jaringan tersebut. Router bekerja dengan cara menentukan jalur yang
akan dipilih untuk mengirim paket-paket data dari sumber ke tujuan. Proses
pencarian dan penentuan jalur inilah yang disebut routing sedangkan
sekumpulan aturan yang berkerja untuk menentukan dan menjalankan
proses routing disebut routing protokol.

Routing protokol ada banyak jenisnya, mulai dari yang sederhana


yaitu static routing protokol hingga yang lebih kompleks seperti dynamic
routing protokol. Static routing protokol merupakan suatu metode routing
yang jalur pengiriman paketnya di-input secara manual sehingga tidak dapat
bekerja bila terjadi perubahan di dalam jaringan. Jenis ini juga kurang baik
bila diterapkan pada jaringan yang besar karena tidak dapat menangani
kegagalan koneksi dengan baik Namun dibalik kekurang tersebut, static
routing memiliki nilai administrative distance 1 yang berarti sambungan ini
merupakan jenis sambungan yang paling dapat dipereaya untuk lalu lintas
data setelah interface yang terhubung langsung (directly connected).

Berbeda dengan static routing protokol, dynamic routing protokol


bersifat dinamis dan mampu melakukan update route dengan cara
mendistribusikan informasi mengenai jalur terbaik ke router lain.
Kemampuan inilah yang membuat dynamic routing protokol mampu
beradaptasi terhadap perubahan topologi.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Cisco Packet Tracer


Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering
digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang
penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan
disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco
Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat
bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga
membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.

2.2 Routing
Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu
tujuan antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada
jaringan .Proses routing terjadi pada perangkat yang disebut dengan router. Dengan
demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Pada saat dilakukannya proses routing, router akan memilih rute
terpendek untuk mencapai tujuannya (destination). Router akan mengolah
informasi tersebut menjadi sebuah skema yang disebut dengan tabel routing. Router
tidak akan mengirimkan paket-paket yang tidak diketahui tujuannya . Router akan
menyimpan tabel routing terbaik untuk setiap protokol dan rute secara terpisah. Ada
2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan yaitu
routing statis dan routing dinamis.

2.2.1 Routing Statis


Routing statis biasa digunakan ketika routing dari suatu jaringan
stub ke jaringan WAN (ISP). Sebuah jaringan stub adalah jaringan yang
diakses oleh satu rute.Sebagai contoh, diperlihatkan pada Gambar 2.1. Di
situ tampak bahwa setiap jaringan LAN yang melekat pada Router0 hanya
akan memiliki satu cara untuk mencapai tujuan lain, apakah ke jaringan
yang melekat pada Router1 atau ke tujuan di luar Router1 (bisa diasumsikan

2
itu sebuah ISP). Oleh karena itu,jaringan 192.168.1.0/24 adalah jaringan
stub dan Router0 adalah router stub.

Menjalankan protokol routing (dinamis) antara Router0 dan Router1


merupakan pemborosan sumber daya karena Router0 hanya memiliki satu
jalan keluar untuk mengirimkan lalu lintas non-lokal (WAN). Oleh karena
itu,routing statis lebih tepat dikonfigurasi untuk konektivitas jaringan
tersebut. Namun demikin routing statis tidak terbatas hanya digunakan pada
jaringan stub. Jaringan lokal skala kecil juga memungkinkan untuk
mengimplementasikan routing statis.

Gambar 1 Topologi routing statis

Beberapa perintah yang digunakan dalam proses konfigurasi routing


statis :

1. Perintah untuk mengaktifkan routing statis pada mode


konfigurasi global (config):
ip route jaringan_tujuan subnet_mask (exit-
interface / IP next-hop)
2. Perintah untuk menon-aktifkan routing statis pada mode
konfigurasi global (config):
no ip route jaringan_tujuan subnet_mask (exit-
interface / IP next-hop)
3. Perintah untuk mengecek ip route :
routing: show ip route

3
2.2.2 Routing Dinamis
Routing dinamis adalah router yang memiliki tabel routing yang
bekerja dengan menggunakan lalu lintas jaringan yang saling berhubungan
dengan router lainnya. Routing dinamis hanya menjalankan protokol
routing yang dipilih berdasarkan router tetangganya dan secara otomatis
tabel routing yang terbaru akan didapatkan. Selain menguntungkan, routing
dinamis juga sedikit merugikan karena routing dinamis memerlukan routing
protokol untuk membuat tabel routing dan protokol routing yang digunakan
bisa memakan resource komputer.

2.3 Route Summary


Route Summarization (Supernetting) adalah menggabungkan
beberapanetwork menjadi sebuah atau beberapa network yang bertujuan
untukmengurangi jumlah routing table yang di konfigurasi ke tetangganya sehingga
membuat proses pencarian menjadi lebih efisien, karena lebih sedikit rute yang
dicari.

Contoh men-summary :

Langkah menghitung Summary Route :

1. Ubahlah IP address ke angka/bilangan binary :


172.16.64.0/24 10101100.00010000.01000000.00000000
172.16.65.0/24 10101100.00010000.01000001.00000000
172.16.66.0/24 10101100.00010000.01000010.00000000
172.16.67.0/24 10101100.00010000.01000011.00000000

2. Cari bit network yang sama dimulai dari bit yang paling kiri, kemudian
batasi.
172.16.64.0/24 10101100.00010000.010000 00.00000000
172.16.65.0/24 10101100.00010000.010000 01.00000000
172.16.66.0/24 10101100.00010000.010000 10.00000000
172.16.67.0/24 10101100.00010000.010000 11.00000000
Prefix = banyaknya bit yang sama

3. Sehingga diperoleh route summary nya adalah 172.64.0/24

4
Membuat tabel routing lebih kecil akan menjadikan proses
pencariantabel routing lebih efisien. Jika salah satu routing statis dapat
digunakansebagai pengganti dari beberapa routing statis yang lain, maka
ukuran tabel routing akan berkurang. Dalam banyak kasus, routing statis
tunggal dapat digunakan untuk mewakili puluhan, ratusan, atau bahkan
ribuan routing.
Sebagai contoh beberapa alamat jaringan akan menggunakan alamat
jaringan tunggal yang mewakili mewakili beberapa subnet. Misalnya,
jaringan 10.0.0.0/16, 10.1.0.0/16, 10.2.0.0/16, 10.3.0.0/16, 10.4.0.0/16,
10.5.0.0/16, yang semuanya melalui 10.255.0.0/16 dapat diwakili oleh
alamat jaringan tunggal: 10.0.0.0/8.

Beberapa routing statis dapat diringkas menjadi routing statis tunggal jika:

1. Jaringan tujuan dapat diringkas menjadi alamat jaringan tunggal.


2. Semua routing statis menggunakan exit-interface atau next-hop IP yang
sama.
Dalam contoh kedua misalnya terdapat tiga routing statis.:
ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 Serial0/0/1

Maka jaringan 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24 dan 172.16.3.0/24 dapat


diringkas kedalam jaringan 172.16.0.0/22. Lihat ilustrasi tabel berikut untuk
memperjelas penghitungan:

172.16.1.0 10101100.00010000.00000001.00000000
172.16.2.0 10101100.00010000.00000010.00000000
172.16.3.0 10101100.00010000.00000011.00000000
172.16.0.0 10101100.00010000.00000000.00000000
255.255.252.0 11111111.11111111.11111100.00000000

2.4 Routing Statis Default


Jaringan stub seperti pada Gambar 2.1 juga merupakan contoh kondisi
yang memungkinkan untuk dilakukan konfigurasi routing statis default.
Routing statis default cocok digunakan:

5
• Bila tidak ada rute lain di tabel routing sesuai dengan alamat IP
tujuanpaket. Penggunaan yang palin umum adalah ketika
menghubungkan router perusahaan ke jaringan ISP.
• Ketika router hanya memiliki satu router lain yang terhubung.
Kondisi ini dikenal sebagai router stub.

Perintah untuk mengaktifkan routing statis default pada mode


konfigurasi global (config):

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 (exit-interface / IP next-hop)

Jika diperhatikan maka alamat jaringan 0.0.0.0 0.0.0.0 itu


merupakan bentuk route summary yang merangkum semua jaringan diluar
jaringan lokal.Biasa disebut “quad-zero”.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 LANGKAH KERJA


1. Rancanglah topologi jaringan dengan paket tracer seperti berikut ini:
(Gunakan Router 1841 dengan menambahkan modul WIC-2T )

Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gate


R1 Fa0/0 192.168.1.1 255.255.255.0 N/A
S0/0/0 198.168.2.1 255.255.255.0 N/A
R2 Fa0/0 192.168.3.1 255.255.255.0 N/A
S0/0/0 192.168.2.2 255.255.255.0 N/A
PC1 N/A 192.168.1.10 255.255.255.0 192.168.1.1
PC2 N/A 192.168.3.10 255.255.255.0 192.168.3.1

2. Konfigurasi routing static pada router 1


Masuk ke mode previleged EXEC, tanda “>” berarti router pada
mode user

Router1>enable
Router1#config t
Router1(config)#interface fa0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config)#interface s0/0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#clock rate 64000
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config-if)#exit
Router1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 s0/0/0
Router1(config)# [ctrl+z]
Router1#copy run start
Router1# show ip route

7
……………………….
C 192.168.1.0/24 is directlyconnected,FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.2

3. Konfigurasi routing static pada routing 2


4. Masuk ke mode previleged EXEC, tanda “>” berarti router pada mode
user

Router2>enable
Router2#config t
Router2(config)#interface fa0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config)#interface s0/0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router2(config-if)#clock rate 64000
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
Router2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1
Router2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 s0/0/0
Router2(config)# [ctrl+z]
Router2#copy run start
Router2# show ip route
……………………….
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.1
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.1.0/24 is directlyconnected,FastEthernet0/0

3.2 UMPAN BALIK


1. Jelaskan penggunaan routing statis !
• Routing statis biasa digunakan ketika routing dari suatu jaringan
stub ke jaringan WAN (ISP). Sebuah jaringan stub adalah jaringan
yang diakses oleh satu rute.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan route summary !

8
• Menggabungkan beberapa network menjadi sebuah atau beberapa
network yang bertujuan untukmengurangi jumlah routing table yang
di konfigurasi ke tetangganya sehingga membuat proses pencarian
menjadi lebih efisien, karena lebih sedikit rute yang dicari.

3. Rangkumlah beberapa alamat jaringan berikut menjadi jaringan


tunggal !
a. 192.168.10.0/24
b. 192.168.100.0/24
c. 192.168.200.0/24
192.168.10.0/24 11000000.10101000.00001010.00000000
192.168.100.0/24 11000000.10101000.01100010.00000000
192.168.200.0/24 11000000.10101000.11001000.00000000
192.168.0.0 11000000.10101000.00000000.00000000
255.255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000
Sehingga route summary adalah 192.168.0.0/16

4. Jelaskan penggunaan routing statis deafult !


• Bila tidak ada rute lain di tabel routing sesuai dengan alamat IP
tujuanpaket. Penggunaan yang palin umum adalah ketika
menghubungkan router perusahaan ke jaringan ISP.
• Ketika router hanya memiliki satu router lain yang terhubung.
Kondisi ini dikenal sebagai router stub.

5. Konfigurasilah topologi berikut ini menggunakan routing statis


dengan langkah :

9
a. Membuat tabel IP :
Device Interface IP Address Subnet Mask Default
Gateway
R1 Fa0/0 192.168.1.1 255.255.255.0 N/A
S01/0 192.168.2.1 255.255.255.0 N/A
R2 Fa0/0 192.168.3.1 255.255.255.0 N/A
S01/0 192.168.2.2 255.255.255.0 N/A
S3/0 192.168.10.1 255.255.255.0 N/A
R3 Fa0/0 192.168.5.1 255.255.255.0 N/A
S0/1/1 192.168.10.2 255.255.255.0 N/A
PC1 N/A 192.168.1.10 255.255.255.0 192.168.1.1
PC2 N/A 192.168.3.10 255.255.255.0 192.168.3.1
PC3 N/A 192.168.5.10 255.255.255.0 192.168.5.1
b. Memasang ip pada interface
c. Mengaktifkan routing statis
• PC1 :
IP Address : 192.168.1.10
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.1.1
• PC2:
IP Address : 192.168.3.10
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.3.1
• PC3:
IP Address : 192.168.5.10
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.5.1
• Router 1 :
Router1>enable
Router1#config t
Router1(config)#interface fa0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#no sh
Router1(config)#interface s0/1/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#no sh
Router1(config-if)#exit
Router1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router1(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router1(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router1(config)#end

10
• Router 2 :
Router2>enable
Router2#config t
Router2(config)#interface fa0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router2(config-if)#no sh
Router2(config)#interface s0/1/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router2(config-if)#no sh
Router2(config)#interface s0/1/1
Router2#(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router2#(config-if)#no sh
Router2(config-if)#exit
Router2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1
Router2(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.10.2
Router2(config)#end

• Router 3 :
Router3>enable
Router3#config t
Router3(config)#interface fa0/0
Router3(config-if)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Router3(config-if)#no sh
Router3(config)#interface s0/1/1
Router3(config-if)#ip address 192.168.10.2 255.255.255.0
Router3(config-if)#no sh
Router3(config-if)#exit
Router3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.10.1
Router3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.10.1
Router3(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.10.1
Router3(config)#end

d. Tes koneksi untuk memastikan semua PC bisa terhubung


satu sama lain.

11
PC 1 ke PC 2 dan PC 3

PC 2 ke PC 1 dan PC 3

12
PC 3 ke PC 1 dan PC 2

13
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk melakukan routing pada 3 PC, pengaturan yang dilakukan
adalah pada routing static untuk ketiga router. Pada router akan membuat
jaringan ke router 2 dan 3. Pada router 2 akan membuat jaringan untuk
router dan 3. Untuk router 3 membuat jaringan ke router I dan 2. Jika sudah
saling terhubung maka jaringan akan terhubung pula sehingga bisa
dilakukan routing dan router bisa saling berkomunikasi.

4.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
laporan di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2020, Oktober 5). PENGERTIAN, KONSEP, JENIS-JENIS, PRINSIP
DAN CARA KERJA ROUTING (ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR
JARINGAN SMK TKJ). Retrieved from
https://smkn1panjalu.sch.id/pengertian-konsep-jenis-jenis-prinsip-dan-
cara-kerja-
routing/#:~:text=Routing%20adalah%20proses%20di%20mana,address%
20tujuan%20untuk%20mengirim%20paket.

Mufida, A. (2018, Juli 8). CISCO PAKET TRACER. Retrieved from


https://technoethnic.blogspot.com/2016/01/cara-membuat-desain-simulasi-
jaringan-komputer-dengan-router-cisco-packet-tracer.html

Shinta, A. (2022, Maret 11). Perbedaan Routing Statis dan Dinamis: Panduan
Lengkap. Retrieved from https://www.dewaweb.com/blog/perbedaan-
routing-statis-dan-dinamis/

15

Anda mungkin juga menyukai