Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN TUGAS BESAR

TATA HITUNG ONGKOS LOGISTIK PADA


PT. D’KANDANG AMAZING FARM

Nama Dosen : Erika Fatma, S.Pi, M.T.,M.B.A

Disusun oleh :

Muhammad Kevin Alfaridzi (160100690)

Firda Monita Dewi (160100695)

Muhammad Gilang Satria T (160100726)

Nadya Laila Fitrianingrum (160100992)

Muhammad Haqqi Khatami (160101002)

Dian Alika Putri (160101006)

Adinda Septianti (160101012)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA

POLITEKNIK APP JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan pada kehadirat Allah S.W.T yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan observasi
ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan laporan observasi dengan judul Tugas Besar Tata


Hitung Ongkos Logistik, tentunya penulis tidak lepas dari para pihak yang
telah memberikan bantuan moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikam laporan ini. Atas bantuan tersebut, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Ibu Erika Fatma S.Pi, M.T., M.B.A., selaku dosen pembimbing


kelas MLIE 3B yang telah membimbing kami dalam proses
observasi maupun penyusunan laporan.
2. Ibu Creatna Ella Yustisia, selaku owner PT. D’kandang Amazing
Farm yang telah memberikan kami kesempatan untuk
melakukan observasi di perusahaan tersebut.
3. Staff/karyawan dilingkungan PT D’kandang Amazing Farm yang
telah membantu, membimbing serta memberikan informasi yang
dibutuhkan.
4. Rifa Roihatul Zanah, selaku assisten dosen yang membantu
kami dalam menyusun serta memberi masukan tentang
berbagai hal yang harus dicantumkan dalam laporan ini.

Sekian dari pengantar makalah ini, mohon maaf apabila terdapat


kesalahan kata, karena sesungguhnya kami hanya manusia tempat khilaf
dan dosa. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi refrensi yang menarik untuk
dibaca dan dipahami.

Jakarta, 9 November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................1
1.2 Tujuan Manfaat Tugas Besar................................................3
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Biaya Logistik........................................................................5
2.2 Biaya Inventori.......................................................................6
2.3 Biaya Transportasi dan Distribusi.........................................8
BAB III IDENTIFIKASI AWAL
3.1 Profil Perusahan....................................................................9
3.2 Identifikasi Dan Alur Proses Aktivitas Logistik Perusahaan
3.2.1 Alur Proses Setiap Aktivitas Logistic.........................15
3.2.2 Aktivitas Inventori......................................................17
3.2.3 Aktivitas Transportasi Dan Distribusi........................18
3.3 Identifikasi Biaya Logistic
3.3.1 Biaya Inventory.........................................................19
3.3.2 Biaya Transportasi....................................................19
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BIAYA LOGISTIK
4.1 Analisis Aktivitas Logistic (Sop).............................................21
4.2 (Sop, Kesesuaian Sop Dan Pelaksanaan)............................24
4.3 Biaya Inventori.......................................................................30
4.3.1 Perhitungan...............................................................30
4.3.2 Analisis......................................................................32
4.4 Biaya Transportasi.................................................................35
4.4.1 Perhitungan...............................................................35
4.4.2 Analisis......................................................................38
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan............................................................................44
5.2 Saran.....................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................45
LAMPIRAN (Data dan Dokumen).......................................................46

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Logo PT. D’Kandang Amazing Farm................................ 9


Gambar 3.1.2 Logo Produk Safary Milk................................................... 9
Gambar 3.1.4 Struktur Organisasi Departemen Produksi Safary
Milk di PT. D’Kandang Amazing Farm.....................................................12
Gambar 3.1.5 Produk Safary Milk............................................................12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1.1 SOP Proses Inventory........................................................ 15


Tabel 3.2.1.2 SOP Proses Transportasi dan Distribusi............................ 16
Tabel 3.2.2 Aktivitas Inventory Pada PT. D’Kandang Amazing Farm...... 17
Tabel 3.2.3 Aktivitas Transportasi & Distribusi Pada
PT. D’Kandang Amazing Farm................................................................. 18
Tabel 3.3.1 Identifikasi Biaya Inventory.................................................... 19
Tabel 3.3.2 Identifikasi Biaya Tetap Transportasi.................................... 19
Tabel 3.3.2.1 Identifikasi Biaya Variabel Transportasi............................. 20
Tabel 4.2.1 Perbandingan Kesesuaian SOP Inventory
dengan Pelaksanaannya.......................................................................... 24
Tabel 4.2.2 Perbandingan Kesesuaian SOP Transportasi
dengan Pelaksanaannya.......................................................................... 27
Tabel 4.3.1 Perhitungan Biaya Pembelian............................................... 30
Tabel 4.3.1.2 Perhitungan Biaya Pemesanan.......................................... 31
Tabel 4.3.1.3 Perhitungan Biaya Penyimpanan....................................... 31
Tabel 4.3.1.4 Perhitungan Biaya Kekurangan......................................... 31
Tabel 4.3.1.5 Perhitungan Biaya Persediaan .......................................... 31
Tabel 4.4.1 Perhitungan Biaya Transportasi............................................ 35
Tabel 4.4.1.1 Elemen Biaya Tetap Transportasi...................................... 35
Tabel 4.4.1.2 Elemen Biaya Variabel Transportasi.................................. 35
Tabel 4.4.1.3 Perhitungan Biaya Tetap Transportasi............................... 36
Tabel 4.4.1.4 Perhitungan Biaya Variabel Transportasi.......................... 37
Tabel 4.4.1.5 Perhitungan Biaya Transportasi Keseluruhan................... 37

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang


sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis
kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke setiap bagian wilayah.
Dan seiring berkembangnya zaman, ilmu ini terus diperbaharui untuk
mendapatkan sistem yang tepat guna. Logistik memegang peranan
yang vital dalam sistem industri. Untuk menciptakan keunggulan
berkompetensi, perusahaan tidak lagi mengandalkan cara-cara
tradisional dalam mendistribusikan produk. Perkembangan keilmuan
dan inovasi dalam manajemen distribusi memungkinkan perusahaan
untuk menciptakan efesiensi, sesuatu yang sangat dipentingkan oleh
pelanggan dewasa ini.

Secara umum dapat dikatakan bahwa logistik adalah aliran


barang atau jasa mulai dari sumber sampai tujuan. Pengertian logistik
yang lebih rinci adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari barang atau jasa dan
informasi terkait mulai dari titik asal sampai titik penggunaan untuk
memenuhi keperluan pelanggan. Kata kunci logistik adalah aliran
dengan obyek barang atau jasa dengan tujuan menyediakan barang
dengan jumlah yang tepat, waktu yang tepat, lokasi yang tepat, dan
biaya yang tepat. Kegiatan utama logistik adalah pengadaan,
penyimpanan, persediaan, pengangkutan, pergudangan,
pengemasan, keamanan, dan penanganan barang dan jasa baik
dalam bentuk bahan baku, barang antara, dan barang jadi.

Mengapa logistik penting dalam ekonomi? Transaksi dalam


ekonomi menawarkan lima kegunaan utama, yaitu lokasi, waktu,
jumlah, bentuk, dan kepemilikan. Tiga kegunaan pertama adalah
berkaitan dengan fungsi logistik. Kegunaan bentuk adalah fungsi
produksi dan kegunaan kepemilikan adalah fungsi pemasaran.
Logistik memungkinkan terjadinya proses produksi dengan
menyediakan bahan baku yang diperlukan. Logistik juga
memungkinkan terhadinya proses pembelian degan mengantarkan
produk ke tangan pengguna.

Logistik memegang peranan penting dalam penentuan daya saing


suatu organisasi. Daya saing dapat dilihat dari dua dimensi yaitu
keunggulan nilai (pelanggan bukan membeli produk tetapi membeli
nilai) dan keunggulan biaya (setiap kegiatan memerlukan biaya).

1
Secara sederhana bila masing-masing dimensi mempunyai skala
tinggi dan rendah. Maka kondisi “biasa saja” akan terjadi bila
organisasi memiliki keunggulan yang rendah pada nilai dan biaya.
Sementara kondisi “lebih murah” terjadi bila organisasi mempunyai
keunggulan biaya. Sebuah organisasi akan disebut “lebih baik” bila
mempunyai keunggulan nilai yang dapat memuaskan pelanggannya.
Organisasi “unggul” terjadi bila mempunyai keunggulan yang tinggi
baik pada nilai maupun biaya.

Peran logistik dalam mencapai “lebih murah” adalah proses


rekayasa ulang logistik untuk mengurangi biaya, antara lain dengan
pengaturan kapasitas, skala ekonomi, logistik ramping, dan
pengurangan persediaan. Strategi “lebih baik” dapat dilaksanakan
dengan menggunakan keandalan dan ketanggapan yang akurat untuk
menjamin pemenuhan pesanan yang sempurna. Strategi antara
adalah “lebih cepat” yang dapat diwujudkan dengan melakukan
pengelolaan waktu ancang antara lain dengan menggunakan
peramalan dengan data yang lebih baik, optimasi antrian, produksi
dan distribusi tepat waktu, dan pemilihan moda transportasi.

Pendekatan logistik berbeda dengan pendekatan tata niaga yang


lebih melihat keseimbangan antara permintaan dan pasokan.
Mekanisme tata niaga lebih banyak bertumpu pada pengaturan harga
supaya terjadi kecocokan antara pasokan dan permintaan. Jika
pasokan lebih banyak maka harga turun. Jika permintaan berlebih
maka harga naik. Logistik melihat kelebihan permintaan berarti
kehilangan pendapatan dan kelebihan penawaran berarti pemborosan
sumber daya. Alat yang dipakai bukan hanya penyesuaian harga
tetapi waktu dan kapasitas dari sistem logistik. Penyesuaian harga
merupakan gejala masalah bukan solusi. Logistik membantu
penggunaan sumber daya secara efisien, melakukan optimasi imbal-
balik terhadap tujuan yang berbenturan, dan melakukan rancang
ulang sistem logistik.

Logistik bukan hanya terjadi di dalam organisasi tetapi juga antar


organisasi yang disebut dengan rantai pasokan. Rantai pasokan
adalah jaringan logistik yang saling terkait dan dikelola oleh beberapa
perusahaan mulai dari titik sumber sampai pada titik penggunaan.
Penerapan jaringan logistik atau rantai pasokan menuntut organisasi-
organisasi terkait melakukan koordinasi mengenai prioritas
pelanggan, pengendalian produksi dan pengantaran produk yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dan pengembangan sistem
informasi yang terpadu. Koordinasi antar pelaku di sepanjang rantai
pasokan dapat mengurangi biaya persediaan dan pengangkutan
sekaligus memperbaiki tingkat pelayanan.

Mengapa manajemen jaringan logistik begitu sulit dilaksanakan


walaupun potensi manfaatnya nyata? Paling tidak ada tiga alasan

2
mengapa manajemen jaringan logistik menjadi sulit. Pertama adalah
perbedaan kepentingan antara pelaku yang terlibat. Benturan
kepentingan yang terbesar adalah pendapatan bagi sebuah pemain
merupakan pengeluaran bagi yang lain. Belum lagi ada benturan
dalam operasional misalnya mengantarkan barang dalam volume
besar atau volume kecil. Alasan kedua adalah ketidakpastian yang
terjadi di sepanjang rantai pasok, mulai dari ketidakpastian
permintaan, ketersediaan bahan baku, keandalan mesin, sampai
gangguan alam. Alasan ketiga adalah kerumitan sistem logistik
semakin meningkat bukan saja jenis dan jumlah barang, banyaknya
mitra bisnis, tetapi temasuk regulasi dan perkembangan teknologi.

Pemecahan masalah logistik memerlukan pendekatan antar


disiplin. Manajemen dapat berkontribusi dalam perencanaan,
pengendalian, dan perbaikan sistem logistik. Rekayasa diperlukan
untuk komputasi dan optimasi. Sementara ekonomika diperlukan
untuk alokasi sumber yang langka dan tata niaga yang efisien. Politik
diperlukan dalam penentuan kebijakan logistik. Oleh karena itu,
kegiatan dialog dan komunikasi antar pelaku logistik sangatkan
diperlukan sehingga terwujud pertukaran gagasan dan komitmen
untuk perbaikan logistik secara keseluruhan.

(Sumber : http://repository.usu.ac.id/)

1.2 Tujuan Manfaat Tugas Besar


1.2.1 Tujuan Tugas Besar
Berikut ini merupakan tujuan adanya tugas besar di PT.
D’kandang Amazing Farm :
1. Dapat memahami prinsip dan fungsi tata hitung ongkos
logistik pada PT D’kandang Amazing Farm.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis biaya yang terdapat pada PT
D’kandang Amazing Farm.
3. Dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya
pada PT D’kandang Amazing Farm.
4. Dapat mengklasifikasikan biaya-biaya yang terlibat dalam
proses logistik pada PT D’kandang Amazing Farm.

1.2.2 Manfaat Tugas Besar

a. Bagi mahasiswa

Penulisan laporan tugas besar ini bermanfaat baik bagi


mahasiswa yang melaksanakan tugas besar untuk mata
kuliah tata hitung ongkos logistik pada umumnya dan
praktikum tata hitung ongkos logistik pada khususnya.
Manfaat tugas besar bagi mahasiswa yang melaksanakannya
adalah :

3
1. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam bidang yang
diobservasi khususnya bagian Tata Hitung Ongkos
Logistik secara teoritis maupun aplikasi.
2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain yang
tertarik dengan objek yang sama untuk diteliti.
3. Dapat membandingkan teori yang didapatkan didunia
perkuliahan dengan kenyataan yang ada dalam hal ini
perusahaan.
4. Sebagai persyaratan dalam mencapai kelulusan pada
mata kuliah Tata Hitung Ongkos Logistik.
5. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia
kerja yang akan kita hadapi di masa yang akan datang.

b. Bagi industri

Tugas besar tentunya juga memiliki manfaat bagi


perusahaan yang diobservasi. Dalam hal ini yakni PT.
D’kandang Amazing Farm, manfaat tugas besar bagi
perusahaan tersebut yaitu bagi perusahaan dalam
menentukan apakah PT D’kandang sejauh ini mengalami
laba atau rugi pada proses produksinya sesuai dengan hasil
dan analisa penulis untuk bahan kepentingan tugas besar ini.

4
BAB II

STUDI PUSTAKA
2.1 Biaya Logistik

Biaya logistik merupakan faktor yang sangat memengaruhi daya


saing perusahaan dan negara. Bagi perusahaan, biaya logistik akan
memengaruhi harga jual produk akhir. Sementara bagi negara, biaya
logistik agregat akan memengaruhi pasar ekspor dan impor.
Pengurangan biaya logistik selalu menjadi perhatian, baik para
manajer perusahaan maupun regulator.

Biaya logistik akan menambah harga perolehan suatu material


dan produk. Dalam aktivitas inbound logistik, biaya logistik untuk
aktivitas pergudangan dan transportasi material dari pemasok ke
pabrik. Sementara dalam aktivitas outbound logistik, biaya logistik
untuk aktivitas pergudangan, transportasi, dan distribusi dari gudang
pabrik ke distributor, pengecer, sampai ke konsumen akhir.

Biaya logistik tersebut mencakup semua komponen biaya untuk


aktivitas pergerakan barang dalam rangkaian proses rantai pasok.
Semakin efisien biaya logistik dalam proses rantai pasok, maka harga
produk akhir akan semakin kompetitif.

Biaya logistik baik biaya logistik suatu perusahaan, industri, atau


biaya logistik suatu negara secara agregrat selalu menjadi
pembahasan yang menarik. Tidak saja hasil perhitungan biaya
logistik, perbandingan biaya logistik antarperusahaan, industri,
negara, metodologi penghitungan biaya logistik, namun juga
perbandingan biaya logistik suatu negara terhadap Produk Domestik
Bruto atau Gross Domestics Product (GDP) negara tersebut.

Metodologi perhitungan dan perbandingan biaya logistik terhadap


GDP penting untuk dipahami, agar kita dapat mengetahui posisi daya
saing negara dalam suatu kawasan regional atau global dalam
konteks biaya logistik. Karena apa? Sejatinya daya saing suatu
negara banyak ditentukan oleh daya saing produk-produk atau jasa
yang dihasilkan suatu negara mampu menjangkau pasar regional dan
global secara luas. Biaya logistik merupakan salah satu komponen
penting pembentuk harga jual produk atau jasa.

Bagi manajer perusahaan, terutama Supply Chain Manager,


pemahaman terhadap komponen biaya logistik perusahaan, dan nilai

5
tambah yang dihasilkan dari aktivitas logistik perusahaan terhadap
produk atau jasa yang dihasilkan, menjadi penting bagi Supply Chain
Manager dalam melakukan perbaikan kinerja logistik dan upaya untuk
melakukan penurunan biaya logistik.

Sementara dari perspektif regulator pemerintah, fokus perhatian


diarahkan pada perbaikan metodologi penghitungan biaya logistik
secara agregat, upaya pengurangan biaya logistik agregat, dan
kontribusi setiap sektor logistik terhadap GDP.

(Sumber : http://supplychainindonesia.com/new/biaya-logistik-
agregat/)

2.2 Biaya Inventori


Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau
digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat
berbentuk bahan baku serta disimpan untuk diproses, barang dalam
proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual
maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata “inventory”
yang merupakan jenis barang yang disimpan di gudang yang
mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain
(Indrajit et al, 2002). Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan/ proses produksi, ataupun persediaaan
barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi (Assauri, 1993).
Menurut Ahyari (2003), biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan di
dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga macam, yaitu biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap persediaan.

a. Biaya Pemesanan
Biaya Pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait
langsung dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh
perusahaan. Hal yang diperhitungkan di dalam biaya pemesanan
adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa jumlah unit
yang dipesan pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari
biaya pemesanan antara lain :
1. Biaya persiapan pembelian
2. Biaya pembuatan faktur
3. Biaya ekspedisi dan administrasi
4. Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali
pembelian
5. Biaya biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi
pembelian.

6
Biaya pemesanan ini seringkali disebut sebagai biaya persiapan
pembelian, set up cost, procurement cost. Pada prinsipnya biaya
pemesanan ini akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian
yang dilaksanakan dalam perusahaan.

b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang
disimpan di dalam perusahaan. Beberapa contoh dari biaya
penyimpanan antara lain:
1. Biaya simpan bahan
2. Biaya asuransi bahan
3. Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan
4. Biaya pemeliharaan bahan
5. Biaya pengepakan kembali
6. Biaya kerugian penyimpanan
7. Biaya sewa gudang per satuan unit bahan
8. Risiko tidak terpakainya bahan karena usang
9. Biaya biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang
disimpan.

c. Biaya Tetap Persediaan


Biaya tetap persediaan adalah seluruh biaya yang timbul karena
adanya prsediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak terkait ,
baik dengan frekuensi pembelian maupun jumlah unit yang
disimpan di dalam perusahaan tersebut. Beberapa contoh dari
biaya tetap persediaan antara lain :
1. Biaya sewa gudang per bulan
2. Gaji penjaga gudang per bulan
3. Biaya bongkar bahan per unit
4. Biaya persediaan lain yang tidak terkait dengan frekuensi dan
jumlah unit yang disimpan.

Biaya yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan biaya


logistic:

1. Struktur biaya persediaan.


a. Biaya per unit (item cost)
b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
1. Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)
2. Biaya pengiriman pemesanan
3. Biaya transportasi
4. Biaya penerimaan (Receiving cost)

Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set


up cost) : surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan
perlengkapan dan peralatan.

7
a. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
1. Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang
hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi
(Cost of capital).
2. Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak
(Cost of storage).
Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan. -
Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of
obsolescence, deterioration and loss).
b. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
1. Biaya pemesanan khusus.
2. Selisih harga
3. Biaya kehilangan penjualan
4. Biaya kehilangan langganan
5. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan
sebagainya.
c. Biaya sistemik - Biaya perbaikan sistem inventori (sistem
informasi, peralatan, database, dll)
Sehingga biaya total Persediaan dapat dihitung sebagai:

Biaya Persediaan = Opembelian + Opesan + Osimpan +


Okekurangan + Osistemik.

2.3 Biaya Transportasi dan Distribusi

Biaya transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk


melakukan suatu proses. Biaya ini timbul akibat tundaan lalu lintas
maupun tambahan volume kendaraan yang mendekati atau melebihi
kapasitas pelayanan jalan (Nash, 1997, dalam Cahyani, 2000).

Menurut Morlok (1991), pengertian biaya transportasi dibedakan


atas kepada siapa biaya tersebut dikenakan. Ada lima kelompok yang
menanggung biaya transportasi yang berlainan yaitu sebagai berikut:
Pemakai sistem, Pemilik sistem/Operator, Pemerintah dan Daerah.

Perencanaan transportasi dapat didefinisikan sebagai proses


yang tujuannya mengembangkan sistem angkutan yang
memungkinkan manusia dan barang dapat bergerak dengan cepat,
aman, nyaman dan murah. Kegiatan transportasi suatu daerah erat
kaitannya dengan sosial-ekonomi didaerah tersebut. Sistem
transportasi biasanya akan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan
perubahan sosial-ekonomi disuatu tempat.

Biaya transportasi dapat dibedakan atas biaya tetap dan biaya


variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak berubah-ubah
dengan adanya perubahan hasil keluaran (output) dari suatu operasi.

8
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan hasil keluaran.

Variabel yang dianggap penting dalam menghitung biaya operasi


kendaraan adalah (Tamin, 1998) :

1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel

BAB III

IDENTIFIKASI AWAL

3.1 Profil Perusahan


3 . 1 . 1 Logo Perusahaan

Gambar 3.1.1 Logo PT. D’Kandang Amazing Farm

Gambar 3.1.2 Logo Produk Safary Milk

3.1.2 Sejarah PT. D’Kandang Amazing Farm

9
PT D’kandang Amazing Farm didirikan oleh Bapak H.
Marwan yang awalnya adalah seorang pengusaha sapi perah
dan sapi potong pada tahun 1983 sampai dengan 1995. PT
D’kandang dibangun diatas tanah seluas 8 hektar yang
mernpunyai banyak wahana ekowisata edukasi bernuansa
nyaman dan asri serta penuh unsur permainan. Kegiatan
awalnya adalah membantu proses awal pengolahan ternak
hewan perah (sapi).
Pada tahun 2002, Bapak H. Marwan mengalami sakit-
sakitan dan akhirnya usaha ini pun diteruskan oleh anaknya.
Setelah 1 tahun anaknya menjalani usaha, Bapak H. Marwan
meninggal dan usaha itu pun pada akhirnya dibeli oleh Ibu
Creatna Ella Yustisia, seorang akuntan muda alumni
Universitas Trisakti. Semenjak saat itu, Ibu Creatna pun
memulai usaha bisnis itu dengan teman bisnisnya yang sudah
punya pengalaman di bidang perternakan.
Didasari dengan niat dan tekad yang besar, juga
pengalaman yang cukup untuk memulai usaha disertai dengan
modal yang relative kecil maka Ibu Creatna Ella Yustisia
mengubaha usaha yang pada awalnya hanya sebatas
peternakan sapi menjadi sebuah tempat edukasi untuk
masyarakat umum. Tempat tersebut diberi nama PT
D’kandang Amazing Farm. Kegiatan pada tempat ini tidak
hanya sebatas pada kegiatan edukasi peternakan. Melainkan
terdapat berbagai wahana permainan dan pabrik didalamnya,
termasuk pabrik susu dengan brand Safary Milk didalamnya.
PT D’kandang Amazing Farm didirikan dengan
mengantongi izin dari dinas perdagangan kota Depok berupa
Surat Izin Usaha (SIUP) No.188/sk/003-DIPA/2005, dan sejak
saat itu Ibu Creatna Ella Yustisia dapat menjalankan usahanya
dan mempunyai meja dagang atau kedudukan tempat usaha
yang sah menurut peraturan pemerintah kota Depok.
Untuk waktu operasional, PT D’kandang buka setiap hari
mulai pukul 09.00-16.00 WIB kecuali hari Jumat. Dalam
menjalankan usahanya, PT D’kandang Amazing Farm
awalnya dibantu oleh lima orang karyawan saja, namun pada
tahun-tahun berikutnya jumlah karyawan semakin meningkat.
Hal tersebut dilakukan ntuk mengatasi tingkat penjualan.
Jumlah seluruh karyawan yang ada pada PT. D’Kandang
Amazing Fram saat ini yaitu 93 orang. Namun untuk
departemen produksi safary Milk sendiri, hanya terdapat 7
orang karyawan, yang diantaranya adalah 2 staff produksi, 2
staff packaging, supervisor produksi, tour guide, dan bagian
pemeliharaan.Untuk karyawan diluar dari perusahaan terdapat
2 orang karyawan, yakni dikhususkan untuk mencari rumput.
Seiring dengan perkembangan usahanya yang ditunjukan,
semakin banyak konsumen yang menjadi pelanggan PT
D’kandang Amazing Farm.

10
Pada awal didirikan, setiap minggu PT. D’Kandang hanya
bisa melayani 25 liter meningkat menjadi 30 liter setiap
minggu. Sehingga penghasilan pada PT D’kandang Amazing
Farm pun meningkat hingga puluhan juta rupiah per bulannya.

Informasi umum mengenai PT D’kandang tersebut


diantaranya adalah sebagai berikut :

Alamat : Jl. Alif VII Rt 02/03, Kelurahan Pasir Putih,


Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat
Phone : ( 021 ) 77887138
Email : dkandang@gmail.com

3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan


3.1.3.1 Visi PT. D’Kandang Amazing Farm
Visi PT. D’Kandang Amazing Farm, yaitu menjadi
tempat wisata yang paling dikenal serta mampu
menginspirasi dan memberikan edukasi.

3.1.3.2 Misi PT. D’Kandang Amazing Farm


Misi PT. D’Kandang Amazing Farm, yaitu mengelola
tempat wisata dengan sepenuh hati untuk mewujudkan
harmoni kehidupan didalamnya.

3.1.4 Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan sarana yang sangat penting
dalam membantu perternakan d’kandang untuk mencapai
tujuan perusahaan yang telah di rencanakan. Dengan adanya
struktur organisasi semua aktivitas perusahaan lebih terarah
sehingga dapat berjalan dengan lancar. Dengan melihat struktur
organisasi yang ada pada Perternakan d’kandang maka dapat
di katakan bahwa perusahaan ini organisasinya mencerminkan
struktur organisasi garis.
PT. D’Kandang Amazing Farm dalam pelaksanaan usaha
produksi susu pasteurisasi dengan brand safary milk di bantu
oleh beberapa karyawan yang secara struktual terdiri atas
beberapa bagian, yakni :

1. Supervisor Produksi
2. Staff Produksi
3. Staff Packaging
4. Staff Gudang
5. Tour Guide
6. Pemeliharaan

11
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi pada
PT.D’Kandang Amazing Farm untuk departemen food and
beverage “Safary Milk” :

Gambar 3.1.4 Struktur Organisasi Departemen Produksi Safary Milk di PT.


D’Kandang Amazing Farm

3.1.5 Profil Produk yang diteliti

12
Gambar 3.1.5 Produk Safary Milk

Safary Milk adalah brand yang secara spesial berkonsentrasi


dalam penyediaan susu segar murni dan produk olahan
berbasis susu. Dibentuk dengan tujuan sebagai mitra keluarga
dalam usaha peningkatan kesehatan dan gizi. Safary Milk
merupakan Perusahaan pengolah susu sapi dibawah nauangan
PT. D’Kandang Amazing Farm. Untuk memproduksi produk ini
dibutuhkan sapi dan kambing yang sehat. Kontrol kesehatan
menjadi faktor utamanya. Diperah dari sapi-sapi dan kambing-
kambing sehat yang dipelihara sendiri di salah satu peternakan
terbesar di kota Depok. Secara intensif dengan sistem modern
dan menggunakan mesin perah terbaru untuk menjamin
kemurnian dan hygiene susu.

Diawasi secara intensif oleh dokter hewan bersertifikat


internasional, untuk memastikan susu yang dihasilkan adalah
susu dengan kualitas terbaik. Komitmen kami, terus berusaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia seningga akan
kami pastikan anda mendapat yang terbaik.

3.1.6 Varian Produk dan Rasa

PT. D’Kandang Amazing Farm yang menaungi produk


dengan brand Safary Milk, memiliki beberapa jenis produk
olahan, diantaranya adalah :

1. Susu Pasteurisasi
2. Youghurt dalam Kemasan
3. Youghurt Stick
4. Susu Kambing Etawa Sachet
5. Sosis Ayam dan Sapi

13
6. D’Crunch

3.1.7 Produk yang Diteliti


Berdasarkan hasil observasi kelompok kami pada PT.
D’Kandang Amazing Farm, kami memutuskan untuk melakukan
penelitian mengenai biaya dalam pembuatan produk susu
pasteurisasi. Susu Pasteurisasi dengan brand Safary Milki ini, di
proses melaui 4 tahapan, yakni proses Sterilisasi, Mixing,
Pasteurisasi, Packing/Packaging. Produk susu pasteurisasi ini
memiliki beberapa variant rasa, diantaranya adalah rasa Coklat,
Vanilla dan Strawberry. Produk ini dikemas dalam botol plastik
berukuran 250 ml. Salah satu contoh produk Safary Milk ini,
hanya mampu bertahan untuk disimpan dalam jangka waktu 1
minggu. Hal tersebut dikarenakan, produk ini tidak
menggunakan bahan pengawet maupun zat sejenisnya.
Sehingga produk ini sangat aman diminum untuk anak – anak,
ibu hamil, remaja, hingga lansia.

3.1.8 Komposisi Produk yang Diteliti


Susu pasteurisasi ini, diproduksi menggunakan bahan –
bahan berkualitas yang telah terbukti keamananya. Berikut
merupakan komposisi dari produk susu pasteurisasi Safary Milk:
1. Susu Murni hasil peternakan PT. D’Kandang Amazing Farm
(200 ml/Botol)
2. Gula Putih (0.05ml/Botol)
3. Pewarna/Essencial (0.005ml/Botol)
4. Air (50ml/botol)

3.2 Identifikasi Dan Alur Proses Aktivitas Logistik Perusahaan


3 . 2 . 1 Alur Proses Setiap Aktivitas Logistic

14
3.2.1.1 Alur Proses Inventory

Tabel 3.2.1.1 SOP Proses Inventory

15
STANDARD OPERATING PROCEDURE INVENTORY PROCESS
PT. D'KANDANG AMAZING FARM
2017

Aktivitas Dokumen PIC Keterangan

Mulai

Bahan Baku Delivery Order Warehouse Bagian gudang menerima bahan


diterima baku dari supplier

Bagian gudang melakukan


Warehouse
Proses Unloading Delivery Order bongkar muat terhadap bahan
baku yang diterima

Bagian gudang melakukan


No Pengembalian
Inspeksi Barang ke pemeriksaan bahan baku dan
Warehouse
Supplier kesesuaiannya dengan dokumen

Yes
Jika sesuai, admin gudang
Warehouse melakukan input data penerimaan
Purchase
Input data Order barang, jika tidak sesuai, maka
barang akan dikembalikan ke
supplier

Intruksi Supervisor gudang mengintruksi


Penyimpanan Supervisor
kan bagian gudang untuk
Warehouse
memindahkan barang yang
diterima ke gudang

Peletakkan Barang Bagian gudang memindahkan


Putaway List Warehouse
di Gudang barang yang akan diterima ke
gudang

Selesai

3.2.1.2 Alur Proses Transportasi

Tabel 3.2.1.2 SOP Proses Transportasi dan Distribusi

16
STANDARD OPERATING PROCEDURE TRANSPORTATION AND DISTRIBUTION PROCESS
PT. D'KANDANG AMAZING FARM
2017
Aktivitas Dokumen PIC Keterangan

Mulai

Barang
yang akan
di kirim
Bagian gudang mempersiapkan
barang yang akan di kirim dan
dokumennya. Kurir menyiapkan
Warehouse & Kurir
Persiapan kendaraan yang akan digunakan
untuk pengiriman

Penentuan Kurir menentukan lokasi pengiriman


Delivery Kurir
Lokasi terdekat
Order
Pengiriman

Kurir melakukan pengangkutan


Delivery Kurir barang ke dalam truck sesuai
Pickup Order dengan dokumen DO

Kurir Kurir melakukan pengiriman barang


Pengiriman Delivery
barang ketempat tujuan sesuai dengan
Order ketentuan yang berlaku
ketujuan

Jika saat pengiriman barang di


temui barang yang reject maka kurir
No Kurir sudah membawa barang antisipasi
Pengiriman
Hasil ? Gagal untuk menggantikan barang yang
reject tersebut

Yes
Kurir meminta tanda tangan
Pengiriman Dokumen Kurir konsumen sebagai bukti bahwa
Berhasil Tanda barang telah sampai ke tempat
tujuan melalui dokumen tanda
terima

Selesai

3 . 2 . 2 Aktivitas Inventori

Tabel 3.2.2 Aktivitas Inventory Pada PT. D’Kandang Amazing Farm

17
No Kategori Aktivitas Keterangan
Penerimaan Susu Murni dilakukan setiap
Penerimaan Susu Murni
hari senin pukul 16.00 WIB
Penerimaan Gula, Penerimaan bahan baku tersebut
Pewarna, Botol, Sticker dilakukan setiap tanggal 2

Proses Bagian warehouse memeriksa delivery


Pemeriksaan Bahan
1 Penerimaan order dari kurir, dan menimbang jumlah
Baku
Barang dan kualitas susu murni yang diterima
Bagian warehouse menurunkan seluruh
Bongkar Muat
susu murni yang telah diperiksa
Admin warehouse melakukan pencatatan
Pencatatan Barang
barang yang diterima melalui dokumen
yang Diterima
laporan penerimaan barang
Setelah bahan baku yang diterima telah
Persiapan Lokasi dicatat, maka admin memberikan data
Penyimpanan mengenai tempat penyimpanan sesuai
dengan metode FEFO
Supervisor menginstruksikan bagian
Proses warehouse untuk segera menyimpan
Instruksi Penyimpanan
2 Penyimpanan barang sesuai lokasi yang diberikan
Barang admin
Susu murni diletakkan di lemari pendingin
pada gudang
Put Away Botol dan label diletakkan di gudang

Gula dan pewarna diletakkan di gudang


Bagian produksi mengambil bahan baku
Persiapan Bahan Baku
di gudang
Proses Sterilisasi Bagian produksi mensterilkan susu murni
Bagian produksi mulai mengolah susu
Proses Mixing
steril dengan pewarna dan gula
Bagian produksi memasukkan susu
3 Produksi Proses Pasteurisasi
mixing ke dalam mesin pasteurisasi
Bagian packaging mengemas susu
Proses Packing Internal pasteurisasi ke dalam botol kemasan dan
menempelkan label kemasan
Bagian produksi menghitung jumlah susu
Perhitungan Finish
pasteurisasi yang diproduksi dengan
Good
didampingi oleh supervisor
Admin warehouse mengidentifikasi lokasi
Persiapan put away
lemari es yang kosong
Penyimpanan Bagian warehouse menerima susu
4
Barang Jadi pasteurisasi dari bagian produksi dan
Put Away
menyimpannya pada lemari es yang
kosong
Pembuatan Dokumen Admin warehouse membuat dokumen DO
DO sesuai dengan barang yang akan dikirim

Bagian warehouse mengambil susu


Picking Barang pasteurisasi yang akan dikirim pada
lemari penyimpanan sesuai dengan PO
Pengeluaran
5 Bagian packaging mengemas susu
Barang Packing
pasteurisasi ke dalam box es
Admin gudang memberikan dokumen DO
kepada kurir
Loading Bagian warehouse memuat box es ke
dalam truck pendingin, dan susu
pasteurisasi siap dikirim
3.2.3 Aktivitas Transportasi Dan Distribusi
Tabel 3.2.3 Aktivitas Transportasi & Distribusi Pada PT. D’Kandang Amazing Farm

18
No Kategori Aktivitas Keterangan
Kurir melakukan pemeriksaan air aki
Periksa Air Radiator sebelum melakukan pengiriman
barang setiap sebulan sekali
Kurir melakukan pemeriksaan bahan
bakar setiap pukul 16.00 WIB sebelum
Periksa BBM
keesokan harinya dilakukan
Preparation Truck
1 pengiriman barang
Pendingin
Kurir melakukan pemeriksaan minyak
Periksa Minyak Rem rem sebelum melakukan pengiriman
barang setiap sebulan sekali
Kurir melakukan pemeriksaan suhu
Periksa Suhu Container
setiap sebelum dilakukan pengiriman
Pendingin
barang
Kurir meminta dokumen PO dan DO
Preparation Surat - Persiapan dokumen PO
2 pada admin warehouse untuk dibawa
Surat dan DO
saat pengiriman barang
Pengambilan dana
Pencairan DP (Dana kurir meminta dana operasional
3 untuk operasional
Pengiriman) pengiriman kepada bagian keuangan
pengiriman
Kurir mengirim barang sesuai dengan
Proses Pengiriman urutan pengiriman yang diperintahkan
oleh bagian warehouse
Kurir menurunkan barang sesuai
dengan pesanan konsumen

4 Pengiriman Kurir meminta nama jelas, tanggal dan


waktu, serta tanda tangan penerima
Barang tiba di destinasi
barang di dokumen tanda terima
tujuan
Kurir memberikan PO dan
menunjukkan DO kepada konsumen
Kurir meminta pembayaran atas barang
yang dikirim sesuai dengan PO

3.3 Identifikasi Biaya Logistik


3.3.1 Biaya Inventory

Tabel 3.3.1 Identifikasi Biaya Inventory

19
Biaya Karakteristik Satuan
No Rincian Biaya Biaya
Inventory Biaya Biaya
Biaya Susu Murni Variabel Rp/Liter Rp 6,000
Biaya Gula Variabel Rp/Kg Rp 10,000
Biaya
1
Pembelian Biaya Pewarna Makanan Variabel Rp/Liter Rp 6,000
Biaya Botol Variabel Rp/Unit Rp 1,000
Biaya Stiker/Label Variabel Rp/Unit Rp 250
Biaya Ongkos Kirim Variabel Rp/Unit Rp 68,000
Biaya
2 Biaya Telepon Semi Variabel Rp/Bulan
Pemesanan Rp 20,000
Biaya Listrik Semi Variabel Rp/Bulan
Biaya Biaya Fasilitas Penyimpanan Fix Rp/Bulan Rp 8,000,000
3 Penyimpan Biaya Pemeliharaan Fix Rp/Bulan Rp 2,000,000
an Biaya Kadaluarsa Susu Variabel Rp/Unit Rp 186,000
Biaya Biaya Subcontrac ke PT. Safary Milk Variabel Rp/Unit Rp 9,800
4
Kekurangan Biaya Kehilangan Pelanggan Variabel Rp/Unit Rp 500
3.3.2 Biaya Transportasi

Tabel 3.3.2 Identifikasi Biaya Tetap Transportasi

No Fixed Cost Biaya Satuan


1 Harga Perolehan Truck Isuzu Rp 180,500,000 Rp/Unit
2 Administrasi BPKP dan STNK Rp 2,000,000 Rp/Tahun
3 Pengadaan Ban Rp 3,200,000 Rp/Ban
4 Biaya KIR Rp 210,000 Rp/Tahun
5 Biaya Ijin Usaha per tahun Rp 12,000,000 Rp/Tahun
6 Perpanjangan STNK per tahun Rp 950,000 Rp/Tahun
7 Asuransi Kendaraan Rp 4,800,000 Rp/Bulan
8 Biaya Administrasi Rp 4,500,000 Rp/Bulan
9 Biaya Listrik, Telepon, Internet Rp 2,500,000 Rp/Bulan
10 Biaya Pengembangan SI Rp 1,200,000 Rp/Bulan
11 Management Fee 20% Rp/Bulan

Tabel 3.3.2.1 Identifikasi Biaya Variabel Transportasi

20
No Variable Cost Biaya Satuan
1 Uang Makan Rp 100,000 Rp/Hari
2 BBM Rp 5,150 Rp/Liter
3 Toll Rp 35,000 Rp/Trip
4 Penyusutan Ban Rp 100 Rp/Km/Ban
5 Perawatan Rp 400 Rp/Km

21
BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISIS BIAYA LOGISTIK

4.1 Analisis Aktivitas Logistic (SOP)


4.1.1SOP Inventory
Pada Standard Operating Procedure (SOP)
penyimpanan/inventory terdapat empat bagian kolom, yaitu
terdapat kolom untuk aktivitas, yang kedua kolom untuk
dokumen, yang ketiga kolom PIC, dan yang terakhir keterangan,
pada kolom aktivitas terdapat beberapa alur untuk
penyimpanan/inventory bahan baku, pada aktivitas pertama
terdapat mulai, lalu selanjutnya bahan baku diterima pada
aktivitas serta dilampirkan dokumen berupa delivery order, PIC
yang bertanggung jawab atas penerimaan ini ialah bagian
warehouse atau gudang.
Selanjutnya setelah bahan baku diterima, bahan baku
memasuki poses undloading, dimana bahan baku di bongkar
muatannya dari transportasi pengangkutnya, dokumen
terlampirnya ialah delivery order dan purchase order, pada proses
unloading ini pihak PIC yang bertanggung jawab masih bagian
warehouse atau gudang. Selanjutnya setelah bahan baku selesai
dibongkar muat, bahan baku dilakukan inpeksi guna pemeriksaan
bahan baku dan kesesuaian dengan dokumen yang dilampirkan,
bagian PIC yang terlibat pada proses inpeksi ini juga masih
bagian warehouse atau gudang, pada proses inpeksi atau
pemeriksaan ini terdapat dua jawaban terhadap proses inpeksi
atau pemeriksaan ini, yaitu yes dan no, jika no maka proses
pemeriksaan ditolak, berarti bahan baku atau dokumen tidak
sesuai dengan yang diminta, lalu bahan baku dikembalikan ke
supplier dan dilakukan penerimaan ulang seperti diawal.
Namun jika proses inpeksi atau penerimaan di terima atau
yes, maka dilakukan input data berupa pencatatan ke system,
system yang digunakan masih terbilang sederhana yaitu Ms.
Excel, pihak PIC yang menanngani input data ini ialah admin
gudang, ketika data telah diinput oleh admin ke sistem maka alur
atau langkah selanjutnya ialah dilakukannya instruksi
penyimpanan bahan baku tersebut, pihak PIC yang melakukan
instruksi tersebut ialah supervisor warehouse atau supervisor
gudang. Setelah dilakukan instruksi penyimpanan oleh supervisor
warehouse alur selanjutnya ialah peletakkan bahan baku di
gudang, dokumen yang terdapat ialah putaway list, pic yang
menangani aktivitas ini ialah bagian warehouse atau gudang, lalu
alur SOP penyimpanan/Inventory selesai.

22
4.1.2SOP Transportasi

Alur transportasi adalah hal yang sangat penting dalam


pengiriman barang, di maksudkan agar pekerja yang bertugas
mengirimkan barang atau kurir dapat bekerja secara terstruktur
mengikuti alur dan memperkecil terjadinya kesalahan dalam
pengiriman barang. Alur atau sop harus dapat di mengerti oleh
semua orang yang membacanya terutama pekerja yang
berhubungan langsung dengan alur tersebut. Jika tidak ada alur
transportasi dalam suatu perusahaan yang ada aktivitas
pengiriman maka akan lebih mudah terjadinya kesalahan yang
akan di lakukan oleh pekerja yang berhubungan langsung dengan
pekerjaan tersebut. Dalam perusahaan yang kami observasi yaitu
PT. D’Kandang Amazing Farm, tentunya memiliki alur transportasi
guna mempermudah pekerjaan kurir. Alur transportasi yang ada
ialah alur transportasi mengantarkan susu pasteurisasi ke toko-
toko yang menjadikan perusahaan kami sebagai suppliernya.
Toko-toko tersebut di sebar di beberapa kota yaitu Jakarta
Selatan, Depok, Bogor, Bekasi dan Tanggerang, dan tidak hanya
satu toko yang tersebar di beberapa kota tersebut.

Sampai saat ini perusahaan yang kami observasi hanya


melakukan pendistribusian ke wilayah Jabodetabek, tetapi sudah
ada rencana untuk melakukan pendistribusian di luar
Jabodetabek. Seperti inilah alur transportasi yang ada di
perusahaan yang kami observasi, di mulai dari barang yang di
kirim. Dkandang melakukan pengiriman barang sesuai dengan
metode pengeluaran yaitu secara First Expired First Out. Hal
tersebut dikarenakan untuk meminimalisir produk yang
mengalami expired, mengapa perusahaan kami menggunakan
metode First Expired First Out karena perusahaan kami
memproduksi minuman yaitu susu yang memiliki tanggal
kadarluasa oleh sebab itu jadwal pengiriman seharusnya tidak
bisa di pending atau di tunda dan dikirim di kemudian hari.
Kemudian bagian gudang mempersiapkan segala keperluan yang
akan terlibat dalam pengiriman barang seperti dokumen apa saja
yang terlibat, packaging saat membawa susu tersebut juga harus
di perhatikan untuk memperkecil terjadinya barang yang akan
rusak dan lokasi-lokasi yang harus di tuju oleh kurir, kemudian
kurir mempersiapkan kendaraan yang akan digunakan dalam
proses pengiriman.

Selanjutnya kurir menentukan lokasi mana yang terlebih


dahulu di tuju untuk pengiriman, setelah tujuan telah di tetapkan
oleh kurir maka kurir melakukan pengangkutan barang kedalam
mobil dengan membawa dokumen yang terlibat yaitu delivery
order dan purchase order (bila diperlukan). Setelah semua siap
dan lengkap pengiriman barang ketempat tujuan siap di

23
laksanakan, setelah itu saat pengiriman tiba dan barang akan di
berikan terlebih dahulu kurir harus mengecek kelayakan barang
tersebut, jika terdapat reject kurir akan segera menukarnya
karena kurir telah membawa barang antisipasi yang akan di
gunakan apabila di dapatkan barang yang reject, tetapi jika tidak
ada barang yang reject barang dapat langsung di berikan dengan
dokumen yang terlibat yaitu dokumen serah terima. Dalam
dokumen serah terima, kurir diminta untuk mengisi nama jelasm
tanggal, alamat, serta tanda tangan konsumen yang menerima
barang kiriman. Serta memberikan dokumen dan meminta
pembayaran, apabila barang yang dikirim belum dibayar oleh
konsumen.

Dengan begitu saat kurir melakukan pengiriman barang, kurir


tidak bingung lagi harus bagaimana saat pengiriman barang
semua sudah jelas di dalam alur transportasi. Sebisa mungkin
kurir harus berhati-hati dalam melakukan pengiriman barang
karena jika tidak maka akan menurunkan profit perusahaan
misalnya kalau mendapatkan barang reject saat penyerahan
barang ke konsumen otomatis perusahaan langsung
menggantinya dengan produk yang baru. Oleh sebab itu alur
transportasi di buat sesingkat dan sejelas mungkin agar pekerja
dapat memahaminya dengan benar.

24
4.2 Kesesuaian SOP
4.2.1Kesesuaian SOP Inventory

Tabel 4.2.1 Perbandingan Kesesuaian SOP Inventory dengan Pelaksanaannya

No Kategori Standar Aktual


Pada SOP yang dibuat
oleh PT. D'Kandang Pada keadaan aktual,
Amazing Farm, proses pemeriksaan barang yang
1 Proses Pemeriksaan pemeriksaan barang yang dikirim dari supplier
datang dilakukan setelah dilakukan sebelum proses
proses unloading/bongkar unloading/bongkar muat
muat
Pada SOP yang dibuat Pada keadaan aktual,
oleh PT. D'Kandang proses unloading/bongkar
Amazing Farm, proses muat barang yang dikirim
2 Proses Unloading
unloading/bongkar muat dari supplier dilakukan
dilakukan sebelum proses setelah proses
pemeriksaan pemeriksaan

Pada SOP yang dibuat Pada keadaan aktual,


oleh PT. D'Kandang proses input data
Amazing Farm, proses dilakukan hanya dengan
3 Proses Input Data input data dilakukan oleh pencatatan manual, dan
admin warehouse pada dilakukan tergantung pada
setiap proses penerimaan situasi/kondisional proses
barang dari supplier penerimaan

Pada keadaan aktual,


Pada SOP Inventory yang
lokasi peletakkan bahan
dibuat oleh PT. D'Kandang
baku yang akan disimpan
Proses Persiapan Amazing Farm, tidak
4 disiapkan oleh admin
Penyimpanan terdapat proses persiapan
gudang, sesuai dengan
lokasi penyimpanan oleh
metode First Expired First
admin gudang
Out
Instruksi
5 Sesuai Sesuai
Penyimpanan

6 Put Away Sesuai Sesuai

Inventory di perusahaan tentunya pasti ada, biasanya


inventory terjadi di dalam gudang. Dalam melakukan kegiatan
inventory tentunya harus di lakukan secara tepat agar tidak terjadi
kesalahan saat melakukan kegiatan inventory. Di sini kelompok
kami akan melakukan atau menganalisis tentang alur proses

25
inventory dengan membandingkan standar SOP yang ada
dengan keadaan aktual yang terjadi pada perusahaan.

Dalam melakukan perbandingan alur proses inventory dengan


membandingkan keadaan aktual dengan standar SOP yang ada
untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti standar
yang ada atau tidak. Setelah mengetahui keadaan aktual yang
ada pada perusahaan, perusahaan dapat melakukan perbaikan
agar semua aktivitas yang ada mengikuti standar yang ada pada
perusahaan sehingga perusahaan bekerja secara sistematis.

Pada aktivitas proses pemeriksaan pada standar SOP yang


ada pada perusahaan yang kami observasi proses pemeriksaan
yang datang di lakukan setelah proses unloading atau bongkar
muat barang tetapi yang terjadi pada keadaan aktual proses
pemeriksaan barang yang dikirim dari supplier di lakukan
sebelum proses unloading atau bongkar muat.

Aktivitas yang kedua adalah proses unloading yang jika


mengikuti standar SOP yang ada pada perusahaan proses
unloading atau bongkar muat di lakukan sebelum pemeriksaan
sedangkan dalam keadaan aktual yang ada pada perusahaan
yang kami observasi proses unloading atau bongkar muat barang
yang dikirim dari supplier di lakukan setelah proses pemeriksaan.
Begitulah perbandingan aktivitas proses unloading dengan
membandingkan standar SOP dengan kondisi aktual yang ada
pada perusahaan.

Aktivitas berikutnya adalah proses input data jika mengikuti


standar SOP yang ada pada perusahaan yang kami observasi
proses input data di lakukan oleh admin warehouse pada setiap
penerimaan barang dari supplier yang akan dikerjakan oleh admin
warehouse secara teliti dan benar untuk mengurangi terjadinya
kesalahan yang akan menimbulkan lebih banyak waktu pada
aktivitas yang terkait, sedangkan pada keadaan aktual yang ada
pada perusahaan proses input data di lakukan hanya dengan
pencatatan manual dan di lakukan tergantung pada situasi atau
kondisi pada proses penerimaan. Seperti itulah perbndingkan
proses input data yang membandingkan standar SOP yang ada
pada perusahaan dengan keadaan aktual yang terjadi pada
perusahaan.

Aktivitas yang keempat adalah proses persiapan penyimpanan


jika mengikuti standar SOP yang ada pada perushaan akivitas
proses persiapan dan penyimpanan tidak terdapat proses
persiapan lokasi penyimpanan oleh admin gudang yang berkaitan
dengan SOP inventory ini sedangkan pada keadaan aktual yang
terjadi di perusahaan proses persiapan penyimpan lokasi

26
peletakkan bahan baku yang akan di simpan di siapkan oleh
admin gudang sesuai dengan metode First Expired First Out
dimana barang yang lebih dahulu mendekati tanggal expired
maka barang tersebutlah yang akan di distribusikan terlebih
dahulu. Seperti itulah perbandingan proses persiapan
penyimpanan berdasarkan standar yang ada di perusahaan
dengan keadaan akutual yang terjadi pada perusahaan.

Aktivitas selanjutnya adalah intruksi penyimpanan pada alur


proses inventory telah sesuai dengan standar yang ada pada
perusahaan begitu juga pada keadaan aktual intruksi
penyimpanan telah sesuai sehingga pada intruksi penyimpanan
yang terjadi pada perusahaan telah berjalan dengan baik
sehingga pada kegiatan inventory intruksi yang terjadi telah
sesuai dengan standar yang ada.

Aktivitas selanjutnya atau aktivitas yang terakhir adalah put


away. Pada alur proses inventory put away telah terlaksana
dengan baik dan benar sehingga kegiatan meletakan barang
telah sesuai dengan standar yang ada, standar yang ada juga
telah di lakukan sehingga aktual yang terjadi pada perusahaan
telah mengikuti standar yang ada. Dalam kegiatan put away
tentunya sangat penting dalam kegiatan penyimpanan atau
inventory karna jika salah saat meletakkan barang maka
kemungkinan barang akan menjadi reject menjadi lebih besar jika
hal seperti itu terjadi maka akan menurunkan profit perusahaan.

27
4.2.2 Kesesuaian SOP Transportasi

Tabel 4.2.2 Perbandingan Kesesuaian SOP Transportasi dengan Pelaksanaannya

28
No Kategori Standar Aktual
Pada SOP transportasi
yang dibuat oleh PT.
Preparation Barang D'Kandang Amazing
1 Sesuai
yang Akan Dikirim Farm, bagian warehouse
mempersiapkan barang
yang akan dikirim
Pada SOP transportasi
yang dibuat oleh PT.
D'Kandang Amazing
Preparation
2 Farm, admin warehouse Sesuai
Dokumen
mempersiapkan dokumen
PO dan DO sesuai dengan
barang yang akan dikirim
Pada SOP transportasi
yang dibuat oleh PT.
D'Kandang Amazing
Preparation
Farm, kurir mengecek dan
3 Kendaraan yang Sesuai
mempersiapkan
Akan Digunakan
kendaraan yang akan
digunakan untuk proses
pengiriman
Pada SOP transportasi
Pada keadaan aktual, kurir
yang dibuat oleh PT.
mengirimkan barang
D'Kandang Amazing
4 Penentuan Lokasi sesuai dengan perintah
Farm, Kurir menentukan
atasan yaitu bagian
lokasi pengiriman yang
warehouse
terdekat
Pada SOP transportasi Pada keadaan aktual,
yang dibuat oleh PT. setiap sebelum melakukan
Proses Pencairan
D'Kandang Amazing pengiriman kurir meminta
5 Dana Operasional
Farm, tidak terdapat dana operasional
Pengiriman
proses pencairan dana pengiriman kepada
operasional pengiriman bagian keuangan

Kurir melakukan
pengiriman barang
6 Proses Pengiriman ketempat tujuan sesuai Sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku

Pada suatu perusahaan manufaktur hendaknya terdapat


SOP, manfaat SOP sendiri salah satunya adalah sebagai
standarisasi yang dilakukan pegawai yang terkait dalam

29
menyelesaikan tugasnya dan mengurangi tingkat kesalahan
serta kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai
yang terkait dalam melaksanakan tugasnya. Adapun tujuan SOP
sendiri salah satunya adalah agar pegawai yang tekait
mengetahui dengan jelas peran dan fungsi dari tiap-tiap posisi
dalam perusahaan tersebut serta dapat memperjelas alur tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dari petugas pegawai yang
terkait.

Selanjutnya adapun fungsi SOP sendiri salah satunya


adalah dapat memperlancar tugas pegawai yang terkait atau tim
unit kerja serta dapat mengetahui dengan jelas hambatan-
hambatan dan mudah dilacak. PT D’Kandang Amazing Farm
sendiri memiliki SOP agar memudahkan pegawai dalam bekerja.
Kategori SOP pada PT D’Kandang Amazing Farm memiliki 6
kategori penting dalam proses pengiriman, kategori SOP yang
pertama yaitu persiapan barang yang akan dikirim, maksudnya
disini adalah bagian gudang mempersiapkan terlebih dahulu
barang yang akan dikirim ke tempat tujuan dan pada hasil
observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami, aktual PT
D’Kandang Amazing Farm dalam pelaksanaannya bagian
gudang mempersiapkan barang yang akan dikirim ketempat
tujuan sesuai dengan SOP yang telah dibuat oleh perusahaan
tersebut.

Hal tersebut sangat bagus, karena dalam pelaksanaan


tugasnya bagian gudang sudah sesuai dengan SOP yang
terdapat dalam perusahaan tersebut. Untuk kategori SOP yang
kedua yaitu persiapan dokumen yang terkait, maksudnya disini
adalah bagian gudang memepersiapkan terlebih dahulu
dokumen dalam proses pengiriman barang ketempat yang akan
dituju, seperti dokumen PO (Purchase Order) dan DO (Delivery
Order) yang wajib ada dan pada hasil observasi yang telah
dilakukan oleh kelompok kami, aktual PT D’Kandang Amazing
Farm dalam pelaksanaannya bagian gudang mempersiapkan
dokumen PO (Purchase Order) dan DO (Delivery Order) yang
akan dikirim ketempat tujuan sesuai dengan SOP yang telah
dibuat oleh perusahaan tersebut.

Hal tersebut sangat bagus, karena dalam pelaksanaan


tugasnya bagian gudang sudah sesuai dengan SOP yang
terdapat dalam perusahaan tersebut. Untuk kategori SOP yang
ketiga yaitu setelah barang dan dokumen yang telah disiapkan,
langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kendaraan yang
akan digunakan, maksudnya disini adalah disini kurir mengecek
serta mempersiapkan terlebih dahulu kondisi kendaraan dalam
proses pengiriman ke tempat yang akan dituju, apakah
kendaraan tersebut dalam kondisi baik untuk digunakan atau

30
tidak. Jika dalam kondisi baik, maka kendaraan bisa langsung
digunakan untuk proses pengiriman ketempat tujuan, jika tidak
dalam kondisi yang tidak memungkinkan atau dalam kondisi
butuh perawatan, maka kurir harus mempersiapkan untuk
menggunakan kendaraan lain dalam proses pengiriman
ketempat yang akan dituju dan pada hasil observasi yang telah
dilakukan oleh kelompok kami, aktual PT D’Kandang Amazing
Farm dalam pelaksanaannya kurir mempersiapkan kendaraan
yang akan digunakan dalam proses pengiriman ketempat yang
akan dituju sesuai dengan SOP yang dibuat oleh perusahaan
tersebut. Hal tersebut sangat bagus, karena dalam pelaksanaan
tugasnya bagian kurir sudah sesuai dengan SOP yang terdapat
dalam perusahaan tersebut.

Untuk kategori SOP yang keempat yaitu penentuan lokasi


dalam pengiriman barang ketempat tujuan, maksudnya disini
adalah bagian kurir menentukan lokasi pengiriman yang terdekat
terlebih dahulu dalam proses pengiriman barang ketempat yang
akan dituju agar dapat mengurangi biaya bahan bakar jika
proses pengiriman dilakukan yang terdekat terlebih dahulu
kemudian kelokasi pengiriman yang jauh, tetapi pada hasil
observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami, aktual PT
D’Kandang Amazing Farm dalam pelaksanaannya bagian kurir
melakukan tugasnya tidak sesuai dengan SOP yang telah dibuat
oleh perusahaan tersebut, melainkan bagian kurir melaksanakan
tugasnya dalam penentuan lokasi pengiriman barang ketempat
yang akan dituju sesuai dengan perintah atasan, yaitu bagian
gudang itu sendiri. Hal tersebut selain dapat membuat
kendaraan lebih boros dalam bahan bakar karena penentuan
lokasi yang tidak searah juga dapat memeberikan dampak
negatif bagi bagian kurir tesrsebut, karena melaksanakan
tugasnya tidak sesuai dengan SOP yang telah dibuat oleh
perusahaan tersebut sehingga sarannya menurut kelompok
kami yang telah observasi dengan PT D’Kandang Amazing Farm
tersebut, kedepannya perusahaan harus melaksanakan
tugasnya sesuai dengan SOP yang telah dibuat oleh perusahaan
tersebut agar tidak berbeda antara tugas pelaksanaannya dalam
SOP dengan aktual tugas yang dilakukan oleh perusahaan
bagian kurir tersebut dalam pelaksanaannya.

Untuk kategori yang kelima yaitu proses pencairan dana


operasional pengiriman barang ketempat tujuan, maksudnya
disini adalah bagian kurir tidak terdapat proses pencairan dana
operasional pengiriman, tetapi pada hasil observasi yang telah
dilakukan oleh kelompok kami, aktual PT D’Kandang Amazing
Farm dalam pelaksanaannya bagian kurir melakukan tugasnya
tidak sesuai dengan SOP yang telah dibuat oleh perusahaan
tersebut, melainkan bagian kurir melaksanakan tugasnya

31
sebelelum melakukan pengiriman barang ketempat yang akan
dituju, kurir meminta dana operasional pengiriman terlebih
dahulu kepadabagian keuangan kemudian setelah itu baru
melaksanakan tugasnya dalam proses pengiriman barang
ketempat tujuan. Hal tersebut nantinya akan berdampak negatif
bagi perusahaan PT D’Kandang Amazing Farm sendiri sehingga
sarannya menurut kelompok kami yang telah observasi deengan
PT D’Kandang Amazing Farm tersebut, kedepannya perusahaan
harus melakukan tugasnya sesuai dengan SOP yang telah
dibuat oleh perusahaan tersebut agar tidak berbeda antara tugas
pelaksanaannya dalam SOP dengan aktual tugas yang dilakukan
oleh perusahaan bagian kurir tersebut dalam pelaksanannya.
Kemudian selanjutnya untuk kategori yang keenam atau kategori
yang terakhir adalah proses pengiriman barang ketempat yang
akan dituju, maksudnya disini adalah bagian kurir melakukan
proses pengiriman barang ketempat tujuan sesuai dengan
ketentuan yang telah berlaku dalam perusahaan tersebut dan
pada hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami,
aktual PT D’Kandang Amazing Farm dalam pelaksanaannya
bagian kurir melakukan pengiriman barang ketempat tujuan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan SOP yang
telah dibuat oleh perusahaan tersebut. ketempat yang akan
dituju sesuai dengan SOP yang dibuat oleh perusahaan tersebut.
Hal tersebut sangat bagus, karena dalam pelaksanaan tugasnya
bagian kurir sudah sesuai dengan SOP yang terdapat dalam
perusahaan tersebut. Demikian analisa kesesuaian SOP dengan
pelaksanaan yang dilakukan oleh PT D’Kandang Amazing Farm
tersebut.

4.3 Biaya Inventory


4.3.1Perhitungan

Tabel 4.3.1 Perhitungan Biaya Pembelian

Frekuensi Harga
No Nama Barang Jumlah Satuan Total Harga
Pemesanan Rp/unit
1 Susu Murni 120 4 Rp/Liter Rp 6,000 Rp 720,000
2 Gula 6 1 Rp/Kg Rp 10,000 Rp 60,000
3 Pewarna Makanan 12 1 Rp/Liter Rp 6,000 Rp 72,000
4 Botol 600 1 Rp/Botol Rp 1,000 Rp 600,000
5 Stiker 600 1 Rp/Unit Rp 250 Rp 150,000
TOTAL Rp 1,602,000

Tabel 4.3.1.2 Perhitungan Biaya Pemesanan

32
Frekuensi
No Nama Barang Ongkos kirim Satuan Total Harga
pemesanan
Ongkos kirim
Susu Murni Rp 12,000 4 Rp/pesan Rp 48,000
1
Gula dan Pewarna Rp 10,000 1 Rp/pesan Rp 10,000
Botol dan Sticker Rp 14,000 1 Rp/pesan Rp 14,000
Biaya Administrasi Pemesanan
2
Biaya Administrasi Rp 20,000 1 Rp/pesan Rp 20,000
TOTAL Rp 92,000

Tabel 4.3.1.3 Perhitungan Biaya Penyimpanan

No Identifikasi Jumlah Satuan/bulan Biaya h Jumlah Biaya


1 Susu Murni 120 Rp/Liter 0.2% Rp 12 Rp 720
2 Gula 6 Rp/Kg 0.2% Rp 20 Rp 60
3 Pewarna Makanan 12 Rp/Unit 0.2% Rp 12 Rp 72
4 Botol 600 Rp/Botol 0.2% Rp 2 Rp 600
5 Stiker 600 Rp/Unit 0.2% Rp 1 Rp 150
6 Susu Pasteurisasi 600 Rp/Botol 0.2% Rp 19 Rp 5,580
7 Depresiasi gudang Rp/tahun Rp 3,600,000 Rp 300,000
8 Depresiasi peralatan Rp/tahun Rp 2,800,000 Rp 233,333
9 Pemeliharaan Gudang Rp/bulan Rp 420,000 Rp 420,000
10 Pemeliharaan Peralatan Rp/bulan Rp 650,000 Rp 650,000
11 Biaya Kadaluarsa Susu Rp/Bulan Rp 186,000 Rp 186,000
TOTAL Rp 1,610,515

Tabel 4.3.1.4 Perhitungan Biaya Kekurangan

No Nama Barang Jumlah Satuan Total Harga


1 Biaya Subcontrac ke PT. Safary Milk 100 Rp 9,800 Rp 980,000
2 Biaya Kehilangan Pelanggan 20 Rp 500 Rp 10,000
TOTAL Rp 990,000

Tabel 4.3.1.5 Perhitungan Biaya Persediaan

Ongkos Ongkos Ongkos Total Biaya


Periode Jumlah Rp/Unit Ongkos Beli
Pesan Simpan Kekurangan Persediaan

Bulan 600 Rp9,300 Rp1,602,000 Rp92,000 Rp1,610,515 Rp 990,000 Rp 4,294,515

4.3.2Analisis

33
Biaya inventory adalah biaya yang di keluarkan ketika adanya
penyimpanan dalam perusahaan tentunya harus di hitung secara
teliti dari setiap aktivitas-aktivitas yang ada. Untuk mencari biaya
inventory atau penyimpanan terlebih dahulu harus mencari biaya
pembelian. Biaya pembelian yang kami cari kami hitung secara
perbulan dan bahan-bahan yang kami beli atau bahan-bahan
yang masuk dalam biaya pembelian adalah yang pertama susu
murni sebanyak 120 liter, yang kedua yaitu gula sebanyak 6kg,
yang ketiga adalah pewarna makanan sebanyak 12unit, yang
keempat adalah botol sebanyak 600 botol, dan yang terakhir
adalah stiker sebanyak 600 pcs, inilah barang-barang yang harus
di beli dan di butuhkan oleh perusahaan perbulannya. Dalam
biaya pembelian perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp.
1.602.000 dengan rincian biaya sebagai berikut.
Susu murni dengan jumlah 120liter dengan frekuensi
pemesanan selama sebulan 4kali dengan harga perliternya
Rp.6000 mendapatkan total harga untuk susu murni sebsar
Rp.720.000 perkali pesan, kemudian gula dengan jumlah yang di
butuhkan 6kg sebulan dengan frekuensi pemesanan sekali
selama sebulan dan harga perkg adalah Rp.10.000 sehingga di
dapatkan hasil untuk biaya pembelian gula adalah Rp.60.000,
selanjutnya adalah biaya pembelian pewarna makanan dalam
sebulan adalah 12unit dengan frekuensi pemesanan sekali
selama sebulan dengan harga Rp.6000 perunitnya dan
didapatkan hasil Rp.72.000 untuk biaya pembelian pewarna
makanan, selanjutnya adalah botol yang akan di gunakan untuk
wadah susu tersebut dengan jumlah pemesanan botol selama
sebulan adalah 600 pcs botol dengan frekuensi pemesanan sekali
selama sebulan dan harga persatu botol adalah Rp.1.000 jadi
total biaya yang di keluarkan untuk biaya pembelian botol adalah
Rp.600.000, yang terakhir adalah stiker yang akan melekat pada
botol dengan jumlah yang sama dengan botol yaitu 600 pcs stiker
dengan frekuensi pemesanan sekali selama sebulan dan harga
persatu stiker adalah Rp.250 dengan total biaya pembelian yang
di keluarkan untuk membeli stiker adalah Rp. 150.000. Inilah
rincian biaya pada biaya pembelian yang memiliki total biaya
pembelian sebesar Rp. 1.602.000. Dalam biaya pembelian disini
menurut kelompok kami hal yang dapat di tekan adalah biaya
pembelian pewarna makanan, sebaiknya perusahaan
menggunakan pewarna makanan tidak terlalu banyak karna
penggunaan sedikitpun sudah dapat memberikan warna pada
susu dan rasa pada susu akan tetap nikmat.

Setelah mencari biaya pembelian, langkah selanjutnya


adalah mencari biaya pemesanan yang kami hitung dengan
frekuensi perbulan. Biaya pemesanan terbagi menjadi dua
elemen yaitu ongkos kirim bahan dan biaya administrasi
pemesanan. Dimana ongkos kirim terdiri dari susu murni dengan

34
biaya per satu kali pesan adalah Rp. 12.000, pada susu murni,
pemesanan di lakukan sebanyak empat kali selama satu bulan.
Karena susu murni dikirim dalam waktu seminggu sekali.
Sehingga di dapatkan total harga pemesanan pada susu murni
adalah Rp. 48.000. Selanjutnya adalah pemesanan gula dan
pewarna makanan yang di lakukan secara bersama dengan biaya
perkali pesan adalah Rp. 10.000 dalam sebulan pemesanan gula
dan pewarna di lakukan sekali. Terakhir adalah biaya untuk
ongkos kirim botol dan stiker yang ongkos kirimnya adalah
Rp.14.000 dan pada pemesanan botol dan sticker di lakukan
hanya sekali selama sebulan.

Selain ongkos kirim yang terlibat dalam biaya pemesanan ada


juga biaya administrasi pemesanan misalnya telepon, internet
tergantung perusahaan yang menerapkannya, dalam perusahaan
yang kami observasi biaya administrasi perkali pesan
diakumulasikan untuk produk pasteurisasi adalah Rp.20.000.
Setelah menghitung ongkos kirim pemesanan dan biaya
administrasi pemesanan di dapatkan total biaya untuk biaya
pemesanan selama sebulan adalah Rp. 92.000. Menurut
kelompok kami hal yang dapat di tekan dari biaya pemesanan
perbulan adalah ongkos kirim untuk susu, frekuensi pemesanan
susu murni menurut kelompok kami dapat di tekan dengan
melakukan pemesanan kurang dari empat kali selama sebulan
sehingga memperkecil biaya yang di keluarkan dalam biaya
pemesanan. Namun, kondisi susu murni yang tidak
memungkinkan bila disimpan dalam jangka waktu sebulan, bisa
dikurangi dengan masa simpan 2 minggu. Sehingga ongkos
pemesanan untuk susu murni hanya dikeluarkan sebanyak 2 kali.

Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menghitung biaya atau


ongkos penyimpanan. Biaya penyimpanan, kami hitung dengan
periode selama satu bulan dan biaya-biaya yang di identifikasi
dalam biaya penyimpanan adalah susu murni 120 liter dengan
asumsi biaya penyimpanan 0,2% di kali dengan harga beli per
liternya yaitu Rp. 6.000 sehingga di peroleh biaya simpan(h)
untuk susu murni adalah Rp.12 dengan jumlah biaya Rp.720.
Begitupula cara untuk menghitung atau mengidentifikasi untuk
gula, pewarna makanan, botol, sticker, susu pasteurisasi dengan
asumsi biaya yang di samakan yaitu 0,2% sehingga untuk gula
dengan jumlah 6kg jumlah biaya Rp. 60 kemudian pewarna
makanan dengan jumlah 12 unit Rp. 72 kemudian botol Rp. 600
dengan jumlah 600 pcs, lalu sticker dengan jumlah 600 pcs dan
jumlah biaya Rp. 150 dan yang terakhir adalah susu pasteurisasi
dengan total biaya Rp. 5.580. Selanjutnya identifikasi yang terlibat
dalam biaya penyimpanan adalah yang pertama biaya depresiasi
gudang yang di keluarkan perusahaan Rp.3.600.000 pertahun
kemudian di jadikan perbulan dengan jumlah biaya Rp. 300.000,

35
yang kedua adalah depresiasi peralatan biaya yang di keluarkan
adalah Rp. 2.800.000 dan di jadikan perbulan yaitu Rp. 233.333,
yang ketiga adalah biaya pemeliharaan gudang dengan jumlah
biaya perbulan sebesar Rp. 420.000 dan yang keempat adalah
biaya pemeliharaan peralatan dengan jumlah biaya perbulan
adalah Rp. 650.000 dan yang terakhir yang terlibat dalam biaya
penyimpanan adalah biaya kadarluasa pada susu yaitu jumlah
biaya perbulan adalah Rp. 186.000. Jadi di dapatkan total
keseluruhan biaya pada biaya penyimpanan perbulan adalah Rp.
1.610.515. Menurut kelompok kami biaya yang dapat di tekan
dalam biaya penyimpanan adalah biaya depresiasi peralatan,
sebaiknya perusahaan dapat menggunakan peralatan yang ada
dengan sebaik-baiknya sehingga mengurangi biaya untuk
depresiasi peralatan.

Selanjutnya adalah menghitung biaya kekurangan, pada


perusahaan yang kami observasi terdapat biaya subcontrac ke
PT. Safary Milk pusat, yaitu dengan harga satuan Rp. 9.800 dan
jumlah susu pasteurisasi yang sering kami subcontrak an
sebanyak 100 botol. Sehingga, total harga yang dikeluarkan
sebesar Rp. 980.000 dan yang kedua biaya kehilangan
pelanggan di perkirakan oleh perusahaan kami sebulan mencapai
20 botol, dengan harga perbotolnya kami asumsikan sebesar Rp.
500. Sehingga, totalnya menjadi Rp. 10.000. Oleh karena itu,
dapat dijumlahkan total biaya kekurangan adalah Rp. 990.000.
Biaya yang dapat di tekan dari biaya kekurangan menurut
kelompok kami adalah biaya kehilangan pelanggan, sebaiknya
perusahaan harus lebih inovatif dan kreatif dalam memasarkan
produknya dan dalam mengembangkan cita rasa produknya.

Yang terakhir adalah mencari total biaya persediaan dari bulan


Januari sampai dengan bulan Desember. Jumlah susu yang di
peroleh setiap bulannya di produksi sebanyak 600 botol perbulan
dengan harga perunitnya Rp. 9.300 dengan ongkos beli
perbulannya Rp. 1.602.000, ongkos pesan perbulannya Rp.
88.000 perbulannya, ongkos simpan Rp. 1.610.515 perbulannya,
ongkos kekurangan Rp. 990.000 perbulannya setelah itu di
dapatkan total biaya persediaan perbulannya adalah Rp.
4.294.515. Maka dari itu jika total biaya persediaan sebulan
adalah Rp. 4.294.515 maka total biaya persediaan selama
setahun adalah Rp. 51.486.184.

36
4.4 Biaya Transportasi
4.4.1Perhitungan

Tabel 4.4.1 Perhitungan Biaya Transportasi

Jakarta
No Elemen Depok Tanggerang Bekasi Bogor
Selatan
1 Jarak Tempuh (Km/Bulan) 24 140 45 100 80

2 Jumlah Hari Kerja (HK/Bulan) 24 24 24 24 24


3 Estimasi Trip (Trip/Bulan) 8 4 1 4 4
4 Biaya BBM (Rp/Liter) Rp 5,150 Rp 5,150 Rp 5,150 Rp 5,150 Rp 5,150
5 Ratio BBM (KM/Liter) 10 10 10 10 10
6 Insentif Driver (Rp/KM) - - - - -
7 Uang Makan Driver (Rp/Hari) Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000 Rp 100,000
8 Driver (Driver/Bulan) 1 1 1 1 1
9 Asisten Driver (Driver/Bulan) 1 1 1 1 1
10 Biaya Tol/Trip (Rp/Bulan) - - Rp 35,000 - -
11 Penyusutan Ban (Rp/KM/Ban) Rp 100 Rp 100 Rp 100 Rp 100 Rp 100
12 Perawatan Truck (Rp/KM) Rp 400 Rp 400 Rp 400 Rp 400 Rp 400

Tabel 4.4.1.1 Elemen Biaya Tetap Transportasi

No Fixed Cost Biaya Satuan


1 Harga Perolehan Truck Isuzu Rp 180,500,000 Rp/Unit
2 Administrasi BPKP dan STNK Rp 2,000,000 Rp/Tahun
3 Pengadaan Ban Rp 3,200,000 Rp/Ban
4 Biaya KIR Rp 210,000 Rp/Tahun
5 Biaya Ijin Usaha per tahun Rp 12,000,000 Rp/Tahun
6 Perpanjangan STNK per tahun Rp 950,000 Rp/Tahun
7 Asuransi Kendaraan Rp 4,800,000 Rp/Bulan
8 Biaya Administrasi Rp 4,500,000 Rp/Bulan
9 Biaya Listrik, Telepon, Internet Rp 2,500,000 Rp/Bulan
10 Biaya Pengembangan SI Rp 1,200,000 Rp/Bulan
11 Management Fee 20% Rp/Bulan

Tabel 4.4.1.2 Elemen Biaya Variabel Transportasi

37
No Variable Cost Biaya Satuan
1 Uang Makan Rp 100,000 Rp/Hari
2 BBM Rp 5,150 Rp/Liter
3 Toll Rp 35,000 Rp/Trip
4 Penyusutan Ban Rp 100 Rp/Km/Ban
5 Perawatan Rp 400 Rp/Km Tabel 4.4.1.3 Perhitungan Biaya Tetap Transportasi

38
BIAYA TETAP TRANSPORTASI Depok Tanggerang Bekasi Jakarta Selatan Bogor
No Item Km/Bulan 24 140 45 100 80
Unit Cost (OTR)
1.1 Truck Rp 180,500,000
1 1.2 BBN Rp 2,000,000
1.3 Tube Rp 12,800,000
Total Investasi/Depresiasi Rp 195,300,000 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500
License
Frekuensi Pembayaran KIR/Tahun 1
2.1 Biaya KIR/Tahun Rp 210,000
Total Biaya KIR/Bulan Rp 17,500
Frekuensi Pembayaran SIU/Tahun 1
2 2.2 Biaya Surat Izin Usaha/Tahun Rp 12,000,000
Total Biaya SIU/Bulan Rp 1,000,000
Frekuensi Pembayaran STNK/Tahun 1
2.3 Biaya STNK/Truck/Tahun Rp 950,000
Total Biaya STNK/Bulan Rp 79,167
Total License Rp 1,096,667 Rp 1,096,667 Rp 1,096,667 Rp 1,096,667 Rp 1,096,667
3 Insurance Rp 400,000 Rp 400,000 Rp 400,000 Rp 400,000 Rp 400,000
Overhead
4.1 Biaya Admin Rp 4,500,000
4 4.2 Biaya Listrik, dll Rp 2,500,000
4.3 Biaya Pengembangan SI Rp 1,200,000
Total GOH Rp 8,200,000 Rp 8,200,000 Rp 8,200,000 Rp 8,200,000 Rp 8,200,000
Total Fixed Cost Rp 12,409,167 Rp 12,409,167 Rp 12,409,167 Rp 12,409,167 Rp 12,409,167

39
Tabel 4.4.1.4 Perhitungan Biaya Variabel Transportasi

Depok Tanggerang Bekasi Jakarta Selatan Bogor


No VARIABLE COST KM/BULAN
24 140 45 100 80
1 Uang Makan 100.000/hari Rp 2,400,000 Rp 2,400,000 Rp 2,400,000 Rp 2,400,000 Rp 2,400,000
2 BBM Ratio 1:10 Rp 12,360 Rp 72,100 Rp 23,175 Rp 51,500 Rp 41,200
3 Toll Rp - Rp - Rp 35,000 Rp - Rp -
4 Penyusutan Ban 100/km Rp 9,600 Rp 56,000 Rp 18,000 Rp 40,000 Rp 32,000
5 Perawatan 400/km Rp 9,600 Rp 56,000 Rp 18,000 Rp 40,000 Rp 32,000
Total Variable Cost Rp 2,431,560 Rp 2,584,100 Rp 2,494,175 Rp 2,531,500 Rp 2,505,200
Total Cost Rp 14,840,727 Rp 14,993,267 Rp 14,903,342 Rp 14,940,667 Rp 14,914,367

Tabel 4.4.1.5 Perhitungan Biaya Transportasi Keseluruhan

40
4.4.2
NO ITEM MONHTLY C
1 Margin (Management FEE) 2,968,145.33 2,998,653.33 2,980,668.
TOTAL Rp 17,808,872 Rp 17,991,920 Rp 17,884,0
RATE/KM Rp 742,036 Rp 128,514 Rp 397,4
Analisis
Biaya operasi kendaraan di definisikan sebagai biaya dari
semua faktor-faktor yang terkait dengan pengoperasian satu
kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Pada
rute perjalanan dalam pengiriman barang yang dilakukan oleh PT
D’Kandang Amazing Farm, kota tujuan untuk proses pengiriman
barang hanya wilayah jabodetabek (Jakarta Selatan, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi) saja.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perhitungan
biaya transportasi adalah yang pertama dapat mengetahui
estimasi perjalanan dalam melakukan proses pengiriman barang.
Asumsi dari PT D’Kandang Amazing Farm sendiri sama untuk
wilayah Jakarta Selatan, Bogor, dan Tangerang yaitu sebanyak 4
kali perjalanan dalam sebulan untuk proses pengiriman barang,
kecuali untuk wilayah Depok yaitu sebanyak 8 kali perjalanan
dalam sebulan dan Bekasi hanya satu kali dalam sebulan,
alasannya karena wilayah Depok tidak terlalu jauh dari letak PT
D’Kandang Amazing Farm sendiri yang berada diwilayah Depok,
sehingga dalam wilayah Depok lebih banyak dalam proses
pengiriman barang dibandingkan dengan wilayah yang lainnya.
Kemudian yang kedua dapat mengetahui jarak tempuh rute
perjalanan dalam proses pengiriman barang.
Asumsi dari PT D’Kandang Amazing Farm sendiri karena PT
tersebut berada di wilayah Depok, sehingga jarak tempuh untuk
wilayah Depok sendiri hanya 3 km, dimana jarak tempuh tersebut
dikalikan dengan estimasi perjalanan yaitu untuk wilayah Depok
sebesar 3 km dikalikan dengan 8 sehingga diperoleh jarak
tempuh untuk wilayah Depok adalah 24 km per bulan.
Selanjutnya untuk jarak tempuh wilayah Tangerang sendiri 35 km,
dimana jarak tempuh tersebut dikalikan dengan estimasi
perjalanan yaitu untuk wilayah Tangerang sebesar 35 km
dikalikan dengan 4 sehingga diperoleh jarak tempuh untuk
wilayah Tangerang adalah 140 km per bulan. Selanjutnya untuk
jarak tempuh wilayah Bekasi sendiri 45 km, dimana jarak tempuh
tersebut dikalikan dengan estimasi perjalanan yaitu 1 kali,
sehingga untuk wilayah Bekasi didapatkan jarak sebesar 45 km.
Selanjutnya untuk jarak tempuh wilayah Jakarta Selatan sendiri
25 km, dimana jarak tempuh tersebut dikalikan dengan estimasi
perjalanan yaitu untuk wilayah Jakarta Selatan sebesar 25 km
dikalikan dengan 4 sehingga diperoleh jarak tempuh untuk
wilayah Jakarta Selatan adalah 100 km per bulan. Selanjutnya
untuk jarak tempuh wilayah Bogor sendiri 20 km, dimana jarak

41
tempuh tersebut dikalikan dengan estimasi perjalanan yaitu untuk
wilayah Bogor sebesar 20 km dikalikan dengan 4 sehingga
diperoleh jarak tempuh untuk wilayah Bekasi adalah 80 km per
bulan.

Langkah selanjutnya yang ketiga adalah dapat mengetahui


jumlah hari kerja per bulan dan asumsi dari PT D’Kandang
Amazing Farm sendiri adalah sama semua yaitu sebanyak 24
jumlah hari kerja dalam sebulan. Hasil tersebut diperoleh dari
banyaknya hari kerja dalam satu minggu yaitu sebanyak 6 hari
dikalikan dengan 4 kali dalam sebulan. Kemudian untuk biaya
bahan bakar minyak sendiri yaitu sebesar Rp 5.150 karena PT
D’Kandang Amazing Farm sendiri menggunakan alat
transportasi truk khusus box bersuhu dingin sehingga
menggunakan bahan bakar minyak solar yang dijual sebesar Rp
5.150 per liter dan rasio bahan bakar minyak disesuaikan
dengan transportasi yang digunakan yaitu sebesar 10 km untuk
satu liter. Kemudian untuk uang makan supir per hari, PT
D’Kandang Amazing Farm memberikan uang makan sebesar
Rp 100.000 dalam sehari. Jumlah supir dan asisten supir di PT
D’Kandang Amazing Farm sebanyak 1 saja untuk supir maupun
asisten supirnya. Kemudian untuk pembayaran toll yang
dikeluarkan PT D’Kandang Amazing Farm hanya untuk wilayah
Bekasi saja, dikarenakan jarak tempuknya yang jauh sehingga
menggunakan toll agar lebih cepat sampai ketempat yang
dituju dan untuk wilayah yang lain menggunakan rute perjalanan
tanpa melewati toll. Kemudian langkah selanjutnya untuk biaya
penyusutan ban sama semua untuk wilayah Jabodetabek, yaitu
sebesar Rp 100 km per jam.
Dan untuk perawatan truck sendiri sebesar Rp 400 per km.
Selanjutnya, diketahui untuk perolehan harga truck Isuzu yaitu
sebesar Rp 180.500.000 dengan perkiraan depresiasi selama 6
tahun. Kemudian untuk biaya administrasi BPKB dan STNK
yaitu sebesar Rp 2.000.000 dan untuk biaya pengadaan ban
sebesar Rp 3.200.000 per ban. Kemudian juga diketahui biaya
administrasi yang didalamnya terdapat biaya KIR yaitu biayanya
sebesar Rp 210.000, biaya Ijin Usaha per tahun yaitu biayanya
sebesar Rp 12.000.000 per tahun, perpanjangan STNK per
tahun yaitu biayanya sebesar Rp 950.000, dan terdapat biaya
asuransi kendaraan per tahun yaitu biayanya sebesar Rp
4.800.000. Selanjutnya juga diketahui biaya overhead yang
didalamnya terdapat biaya administrasi yaitu biayanya sebesar
Rp 4.500.000 per bulan, biaya listrik telepon internet yaitu
biayanya sebesar Rp 2.500.000 per bulan, dan terdapat biaya
pengembangan Sistem Informasi yaitu biayanya sebesar Rp
1.200.000 per bulan dan PT D’Kandang Amazing Farm
menggunakan Management Fee sebesar 20%.

42
Dalam biaya transportasi ini terdapat 2 biaya yang dapat
diidentifikasi yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Langkah awal
dalam melakukan perhitungan biaya tetap adalah menghitung
biaya unit yang didalamnya terdapat biaya truck sendiri yaitu
sebesar Rp 180.500.000, biaya BBN yaitu sebesar Rp
2.000.000, dan biaya Tube yaitu sebesar Rp 12.800.000
sehingga diperoleh total investasi untuk depresiasi kendaraan
selama 6 tahun yaitu sebesar Rp 195.300.000, kemudian untuk
wilayah Jabodetabek memperoleh hasil yang sama yaitu
sebesar Rp 2.712.500. Hasil tersebut diperoleh dari hasil total
investasi untuk depresiasi kendaraan selama 6 tahun yaitu Rp
195.300.000 dibagi dengan 6 (karena depresiasi kendaraan
selama 6 tahun) dan dibagi lagi dengan 12 (diperoleh dari hasil
1 tahun terdapat 12 bulan). Langkah kedua dalam melakukan
perhitungan biaya tetap adalah menghitung biaya license yang
didalamnya terdapat frekuensi pembayaran KIR per tahun yaitu
sebanyak 1 saja dan biaya KIR sebesar Rp 210.000 sehingga
diperoleh total biaya KIR per bulan yaitu sebesar Rp 17.500.
Hasil tersebut diperoleh dari biaya KIR yaitu Rp 210.000 dibagi
dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun terdapat 12 bulan).
Kemudian yang kedua terdapat frekuensi pembayaran SIU per
tahun yaitu sebanyak 1 saja dan biaya SIU sebesar Rp
12.000.000. Sehingga diperoleh total biaya SIU per bulan yaitu
sebesar Rp 1.000.000.
Hasil tersebut diperoleh dari biaya SIU yaitu Rp 12.000.000
dibagi dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun terdapat 12
bulan), dan yang ketiga terdapat STNK Frequently per tahun
yaitu sebanyak 1 saja dan biaya STNK per tahun sebesar Rp
950.000 sehingga diperoleh total biaya STNK per bulan yaitu
sebesar Rp 79.166. Hasil tersebut diperoleh dari biaya STNK
yaitu Rp 950.000 dibagi dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun
terdapat 12 bulan) sehingga diperoleh total lisence untuk
wilayah Jabodetabek memperoleh hasil yang sama yaitu
sebesar Rp 1.096.667. Hasil tersebut diperoleh dari hasil
penjumlahan biaya KIR, biaya SIU , dan biaya STNK dan biaya
insurance untuk wilayah Jabodetabek memperoleh hasil yang
sama yaitu sebesar Rp 400.000. Hasil tersebut diperoleh dari
biaya asuransi kendaraan yaitu sebesar Rp 4.800.000 per tahun
dibagi dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun terdapat 12
bulan). Kemudian langkah selanjutnya dalam melakukan
perhitungan biaya tetap adalah menghitung biaya overhead
yang didalamnya terdapat biaya admin yaitu sebesar Rp
4.500.000, kemudian yang kedua terdapat biaya listrik yaitu
sebesar Rp 2.500.000, dan yang terakhir terdapat biaya
pengembangan sistem informasi yaitu sebesar Rp 1.200.000
sehingga diperoleh total biaya overhead untuk wilayah
Jabodetabek memperoleh hasil yang sama yaitu sebesar Rp
8.200.000.

43
Hasil tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan biaya
administrasi, biaya listrik, dan biaya pengembangan sistem
informasi. Setelah masing-masing biaya sudah dihitung nilainya,
langkah selanjutnya menghitung total biaya fix yaitu diperoleh
hasil sebesar Rp 12.409.167. Hasil tersebut diperoleh dari hasil
penjumlahan total biaya investasi depresiasi selama 6 tahun,
total biaya lisence, total biaya insurance, dan total biaya
overhead.
Selanjutnya biaya yang dapat diidentifikasi yaitu biaya
variabel. Langkah awal dalam perhitungan biaya variabel adalah
biaya uang makan supir dalam melakukan pengiriman barang
untuk wilayah Jabodetabek sama yaitu sebesar Rp 2.400.000.
Hasil tersebut diperoleh dari jumlah hari kerja per bulan yaitu
sebesar 24 dikalikan dengan uang makan supir per hari yaitu
sebesar Rp 100.000. Kemudian langkah kedua dalam
perhitungan biaya variabel adalah biaya bahan bakar minyak
dengan ratio 1:10 dan biaya bahan bakar minyak dalam
melakukan pengiriman barang untuk wilayah Depok yaitu
sebesar Rp 12.360. Hasil tersebut diperoleh dari jarak tempuh
untuk wilayah Depok yaitu sebesar 24 km dikalikan dengan ratio
yaitu sebesar 1:10 dan dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar
minyak per liter yaitu sebesar Rp 5.150. Kemudian biaya bahan
bakar minyak dalam melakukan pengiriman barang untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 72.100. Hasil tersebut
diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah Tangerang yaitu
sebesar 140 km dikalikan dengan ratio yaitu sebesar 1:10 dan
dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar minyak per liter yaitu
sebesar Rp 5.150.
Kemudian biaya bahan bakar minyak dalam melakukan
pengiriman barang untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp
92.700. Hasil tersebut diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar 180 km dikalikan dengan ratio yaitu
sebesar 1:10 dan dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar
minyak per liter yaitu sebesar Rp 5.150. Kemudian biaya bahan
bakar minyak dalam melakukan pengiriman barang untuk
wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp 51.500. Hasil tersebut
diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu
sebesar 100 km dikalikan dengan ratio yaitu sebesar 1:10 dan
dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar minyak per liter yaitu
sebesar Rp 5.150.
Kemudian biaya bahan bakar minyak dalam melakukan
pengiriman barang untuk wilayah Bogor yaitu sebesar Rp
41.200. Hasil tersebut diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah
Bogor yaitu sebesar 80 km dikalikan dengan ratio yaitu sebesar
1:10 dan dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar minyak per
liter yaitu sebesar Rp 5.150. Kemudian biaya toll dalam
melakukan pengiriman barang hanya digunakan untuk wilayah
Bekasi saja, dikarenakan jarak tempuh yang jauh yaitu sebesar

44
Rp 140.000. Hasil tersebut diperoleh dari estimasi perjalanan
yaitu sebesar Rp 4 kali perjalanan dalam sebulan dikalikan
dengan biaya toll per bulan yaitu sebesar Rp 35.000. Kemudian
biaya penyusutan ban dalam melakukan pengiriman barang
sama, untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 9.600 per km.
Hasil tersebut diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu
sebesar Rp 100 km per ban dikalikan dengan 4 kali dalam
sebulan dan dikalikan lagi dengan jarak tempuh untuk wilayah
Depok yaitu sebesar 24 km. Kemudian untuk wilayah
Tangerang yaitu sebesar Rp 56.000 per km. Hasil tersebut
diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu sebesar Rp 100 km
per ban dikalikan dengan 4 kali dalam sebulan dan dikalikan lagi
dengan jarak tempuh untuk wilayah Tangerang yaitu sebesar
140 km.
Kemudian untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp 72.000 per
km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu
sebesar Rp 100 km per ban dikalikan dengan 4 kali dalam
sebulan dan dikalikan lagi dengan jarak tempuh untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar 180 km. Kemudian untuk wilayah Jakarta
Selatan yaitu sebesar Rp 40.000 per km. Hasil tersebut
diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu sebesar Rp 100 km
per ban dikalikan dengan 4 kali dalam sebulan dan dikalikan lagi
dengan jarak tempuh untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu
sebesar 100 km. Kemudian untuk wilayah Bogor yaitu sebesar
Rp 32.000 per km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya
penyusutan ban yaitu sebesar Rp 100 km per ban dikalikan
dengan 4 kali dalam sebulan dan dikalikan lagi dengan jarak
tempuh untuk wilayah Bogor yaitu sebesar 80 km.
Kemudian biaya perawatan ban dalam melakukan
pengiriman barang sama, untuk wilayah Depok yaitu sebesar
Rp 9.600 per km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya perawatan
truck yaitu sebesar Rp 400 km dikalikan dengan jarak tempuh
untuk wilayah Depok yaitu sebesar 24 km. Kemudian untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 56.000 per km. Hasil
tersebut diperoleh dari biaya perawatan truck yaitu sebesar Rp
400 km dikalikan dengan jarak tempuh untuk wilayah
Tangerang yaitu sebesar 140 km. Kemudian untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar Rp 72.000 per km. Hasil tersebut diperoleh
dari biaya perawatan truck yaitu sebesar Rp 400 km dikalikan
dengan jarak tempuh untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar 180
km. Kemudian untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp
40.000 per km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya perawatan
truck yaitu sebesar Rp 400 km dikalikan dengan jarak tempuh
untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar 100 km. Kemudian
untuk wilayah Bogor yaitu sebesar Rp 32.000 per km. Hasil
tersebut diperoleh dari biaya perawatan truck yaitu sebesar Rp
400 km dikalikan dengan jarak tempuh untuk wilayah Bogor
yaitu sebesar 80 km. Setelah selesai dihitung, langkah

45
selanjutnya menghitung total biaya variabel, untuk wilayah
Depok yaitu sebesar Rp 2.431.560, untuk wilayah Tangerang
yaitu sebesar Rp 2.584.100, untu wilayah Bekasi yaitu sebesar
Rp 2.776.700, unyu wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp
2.531.500, dan untuk wilayah Bogor yaitu sebesar Rp
2.505.200. Hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan biaya
uang makan, bahan bakar minyak, toll, penyusutan ban, dan
perawatan ban. Kemudian langkah selanjutnya menghitung total
biaya, untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 14.840.727, untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 14.993.267, untu wilayah
Bekasi yaitu sebesar Rp 15.185.867, unyu wilayah Jakarta
Selatan yaitu sebesar Rp 14.940.667, dan untuk wilayah Bogor
yaitu sebesar Rp 14.914.367. Hasil tersebut diperoleh dari
penjumalahan total biaya fix dan total biaya variabel.
Langkah selanjutnya untuk menghitung manajemen fee,
untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 2.968.145,33, untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 2.998.653,33, untuk
wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp 3.037.173,33, untuk wilayah
Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp 2.988.133,33, dan untuk
wilayah Bogor yaitu sebesar Rp 2.982.873,33. Hasil tersebut
diperoleh dari manajemen fee yaitu 20% dikalikan dengan total
biaya dari masing-masing wilayah. Kemudian Total manajemen
fee untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 17.808.872, untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 17.991.920, untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar Rp 18.223.040, untuk wilayah Jakarta
Selatan yaitu sebesar Rp 17.928.800, dan untuk wilayah Bogor
yaitu sebesar Rp 17.897.240. Hasil tersebut diperoleh dari
penjumlahan total biaya dan manajeen fee dari masing-masing
wilayah. Kemudian untuk rate/km untuk wilayah Depok yaitu
sebesar Rp 742.036, untuk wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp
128.514, untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp 101.239, untuk
wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp 179.288, dan untuk
wilayah Bogor yaitu sebesar Rp 223.716. Hasil tersebut di
peroleh dari total manajement fee dibagi jarak tempuh masing-
masing wilayah.
Sehingga dalam menentukan biaya transportasi, harus
mengidentifikasi terlebih dahulu biaya-biaya yang termasuk
kedalam biaya fix dan biaya-biaya yang termasuk kedalam
biaya variabel kemudian melakukan pengolahan data dari
masing-masing biaya serta rute perjalanan yang akan dituju dan
mengasumsi pengolahan data tersebut kedalam perhitungan
yang disesuaikan dengan perusahaan agar dalam melakukan
pengiriman barang ketempat yang akan dituju tidak rugi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

46
Berdasarkan uraian data, analisis dan hasil observasi kami pada
PT. D'Kandang Amazing Farm, dapat disimpulkan bawa dalam
menjalankan usahanya, perusahaan tersebut mengeluarkan biaya
untuk inventory atau persediaan sebesar Rp. 4.294.515, biaya
transportasi sebesar Rp. 17.897.240. Dan dari biaya yang
dikeluarkan, terdapat biaya - biaya yang mungkin dapat ditekan untuk
memaksimalkan profit.
Selain biaya - biaya yang dikeluarkan tersebut, kami dapat
menarik sebuah kesimpulan bawa PT. D'Kandang Amazing Farm
membuat SOP untuk proses penyimpanan dan proses transportasi &
delivery.
Namun, dalam keadaan aktualnya, PT. D'Kandang Amazing Farm
melaksanakan proses penyimpanan dan transportasi tanpa
berpatokan pada SOP yang dibuatnya, melainkan dijalankan sesuai
kondisi perusahaan atau situasional saat proses inventory dan
transportasi berlangsung

5.2 Saran

Berdasarkan hal - hal yang terjadi diperusahaan, kelompok kami


memiliki beberapa masukan atau saran yang mungkin dapat
dipertimbangkan, diantaranya adalah sebagainya berikut :

1. PT. D'Kandang Amazing Farm sebaiknya segera menyesuaikan


aktivitas yang dilakukan dengan standard operating procedure
yang sebelumnya telah dibuat, atau mengubah standard
operating procedure sesuai dengan aktivitas yang dilakukannya
2. PT. D'Kandang Amazing Farm sebaiknya memperhatikan setiap
aktivitas - aktivitas yang biayanya dapat ditekan.

DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata, Abas, 2001, Akuntansi dan Analisi Biaya, Jakarta, Rineka


Cipta.

47
Nafarin, M, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.

Modul 3 Tata Hitung Ongkos Logistik

Budi Santoso, 2010. Biaya Logistik. http://repository.usu.ac.id/. 12


November 2017

Portal Logistik. 2011. Biaya Persediaan pada Industri Manufaktur.


http://supplychainindonesia.com/new/biaya-logistik-agregat. 12 November
2017

LAMPIRAN (Data dan Dokumen)

48
49
50

Anda mungkin juga menyukai