Anda di halaman 1dari 3

Peran Merdeka Belajar Untuk Membangun Budaya Belajar di Era Pandemi.

Jika pembahasan pembelajaran di era pandemi, sistem pendidikan menjadi tidak efektif
lagi sehingga perlu sekali perubahan pembelajaran yang lebih efektif untuk saat ini. Dengan
adanya pandemic covid-19, dalam waktu cepat, kampus dipaksa untuk melaksanakan
pembelajaran daring yaitu misalnya dengan memanfaatkan teknologi digital. Untuk itu penting
dimasa ini untuk membangun budaya belajar melalui pengembangan teknologi informasi.
Sistem pembelajaran di era pandemi covid-19 memungkinkan semua sekolah untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh melalui dunia maya. E learning adalah salah satu media yang
digunakan untuk melakukan pembelajaran yang interaktif secara jarak jauh. Melalui media ini
peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimana saja mereka berada. E learning juga
mempermudah peserta didik mengakses berbagai literasi digital yang dapat mereka baca
kapanpun mereka inginkan melalui multimedia dalam bentuk video, audio, gambar dan animasi.
Menurut Elyas (2018) perbedaan pembelajaran tradisional dan e-learning yakni pada
kelas tradisional dosen/guru sering dipersepsikan sebagai seseorang yang serba tahu dan
mempunyai tugas mentransferkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Sementara dalam
pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah peserta didik. Peserta didik secara mandiri
menggali pengetahuan dan memiliki tanggung-jawab untuk pembelajarannya. sistem
pembelajaran e-learning akan memaksa peserta didik memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Kariem siap dengan
segala kebijakan , termasuk mendorong pembelajaran daring bagi mahasiswa. Merdeka Belajar
Kampus Merdeka atau sering disebut MBKM itu adalah kebijakan atau penemuan kurikulum
yang diupayakan pemerintah pada rangka mempersiapkan sumber daya manusia ditingkat
perguruan tinggi. Saat ini dirinya berfokus untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang
terdampak krisis agar pendidikannya tidak terputus. Harapannya agar mahasiswa tetap dapat
menjalankan pendidikan sehingga bisa melewati masa yang sulit.
Dalam program Merdeka Belajar, pembelajaran berbentuk offline (tatap muka) dan
online (daring), atau yang dikenal dengan istilah blended learning offline. Ketika membutuhkan
praktik, dan online Ketika perkuliahan berbentuk transfer knowledge. Kualitas lulusan akan
berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja. Kualitas ini yang menjadi standar dalam
pembelajaran Kampus Merdeka. Jika terjadi penurunan kualitas lulusan maka hal ini menjadi
evaluasi kampus bahwa prodi belum dapat mengintegrasi antara kesesuaian tuntutan kurikulum
merdeka, visi-misi kampus dengan ketersediaan lapangan kerja (Widiyono et al., 2021: 3).
Kebijakan Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan memiliki tujuan untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi dengan kualitas yang
baik yakni tangguh, tanggap atas kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin masa depan
dengan semangat nasionalisme. Apalagi dalam pengembangan teknologi informasi.
Merdeka Belajar ini di upayakan memiliki peran penting dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas dan berketrampilan sesuai dengan perkembangan perubahan era
dan kemajuan teknologi dan informasi. Semua pelaku pendidikan harus memiliki growth mindset
agar mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, sehingga dapat terwujud budaya inovatif.
Disamping itu juga perlu disupport dengan adanya digitalisasi layanan, fasilitas pembelajaran
yang baik, dan kurikulum yang sesuai dengan masanya.
Melalui Merdeka Belajar peserta didik belajar untuk tidak tertekan, tidak stress dengan
persoalan pribadi serta lingkungan, mempunyai kebebasan kreasi dan inovasi, tidak teriikat dan
sebagainya. Oleh karena itu, sekalipun adanya disrupsi pendidikan dan pandemi Covid-19
diharapkan semua pelaksana pendidikan dapat mengimplementasikan konsep merdeka belajar
agar dapat menjadikan pendidik maupun peserta didik melakukan eksplorasi kreatifitas dan
inovasi (Saleh, 2020).
Sementara itu di perguruan tinggi program Merdeka Belajar diimplementasikan melalui
konsep Kampus Merdeka yang juga bertujuan memberikan kebebasan pada mahasiswa untuk
mengambil bidang sesuai apa yang mereka butuhkan, sehingga tercapai budaya belajar yang
inovatif, tidak mengekang, serta sesuai kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa bukan hanya unggul
dalam bidang akademis tetapi memiliki keterampilan yang diperlukan pasar, (Sumantyo, 2020).
Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan
kreativitas, ketrampilan, kepribadian, dan kemandirian dan menguasai berbagai bidang keilmuan
yang dapat menjadi bekal bagi mahasiswa ketika menghadapi dunia kerja. Namun di sisi lain,
kebijakan Kampus Merdeka juga memiliki potensi kelemahan, di antaranya adalah dengan
banyaknya studi yang diambil dapat mengganggu arah jalur studi. Selain itu, dalam membangun
kerjasama antara suatu PT dan Program Studi dengan pihak luar (perusahaan, industri,
masyarakat dan perguruan tinggi lainnya), dapat menjadi tantangan tersendiri, khususnya bagi
PT kecil.
Terlepas dari banyak kendala yang dihadapi, namun di sisi lain pembelajaran daring,
“memaksa” kita untuk segera menerapkan visi dan misi pembelajaran masa depan di era revolusi
industri 4.0 dan society 5.0 (Abidah et al., 2020)
Contoh salah satu aktivitas MBKM yang di programkan pemerintah yaitu Pertukaran
Mahasiswa. Melihat situasi pandemi , walaupun pada era daring dalam program ini bisa di
bilang suasana pertemanan atau perjumpaan dengan teman di kelas berbeda serta nanti
mahasiswa akan diberikan materi-materi menyangkut kebudayaan yg berbeda, materi-materi
kebinekaan, serta sebagainya. Yang penting kebhinekaannya dipelihara dalam Pertukaran
Mahasiswa Merdeka ini, jadi tidak melihat apakah itu Perguruan Tinggi Negeri atau swasta dan
apakah itu Perguruan Tinggi besar atau kecil, semuanya sama.

DAFTAR PUSTAKA
Abidah, A., Dampak Covid-19 terhadap Pendidikan Indonesia dan Kaitannya dengan Filosofi
“Merdeka Belajar”. Studi dalam Filsafat Sains dan Pendidikan.
https://doi.org/10.46627/sipose.v1i1.9
Elyas Ananda H.(2018). Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran. https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/
view/8254
Saleh Meylan.(2020) .Merdeka Belajar di tengah Covid-19. Prosiding Seminar Nasional
Hardiknas. Vol.1.(51-56). https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/
view/8254
Sumantyo Franciscus DS.(2020). Pendidikan Tinggi di Masa dan Pasca Covid-19. Jurnal
Kajian Ilmiah (JKI). No.1. (81-92).
https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/8254
Widiyono, A., Irfana, S., & Firdausia, K. (2021). Implementasi Merdeka Belajar melalui
Kampus Mengajar Perintis Di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik Jurnal Pendidikan Ke-SD-An,
16(2), 102–107. https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/3531/pdf

Anda mungkin juga menyukai