(KPK)
Pasal 43 ayat (1) menentukan agar dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam
waktu paling lambat dua tahun setelah Undang-Undang Nomor: 31 Tahun 1999, resmi
disahkan. Pada kenyataannya komisi ini baru berdiri tiga tahun kemudian dengan
(b) yakni bahwa lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum
berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi. Adapun
Tugas KPK
Tugas KPK dirumuskan dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor: 30 Tahun 2002, yang
pidana korupsi;
pidana korupsi;
korupsi;
Wewenang KPK
Pasal 7 menentukan bahwa dalam melaksanakan tugas koordinasi sebagaimana
Untuk dapat melaksanakan tugas kedua; supervisi terhadap instansi yang berwenang
pidana korupsi dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik. Wewenang ini
2) Mengambil alih penyelidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi
yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan. Wewenang ini diatur dalam
2) Proses penanganan tindak pidana korupsi secara berlarut-larut atau tertunda-tunda tanpa
5) Hambatan penanganan tindak pidana korupsi karena campur tangan dari eksekutif,
dipertanggungjawabkan.
untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi sebagai
berikut:
1) Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara dan orang lain yang ada
kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum
luar negeri;
3) Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan
rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang
terkait;
6) Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada instansi
yang terkait;
perjanjian lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang
dilakukan atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti
awal yang cukup ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang sedang
diperiksa;
8) Meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain untuk
9) Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan
pidana korupsi, KPK diberukan wewenang sebagaimana diatur dalam Pasal 13 Undang-
penyelenggara negara;
pidana korupsi;
6) Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak pidana
korupsi.
2) Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk melakukan
berpotensi korupsi;
Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan, jika saran Komisi Pemberantasan Korupsi
Dengan berbagai kewenangan besar yang dimiliki oleh KPK, untuk memastikan agar
kewenangannya itu digunakan dengan sungguh-sungguh, konsisten dan terukur, maka KPK
tidak diberi wewenang untuk mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan
penuntutan atau yang dikenal dengan istilah SP3 sesuai dalam Pasal 40 Undang-Undang
Dalam konteks Hukum Acara Pidana, tidak berwenangnya KPK mengeluarkan SP3
dapat dipandang merupakan suatu penyimpangan dari Pasal 109 ayat (2) KUHAP yang berisi
pengaturan mengenai penghentian penyidikan dan Pasal 140 ayat (2) KUHAP yang berisi