Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ET2111 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1A


MODUL : 02
Static Routing

NAMA : DAVID AGUNG IMMANUEL

NIM 18118027

KELOMPOK 04

HARI, TANGGAL : SELASA, 10 MARET 2020


WAKTU : 15.00-17.00
ASISTEN : VIANDRA NURMALITA

LABORATORIUM TELEMATIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... 2

1. PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3

2. DASAR TEORI ............................................................................................................................................ 3

2.1 Static Routing ........................................................................................................................................ 3

2.2 Default Routing ..................................................................................................................................... 4

2.3 Backup Static Routing .......................................................................................................................... 5

3. METODOLOGI PERCOBAAN................................................................................................................. 7

3.1 Alat Percobaan ...................................................................................................................................... 7

3.2 Langkah Kerja....................................................................................................................................... 7

4. HASIL DAN PERCOBAAN ..................................................................................................................... 10

4.1 Percobaan 1: Konfigurasi Static Routing ........................................................................................... 10

4.2 Percobaan 2: Konfigurasi Default Routing ......................................................................................... 11

4.3 Percobaan 3: Konfigurasi Backup Static Routing ............................................................................... 12

5. KESIMPULAN .......................................................................................................................................... 13

6. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

7. BIOGRAFI SINGKAT .............................................................................................................................. 14

2
Modul 2

Static Routing
David Agung Immanuel (18118027) / Kelompok 04 / Selasa, 12 Februari 2020
Email : davidimanuel842@gmail.com
Asisten : Viandra Nurmalita

Abstract—Praktikum Modul 2: Hasil output router yang memiliki tabel routing statik yang di setting
yang diinginkan sesuai dengan hasil secara teori, secara manual oleh para administrator jaringan. Routing
praktikum berjalan dengan lancar. static pengaturan routing paling sederhana yang dapat
dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing
statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap
Keyword— static routing, default routing,
entri dalam forwarding table di setiap router yang berada
backup static routing
di jaringan tersebut. Penggunaan routing statik dalam
sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah,
1. PENDAHULUAN hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding
table di setiap router. Namun Anda tentu dapat
Untuk mengetahui cara kerja suatu jaringan
membayangkan bagaimana jika harus melengkapi
agar dapat bekerja diperlukan pengetahuan dan
forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak
pengalaman dalam menangani suatu jaringan. Oleh
sedikit dalam jaringan yang besar. (Santekno)
karena itu, diperluka adanya praktek berdasarkan
teori-teori yang telah diajarkan di kelas agar dapat
memahami secara langsung cara kerja dari suatu
jaringan.
Adapun tujuan diadakannya praktikum kali
ini adalah:
1. Memahami konsep dan konfigurasi static
routing
2. Memahami konsep dan konfigurasi default
Gambar 1 Aplikasi Static Routing
routing
Routing static dengan menggunakan next hop
3. Memahami konsep dan konfigurasi backup
cocok digunakan untuk jaringan multi-access network
static routing
atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to
2. DASAR TEORI
point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam
mengkonfigurasi static route. (Santekno)
2.1 Static Routing
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah

3
2.2 Default Routing 3. USB to Serial
Default route adalah sebuah rute yang
4. Software Putty
dianggap cocok dengan semua IP address tujuan.
5. Router
Dengan default route ketika IP address
destination(tujuan) dari sebuah paket tidak ditemukan 3.2 Langkah Kerja
dalam tabel routing, maka router akan menggunakan
Langkah-langkah percobaan pada Modul 1:
default route untuk mem-forward paket tersebut.
Basic CLI and IP Addressing adalah sebagai berikut:
Default route paling cocok berfungsi ketika
A. Percobaan 1: Konfigurasi Static Routing
hanya ada satu rute ke suatu network.
syarat membuat default routing adalah:
hanya memiliki satu jalur keluar / 1 gateway ke
network lain. (network stub) (NetworkLessons)

Gambar 2 Topologi Default Routing


Static default route adalah static route dengan network
address 0.0.0.0 dan subnet mask 0.0.0.0. Static default
route melakukan indentifikasi gateway yang digunakan
oleh router untuk semua paket IP untuk network yang
tidak ketahui oleh table routing, dan akan diforward ke
route 0.0.0.0/0. (NetworkLessons)

2.3. Backup Static Routing


Backup Static Routing adalah suatu konsep dimana
jika salah satu jaringan mati karena adanya redundancy
atau fail over pada suatu jaringan, maka ada jaringan
lain yang akan sercara otomatis yang menjadi jalur
backup jaringan langsung aktif untuk menggantikan
jalur yang telah mati tadi. (NetworkLessons)

3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

1. PC (Personal Computer)

2. Kabel UTP
4
1. Buat topologi jaringan sesuai pada Gambar 1 di
atas.

2. Gunakan software Putty pada PC untuk


mengakses console configuration kedua router
di atas.

Gambar 3 Topologi Percobaan Static Routing


3. Rename router di atas dengan format Rx.
[NIM]. Contoh: [Quidway] sysname R1.18114007

8. Lakukan verifikasi tabel routing pada


R1, seharusnya informasi static routing
4. Lakukan konfigurasi IP address sesuai dengan yang telah dimasukkan, akan terlihat di
topologi di atas pada kedua router, baik untuk tabel routing R1. Screenshot dan analisis
interface Ethernet maupun Loopback. Konfigurasi
IP address pada interface telah dipelajari pada
modul praktikum sebelumnya.

5. Lakukan konfigurasi IP address pada kedua PC 9. Lakukan konfigurasi static routing yang
dengan default gateway adalah interface router sama pada R2. Sesuaikan destination
terdekat dari PC tersebut address dan next-hop IP yang dibutuhkan.

6. Lakukan verifikasi dengan perintah ping antar


PC1 ke R1, R1 ke R2, PC2 ke R2, dan PC1 ke
PC2. Apakah semuanya berhasil? (Screenshot
dan analisis hasilnya). Mengapa PC1 belum bisa 10. Lakukan verifikasi tabel routing pada
ping ke PC2? Jelaskan terkait dengan tabel R2, seharusnya informasi static routing
routing yang ada di R1 dan R2 yang telah dimasukkan, akan terlihat di
tabel routing R2. Screenshot dan analisis
Contoh perintah ping dari PC1 ke R1: [PC1] ping
10.1.1.1 Contoh verifikasi menampilkan isi tabel
routing di R1: [R1] display ip routing-table

7. Supaya PC1 bisa menjangkau PC2, 11. Untuk pengujian, lakukan verifikasi
konfigurasi static routing diperlukan pada kedua ping test antar PC1 ke PC2 dan
router. Perlu diperhatikan, informasi routing sebaliknya. Mengapa sudah berhasil?
yang akan ditambahkan adalah informati routing Screenshot dan analisis.
untuk destination network address yang jauh
dari router, bukan yang directly connected.
Sebagai contoh, R1 otomatis akan mengetahui
dua network yaitu 10.1.1.0/24 dan 12.12.12.0/24
yang terhubung langsung. Dengan demikian, R1
butuh menambahkan informasi routing untuk
network 20.2.2.0/24 yang bukan directly
connected. 12. Lakukan konfigurasi static routing
yang diperlukan, sehingga seluruh PC bisa
Format: [Rx] ip route-static <destination ping ke seluruh Loopback interface pada
network address> <netmask> <next-hop> R1 dan R2 yang ada di topologi.
Contoh: [R1] ip route-static 20.2.2.0
255.255.255.0 12.12.12.2

5
C. Konfigurasi Backup Static Routing
B. Percobaan 2: Konfigurasi Default Routing

1. Topologi yang akan digunakan adalah topologi


yang sama dengan sebelumnya pada bagian static
routing.

2. Hapus konfigurasi static routing pada R1 untuk


network tujuan 20.2.2.0/24 dan
2.2.2.2/32 dengan menambahkan command undo Gambar 4 Topologi Percobaan Backup Routing Statik
di depan.
Contoh: [R1] undo ip route-static 20.2.2.0
255.255.255.0 12.12.12.2[R1] undo ip route-static
2.2.2.2 255.255.255.255 12.12.12.2
1. Buat topologi sesuai dengan gambar 2

3. Lakukan konfigurasi default routing dengan


format (pilih salah satu)
[Rx] ip route-static 0.0.0.0 0.0.0.0 <exit- 2. Beri nama masing-masing router dengan format
interface> <next-hop> Rx.[NIM]
Contoh untuk R1
[R1] ip route-static 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.1.1
Ethernet 0/0/1

3. Lakukan konfigurasi IP address sesuai dengan


topologi di atas

4. Lakukan verifikasi pada tabel routing di R1.


Screenshot dan analisis

4. Pastikan bahwa setiap router bisa menjangkau


(ping test) setiap IP address router tetangganya
yang directly connected. Contoh ping dari R2 ke
5. Lakukan pengujian ping dari PC1 ke PC2 dan R1 lalu R2 ke R3 dan R1 ke R3.
dari PC1 ke loopback PC2, apakah konektivitas
tetap terjalin? Screenshot dan analisis

5. Lakukan konfigurasi static routing pada R2


sehingga R2 bisa menjangkau loopback R3 dengan
next-hop menggunakan koneksi langsung dari R2-
6. Lakukan hal yang sama pada R2, yaitu
R3. Contoh: [R2] ip route-static 3.3.3.3 32
menghapus seluruh static routing yang ada dan
23.23.23.3
diganti dengan satu baris konfigurasi default
routing.

6. Lakukan verifikasi dengan melakukan ping dan


tracert dari R2 ke Loopback R3. Amati jalur yang
7. Lakukan pengujian ping dari PC2 ke PC1 dan dilewati dan tabel routing yang ada di R2
dari PC2 ke loopback PC1, apakah konektivitas perhatikan nilai Preference dari static routing yang
tetap terjalin? Screenshot dan analisis dibuat. Screenshot dan analisis

6
7. Lakukan konfigurasi backup static routing
supaya pada saat jalur koneksi R2-R3 terputus,
R2 masih tetap bisa menjangkau loopback R3
tetapi lewat R1. Untuk melakukan konfigurasi
backup static routing ini, akan digunakan nilai
Preference dimana nilai untuk jalur backup
dibuat lebih tinggi sehingga memiliki prioritas
yang lebih rendah. By default, nilai Preference
static routing adalah 60, untuk jalur backup
harus dibuat lebih besar dari 60.
Contoh:
[R2] ip route-static 3.3.3.3 32 12.12.12.1
preference 90
Tambahkan beberapa static routing yang
diperlukan seperti:
[R1] ip route-static 3.3.3.3 32 23.23.23.3
[R3] ip route-static 12.12.12.0 24 13.13.13.1

7
Pada gambar 7 terlihat bahwa setelah dilakukan
4. HASIL DAN PERCOBAAN
pengecekan ping PC2 ke R2 pada command prompt
4.1 Percobaan 1: Konfigurasi Static terlihat bahwa setelah PC2 mengirimkan data (sent),
Routing terlihat adanya balasan dari R2, sehingga PC2 dan R2
Pada percobaan kali ini, topik yang diujikan sudah terhubung dengan benar sesuai gambar topologi 3.
adalah membuat Static Routing menggunakan aplikasi
Putty dengan Konfigurasi seperti pada gambar 3.
Setelah di set sesua topologi gambar 3, berikut hasil
verifikasi dengan ping pada masing-masing bagian

Gambar 8 Ping PC1 ke PC2 sebelum static routing

Pada gambar 8 terlihat bahwa setelah dilakukan


pengecekan ping PC1 ke PC2 pada command prompt
terlihat bahwa setelah PC1 mengirimkan data (sent),
terlihat tidak ada balasan dari PC2, sehingga PC1 dan
Gambar 5 Ping PC1 ke R1 PC2 belum bisa terjangkau satu sama lain (bukan directly
Pada gambar 5 terlihat bahwa setelah connected). Agar PC1 bisa menghubungi PC2, diperlukan
dilakukan pengecekan ping PC1 ke R1 pada command perintah untuk static routing dengan contoh
prompt, terlihat bahwa setelah PC1 mengirimkan data [Rx] ip route-static 20.2.2.0 255.255.255.0
(sent), terlihat adanya balasan (receive) dari R1, 12.12.12.2 dimana 20.2.2.0 adalah destination network
sehingga PC1 dan R1 sudah terhubung dengan benar address PC2, 255.255.255.0 adalah netmask, sedangkan
sesuai gambar topologi 3. 12.12.12.2 adalah next-hop yang terdapat pada R2

Gambar 6 Ping R1 ke R2
Pada gambar 6 terlihat bahwa setelah
Gambar 9 Table routing
dilakukan pengecekan ping R1 ke R2 pada aplikasi
Setelah dilakukan perintah untuk static routing,
putty terlihat bahwa setelah R1 mengirimkan data
kemudian akan kita cek informasi destination network
(sent), terlihat adanya balasan dari R2, sehingga R1
address pada table routing dengan mengetikkan perintah:
dan R2 sudah terhubung dengan benar sesuai gambar
[Rx] display ip routing-table
topologi 3.
Terlihat dari gambar tersebut bahwa setelah
dilakukan perintah static routing, terlihat bahwa Protocol
dari ip dari PC2, 20.2.2.0 berubah menjadi static,
sehingga hubungan dari PC1 ke PC2 yang awalnya tidak
terhubung secara langsung menjadi dapat dihubungkan
dengan perintah static routing.
Gambar 7 Ping PC2 ke R2
8
0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.1.1 Ethernet 0/0/1, berikut hasil
verifikasi dengan ping pada masing-masing bagian:

Gambar 10 Ping PC1 ke PC2 setelah static routing

Setelah dilakukan perintah static routing,


terlihat pada gambar 10 bahwa PC1 dan PC2 dapat Gambar 13 Table routing R1
terhubung satu sama lain, sehingga sudah sesuai
Pada gambar 13 terlihat bahwa table routing
dengan topologi pada gambar 3.
tersebut adalah table dari R1 dimana setelah dilakukan
konfigurasi static routing 0.0.0.0 0 pada 12.12.12.2
sehingga menjadi default routing

Gambar 11 Ping dari PC1 ke loopback R2


Setelah dilakukan perintah static routing,
terlihat pada gambar 11 bahwa PC1 dan loopback R2
dapat terhubung satu sama lain, sehingga sudah sesuai
dengan topologi pada gambar 3. Gambar 14 Ping dari PC1 ke PC2 default routing

Pada gambar 14 terlihat bahwa setelah dilakukan


pengecekan ping PC1 ke PC2 pada command prompt,
terlihat bahwa setelah PC1 mengirimkan data (sent),
terlihat adanya balasan (receive) dari PC2, sehingga PC1
dan PC2 konektivitas tetap terjalin pada default routing.
Gambar 12 Ping dari PC2 ke loopback R1

Sama seperti gambar sebelumnya, setelah


dilakukan perintah static routing, terlihat pada gambar
12 bahwa PC2 dan loopback R1 dapat terhubung satu
sama lain, sehingga sudah sesuai dengan topologi pada
gambar 3. Gambar 15 Ping dari PC1 ke loopback PC2 default routing

Pada gambar 15 terlihat bahwa setelah dilakukan


pengecekan ping PC1 ke loopback PC2 (2.2.2.2) pada
4.2 Percobaan 2: Konfigurasi Default Routing
command prompt, terlihat bahwa setelah PC1
Dengan membuat topologi yang sama seperti
mengirimkan data (sent), terlihat adanya balasan (receive)
sebelumnya, kita akan mempraktekkan konsep Default
dari loopback PC2, sehingga PC1 dan loopback PC2
Routing dengan menghapuskan konfigurasi static
konektivitas tetap terjalin pada default routing.
routing terlebih dahulu, kemudian akan dilakukan
konfigurasinya dengan contoh: [R1] ip route-static

9
Gambar 16 Ping dari PC2 ke PC1 default routing

Pada gambar 16 terlihat bahwa setelah Gambar 18 Ping dari R2 ke loopback R3

dilakukan pengecekan ping PC2 ke PC1 (10.1.1.10) Pada gambar 18 terlihat bahwa sebelum kita
pada command prompt, terlihat bahwa setelah PC2 membuat backup (jalur R2-R3 langsung) pada aplikasi
mengirimkan data (sent), terlihat adanya balasan putty, terlihat bahwa setelah R2 mengirimkan data (sent),
(receive) dari PC1, sehingga PC2 dan PC1 konektivitas terlihat adanya balasan (receive) dari loopback R3,
tetap terjalin pada default routing. sehingga R2 dan loopback R3 konektivitas tetap terjalin
pada default routing, sesuai dengan topologi gambar 4,
dengan jalur yang dipilih merupakan jalur terdekat yang
tidak melewati R1.

Gambar 17 Ping dari PC2 ke loopback PC1 (1.1.1.1)

Pada gambar 17 terlihat bahwa setelah dilakukan


pengecekan ping PC2 ke loopback PC1 (1.1.1.1) pada
Pada gambar 19 terlihat bahwa sebelum kita
command prompt, terlihat bahwa setelah PC2
membuat backup dengan jalur yang melewati R1 terlebih
mengirimkan data (sent), terlihat adanya balasan
dahulu pada aplikasi putty, terlihat bahwa dengan
(receive) dari loopback PC1, sehingga PC2 dan PC1
menggunakan route-static R2-R3 terlihat Protocol
konektivitas tetap terjalin pada default routing.
berubah menjadi static pada destination 3.3.3.3 dan
Alasan pada default routing semua koneksi
NextHop 23.23.23.3 dengan nilai Preference 60.
berhasil adalah Static default route melakukan
indentifikasi gateway yang digunakan oleh router
untuk semua paket IP untuk network yang tidak
ketahui oleh table routing, dan akan diforward ke route
0.0.0.0/0.

Pada gambar 20 terlihat bahwa setelah kita


4.3 Percobaan 3: Konfigurasi Backup Static Routing
membuat backup dilakukan pengecekan table routing dari
Pada percobaan kali ini, topik yang diujikan
R2 pada aplikasi putty, terlihat bahwa dengan
adalah membua Backup Static Routing menggunakan
menggunakan route-static R2-R3 terlihat Protocol
aplikasi Putty dengan Konfigurasi seperti pada gambar
berubah menjadi static pada destination 3.3.3.3 dan
4. Setelah di set sesua topologi gambar 4, berikut hasil
NextHop 23.23.23.3 dengan nilai Preference 60, sama
verifikasi dengan ping pada masing-masing bagian
10
seperti gambar 19. jaringan yang tidak bersebelahan dengan syarat ip
tersebut terhubung satu sama lain
2. Default routing adalah static route dengan
network address 0.0.0.0 dan subnet mask 0.0.0.0.
Static default route melakukan indentifikasi
gateway yang digunakan oleh router untuk semua
paket IP untuk network yang tidak ketahui oleh
table routing, dan akan diforward ke route
0.0.0.0/0.
Pada gambar 21 terlihat bahwa setelelah kita 3. Backup static route mengantisipasi jika
membuat backup (melewati R1 terlebih dahulu) serta suatu jalur yang ada terputus, sehingga masih ada
jalur R2-R3 kita putus, serta terlihat bahwa setelah R2 jalur backup yang dapat digunakan untuk
mengirimkan data (sent), terlihat adanya balasan menghubungkan antar komponen.
(receive) dari loopback R3, sehingga R2 dan loopback
R3 konektivitas tetap terjalin pada default routing,
sesuai dengan topologi gambar 4, dengan jalur yang 6. DAFTAR PUSTAKA

dipilih merupakan satu-satunya jalur yang tersedia


yaitu harus melewati R1.

NetworkLessons. (2020.). From


https://networklessons.com/cisco/ccna-routing-
switching-icnd1-100-105/floating-static-route
Santekno. (2020.). From https://santekno.com/pengertian-
perbedaan-routing-static-dan-routing-dynamic/

Pada gambar 22 kita akan mengecek pada


table routing apakah jalur berubah melewati R1 atau
tidak dengan jalur R2-R3 dicabut, terlihat bahwa Next-
Hop yang tersedia pada routing-static kali ini adalah
12.12.12.1, sehingga jalur tersebut benar bahwa
melewati R1 terlebih dahulu.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari Modul


1: Basic CLI and IP Addressing adalah:
1. Static routing memiliki tabel routing
statik yang di setting secara manual oleh
administrator jaringan untuk dapat
menyambungkan suatu ip dengan hubungan
11
7. BIOGRAFI SINGKAT

David Agung
Immanuel adalah mahasiswa
Teknik Telekomunikasi
angkatan 2018 yang berasal
dari Depok, Jawa Barat yang
memiliki hobi bermain
catur.

12

Anda mungkin juga menyukai