Anda di halaman 1dari 20

Laporan

RISET OPERASI
“PENERAPAN METODE NORTH WEST CORNER (NWC) DAN STEPPING
STONE DALAM MEMINIMALISASI BIAYA EKSPEDISI PENGIRIMAN
BARANG PADA J&T EXPRESS”

DISUSUN OLEH :
CITRA DWI PUTRI
G 201 18 051

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

JANUARI, 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Laporan yang berjudul
“Penerapan Metode North West Corner (NWC) Dan Stepping Stone Dalam Meminimalisasi
Biaya Ekspedisi Pengiriman Barang Pada J&T Express” disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Riset Operasi. Laporan ini berisi tentang bagaimana penerapan metode
North West Corner (NWC) dan Stepping Stone dalam meminimalisasi biaya ekspedisi
pengiriman barang pada J&T Express.

Meski telah disusun secara maksimal, akan tetapi sebagai manusia biasa kami sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih sangat banyak kekurangan. Semoga
laporan ini dapat menjadi inspirasi atau sarana yang dapat membantu kita lebih belajar lagi
bagaimana penerapan metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone yang terdapat
dalam laporan ini. Demikian, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran
serta menambah pengetahuan lebih dari laporan ini.

Palu, 04 Januari 2021

Citra Dwi Putri

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Riset Operasi ................................................................................................. 8
2.2 Metode Transportasi .................................................................................... 9
2.3 Metode North West Corner (NWC) ............................................................. 12
2.4 Metode Stepping Stone ................................................................................. 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisa Permasalahan ................................................................................. 14
3.2 Perhitungan Data dengan Metode North West Corner (NWC) dan Stepping
Stone .............................................................................................................. 14

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
4.2 Saran ............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pergerakan ekonomi terus tumbuh di Indonesia salah satunya adalah dalam bidang jasa
expedisi pengiriman barang. Produk jasa yang ada di Indonesia perusahaan jasa
pengiriman paket, terlihat dari animo masyarakat yang sangatlah penting dengan
kebutuhan yang sangat tinggi terhadap kebutuhan jasa pengiriman paket kebeberapa
daerah diseluruh wilayah Indonesia. Sehingga pada pelaku bisnis kompetitor dari sektor
ini sangat tertarik untuk membuka peluang usaha jasa pengiriman paket. Jasa Ekspedisi
Angkutan Barang (Freight Forwading Service) merupakan jasa yang berhubungan
dengan penerimaan, angkutan, pengkonsolidasian, penyimpanan, penyerahan, logistik
dan distribusi barang beserta jasa tambahan dan jasa pemberian nasehat. Jasa
pengiriman barang merupakan bisnis yang menjanjikan sehingga banyak perusahaan
baru yang membuka usaha ini. Bisnis Pengiriman barang merupakan imbas dari bisnis
yang lain yang memerlukan jasa expedisi. Pada saat ini pengiriman barang menjadi hal
yang tidak asing lagi karena para pelaku bisnis sekarang ini banyak bertransaksi di
internet. Orang-orang akan semakin mudah untuk berbelanja walaupun penjualan dan
pembelian tidak saling bertemu langsung. Itulah sebabnya jasa pengiriman barang
semakin dibutuhkan. Peluang bisnis dan prospek jasa pengiriman barang masih sangat
bagus dan terus berkembang. Usaha kecil menengah yang ingin mendistribusikan
produknya, masyarakat dengan berbagai kegiatan juga sangat membutuhkan jasa
expedisi ini. Setiap individu membutuhkan pengiriman barang yang cepat dan aman
untuk memastikan barang yang dikirimkan sampai pada waktu dan tempat yang tepat.
Karena pengguna pengiriman barang semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
pengiriman barang, saat ini banyak lahir perusahaan jasa pengiriman barang yang terus
berkembang dan bersaing untuk merebut pasar. Dan sebagai pengguna online shop juga
pastinya akan sangat bingung dan kesulitan dalam memilih jasa pengiriman barang
sehingga mempertimbangkan faktor lain dalam memilih jasa pengiriman barang. Mulai
dari harga, pengemasan barang, lama pengiriman barang, banyaknya cabang, layanan
sistem hingga pelayanan membuat pengguna online shop bingung dalam memilih jasa
pengiriman barang terbaik sesuai kebutuhan pengguna.

4
Pengiriman barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan alat transportasi, baik
alat transportasi yang dimiliki maupun alat transportasi yang disewa, keduanya
memerlukan biaya pengiriman yang tidak sedikit. Biaya transportasi merupakan unsur
penting dalam pendistribusian produksi barang jadi. Masalah pokok dalam alokasi
pendistribusian produk adalah bagaimana caranya agar produk tersebut dapat melewati
jalur-jalur tertentu, dari sumber-sumber yang menyediakan produk ke tempat-tempat
tujuan, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin. Pengiriman
produk dapat dikatakan optimal jika didukung dengan adanya rencana pengalokasian
yang tepat, sehingga akan menghasilkan biaya transportasi yang minimum. Besarnya
biaya pengiriman barang dipengaruhi dua variabel penting, yaitu jumlah barang yang
akan dikirimkan dan biaya angkut per unit. Dampak dari meminimalkan pendistribusian
barang, dapat meningkatkan keuntungan sebuah perusahaan. Model transportasi
merupakan salah satu model yang dapat menyelesaikan permasalahan transportasi.
Pada umumnya, permasalahan transportasi berkaitan dengan proses pendistribusian
barang dari beberapa sumber produksi ke beberapa lokasi tujuan yang ditujukan untuk
meminimalkan biaya transportasi. Kegiatan distribusi dalam suatu perusahaan adalah
kegiatan rutin yang dilakukan untuk menyalurkan barang dan jasa, misalnya perusahaan
yang bergerak pada bidang produksi, jasa konstruksi, ekspedisi, pemasok, distributor,
dan perusahaan lainnya.

Secara umum dapat diartikan bahwa riset operasi berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan yang optimal dalam penyusunan model dari sistem-sistem, baik
deterministik maupun probabilistik, yang berasal dari kehidupan nyata. Dalam proses
pemecahan masalah riset operasi langkah-langkah yang perlu dilakukan, yaitu untuk
mendapatkan solusi awal dari persoalan transportasi, dapat digunakan beberapa
prosedur yang disebut dengan aturan Sudut Barat Laut (North West Corner Rule),
Russell’s Approximation Method (RAM), Metode Biaya Terendah (Least Cost Rule)
dan Metode Aproksimasi Vogel (VAM). Untuk menentukan solusi optimal
menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modifikasi Distribusi (MODI).

Biaya pengiriman barang juga berhubungan dengan jarak kirim barang dan jenis barang
yang dikirim hal ini akan mempengaruhi seberapa besar jumlah biaya yang akan
dikeluarkan untuk pengiriman barang tersebut dengan tempat yang berbeda-beda dan
jenis barang yang berbeda pula.

5
Penelitian ini menerapkan penggunaan metode transportasi untuk menghitung biaya
pengiriman barang dari beberapa lokasi sumber ke beberapa lokasi tujuan. Adapun
tujuan dari penggunaan metode transportasi sebagai upaya untuk pengiriman barang
dari beberapa sumber dapat dilakukan secara efektif dan biaya murah ke beberapa
tempat tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan yang akan dikaji
selanjutnya adalah penggunaan metode transportasi North West Corner (NWC) sebagai
salah satu teknik solusi awal dan metode Stepping Stone sebagai salah satu teknik
optimum dalam pengiriman barang. Metode ini diharapkan mampu memperhitungkan
biaya pengiriman barang seefisien mungkin, agar biaya yang ditetapkan sebuah
perusahaan jasa pengiriman barang dapat bersaing dengan perusahan jasa pengiriman
lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
akan dibahas pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone
dalam meminimalisasi biaya ekspedisi pengiriman barang pada J&T Express?
2. Apakah dengan menerapkan metode North West Corner (NWC) dan Stepping
Stone dalam meminimalisasi biaya ekspedisi pengiriman barang pada J&T Express
dapat menghemat biaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengkaji penerapan metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone
dalam meminimalisasi biaya ekspedisi pengiriman barang pada J&T Express.
2. Untuk mengetahui seberapa besar penghematan biaya dengan menerapkan metode
North West Corner (NWC) dan Stepping Stone dalam meminimalisasi biaya
ekspedisi pengiriman barang pada J&T Express.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada laporan ini adalah sebagai berikut.

6
1. Data yang digunakan sebagai sampel perhitungan untuk meminimalisasi biaya
ekspedisi pengiriman barang pada J&T Express adalah data biaya ekspedisi
pengiriman barang dari Palu ke tiga kabupaten di Pulau Sulawesi, yaitu Pasang
Kayu, Mamuju, dan Pare-Pare.
2. Hanya membahas optimasi biaya pengiriman barang saja.
3. Kapasitas angkut sesuai dengan kapasitas kendaraan yang digunakan pada J&T
Express.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana penerapan metode North West Corner
(NWC) dan Stepping Stone dalam meminimalisasi biaya ekspedisi pengiriman
barang pada J&T Express.
2. Dapat memberikan penghematan biaya transportasi ekspedisi pengiriman barang
khususnya pada J&T Express.
3. Dapat menghilangkan resiko terjadinya kerugian pada perusahaan sehingga
menghasilkan keuntungan pada perusahaan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Riset Operasi

Masalah riset operasi (operation research) pertama kali muncul di Inggris selama
perang dunia kedua. Mereka menamakan pendekatan itu sebagai Operation Research
karena mereka menggunakan ilmuwan (scientist) untuk meneliti (research) masalah
masalah operasional selama perang. Setelah perang usai para praktisi riset operasi
kemudian berkonsentrasi untuk memformalkan ilmu atau pendekatan yang mereka
kembangkan selama perang dan aplikasinya dalam sektor industri. Akibatnya muncul
disiplin ilmu baru dalam teknik industri seperti riset pasar, keuangan dan lain-lain.
Riset operasi mencoba membantu manajer dalam menyelesaikan masalah yang
menyangkut interaksi di antara obyek-obyek dengan mencari keputusan terbaik bagi
sistem.

Riset operasi berhubungan dengan prinsip optimisasi, yaitu bagaimana cara


menggunakan sumber daya (waktu, tenaga, biaya, dll) untuk mengoptimalkan hasil.
Mengoptimalkan hasil dapat berarti meminimumkan sesuatu yang merugikan atau
dikeluarkan atau memaksimumkan sesuatu yang menguntungkan/didapatkan. (Jong Jek
Siang 2011:1).

Menurut Hamdy A Taha (1996 : 1), riset operasi (operation research/OR) berusaha
menetapkan arah tindakan terbaik (optimum) dari sebuah masalah keputusan di bawah
pembatasan sumber daya yang terbatas.

Sedangkan menurut Siswanto (2007 : 3), riset operasi adalah penerapan metode-metode
ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan
pengolahan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri,
bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu
model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor-faktor seperti
kesempatan dan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasilhasil dan
beberapa keputusan, strategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil
keputusan untuk menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah.

8
Riset operasi mencari keputusan atau hasil terbaik dari suatu masalah yang memenuhi
beberapa kondisi yang ditentukan. Dalam prosesnya, riset operasi berhubungan dengan
model. Model adalah interaksi atau hubungan antara variabel-variabel yang
mempengaruhi sistemnya. Model-model dalam riset operasi adalah teknik-teknik
optimisasi, yaitu suatu teknik penyelesaian terhadap permasalahan matematis yang
akan menghasilkan sebuah jawaban optimal.

2.2 Metode Transportasi

Metode transportasi adalah metode yang paling efisien. Penggunaan metode


transportasi ini dipelopori oleh F.L Hitcock (1941), T.C Koopmans (1949) dan GB.
Dantzing (1951). Beberapa permasalahan yang dapat diselesaikan dengan metode
transportasi adalah mengalokasikan barang/jasa dari suatu tempat (sumber/supply) ke
tempat lainnya (demand/destination) secara optimal dengan mempertimbangakan biaya
minimal, pengalokasian periklanan yang efektif, pembelanjaan modal dan 13 alokasi
dana untuk invesatasi, analisis pemilihan lokasi usaha yang tepat, keseimbangan lini
perakitan, penjadwalan produksi, dan lain-lain (Zulfikarijah, 2004:92).

Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur


distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat
yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah. Alokasi produk ini
harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu
sumber atau beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda.

Menurut Siswanto (2007 : 265), secara khusus model transportasi berkaitan dengan
masalah pendistribusian barang-barang dari pusat-pusat pengiriman atau sumber ke
pusat-pusat penerimaan atau tujuan. Persoalan yang ingin dipecahkan oleh model
transportasi adalah penentuan distribusi barang yang akan meminimumkan biaya total
distribusi.

Menurut Suyadi Prawirosetono (2007 : 263), metode transportasi adalah bagian dari
operation research yang membahas tentang minimasi biaya transportasi dari suatu
tempat ke tempat lain.

9
Selain itu, menurut Haryadi Sarjono (Ahmad Haryono 2012:11), metode transportasi
merupakan salah satu teknik manajemen dalam mendistribusikan produk dari gudang
ke tempat yang dituju.

Dengan adanya metode transportasi, perusahaan akan lebih efektif dan efisien dalam
kegiatan pendistribusian produknya. Tahap-tahap penyelesaian dengan algoritma
transportasi adalah :
1. Penyusunan matriks transportasi
2. Penyusunan tabel awal dengan Metode Biaya Terkecil (Least Cost Method), Sudut
Barat Laut (North West Corner), atau Vogel Approximation Method
3. Pengujian optimalitas dengan Modified Distribution Method (MODI) atau Stepping
Stone Method (SSM)
4. Revisi

Langkah ke-3 dan ke-4 merupakan sebuah lup dan baru akan berhenti bila tabel
optimal. Langkah ke-2 yaitu penyusunan tabel awal adalah langkah untuk menemukan
distribusi sementara hingga kapasitas seluruh sumber teralokasi dan permintaan seluruh
tujuan terpenuhi. Jadi distribusi sementara ini belum diketahui optimalitasnya hingga
dilakukan pengujian yaitu pada langkah ke-3.

Berikut ini adalah prosedur penyelesaian metode transportasi :

Gambar 1. Prosedur Penyelesaian Metode Transportasi

10
Model transportasi menggunakan sarana sebuah matriks untuk memberikan gambaran
mengenai kasus distribusi, berikut bentuk umum sebuah matriks transportasi pada
Tabel 1 :
Tabel 1. Matriks Model Transportasi
T1 T2 …….. Tj S
A1 c11) c12) …….. c1j) S1
x11 x12 x1j
A2 c21) c22) …….. c2j) S2
x21 x22 x2j
: : : …….. : :
Ai ci1) ci2) …….. cij) Si
xi1 xi2 xij
d d1 d2 dj

Keterangan :
Ai = Daerah asal sejumlah i
Si = Supply, Ketersediaan barang yang diangkut di i daerah asal
Tj = Tempat tujuan sejumlah j
dj = Permintaan (demand) barang di sejumlah j tujuan
xij = Jumlah barang yang akan diangkut dari Ai ke Tj
cij = Besarnya transport dari satu unit barang dari Ai ke Tj
Biaya Transport = cij . xij
Jumlah permintaan = Jumlah Persediaan

Sebuah matriks transportasi memiliki m baris dan n kolom. Sumber sumber berjajar
pada baris ke-1 hingga ke m, sedangkan tujuan tujuan berbanjar pada kolom ke-1
hingga ke-m. Jika jumlah transportasi terdiri dari m baris dan n kolom, maka
penyelesaian awal harus menghasilkan m+n-1 buah variabel basis (sel yang terisi). Jika
penyelesaian awalnya berisi kurang dari m+n-1 buah variabel basis maka harus
ditambahkan variabel dummy agar proses pengecekan keoptimalan dan iterasi dapat
dilakukan.

Masalah transportasi juga dapat dinyatakan dalam program bilangan bulat sebagai
berikut :

11
m n
Meminumkan : ∑ ∑ c ij x ij
i=1 j=1

Fungsi Pembatas :
n

∑ X ij=a1=1,2,3 ,… .,m
j=1

∑ X ij=b1=1,2,3, …. ,n
i=1

x ij > 0 untuk seluruh i dan j

Dengan pendekatan bilangan bulat maka akan terdapat m.n buah variabel (belum
termasuk variabel tambahan untuk simpleks). Ini berakibat penyelesaian iterasinya akan
terlalu lama. Untuk itu matriks metode transportasi lebih tepat, lebih mudah dan efisien
untuk mengatasi permasalahan transportasi.

2.3 Metode North West Corner (NWC)

Metode sudut barat laut adalah metode yang paling sederhana untuk mencari solusi
awal dari transportasi. Metode ini didasarkan pada aturan atau pengalokasian normative
dari persediaan dan kebutuhan sumber dalam suatu matriks transportasi tanpa
perhitungan besar-besaran ekonomis. Aturan normative tersebut yaitu membebani
semaksimal mungkin sampai batas maksimum persediaan atau kebutuhan (mana yang
tercapai terlebih dahulu) pada matriks alokasi ujung kiri atas terus menuju ke kanan
bawah sedemikian hingga seluruh kebutuhan akan sumber dapat terpenuhi. Langkah-
langkah metode ini sebagai berikut :
a. Mulai dari pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mungkin tanpa
menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan.
b. Penawaran pada asal barang 1 atau permintaan pada tujuan barang 1 akan habis,
sehingga tidak ada barang lagi yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang
telah dihabiskan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin kekotak didekatnya pada
baris atau kolom yang dapat dihilangkan. Jika kolom atau baris telah dihabiskan,
pindahlah secara diagonal kekotak berikutnya.
c. Dengan cara yang sama proses dilanjutkan sampai semua penawaran telah
dihabiskan dengan keperluan permintaan telah dipenuhi.

12
d. Kemudian dicari nilai biaya minimum dengan menjumlahkan seluruh alokasi yang
ada dengan cara mengalikan alokasi dengan biaya transportasi. (RANGKUTI,
2013)

2.4 Metode Stepping Stone

Metode stepping stone adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan pemecahan
layak bagi permasalahan transportasi dengan biaya-biaya operasi (biaya pabrik dan
biaya transportasi) sehingga mendapatkan biaya pengiriman relative. Metode ini
dilakukan dengan membuat siklus-siklus pengendalian alokasi ke kotak-kotak yang
tidak terisi (variabel non baris). Sebelumnya diperiksa dulu apakah jumlah kotak yang
terisi pada solusi awal telah memenuhi jumlah (m + n + 1), bila belum maka dilakukan
penambahan jumlah kotak yang terisi dengan cara memberikan alokasi nol pada kotak
yang kosong. Adapun tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahakan kendala
penawaran dan permintaan sambil melakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak
kosong. Semua kotak kosong dievaluasi dengan cara yang sama untuk menentukan
apakah kotak tersebut dapat menurunkan biaya dan arena itu menjadi calon entering
variable. Entering variable adalah kotak kosong yang mempunyai nilai negatif pada
jalur penambahan dan pengurungan biaya. Aturan siklus dari metode stepping stone
sebagai berikut :
a. Suatu siklus perubahan pengalokasian tidak boleh mengubah nilai penawaran dan
permintaan
b. Dalam satu siklus hanya noleh terdapat satu kotak kosong (variabel non baris) yang
terlibat
c. Suatu siklus berawal dan berakhir pada kotak yang sama
d. Hanya boleh ada 2 kotak yang berturutan yang terlibat terletak pada baris atau
kolom yang sama.

Jadi, metode stepping stone pengujiannya didasarkan pada hasil perhitungan perubahan
biaya dari siklus untuk mencoba mengalokasikan pada kotak yang kosong (variabel non
baris). (PATEL, et al., 2017)

13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Permasalahan

Biaya transportasi merupakan suatu permasalahan penting bagi perusahaan jasa


pengiriman barang, yang mana lebih mengarah kepada seberapa besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan jasa pengiriman barang, maka semakin sedikit biaya transportasi
yang dikeluarkan maka akan semakin besar keuntungan yang akan didapat perusahaan,
dalam kasus ini akan membahas ‘minimalisasi biaya ekspedisi pengiriman barang pada
J&T Express dengan metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone’. Efisiensi
biaya pengiriman barang berarti bagai mana cara kita meminimalkan biaya transportasi
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan jasa pengiriman barang.

Riset operasi mencari hasil keputusan terbaik dari suatu masalah yang telah memenuhi
beberapa kondisi yang telah ditentukan. Model dalam riset operasi merupakan teknik-
teknik optimalisasi suatu teknik penyelesaian masalah matematis yang akan
menghasilkan jawaban optimal. Metode North West Corner (NWC) merupakan teknik
optimalisasi terhadap permasalahan dengan menghasilkan sebuah jawaban optimal.
Metode sudut barat laut adalah metode yang paling sederhana untuk mencari solusi
awal dari transportasi. Metode stepping stone adalah metode yang digunakan untuk
menghasilkan pemecahan layak bagi permasalahan transportasi dengan biaya-biaya
operasi (biaya pabrik dan biaya transportasi) sehingga mendapatkan biaya pengiriman
relative. Karena metode tersebut merupakan metode yang paling sederhana, maka
perhitungan efisiensi biaya pengiriman barang meggunakan metode North West Corner
(NWC) dan Stepping Stone.

3.2 Perhitungan Data dengan Metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone

Perusahaan jasa pengiriman barang J&T Express mempunyai cabang/agen di seluruh


kota besar di Indonesia. Sebagai sampel perhitungan untuk meminimalisasi biaya
ekspedisi pengiriman, digunakan data pengiriman barang dari Palu ke tiga kabupaten di
Pulau Sulawesi, yaitu Pasang Kayu, Mamuju, dan Pare-Pare dengan menggunakan jasa
angkutan darat Mobil Box Fuso dan Mobil Box Wing. Selain itu, juga dibutuhkan

14
tentang kapasitas barang dari masing-masing mobil dan jumlah barang kiriman dari
masing-masing kota. Hasil data penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Data Hasil Penelitian J&T Express


Tujuan I
II III Kapasitas
(Pasang
(Mamuju) (Pare-Pare) (Kg)
Kendaraan Kayu)
A
27.000 25.000 31.000 3400
(Mobil Box Fuso)
B
17.000 19.000 16.000 1900
(Mobil Box Wing)
5300
Barang Kiriman 3100 1400 800
5300

Dari Tabel 2, maka dapat dihitung terlebih dahulu menggunakan metode North West
Corner sebagai solusi awal dari jumlah biaya pengiriman barang yang disajikan pada
Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Data dengan Metode North West Corner


Tujuan I
II III
(Pasang Kapasitas
(Mamuju) (Pare-Pare)
Kendaraan Kayu)
A 27 25 31
3400
(Mobil Box Fuso) 3100 300
B 17 19 16
1900
(Mobil Box Wing) 1100 800
5300
Barang Kiriman 3100 1400 800
5300

Dari perhitungan pada Tabel 3 didapatkan hasil biaya total sebagai berikut.
Biaya total  (3100 x 27.000) + (300 x 25.000) + (1100 x 19.000) + (800 x 16.000)
= 124.900.000

15
Langkah selanjutnya, untuk mendapatkan solusi optimum maka hasil perhitungan
menggunakan metode North West Corner dilanjutkan dengan metode Stepping Stone
yang ditunjukkan pada Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Data dengan Metode Stepping Stone


Tujuan I
II III
(Pasang Kapasitas
(Mamuju) (Pare-Pare)
Kendaraan Kayu)
A 27 25 31
3400
(Mobil Box Fuso) 3100 (-) 300 (+) (-) (+)
B (+) 17 (-) (+) 19 (-) 16
1900
(Mobil Box Wing) 1100 800
5300
Barang Kiriman 3100 1400 800
5300

AIII = + AIII – AII + BII – BIII = 31 – 25 + 19 – 16 = 9


BI = + BI – BII + AII – AI = 17 – 19 + 25 – 27 = - 4

Hasil tersebut belum optimal karena masih ada nilai minus yaitu (- 4), maka akan
dilanjutkan iterasi ke-2 dari metode Stepping Stone yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Iterasi ke-2 dari Penyelesaian Metode Stepping Stone


Tujuan I
II III
(Pasang Kapasitas
(Mamuju) (Pare-Pare)
Kendaraan Kayu)
A (-) 27 (+) 25 31
3400
(Mobil Box Fuso) 3100-300=2800 300+300=600

B (+) 17 (-) 19 16
1900
(Mobil Box Wing) 0+300=300 1100-300=800 800
5300
Barang Kiriman 3100 1400 800
5300

Karena sudah tidak ada lagi nilai yang negatif, maka dapat ditentukan hasil yang paling
optimum yaitu :

16
Biaya total  (2800 x 27.000) + (300 x 17.000) + (600 x 25.000) + (800 x 19.000) 
(800 x 16.000)
= 123.700.000

Jadi, total biaya optimum yang akan dikeluarkan oleh J&T Express selama satu periode
pengiriman sebesar Rp.123.700.000,- dari barang dari Palu ke tiga kabupaten di Pulau
Sulawesi, yaitu Pasang Kayu, Mamuju, dan Pare-Pare dengan menggunakan jasa
angkutan darat Mobil Box Fuso dan Mobil Box Wing.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut.


1. Dengan menggunakan metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone,
didapat total biaya optimum yang akan dikeluarkan oleh J&T Express selama satu
periode pengiriman sebesar Rp.123.700.000,- dari barang dari Palu ke tiga
kabupaten di Pulau Sulawesi, yaitu Pasang Kayu, Mamuju, dan Pare-Pare dengan
menggunakan jasa angkutan darat Mobil Box Fuso dan Mobil Box Wing.
2. Dengan menerapkan metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone dalam
meminimalisasi biaya ekspedisi pengiriman barang pada J&T Express dapat
menghemat biaya karena dapat membantu perusahaan untuk menetapkan biaya
pengiriman yang akan dikeluarkan seefisien mungkin.

4.2 Saran

Adapun saran dari laporan ini adalah untuk masalah yang lebih kompleks, perhitungan
pada North West Corner (NWC) dan Stepping Stone dapat menggunakan bantuan
program komputer yang dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah kuantitatif.
Untuk penelitian lebih lanjut dapat dikombinasikan dengan metode yang lain selain
Metode North West Corner (NWC) dan Stepping Stone.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ade Pramana, Syariifi. 2016. Kantor Ekspedisi Pengiriman Barang Di Kota Pontianak.
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura, Vol. 4, No. 2.

Asmoro Kanthi, Yekti. dkk. 2020. Implementasi Metode North West Corner Dan Stepping
Stone Pada Pengiriman Barang Galeri Bimasakti. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer (JTIIK), Vol. 7, No. 4, hlm. 845-852.

Eka Saputri, Zulaiha. dkk. 2019. Perbandingan Hasil Revised Distribution Method dan
Metode Stepping Stone dengan Penentuan Nilai Awal Menggunakan Metode North
West Corner dalam Meminimumkan Biaya Pendistruibusian Barang. Jurnal
EKSPONENSIAL, Vol. 10, No. 1.

Erwansyah, Kamil. dkk. 2017. Penerapan Metode Vogel Aproximation Untuk Efisiensi Biaya
Pengiriman Barang Pada TIKI (Titipan Kilat). Jurnal SAINTIKOM, Vol. 16, No. 3.

Fatimah, Nur Laely. 2015. Implementasi Pengoptimalan Biaya Transportasi Dengan North
West Corner Method (NWCM) Dan Stepping Stone Method (SSM) Untuk Distribusi
Raskin Pada Perum Bulog Sub Divre Semarang. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Fiqransyah, M. 2015. Penerapan Vogel’s Approximation Method Dan Modified Distribution


Dalam Meminimalisasi Biaya Transportasi Dan Distribusi Semen Bosowa Wilayah
Selatan. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Oktaviani, Nia. dkk. 2018. Pemilihan Jasa Pengiriman Terbaik Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting (SAW). Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi, Vol. 6, No.
4.

19
Pratasis, Pingkan A. K. 2018. Optimasi Biaya Distribusi Material Dengan Metode NWC
(North West Corner). Jurnal Sipil Statik, Vol. 6, No. 10.
Puspa Dewi, Intan. dkk. 2019. Russell’s Approximation Method Dan Improved Vogel’s
Approximation Method Dalam Penyelesaian Masalah Transportasi. E-Jurnal
Matematika, Vol. 8, No. 3.

Vikasari, Cahya. 2018. Sistem Informasi Manajemen Pada Jasa Expedisi Pengiriman
Barang Berbasis Web. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, Vol. 4, No. 2.

20

Anda mungkin juga menyukai