Disusun oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan pada kehadirat Allah S.W.T yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan observasi
ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................1
1.2 Tujuan Manfaat Tugas Besar................................................3
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Biaya Logistik........................................................................5
2.2 Biaya Inventori.......................................................................6
2.3 Biaya Transportasi dan Distribusi.........................................8
BAB III IDENTIFIKASI AWAL
3.1 Profil Perusahan....................................................................9
3.2 Identifikasi Dan Alur Proses Aktivitas Logistik Perusahaan
3.2.1 Alur Proses Setiap Aktivitas Logistic.........................15
3.2.2 Aktivitas Inventori......................................................17
3.2.3 Aktivitas Transportasi Dan Distribusi........................18
3.3 Identifikasi Biaya Logistic
3.3.1 Biaya Inventory.........................................................19
3.3.2 Biaya Transportasi....................................................19
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BIAYA LOGISTIK
4.1 Analisis Aktivitas Logistic (Sop).............................................21
4.2 (Sop, Kesesuaian Sop Dan Pelaksanaan)............................24
4.3 Biaya Inventori.......................................................................30
4.3.1 Perhitungan...............................................................30
4.3.2 Analisis......................................................................32
4.4 Biaya Transportasi.................................................................35
4.4.1 Perhitungan...............................................................35
4.4.2 Analisis......................................................................38
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan............................................................................44
5.2 Saran.....................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................45
LAMPIRAN (Data dan Dokumen).......................................................46
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Secara sederhana bila masing-masing dimensi mempunyai skala
tinggi dan rendah. Maka kondisi “biasa saja” akan terjadi bila
organisasi memiliki keunggulan yang rendah pada nilai dan biaya.
Sementara kondisi “lebih murah” terjadi bila organisasi mempunyai
keunggulan biaya. Sebuah organisasi akan disebut “lebih baik” bila
mempunyai keunggulan nilai yang dapat memuaskan pelanggannya.
Organisasi “unggul” terjadi bila mempunyai keunggulan yang tinggi
baik pada nilai maupun biaya.
2
mengapa manajemen jaringan logistik menjadi sulit. Pertama adalah
perbedaan kepentingan antara pelaku yang terlibat. Benturan
kepentingan yang terbesar adalah pendapatan bagi sebuah pemain
merupakan pengeluaran bagi yang lain. Belum lagi ada benturan
dalam operasional misalnya mengantarkan barang dalam volume
besar atau volume kecil. Alasan kedua adalah ketidakpastian yang
terjadi di sepanjang rantai pasok, mulai dari ketidakpastian
permintaan, ketersediaan bahan baku, keandalan mesin, sampai
gangguan alam. Alasan ketiga adalah kerumitan sistem logistik
semakin meningkat bukan saja jenis dan jumlah barang, banyaknya
mitra bisnis, tetapi temasuk regulasi dan perkembangan teknologi.
(Sumber : http://repository.usu.ac.id/)
a. Bagi mahasiswa
3
1. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam bidang yang
diobservasi khususnya bagian Tata Hitung Ongkos
Logistik secara teoritis maupun aplikasi.
2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain yang
tertarik dengan objek yang sama untuk diteliti.
3. Dapat membandingkan teori yang didapatkan didunia
perkuliahan dengan kenyataan yang ada dalam hal ini
perusahaan.
4. Sebagai persyaratan dalam mencapai kelulusan pada
mata kuliah Tata Hitung Ongkos Logistik.
5. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia
kerja yang akan kita hadapi di masa yang akan datang.
b. Bagi industri
4
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Biaya Logistik
5
tambah yang dihasilkan dari aktivitas logistik perusahaan terhadap
produk atau jasa yang dihasilkan, menjadi penting bagi Supply Chain
Manager dalam melakukan perbaikan kinerja logistik dan upaya untuk
melakukan penurunan biaya logistik.
(Sumber : http://supplychainindonesia.com/new/biaya-logistik-
agregat/)
a. Biaya Pemesanan
Biaya Pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait
langsung dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh
perusahaan. Hal yang diperhitungkan di dalam biaya pemesanan
adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa jumlah unit
yang dipesan pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari
biaya pemesanan antara lain :
1. Biaya persiapan pembelian
2. Biaya pembuatan faktur
3. Biaya ekspedisi dan administrasi
4. Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali
pembelian
5. Biaya biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi
pembelian.
6
Biaya pemesanan ini seringkali disebut sebagai biaya persiapan
pembelian, set up cost, procurement cost. Pada prinsipnya biaya
pemesanan ini akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian
yang dilaksanakan dalam perusahaan.
b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang
disimpan di dalam perusahaan. Beberapa contoh dari biaya
penyimpanan antara lain:
1. Biaya simpan bahan
2. Biaya asuransi bahan
3. Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan
4. Biaya pemeliharaan bahan
5. Biaya pengepakan kembali
6. Biaya kerugian penyimpanan
7. Biaya sewa gudang per satuan unit bahan
8. Risiko tidak terpakainya bahan karena usang
9. Biaya biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang
disimpan.
7
a. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
1. Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang
hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi
(Cost of capital).
2. Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak
(Cost of storage).
Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan. -
Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of
obsolescence, deterioration and loss).
b. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
1. Biaya pemesanan khusus.
2. Selisih harga
3. Biaya kehilangan penjualan
4. Biaya kehilangan langganan
5. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan
sebagainya.
c. Biaya sistemik - Biaya perbaikan sistem inventori (sistem
informasi, peralatan, database, dll)
Sehingga biaya total Persediaan dapat dihitung sebagai:
8
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan hasil keluaran.
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
BAB III
IDENTIFIKASI AWAL
9
PT D’kandang Amazing Farm didirikan oleh Bapak H.
Marwan yang awalnya adalah seorang pengusaha sapi perah
dan sapi potong pada tahun 1983 sampai dengan 1995. PT
D’kandang dibangun diatas tanah seluas 8 hektar yang
mernpunyai banyak wahana ekowisata edukasi bernuansa
nyaman dan asri serta penuh unsur permainan. Kegiatan
awalnya adalah membantu proses awal pengolahan ternak
hewan perah (sapi).
Pada tahun 2002, Bapak H. Marwan mengalami sakit-
sakitan dan akhirnya usaha ini pun diteruskan oleh anaknya.
Setelah 1 tahun anaknya menjalani usaha, Bapak H. Marwan
meninggal dan usaha itu pun pada akhirnya dibeli oleh Ibu
Creatna Ella Yustisia, seorang akuntan muda alumni
Universitas Trisakti. Semenjak saat itu, Ibu Creatna pun
memulai usaha bisnis itu dengan teman bisnisnya yang sudah
punya pengalaman di bidang perternakan.
Didasari dengan niat dan tekad yang besar, juga
pengalaman yang cukup untuk memulai usaha disertai dengan
modal yang relative kecil maka Ibu Creatna Ella Yustisia
mengubaha usaha yang pada awalnya hanya sebatas
peternakan sapi menjadi sebuah tempat edukasi untuk
masyarakat umum. Tempat tersebut diberi nama PT
D’kandang Amazing Farm. Kegiatan pada tempat ini tidak
hanya sebatas pada kegiatan edukasi peternakan. Melainkan
terdapat berbagai wahana permainan dan pabrik didalamnya,
termasuk pabrik susu dengan brand Safary Milk didalamnya.
PT D’kandang Amazing Farm didirikan dengan
mengantongi izin dari dinas perdagangan kota Depok berupa
Surat Izin Usaha (SIUP) No.188/sk/003-DIPA/2005, dan sejak
saat itu Ibu Creatna Ella Yustisia dapat menjalankan usahanya
dan mempunyai meja dagang atau kedudukan tempat usaha
yang sah menurut peraturan pemerintah kota Depok.
Untuk waktu operasional, PT D’kandang buka setiap hari
mulai pukul 09.00-16.00 WIB kecuali hari Jumat. Dalam
menjalankan usahanya, PT D’kandang Amazing Farm
awalnya dibantu oleh lima orang karyawan saja, namun pada
tahun-tahun berikutnya jumlah karyawan semakin meningkat.
Hal tersebut dilakukan ntuk mengatasi tingkat penjualan.
Jumlah seluruh karyawan yang ada pada PT. D’Kandang
Amazing Fram saat ini yaitu 93 orang. Namun untuk
departemen produksi safary Milk sendiri, hanya terdapat 7
orang karyawan, yang diantaranya adalah 2 staff produksi, 2
staff packaging, supervisor produksi, tour guide, dan bagian
pemeliharaan.Untuk karyawan diluar dari perusahaan terdapat
2 orang karyawan, yakni dikhususkan untuk mencari rumput.
Seiring dengan perkembangan usahanya yang ditunjukan,
semakin banyak konsumen yang menjadi pelanggan PT
D’kandang Amazing Farm.
10
Pada awal didirikan, setiap minggu PT. D’Kandang hanya
bisa melayani 25 liter meningkat menjadi 30 liter setiap
minggu. Sehingga penghasilan pada PT D’kandang Amazing
Farm pun meningkat hingga puluhan juta rupiah per bulannya.
1. Supervisor Produksi
2. Staff Produksi
3. Staff Packaging
4. Staff Gudang
5. Tour Guide
6. Pemeliharaan
11
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi pada
PT.D’Kandang Amazing Farm untuk departemen food and
beverage “Safary Milk” :
12
Gambar 3.1.5 Produk Safary Milk
1. Susu Pasteurisasi
2. Youghurt dalam Kemasan
3. Youghurt Stick
4. Susu Kambing Etawa Sachet
5. Sosis Ayam dan Sapi
13
6. D’Crunch
14
3.2.1.1 Alur Proses Inventory
15
STANDARD OPERATING PROCEDURE INVENTORY PROCESS
PT. D'KANDANG AMAZING FARM
2017
Mulai
Yes
Jika sesuai, admin gudang
Warehouse melakukan input data penerimaan
Purchase
Input data Order barang, jika tidak sesuai, maka
barang akan dikembalikan ke
supplier
Selesai
16
STANDARD OPERATING PROCEDURE TRANSPORTATION AND DISTRIBUTION PROCESS
PT. D'KANDANG AMAZING FARM
2017
Aktivitas Dokumen PIC Keterangan
Mulai
Barang
yang akan
di kirim
Bagian gudang mempersiapkan
barang yang akan di kirim dan
dokumennya. Kurir menyiapkan
Warehouse & Kurir
Persiapan kendaraan yang akan digunakan
untuk pengiriman
Yes
Kurir meminta tanda tangan
Pengiriman Dokumen Kurir konsumen sebagai bukti bahwa
Berhasil Tanda barang telah sampai ke tempat
tujuan melalui dokumen tanda
terima
Selesai
3 . 2 . 2 Aktivitas Inventori
17
No Kategori Aktivitas Keterangan
Penerimaan Susu Murni dilakukan setiap
Penerimaan Susu Murni
hari senin pukul 16.00 WIB
Penerimaan Gula, Penerimaan bahan baku tersebut
Pewarna, Botol, Sticker dilakukan setiap tanggal 2
18
No Kategori Aktivitas Keterangan
Kurir melakukan pemeriksaan air aki
Periksa Air Radiator sebelum melakukan pengiriman
barang setiap sebulan sekali
Kurir melakukan pemeriksaan bahan
bakar setiap pukul 16.00 WIB sebelum
Periksa BBM
keesokan harinya dilakukan
Preparation Truck
1 pengiriman barang
Pendingin
Kurir melakukan pemeriksaan minyak
Periksa Minyak Rem rem sebelum melakukan pengiriman
barang setiap sebulan sekali
Kurir melakukan pemeriksaan suhu
Periksa Suhu Container
setiap sebelum dilakukan pengiriman
Pendingin
barang
Kurir meminta dokumen PO dan DO
Preparation Surat - Persiapan dokumen PO
2 pada admin warehouse untuk dibawa
Surat dan DO
saat pengiriman barang
Pengambilan dana
Pencairan DP (Dana kurir meminta dana operasional
3 untuk operasional
Pengiriman) pengiriman kepada bagian keuangan
pengiriman
Kurir mengirim barang sesuai dengan
Proses Pengiriman urutan pengiriman yang diperintahkan
oleh bagian warehouse
Kurir menurunkan barang sesuai
dengan pesanan konsumen
19
Biaya Karakteristik Satuan
No Rincian Biaya Biaya
Inventory Biaya Biaya
Biaya Susu Murni Variabel Rp/Liter Rp 6,000
Biaya Gula Variabel Rp/Kg Rp 10,000
Biaya
1
Pembelian Biaya Pewarna Makanan Variabel Rp/Liter Rp 6,000
Biaya Botol Variabel Rp/Unit Rp 1,000
Biaya Stiker/Label Variabel Rp/Unit Rp 250
Biaya Ongkos Kirim Variabel Rp/Unit Rp 68,000
Biaya
2 Biaya Telepon Semi Variabel Rp/Bulan
Pemesanan Rp 20,000
Biaya Listrik Semi Variabel Rp/Bulan
Biaya Biaya Fasilitas Penyimpanan Fix Rp/Bulan Rp 8,000,000
3 Penyimpan Biaya Pemeliharaan Fix Rp/Bulan Rp 2,000,000
an Biaya Kadaluarsa Susu Variabel Rp/Unit Rp 186,000
Biaya Biaya Subcontrac ke PT. Safary Milk Variabel Rp/Unit Rp 9,800
4
Kekurangan Biaya Kehilangan Pelanggan Variabel Rp/Unit Rp 500
3.3.2 Biaya Transportasi
20
No Variable Cost Biaya Satuan
1 Uang Makan Rp 100,000 Rp/Hari
2 BBM Rp 5,150 Rp/Liter
3 Toll Rp 35,000 Rp/Trip
4 Penyusutan Ban Rp 100 Rp/Km/Ban
5 Perawatan Rp 400 Rp/Km
21
BAB IV
22
4.1.2SOP Transportasi
23
laksanakan, setelah itu saat pengiriman tiba dan barang akan di
berikan terlebih dahulu kurir harus mengecek kelayakan barang
tersebut, jika terdapat reject kurir akan segera menukarnya
karena kurir telah membawa barang antisipasi yang akan di
gunakan apabila di dapatkan barang yang reject, tetapi jika tidak
ada barang yang reject barang dapat langsung di berikan dengan
dokumen yang terlibat yaitu dokumen serah terima. Dalam
dokumen serah terima, kurir diminta untuk mengisi nama jelasm
tanggal, alamat, serta tanda tangan konsumen yang menerima
barang kiriman. Serta memberikan dokumen dan meminta
pembayaran, apabila barang yang dikirim belum dibayar oleh
konsumen.
24
4.2 Kesesuaian SOP
4.2.1Kesesuaian SOP Inventory
25
inventory dengan membandingkan standar SOP yang ada
dengan keadaan aktual yang terjadi pada perusahaan.
26
peletakkan bahan baku yang akan di simpan di siapkan oleh
admin gudang sesuai dengan metode First Expired First Out
dimana barang yang lebih dahulu mendekati tanggal expired
maka barang tersebutlah yang akan di distribusikan terlebih
dahulu. Seperti itulah perbandingan proses persiapan
penyimpanan berdasarkan standar yang ada di perusahaan
dengan keadaan akutual yang terjadi pada perusahaan.
27
4.2.2 Kesesuaian SOP Transportasi
28
No Kategori Standar Aktual
Pada SOP transportasi
yang dibuat oleh PT.
Preparation Barang D'Kandang Amazing
1 Sesuai
yang Akan Dikirim Farm, bagian warehouse
mempersiapkan barang
yang akan dikirim
Pada SOP transportasi
yang dibuat oleh PT.
D'Kandang Amazing
Preparation
2 Farm, admin warehouse Sesuai
Dokumen
mempersiapkan dokumen
PO dan DO sesuai dengan
barang yang akan dikirim
Pada SOP transportasi
yang dibuat oleh PT.
D'Kandang Amazing
Preparation
Farm, kurir mengecek dan
3 Kendaraan yang Sesuai
mempersiapkan
Akan Digunakan
kendaraan yang akan
digunakan untuk proses
pengiriman
Pada SOP transportasi
Pada keadaan aktual, kurir
yang dibuat oleh PT.
mengirimkan barang
D'Kandang Amazing
4 Penentuan Lokasi sesuai dengan perintah
Farm, Kurir menentukan
atasan yaitu bagian
lokasi pengiriman yang
warehouse
terdekat
Pada SOP transportasi Pada keadaan aktual,
yang dibuat oleh PT. setiap sebelum melakukan
Proses Pencairan
D'Kandang Amazing pengiriman kurir meminta
5 Dana Operasional
Farm, tidak terdapat dana operasional
Pengiriman
proses pencairan dana pengiriman kepada
operasional pengiriman bagian keuangan
Kurir melakukan
pengiriman barang
6 Proses Pengiriman ketempat tujuan sesuai Sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku
29
menyelesaikan tugasnya dan mengurangi tingkat kesalahan
serta kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai
yang terkait dalam melaksanakan tugasnya. Adapun tujuan SOP
sendiri salah satunya adalah agar pegawai yang tekait
mengetahui dengan jelas peran dan fungsi dari tiap-tiap posisi
dalam perusahaan tersebut serta dapat memperjelas alur tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dari petugas pegawai yang
terkait.
30
tidak. Jika dalam kondisi baik, maka kendaraan bisa langsung
digunakan untuk proses pengiriman ketempat tujuan, jika tidak
dalam kondisi yang tidak memungkinkan atau dalam kondisi
butuh perawatan, maka kurir harus mempersiapkan untuk
menggunakan kendaraan lain dalam proses pengiriman
ketempat yang akan dituju dan pada hasil observasi yang telah
dilakukan oleh kelompok kami, aktual PT D’Kandang Amazing
Farm dalam pelaksanaannya kurir mempersiapkan kendaraan
yang akan digunakan dalam proses pengiriman ketempat yang
akan dituju sesuai dengan SOP yang dibuat oleh perusahaan
tersebut. Hal tersebut sangat bagus, karena dalam pelaksanaan
tugasnya bagian kurir sudah sesuai dengan SOP yang terdapat
dalam perusahaan tersebut.
31
sebelelum melakukan pengiriman barang ketempat yang akan
dituju, kurir meminta dana operasional pengiriman terlebih
dahulu kepadabagian keuangan kemudian setelah itu baru
melaksanakan tugasnya dalam proses pengiriman barang
ketempat tujuan. Hal tersebut nantinya akan berdampak negatif
bagi perusahaan PT D’Kandang Amazing Farm sendiri sehingga
sarannya menurut kelompok kami yang telah observasi deengan
PT D’Kandang Amazing Farm tersebut, kedepannya perusahaan
harus melakukan tugasnya sesuai dengan SOP yang telah
dibuat oleh perusahaan tersebut agar tidak berbeda antara tugas
pelaksanaannya dalam SOP dengan aktual tugas yang dilakukan
oleh perusahaan bagian kurir tersebut dalam pelaksanannya.
Kemudian selanjutnya untuk kategori yang keenam atau kategori
yang terakhir adalah proses pengiriman barang ketempat yang
akan dituju, maksudnya disini adalah bagian kurir melakukan
proses pengiriman barang ketempat tujuan sesuai dengan
ketentuan yang telah berlaku dalam perusahaan tersebut dan
pada hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami,
aktual PT D’Kandang Amazing Farm dalam pelaksanaannya
bagian kurir melakukan pengiriman barang ketempat tujuan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan SOP yang
telah dibuat oleh perusahaan tersebut. ketempat yang akan
dituju sesuai dengan SOP yang dibuat oleh perusahaan tersebut.
Hal tersebut sangat bagus, karena dalam pelaksanaan tugasnya
bagian kurir sudah sesuai dengan SOP yang terdapat dalam
perusahaan tersebut. Demikian analisa kesesuaian SOP dengan
pelaksanaan yang dilakukan oleh PT D’Kandang Amazing Farm
tersebut.
Frekuensi Harga
No Nama Barang Jumlah Satuan Total Harga
Pemesanan Rp/unit
1 Susu Murni 120 4 Rp/Liter Rp 6,000 Rp 720,000
2 Gula 6 1 Rp/Kg Rp 10,000 Rp 60,000
3 Pewarna Makanan 12 1 Rp/Liter Rp 6,000 Rp 72,000
4 Botol 600 1 Rp/Botol Rp 1,000 Rp 600,000
5 Stiker 600 1 Rp/Unit Rp 250 Rp 150,000
TOTAL Rp 1,602,000
32
Frekuensi
No Nama Barang Ongkos kirim Satuan Total Harga
pemesanan
Ongkos kirim
Susu Murni Rp 12,000 4 Rp/pesan Rp 48,000
1
Gula dan Pewarna Rp 10,000 1 Rp/pesan Rp 10,000
Botol dan Sticker Rp 14,000 1 Rp/pesan Rp 14,000
Biaya Administrasi Pemesanan
2
Biaya Administrasi Rp 20,000 1 Rp/pesan Rp 20,000
TOTAL Rp 92,000
4.3.2Analisis
33
Biaya inventory adalah biaya yang di keluarkan ketika adanya
penyimpanan dalam perusahaan tentunya harus di hitung secara
teliti dari setiap aktivitas-aktivitas yang ada. Untuk mencari biaya
inventory atau penyimpanan terlebih dahulu harus mencari biaya
pembelian. Biaya pembelian yang kami cari kami hitung secara
perbulan dan bahan-bahan yang kami beli atau bahan-bahan
yang masuk dalam biaya pembelian adalah yang pertama susu
murni sebanyak 120 liter, yang kedua yaitu gula sebanyak 6kg,
yang ketiga adalah pewarna makanan sebanyak 12unit, yang
keempat adalah botol sebanyak 600 botol, dan yang terakhir
adalah stiker sebanyak 600 pcs, inilah barang-barang yang harus
di beli dan di butuhkan oleh perusahaan perbulannya. Dalam
biaya pembelian perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp.
1.602.000 dengan rincian biaya sebagai berikut.
Susu murni dengan jumlah 120liter dengan frekuensi
pemesanan selama sebulan 4kali dengan harga perliternya
Rp.6000 mendapatkan total harga untuk susu murni sebsar
Rp.720.000 perkali pesan, kemudian gula dengan jumlah yang di
butuhkan 6kg sebulan dengan frekuensi pemesanan sekali
selama sebulan dan harga perkg adalah Rp.10.000 sehingga di
dapatkan hasil untuk biaya pembelian gula adalah Rp.60.000,
selanjutnya adalah biaya pembelian pewarna makanan dalam
sebulan adalah 12unit dengan frekuensi pemesanan sekali
selama sebulan dengan harga Rp.6000 perunitnya dan
didapatkan hasil Rp.72.000 untuk biaya pembelian pewarna
makanan, selanjutnya adalah botol yang akan di gunakan untuk
wadah susu tersebut dengan jumlah pemesanan botol selama
sebulan adalah 600 pcs botol dengan frekuensi pemesanan sekali
selama sebulan dan harga persatu botol adalah Rp.1.000 jadi
total biaya yang di keluarkan untuk biaya pembelian botol adalah
Rp.600.000, yang terakhir adalah stiker yang akan melekat pada
botol dengan jumlah yang sama dengan botol yaitu 600 pcs stiker
dengan frekuensi pemesanan sekali selama sebulan dan harga
persatu stiker adalah Rp.250 dengan total biaya pembelian yang
di keluarkan untuk membeli stiker adalah Rp. 150.000. Inilah
rincian biaya pada biaya pembelian yang memiliki total biaya
pembelian sebesar Rp. 1.602.000. Dalam biaya pembelian disini
menurut kelompok kami hal yang dapat di tekan adalah biaya
pembelian pewarna makanan, sebaiknya perusahaan
menggunakan pewarna makanan tidak terlalu banyak karna
penggunaan sedikitpun sudah dapat memberikan warna pada
susu dan rasa pada susu akan tetap nikmat.
34
biaya per satu kali pesan adalah Rp. 12.000, pada susu murni,
pemesanan di lakukan sebanyak empat kali selama satu bulan.
Karena susu murni dikirim dalam waktu seminggu sekali.
Sehingga di dapatkan total harga pemesanan pada susu murni
adalah Rp. 48.000. Selanjutnya adalah pemesanan gula dan
pewarna makanan yang di lakukan secara bersama dengan biaya
perkali pesan adalah Rp. 10.000 dalam sebulan pemesanan gula
dan pewarna di lakukan sekali. Terakhir adalah biaya untuk
ongkos kirim botol dan stiker yang ongkos kirimnya adalah
Rp.14.000 dan pada pemesanan botol dan sticker di lakukan
hanya sekali selama sebulan.
35
yang kedua adalah depresiasi peralatan biaya yang di keluarkan
adalah Rp. 2.800.000 dan di jadikan perbulan yaitu Rp. 233.333,
yang ketiga adalah biaya pemeliharaan gudang dengan jumlah
biaya perbulan sebesar Rp. 420.000 dan yang keempat adalah
biaya pemeliharaan peralatan dengan jumlah biaya perbulan
adalah Rp. 650.000 dan yang terakhir yang terlibat dalam biaya
penyimpanan adalah biaya kadarluasa pada susu yaitu jumlah
biaya perbulan adalah Rp. 186.000. Jadi di dapatkan total
keseluruhan biaya pada biaya penyimpanan perbulan adalah Rp.
1.610.515. Menurut kelompok kami biaya yang dapat di tekan
dalam biaya penyimpanan adalah biaya depresiasi peralatan,
sebaiknya perusahaan dapat menggunakan peralatan yang ada
dengan sebaik-baiknya sehingga mengurangi biaya untuk
depresiasi peralatan.
36
4.4 Biaya Transportasi
4.4.1Perhitungan
Jakarta
No Elemen Depok Tanggerang Bekasi Bogor
Selatan
1 Jarak Tempuh (Km/Bulan) 24 140 45 100 80
37
No Variable Cost Biaya Satuan
1 Uang Makan Rp 100,000 Rp/Hari
2 BBM Rp 5,150 Rp/Liter
3 Toll Rp 35,000 Rp/Trip
4 Penyusutan Ban Rp 100 Rp/Km/Ban
5 Perawatan Rp 400 Rp/Km Tabel 4.4.1.3 Perhitungan Biaya Tetap Transportasi
38
BIAYA TETAP TRANSPORTASI Depok Tanggerang Bekasi Jakarta Selatan Bogor
No Item Km/Bulan 24 140 45 100 80
Unit Cost (OTR)
1.1 Truck Rp 180,500,000
1 1.2 BBN Rp 2,000,000
1.3 Tube Rp 12,800,000
Total Investasi/Depresiasi Rp 195,300,000 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500 Rp 2,712,500
License
Frekuensi Pembayaran KIR/Tahun 1
2.1 Biaya KIR/Tahun Rp 210,000
Total Biaya KIR/Bulan Rp 17,500
Frekuensi Pembayaran SIU/Tahun 1
2 2.2 Biaya Surat Izin Usaha/Tahun Rp 12,000,000
Total Biaya SIU/Bulan Rp 1,000,000
Frekuensi Pembayaran STNK/Tahun 1
2.3 Biaya STNK/Truck/Tahun Rp 950,000
Total Biaya STNK/Bulan Rp 79,167
Total License Rp 1,096,667 Rp 1,096,667 Rp 1,096,667 Rp 1,096,667 Rp 1,096,667
3 Insurance Rp 400,000 Rp 400,000 Rp 400,000 Rp 400,000 Rp 400,000
Overhead
4.1 Biaya Admin Rp 4,500,000
4 4.2 Biaya Listrik, dll Rp 2,500,000
4.3 Biaya Pengembangan SI Rp 1,200,000
Total GOH Rp 8,200,000 Rp 8,200,000 Rp 8,200,000 Rp 8,200,000 Rp 8,200,000
Total Fixed Cost Rp 12,409,167 Rp 12,409,167 Rp 12,409,167 Rp 12,409,167 Rp 12,409,167
39
Tabel 4.4.1.4 Perhitungan Biaya Variabel Transportasi
40
4.4.2
NO ITEM MONHTLY C
1 Margin (Management FEE) 2,968,145.33 2,998,653.33 2,980,668.
TOTAL Rp 17,808,872 Rp 17,991,920 Rp 17,884,0
RATE/KM Rp 742,036 Rp 128,514 Rp 397,4
Analisis
Biaya operasi kendaraan di definisikan sebagai biaya dari
semua faktor-faktor yang terkait dengan pengoperasian satu
kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Pada
rute perjalanan dalam pengiriman barang yang dilakukan oleh PT
D’Kandang Amazing Farm, kota tujuan untuk proses pengiriman
barang hanya wilayah jabodetabek (Jakarta Selatan, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi) saja.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perhitungan
biaya transportasi adalah yang pertama dapat mengetahui
estimasi perjalanan dalam melakukan proses pengiriman barang.
Asumsi dari PT D’Kandang Amazing Farm sendiri sama untuk
wilayah Jakarta Selatan, Bogor, dan Tangerang yaitu sebanyak 4
kali perjalanan dalam sebulan untuk proses pengiriman barang,
kecuali untuk wilayah Depok yaitu sebanyak 8 kali perjalanan
dalam sebulan dan Bekasi hanya satu kali dalam sebulan,
alasannya karena wilayah Depok tidak terlalu jauh dari letak PT
D’Kandang Amazing Farm sendiri yang berada diwilayah Depok,
sehingga dalam wilayah Depok lebih banyak dalam proses
pengiriman barang dibandingkan dengan wilayah yang lainnya.
Kemudian yang kedua dapat mengetahui jarak tempuh rute
perjalanan dalam proses pengiriman barang.
Asumsi dari PT D’Kandang Amazing Farm sendiri karena PT
tersebut berada di wilayah Depok, sehingga jarak tempuh untuk
wilayah Depok sendiri hanya 3 km, dimana jarak tempuh tersebut
dikalikan dengan estimasi perjalanan yaitu untuk wilayah Depok
sebesar 3 km dikalikan dengan 8 sehingga diperoleh jarak
tempuh untuk wilayah Depok adalah 24 km per bulan.
Selanjutnya untuk jarak tempuh wilayah Tangerang sendiri 35 km,
dimana jarak tempuh tersebut dikalikan dengan estimasi
perjalanan yaitu untuk wilayah Tangerang sebesar 35 km
dikalikan dengan 4 sehingga diperoleh jarak tempuh untuk
wilayah Tangerang adalah 140 km per bulan. Selanjutnya untuk
jarak tempuh wilayah Bekasi sendiri 45 km, dimana jarak tempuh
tersebut dikalikan dengan estimasi perjalanan yaitu 1 kali,
sehingga untuk wilayah Bekasi didapatkan jarak sebesar 45 km.
Selanjutnya untuk jarak tempuh wilayah Jakarta Selatan sendiri
25 km, dimana jarak tempuh tersebut dikalikan dengan estimasi
perjalanan yaitu untuk wilayah Jakarta Selatan sebesar 25 km
dikalikan dengan 4 sehingga diperoleh jarak tempuh untuk
wilayah Jakarta Selatan adalah 100 km per bulan. Selanjutnya
untuk jarak tempuh wilayah Bogor sendiri 20 km, dimana jarak
41
tempuh tersebut dikalikan dengan estimasi perjalanan yaitu untuk
wilayah Bogor sebesar 20 km dikalikan dengan 4 sehingga
diperoleh jarak tempuh untuk wilayah Bekasi adalah 80 km per
bulan.
42
Dalam biaya transportasi ini terdapat 2 biaya yang dapat
diidentifikasi yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Langkah awal
dalam melakukan perhitungan biaya tetap adalah menghitung
biaya unit yang didalamnya terdapat biaya truck sendiri yaitu
sebesar Rp 180.500.000, biaya BBN yaitu sebesar Rp
2.000.000, dan biaya Tube yaitu sebesar Rp 12.800.000
sehingga diperoleh total investasi untuk depresiasi kendaraan
selama 6 tahun yaitu sebesar Rp 195.300.000, kemudian untuk
wilayah Jabodetabek memperoleh hasil yang sama yaitu
sebesar Rp 2.712.500. Hasil tersebut diperoleh dari hasil total
investasi untuk depresiasi kendaraan selama 6 tahun yaitu Rp
195.300.000 dibagi dengan 6 (karena depresiasi kendaraan
selama 6 tahun) dan dibagi lagi dengan 12 (diperoleh dari hasil
1 tahun terdapat 12 bulan). Langkah kedua dalam melakukan
perhitungan biaya tetap adalah menghitung biaya license yang
didalamnya terdapat frekuensi pembayaran KIR per tahun yaitu
sebanyak 1 saja dan biaya KIR sebesar Rp 210.000 sehingga
diperoleh total biaya KIR per bulan yaitu sebesar Rp 17.500.
Hasil tersebut diperoleh dari biaya KIR yaitu Rp 210.000 dibagi
dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun terdapat 12 bulan).
Kemudian yang kedua terdapat frekuensi pembayaran SIU per
tahun yaitu sebanyak 1 saja dan biaya SIU sebesar Rp
12.000.000. Sehingga diperoleh total biaya SIU per bulan yaitu
sebesar Rp 1.000.000.
Hasil tersebut diperoleh dari biaya SIU yaitu Rp 12.000.000
dibagi dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun terdapat 12
bulan), dan yang ketiga terdapat STNK Frequently per tahun
yaitu sebanyak 1 saja dan biaya STNK per tahun sebesar Rp
950.000 sehingga diperoleh total biaya STNK per bulan yaitu
sebesar Rp 79.166. Hasil tersebut diperoleh dari biaya STNK
yaitu Rp 950.000 dibagi dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun
terdapat 12 bulan) sehingga diperoleh total lisence untuk
wilayah Jabodetabek memperoleh hasil yang sama yaitu
sebesar Rp 1.096.667. Hasil tersebut diperoleh dari hasil
penjumlahan biaya KIR, biaya SIU , dan biaya STNK dan biaya
insurance untuk wilayah Jabodetabek memperoleh hasil yang
sama yaitu sebesar Rp 400.000. Hasil tersebut diperoleh dari
biaya asuransi kendaraan yaitu sebesar Rp 4.800.000 per tahun
dibagi dengan 12 (diperoleh dari hasil 1 tahun terdapat 12
bulan). Kemudian langkah selanjutnya dalam melakukan
perhitungan biaya tetap adalah menghitung biaya overhead
yang didalamnya terdapat biaya admin yaitu sebesar Rp
4.500.000, kemudian yang kedua terdapat biaya listrik yaitu
sebesar Rp 2.500.000, dan yang terakhir terdapat biaya
pengembangan sistem informasi yaitu sebesar Rp 1.200.000
sehingga diperoleh total biaya overhead untuk wilayah
Jabodetabek memperoleh hasil yang sama yaitu sebesar Rp
8.200.000.
43
Hasil tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan biaya
administrasi, biaya listrik, dan biaya pengembangan sistem
informasi. Setelah masing-masing biaya sudah dihitung nilainya,
langkah selanjutnya menghitung total biaya fix yaitu diperoleh
hasil sebesar Rp 12.409.167. Hasil tersebut diperoleh dari hasil
penjumlahan total biaya investasi depresiasi selama 6 tahun,
total biaya lisence, total biaya insurance, dan total biaya
overhead.
Selanjutnya biaya yang dapat diidentifikasi yaitu biaya
variabel. Langkah awal dalam perhitungan biaya variabel adalah
biaya uang makan supir dalam melakukan pengiriman barang
untuk wilayah Jabodetabek sama yaitu sebesar Rp 2.400.000.
Hasil tersebut diperoleh dari jumlah hari kerja per bulan yaitu
sebesar 24 dikalikan dengan uang makan supir per hari yaitu
sebesar Rp 100.000. Kemudian langkah kedua dalam
perhitungan biaya variabel adalah biaya bahan bakar minyak
dengan ratio 1:10 dan biaya bahan bakar minyak dalam
melakukan pengiriman barang untuk wilayah Depok yaitu
sebesar Rp 12.360. Hasil tersebut diperoleh dari jarak tempuh
untuk wilayah Depok yaitu sebesar 24 km dikalikan dengan ratio
yaitu sebesar 1:10 dan dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar
minyak per liter yaitu sebesar Rp 5.150. Kemudian biaya bahan
bakar minyak dalam melakukan pengiriman barang untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 72.100. Hasil tersebut
diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah Tangerang yaitu
sebesar 140 km dikalikan dengan ratio yaitu sebesar 1:10 dan
dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar minyak per liter yaitu
sebesar Rp 5.150.
Kemudian biaya bahan bakar minyak dalam melakukan
pengiriman barang untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp
92.700. Hasil tersebut diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar 180 km dikalikan dengan ratio yaitu
sebesar 1:10 dan dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar
minyak per liter yaitu sebesar Rp 5.150. Kemudian biaya bahan
bakar minyak dalam melakukan pengiriman barang untuk
wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp 51.500. Hasil tersebut
diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu
sebesar 100 km dikalikan dengan ratio yaitu sebesar 1:10 dan
dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar minyak per liter yaitu
sebesar Rp 5.150.
Kemudian biaya bahan bakar minyak dalam melakukan
pengiriman barang untuk wilayah Bogor yaitu sebesar Rp
41.200. Hasil tersebut diperoleh dari jarak tempuh untuk wilayah
Bogor yaitu sebesar 80 km dikalikan dengan ratio yaitu sebesar
1:10 dan dikalikan lagi dengan biaya bahan bakar minyak per
liter yaitu sebesar Rp 5.150. Kemudian biaya toll dalam
melakukan pengiriman barang hanya digunakan untuk wilayah
Bekasi saja, dikarenakan jarak tempuh yang jauh yaitu sebesar
44
Rp 140.000. Hasil tersebut diperoleh dari estimasi perjalanan
yaitu sebesar Rp 4 kali perjalanan dalam sebulan dikalikan
dengan biaya toll per bulan yaitu sebesar Rp 35.000. Kemudian
biaya penyusutan ban dalam melakukan pengiriman barang
sama, untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 9.600 per km.
Hasil tersebut diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu
sebesar Rp 100 km per ban dikalikan dengan 4 kali dalam
sebulan dan dikalikan lagi dengan jarak tempuh untuk wilayah
Depok yaitu sebesar 24 km. Kemudian untuk wilayah
Tangerang yaitu sebesar Rp 56.000 per km. Hasil tersebut
diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu sebesar Rp 100 km
per ban dikalikan dengan 4 kali dalam sebulan dan dikalikan lagi
dengan jarak tempuh untuk wilayah Tangerang yaitu sebesar
140 km.
Kemudian untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp 72.000 per
km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu
sebesar Rp 100 km per ban dikalikan dengan 4 kali dalam
sebulan dan dikalikan lagi dengan jarak tempuh untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar 180 km. Kemudian untuk wilayah Jakarta
Selatan yaitu sebesar Rp 40.000 per km. Hasil tersebut
diperoleh dari biaya penyusutan ban yaitu sebesar Rp 100 km
per ban dikalikan dengan 4 kali dalam sebulan dan dikalikan lagi
dengan jarak tempuh untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu
sebesar 100 km. Kemudian untuk wilayah Bogor yaitu sebesar
Rp 32.000 per km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya
penyusutan ban yaitu sebesar Rp 100 km per ban dikalikan
dengan 4 kali dalam sebulan dan dikalikan lagi dengan jarak
tempuh untuk wilayah Bogor yaitu sebesar 80 km.
Kemudian biaya perawatan ban dalam melakukan
pengiriman barang sama, untuk wilayah Depok yaitu sebesar
Rp 9.600 per km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya perawatan
truck yaitu sebesar Rp 400 km dikalikan dengan jarak tempuh
untuk wilayah Depok yaitu sebesar 24 km. Kemudian untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 56.000 per km. Hasil
tersebut diperoleh dari biaya perawatan truck yaitu sebesar Rp
400 km dikalikan dengan jarak tempuh untuk wilayah
Tangerang yaitu sebesar 140 km. Kemudian untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar Rp 72.000 per km. Hasil tersebut diperoleh
dari biaya perawatan truck yaitu sebesar Rp 400 km dikalikan
dengan jarak tempuh untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar 180
km. Kemudian untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp
40.000 per km. Hasil tersebut diperoleh dari biaya perawatan
truck yaitu sebesar Rp 400 km dikalikan dengan jarak tempuh
untuk wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar 100 km. Kemudian
untuk wilayah Bogor yaitu sebesar Rp 32.000 per km. Hasil
tersebut diperoleh dari biaya perawatan truck yaitu sebesar Rp
400 km dikalikan dengan jarak tempuh untuk wilayah Bogor
yaitu sebesar 80 km. Setelah selesai dihitung, langkah
45
selanjutnya menghitung total biaya variabel, untuk wilayah
Depok yaitu sebesar Rp 2.431.560, untuk wilayah Tangerang
yaitu sebesar Rp 2.584.100, untu wilayah Bekasi yaitu sebesar
Rp 2.776.700, unyu wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp
2.531.500, dan untuk wilayah Bogor yaitu sebesar Rp
2.505.200. Hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan biaya
uang makan, bahan bakar minyak, toll, penyusutan ban, dan
perawatan ban. Kemudian langkah selanjutnya menghitung total
biaya, untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 14.840.727, untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 14.993.267, untu wilayah
Bekasi yaitu sebesar Rp 15.185.867, unyu wilayah Jakarta
Selatan yaitu sebesar Rp 14.940.667, dan untuk wilayah Bogor
yaitu sebesar Rp 14.914.367. Hasil tersebut diperoleh dari
penjumalahan total biaya fix dan total biaya variabel.
Langkah selanjutnya untuk menghitung manajemen fee,
untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 2.968.145,33, untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 2.998.653,33, untuk
wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp 3.037.173,33, untuk wilayah
Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp 2.988.133,33, dan untuk
wilayah Bogor yaitu sebesar Rp 2.982.873,33. Hasil tersebut
diperoleh dari manajemen fee yaitu 20% dikalikan dengan total
biaya dari masing-masing wilayah. Kemudian Total manajemen
fee untuk wilayah Depok yaitu sebesar Rp 17.808.872, untuk
wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp 17.991.920, untuk wilayah
Bekasi yaitu sebesar Rp 18.223.040, untuk wilayah Jakarta
Selatan yaitu sebesar Rp 17.928.800, dan untuk wilayah Bogor
yaitu sebesar Rp 17.897.240. Hasil tersebut diperoleh dari
penjumlahan total biaya dan manajeen fee dari masing-masing
wilayah. Kemudian untuk rate/km untuk wilayah Depok yaitu
sebesar Rp 742.036, untuk wilayah Tangerang yaitu sebesar Rp
128.514, untuk wilayah Bekasi yaitu sebesar Rp 101.239, untuk
wilayah Jakarta Selatan yaitu sebesar Rp 179.288, dan untuk
wilayah Bogor yaitu sebesar Rp 223.716. Hasil tersebut di
peroleh dari total manajement fee dibagi jarak tempuh masing-
masing wilayah.
Sehingga dalam menentukan biaya transportasi, harus
mengidentifikasi terlebih dahulu biaya-biaya yang termasuk
kedalam biaya fix dan biaya-biaya yang termasuk kedalam
biaya variabel kemudian melakukan pengolahan data dari
masing-masing biaya serta rute perjalanan yang akan dituju dan
mengasumsi pengolahan data tersebut kedalam perhitungan
yang disesuaikan dengan perusahaan agar dalam melakukan
pengiriman barang ketempat yang akan dituju tidak rugi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
46
Berdasarkan uraian data, analisis dan hasil observasi kami pada
PT. D'Kandang Amazing Farm, dapat disimpulkan bawa dalam
menjalankan usahanya, perusahaan tersebut mengeluarkan biaya
untuk inventory atau persediaan sebesar Rp. 4.294.515, biaya
transportasi sebesar Rp. 17.897.240. Dan dari biaya yang
dikeluarkan, terdapat biaya - biaya yang mungkin dapat ditekan untuk
memaksimalkan profit.
Selain biaya - biaya yang dikeluarkan tersebut, kami dapat
menarik sebuah kesimpulan bawa PT. D'Kandang Amazing Farm
membuat SOP untuk proses penyimpanan dan proses transportasi &
delivery.
Namun, dalam keadaan aktualnya, PT. D'Kandang Amazing Farm
melaksanakan proses penyimpanan dan transportasi tanpa
berpatokan pada SOP yang dibuatnya, melainkan dijalankan sesuai
kondisi perusahaan atau situasional saat proses inventory dan
transportasi berlangsung
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
47
Nafarin, M, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
48
49
50