Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TATA LETAK PERGUDANGAN

Modul 4
Dosen : Yevita Nursyanti, S.T, M.T.

Disusun oleh :
Muhammad Rizki Sidanta ( 160100768 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI ELEKTRONIKA


POLITEKNIK APP JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktek dengan
baik dan dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Kerja praktek yang dilakukan
sebagai bekal awal bagi para mahasiswa/mahasisw iuntuk dapat mengenal dunia industri
secara realiatas bukan hanya berupa teori yang selama ini telah diberikan dalam
perkuliahan maupun studi pustaka. Selain itu kerja praktek dapatmemberikan pengalaman
baru dan pengetahuan yang tidak didapatkan dalam teori perkuliahan. Pengalaman dan
pengetahuan baru ini diharapkan kelak dapat bermanfaat dimasa depannya. Penulis
berharap laporan yang telah dibuat ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk dunia
akademis dan ilmiah, namun juga dapat bermanfaat kelak ketika bekerja.
Jakarta, 5 Oktober 2016
Penyusun

Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Landasan Teori.....................................................................................1
BAB II PENGOLAHAN DATA.............................................................................3
2.1 Analisis Kaizen.....................................................................................3
2.2 Menghitung Luas Lantai Gudang.........................................................4
2.3 Alasan Menetapkan Allowance............................................................6
2.4 Gambar Layout Usulan........................................................................6
2.5 Menghitung Efisiensi Gudang..............................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................8
3.2 Saran....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

.....................................................9

BAB I
PENDHULUAN
1.Landasan teori
Kaizen

adalah

salah

satu

strategi

dalam

menerapkan Lean

Manufacturing pada sebuah perusahaan. Istilah Kaizen berasal dari bahasa


Jepang yaitu kata KAI [ ] dan ZEN [ ]. Kata KAI yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia memiliki arti berubah sedangkan ZEN yang artinya
adalah Baik. Jadi jika diartikan secara langsung maka arti Kaizen adalah
Merubah menjadi lebih baik. Di dalam Industri, Kaizen merupakan suatu strategi
yang dipergunakan untuk melakukan peningkatan secara terus-menerus kearah
yang lebih baik terhadap proses produksi, kualitas produk, pengurangan biaya
operasional, mengurangi pemborosan hingga peningkatan keamanan kerja. Dalam
bahasa Inggris, Kaizen sering diartikan dengan Continuously Improvement.
Kaizen adalah kegiatan sehari-hari yang sederhana bertujuan untuk
melampaui peningkatan produktifitas ,juga merupakan sebuah proses apabila
dilakukan dengan benar akan memanusiawikan tempat kerja , mengurangi beban
kerja yang berlebihan , dan mengajarkan orang untuk melakukan percobaan dalam
pekerjaannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah dan bagaimana
belajar mengenali serta mengurangi pemborosan dalam proses kerjanya
Penerapan Strategi Kaizen dalam sebuah perusahaan memerlukan usaha
dan kerja sama dari semua level karyawan perusahaan mulai dari level terendah
sampai dengan yang Manajemen Puncak. Penerapan Strategi Kaizen lebih
difokuskan pada perbaikan-perbaikan yang berskala kecil-menengah sehingga
proyek-proyek perbaikan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran. Ratarata proyek-proyek Kaizen diselesaikan dalam waktu yang singkat seperti dalam
hitungan minggu dan tidak memerlukan biaya perbaikan yang besar.

Konsep Kaizen memiliki unsur 5S, yaitu Ringkas (Seiri): Singkirkan barang
yang tidak perlu, Rapi (Seiton): Penyimpanan barang sesuai dengan tempatnya,
Resik (Seiso): Membersihkan berarti memeriksa, Rawat (Seiketsu): Menghindari
ketidakpastian/ketidaksesuaian. Dan Rajin (Shitsuke): Norma kerja produktif selalu
dipatuhi. Dalam prakteknya kelima unsur ini harus dilaksanakan berurutan dan
berkesinambungan.
Unsur pertama Ringkas adalah kegiatan memisahkan segala sesuatu
barang

yang

benar-benar

diperlukan

dan

tidak

diperlukan,

kemudian

menyingkirkan barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Kedua Rapi
merupakan kegiatan menata tata letak barang, ruangan, peralatan dan
perlengkapan

kerja

dengan

rapi

sehingga

memudahkan

untuk

mencari,

menemukan dan mengembalikan segalanya selalu siap pada saat diperlukan.


Kemudian ketiga Resik berarti mebersihkan tempat kerja, mesin dan
perlengkapan/peralatan kerja dari debu dan kotoran yang melekat secara teratur
agar kondisi tempat kerja, mesin dan peralatan/ perlengkapan kerja selalu dalam
keadaan bersih dan terhindar dari kerusakan, degradasi dan abnormality.
Keempat Rawat, yaitu memelihara tempat kerja, fasilitas kerja agar ditempat
kerja selalu terjaga kebersihan, kerapian dan keteraturan secara konsisten. Serta
kelima Rajin melakukan sesuatu yang Benar Dan Positif secara berulang, terus
menerus dan berkesinambungan yang dicerminkan melalui pola pikir, sikap,
prilaku, kerja dan pola belajar.
Dengan

menerapkan

teori

Kaizen,

maka

produktivitas

kerja

akan

meningkat. Beberapa diantaranya dengan cara mempercepat proses kerja,


mengurangi kesalahan kerja, meningkatkan kenyamanan kerja dan membentuk
perilaku kerja yang positif. Selain itu, ternyata 5 S bisa diterapkan dimana saja,

untuk jenis usaha apa saja yang penting tujuannya jelas dan dapat diukur
efektifitasnya.

BAB II
PENGOLAHAN DATA
1.Analisis kaizen
Analisis layout existing sesuai dengan gambar yang tertera di modul 4.
Kesalahan yang ada pada layout existing tersebut adalah allowance atau jarak
renggangan pada tiap rak. Dengan perhitungan panjang maupun lebar material
handilng yang dipakai, renggangan yang ada tidak sesuai dengan material
tersesbut. Misalnya pada renggangan tiap rak yang berjarak 1,8 m dengan
material handling yang dipakai yaitu forklift dengan panjang 2.85 m dan lebar 1.2
m tidak sesuai dengan renggangan. Forklift hanya bisa masuk gang dan tidak bisa
mengambil barang di rak karena jarak renggangan 1.8 m dan panjang forklift 2.85
m. sementara yang dilakukan forklift adalah menyimpan atau mengambil barang
dari rak. Pada saat forklift akan berbeluk dari ujung ruas gang, forklift akan
menyenggol rak bahkan forklift tidak bisa masuk gang karena jarak renggangan
dari rak adalah 1.2 m sedangkan lebar forklift 1.8 m.
Terdapat ruang kosong yang cukup lebar tidak dimanfaatkan. Seharusnya
ruang yang kosong digunakan sebagai fasilitas di dalam gudang. Misalnya dengan
membuat tempat penyimpanan material handling, tempat penyimpanan APD, dan
lainnya. Sementara fasilitas gudang dapat membantu proses pergudangan seperti
tempat penyimpanan material handling. Dengan adanya fasilitas tersebut akan
terciptanya salah satu dari kaizen 5R yaitu Resik ( Seiso ). Dengan menata rapi
material handling yang sudah digunakan maka gudang akan terlihat baik dan
kondusif. Artinya proses pergudangan tidak akan terganggu dengan material
handling yang sudah tidak digunakan.

Berdasarkan layout tersebut dapat kita terapkan konsep 5R, yaitu :


1) Ringkas
Memisahkan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan, seperti forklift.
Terdapat 2 forklift dengan ukuran dan fungsi sama di layout tersebut.
Seharusnya dengan luas penyimpanan 25m x 15m penggunaan material
handling cukup satu forklift. Agar proses penyimpanan atau pengambilan
barang di rak tidak terganggu dengan adanya dua forklift. Berhubung jumlah
rata-rata barang yang masuk tidak diketahui, kita tidak dapat menambah
atau mengurangi jumlah rak.
2) Rapi
Kita tidak bisa menentukan apakah gudang tersebut rapi atau tidak rapi dari
segi penyimpanan barang atau peralatan kerja. Tetapi kita bisa menilai
kerapian gudang tersebut dari segi penataan rak. Penataan rak yang rapi
dapat memudahkan penyimpanan maupun pengambilan barang. Jalur
material handling yang tertata rapi, namun terdapat kekurangan dari
renggangan tiap rak yang memungkinkan forklift tidak bisa melakukan
pengambilan dan penyimpanan barang ke rak karena ukuran forklift tidak
sesuai dengan ukuran renggangan tiap rak.
Pada konsep kaizen selanjutnya yaitu rajin, rawat, dan resik, kita tidak bisa
menentukan apakah gudang tersebut sesuai kaizen tersbut. Karena pada konsep
kaizen rajin, penilaian terdapat pada sudut pandang para pekerja. Artinya kita bisa
menilai konsep rajin dari pola pikir dan tingkah laku para pekerja. Konsep kaizen
rawat hampir sama dengan konsep rapi. Namun pada konsep ini pemeliharan
tempat kerja lebih diutamakan agar terciptanya ruang kerja yang kondusif. Sama
halnya dengan konsep rapid an rawat, konsep resik tidak bisa diukur dari sebuah
gambar melainkan kita harus melihat apakah gudang tersebut sesuai dengan
konsep resik dimana hal yang diperhatikan adalah kebersihan gudang.
4

2.Menghitung luas lantai gudang


Tabel 1. Menghitung Luas Lantai Gudang

Tabel 2. Menghitung luas lantai fasilitas


No
1.
2.
3.
4.
5.

Ukuran
P
L
(m)
(m)

Nama
Fasilitas
Loading
Unloading
Toilet
Office
Parking
Area

Luas Total

Jumlah

Luas

Fasilitas

Fasilitas

Allowance
20%

9
9
6
9
32,5

1,8
1,8
1,2
1,8
6,5

3
3
3
3

3
3
2
3

1
1
1
1

6,5

Total Luas Lantai Gudang

Fasilitas
(m2)
10,8
10,8
7,2
10,8
39
78,6

3.Alasan menerapkan allowance


Penerapan allowance dalam perancangan tata letak pergudangan sangat
penting. Karena dengan adanya allowance terdapat ruang untuk proses
pergudangan seperti memudahkan aliran material handling. Pada layout tersebut
allowance yang digunakan tidak sesuai dengan material handling yang digunakan.
Salah satu fungsi adanya allowance adalah sebagai ruang atau jalur aliran material
handling seperti forklift.
4.Layout usulan

5.Menghitung efisiensi gudang


a) Indeks Ruang Gang (IRG)
IRG=

banyak ruas gang panjang gang jarak antar gang


daya tampung gudang

Banyak

Panjang

Ruas Gang

Gang

20

Jarak
Antar
Gang
2,5

Daya
Tampun
g
Gudang
5768

b) Indeks Ruang Gudang (IRGd)

IRG

0,051

RGd=

daya tampung gudangluas gudang efektif


daya tampung gudang

Daya

Luas

Tampung

Gudang

IRGd

Gudang
5768

Efektif
1081,5

0,8125

c) Indeks Pemanfaatan Ruang Gudang (IPRG)


IPRG=

persentase storage occupancy ratio


persentase pemakaianruang

Percentase

Percentas

Storage

Occupancy

Pemakaia

Ratio

n Ruang
70%

IPRG

260.0
%

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam perancangan tata letak pergudangan, kita harus menghitung luas
lantai yang akan digunakan sebelum membuat sebuah gudang. Perhitungan luas
lantai tersebut bertujuan untuk memudahkan penataan tata letak pergudangan.
Penilaian sebuah gudang bukan hanya diukur seberapa besar gudang tersebut
tetapi dengan menerapkan konsep kaizen seperti rapi, rajin, resik, rawat, dan
ringkas dapat membuat sebuah gudang jauh lebih baik.
2. Saran
Diharapkan agar mahasiswa lebih mempelajari materi yang disampaikan
oleh dosen yang bersangkutan sehingga pada saat praktikum maupun praktek
kerja dapat menyelesaikannya. Lebih giat lagi dalam belajar khususnya dalam
perhitungan luas lantai gudangg dan konsep kaizen.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9593815/Audit_Persediaan_dan_Gudang
Apple, J. (1990). Plant Layout and Material Handling. terjemahan. ITB
Giri, I Wayan.(2010).Optimalisasi Utilisasi Gudang Unilever-PT Pos Indonesia.
artikel Manajemen dan Bisnis. Politeknik Pos.
Meyers, F.E. (1993). Plant Layout and Material Handling. Prentice Hall.
Sritomo Wignjosoebroto.(1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. edisi
ketiga.Guna Widya
Tompkins,et al. (1996). Facilities Planning.John Wiley & Sons.
Widiyanto. 2015. Workshop Supply Chain. Jakarta: Politeknik APP
http://rinatnunay.com/tag/layout-gudang, diunduh 24 Juni 2015
http://www.ali.web.id. diunduh 23 Sepetember 2016.
Apple, J. (1990). Plant Layout and Material Handling. terjemahan. ITB
Giri, I Wayan.(2010).Optimalisasi Utilisasi Gudang Unilever-PT Pos Indonesia.
artikel Manajemen dan Bisnis. Politeknik Pos.
Meyers, F.E. (1993). Plant Layout and Material Handling. Prentice Hall.
Sritomo Wignjosoebroto.(1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. edisi
ketiga.Guna Widya
Tompkins,et al. (1996). Facilities Planning.John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai