Anda di halaman 1dari 10

PERUBAHAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PASCA PANDEMI COVID-19

Aulia Safira Antoni Puteri1


1
Pendidikan Vokasional Teknik Mesin
1
auliasafiraantoniputeri19@gmail.com

Abstract
Artikel yang berjudul perubahan teknologi pembelajaran pasca pandemi covid-19 ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bagaimana perubahan pada teknologi pembelajaran bahasa pasca pandemi covid-19
saat ini atau biasa disebut dengan new normal. New normal adalah tatanan baru untuk beradaptasi
dengan covid-19. Upaya dilakukannya new normal sebagai kontribusi perbaikan pada aspek ekonomi
nasional, sosial, politik dan tentunya pemanfaatan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka dan pendekatan kualitatif serta deskriptif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : (1) Penjelasan tentang berbagai keterampilan pada sistem pembelajaran, (2)
Pemanfaatan Media Berbasis Internet dalam pembelajaran yang variatif; dan (3) Pemanfaatan Blended
Learning pada materi pembelajaran.

Kata Kunci : Keterampilan Pembelajaran, Blended Learning, Berbasis Internet

The article entitled Changes in learning technology after the Covid-19 pandemic aims to describe how
changes in language learning technology after the current Covid-19 pandemic or what is commonly
called the new normal. New normal is a new order to adapt to Covid-19. Efforts to carry out a new
normal as a contribution to improvement in aspects of the national economy, social, politics and of
course the use of technology. This research uses a literature study method and a qualitative approach.
The results obtained in this study are as follows: (1) Explanation of various skills in the learning
system, (2) Utilization of Internet-Based Media in various learning; and (3) Utilization of Blended
Learning in learning materials.

Keywords: Learning Skills, Blended Learning, Internet Based

PENDAHULUAN

Bentuk pembelajaran yang dapat Pembelajaran secara daring telah


dijadikan salah solusi dalam masa pandemi menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak
Covid-19 adalah pembelajaran Daring (dalam beberapa tahun terakhir. Pembelajaran face to
jaringan). Pembelajaran daring merupakan face (tatap muka) dianggap kuno dan dianggap
pembelajaran yang menggunakan jaringan sebagai model pembelajaran yang tradisional,
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, dan sehingga diperlukan fasilitas pembelajaran
kemampuan untuk memunculkan berbagai yang lebih lengkap dengan memanfaatkan
jenis interaksi pembelajaran (Moore, Dickson teknologi dan informasi. Dalam Pelaksanaan
Deane, dan Galyen: 2011). Dengan pembelajaran daring dibutuhkan suatu
memanfaatkan internet dan teknologi koordinasi di antara semua pihak agar berjalan
multimedia mampu mengubah cara secara maksimal. Melalui pembelajaran daring
penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi tersebut akan tercipta suatu lingkungan belajar
alternatif pembelajaran yang dilaksanakan modern. Belajar online seharusnya bukan
dalam kelas tradisional. Pembelajaran dalam hanya menjadi model pembelajaran tambahan
kelas tradisional, sebelumnya dituntut untuk saja, tetapi belajar online dapat dijadikan
dapat menerapkan sistem pembelajaran era sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses
revolusi industri 4.0 yakni pembelajaran yang pembelajaran, antara guru dengan siswa atau
berbasis teknologi informatika. Tuntutan ini dosen dengan mahasiswa.
memiliki tantangan tersendiri bagi institusi Berbagai platform dapat dimanfaatkan
pendidikan, para pendidik dan peserta didik untuk mendukung pembelajaran daring. Antara
dalam mewujudkannya. lain telah berlangsung sejumlah kursus
penulisan online yang terus berkembang di
pendidikan tinggi. Dilaporkan bahwa pada masa tatanan baru dan pasca pandemi
mahasiswa memiliki sikap positif terhadap Covid-19. Serta bagaimana keterampilan pada
pembelajaran daring dibanding perkuliahan sistem pembelajaran dan bagaimana
tatap muka. Disebutkan bahwa pembelajaran pemanfaatan media berbasis internet?
daring menjadi alternative kurikulum kuliah
tatap muka. Beberapa penelitian menunjukan METODE
bahwa evaluasi pembelajaran online
menghasilkan efektifitas yang signifikan. Tujuan penelitian deskriptif analitik ini adalah
Dalam hal ini, dosen berperan melakukan untuk mendeskripsikan keterampilan pada
review terhadap tulisan-tulisan mahasiswa metode pembelajaran dan pemanfaatan
dengan terlebih dahulu menyampaikan pembelajaran media berbasis internet serta
prosedur penulisan. Dalam rangka pelaksanaan menjelaskan tentang blended learning.
paradigma pendidikan yang berpusat pada Penelitian ini merupakan penelitian yang
mahasiswa, koreksi dilakukan melalui proses bersifat kualitatif, sehingga tidak terdapat
review antar-sejawat (peer review) sebelum batasan mengenai tempat penelitian. Peneliti
ditelaah oleh dosen menggunakan kajian pustaka dan analisis
Era society 5.0 adalah ide yang berasal penafsiran, sehingga penelitian dapat
dari pemerintah negara Jepang (Wibawa & dilakukan dimana saja tanpa terikat tempat dan
Agustina, 2019). Era ini adalah suatu sistem waktu. Pendekatan yang digunakan yaitu
dalam masyarakat yang menawarkan konsep analisis.
keseimbangan (Handayani & Muliastrini,
2020) antara manusia dengan teknologi HASIL DAN PEMBAHASAN
(Utami, 2020) agar tercipta suatu tatanan
masyarakat yang super cerdas (Setiawan & Hasil
Lenawati 2020). Sedangkan, Haryama dalam
Mahmudi (2020) menjelaskan bahwa era penulis menemukan adanya perubahan
society 5.0 adalah era yang berakar dari yang positif dari pembelajaran konvensional
adanya era society 4.0. Jadi, era society 5.0 terhadap model Pembelajaran Blended
merupakan suatu representasi dari adanya era Learning. Setiap hasil yang ditemukan
revolusi industri baru 4.0 berdasarkan menghasilkan 2 tema besar, yaitu: Digitalisasi
perkembangan era society sebelumnya. pendidikan dan platform media bladed
Masalah yang ada pada era society 5.0 learning. Digitalisasi Pendidikan perlu adanya
telah berpengaruh dalam berbagai aspek penguatan terhadap fasilitas pembelajaran
kehidupan manusia termasuk diantaranya, berupa teknologi informasi. Melalui teknologi
sosial, ekonomi, hingga pendidikan (Parwati & informasi pembelajaran dapat dilakukan secara
Pramartha, 2021). Putra (2022) menjelaskan daring. Pembelajaran secara daring telah
bahwa ancaman besar pada era society 5.0 menjadi tuntutan dunia pendidikan.
terkait peran manusia yang lambat laun akan Pembelajaran tatap muka dianggap tertutup
tersingkirkan oleh adanya terknologi robotika. dan merupakan model pembelajaran yang
Dengan demikian, dalam menghadapi tradisional, sehingga dibutuhkan fasilitas
masalah-masalah tersebut di era society 5.0 pembelajaran yang lebih baik dengan
diperlukan suatu upaya yang matang untuk pemanfaatan teknologi informasi. Melalui
mempersiapkan siswa berkompeten sebagai pembelajaran daring akan terbentuk suatu
generasi penerus masa depan bangsa. lingkungan belajar modern. Perkembangan
Persoalannya adalah apa yang teknologi dan informasi yang semakin modern
dimaksud dengan Model Pembelajaran ini, mendorong dunia pendidikan untuk
Blended learning? Lalu bagaimanakah teknik memanfaatkan beberapa Platform media
pengembangan Model Pembelajaran Blended pembelajaran untuk mendukung
learning jika diterapkan pada masa tatanan berlangsungnya proses pembelajaran dengan
baru dan pasca pandemi Covid19? Tujuan dan model Blended Learning. Blended Learning
Manfaat dari penelitian ini sendiri diharapkan sendiri merupakan perpaduan antara tatap
dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan muka secara face to face baik menggunakan
Model Pembelajaran Blended learning. Serta, aplikasi ataupun secara langsung di kelas.
bagaimanakah teknik pengembangan Model Dengan banyaknya platform media pendidikan
Pembelajaran Blended learning jika diterapkan yang dapat dimanfaatkan melalui sosial media
dan aplikasi, maka pendidik dan peseta didik penyelarasan perpaduan. Sedangkan learning
akan semakin mudah berkomunikasi dan dapat memiliki makna umum yakni belajar, dengan
menimbulkan kemandirian belajar pada peserta demikian sepintas mengandung makna
didik. pembelajaran yang mengandung arti
Hidup di zaman yang katanya pencampuran, atau penggabungan yakni antara
zamannya generasi Z di mana generasi ini satu pola dengan pola yang lainnya. Jadi,
terbiasa mendapatkan informasi beragam blended learning adalah kombinasi
dalam waktu yang sangat singkat, hanya pembelajaran tradisional dan lingkungan
dengan “pencet tombol ini, maka lihat apa pembelajaran elektronik. Penerapan blended
yang akan terjadi” Model pembelajaran learning diharapkan siswa dapat memahami
Blended Learning ini merupakan cara belajar materi dengan lebih baik dan lebih aktif dalam
yang murah dan efektif. Model pembelajaran mengikuti pembelajaran, sehingga dapat
ini bisa diterapkan kepada siapa saja, terutama meningkatkan hasil belajar siswa, (Hayati &
untuk mereka yang mempunyai mobilitas Wijaya, 2018). Blended learning adalah sebuah
tinggi dan sulit untuk terus bertatap muka model pembelajaran yang menggabungkan
secara langsung dengan pendidik atau dosen. antara pembelajaran tatap muka (face-to-face)
Alasan lain adalah sebagai sarana belajar dengan e-learning. Blended learning
bersama untuk mereka yang merasa merupakan model pembelajaran yang
membutuhkan materi tambahan. Mereka dilakukan di kelas dan online. Kegiatan
kurang puas dengan pembelajaran Pembelajaran yang dilakukan dengan
konvensional di kelas, karena dengan blended menggabungkan secara baik dan sistematis
learning mereka bisa dengan mudah men- antara pembelajaran tatap muka atau bertemu
dapatkan materi-materi baru bahkan lebih up langsung dan melalui media online yang bisa
to date dari berbagai sumber bahkan pakar dari diakses kapanpun (Wardani et al., 2018).
seluruh belahan dunia, (Purnomo et al., 2016). Selain tuntutan perkembangan teknologi yang
Hasil penelitian diperoleh bahwa semakin luas Penggabungan pembelajaran
penerapan model pembelajaran Blended face-to-face dengan e-learning tersebut
Learning pada materi logika matematika merupakan sebuah inovasi proses
mahasiswa Program Studi Pendidikan pembelajaran pada era New Normal atau
Matematika IKIP PGRI Pontianak mata Kuliah tatanan baru beradaptasi dengan Covid-19.
Logika dan Penalaran Matematika Pembelajaran campuran (blended
memberikan peningkatan terhadap prestasi learning) merupakan program pendidikan
belajar mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa formal yang memungkinkan peserta didik
sebelum diberikan model pembelajaran melalui konten dan petunjuk yang disampaikan
blended learning tergolong kurang yaitu 52. secara daring (online) dengan kendali mandiri
Prestasi belajar mahasiswa setelah diberikan terhadap waktu, tempat, urutan, maupun
model pembelajaran blended learning kecepatan belajar, (Staker, 2012). John
tergolong baik yaitu 72. Merrow menyatakan “blended learning is some
Dari hasil studi pustaka di atas mix of traditional classroom instruction (which
terdapat beberapa macam platform media in itself varies considerably) and instruction
pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam mediated by technology”. Dengan kata lain,
mendukung proses pembelajaran Blended Learning merupakan perpaduan
menggunakan model Blended learning yang pembelajaran kelas tradisional dengan
dapat dimanfaatkan oleh pendidik, pembelajaran berbasis teknologi (modern).
diantaranya; WhatsApp Group, Google diungkapkan pula oleh Annisa yang
Classroom, Aplikasi eLearning, Aplikasi menyatakan bahwa blended learning
Blended Learning berbasis Mobile. merupakan suatu sistem belajar yang
memadukan antara belajar secara face to face
Blended Learning (bertatap muka/klasikal) dengan belajar secara
Secara etimologi istilah blended online (melalui penggunaan fasilitas/media
learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan internet). Berdasarkan paparan para ahli diatas,
learning. Blend berarti “campuran atau dapat didefinisikan blended learning
gabungan, bersama untuk meningkatkan merupakan sebuah strategi belajar mengajar
kualitas agar bertambah baik”, atau formula yang bertujuan untuk mencapai tujuan
suatu penyelarasan kombinasi atau pembelajaran dengan cara memadukan
pembelajaran berbasis tatap muka dengan untuk
pembelajaran berbasis IT (Informasi dan membantu
Teknologi) yang dilakukan secara daring, peningkatan
(Widiara, 2018). penguasaan
Konsep dalam pengembangan bahan ajar
pembelajaran digunakan model blended. yang tidak
Model ini dianggap memberikan solusi dalam terpenuhi
pengembangan model pembelajaran pada masa dalam proses
tatanan baru (New Normal) beradaptasi dengan tatap muka
Covid-19. Secara konsep, pengembangan (pemberian
didasarkan pada model- model pembelajaran materi
menurut Srisakdi dalam buku Pedoman tambahan
Pengembangan Bahan ajar Berbasis Web melalui
terbitan Departemen Pendidikan Nasional, teknologi web)
membagi model pembelajaran secara umum dan
menjadi 4 kelompok. Seperti yang terlihat pada Pemanfaatann
tabel model pembelajaran Srisakdi. Konsep ya lebih
pembagian pengembangan merupakan banyak pada
hitungan-hitungan matematis yang perlu pengumpulan
dijabarkan dalam kerangka implementasi tugas
pembelajaran. Masing-masing model (assignments).
diungkapkan oleh Srisakdi dalam skala-skala 30-79% Blended Proses
matematis berupa prosentase. Lebih jauh skala pembelajaran
tersebut belum menggambarkan implementasi menggunakan
aktivitas riil yang dijalankan. Konsep kombinasi
pembelajaran secara rinci dijabarkan mulai antara bahan
dari pembelajaran tradisional Model blended ajar berbasis
learning yang dikembangkan mengacu pada web dan tatap
definisidefinisi yang telah digambarkan dalam muka. Porsi
tabel berikut. Sehingga pengembangan pembelajaran
pembelajaran online bukan lagi sebagai online lebih
pelengkap atau pengganti kegiatan tatap muka, besar dari tatap
diskusi, dan forum semuanya dilakukan secara Muka dan
sistematis dan terintegrasi pada web yang Dalam proses
dikembangkan, (Husni, 2011). pembelajaran,
interaksi
Table 1. Presentasi Model Pembelajaran (forum
Blanded Learning diskusi) lebih
banyak
Presentase Model Deskripsi dilakukan
Bahan Ajar 100% Online/E- Proses
Menggunaka Learning pembelajaran
n Web menggunakan
0% Tradision Pembelajaran kombinasi
al tanpa antara bahan
memanfaatkan ajar berbasis
fasilitas Online web dan tatap
dan muka. Porsi
Pembelajaran pembelajaran
dengan tatap online lebih
muka besar dari tatap
1-29% Fasilitas Pemanfaatan Muka dan
Web web dalam Dalam proses
proses pembelajaran,
pembelajaran interaksi
(forum pembelajaran online. Atau ada pula yang
diskusi) lebih menggunakan komposisi 75:25, artinya 75%
banyak pembelajaran tatap muka dan 25%
dilakukan pembelajaran online. Demikian pula dapat
dilakukan 25:75, artinya 25% pembelajaran
tatap muka dan 75% pembelajaran online.
Pembahasan Pertimbangan untuk menentukan apakah
komposisinya 50:50, 75:25 atau 25:75
Blended learning model merupakan bergantung pada analisis kompetensi yang
model pembelajaran yang memanfaatkan ingin dihasilkan, tujuan mata pelajaran,
teknologi komputer khususnya internet. karakteristik pembelajar, interaksi tatap muka,
Pelaksanaan pembelajaran blended learning strategi penyampaian pembelajaran online atau
merupakan model berbasis internet sebagai kombinasi, karakteristik, lokasi pembelajar,
sumber belajar. Proses belajar mengajar karakteristik dan kemampuan pendidik, dan
menggunakan blended learning merupakan sumber daya yang tersedia. Berdasarkan
pembelajaran model baru dan jarang analisis silang terhadap berbagai pertimbangan
digunakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan tersebut, pendidik akan dapat menentukan
pembelajaran tidak terpusat pada guru komposisi (presentasi) pembelajaran yang
sehingga kreativitas siswa dapat berkembang, paling tepat. Namun demikian, pertimbangan
selain itu juga akan tercipta proses belajar utama dalam merancang komposisi
mengajar yang efektif, sehingga dapat pembelajaran adalah penyediaan sumber
memperbesar minat dan hasil belajar siswa. belajar yang cocok untuk berbagai
Penggunaan media berbasis teknologi karakteristik pembelajar agar dapat belajar
memungkinkan pembelajaran dilakukan lebih lebih efektif, efisien, dan menarik. Dalam
bervariasi sehingga tidak membosankan, (Dwi skenario pembelajaran berikutnya tentu saja
Irmawati, Sriyono, 2012). Jadi Blended harus memutuskan untuk tujuan mana yang
Learning dapat diartikan sebagai proses dilakukan dengan pembelajaran tatap muka,
pembelajaran yang memanfaatkan berbagai dan bagian mana yang offline dan online.
macam pendekatan. Pendekatan yang (Husni, 2011) Namun demikian, pada Era
dilakukan dapat memanfaatkan berbagai Tatanan Baru (New Normal) beradaptasi
macam media dan teknologi. Secara sederhana dengan Covid-19 seperti saat ini, maka
dapat dikatakan bahwa Blended Learning disarankan untuk melakukan pembelajaran
adalah pembelajaran yang mengkombinasikan dengan menggunakan komposisi 25/75 dengan
antara tatap muka (pembelajaran secara 25% pembelajaran tatap muka dan 75%
konvensional, dimana antara peserta didik dan pembelajaran online. Sedangkan pada 25%
pendidik saling berinteraksi secara langsung, pembelajaran tatap muka sendiri dapat dibagi
masing-masing dapat bertukar informasi menjadi dua bagian, yaitu tatap muka secara
mengenai bahanbahan pengajaran), belajar online dan offline, disesuaikan dengan
mandiri (belajar dengan berbagai modul yang kebutuhan peserta didik.
telah disediakan) serta belajar mandiri secara Karakteristik Blended Learning
online. Penerapan Blended Learning tidak Adapun karakteristik dari Blended Learning
terjadi begitu saja. Beberapa hal yang menjadi yaitu:
pertimbangan yaitu karakteristik tujuan 1) Pembelajaran yang menggabungkan
pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas berbagai cara penyampaian, model pendidikan,
pembelajaran yang relevan serta memilih dan gaya pembelajaran, serta berbagai media
menentukan aktifitas mana yang relevan berbasis teknologi yang beragam.
dengan konvensional dan aktifitas mana yang 2) Sebagai sebuah kombinasi pendidikan
relevan untuk online learning, (Mirzon Daheri, langsung (face to face), belajar mandiri, dan
Juliana, Deriwanto, 2020). belajar mandiri via online.
3) Pembelajaran yang didukung oleh
Komposisi Penggunaan Blended Learning kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
Komposisi blended yang sering mengajar dan gaya pembelajaran.
digunakan yaitu 50:50, artinya dari alokasi 4) Pendidik dan orangtua peserta didik
waktu yang disediakan, 50% untuk kegiatan memiliki peran yang sama penting, pendidik
pembelajaran tatap muka dan 50% dilakukan
sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai Blended Learning bagi lembaga pendidikan
pendukung, jika diterapkan pada masa New Normal;
(Riyan Maulana, Daiyul Ma’ruf, 1) Jangkauan yang luas dalam proses
2020). Selanjutnya tujuan Blended Learning pembelajaran;
diantaranya; 2 Mudah dalam mengimplementasikan;
1) Membantu pendidik untuk berkembang 3) hasil yang lebih optimal;
lebih baik di dalam proses belajar, sesuai 4) menyesuaikan berbagai kebutuhan
dengan gaya belajar dan preferensi dalam pembelajaran;
belajar. 5) meningkatkan daya tarik pembelajaran; dan
2) Menyediakan peluang yang praktis realistis 6) menghentikan penyebaran Covid19.
bagi guru dan pendidik untuk pembelajaran Adapun kelebihan dari blended
secara mandiri, bermanfaat, dan terus learning yang diungkapkan oleh Kusairi
berkembang. (dalam Husamah, 2014), yaitu:
3) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi 1) Peserta didik leluasa untuk mempelajari
pendidik, dengan menggabungkan aspek materi pelajaran secara mandiri dengan
terbaik dari tatap muka dan instruksi online. memanfaatkan materi-materi yang tersedia
Kelas tatap muka dapat digunakan secara online;
untuk melibatkan para siswa dalam 2) Peserta didik dapat
pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online berkomunikasi/berdiskusi dengan pendidik
memberikan pendidik, sedangkan porsi online atau peserta didik lain yang tidak harus
memberikan para siswa dengan konten dilakukan saat di kelas (tatap muka);
multimedia yang kaya akan pengetahuan pada 3) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
setiap saat, dan di mana saja selama pendidik peserta didik di luar jam tatap muka dapat
memiliki akses internet. dikelola dan dikontrol dengan baik oleh
pendidik;
Kelebihan dan Kekurangan Blended 4) Pendidik dapat menambahkan materi
Learning pengayaan melalui fasilitas internet;
Salah satu kelebihan dari Blended 5) Pendidik dapat meminta peserta didik
Learning yaitu peserta didik dan pendidik membaca materi atau mengerjakan tes yang
dapat berinteraksi setiap saat dan di mana saja dilakukan sebelum pembelajaran; dan
karena memanfaatkan media dan teknologi 6) pendidik dapat menyelenggarakan kuis,
sebagai fasilitasi belajar. Berdasarkan memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil
perkembangan teknologi saat ini terdapat tes dengan efektif. Peserta didik dapat saling
beberapa manfaat untuk peserta didik dan berbagi file dengan peserta didik lainnya,
pendidik dalam proses pembelajaran. Saat ini (Wardani et al., 2018).
tidak ada model pembelajaran tunggal yang Adapun kekurangan menggunakan
paling ideal untuk semua jenis pembelajaran, model pembelajaran Blended Learning adalah:
karena setiap model pembelajaran memiliki 1) Media yang dibutuhkan sangat beragam,
kelebihan dan kekurangan masing-masing. sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
Teknologi media cetak memiliki kelebihan prasarana tidak mendukung;
yang sangat fleksibel sebagai sumber belajar, 2) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki
dapat dibawa ke mana-mana tanpa pelajar, seperti komputer dan akses internet.
menggunakan media elektronik. Sedangkan Padahal dalam Blended Learning diperlukan
multimedia mempunyai kelebihan dibidang akses internet yang memadai, apabila jaringan
pembelajaran yang lebih interaktif dapat kurang memadai akan menyulitkan peserta
berupa teks, gambar, film, animasi dan dapat dalam mengikuti pembelajaran mandiri via
dikonversi dalam berbagai bentuk digital. Pada online;
kasus tertentu pembelajaran melalui audio 3) Kurangnya pengetahuan masyarakat
lebih efektif dibandingkan dengan video. Jadi terhadap penggunaan teknologi; dan
setiap teknologi mempunyai keunggulan untuk 4) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki
tujuan belajar tertentu, untuk karakteristik pelajar, seperti komputer dan akses internet,
bidang tertentu. (Riyan Maulana, Daiyul Ma’ruf, 2020).
Terdapat beberapa manfaat dan Selanjutnya, Digitalisasi dapat
Keuntungan yang diperoleh dengan diimplementasikan sesuai dengan komponen
menerapkan model pembelajaran berbasis
empat keterampilan dalam berbahasa
diantaranya.
1. Keterampilan Menyimak dan
Keterampilan Berbicara
Bahan Pembelajaran Berbasis Video
pembelajaran menggunakan video
dapat menjadi alternatif dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang efektif sehingga
meningkatkan hasil belajar. Ikhbal, Hidayat &
Rahayu (2021) mengatakan bahwa dalam
pembelajaran berbasis video dapat
meminimalisir kebosanan siswa serta
memberikan kesegararan untuk berpikir.

2. Keterampilan Membaca
Buku Digital
Gambar 2. Ilustrasi Komik Digital (Sman 1
Latambaga)
Komik digital merupakan serangkaian
gambar-gambar memuat ide kreatif penulis
yang divisualisasikan. Rahmatullah, dkk.
(2020) menjelaskan bahwa komik digital
adalah ide yang baru, menarik, dan dapat
digunakan sebagai salah satu sumber dalam
belajar siswa. Hal senada dikatakatan
Homsinah (2022) bahwa penggunaan komik
digital sebagai media pembelajaran sangat
cocok bagi siswa karena identik dengan arus
perkembangan teknologi.
Gambar 1. Ilustrasi Buku Digital Belajar TIK smala
3. Keterampilan Menulis dalam Bentuk
Buku digital merupakan Aplikasi
pengembangan buku cetak yang bermuatan keterampilan menulis berbasis aplikasi
teks bacaan beserta gambar pada serangkaian merupakan pemanfaatan teknologi berbentuk
kertas kemuadian ditransformasikan melalui aplikasi untuk menunjang keterampilan
media elektronik (Agustiningsih, 2021) dalam menulis siswa. Ardiansyah, Pratama &
bentuk format berupa PDF (Portabel Sulendro (2020) mengatakan bahwa bahan ajar
Document Format), EPub (Electronic dalam bentuk apikasi sangat efesien serta
Publication), HTML (Hyper Teks Markup mempermudah siswa untuk pembelajaran
Languange), DjVu, atau Mobipocet (Fitri, & karena dapat diakses kapan dan di mana saja.
Syah, 2020). Omar & Mustafa (2018)
menjelaskan bahwa buku digital mudah dalam Pemanfaatan Media Berbasis Internet
penyimpanan serta memiliki banyak akses dalam Pembelajaran Daring
misal smartphone maupun laptop. Pemanfaatan media berbasis internet
dapat dikaitkan dalam berlangsungnya proses
Komik Digital belajar mengajar di sekolah. Beberapa media
yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung
kelancaran pembelajaran daring yakni Zoom
Cloud Meeting, YouTube, Instagram, Google
Classroom, dan Google Form (Astani,
2011:23). Adapun paparan pemanfaatan
teknologi di atas dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut.
Zoom Cloud Meeting adalah sebuah kelas otomatis disimpan dalam folder Google
aplikasi yang dapat menunjang kebutuhan Drive.
komunikasi di manapun dan kapanpun dengan Google Form alat yang
banyak orang tanpa harus bertemu fisik secara memungkinkan mengumpulkan informasi dari
langsung. Aplikasi ini untuk video conference, pengguna melalui survei ataupun kuis yang
dengan mudah dapat di install pada perangkat dipersonalisasi (Wikipedia, 2020). Selain itu,
PC (Personal Computer) dengan webcam, sebagai salah satu aplikasi berupa template
laptop dengan webcame, Smartphone Android. formulir atau lembar kerja yang dapat
Aplikasi ini sangat cocok sekali untuk dimanfaatkan secara mandiri maupun bersama-
melakukan video Conference, dengan ringanya sama untuk tujuan mendapatkan informasi
bandwidth yang digunakan, tidak ada iklan di pengguna. Aplikasi ini bekerja di dalam
aplikasi tersebut, serta tidak terlalu banyak penyimpanan awan Google Drive bersama
memakan resource memory jika dijalankan di aplikasi lainnya seperti Google Sheet, Google
Android atau PC. Docs, dan pengayaan lainnya.
YouTube adalah layanan video sharing
populer dimana para penggunanya dapat Zoom Cloud Meeting dalam Pembelajaran
memuat, menonton dan berbagi klip video Zoom Cloud Meeting yang digunakan
secara gratis. YouTube dapat menjadi dalam pembelajaran ketika pembelajaran tatap
alternatif untuk mempelajari keterampilan muka secara virtual. Media ini dimanfaatkan
berbahasa dan sastra Indonesia, sebagai alat untuk menyampaikan penjelasan materi secara
pengajaran untuk menciptakan pengalaman mendalam terutama pada pokok materi yang
belajar yang aktif antar kelompok-kelompok sulit dipahami peserta didik. Melalui media ini,
siswa dalam rangka meningkatkan peserta didik dapat memperoleh informasi
pengetahuannya. dengan cepat, dapat berdiskusi secara langsung
Instagram merupakan media untuk dan jika ada hal yang tidak dipahami mengenai
berbagi foto maupun video yang bisa diberi materi ajar dapat disampaikan secara langsung
efek-efek artistik. Fitur yang ada dalam dan diulas bersama-sama untuk mendapatkan
aplikasi cukup lengkap sehingga memudah jawaban yang efektif dan efisien. Penggunaan
pengguna dapat melihat maupun berbagi serta Zoom Cloud Meeting juga dimanfaatkan untuk
menanggapi suatu unggahan dengan mudah. membagikan presentasi materi maupun video
Dalam hal pemanfaatannya untuk kepentingan pembelajaran secara langsung.
pendidikan, instagram dapat dijadikan sarana
untuk menumbuh kembangkan berbagai teori YouTube dalam Pembelajaran
maupun praktik bahasa dan sastra Indonesia. Penggunaan YouTube sebagai media
Google Classroom memungkinkan pembelajaran daring ditujukan untuk peserta
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih didik dapat memperoleh berbagai video
produktif dan bermakna dengan pembelajaran yang sesuai dengan topik materi
menyederhanakan tugas, meningkatkan pembelajaran. Selain itu, guru maupun peserta
kolaborasi, dan membina komunikasi. didik dapat dengan mudah mengunduh
Pengajar dapat membuat kelas, memberikan maupun mengunggah video pembelajaran.
tugas, mengirim masukan, dan melihat Melalui media ini, kegiatan pembelajaran
semuanya di satu tempat. Google Classroom dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta
dapat disiapkan dengan mudah. Pengajar dapat didik. Pada suatu kesempatan ketika
menyiapkan kelas dan mengundang siswa serta melaksanakan publikasi tugas berupa video
asisten pengajar. Di halaman Tugas Kelas, juga dapat diunggah di youtube. Guru maupun
mereka dapat berbagi informasi—tugas, peserta didik dapat berkreasi dengan media
pertanyaan, dan materi. Dengan Google pembelajaran youtube dan menciptakan
Classroom, pengajar dapat menghemat waktu pembelajaran yang menarik hingga mencapai
dan kertas. Mereka dapat membuat kelas, hasil yang maksimal.
memberikan tugas, berkomunikasi, dan
melakukan pengelolaan, semuanya di satu Instagram dalam Pembelajaran
tempat. Google Classroom juga menawarkan Sebagai salah satu media pembelajaran
pengelolaan yang lebih baik. Siswa dapat yang cukup efisien untuk mempublikasi hasil
melihat tugas di halaman Tugas, di aliran pembelajaran sekaligus sebagai edukasi
kelas, atau di kalender kelas. Semua materi kepada khalayak, instagram dapat menjadi
salah satu media pembelajaran di maksud.
Sebagian besar siswa-siswi dan mahasiswa Dari paparan diatas dapat disimpulkan
banyak yang menggunakan instagram, oleh bahwa banyak sekali perubahan teknologi
sebab itu penggunaan instagram sebagai pembelajaran mulai dari pandemi hingga pasca
komunikasi pembelajaran merupakan suatu pandemi, dengan adanya perkembangan
penemuan baru yang ada di dalam penggunaan teknologi saat ini guru, tenaga pendidik harus
media sosial, karena biasanya menggunakan terus berinovasi menciptakan pembelajaran
cara komunikasi kelompok, komunikasi publik yang bermakna. Perubahan ini bisa menjadi
maupun komunikasi internasional”. Media wadah untuk peserta didik agar dapat belajar
instagram dipilih karena dapat mengemas dimanapun dan kapanpun dan dapat dilakukan
materi pembelajaran dengan menarik dan dengan memanfaatkan berbagai media
kreatif serta berbasis media sosial peserta didik pembelajaran yang variatif. Melalui media
dapat melakukan pembelajaran dimanapun dan pembelajaran tersebut guru dapat mengadopsi,
kapanpun. memilih, dan mengkreasikan ke dalam
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Ada
Google Classroom dalam Pembelajaran beberapa penjabaran yang sudah di bahas
Google Classroom barangkali sudah seperti dilakukan dengan memanfaatkan media
tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Zoom Cloud Meeting, YouTube, Instagram,
Bahkan sebelum adanya pembelajaran daring, Google Classroom, dan Google Form. Melalui
media pembelajaran Google Classroom sudah perubahan pemanfaatan media pembelajaran di
mulai dimanfaatkan dalam mendukung atas, peserta didik akan lebih mandiri dan
pelaksanaan proses pembelajaran di bangku memiliki motivasi belajar yang semakin
pendidikan. Namun, ada perbedaan dalam meningkat. pembelajaran yang disebutkan
pemanfaatan Google Classroom ketika belum dalam penelitian ini, tentu masih perlu untuk
melaksanakan pembelajaran daring yakni mengembangkan dan menganalisis lebih lanjut
hanya dimanfaatkan untuk sarana memberikan untuk mencapai kesempurnaan pembelajaran.
tugas atau soal kepada peserta didik, Khususnya pada penggunaan berbagai aplikasi
sedangkan saat pembelajaran daring lainnya. Tentunya guru maupun peserta didik
berlangsung penggunaan Google Classroom dapat menjadikan kelima aplikasi ini sebagai
semakin dikuatkan lagi misalnya adanya media pembelajaran dan penilaian dalam
pelaksanaan diskusi dalam pembagian kolom pembelajaran.
komentar materi. Media instagram juga
mempunyai ketertarikan tersendiri yang DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan peserta didik membuka aplikasi
instagram yang memuat konten materi
pembelajaran yang berupa video, foto,
snapgram, dan foster setiap hari. Pemilihan
media instagram cocok digunakan karena
memuat media audio visual dan visual.

Google Form dalam Pembelajaran


Kegiatan penilaian dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
melakukan revitalisasi dengan memanfaatkan
media Google Form. Media ini dimanfaatkan
untuk pembuatan atau pengisian kuisioner
yang dilengkapi dengan tipe soal yang tidak
hanya mencantumkan soal berupa teks atau
gambar saja, melainkan juga dapat
menyatukan soal yang memanfaatkan video
tertentu sebagai bahan ulasan soal. Pada
penilaian harian, tengah semester, bahkan
akhir semester pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN


Alami, Y., & Najmudin, D. (2022). Variations of Teacher Learning Models Post Covid-19. hal. 43-50.
Annisa, F. N., Sumarwati, & Rohmadi, M. (2022). Kosa Kata Baru Pada Pemberitaan Tentang
Pandemi Covid-19 dan Pemanfaatannya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.
hastawiyata.ub.ac.id/index.php/hastawijaya.
Christy, N. A. (2020, Desember). REVITALISASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA.
Damayanti, N. A. (2021). Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Google Classroom
Terhadap Minat Baca Saat Pandemi Covid-19. 4.
Hikmah, A. N., & Chudzaifah, I. (2020). Blanded Learning: Solusi Model Pembelajaran Pasca
Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Islam, 83-94.
Manurung, E., Rizkiyah, M., & Lubis, F. (2021). Ekstensi Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan
Generasi Muda Pada Masa Pandemi Covid-19 dan Era Globalisasi. hal. 55-68.
Pandie, S. G., & Manapa, I. Y. (2021, Agustus 1). Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa
Menggunakan Model Pembelajaran Kolaboratif Dengan Pendekatan Blended Learning. 6.

Anda mungkin juga menyukai