Anda di halaman 1dari 35

ASSESMEN PEMBELAJARAN DI SD

PERTEMUAN KE 1 (SABTU)
TOPIK KE 1
HAKEKAT ISTILAH-ISTILAH DALAM ASESMEN/ EVALUASI PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH:
MERI YANI (23124038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya tugas mandiri (laporan mandiri) Asesmen Pembelajaran di SD dapat
diselesaikan dengan baik dan tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan salam
selalu kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Tim penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembibing mata kuliah


assesmen pembelajaran di SD Ibu Dr. Yanti Fitria, M.Pd yang memberikan
arahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas mandiri
(laporan mandiri) Asesmen Pembelajaran di SD ini.

Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk mewujudkan tugas mandiri
(laporan mandiri) Asesmen Pembelajaran yang lebih baik dan tentunya sesuai
dengan amanat peraturan yang berlaku. Terimakasih.

Padang, 9 september 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................... iii
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................................iv
LINK BAHAN BACAAN..............................................................................................v
RINGKASAN BAHAN BACAAN.................................................................................1
HAKEKAT ISTILAH-ISTILAH DALAM ASESMEN/ EVALUASI
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN.........................................................................1
1. Pengertian assesment..................................................................................1
2. Perbedaan assesment dan evaluasi.............................................................7
3. Proses evaluasi dalam pendidikan...............................................................8
4. Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Langkah-langkah penilaian.................10
5. Jenis dan teknik evaluasi ...........................................................................16
6. Cakupan hasil belajar.................................................................................17
PERTANYAAN DAN JAWABAN...............................................................................21
KESIMPULAN........................................................................................................ 25
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................26
RUBRIK PENILAIAN................................................................................................27

ii
DAFTAR BAGAN

BAGAN PROSES EVALUASI......................................................................................3

iii
DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM TRANSFORMASI.....................................................................................8

iv
LINK BAHAN BACAAN

1. http://repository.uinsu.ac.id/928/1/Buku%20Evaluasi
%20Pembelajaran.pdf
2. http://repository.ut.ac.id/3807/1/PGTK2303-M1.pdf
3. https://press.umsida.ac.id/index.php/umsidapress/article/download/
978-602-5914-21-8/822/
4. https://www.researchgate.net/profile/Jenny-Indrastoeti-Siti-
Poerwanti-Poerwanti-2/publication/
327039589_ASESMEN_DAN_EVALUASI_PEMBELAJARAN_DI_SEKOLAH_
DASAR/links/5caaf055a6fdcca26d065e7c/ASESMEN-DAN-EVALUASI-
PEMBELAJARAN-DI-SEKOLAH-DASAR.pdf

v
vi
RINGKASAN BAHAN BACAAN
A. HAKEKAT ISTILAH-ISTILAH DALAM ASESMEN/ EVALUASI PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN
1. Pengertian evaluasi
Menurut asrul, rusydi ananda dkk (2014:1) Istilah evaluasi pembelajaran
sering di samaartikan dengan ujian. Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak
mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang
dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat
menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan
penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan
hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan
peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran. Istilah tes, pengukuran
(measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi sering disalahartikan dan
disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara konsepsional istilah-istilah tersebut
sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Hasil pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-
kesimpulan tertentu terhadap peserta didik. Pengukuran (measurement) adalah
suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti
peserta didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya.
Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang
pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran
biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur. Sedangkan penilaian (assesment)
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan

1
tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas keputusan
tersebut dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan
diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang
kebijakan pendidikan. Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan
cara berbeda meskipun maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35),
misalnya, mengemukakan definisi evaluasi sebagai “a process for describing an
evaluand and judging its merit and worth”. Sedangkan Gilbert Sax (1980:18)
berpendapat bahwa “evaluation is a process through which a value judgement or
decision is made from a variety of observations and from the background and
training of the evaluator”
Penggunaan istilah “evaluasi” sering kali dimaknai berbeda-beda. Ada yang
menyamakan evaluasi dengan istilah “pengukuran”, atau “asesmen” jika
berhubungan dengan praktek yang menggambarkan kemajuan anak didik dalam
perkembangan dan belajarnya. Perbedaan pengertian antara evaluasi, asesmen dan
pengukuran ini dapat dilihat pada uraian di bawah ini. Evaluasi, Asesmen, dan
Pengukuran Untuk menjelaskan bagaimana perbedaan dan keterkaitan antara
evaluasi, asesmen, dan pengukuran. Noli shofiyah dan septi budi sartika(2018:35).

2
Perhatikan bagan dibawah ini:

EVALUATION
(JUDGMENT)

ASSESSMENT
(DATA INTERPRETATION)

MEASUREMENT
(DATA COLLESTION)

Sumber : print, Murray (1993)


Gambar 1. Proses evaluasi

Apa itu evaluasi ?


Guba dan Lincoln (1985), mendefinisikan evaluasi sebagai “a process for
describing an evaluand and judging its merit and worth”. (suatu proses untuk
menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan
nilainya). Sax (1980 : 18) juga berpendapat “evaluation is a process through which a
value judgement or decision is made from a variety of observations and from the
background and training of the evaluator”. (evaluasi adalah suatu proses dimana
pertimbangan atau keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar
belakang serta pelatihan dari evaluator). Berdasarkan dua pengertian evaluasi ini,
maka evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan. Noli shofiyah dan septi budi
sartika(2018:36)

3
Apa itu asesmen atau penilaian?
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah
evaluation. Dalam proses pembelajaran, asesmen sering dilakukan guru untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, asesmen tidak hanya
ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi bersifat
menyeluruh yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
Sementara itu, Murray Print (1993 : 195) menjelaskan “assessment is broader in
scope than measurement in that involves the interpretation and representation of
measurment data”. (asesmen memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada
pengukuran yang melibatkan interpretasi dan representasi data pengukuran).
Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, asesmen dapat
didefinisikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk menginterpretasikan sekumpulan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari pengukuran dalam rangka
untuk melakukan evaluasi terhadap sesuatu.
Apa itu pengukuran?
Ahmann dan Glock dalam S.Hamid Hasan (1988 : 9) menjelaskan ‘in the last
analysis measurement is only a part, although a very substansial part of evaluation.
It provides information upon which an evaluation can be based… Educational
measurement is the process that attempt to obtain a quantified representation of
the degree to which a trait is possessed by a pupil’. (dalam analisis terakhir,
pengukuran hanya merupakan bagian, yaitu bagian yang sangat substansial dari
evaluasi.
Pengukuran menyediakan informasi, dimana evaluasi dapat didasarkan
Pengukuran dalam pembelajaran adalah proses yang berusaha untuk mendapatkan

4
representasi secara kuantitatif tentang sejauh mana suatu ciri yang dimiliki oleh
peserta didik). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Remmer (1967), bahwa
“technically, measurement is the assignment of numerals to objects or events
according to rules that give numeral quantitative meaning”. (secara teknis,
pengukuran adalah pengalihan dari angka ke objek atau peristiwa sesuai dengan
aturan yang memberikan makna angka secara kuantitatif).
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Kata “sesuatu” bisa
berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, white board, dan
sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus menggunakan alat ukur
(tes atau non-tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas
dan reliabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-
variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes. Dalam
sejarah perkembangannya, aturan mengenai pemberian angka ini didasarkan pada
teori pengukuran psikologi yang dinamakan psychometric. Namun demikian, boleh
saja suatu kegiatan evaluasi dilakukan tanpa melalui proses pengukuran.
Menurut jenny indrastoeti dan siti istiati (2017:3) Asesmen Penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan instrumen tes
maupun non-tes. Asmawi Zainul (1994) Jadi, maksud penilaian adalah memberi nilai
tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya sekedar mencarai jawaban terhadap
pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan
bagaimana atau seberapa jauh suatu proses atau suatu hasil yang diperoleh
seseorang atau suatu program. Penilaian di sini diartikan sebagai padanan kata
evaluasi. Penilaian di sini diartikan sebagai padanan kata evaluasi. Berkaitan dengan
hal tersebut, Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap
penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah

5
dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep
tersebut diperoleh. Dengan kata lain asesmen tidak hantya dapat menilai hasil dan
proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajar siswa. Penilaian dalam arti
Assessment merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa baik perorangan maupun kelompok yang
diperoleh melalui pengukuran. Tujuannya untuk menganalisis atau menjelaskan
unjuk kerja/prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait, dan
mengefektifkan penggunaan informasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini
selaras dengan pendapat Wiggins (1984) yang menyatakan bahwa asesmen
merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa.
Oleh karena itu sudah seharusnya asesmen merupakan bagian dari pembelajara,
bukan merupakan hal yang terpisahkan. (Popham 1: 1995).
Menurut ikhsan waseso asesmen adalah proses mengumpulkan data
bukti dan menelaah kebutuhan, keunggulan, kemampuan/abilitas dan
deskripsi pencapaian perkembangan dan belajar anak didik dalam
kegiatannya di lembaga pendidikan anak usia dini. Asesmen merupakan
istilah umum yang meliputi semua metode yang biasanya dipakai untuk
menjajagi unjuk kerja anak didik secara perseorangan atau kelompok kecil.
Asesmen dapat juga secara luas merujuk pada banyak sumber bukti dan
aspek dari pengetahuan, pengertian, sikap dan keterampilan anak didik. Atau
bisa juga merujuk pada suatu kejadian atau instrumen tertentu, misalnya
asesmen portofolio.
Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dasar dan menelaah
misalnya tentang efektivitas program belajar dan pembelajaran, seperti
misalnya dalam PKB (Program Kegiatan Belajar), kebijakan dan prosedur
pelaksanaan PPP (Program Pembentukan Perilaku) atau PKD (Pengembangan
Kemampuan Dasar). Secara operasional mengevaluasi program

6
pembelajaran berarti mengamati, memeriksa, meneliti maksud atau tujuan
dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan program tertentu,
misalnya tujuan sasaran (TPK = Tujuan Pembelajaran Khusus), dan hasilnya
(hasil belajar aktual)apakah sudah seperti patokan perilaku sesuai standar
kompetensi yang diharapkan, dan menyatakan kemajuan yang telah dicapai
anak, apakah sudah ke arah tujuan atau belum.
Saat mengevaluasi program pembelajaran, guru perlu mengamati cara
anak merespons proses dan sumber belajarnya, misalnya dengan
mempertanyakan pada diri sendiri: Mengapa anak didik saya bersikap seperti
itu? Mengapa terjadi pembelajaran yang tak diharapkan? Bagaimana
sebenarnya strategi pembelajaran yang tepat untuk si Andi? Efektifkah jika
saya manfaatkan media ini untuk belajar mengenal posisi? Selanjutnya perlu
dipikirkan apa yang harus ditindaklanjuti dari temuan berdasar
pertanyaanpertanyaan tersebut. Misalnya dengan merubah perencanaan
atau pelaksanaan teknik ke arah yang lebih baik.
2. Perbedaan Asesmen Dan Evaluasi
Secara terperinci perbedaan antara asesmen dan evaluasi dapat dilihat di
bawah ini.
1. Menurut Frith dan Machintosh, asesmen berkaitan tentang sejauh mana anak
memperoleh manfaat dari sebuah proses pengajaran. Evaluasi berkaitan dengan
efektivitas proses pembelajaran.
2. Evaluasi lebih abstrak dan luas dari pada asesmen, namun menurut Linn dan
Gronlund asesmen lebih luas dalam hal keberagaman prosedur pemerolehan
informasi yang dapat digunakan.
3. Menurut Terms, asesmen memakan waktu yang panjang karena menyangkut
proses yang berkelanjutan, sedang evaluasi dilaksanakan secara berkala.

7
4. Asesmen lebih terfokus pada mencari data tentang anak didik, sedang evaluasi
dapat lebih luas dari itu (pencapaian tujuan belajar, tingkat penguasaan guru,
pengajaran kelas, efektivitas metode/media, dan lainlain).

3. Proses Evaluasi dalam pendidikan


Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat untuk proses produksi,
dan calon peserta didik diumpamakan sebagai bahan mentah, maka lulusan
dari sekolah itu hampir sama dengan pruduk hasil olahan yang sudah siap
digunakan disebut juga dengan ungkapan transformasi. Jika digambarkan
dalam bentuk diagram akan terlihat transformasi sebagai berikut :

Input Transformasi
Output

Umpan balik
(feed back)

Gambar 2. Diagram Transformasi

Input : adalah bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi.


Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah
calon peserta didik yang baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki
sesuatu tingkat sekolah (institusi) calon peserta didik itu dinilai dahulu

8
kemampuannya. Dengan penelitian itu diketahui apakah kelak akan mampu
mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan
kepadanya.
Ouput: Adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang
dimaksud dalam pembicaraan ini adalah peserta didik lulusan sekolah yang
bersangkutan untuk dapat menentukan apakah peserta didik berhak lulus
atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilitian.
Transformasi: adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah
menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud
dengan transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin yang
menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai tranformasi. Bahan jadi yang
diharapkan dalam hal ini peserta didik lulusan sekolah ditentukan oleh
beberapa faktor sebagai akibat pekerjaannya unsur-unsur yang ada.
Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut antara lain:
a. Guru dan personal lainya.
b. Metode mengajar dan sistem evaluasi.
c. Sarana penunjang.
d. Sistem administrasi.
Umpan Balik (feed back): adalah segala informasi baik yang menyangkut
output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan sekali untuk
memperbaiki input maupun transformasi. Lulusan yang kurang bermutu atau
yang tidak siap pakai yang belum memenuhi harapan, akan menggugah
semua pihak untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan
penyebab kurang bermutunya lulusan. Penyebab-penyebab tersebut antara
lain:
a. Input yang kurang baik kualitasnya.
b. Guru dan personal yang kurang tepat (kualitas).

9
c. Materi yang tidak atau kurang cocok.
d. Metode mengajar dan system evaluasi yang kurang memadai
standarnya.
e. Kurang sarana penunjang.
f. Sistem administrasi yang kurang tepat.
Dari itu maka jelas penilaian bahwa di sekolah meliputi banyak segi:
calon peserta didik, guru, metode, lulusan dan proses pendidikan secara
menyeluruh turut menentukan peranan.

4. Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Langkah-langkah Penilaian (NOLLY)


a. Tujuan Asesmen dalam Pembelajaran
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi
dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga
dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan
program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan guru untuk untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam
kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya
proses pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran.
Implikasi dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pada penilaian adalah perlunya
penyesuaian terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.
Penilaian kelas terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian
ekternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak
melaksanakan proses pembelajaran, yaitu suatu lembaga independen, yang

10
di antaranya mempunyai tujuan sebagai pengendali mutu. Adapun penilaian
internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pengajar
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Asesmen berbasis kelas adalah asesmen yang dilakukan oleh guru dalam
rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan
pengumpulan data dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserata didik terhadap tujuan pendidikan, yang telah
ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Secara umum semua jenis jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk
menilai hasil belajar peserta didik di sekolah, mempertanggungjawabkan
penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui
ketercapaian mutu pendidikan secara umum. Secara rinci tujuan tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut;
1. Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui
seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang
dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2. Memberikan umpan balik Anda untuk memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan
materi, dan juga kebutuhan siswa
3. Memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi
menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan
dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
4. Mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik, sehingga secara
tepat dapat diketahui siswa mana yang perlu pembelajaran remedial umtuk

11
mencapai kompetensi yang disyaratkan dan siswa mana yang perlu program
pengayaan.
5. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
efektivitas pendidikan.
b. Fungsi Asesmen
Secara rinci fungsi dari penilaian berbasis kelas dapat dijelaskan sebagai
berikut (Diknas, 2006):
1. Kalau tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun
kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan
sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan
evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan.
3. Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di atas maka salah
satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar
dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah
seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program
pengayaan.
4. Asesmen juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan
kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan
ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses pembelajaran.
c. Prinsip-prinsip Asesmen Berbasis kelas
Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan, terutama dalam rangka pencapaian

12
kompetensi. Dalam Buku Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidiyah (Depdiknas, 2006:5)
dikemukakan sejumlah prinsip penilaian berbasis kelas yang perlu diperhatikan
oleh guru. Prinsip-prinsip umum penilaian berbasis kelas meliputi:
1. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya kompetensi
”mempraktikkan gerak dasar jalan..”, maka penilaian valid apabila
mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka
penilaian tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan
menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan
reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu
dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian
yang reliabel petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus
jelas.
3. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain
yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan
beragam cara dan alat penilaian seoerti penilaian tertulis, penilaian proyek,
penilaian portofolio penilaian kinerja, untuk menilai beragam kompetensi
peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
4. Berkesinambungan

13
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun
waktu tertentu.
5. Obyektif
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus
adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar
dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
d. Langkah-langkah Penilaian
1. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar
Dalam merencanakan asesmen atau evaluasi hasil belajar, Anda perlu
melakukan setidaknya enam hal, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen atau evaluasi,
termasukmerumuskan tujuan terpenting dari diadakannya asesmen. Hal ini
perlu dilakukan agar arah proses asesmen jelas.
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif,
atau psikomotor.
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. Anda
bisamenentukan apakah akan menggunakan teknik tes ataukah non tes. Dari
sejumlah teknik tes atau non tes yang ada, Anda juga masih harus
menentukan mana yang akan digunakan dengan memperhatikan ciri-ciri dari
masing-masing teknik serta memahami beberapa kelebihan dan
kekurangannya.
d. Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar para peserta didik. Sejumlah instrumen yang mungkin digunakan

14
adalah butir-butir soal tes (test item), daftar cek (check list), rating scale,
panduan wawancara, dan lain-lain. Tentunya di dalam memilih instrumen
yang akan igunakan Andaharus menyesuaikan dengan satu atau lebih tujuan
yang telah ditentukan.
e. Menentukan metode penskoran jawaban siswa. Dengan kata lain Anda harus
memutuskan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan
atau patokan dalam menginterpretasi data hasil evaluasi.
f. Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan asesmen atau evaluasi (kapan,
berapa kali, dan berapa lama).
g. Mereview tugas-tugas asesmen.
2. Menghimpun Data
Dalam kegiatan ini Anda sebagai guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-
instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau
angket.
3. Melakukan Verifikasi Data
Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data yang
“baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran mengenai peserta didik
yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan
mengaburkan gambaran mengeni peserta didik).
4. Mengolah dan Menganalisis Data
Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang
telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita bisa
menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non statistik, berdasarkan
pada mempertimbangkan jenis data.
5. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan

15
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna
yang terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga
menghasilkan sejumlah kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tentu
saja harus mengacu pada sejumlah tujuan yang telah ditentukan di awal.
6. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen
Langkah keenam ini memang perlu disampaikan di sini untuk
mengingatkanpara guru, sebab dengan demikian mereka dapat menghemat
sebagian waktunya untuk ha-hal yang lebih baik. Dengan disimpannya
instrumen dan ringkasan dan jawaban siswa, termasuk berbagai catatan
tentang upaya memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu Anda membutuhkan
untuk memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan
membutuhkan waktu yang lama.
7. Menindak lanjuti Hasil Evaluasi
Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan
maka Anda sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian.
Dengan demikian, seluruh kegiatan penilaian yang telah dilakukan akan
membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan dan atau
perbaikan.
5. Jenis dan Teknik Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat
kelemahan siswa dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya,
dilakukan untuk keperluan pemberian bimbingan belajar dan pengajaran
remidial, sehingga aspek yang dinilai meliputi kemampuan belajar, aspek-
aspek yang melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami anak serta
berbagai kondisi khusus siswa.

16
2. Evaluasi penempatan (placement), yaitu penilaian yang ditujukan untuk
menempatkan siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya,
misalnya dalam pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada kerja
kelompok dan pemilihan kegiatan tambahan. Aspek yang dinilai meliputi
bakat, minat, kesanggupan, kondisi phisik, kemampuan dasar,
keterampilan dan aspek khusus yang berhubungan dengan proses
pengajaran.
3. Evaluasi Seleksi, yakni penilaian yang ditujukan untuk menyaring atau
memilih orang yang paling tepat pada kedudukan atau posisi tertentu.
Evaluasi ini dilakukan kapan saja diperlukan. Aspek yang dinilai dapat
beraneka ragam disesuaikan dengan tujuan seleksi, sebab tujuannya
adalah memilih calon untuk posisi tertentu, karena itu analisis dari evaluasi
ini biasanya menggunakan kriteria yang bersifat relatif atau berdasar
norma kelompok.
a. Teknik Evaluasi
Dilihat dari tekniknya, evaluasi proses dan hasil belajar dibedakan menjadi
dua macam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes namun pada umumnya
pengajar lebih banyak menggunakan tes sebagai alat ukur dengan rasional
bahwa tes memiliki efektivitas waktu yang tinggi daripada teknik lainnya.
1. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang
dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat
ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Tes sebagai
alat ukur sangat banyak macamnya dan luas penggunaannya.
2. Teknik non-tes dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung
ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula dilakukan
dengan Sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan
digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan

17
penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini dapat bersifat lebih menyeluruh
pada semua aspek kehidupan anak. Dalam Kurikulum 2013 teknik non-tes
disarankan untuk banyak digunakan.
6. Cakupan Hasil Belajar
Cakupan asesmen terkait dengan ranah hasil belajar dalam konteks
Kurikulum 2013 yang diberlakukan. Di dalam kurikulum 2013, penilaian hasil
belajar merupakan proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian
pembelajaran siswa dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memantau
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar. Umumnya tujuan
pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh
Bloom pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor. Benjamin
Bloom (1956) mengelompokkan kemampuan manusia ke dalam dua ranah
(domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ranah afektif dan ranah psikomotor.
Setiap ranah diklasifikasikan secara berjenjang mulai dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks. Berikut dijabarkan masing-masing ranah:
a. Ranah Kognitif
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang
tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan SMU. Aspek
kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu aspek mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
1. Mengingat (Remember)
Kemampuan manusia berupa kemampuan untuk memanggil kembali
pengetahuan yang relevan yang tersimpan di dalam memori jangka panjang
(long-term memory). Ada dua macam kemampuan ini, yaitu:

18
- Recalling: kemampuan untuk memanggil kembali pengetahuan yang
relevan yang tersimpan di dalam memori jangka panjang (long-term
memory) Contoh: Sebutkan tiga macam batuan berdasarkan cara
terbentuknya!
- Identifikasi: kemampuan untuk melokalisasi pengetahuan yang terdapat
pada memori jangka panjang, yang konsisten dengan materi yang
disajikan. Contoh: Perhatikan gambar-gambar berikut, gambar yang
tergolong serangga ditunjukkan oleh gambar .........
2. Memahami (Understand)
Sesorang dikatakan memahami apabila dia mampu membangun pengertian
dari pesan pembelajaran dalam bentuk komunikasi lisan, tulis maupun gambar.
Terdapat tujuh kategori memahami, dari yang paling rendah sampai ke yang
paling tinggi:
a. Interpretasi (mengubah suatu bentuk numerik ke dalam bentuk lain)
contoh: Perhatikan grafik, tulislah suatu pernyataan verbal mengenai
informasi yang diberikan oleh grafik tersebut!
b. Memberi contoh (menemukan contoh terhadap suatu konsep atau prinsip)
contoh: Tulislah satu contoh Sumber Daya Alam yang tidak dapat
diperbaharui di lingkungan sekitarmu!
c. Klasifikasi (mampu menyatakan apakah suatu objek merupakan anggota atau
bukan anggota dari suatu kategori) contoh: Satu kelompok hewan terdiri
dari: ular, cacing, belut. Dapatkah cicak dimasukkan ke dalam kelompok
tersebut? Jelaskan!
d. Membuat rangkuman atau abstrak atau membuat generalisasi contoh:
Buatlah satu rangkuman singkat tidak lebih dari 100 kata mengenai kejadian
yang baru saja kamu tonton dari video yang diputarkan!

19
e. Membuat inferensi (mampu merumuskan kesimpulan logis berdasarkan
pada informasi yang disajikan) contoh: Sapi, kambing, kuda, dan harimau
adalah contoh mamalia. Berdasarkan contoh tersebut tulislah tiga ciri hewan
mamalia!
f. Membandingkan (kemampuan seseorang untuk melacak kaitan dua ide atau
konsep, melihat perbedaan dan persamaan) contoh: Bandingkan peran
hewan dan peran tumbuhan di dalam suatu ekosistem!
g. Menjelaskan (kemampuan seseorang untuk membangun model sebab akibat
terhadap suatu sistem tertentu) contoh: Jelaskan akibat penebangan hutan
yang dilakukan secara liar!
3. Menerapkan (Apply)
Kemampuan seseorang untuk melakukan atau menggunakan suatu
prosedur pada situasi baru yang disediakan. Terdapat dua kategori
menerapkan, yaitu executing (melakukan), dan implementing (menerapkan).
4. Menganalisis (Analyse)
Merupakan kemampuan seseorang untuk mengurai suatu material
menjadi bagian-bagian penyusunnya dan dapat menentukan bagaimana
masing-masing bagian berhubungan satu sama lain untuk membangun suatu
struktur atau untuk mencapai tujuan tertentu. Menganalisis terdiri dari tiga
kategori, yaitu membedakan, mengorganisasikan, dan dekonstruksi atau
mencirika.

5. Mengevaluasi (Evaluate)
Kemampuan seseorang untuk membuat keputusan berdasarkan pada
kriteria atau standar. Terdapat dua kategori dalam mengevaluasi:

20
1) Mengecek (melacak ketidak konsistenan yang terdapat dalam suatu
proses atau produk) contoh: Tentukan apakah kesimpulan yang dirumuskan
sesuai data hasil pengamatan?
2) Mengkritisi (menecek dengan mengguanakan kriteria eksternal) contoh:
Tentukan manakah dari kedua metode tersebut yang lebih cocok untuk
memecahkan masalah yang diberikan?

6. Mencipta (Create)
Kemampuan seseorang dalam menggabungkan unsur-unsur secara bersama-
sama sehingga koheren atau dapat berfungsi. Terdapat tiga kategori dalam
mencipta.

PERTANYAAN DAN JAWABAN

A. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa itu assesment dan berikan contoh kegiatan assesment di
sekolah?
2. Jelaskan apa itu evaluasi dan berikan contoh kegiatan evaluasi?
3. Jelaskan perbedaan assesment dan evaluasi?
4. Mengapa guru perlu memahami assesment dan evaluasi pendidikan?
5. Jelaskan fungsi assesment dalam pembelajaran di sekolah dasar?
6. Jelaskan Tujuan Assesment dalam pembelajaran?

21
7. Jelaskan apa saja jenis-jenis evaluasi?
8. Jelaskan apa saja teknik dalam evaluasi?
B. JAWABAN
1. Assesment merupakan sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk menginterpretasikan sekumpulan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari
pengukuran dalam rangka untuk melakukan evaluasi terhadap sesuatu.
Contoh kegiatan assesment adalah dengan guru ulangan harian disekolan,
dan tugas projek/praktek.
2. Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) dari pada sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan.
Contohnya: guru memberikan evaluasi pembelajaran dengan cara tes
sumatif dan formatif.
3. Perbedaan assesment dan evaluasi sebagai berikut:
- Asesmen lebih terfokus pada mencari data tentang anak didik, sedang
- evaluasi dapat lebih luas dari itu (pencapaian tujuan belajar, tingkat
penguasaan guru, pengajaran kelas, efektivitas metode/media, dan lain-
lain).
4. Karena guru dituntut untuk memahami assesment dan evaluasi
pendidikan, karena kegiatan ini merupakan salah satu tugas yang harus di
kerjakan sehingga guru bisa dikatakan profesional. Hal ini merupakan
tanggung jawab seorang guru dari upaya-upaya yang dilakukan guru.
5. Fungsi dari assesment ini ialah sebagai landasan pelaksanaan evaluasi
hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk

22
penjurusan. Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di
atas maka salah satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan
kesulitan belajar dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik
menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru
memerlukan program pengayaan.
6. Tujuan assesment ialah mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai
tingkat pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti
pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Dan tujuan
assesment juga Mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik,
sehingga secara tepat dapat diketahui siswa mana yang perlu
pembelajaran remedial umtuk mencapai kompetensi yang disyaratkan
dan siswa mana yang perlu program pengayaan. Memberikan informasi
kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
7. Jenis-Jenis Evaluasi
Jenis evaluasi selalu dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi.
Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir
pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap pokok bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat
dipakai sebagai umpan balik bagi pengajar mengenai proses pengajaran.
Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan
program tertentu, (catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya
untuk melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program.
Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat
kelemahan siswa dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya,
dilakukan untuk keperluan pemberian bimbingan belajar dan pengajaran
remidial, sehingga aspek yang dinilai meliputi kemampuan belajar, aspek-

23
aspek yang melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami anak serta
berbagai kondisi khusus siswa.
Evaluasi penempatan (placement), yaitu penilaian yang ditujukan untuk
menempatkan siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya,
misalnya dalam pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada kerja
kelompok dan pemilihan kegiatan tambahan. Aspek yang dinilai meliputi
bakat, minat, kesanggupan, kondisi phisik, kemampuan dasar,
keterampilan dan aspek khusus yang berhubungan dengan proses
pengajaran.
8. Dilihat dari tekniknya, evaluasi proses dan hasil belajar dibedakan menjadi
dua macam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes namun pada umumnya
pengajar lebih banyak menggunakan tes sebagai alat ukur dengan rasional
bahwa tes memiliki efektivitas waktu yang tinggi daripada teknik lainnya.
Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang
dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat
ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Tes sebagai
alat ukur sangat banyak macamnya dan luas penggunaannya.
Teknik non-tes dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung
ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula dilakukan
dengan Sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan
digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan
penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini dapat bersifat lebih menyeluruh
pada semua aspek kehidupan anak. Dalam Kurikulum 2013 teknik non-tes
disarankan untuk banyak digunakan.

24
KESIMPULAN

Penilaian atau asesment merupakan hal yang penting dalam pembelajaran,


sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidik. Assesmen apapun itu
menjadi sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui ketercapaian suatu
pembelajaran. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu
sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik.

25
DAFTAR RUJUKAN

Asrul,. Ananda,.R,Rosnita. (2014). Evaluasi pembelajaran. Citapustaka


media. Bandung
Waseso, I. (2014). Hakikat Evaluasi dan Asesmen. Universitas Terbuka.
http://repository. ut. ac. id/3807/1/PGTK2303-M1. pdf.
Shofiyah,N. Sartika,.S.B.(2018). Buku ajar mata kuliah asesment
pembelajaran. Umsida. Mojopahit. Sidoarjo.
Indrastoeti, J,. Istiyati, S.(2017). Asesmen dan evaluasi pembelajaran di
sekolah dasar.UNS PRESS. Jawa tengah.

26
RUBRIK PENILAIAN

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI KET
1 2 3 4 5
1 KETERSEDIAAN 3 MINIMAL BAHAN
BACAAN DAN JENIS BERVARIASI
BUKU JURNAL
2 PENYAJIAN LAPORAN SESUAI
SISTEMATIKA
3 KETAJAMAN SERTA KEKRITISAN
PERMASALAHAN/PERTANYAAN
SECARA KOMPREHENSIF
4 KETAJAMAN
PEMBAHASAN/JAWABAN
PERMASALAH AN ATA PERTANYAAN
5 KETERSEDIAAN BUKTI-BUKTI

27
PENDUKUNG PEMBAHASAN BERUPA
PERCOBAAN/KAJIAN TEORI
6 KETERSEDIAAN DAFTAR RUJUKAN
DAN KETEPATAN PENULISAN (6
tahun terakhir)
7 ETIKA PRESENTASI DAN
PENGUASAAN MATERI
8 JUMLAH PESERTA YANG
MENANGGAPI PERMASALAHAN
MINIMAL 5 ORANG
JUMLAH SKOR
NILAI AKHIR

KETERANGAN: SKOR 5 = TERPENUHI DAN SANGAT BERKUALITAS (bervariasi&tajam)


SKOR 4 = TERPENUHI DAN BERKUALITAS
SKOR 3 = TERPENUHI DAN KURANG BERKUALITAS
SKOR 2 = TIDAK TERPENUHI
SKOR 1 = SANGAT TIDAK TER PENUHI
NOTE: SERTAI RUBRIK INI PADA LAPORAN

28

Anda mungkin juga menyukai